PAHAM SURURIYYAH
Dalam Bab ini kita membahas lebih lanjut tentang paham Sururiyyah sebelum kita nantinya
mendapati penulis menyebut seseorang, organisasi yang memiliki pemahaman atau pembela
Sururiyyah dengan sebutan Sururi, yang dinisbahkan atas seseorang yang bernama
Muhammad Surur Nayef Zainal Abidin yang kini tinggal di London mendirikan yayasan Al
Muntada Al Islami dan menerbitkan majalah Al Bayan. Dan salah satu pecahan dari Sururi
dikenal nama Turotsi, paham Turotsi ini diaplikasikan oleh petinggi Ihya Turats al Islami, Kuwait,
yakni Abdurrahman Abdul Khaliq, yang pernah dihadirkan oleh Yusuf Utsman Baisa (wakil
Lajnah Dakwah PP Al Irsyad) di Mahad Al Irsyad Tengaran Boyolali. Sementara cabang
yayasan Al Muntada Al Islami di Indonesia memiliki nama yang sama, Al Muntada, dipimpin oleh
Muhammad ibn Ibrahim Al Khalaf dari Unaizah Saudi Arabia, namun pada tahun 1993 namanya
menjadi yayasan Al Sofwa.
32
Divisi Pendidikan), Zainal Abidin Ibn Syamsuddin, Lc (Wakil ketua Dept Dakwah), Abu
Muhammad Ibn Shadiq (ketua Divisi Litbang). Adapun para dai yang berhubungan/disepakati Al
Sofwa dengan Al Sofwa, Muzayyin Abdul Wahab, MA (DDII) dll. Sementara lembaga asing yang
Al Sofwa berhubungan dengannya diantaranya Al Haramain Foundation/Al-Haramain alKhairiyyah, Al-Haramain Maktab Indonesia, Rabithah Alam Islami/Organisasi Konferensi Islam,
IIRO/International Islamic Relief Organization, Haiatul Ighotsah Islamiyah Alamiyah, Al-Lajnah
Al-Khairiyah Al-Musytarakah (Ihya ut Turots). Jadi jelas dimana-mana tetap sama, sesama hizbi
berkumpul dan saling tolong-menolong.
Berikut nama-nama dai-dai yang pernah/aktif berhubungan atau pembicara di Al Sofwa :
1. Abdul Hakim Abdat (dai masjid DDII, Pengajar Kitab Shahih Bukhari di Masjid Nurul Iman
Jakarta)
2. Abdullah Al-Hadhrami (penulis Majalah As Sunnah, penceramah bedah buku Siapa Khawarij
Siapa Teroris karya Abduh Zulfidar Akaha)
3. Abdullah Al-Muqhim (Riyadh-KSA, penceramah di acara Al Sofwa)
4. Abu Aziz
5. Abu Haidar Al-Sundawy (Mudir Yayasan Ihya'u Al-Sunnah, Bandung)
6. Abu Hamzah Agus Hasan Bashari, Lc, MAg (Alumni LIPIA Jakarta dan Magister di IAIN
Malang)
7. Abu Ihsan Al-Medani, Lc., MA (penulis majalah As Sunnah, tinggal di Medan)
8. Abu Nida' Khomsaha Sofwan, Lc (Yayasan Majelis At Turats, Yogyakarta)
9. Abu Qatadah (mantan murid Syaikh Muqbil, dai resmi Al Sofwa)
10. Abu Sa'ad Muhammad Nur Huda, Lc, MA (Mudir Ma'had Jamilurrahman, Da'i Majelis At
Turats Al Islami, LBIA (Lembaga Bimbingan Islam Al Atsary) Yogyakarta)
11. Ade Hermansyah ibn Bunyamin, Lc. (Mudir Ma'had Al-Ma'tuq, Sukabumi)
12. Afifi Abdul Wadud (Kedokteran Gigi UGM, alumni Ma'had Al-Furqan Gresik, pemilik toko
Ihya)
13. Ahmad Bahamam (Riyadh-KSA, penceramah di acara Al Sofwa)
14. Ahmad Farhan Hamim Lc
15. Ahmad Rofi', Lc (Alumni Fak. Hadits, Univ. Islam Madinah, Direktur Utama Sekolah Tinggi
Kader Da'i Al-I'tisham Karawang)
16. Ahmas Fais Asifuddin, Lc (Pimpinan Ponpes. Imam Bukhari Solo, Jawa Tengah)
17. Ahzami Sami'un Jazuli, Dr, MA (Dosen Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, Dewan
Syariah PKS)
18. Ainul Haris Umar Thayyib, Lc., M.Ag (Direktur Yayasan Nida'ul Fithrah, Surabaya)
19. Ali Hijrah (Yayasan As-Sunnah Cirebon, Jawa Barat)
20. Ali Nur, Lc., MA (Sumut)
21. Aman Abdurrahman, Lc (Alumni LIPIA Jakarta, Staf Pengajar LIPIA matakuliah Al-Qur'an,
dan Imam Tetap Masjid Jami' ALSOFWA
22. Andri Kurniawan
23. Anwar Harun, Lc
24. Anwar Zain (Takmili LIPIA Jakarta, Pengajar di Ponpes Baitus Shalihat, Kediri dan
Mulazamah di Majelis Syaikh Muhammad ibn Shalih Al-Utsaimin rahimahullah)
25. Arief Syarifuddin, Lc (Alumni Syari'ah Univ. Islam Madinah-KSA, Islamic Center Bin Baz
Yogyakarta)
26. Aslam Muhsin ibn Syamsuddin, Lc. (Alumni Fak. Hadits-Univ. Islam Madinah-KSA, Direktur
Internal Sekolah Tinggi Kader Da'i Al-I'tisham Karawang)
27. Asmuji Muhayyat, Lc(Mahad Imam Syafi'I Cilacap, binaan Al Sofwa)
28. Aunur Rofiq Ghufron (Alumni Univ. Malik Su'ud Riyadh, KSA dan sekaligus Mudir Ma'had AlFurqan, Gresik) [rekan Abdurrahman Tamimi, sesama dai Al Irsyad, Surabaya)
29. Bandar ibn Nafi' Al-Abdaliy (penceramah di acara Al Sofwa)
30. Dr. Ahmad ibn Abdurrahman Al-Qadhiy, Dosen dan Kepala Bidang Penelitian Islam Ilmiah di
Univ. Malik Su'ud, Qashim, KSA (penceramah di acara Al Sofwa)
31. Dr. Muhammad Al-Uraifiy (penceramah di acara Al Sofwa)
32. Drs. Tjahjo Suprajogo, M.Si (Dosen IIP, Magister Administrasi tata negara UGM Yogyakarta,
Yayasan Qolbun Salim Malang, Jawa Timur)
33. Eko Pramono (Sekarang Pimpinan Majalah El-Fata dan Nikah)
34. Faqih Edi Susilo, Kandidat Doktor UNDIP Semarang( Yayasan Nurus Sunnah Semarang,
Jawa Tengah )
35. Farid Ahmad Oqbah (Lajnah Dakwah PP Al Irsyad)
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
33
36. Fariq Qashim Anuz (Yayasan As Sunnah Cirebon, Jeddah Da'wah Center-Jeddah-KSA)
37. Geis ibn Umar Bawazir (Al-Irsyad-Pemalang)
38. Hanifuddin Abdul Ma'in (Da'i ALSOFWA, alumni Pondok Gontor)
39. Haris Budiatna, ST
40. Hartono Ahmad Jaiz (Penulis buku-buku Islam, sekaligus pengamat da'wah Indonesia)
41. Hasyim Rifa'i (Mudir Ma'had Baitus Shalihat, Kediri, Da'i ALSOFWA, mantan petinggi di
sekte sesat LDII)
42. Heru Sunoto (Departemen Dakwah Al Sofwa)
43. Husein bin Zainal Abidin, Lc (Alumni Fak. Hadits, Univ. Islam Madinah-KSA, dengan
predikat "Cumlaude"
44. Husnul Yaqin Lc
45. Ir. Syafiq Abrori (Direktur Ma'had Yatim Ibnu Taimiyah, Cijeruk, Bogor, pembicara di acara Al
Sofwa)
46. Ir. Ummu Fathimah Adiyati Rozana
47. Iriyanis, Lc
48. Isnen Azhar Lc
49. Khalid ibn Abdullah Al-Mushlih (Menantu Ibnu Utsaimin, penceramah di acara Al Sofwa)
50. Khalid Syamhudi, Lc (PP Imam Bukhari, Solo, Alumni Fak. Hadits-Univ. Islam MadinahKSA, Pernah menjadi Staf Pengajar di Ma'had Jamilurrahman Yogyakarta, Staf Ahli Majalah AsSunnah, Solo)
51. Luqman Hakim Badri, Lc (Staf Pengajar Gontor dan Alumni Univ. Islam Madinah-KSA)
52. M. Syi'aib Al-Fais, Lc
53. Masruhin Sahal (Mudir Ma'had Al-Tha'ifah Al-Manshurah, Kediri)
54. Masrur Zainuddin, Lc ( Yayasan Al-Muwahidin Makassar)
55. Masyhudi Subari, Lc (Alumni Gontor sekaligus Alumni Univ. Islam Madinah-KSA)
56. Miftahurrahman Majidi
57. Miftahurrahman Majidi (Da'i ALSOFWA, Alumni Ponpes Al-Furqan Gresik, dan D-1 LIPIA
Jakarta)
58. Mudzakar Idris, Lc (Alumni Fak. Da'wah dan Ushuluddin, Univ. Islam Madinah-KSA)
59. Mudzakir Arif, Lc (Dewan Syariah PKS dari Makassar)
60. Muhammad Arif, Lc
61. Muhammad Dahri Qomaruddin, Lc (LIPIA Jakarta)
62. Muhammad Shafwan, Lc
63. Muhammad Tuwaijiriy (Riyadh-KSA, penceramah di acara Al Sofwa)
64. Muhammad Wujud Arba'in (PP AL Furqan, Magelang)
65. Muhammad Yusuf Harun, MA (Magister Konsentrasi Aqidah, Univ. Islam Madinah-KSA,
Dosen LIPIA, dan Direktur L-DATA)
66. Mus'ab Al-Atsary
67. Mushlih Abdul Karim, Dr (S-3 Konsentrasi Tafsir Al-Qur'an, Univ. Islam Madinah-KSA dan
Dosen LIPIA, Dewan Syariah Pusat PKS, ikhwani)
68. Musthafa Aini, Lc (Ketua Dept. Da'wah-ALSOFWA, Alumni Fak. Da'wah dan Ushuluddin,
Univ. Islam Madinah-KSA, Pasca Sarjana di Univ. Muhammadiyah Jakarta, da'I L-DATA,
ikhwani)
69. Muttaqin Sa'id (Alumni Pondok Gontor, dan Alumni Fakultas Al-Qur'an, Univ. Islam Madinah)
70. Muzayyin Abdul Wahhab, MA (S-1 dan S-2 konsentrasi Tarikh-Univ. Islam Madinah-KSA,
Deputi Hubungan luar negeri DDII Jakarta)
71. Nizar Sa'ad Jabal, Lc. (Mudir Ma'had Al-Irsyad Tengaran-Salatiga, Alumni LIPIA Jakarta dan
Direktur Ma'had Al-Irsyad Al-Islamiy Tengaran Salatiga)
