Anda di halaman 1dari 7

B.

Penerapan dari Teori Vygotsky dalam Proses Pembelajaran Matematika


Sekolah

Teori Vtgotsky

Rencana Pembelajaran

yang Digunakan

Kelas/Semester

: VII/1

Kompetensi Inti

4. Mencoba, mengolah, dan

menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan


membuat)

dan

ranah

abstrak

(menulis,

membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan


yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
Kompetensi Dasar

Melalui proses pembelajaran garis dan sudut, siswa mampu:


1. Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai Pembelajaran
pendapat dan karya teman dalam interaksi kelompok sosial
maupun aktifitas sehari-hari.
2. Memahami berbagai konsep dan prinsip garis dan sudut
dalam pemecahan masalah nyata.
3. Menerapkan berbagai konsep dan sifat-sifat terkait garis dan
sudut dalam pembuktian matematis serta pemecahan
masalah nyata.
Pengelolaan Pembelajaran

1. Model Pembelajaran : Kooperatif

Pembelajaran

2. Tipe / Pendekatan

: Jigsaw

sosial

3. Metode

: Ceramah, diskusi kelompok,


dan presentasi

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran


Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
1. Guru memotivasi siswa dengan menceritakan bagaimana
pelaut

jaman

dahulu

hanya

menggunakan

peralatan

sederhana untuk berlayar seperti jangka.

Fase 2: Menyajikan informasi


2. Guru menginformasikan bahwa pembelajaran kali ini adalah
tentang bagaimana menggunakan jangka untuk melukis
sudut menggunakan jangka.
3. Guru mendemonstrasikan bagaimana menggunakan jangka Pemagangan
yang baik dan benar.

Kognitif
(modeling dan
artikulasi)

Fase 3: Mengatur siswa dalam kelompok belajar

Pembelajaran

4. Guru menjelaskan peraturan dalam mengikuti pelajaran

sosial

5. Guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok heterogen Pemagangan


yang terdiri dari 4-5 siswa dan memberi nama pada masing- Kognitif
masing kelompok.

(scaffolding)

6. Guru menyajikan permasalahan yang ada di Lembar Kerja


Siswa.
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
7. Guru meminta siswa yang mendapat LKS dengan materi
yang sama, berkumpul dan menjadi kelompok ahli untuk
materi tersebut.
8. Guru

membimbing kelompok ahli dengan memberi

pemahaman materi sesuai dengan tugas kelompoknya


masing-masing
9. Guru meminta kelompok ahli untuk kembali ke kelompok
asal

masing-masing

untuk

menjelaskan

hasil

pemahamannya kepada anggota kelompok yang lain


10. Guru meminta tiap anggota kelompok untuk bekerjasama

dan berfikir bersama-sama dalam kelompoknya untuk


menyelesaikan permasalahan yang ada di Lembar Kerja
Siswa.
11. Guru berkeliling untuk mengecek pemahaman siswa

Pemagangan
Kognitif
(scaffolding)

Dalam diskusi kelompok kecil ini (baik kelompok asal maupun kelompok
ahli) siswa akan berinteraksi dengan teman-temannya. Jika terdapat kesulitan dari
teman yang satu akan ditanyakan atau didiskusikan dengan teman yang lain dan
begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini proses pembelajaran sosial berlangsung
yaitu dengan adanya proses interaksi antar anggota kelompok dalam
menyelesaikan permasalahan tadi. Inti dari pembelajaran sosial ini, yaitu siswa
berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang banyak baik dalam kelompoknya
dan juga dalam kelas.
Fase 5: Evaluasi
12. Guru meminta perwakilan beberapa kelompok untuk Pemagangan
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sesuai Kognitif
dengan tugas kelompoknya masing-masing

(modeling,

13. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain artikulasi, &


untuk memberikan tanggapan atas presentasi tersebut

scaffolding)

14. Guru memberikan eveluasi atas jawaban siswa


Kemudian guru menunjuk salah satu kelompok sebagai perwakilan untuk
memaparkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Langkah yang ditempuh
guru tersebut dilandasi oleh teori pemagangan kognitif yaitu modeling dan
artikulasi. Kelompok yang lain diminta untuk menanggapi, sehingga terjadilah
diskusi secara klasikal dan guru sebagai fasilitator. Dalam diskusi klasikal ini juga
terjadi proses pembelajaran sosial, yaitu dengan adanya pertanyaan, tanggapan,
dan lain-lain.

Fase 6: Memberikan penghargaan


15. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok maupun
individu yang aktif
16. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal yang Pemagangan
ada di buku paket

kognitif
(meningkatkan)

Ketika guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada di buku
paket, landasan teoritis dari Vygotsky yang digunakan adalah pemagangan
kognitif, yaitu meningkatkan. Guru dapat memilih soal-soal yang harus dikerjakan
siswa yang diurutkan secara hierarki untuk menggiring konstruksi pengetahuan
siswa.

