Teori Vtgotsky
Rencana Pembelajaran
yang Digunakan
Kelas/Semester
: VII/1
Kompetensi Inti
dan
ranah
abstrak
(menulis,
membaca,
Pembelajaran
2. Tipe / Pendekatan
: Jigsaw
sosial
3. Metode
jaman
dahulu
hanya
menggunakan
peralatan
Kognitif
(modeling dan
artikulasi)
Pembelajaran
sosial
(scaffolding)
masing-masing
untuk
menjelaskan
hasil
Pemagangan
Kognitif
(scaffolding)
Dalam diskusi kelompok kecil ini (baik kelompok asal maupun kelompok
ahli) siswa akan berinteraksi dengan teman-temannya. Jika terdapat kesulitan dari
teman yang satu akan ditanyakan atau didiskusikan dengan teman yang lain dan
begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini proses pembelajaran sosial berlangsung
yaitu dengan adanya proses interaksi antar anggota kelompok dalam
menyelesaikan permasalahan tadi. Inti dari pembelajaran sosial ini, yaitu siswa
berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang banyak baik dalam kelompoknya
dan juga dalam kelas.
Fase 5: Evaluasi
12. Guru meminta perwakilan beberapa kelompok untuk Pemagangan
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sesuai Kognitif
dengan tugas kelompoknya masing-masing
(modeling,
scaffolding)
kognitif
(meningkatkan)
Ketika guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada di buku
paket, landasan teoritis dari Vygotsky yang digunakan adalah pemagangan
kognitif, yaitu meningkatkan. Guru dapat memilih soal-soal yang harus dikerjakan
siswa yang diurutkan secara hierarki untuk menggiring konstruksi pengetahuan
siswa.
Misalkan titik A terletak pada garis g. Untuk melukis sudut A yang besarnya 60 o
pada garis g, langkah-langkahnya sebagai berikut.
g
Jika siswa dalam kelompok asli mengalami kesulitan, (misalnya bingung mau
mulai dari mana) karena baru pertama kali maka guru bisa memberikan semacam
pancingan. Pancingan yang diberikan oleh guru tersebut merupakan salah satu
dari bentuk scaffolding. Ketika siswanya kebingungan, ia tidak bisa mengerjakan
prosedur seperti langkah-langkah di dalam soal tetapi setelah gurunya
memberikan pancingan ternyata siswa tersebut menjadi bisa, berarti ini sudah
masuk dalam ZPD (Zone Proximal Depelopment) nya siswa tersebut.
Berikut akan dirinci ZPD dan Scaffolding di setiap langkah untuk
memfasilitasi terjadinya pembelajaran termediasi:
1. ZPD
Secara mandiri siswa mungkin mengalami kesulitan pada tahap:
-
Scaffolding
Guru atau teman dapat membantu siswa yang kesulitan dengan:
-
Gambar 1
2. ZPD
Secara mandiri siswa mungkin mengalami kesulitan pada tahap:
-
Melukis busur lingkaran yang berpusat di titik B dan memotong busur pada
langkah 1 di titik C
Busur yang dibuat pada langkah ini tidak memotong busur pada langkah 1
(titik C tidak dapat ditentukan)
Scaffolding
Guru atau teman dapat membantu siswa yang kesulitan dengan:
-
Ada kemungkinan busur yang dibuat siswa tidak terlalu panjang sehingga
busur pada langkah 1 dan langkah 2 tidak berpotongan (gambar 2a.).
Dalam hal ini guru atau teman yang lain dapat mencontohkan mengulangi
langkah 1 dan 2 sehingga kedua busur berpotongan. Dari busur yang
berpotongan, dapat ditentukan titik C (gambar 2b.).
C
Gambar 2a.
Gambar 2b.
3. ZPD
Dalam langkah ini tingkat kesulitan siswa relatif lebih rendah. Kemungkinan
kesulitan yang dihadapi siswa adalah menggunakan busur derajat.
Scaffolding
Guru atau teman dapat membantu siswa yang kesulitan dengan menggunakan
busur derajat. Dalam mengukur besar sudut A, pusat busur derajat berada di
titik A. Besar sudut A dinyatakan dengan satuan derajat yang diapit oleh kedua
kaki sudutnya (AB dan AC).
B
Gambar 3.