72. Nurul Mukhlishin, Lc (Alumni Fak. Syari'ah, Univ. Islam Madinah-KSA dan Ketua Dept.
Da'wah Yayasan Nida'ul Fithrah, Surabaya)
73. Prof. Dr. Buya Hamka [kasetnya disebarkan al Sofwa]
74. Ridhwan Hamidi (Alumni Univ. Islam Madinah-KSA, ketua Yayasan Al Madinah Yogyakarta,
ikhwani)
75. Sholeh Su'aidi
76. Syaikh Mudrika Ilyas, Lc
77. Syarif Abadi (Kepala bidang Peningkatan Kualitas SDM Pengajar Ponpes Darussalam
Gontor, pembicara dalam acara Al Sofwa)
78. Yazid Abdul Qadir Jawwas (mudir PP Minhajus Sunnah, Bogor, Murid Ulama Besar Saudi
Arabia, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin)
34
79. Yusuf Syahroni (Majelis Ta'lim Masjid Nurul Jamil, Dago, Bandung, DO PP Ihya Sunnah
Yogyakarta karena kasus akhlaq)
80. Yusuf Utsman Baisa Da'i dari kota Udang Cirebon, Alumni Syari'ah-Univ. Islam MadinahKSA, Mantan Direktur Ma'had Al-Irsyad, Tengaran, Salatiga, Jawa Tengah, Da'i Rabithah Alam
Islami, Da'i Atase Agama, dan Da'i Al-Lajnah Al-Khairiyah Al-Musytarakah Ihya At Turats yang
berkantor di bilangan Bali Mester, Jakarta Timur, wakil ketua lajnah Dakwah PP Al Irsyad,
yayasan As Sunnah Cirebon)
81. Zaid
82. Zainal Abidin ibn Syamsuddin, Lc (alumni LIPIA Jakarta, Wakil Ketua Dept. Da'wahALSOFWA, pernah mulazamah di Majelisnya Syaikh Abdul Aziz ibn Baaz)
(Sumber : Bukti-bukti keterkaitan jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani, dkk, Ibrahim dkk)
35
Gambar 3. Acara Al Sofwa bersama Muhammad Khalaf, Yazid Jawwas, Abu Nida, Abu Ihsan,
dll di Mahad Ibnu Taimiyyah, Bogoro, binaan Ihya Turats Al Islami
b. Majelis At Turats Al Islami direktur Eksekutifnya Tri Mardiyono (Pasca Sarjana Unmuh
Jakarta), pimpinannya Abu Nida Chomsaha Sofwan, Lc yang membawahi Mahad
Jamilurrahman As Salafy, ICBB (Islamic Center Bin Baz yang dipimpin Arif Syarifuddin, Lc), RSI
(Khusus Bersalin) At Turots, Lajnah Peduli Ummat. Nama-nama yang diketahui terkait langsung
dengan yayasan ini selain Abu Nida adalah Abu Saad Muhammad Nur Huda, Lc, MA, Kholid
Syamhudi, Lc, Abu Mushab, Fakhruddin. Sementara binaan yayasan ini yang disebut lembaga
satelitnya dijalankan oleh Abu Saad Muhammad Nur Huda yang diberi nama Lembaga
Bimbingan Islam Al Atsary dengan situsnya www.muslim.or.id, www.manhaj.or.id dan
www.muslimah.or.id. Simak gambar 4 untuk lebih jelasnya berikut ini :
36
Gambar 4. Tamu lembaga Islamic Center Bin Baz, yang berada di bawah Yayasan Majelis
Turats Al Islami, Yogyakarta, pimpinan Abu Nida Chomsaha Sofwan, Lc.
c. Mahad Ali Al Irsyad di Butuh, Tengaran, Boyolali, dulunya dipegang oleh Yusuf Utsman
Baisa, Lc, dai resmi Lajnah Al Khairiyyah Al Musytarakah Ihya Turats dari kota Udang, Cirebon,
sampai kini memegang peranan penting di PP Al Irsyad, menjadi wakil dari Ketua Lajnah
Dakwah PP Al Irsyad, Farid Ahmad Okbah. Kini nama yang ditemui, Nizar Saad Jabal, Lc,
Muhammad Qasim, Lc, Ali Saman, Lc, Romlan, Lc, dll. Lihat gambar 5, screen shot dari situs
Mahad Ali Al Irsyad Tengaran, Boyolali yang menunjukkan pengakuan kerjasama dengan Ihya
Turats Al Islami Kuwait.
37
Gambar 5. Screen shot dari situs Mahad Ali Al Irsyad Tengaran, Boyolali www.alirsyad.8m.net
yang menunjukkan pengakuan kerjasama dengan Ihya Turats Al Islami Kuwait.
d. Yayasan As Sunnah, Cirebon yang pernah diketuai oleh Ali Hijrah. Dainya adalah Fariq
Qasim Anuz, Muhammad Thoharah, Yusuf Utsman Baisa dll. Berikut tampak pada gambar 6
screen shot dari persaksian al Akh Abdurrahman Abu Muhammad Ibn Sarijan Cirebon yang
bermukim di Kuwait dan kini belajar pada Dr. Khalid Dzufairi, pengasuh Rabee.net/Sahab.net.
Gambar 6. Persaksian Al Akh Abdurrahman tentang Yayasan As Sunnah Cirebon dan Jumiyah
Ihya At Turats Kuwait
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
38
e. Yayasan Imam Bukhari, Selokaton Gondangrejo, Solo yang menerbitkan majalah As Sunnah.
Nama yang dikenal disana adalah Ahmas Faiz Asifuddin, Khalid Syamhudi, Lc, Abu Ihsan Al
Maidani (penulis Majalah As Sunnah, tinggal di Medan), Abu Umar Basyir Al Maidani (pimpinan
majalah El-Fata), Eko Pramono (majalah Nikah, El-Fata), Arief Budiman (Imam Bukhari, Solo).
f. Mahad Ali Al Irsyad As Salafi, Surabaya pimpinan Abu Auf Abdurrahman bin Abdul Karim At
Tamimi yang menerbitkan majalah Adz Dzakhirah. Nama yang dikenal disana adalah Cholid
Bawazeer (ketua PW Al Irsyad Jatim yang dicap ilegal oleh Mahkamah Agung RI), Ahmad Abdul
Karim At Tamimi, Mubarak Bamualim, Aunur Rafiq Ghufran, Abdurrahman Thoyyib, Abdullah
Sholeh Hadrami, Salim Ghanim, Imam Wahyudi, Abu Salma Abu Hudzaifah Muhammad
Rachdie Pratama dll. Berikut screen shot dari file yang dikirim orang dalam (?) dari sumber
Mahad Ali Al Irsyad As Salafi Surabaya sendiri, lihat gambar 7 :
Gambar 7. Inilah daftar peserta daurah Al Irsyad tanggal 10-13 Juli 2006 di Malang, diantaranya
nomor 25 Ahmad Zawawi dan nomor 40 Asas el Izzi Makhis dari Ihya Turats Kuwait
cabang Indonesia nampak beralamat Jl. Basuki Rahmat no 8 B, kel. Bali Mester,
Jatinegara, Jakarta Timur, nomor 46 Farid Ahmad Okbah (Lajnah Dakwah PP Al Irsyad),
nomor 48 Fariq Qasim Anuz (As Sunnah, Cirebon), nomor 50 Fathurahman Sardal (Pustaka Al
Kautsar/L-DATA), nomor 47 Farouk Bajabir (Ketua PP Al Irsyad), nomor 41 Aunur Rafiq Ghufran
(Dai Al Irsyad, Gresik), Ainul Harits (Nidaul Fithrah, Surabaya). Turut dalam acara tersebut Adil
Tharmum (PC Al Irsyad Pamekasan), Abdullah Taslim, Abdullah Zen, Abdul Hakim Abdat,
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
39
Abdullah Hadrami, Abu Ihsan, Abu Haidar, Abu Nida, Abu Qatadah, Abu Saad Muhammad Nur
Huda (LBI Al Atsary/dai Islamic Center Bin Baz/Yayasan Majelis At Turats Al Islami), Agus
Hasan Bashari, Armen Halim, Arif Syarifuddin, Fariq Qasim Anuz, Fuad Baswedan (PP Al
Irsyad), Khalid Syamhudi, Khairuddin (PC Al Irsyad Pamekasan), Masrur Zainuddin, Muh Elvy
Syam, Muh Nafi (Al Irsyad Tengaran), M Ramlan (Al Irsyad Tengaran), Muhammad Qasim (Al
Irsyad Tengaran), Muhammad Wujud, Nizar Saad Jabal (Al Irsyad Tengaran), Randi Fidayanto,
Lc (Unmuh Purwokerto), Rasul Dahri (Malaysia), Rizal Yuliar (Al Irsyad Tengaran), Saiful Haq
(Al Irsyad Tengaran), Yazid Jawwas, Yusuf Utsman Baisa (As Sunnah Cirebon/PP Al Irsyad)
dan dai Al Irsyad lainnya.
g. Pustaka Cahaya Islam, PO Box 391 Bogor email lerahi_sudahi@plasa.com /
www.muslim.co.id. Penulis Pustaka Cahaya Islam adalah Abu Abdil Muhsin Firanda Ibnu Abidin
as Soronji, Lc, Abu Auf Abdurrahman At Tamimi, Abu Ihsan Al Atsari Al Maidani, Ahmas Faiz bin
Asifuddin, Abu Faris Adni Kurniawan, Lc. Dalam buku Firanda berjudul Lerai Pertikaian Sudahi
Permusuhan Menyikapi Fenomena Hajr di Indonesia, nampak rujukan utamanya adalah buku
resmi terbitan Jumiyyah Ihya at Turats Al Islami, Kuwait berjudul Syahadat Muhimmah li Ulama
al Ummah fi Manhaj wa Amali wa Isdarat. Lihat scan gambar 8, 9, 10 dan 11 pada buku Lerai
berikut ini :
Gambar 8. Sampul dalam buku Lerai Pertikaian Cetakan Pertama yang membawa pesan jelas
untuk membela Ihya At Turats Al Islami, kendati lembaga ini jelas membawa virus hizbiyyahnya.
40
Gambar 9. Rujukan buku Lerai Pertikaian Cetakan Pertama yang membawa pesan untuk
mendamaikan pertikaian antara Turotsi pembela Ihya At Turats Kuwait dan Salafi yang
menentang hizbiyyun tersebut. Sementara buku Lerai ini memiliki rujukan utama yakni
Syahadat Muhimmmah karya resmi Ihya At Turats Al Islami yang isinya penuh dengan
pemutarbalikkan fatwa ulama.