Pembelajaran Termediasi (Mediated Learning)


: Melukis sudut 60o

Contoh Materi LKS

Misalkan titik A terletak pada garis g. Untuk melukis sudut A yang besarnya 60 o
pada garis g, langkah-langkahnya sebagai berikut.
g

1. Lukislah busur lingkaran dengan pusat titik A, sehingga memotong garis g di


titik B.
2. Kemudian dengan jari-jari yang sama, buatlah busur lingkaran dengan B sebagai
titik pusatnya, sehingga memotong busur (pada langkah 1) di titik C.
3. Hubungkan titik A dan C, sehingga diperoleh sudut A yang besarnya 60 o. Ujilah
hasil ini dengan busur derajat.
Dalam hal ini untuk siswa yang pertama kali mempelajari melukis sudut akan
merasa kesulitan menggambar sudut hanya dengan langkah-langkah seperti itu
saja tanpa ada peragaan langsung (modeling) dari guru atau dari temannya yang
sudah ahli. Untuk itu guru sebagai orang yang sudah ahli hanya memfasilitasi
siswa untuk melukis sudut 60o berdasarkan langkah-langkah tersebut di atas.

Jika siswa dalam kelompok asli mengalami kesulitan, (misalnya bingung mau
mulai dari mana) karena baru pertama kali maka guru bisa memberikan semacam
pancingan. Pancingan yang diberikan oleh guru tersebut merupakan salah satu
dari bentuk scaffolding. Ketika siswanya kebingungan, ia tidak bisa mengerjakan
prosedur seperti langkah-langkah di dalam soal tetapi setelah gurunya
memberikan pancingan ternyata siswa tersebut menjadi bisa, berarti ini sudah
masuk dalam ZPD (Zone Proximal Depelopment) nya siswa tersebut.
Berikut akan dirinci ZPD dan Scaffolding di setiap langkah untuk
memfasilitasi terjadinya pembelajaran termediasi:
1. ZPD
Secara mandiri siswa mungkin mengalami kesulitan pada tahap:
-

Melukis busur lingkaran yang berpusat di A dan memotong g di B dengan


menggunakan jangka

Menentukan jari-jari (jarak) dari A ke B

Scaffolding
Guru atau teman dapat membantu siswa yang kesulitan dengan:
-

Mencontohkan dengan menggunakan jangka, melukis busur yang berpusat


di A berarti menempatkan ujung runcing jangka pada titik A dan titik B
berada sebagai ujung pensilnya sehingga memotong garis g.

Menggiring pemahaman siswa bahwa jari-jari busur A ke B adalah bebas.

Gambar 1
2. ZPD
Secara mandiri siswa mungkin mengalami kesulitan pada tahap:
-

Menentukan jari-jari (jarak) jangka yang akan digunakan

Melukis busur lingkaran yang berpusat di titik B dan memotong busur pada
langkah 1 di titik C

Busur yang dibuat pada langkah ini tidak memotong busur pada langkah 1
(titik C tidak dapat ditentukan)

Scaffolding
Guru atau teman dapat membantu siswa yang kesulitan dengan:
-

Menggiring pemahaman siswa bahwa jari-jari jangka yang digunakan


adalah sama dengan jari-jari dari titik A ke B (langkah 1). Jadi jari-jari
jangka tidak diubah.

Mencontohkan dengan menggunakan jangka, melukis busur yang berpusat


di B berarti menempatkan ujung runcing jangka pada titik B dan titik C
berada sebagai ujung pensilnya sehingga memotong busur pada langkah 1.

Ada kemungkinan busur yang dibuat siswa tidak terlalu panjang sehingga
busur pada langkah 1 dan langkah 2 tidak berpotongan (gambar 2a.).
Dalam hal ini guru atau teman yang lain dapat mencontohkan mengulangi
langkah 1 dan 2 sehingga kedua busur berpotongan. Dari busur yang
berpotongan, dapat ditentukan titik C (gambar 2b.).
C

Gambar 2a.

Gambar 2b.

3. ZPD
Dalam langkah ini tingkat kesulitan siswa relatif lebih rendah. Kemungkinan
kesulitan yang dihadapi siswa adalah menggunakan busur derajat.
Scaffolding
Guru atau teman dapat membantu siswa yang kesulitan dengan menggunakan
busur derajat. Dalam mengukur besar sudut A, pusat busur derajat berada di
titik A. Besar sudut A dinyatakan dengan satuan derajat yang diapit oleh kedua
kaki sudutnya (AB dan AC).

B
Gambar 3.

Anda mungkin juga menyukai