Gambar 10. Buku Lerai Pertikaian Cetakan Kedua dan nama-nama petinggi Turotsi
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
41
Gambar 11. Rujukan buku Lerai Pertikaian Cetakan Kedua ditambahkan ke Daftar Pustaka, no
62 jelas tertulis Syahadat Muhimmah li Ulama al Ummah fi Manhaj wa Amali wa Isdarat
Jumiyyah Ihya at Turats al Islami, sebelumnya tidak ditulis oleh Firanda dalam daftar
pustakanya
Dari nama-nama, organisasi dan lembaga yang ada di atas, cukup menggambarkan jejak-jejak
dakwah Ihya at Turats al Islami di Indonesia. Banyak sekali muslimin yang menjadi bingung
karena rata-rata nama-nama di atas memiliki gelar Licente (Lc), Master of Art (MA), bahkan
Doctor (Dr) dari universitas terkemuka di Timur Tengah dan Indonesia. Namun alhamdulillah
dengan bimbingan para ulama Asy Syaikh Profesor Doktor Rabi Ibn Hadi Al Madkhali, Asy
Syaikh Ubaid Al Jabiri (mantan profesor di Jamiah Islamiyyah), Ahmad An Najmi (mufti Jizan,
Saudi Arabia), juga asy Syaikh Muqbil Ibn Haadi al WadiI (ahli hadits dari Mahad Darul Hadits,
Dammaj, Yaman ), Asy Syaikh Yahya Al Hajuri (pengganti syaikh Muqbil sepeninggal beliau),
Asy Syaikh Dr. Muhammad ibn Haadi Al Madkhali, Asy Syaikh Zaid ibn Haadi Al Madkhali, dll,
beliau semuanya menjelaskan kejelekannya dan terlarangnya berhubungan dengan mereka
dengan dalil dan bukti detail. Walhamdulillah. Simak dalam CD yang kami sebarkan dalam
direktori kelompok ihyaturots dan kelompok bantahan_kesaksian atau kliping bab V
Bantahan Paham Sururiyyah yang dikumpulkan oleh sdr. Ibrahim Ibn Muhammad dkk.
42
Sururisme (sururiyyah) adalah suatu penisbatan yang ditujukan kepada Muhammad Surur
Zainal Abidin. Pada awalnya dia berdiam di Kuwait, dimana dia mengeluarkan (mengarang)
beberapa kitab yang baik yang didalamnya menjelaskan tentang aqidah Syiah serta buku-buku
bagus lainnya. Kemudian dia pindah ke Jerman lalu ke Inggris (United Kingdom,red), dimana
akhirnya dia menetap disana.
Lalu disana dia memproduksi majalah berjudul Al Bayan, kami dulu benar-benar gembira akan
hal itu. Kemudian dia pun memproduksi majalah lainnya, yaitu As Sunnah, dan kami pun
bersikap sama. Dan pada waktu itu kami katakan, Inilah jawaban yang selama ini kita tunggutunggu. Beberapa saudara kita pun memuji majalah Al Bayan dan kami pun waktu itu
memujinya dengan mengatakan : Tidak didapati (majalah) yang dapat menyamainya. Namun
seperti itulah keadaan dari hizbiyyah, pada awalnya mereka seakan-akan berdakwah kepada Al
Quran dan As Sunnah sehingga hati umat melekat pada mereka, dan kekuatan mereka pun
bertambah meningkat. Ketika mereka (ummat) mengetahui ada bahwa ada kritikan atasnya,
maka kritikan tersebut tidak berpengaruh apa-apa padanya, sehingga mereka menampakkan
apa yang mereka sebenarnya ada diatasnya.
Majalah As Sunnah, atau lebih tepat disebut Al Bidah, menyerukan umat untuk menjauhi
para ulama dan menuduh para ulama sebagai tidak proaktif, dibayar oleh pemerintah dan tidak
mempunyai pemahaman terhadap hal-hal terkini (fiqhul waqi).
Namun, Alhamdulillah, topeng dari sururi-sururi (pengikut paham sururiyyah,red) itu pun
terbongkar pada masa perang Teluk. Ini adalah anugerah dari Allah Azza wa Jalla. Saya ingat
waktu itu membaca beberapa perkataan (di dalam majalah mereka) yang didalamnya terdapat
celaan terhadap Syaikh Al Albani rahimahullah - , dikarenakan beliau membuat sebuah
ceramah yang direkam yang berjudul Pertemuan dengan Sururi. Kemudian di halaman yang
lainnya mereka memberikan pujian kepada Syaikh Bin Baz. Maka aku pun sadar terhadap arti
dari pujian ini, yaitu agar mereka tidak dikatakan Mereka menyerang para ulama.
Beberapa hari setelah dikeluarkannya fatwa Syaikh Bin Baz tentang diperbolehkannya
membuat perjanjian damai dengan Yahudi, mereka pun melancarkan serangan terhadap beliau.
Maka inilah fakta dalam rencana mereka yang sebelumnya dipendam dengan baik, dalam
rangka menjauhkan umat dari para ulama!. Dan majalah Al Bayan dan As Sunnah telah
memberikan kontribusi pemahaman bahwa saat ini lebih patut untuk menyerahkan kepada
Salafiyyin di Yaman yang mengerti permasalahan krisis yang terjadi di Yaman.
Maka aku katakan Hai kalian orang-orang miskin, siapakah yang tidak mengetahui tentang
kondisi kaum muslimin? Justru kamilah yang menemukan diri-diri kami yang memperbaiki
situasi ini semua. (miskin = orang membutuhkan uluran tangan orang lain, artinya orang yang
rendah/hina, red)
Maka, apa yang menjadikan terjatuhnya kaum muslimin ke dalam kerugian, ketakutan dan
penderitaan, yakni diakibatkan oleh dosa-dosa yang kita lakukan. Allah berfirman :
[ : ]
(yang artinya ): Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang
dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari ni`mat-ni`mat Allah; karena itu Allah merasakan
kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka
perbuat. [QS An Nahl: 112] .
Sehingga jika kita menyadari tentang adanya penyakit, lalu apakah obatnya? Allah berfirman :
[ : ]
(yang artinya ) : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya
untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
43
dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. [QS An Nuur: 55]
Dosa inilah yang membawa kehinaan bagi kaum muslimin. Dan dosa-dosa itu diantaranya
adalah mereka berurusan dengan hal yang menarik perhatian (harta, red), menghalalkan
perzinaan di banyak negeri-negeri Islam, mereka gandrung dan menyerahkan diri pada hukumhukum buatan manusia, yang dibuat dengan menurut cara para musuh Islam, dan banyak lagi
yang bisa kita sebutkandan keluar dengan tanpa Hijab dan mempertontonkan hal-hal yang
tidak senonoh,dan memcampuradukkan laki-laki dan wanita (ikhtilath) di sekolah-sekolah dan
universitas-universitas.
Maka obat dari hal ini adalah kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam, lalu kembali kepada para Ulama. Allah berfirman :
(yang artinya ) : Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan
Ulil Amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan
rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di
antaramu). [QS An Nisaa: 83]
Maka sudah menjadi keharusan bagi kita untuk kembali kepada para ulama.
(yang artinya ) : Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada
yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. [QS Al 'Ankabuut: 43]
Tapi apa yang kalian lihat, adalah seorang yang menghafal beberapa subyek/hal saja, lalu
kemudian dia mengedarkannya berkeliling ke masjid-masjid, sambil menyeruduk dan
membenturkan kepalanya (seperti banteng). Lalu teman-temannya memberikan julukan
padanya Syaikhul Islam!. Inikah yang namanya ilmu? Padahal ilmu itu didapatkan dengan
duduk diatas tikar dengan kebutuhanmu dilipat dibawahmu (mendengar langsung dari Syaikh),
dengan bersabar dari kesusahan akibat perut yang lapar dan kosong. Sebagaimana bisa dilihat
pada keadaan para shahabat Rasulullah - shallallahu alaihi wa sallam - dan atas apa yang
mereka dapatkan. Para Ulama, merekalah yang mampu membawa segala sesuatu sesuai
dengan kedudukannya, sebagaimana yang telah dijelaskan pada ayat sebelumnya. Allah Taala
berfirman :
(yang artinya ) : Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang mengetahui. [QS Ar Ruum: 22]
Dan Allah berfirman :
(yang artinya ) : Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal
saja yang dapat mengambil pelajaran. [QS Ar Ro'd: 19]
Penderitaan yang kaum muslimin diuji dengannya adalah dikarenakan mereka bodoh terhadap
agamanya. Oleh karenanya, ketika ada seseorang yang menghafal beberapa ayat dan hadits
kemudian dia mulai berbicara dengannya, apalagi dia mempunyai kemampuan berbicara
dengan lancar, maka orang-orang pun mengatakan Inilah Syaikh!.
Alhamdulillah, realita dari hal ini menjadi jelas, sebagaimana dikatakan (penyair, red),
Jika kamu mendengar seseorang yang pintar berbicara itu mulai berbicara, jangan berikan
dirimu padanya.
Sebab karena hal yang tak biasa adalah sesuatu yang dibuat-buat,
Puaskanlah dengan mengambil ilmu dan pemahaman, dan
Kepandaian bicaranya akan berakhir, tanpa ada perlawanan.
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
44
[ - : ]
(yang artinya ) : Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah
orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti
apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai
keberuntungan yang besar". [80] Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan
yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar". [81] Maka
Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu
golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang
(yang dapat) membela (dirinya). [82] Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan
kedudukan Karun itu. berkata: "Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia
kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan
karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak
beruntung orang-orang yang mengingkari (ni`mat Allah)". [QS Al Qoshosh: 79 - 82]
Oleh karena itu, adalah merupakan kewajiban bagi kita untuk kembali kepada Ahlul Ilmi (Ulama)
dan menuntut ilmu (thalabul ilmi, red), sebagaimana jibril mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa
sallam untuk mengajarkan para shahabat bagaimana cara menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Dan saya tidak akan lupa dengan apa yang dikatakan oleh si dungu Abdul Qadir Asy Syaibani,
Kami akan mengirimkan beberapa saudara kami kepada Abi Abdirrahman (yakni - kunyah Syaikh Muqbil) untuk mendapatkan beberapa tegukan (ilmu) dalam waktu dua bulan, dan
kemudian kami akan mengirimkannya ke beberapa markas (pusat dakwah) untuk mengambil
alih markas tersebut dari Al Ikhwanul Muslimin. Maka saya katakan Dalam dua bulan, apakah
mungkin bisa menghasilkan dai ilallah?
Jika kebodohan macam ini yang menguasai tujuan-tujuan dari berbagai kelompok dakwah,
maka aku akan memberikan kabar akan hancurnya kelompok dakwah model itu. Maka, kita
harus berkumpul dengan para ulama dan menimba ilmu dari mereka, sebagaimana yang telah
dilakukan oleh para ulama kita terdahulu. Salman Al Farisi duduk dan mencari ilmu kepada
ulama yang dia temui pertama kali sampai ulama itu meninggal dan kemudian terhadap yang
kedua dan ketiga sampai akhirnya dia bertemu dengan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan
mengikuti beliau (Shalallahu alaihi wassalam). Dan hal ini juga ditempuh shahabat Muadz bin
Jabal. Sebelum dia meninggal, mereka bertanya padanya, Kepada siapa kami harus pergi
(mencari ilmu setelah darimu)? Dia menjawab Kepada Abdullah bin Masud.
Dan ketika salah seorang saudara kita meminta kepada seorang hizbiyyin untuk menuntut ilmu,
dia berkata (dengan menukil ayat Al Quran),
(artinya) : Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang
yang menghendaki akhirat. [QS Aali 'Imroon: 152]. Kemudian dia berkata, Allah berfirman
dalam ayat ini adalah berkaitan dengan para shahabat, maksudnya, mereka menyadari bahwa
mereka tak mempunyai kesabaran dalam mencari ilmu dan menderita kelaparan. Mereka lebih
memilih untuk hidup dengan orang-orang di rumah-rumah dan kendaraan-kendaraan dan dalam
kehidupan dunia. Kemudian kami mendengar dari mereka, Engkau menyerang organisasiorganisasi lain, Lantas siapa yang mengatakan padamu bahwa kami menyerang oraganisasiorganisasi lain ? Ya, kami menyerang organisasi-oraganisasi yang didalamnya terdapat unsur
hizbiyyah, berloyalitas terlarang, pencurian dan penyalahgunaan uang, organisasi semacam
itulah yang kami kritisi dan kami menyerukan kepada umat agar menjauhinya.
Inilah dakwah (yang dilancarkan hizbiyyah diatas, red) yang berbasis atas kedustaan dan
muslihat, namun keadaan yang sebenarnya akan terbongkar nanti. Sebagaimana dakwahnya
Ali bin Al Fadl yang telah terbongkar dengan sendirinya, begitu juga realita dengan dakwahnya
Mutazilah, Syiah dan Sufi pun telah terlihat dengan nyata. Dan satu-satunya yang akan
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
45
membongkar dan membuat keadaan asli mereka terlihat dengan nyata, dengan ijin Allah,
adalah Ahlus Sunnah.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Ahlus Sunnah adalah satu-satunya yang selalu memeriksa
dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada di umat muslim. Rasulullah bersabda Tidak
akan hilang dari umatku sekelompok orang yang selalu menampakkan kebenaran, tidak akan
merugikan mereka orang-orang yang menghinakan mereka, mereka tetap berada dalam kondisi
yang demikian sampai datang keputusan Allah (HR. Muslim) .
Maka Syaikh Rabi bin Hadi, semoga Allah menjaganya, membongkar kedok para hizbiyyin dan
menjelaskan keyakinan-keyakinan yang mereka berada diatasnya. Sebagaimana Syaikh Abul
Hasan * di Marib (Penting untuk diketahui bahwa hal ini tertulis pada artikel yang dicetak pada
edisi pertama tahun 2000 dari kitab Tuhfatul Mujiib. Sejak itu, yakni sejak meninggalnya Imam
Muqbil Al WadiI rahimahullah, para Ulama memperingatkan dari kesalahan aqidah dan manhaj
yang dianut dari pihak Abul Hasan al Maribi. Sehingga seperti Syaikh Rabi al Madkhali, Syaikh
Ahmad an Najmi dan Syaikh Ubaid all Jabiri mengingkarinya dan mentahdzirnya dan
memperingatkan agar hati-hati atasnya, red), Syaikh Muhammad bin Abdulwahhab di
Hudaidah, Syaikh Muhammad Al Imam di Mabar, Syaikh Qasim dan Al Akh Muhammad As
Sumali di Jamiul Khair Shana.
Maka aku nasehatkan kepada saudara-saudara sekalian, sebab banyak dari mereka,
alhamdulillah - segala puji bagi Allah -yang mau menerima (nasehat), untuk kembali kepada
Alquran dan As Sunnah dan mendakwahkannya, dan tidak menyia-nyiakan kehidupan mereka
untuk memuliakan syaikh anu dan anu. Dan jika mereka meninggalkan syaikh tertentu, maka
mereka akan berkata Hati-hatilah padanya, dia berasal dari Jamaat takfir atau dia adalah
agen pemerintah. Ini adalah perkataan-perkataan dari seseorang yang tidak takut pada Allah.
(Diterjemahkan secara bebas dari artikel Inilah Sururiyyah, berhati-hatilah darinya. Penulis
Imam Muqbil bin Hadi al WadiI rahimahullah, dalam kitab beliau Tuhfat-ul-Mujib 'alaa As'ilat-ilHaadir wal-Gharib (hal 179-185), dimuat dalam url http://www.al-ibaanah.com/articles.php?
ArtID=10). Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=837.
46
47
tegak bersama ahli bidah, sementara Islam mewajibkan mereka untuk bekerjasama dengan
ahli tauhid. Dan mereka tidak melakukannya.
Sururiyah yang ditokohi oleh Salman Al Audah dan Safar Hawali semuanya
bekerjasama dengan kalangan sufi dan asyari seperti Hikmatiyar, Rabbani dan Syah Mahmud.
Setelah ketiganya berselisih dan berpecah-belah, mereka menggandeng Hikmatiyar dan Abdur
Rabb Ar Rasul Sayyaf karena mereka termasuk golongan Ikhwanul Muslimin dan tidak
terpengaruh oleh buku-buku Sayyid Quthub.
Perlu diketahui bahwa Hikmatiyar ini pernah meminta bantuan kepada orang-orang
komunis dan ini berlawanan dengan prinsip Sururiyah yang melarang meminta bantuan kepada
orang-orang kafir. Namun karena alasan politis mereka membolehkan hal ini ! Ketika Hikmatiyar
jatuh dan pemerintahan dipegang orang-orang Taliban, maka Sururiyah memandang negeri ini
tidak bermanfaat, lalu mereka memalingkan perhatiannya ke arah lain dan tidak memuji negara
yang dikuasai orang-orang Taliban. Sekarang orang-orang Sururi memfokuskan perhatiannya
kepada negara Chechnya yang sedang diserang orang-orang kafir (Rusia, red) semoga
ALLAH menolong para mujahidin dan kaum muslimin disana.
Demikianlah jalan dakwah mereka selalu diwarnai politik. Metode berpolitik ini mereka
adopsi dari Hasan Al Banna. Al Banna, kita tahu, selalu menyikapi dalil-dalil syari secara politis.
Walhasil, dia membiarkan ahli maksiat dan orang-orang fasik dan menyatukan mereka ke
dalam satu golongan (partai) dalam rangka merealisasikan konsepnya. Ia mendiamkan ahli
maksiat dan orang-orang fasik agar tercipta kondisi yang stabil dan mengokohkan golongannya.
Demikian juga muammalah mereka bersama para saudagar dan orang-orang kaya
dengan cara mendompleng mereka dalam rangka mengumpulkan dana. Tanpa dana mereka
tidak dapat berbuat apa-apa dalam menjalankan roda dakwah sebagaimana Ikhwanul Muslimin
dakwahnya tergantung sekali dengan dana.
Al Quthbiyyah
Adapun Al Quthbiyyah disandarkan (dinasabkan) pada ajaran Sayyid Quthub. Sayyid Quthub
adalah anggota (anak-buah, red) Hasan al Banna yang sangat loyal kepada Ikhwanul Muslimin
dan menjalankan dengan baik semua apa yang dikehendaki Hasan al Banna.
Sayyid Quthub adalah seorang yang menghabiskan umurnya dengan sesuatu yang tidak ada
hubungannya dengan Islam. Termasuk salah seorang murid al Aqqad (sastrawan dan pemikir)
yang sangat membenci komunis. Sayyid Quthub banyak menulis buku-buku umum yang tidak
berhubungan dengan Islam.
Dia juga menulis banyak kisah dan syair-syair umum (sosial). Dia hanya seorang penulis dan
kutu buku. Setelah itu ia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan membaiat al Hadhami. Ia
menjadi seorang anggota Ikhwanul Muslimin yang sangat loyal, membela dakwah dan konsepkonsep Ikhwan dengan pena dan buku-bukunya.
(Setelah) Hasan al Banna terbunuh, lalu Al Hadhami dan Jamal Abdul Nasher membelanya dan
dapat mengkudeta pemerintah raja Faruq.
Dalam perjalanan pemerintahannya, terjadilah silang pendapat antara Jamal Abdul Nasher dan
Ikhwanul Muslimin, sehingga banyak dari anggota Ikhwanul Muslimin yang dipenjara termasuk
Sayyid Quthub. Di penjara dia menulis tafsir Al Quran yang berjudul Fi Zhilalil Quran (edisi
Indonesia Di bawah Naungan Al Quran) dan kitab-kitab lainnya.
Setelah keluar dari penjara, Sayyid masih aktif menulis dan menyusun konsep-konsep revolusi,
pemutarbalikan Islam dan kudeta terhadap pemerintah. Konsep-konsep tersebut dia adopsi dari
AbulAla Al Maududi dan Hasan Al Banna.
Selanjutnya ia menghidupkan tanzhim di masa As Sindi dan memperbaharui tandzim di atas
tandzim khusus tanzhim khususnya dipaparkan Al Isymari dalam buku Sirriyatut Tarikh
Ikhwanul Muslimin, (sejarah Rahasia Ikhwanul Muslimin). Ia sebutkan bahwa pemimpin
pengganti as Sindi adalah Shalih AlIsymari.
Pada masa pemerintahan Jamal Abdul Nasher, Shalih Al Isymari disingkirkan dari keanggotaan
tandzhim khusus dan setelah itu Sayyid Qutbmemperalat Ali Isymari untuk memperbarui
tanzhim khusus dan melengkapi anggota Ikhwannul Muslimin dengan senjata dan alat-alat
kerusuhan (bahan peledak).
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
48
Ali Isymari mengabarkan bahwa mereka membawa senjata, gerakan ini disokong seorang
wanita muslimah bernama Zainal Al Ghazali. Dialah pemasok dana dan senjata yang didapat
dari beberapa negara.
Selanjutnya Ali Isymari yang pernah duduk bersama Sayyid Quthub mengatakan bahwa
apabila terjadi suatu gangguan terhadap dakwahnya (IM), Sayyid memerintahkan agar mereka
segera menuntaskannya dengan melancarkan berbagai macam kerusuhan dan peledakan
besar, seperti mensabotase jembatan-jembatan, pusat-pusat listrik dan tempat-tempat lainnya,
hingga akhirnya dapat menggulingkan Jamal Abdun Nasher.
Sayyid Quthub dalam bukunya Limadza yahjuruni ? (Mengapa Mereka Mengucilkanku ?)
mengakui bahwa dialah yang merancang berbagai macam peledakan dan kerusuhan.
Ucapannya persis sama dengan apa yang dikatakan Ali Al Isymari dalam bukunya Sejarah
Rahasia Ikhwanul Muslimin.
Sayyid Quthub berupaya mengulang sejarah tanzhim khusus dengan cara melakukan
peledakan-peledakan, serta mengumpulkan senjata-senjata dan melatih anggota membiasakan
gerakan-gerakan yang serupa. Sayyid Quthub adalah seorang konseptor Ikhwanul Muslimin
yang merancang pemikiran tersebut sebagai sebuah filsafat pengkafiran yang mendatangkan
kerancuan agama.
Sayyid Quthub mengkafirkan pemerintah dan masyarakat muslimin. Dialah yang menafsirkan
kalimat Tauhid (Laa ilaaha illa ALLAH) dengan tafsir bidah yang kaum salaf tidak pernah
menafsirkannya. Disamping itu, ia membuang semua Tauhid Asma dan Sifat ALLAH yang ada
dalam Al Quran. (Karena) Ia adalah seorang penganut tasawuf. Tafsirnya terhadap ayat 1 dari
Surat Al Ikhlas , cukuplah sebagai buktinya (Dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran, red).
Ia juga seorang aqlani (rasionalis, pemuja akal) yang lebih mengutamakan logika daripada nash
Al Quran dan Asunnah. Bukti-bukti yang menunjukkan ia seorang aqlani adalah :
1. Ia mencela orang yang berpoligami. Menurut logika Sayyid, kalau jumlah kaum wanita
banyak daripada kaum pria, baru boleh dijalankan poligami. Pemikirannya ini mirip dengan
pemikiran orang-orang kiri (komunis, red).
2. Tentang masalah perbudakan, ia berpendapat bahwa perbudakan sekarang sudah tidak ada
dan dahulu perbudakan hanya ada pada kelompok tertentu.
3. Kalau sudah tegak daulah Islam dengan cara yang ia tempuh atau jalan pengikutnya, ia akan
mengambil semua harta manusia kemudia ia bagi-bagikan walaupun sebagian rakyatnya
memiliki harta dengan jalan yang benar. Caranya ini persis cara-cara komunis. Darimana
dalilnya ? Tidak ada, ia berbicara semaunya.
Oleh karena itu, kalau kita tanyakan kepada teman-teman Sayyid : apakah ia seorang ahli
fiqih ? Bukan. Apakah ia memiliki fatwa-fatwa dalam amsalah ekonomi, muammalah dan ibadah
? Tidak. Apakah ia pernah menulis kita-kitab ushul fiqih ? Tidak pernah . Apakah ia pernah
membahas masalah hadits-hadits dan atsar shahabat ? Tidak pernah. Apakah ia menafsirkan
ayat-ayat hukum dalam Al Quran dengan mengikuti metode Al Qurthubi dan membawakan dalildalil Al Quran sendiri dan As Sunnah ? Tidak. Bahkan ia menafsirkan Al Quran dengan jalan
logika dan tidak merujuk kepada kitab-kitab tafsir Ulama terdahulu.
Ia membuang sifat-sifat ALLAH, ia memberikan tafsir yang keliru, mengangkat masalahmasalah tasaquf dan komunisme, mengkafirkan kaum muslimin, melemparkan kerancuan
agama kepada Muhammad bin Surur dan pengikutnya, sehingga mereka mengambil
konsepnya dalam berdakwah.
Saya katakan bahwa Sayyid ini seorang Ikhwanul Muslimin pengekor Hasan AL Banna, yang
fanatik, walaupun dia seorang yang pandai berbicara, beradab dan ahli sastra.
Orang yang semacam dia tidak patut mendapat pujian, khususnya bila kita bandingkan dengan
Washil bin Atha seorang tokoh mutazilah yang berakhlaq baik dan pemberani. Namun
demikian, Ulama salaf tetap mencelanya, tidak memperhatiakn akhlaq dan kefasihannya.
49
Sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Bakr Abu Zaid ketika memuji kefasihan dan akhlaq
Sayyid Quthub.
Apakah yang masuk ke dalam agama dari kefasihan ?
Kami berargumen dengan Al Quran dan As Sunnah. Jika tidak maka banyak dari kalangan sufi
yang ahli bahasa, nahwu dan akhlaq yang baik. Tapi yang kita jadikan patokan adalah shahabat
Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang dapat membedakan antara hak dan yang batil,
bukan mereka.
Syaikh Rabi Bin Hadi Al Madkhali ketika membantah kita Munthalaq Al Kitab was Sunnah
karya Syaikh Bakr Abu Zaid, berkata, Ia soerang lelaki yang menyelisihi Kitab dan As Sunnah
dalam bab ini. Syaik Bakr Abu Zaid datang dan memberikan padaku beberapa lembar kertas
yang sangat kecil kemudian memuji Sayyid Quthub. Ia (Sayyid) seorang yang baik katanya.
Syaikh Rabi berkata, Ini ucapan yang salah. Kemudian kertas yang berisi pujian terhadap
Sayyid Quthub tadi diedarkan (oleh pengikut IM, penerjemah). Seolah masalahnya adalah
masalah taat buta terhadap Syaikh Bakr, untuk membantah bahwa ucapan Syaikh Rabi tidak
benar.
Dimana sisi ucapan dan dalil Syaikh Bakr yang menjelaskan ucapan Syaikh Rabi itu salah ???
Apakah Anda telah membantah beliau dengan rinci ? Dimana Anda terangkan, ucapakan
Syaikh Rabi salah dengan keterangan kitab-kitab Sayyid Quthub ? Atau ucapan Syaikh batil
dengan dalil ini.
Mereka tidak melakukan hal itu semuanya, tetapi memakai metode Ikhwanul Muslimin yaitu
ketaatan buta. Bila ia mengatakan tidak benar, maka kita harus berkata tidak benar tanpa
melihat dalil-dalil dan hujjah. Sayikh Bakr Abu Zaid telah salah dalam memutuskan dan
bersikap, semoga ALLAH membimbing kita dan beliau.
Dan Alhamdulillah, beliau telah bertaubat dari kesalahannya dan menulis kitab Hukum Intima
(Hukum Bergabung dengan Golongan-golongan) seta kitab-kitab bagus lainnya.
Ternyata beliau baru tahu bahwa Ikhwanul Muslimin mengedarkan kertasnya tadi di Yaman dan
negeri lainnya disertai foto Sayyid Quthub dan diberi judul Nashihah Adz Dzahab (Nasihat
Emas).
Cukuplah bagi beliau mengetahui kesalahannya dari siapa yang menyebarkan kertas itu.
Ternyata mereka adalah musuh Syaikh Bakr sendiri, musuh manhaj yang haq.
Kita kembali kepada pembahasan Sayyid Quthub dan melihat masalah yang terjadi di masanya.
Ia tidak mampu memimpin jamaah Ikhwanul Muslimin karena organisasi tersebut telah
dinyatakan terlarang di Mesir. Jamaah dan kantornya telah dibubarkan. Lalu apa yang
dilakukan Sayyid ?
Tidak kehilangan akal, dia menulis buku-buku yang telah disebarluaskan di masyarakat.
Buku-bukunya penuh dengan racun, filsafat, pengkafiran muslimin, kudeta Islami dan
lain sebagainya. Banyak pengagum atau pengikut Sayyid Quthub terpengaruh dengan
pemikirannya.
Yayasan Ihyaut Turats
Yayasan Ihyaut Turats lebih lunak sikapnya terhadap pemerintah. Mereka nampaknya punya
sikap yang baik sehingga memiliki referensi dari Syaikh Bin Baz yang mereka sebarluaskan
dalam menyikapi pemerintah.
Adapun yang tercela dari yayasan ini adalah pembuatan aturan mereka yang sama dengan
Ikhwanul Muslimin dalam masalah ketaatan kepada pemimpin. Walaupun tidak ada lafadz baiat
dalam organisasi mereka, tetapi mereka membuat satu nama yang disebut dengan ketaatan.
Maksudnya, wajib taat kepada pemimpin. Abdurrahman Abdul Khaliq dan Muhammad Mahmud
Najdi menulis konsep-konsep ketaatan bagi anggota Ihyaut Turats. Dan ditetapkan dosa bagi
yang tidak menaati pemimpin.
Mereka mengangkat penanggung-jawab masjid-masjid dalam satu daerah, setiap penanggung
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
50
jawab masjid bertanggung-jawab kepada pemimpin umum Ihyaut Turats. Tidak disyaratkan
bagi pemimpin tersebut alim terhadap ilmu agama atau bahwa ia haruslah seorang thalibul ilmi.
Yang penting ia loyal dan taat kepada aturan organisasi dan manhaj Ihyaut Turats.
Mereka mengadopsi konsep Ikhwanul Muslimin dalam perkara tandzhim (aturan organisasi),
mengikat pengikut dengan pemimpin atau dengan Yayasan, ikut serta dalam pemilu dan masuk
ke dalam parlemen.
Demikian juga Ihyaut Turats berbeda-beda prinsipnya, diantara mereka ada yang bermanhaj
(memilih jalan dakwah) Firqah Tabligh (aliran Jamaah Tabligh), bergabung dengan Abdur
Rahman Abdul Khaliq dan Syayiji, Sururiyun, Salman Al Audah dan menyebarkan kaset-kaset
ceramahnya.
Ihyaut Turots adalah suatu organisasi yang tidak punya pendirian tegas, terkadang
mengatakan kami menentang Ikhwanul Muslimin, melawan pemikiran Sayyid Quthub,
Muhammad bin Surur, memuji Abdurahman Abdul Kholiq, Safar Hawali dan memuji orang-orang
yang melawan Salaf dan dakwahnya.
Hasan al Banna adalah penanggung-jawab dakwah dan organisasinya (Ikhwanul Muslimin,
red). Para dainya terikat oleh pemimpin dalam satu yayasan. Padahal dakwah yang benar itu
diikat dengan ahli ilmu, dan bukannya diikat oleh pemimpin dalam yayasan-yayasan. Yayasan
itu memberi manfaat yang besar bila bertujuan menopang dakwah Islamiyah-Salafiyah, atau
membantu fakir miskin dan anak-anak yatim. Sayangnya, mereka menjadikan yayasan sebagai
hakim (pengatur) bagi para dai. Bagi yang tidak sependapat dengan aturan yayasan, maka ia
harus disingkirkan.
Mereka menulis konsep yang mereka namakan Manhaj Yayasan yang berisikan kalimatkalimat yang sangat umum maknanya, yang mereka tidak batasi maknanya pada apa yang
mereka kehendaki. Sesungguhnya sikap mereka adalah melawan orang-orang Salaf dan
orang-orang yang menentang Sururiyun, Sayyid Quthub dan Tabligh.
Kita menemukan bahwa Ihyaut Turats memiliki sikap yang jelek terhadap Syaikh Rabi Bin Hadi
dan Ulama-Ulama Salafi. Mereka menjauhkan para pemuda manhaj salaf dan menghadiri
taklim-taklim salafiyyin. Mereka bergabung bersama Jamaah Tabligh, Sururiyun, jamaah
Abdurahman Abdul Khaliq dan jamaah Syayiji, seperti yang terjadi di Kuwait.
Sikap mereka terhadap Syaikh Muqbil Bin Hadi al Wadii dan ulama Salafi selain beliau, serta
jamaah Ansharus Sunnah di Sudan juga tidak baik. Mereka memcah-belah dakwah Salaf di
Yaman dan selanjutnya membentuk jamaah yang dibangun di atas tandzhim dan ketaatan
kepada pemimpin mereka.
Nasihat buat Ihya ut Turats
Aku mengajak kepada Ihyaut Turats untuk kembali kepada ALLAH, bertaubat dan
meninggalkan jalan yang selama ini mereka tempuh karena jalan mereka membahayakan dan
seiring dengan berjalannya waktu mereka membentuk pemikiran dan jamaah baru yang
memiliki pemimpin dan konsep yang sesat.
Hendaknya mereka kembali kepada jalan (manhaj) salaf. Inilah keterangan yang bisa saya
sampaikan dan saya meminta maaf kalau pembahasan ini terlalu panjang karena pertanyaan
kalian memerlukan jawaban yang panjang dan seandainya kami mau merinci lebih panjang,
tentu akan panjang lebar pembahasannnya. Akan tetapi saya hanya mencukupkan sampai
disini saja.
(Ditulis oleh Syaikh Ayyid asy Syamari, pengajar di Makkah al Mukaramah, dalam rangka menjawab
pertanyaan sebagian jamaah Ahlusunnah wal Jamaah asal Belanda tentang perbedaan Ikhwanul
Muslimin, Quthbiyyah, Sururiyah dan Yayasan Ihya ut Turats. Penerbit Maktabah As-Sahab 2003. Judul
asli Turkah Hasan Al Banna wa Ahammul Waritsin. Penerjemah Ustadz Ahmad Hamdani Ibnul Muslim.)
Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=338, http://www.salafy.or.id/print.php?
id_artikel=337, http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=560.
2.4 Ihya Turats dalam bantahan Syaikh Muqbil Ibn Haadi rahimahullah
Penulis: Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi'I
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
51
Segala pujian bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi pilihan-Nya.
Amma badu.
Berikut ini adalah tanya jawab yang saya tujukan kepada Syaikhuna (syaikh/ulama kita) Muqbil
bin Hadi Al-Wadii seorang ahli hadits di negeri Yaman - semoga Allah menjaganya - tentang
Abdur Rahman Abdul Khaliq, manhaj dan yayasannya, Ihya'ut Turats.
Beliau rahimahullah telah menjawab dengan lengkap tentang siapa Abdur Rahman Abdul
Khaliq, manhaj dan majalah Al-Furqan yang ia pimpin.
Di samping itu Syaikh telah menambah dalam jawabannya kondisi jamaah-jamaah islamiyah
yang ada dan beberapa tokoh yang ada di sekitar kita, serta membeberkan kesesatan dan
penyimpangan mereka agar para pemuda menyikapinya dengan keterangan ilmu yang jelas.
Sebagaimana biasa jawaban beliau selalu diiringi dengan nasihat-nasihat dan pengarahanpengarahan yang tegas kepada penuntut ilmu dan murid-muridnya.
Alhamdulillah, Allah telah memudahkanku untuk menelaah buku-buku Syaikh sehubungan
dengan persoalan-persoalan ini, yang aku kumpulkan dalam buku catatan khusus agar mudah
memanfaatkan dan mencarinya ditambah dengan beberapa komentar dalam catatan kaki.
Hanya Allah yang memberi taufik untuk semua kebaikan.
Pertanyaan:
Apa yang Anda ketahui tentang Abdur Rahman Abdul Khaliq, Apakah dia seorang salafi sejak
awal ataukan dia bermanhaj Ikhwanul Muslimin
Jawab:
Abdur Rahman Abdul Khaliq pernah tinggal di Madinah ketika aku masih di Mahad Al-Haram.
Aku mendengar kabar-kabar yang baik tentang dirinya. Ketika banyak kaum muslimin keluar
dan membersihkan gambar-gambar yang ada di sekitar tanah Haram, ia pergi ke Kuwait dan
Allah memberikan manfaat yang banyak kepada kaum muslimin melalui dakwahnya. Ia
menegakkan dakwah salafiyah sebatas kemampuan ilmunya sehingga banyak para pemuda
belajar berkumpul dan mengelilinginya serta mengambil manfaat darinya. Akan tetapi ia
seorang yang tertutup hingga Syaikh Al-Albani memberi kabar kepadaku ketika aku di Madinah.
Beliau berkata, "Jamaah di Kuwait mengkafirkan imam yang empat atau membidahkan
mereka. Syaikh (Muqbil, red) berkata, Saya tahu siapa Abdur Rahman Abdul Khaliq, ia
termasuk murid kami tetapi saya mengingkari perbuatannya, saya harus menghadirkannya dan
hendaknya orang yang menuduh ia mengkafirkan atau menuduh bidah imam yang empat juga
hadir untuk beradu kesaksian.
Setelah dakwah salafiyah di Madinah semarak dan banyak manusia merasakan manfaatnya,
sekitar seratus lima puluh orang-orang Kuwait berkunjung kepada saudara-saudara mereka
yang ada di Madinah dan mengambil manfaat ilmu dari mereka selama satu atau dua malam.
Nampaknya penyakit hasad masuk ke dalam hati Abdur Rahman Abdul Khaliq dan temantemannya, lalu mereka hendak membuat kerancuan kepada ikhwan-ikhwan di Madinah dan
memprovokasi mereka untuk memberontak kepada pemerintah, ia pernah mengatakan bahwa
ikhwan-ikhwan Madinah adalah Khawarij. Yang lain mengatakan bahwa mereka menyelisihi
Syaikh bin Baz, Syaikh Ibnu Humaid dan Syaikh Asy-Syabil.
Setelah itu beberapa ikhwan mendatanginya dan mendengarkan ceramahnya. Dalam
ceramahnya itu dia antara lain mengatakan, Tidak selayaknya kita menyerukan menutup
pabrik-pabrik minuman keras hingga kita mempersiapkan pekerjaan untuk pegawai-pegawainya
setelah pabrik ditutup. Jika tidak ada pekerjaan, dari mana mereka makan
Seorang yang bernama Ali Jafan datang kepadanya dan berkata, Ya, Syaikh! Takutlah kepada
Allah, minuman keras itu kemungkaran yang wajib disingkirkan, Abdur Rahman Abdul Khaliq
berkata, Ya, ia mungkar wajib disingkirkan.
Apakah Anda yang mengatakan bahwa pabrik minuman keras tidak perlu diberantas tanya Ali
52
Jafan. Abdur Rahman Abdul Khaliq berkata, Tidak, kamu salah. Kemudian ia meminta maaf
atas ucapannya.
Beberapa ikhwan mendatangi jamaahnya dan mengingkari televisi dan gambar-gambar
bernyawa. Setelah pertemuan itu ia menulis satu buku kecil yang berjudul Al-Wala wal Bara
(Loyalitas dan Permusuhan), ia menginginkan setiap ikhwan membacanya. Belakangan ia
terpengaruh oleh pemikiran Ikhwanul Muslimin dalam hal kerusuhan, demokrasi dan fanatik
golongan maka ia mengalami kemunduran sebagaimana yang Allah firmankan, Dan
bacakanlah kepadanya ayat-ayat Kami, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia
diikuti oleh syaitan, maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami
menghendaki, sesungguhnya Kami meninggikan dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung
kepada dunia dan menuruti hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti
anjing, jika kamu menghalaunya diulurkanlah lidahnya dan jika kamu membiarkannya diapun
tetap mengulurkan lidahnya. Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (Al-Araf:75-76).
Selanjutnya ia menduh tokoh-tokoh Kuwait seperti al-Akh Abdul Lathif Ad-Durbas dan beberapa
alim lainnya sebagai pengikut Juhaiman ! Padahal mereka adalah orang-orang yang berpegang
teguh dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Dia semakin berani dengan segala kecerobohannya
dalam masalah gambar bernyawa, mengkritik ulama tanpa ilmu bahwa para ulama tidak
mengetahui kondisi zaman (waqi) sedikitpun dan keras terhadap orang-orang fasik. Saya
(Syaikh Muqbil) menganggap ia memecah-belah barisan ahlus sunnah dengan membuat tipu
daya melalui hartanya, tidak melalui pemikirannya. Ia bangkit dari Kuwait ke Indonesia (Abu
Nida cs, red), Mesir dan beberapa negara lainnya. Saya berpendapat tidak benar menyerahkan
dana kepada Yayasan Ihya'ut Turats karena mereka gencar memecah-belah dakwah Ahlus
Sunnah sehingga Ahlus Sunnah di Jeddah dan Sudan terpecah.
Di Yaman banyak orang yang tertipu oleh kekayaannya bukan pemikirannya. Saya beritahukan
kepada pemuda-pemuda salaf Kuwait bahwa Yayasan Ihya'ut Turats memberikan dana yang
menimbulkan bencana kepada orang-orang yang tertipu tersebut. Abdul Qadir Asy-Syaibani dan
Muhammad Abdul Jalil saling bermusuhan gara-gara dana Ihya'ut Turats. Salah seorang
anggota Yayasan Ihya'ut Turats yang bernama Muhammad ketika hendak mendanai Majalah AlFurqan mengatakan, tidaklah kami dipukul di suatu negeri sekeras di negeri Yaman. Jadi
mereka memakan dana satu golongan ke golongan lainnya sampai mereka tidak punya apaapa, dan orang-orang yang ada di Yaman memakan dana Yayasan Ihya'ut Turats sampai habis
kemudian berpindah ke golongan lainnya.
Saya nasihatkan kepada Abdur Rahman Abdul Khaliq agar belajar ilmu lebih banyak lagi di
hadapan para ulama seperti Syaikh Ibnu Utsaimin dan Syaikh Bin Baz (sebelum keduanya
meninggal, red) yang mereka katakan tidak mengetahui kondisi zaman- dan hendaknya mereka
tidak menyombongkan diri. Saya pernah mengatakan kepada beberapa ikhwan Kuwait,
sesungguhnya dakwah kalian sejak lama tidak menghasilkan apa-apa. Salah seorang dari
mereka berkata, Ya, benar, ketika kami melihat demikian kami bersama para pemuda menimba
ilmu di Universitas yang ada di Suudiyah (Saudi).
Saya menasihatkan kepada saudara-saudara kita di Kuwait agar menjauhkan diri dari Abdur
Rahman Abdul Khaliq. Allah telah memperingatkan kita dari teman yang jelek dengan firmanNya, Dan di hari orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, Aduhai kiranya
aku mengambil jalan bersama-sama Rasul, Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku tidak
menjadikan si fulan itu teman akrab. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Quran
ketika Al-Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong
manusia. (Al-Furqan: 27-29)
Apakah Abdur Rahman Abdul Khaliq lebih alim daripada Ahmad bin Hambal Apakah Abdur
Rahman Abdul Khaliq lebih bertaqwa daripada Ahmad bin Hambal Kalau kita mau taklid
(mengikuti dgn membabi-buta, red) tentu kita akan taklid kepada Ahmad bin Hambal. Kita
memnadang bahwa taklid diharamkan dan pemuda Kuwait tetap dalam kondisi buta kalau
mereka masih mengikuti Abdur Rahman Abdul Khaliq.
Sebelum Saddam menyerang Kuwait pendiri majalah Al-Furqan ini mengatakan bahwa Saddam
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
53
adalah seorang yang mukmin, namun setelah Saddam menyerang Kuwait, ia memvonis
Saddam kafir. Adapun saya, Alhamdulillah sebelum dan sesudah penyerangan Kuwait
memvonis Saddam kafir. Maka orang yang plin-plan dan tidak kokoh ilmunya niscay akan
bertindak seperti yang diperbuat Abdur Rahman Abdul Khaliq.
Pernah ada seorang yang berkata bahwa Syaikh Bin Baz menulis surat kepada Abdur Rahman
Abdul Khaliq menasihati agar mau bertaubat, kemudian ia bertaubat. Namun taubat yang ia
lakukan tidak sebanding dengan kalimat yang membuat perpecahan di dalam barisan Ahlus
Sunnah wal Jamaah. Saya takut ia adalah mata-mata dakwah. Jangan dikira ia telah bertaubat
dari semua yang telah diperingatkan kepadanya, tidak ada seperempatnya, karena ia tidak mau
tunduk terhadap ilmu.
Saudara kita Rabi bin Hadi (Asisten Profesor di Univ. Islam Madinah, red) telah membantah
semua pemikiran sesatnya - semoga Allah membalasnya dengan kebaikan- seandainya
pemuda Kuwait membaca tulisannya niscaya beliau akan berlepas diri dari Abdur Rahman
Abdul Khaliq dan Yayasan Ihya'ut Turats. Jika mereka tidak membacanya maka mereka akan
bertanya-tanya siapakah Abdur Rahman Abdul Khaliq itu ?
Sesungguhnya yang membuat ia seperti itu adalah dinar Kuwait dan tampilnya dia di koran.
Yang menggerakkan dakwah adalah dinar Kuwait, bukan dia pribadi. Saya akan menanyakan
kepada Abdur Rahman Abdul Khaliq, Negeri mana yang lebih kamu butuhkan dan layak untuk
dirimu -jika kamu ingin berbuat baik- Mesir negerimu atau Kuwait Di Mesir terdapat makam AlBadawi dan Al-Hasan. Kalau kamu mau berdakwah tentu kamu akan kembali ke Mesir,
mendirikan markaz di sana untuk berdakwah dengan sebatas ilmu yang kamu punyai dan
membekali diri dengan ilmu semampumu.
Pertanyaan
Anda pernah mengatakan bahwa sebagian kaum muslimin bergabung bersama Ikhwanul
Muslimin padahal mereka tahu bahwa Ikhwanul Muslimin berdiri di atas kebatilan dan Anda
berkali-kali mengulangi pernyataan tersebut (sebanyak empat kali) sehingga sebagian manusia
memahami pernyataan Anda bahwa semua apa yang ada pada Ikhwanul Muslimin batil tidak
ada kebenarannya, tetapi diketahui Anda tidak berniat seperti itu dan Anda mengatakan bahwa
kami ahlus sunnah selalu adil dalam ucapan dan perbuatan kami?
Jawab
Yang kami yakini bahwa Ikhwanul Muslimin, Jamaah Tabligh (yaitu Firqah Tabligh) dan Jamaah
Salafiyah Abdur Rahman Abdul Khaliq serta dakwah mana saja yang berupaya mengumpulkan
manusia dan meninggalkan yang lainnya atau bergabung kepadanya adalah bidah. Karena
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam mengatakan,
Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain janganlah menzalimi, mencla dan
menghinakannya, takwa itu berada di sini (sambil menunjuk dadanya), cukup dikatakan jelek
seorang muslim dengan menghinakan saudaranya.
Dan Allah Taala berfirman (yang artinya) (yang artinya), Sesungguhnya orang-orang yang
beriman adalah bersaudara. (Al-Hujurat: 10).
Firman Allah (yang artinya), Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan
jangan tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. (Al-Maidah: 2)
Mayoritas jamaah Abdur Rahman Abdul Khaliq adalah Ahlus Sunnah tapi masalah fanatik
golongan timbul dari sebagian kecil jamaahnya. Sedangkan Ikhwanul Muslimin mayoritasnya
ahli bidah, dan ahlus sunnahnya bisa dihitung dengan jari. Mengapa ahlus sunnah yang
bergabung tidak melepaskan diri dari ahli bidah, sehingga mereka menjadi bergolonggolongan. Demikian juga Jama'ah Tabligh kebanyakan anggotanya campuran dari sufi dan
Syiah dari berbagai jenis manusia. Maka saya mengharap mereka bertaubat kepada Allah
Ta'ala dan kembali mempelajari kitabullah dan sunnah Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam. Insya
Allah pada hari ini, besok atau lusa banyak pemuda kembali kepada jalan yang benar. Karena
jika mereka telah mengetahui kebenaran walaupun kamu memberi mereka emas, mereka tidak
akan mempedulikan emasmu dan tidak akan mempedulikan kedudukan dan selainnya.
Alhamdulillah. (Ijabatus Sa-il, 408-409)
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
54
Pertanyaan
Apakah yang disebut dengan jama'ah salafiyah Abdur Rahman Abdul Khaliq. Siapa dia, apa
yang ia serukan dan dimanakah sekarang ?
Jawab
Dia sekarang ada di Kuwait dan berasal dari negeri Mesir. Ia pernah tinggal di Madinah sebagai
mahasiswa Universitas Madinah, pernah merobek gambar-gambar bernyawa di Madinah
kemudian dia pindah ke Kuwait.
Pada awalnya di Kuwait ia berdakwah di atas sunnah kecuali dalam satu masalah yaitu
masalah loyalitas (al wala) dan kebencian (al bara) terhadap ahli bidah (ia kurang baik) akan
tetapi pada akhirnya dakwahnya menjadi rancu dan tidak ikhlas, padahal Allah Taala telah
berfirman (yang artinya), Ketahuilah bahwa agama yang murni itu milik Allah.
Maka hendaknya dia mengikhlaskan agamanya untuk Allah semata dan menyeru kepada
Kitabullah (Al Quran, red) dan Sunnah Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam. Sedangkan tulisantulisannya di koran dan majalah adalah baik. Kami tidak menutup mata kebaikannya akan tetapi
kami menasihati agar ia taubat dan tidak menyeru kepada fanatik golongan dan agar membela
setiap muslim.
Allah Taala berfirman (yang artinya), Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh yang
maruf, mencegah yang munkar. (At-Taubah: 71).
Allah berfirman (yang artinya), Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan
orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka
tunduk. (Al-Maidah: 55)
Saya nasihatkan kepadanya agar kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Nabi Shalallahu Alaihi
Wassalam, kembali kepada dakwah semula dan tiak memecah belah kaum muslimin, menolong
set ap muslim, tidak menuduh bahwa ulama tidak mengetahui waqi (realita) dan tidak
berharakah serta pernyataan lainnya yang membuat lari manusia dari agama.
Alhamdulillah banyak pemuda Jeddah (Arab Saudi) yang dahulu tertipu oleh Abdur Rahman
Abdul Khaliq sekarang sudah banyak yang kembali kepada ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah
secara murni.
Insya Allah di Kuwait, Haramain (dua tanah suci, Mekkah dan Medinah, red) dan Nejed banyak
pemuda yang akan berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya, karena mereka
berkumpul bersama Syaikh bin Baz dan Syaikh Ibnu Utsaimin yang tidak menyeru kepada
fanatik golongan maupun sekedar menghimpun kaum muslimin. Bahkan mereka melarang
perpecahan kaum muslimin menjadi banyak jama'ah. Jangan dipahami kami melarang adanya
saling menolong di antara kaum muslimin dalam satu pemimpin bahkan kami mewajibkannya
dan jangan dipahami kami melarang adanya aturan (organisasi) bahkan organisasi terdapat
dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda (yang artinya), Sungguh badanmu punya hak
atas kamu, istrimu punya hak atas kamu, dan dirimu punya hak atas kamu maka berilah
masing-masing haknya.
Kami tidak mengingkari adanya aturan-aturan dalam segala sesuatu tetapi yang kami ingkari,
peringatkan dan perangi adalah fanatik golongan yang memecah belah kaum muslimin.
(Ijabatus Sa-il, 410-412)
Pertanyaan
Apakah benar bahwa Abdur Rahman Abdul Khaliq salafiyah dalam akidah dan ikhwani dalam
cara dakwah? Ataukah ini hanya kebohongan?
55
Jawab
Saudara-saudara kita di Kuwait yang tergabung dalam Yayasan Ihya'ut Turats terdapat
saudara-saudara yang baik pemikirannya. Dahulu mereka pernah di Madinah kemudian
menetap di Kuwait dan berdakwah di sana. Seiring dengan perjalanan waktu mereka
menyimpang dari jalan yang lurus. Mereka menganggap masalah demokrasi dan masalahmasalah lainnya sebagai masalah yang remeh. Akhirnya, dakwah mereka menjadi dakwah
Abdullah As-Sabt, sebuah dakwah yang menghancurkan dan memecah belah ahlus sunnah.
Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam telah menerangkan sifat beliau sendiri dalam kitab Shahih
Bukhari pada kitab Al-Itisham bahwa beliau memecah belah manusia. Artinya memecah
belah antara orang-orang Islam dengan orang-orang kafir. Adapun saudara kita Abdur Rahman
Abdul Khaliq memecah belah ahlus sunnah. Seorang ahlus sunnah dari Sudan datang kepada
saya dan mengatakan bahwa di Sudan ahlus sunnah telah pecah disebabkan oleh Abdur
Rahman Abdul Khaliq.
Juga telah terjadi perpecahan ahlus sunnah di Yaman, Mesir dan Yordania (dan Indonesia
dengan sebab Abu Nida cs, red). Dia memecah belah bukan melalui pemikirannya tetapi
melalui dinarnya. Adapun pemikirannya bukan diambil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, tetapi
dinar sebagaimana kata penyair:
Berapa banyak kelebihan rizki
Dapat melunakkan dan menunggangi leher-leher lelaki kuat.
Adapun di Yaman saya memperkirakan anggotanya meninggalkan Abdur Rahman Abdul Khaliq
tetapi berpindah ke Sururiyyun. Saya ingin bertanya kepada mereka, Wahai salafi Yaman
kalian bersama orang-orang Kuwait selama empat tahun apakah mereka di dalam kesesatan
atau apa? Apa motivasi kalian meninggalkan mereka kemudian berpindah ke Sururiyyun,
apakah Sururiyyun lebih banyak hartanya ? Atau kalian tidak sadar terhadap perbuatan kalian
sendiri ? Apakah kalian tidak bisa berdikari ? Dakwah bagi kami lebih mahal daripada dirham
dan dinar.
Saya nasihatkan kalian jangan suka mencoba-coba, terkadang bersama Ihya'ut Turats dan
terkadang pindah ke Sururiyyun. Berdirilah di atas kaki sendiri dan beramallah dengan
mengharap wajah Allah semata, Allah tidak akan menyia-nyiakan amalanmu.
Pertanyaan
Di tempat kami ada Yayasan Ihya'ut Turats milik Abdur Rahman Abdul Khaliq, apa nasihat Anda
bagi para pemuda yang menjadi anggota Yayasan ?
Jawab
Ini yayasan perpecahan. Ada sebagian dari mereka berkunjung ke Yaman dan berkata, Kami
tidak bisa memberi bantuan kepada Anda kecuali pesantren Anda mempunyai izin resmi dari
pemerintah.
Saya katakan kepadanya, Kami tidak membutuhkan bantuanmu, kecuali tanpa syarat dan
ikatan apa-apa. Lalu mereka pergi mencari orang-orang yang lemah kepribadiannya untuk
dijadikan pegawai dengan gaji dinar Kuwait hingga menjadikan pegawai-pegawai itu tidak
membutuhkan ulama. Di antara mereka ketika singgah di Shana (Yaman) pernah berkata,
Dakwah kita berjalan setelah kita meninggalkan ulama. Betapa jelek ucapan ini padahal Allah
telah berfirman (yang artinya), Tanyakanlah kepada ulama jika kamu tidak mengetahui. (AnNahl: 43).
Allah Ta'ala telah berfirman (yang artinya), Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat
untuk manusia; dan tiada yang memahami kecuali orang-orang yang berilmu. (Al-Ankabut: 43).
Allah telah mengisahkan Qarun yang keluar dengan membawa banyak perhiasan, Maka
keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang
cenderung hatinya kepada kehidupan dunia, Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
56
57
Pertanyaan :
Ada pertanyaan ikhwan dari Inggris sekitar Yayasan Ihya'ut Turats Kuwait bahwa yayasan ini
memecah belah persatuan?
Jawaban Asy Syaikh Muqbil Ibn Haadi al WadiI rahimahullah :
Sesungguhnya yayasan ini adalah yayasan pertama yang diingkari para ulama ahlus-sunnah
karena yang memimpin adalah Abdur Rahman Abdul Khaliq yang pada awal dakwahnya
mengajak kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, sehingga kaum muslimin Kuwait banyak
mengambil manfaat dari dakwahnya. Antara ia dan Ikhwanul Muslimin terjadi pertentangan
besar. Ikhwanul Muslimin mencela dia dan dia mencela Ikhwanul Muslimin. Akan tetapi entah
kenapa kemudian muncul dari ucapan dan perbuatannya perkara-perkara yang mungkar.
Sebagian saudara kita yang ada di Madinah dan pernah bergaul dengannya masuk ke
rumahnya dan menjumpai di dalamnya banyak kemungkaran seperti televisi, lalu mereka
mengingkarinya dengan alasan dalam siaran televisi banyak kemungkaran seperti adanya
gambar bernyawa, sedangkan Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda (yang artinya), "Para
malaikat tidak akan masuk rumah yang terdapat anjing dan gambar bernyawa."
Beliau bersabda (yang artinya), Akan keluar di hari kiamat anak kambing yang mempunyai dua
mata yang melihat, dua telinga yang mendengar, lisan yang berbicara ia berkata, Aku diberi
tugas menyiksa tiga golongan: semua orang yang sombong, semua orang yang berdoa kepada
selain Allah dan para pelukis gambar yang bernyawa.
Ahli ilmu tidak punya waktu untuk melihat televisi. Saudara-saudara kita mengingkarinya. Tetapi
ia marah bahkan menuduh mereka jama'ah takfir, jama'ah khawarij. Ia telah mendzalimi
mereka, padahal mereka adalah penuntut ilmu yang bisa salah dan bisa benar.
Ia pernah mengadakan tabligh akbar yang isinya antara lain menyerukan agar tidak menutup
pabrik-pabrik minuman keras sampai ada penggantinya! Jika belum ada penggantinya dari
manakah pekerja makan ?.
Tidak lama kemudian Jafan, saudara kita dari Yaman, menulis buku yang cukup bagus yang
membantah Abdur Rahman Abdul Khaliq. Sebelumnya Abdur Rahman Abdul Khaliq didatangi
rombongan dan dikatakan kepadanya, Anda salah!. Saya akui kesalahanku, jawabnya.
Kami ingin Anda mengumumkan kesalahan Anda di muka umum.
Kalau saya umumkan nanti publik tidak akan percaya pada saya lagi.
Dia telah berbuat kesalahan dalam hal ini tetapi sebaliknya publik menambah kepercayaan
kepadanya.
Abdur Rahman Abdul Khaliq menulis kitab berjudul Al-Wala wal Bara, sebuah kitab yang jelek
yang tidak patut ditulis oleh seorang sunni salafi. Dalam kitabnya ia menyerang penuntut ilmu,
menuduh mereka khawarij, bodoh dan menyimpang. Padahal, justru merekalah yang berada
pada pihak yang benar. Mereka telah menyeru manusia kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah
selama enam tahun. Dunia semarak dengan dakwah mereka.
Kemudian kami pindah ke Yaman, setibanya di sana beberapa orang menemuiku. Di antara
rombongan ada Abdullah As-Sabt. Mereka berkata, Kami tidak bisa membantu Anda kecuali
Anda bergabung bersama yayasan negeri. Saya katakan kepada mereka, Kami tidak akan
menjual dakwah untuk seorang pun, jika kalian mau membantu tanpa syarat maka lakukanlah.
Jika memakai syarat, Allah pasti akan memberi kemampuan pada kami.
Kondisi yang lebih jelek daripada itu ialah ia duduk bersama orang-orang yang berkepribadian
lemah, yang mengaku salafi dari Yaman, untuk diajak bergabung bersamanya. Seseorang dari
Kuwait berkata, Dakwah kita berjalan dengan lancar setelah kita meninggalkan ulama. Saya
katakan, Betapa besar kalimat yang keluar dari mulutmu, wahai orang bodoh!
Salah seorang teman kita yang mendengar ucapannya mengatakan, Bulu kudukku merinding
mendengar ucapannya!
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
58
Allah Taala berfirman (yang artinya), Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk
manusia, dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Al-Ankabut: 43).
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berilmu. (Ar-Rum: 22)
Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang
cenderung hatinya kepada kehidupan dunia, Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa
yang telah diberikan kepada Qarun. Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan
yang besar. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu, Kecelakaan besarlah bagimu,
pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak
diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar. (Al-Qash-shash: 79-80)
Ulama adalah orang-orang yang menyeru ke jalah Allah di atas hujjah/keterangan (bashirah)
sebagaimana yang Allah firmankan, Katakanlah: Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada
termasuk orang-orang yang musyrik. (Yusuf: 108).
Ulama adalah orang-orang yang menyeru kepada kebaikan, Dan hendaklah ada di antar kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan
mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran: 104).
Ulama adalah orang-orang yang telah diangkat kedudukannya oleh Allah, Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan agama beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Al-Mujadalah: 11).
Ulama adalah orang-orang yang disamakan dengan para malaikat oleh Allah dalam hal
persaksian tentang keesaan-Nya,Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Sesembahan
melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang berilmu (juga
menyaksikan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (Ali Imran: 18).
Ulama adalah orang-orang yang memerangi fitnah-fitnah menerangi jalan kegelapan, sabar
dalam kesempitan hidup, membimbing umat dan memberi faidah ilmu kepada umat, sementara
kamu hai orang-orang bodoh merasa tidak butuh kepada ulama padahal Allah telah berkata,
Dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku. (Luqman: 15).
Keluarga Yasin berkata kepada kaumnya, Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu,
dan mereka adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. (Yasin: 21)
Jadi ulama mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan manusia, baik kamu kehendaki
atau kamu tolak. Karena dakwahmu dibangun di atas pengumpulan dana, tipu daya dan
pemikiran yang aneh, sebentar lagi akan hancur dan banyak manusia yang kaan berlepas diri
darinya.
Ketika ikhwan kita di Kuwait mengundang Syaikh Rabi untuk tabligh akbar, maka kehidupan
pun terasa sempit bagi mereka, padahal dunia ini sangat luas. Mereka ragu dalam menyikapi
nasihat Syaikh bin Baz terhadap Abdur Rahman Abdul Khaliq. Kemudian Abdur Rahman
mendatangi mereka dan saya yakin ia tidak menerangkan apa yang telah dinasihatkan Syaikh
bin Baz dan tidak rujuk dari pemikirannya. Tetapi karena takut terhadap pemerintah Kuwait
maka ia pura-pura menerima nasihat Syaikh bin Baz.
Pemerintah Kuwait sangat segan terhadap Syaikh bin Baz. Kalau Syaikh bin Baz
memerintahkan usir Abdur Rahman Abdul Khaliq tentu pemerintah akan mengusirnya.
Kami akan bertanya kepadanya, Apakah kamu telah taubat dari ucapanmu: Tidak mengapa
kita saling membantu dengan orientalis,padahal Allah telah berfirman (yang artinya),
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari
pertolongan Allah, kecuali karena memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
59
Allah memperingatkan kamu terhadap diri-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali. (Ali Imran:
28)
Allah berfirman (yang artinya), Katakanlah, Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,
istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai
daripada allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai allah
mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepad orang-orang yang
fasik. (At-Taubah: 24) .
Allah berfirman (yang artinya), Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh yang maruf,
mencegah dair yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat pada Allah
dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah: 71).
Setelah menyebutkan loyalitas orang-orang yang beriman kepada orang-orang yagn beriman
dan orang-orang kafir loyal kepada orang-orang kafir, Allah mengatakan, Jika kamu tidak
melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu (loyal terhadap orang-orang yang
beriman), niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (Al-Anfal:
73)
Di Kuwait telah terjadi banyak kerusakan, sementara Abdur Rahman Abdul Khaliq sibuk
memecah belah di sana. Saya anggap ini adalh sikap yang keterlaluan. Di Yaman banyak ahlus
sunnah yang membelot ke Sururiyyun dan mengikuti Ihya'ut Turats gara-gara ulahnya. Misalnya
saja, Abdul Majid Ar-Rimi, Muhammad Al-Badhani dan Muhammad Al-Mahdi. Saya perkirakan
hal ini merupakan siasat di antara mereka agar mendapat makan dari dua arah, makan dari
sana dan dari sini.
Kaum muslimin Yaman sekarang menjadi musuh ahlus sunnah, sebaliknya mereka justru
menolong dan mengutamakan Ikhwanul Muslimin. Mereka sangka saya tersibukkan dengan
Muhammad Al-Mahdi. Siapa dia? Ia adalah seorang yang bodoh. Alhamdulillah, saya
mengetahui mereka - kelompok Ihya'ut Turats, Abdul Majid Az-Zindani dan Abdur Rahman
Abdul Khaliq- adalah Ikhwanul Muflisin (orang-orang yang rugi, gelar untuk IM, red).
Saya katakan kepada Muhammad Al-Mahdi bahwa majalahmu adalah majalah perpecahan.
Tulislah apa yang kau maukan, kamu oang bodoh, akan diberangus, pendusta dan Amar bin
Nasyir yang memberangusnya.
Adapun Abdurahman Asy-Syirabi yang menulis dalam majalah Al-Furqan mengajak saya
bergabung dengan Ikhwanul Muslimin, maka saya pendam perasaan atas seruannya itu, tetapi
jika ia menulis tentang ini maka saya akan sampaikan. Yayasan Ihya'ut Turats memecah belah
ahlus sunnah di Saudi dan Sudan sampai mereka menamakan pengikut Abdur Rahman Abdul
Khaliq seperti Muhammad Hasyim sebagai orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya
mereka telah menjual dakwah dengan dinar Kuwait. Saya telah menasihati mereka beberapa
kali dan hasilnya banyak muslimin keluar dari jama'ah Abdur Rahman Abdul Khaliq.
Tinggal kini Muhammad Hasyim yang tinggal di Qatar lalu pindah ke Kuwait. Ia membantah
saya, Saya membela Anda. Saya katakan kepadanya, Ucapanmu terbang bersama angin,
bagaimana saya akan mengumumkan ucapnmu sedangkan kamu sendiri memendamnya.
Tidak perlu aku menjawab omonganmu. Tetapi cukup orang-orang Sudan di sekelilingmu yang
mencela kamu dan Abdur Rahman Abdul Khaliq.
Alhamdulillah, mereka telah keluar dari yayasan itu. Kamu memusuhi bekas teman-temanmu
karena mereka mengatakan bahwa percampuran laki-laki dan perempuan di sekolah haram,
demonstrasi dan pemilu tidak boleh. Mereka telah keluar dari neraka ke surga, dari kehinaan ke
kemuliaan. Allah berfirman (yang artinya), Dan kemuliaan itu milik Allah, Rasul dan orangorang yang beriman. (Al-Munafiqun: 8).
Barangsiapa menghendaki kemuliaan maka kemuliaan itu milik Allah semuanya. (Fathir: 10).
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
60
Abdur Rahman Abdul Khaliq telah memecah-belah ahlus sunnah di Mesir dan Indonesia, maka
Allah tidak memberkahimu, wahai Abdur Rahman Abdul Khaliq! Nabi Shalallahu Alaihi
Wassalam bersabda (yang artinya), Aku pemisah di antara manusia. Dalam riwayat lain, Aku
memisahkan di antara manusia. Beliau memisahkan antara suami dan istri, anak dan orang tua
kerena kekafiran dan keislaman. Adapun orang ini memisahkan ahlus sunnah. Saya perkirakan
dia seorang jongos Amerika, ia menghendaki perpecahan dakwah, bahkan mengorbankan
hartanya untuk itu sebagaimana pemerintah sekarang berusaha keras memecah belah dakwah.
Kamu jangan lupa bagaimana Abdur Rahman Abdul Khaliq memuji Saddam Husain sebagai
seorang mukmin yang baik, dan itu dimuat di surat kabar. Padahal Saddam adalah seorang
komunis menurut ahlus sunnah, sebelum dan sesudah ia menyerang Kuwait.
Abdur Rahman Abdul Khaliq tidak diberi taufik oleh Allah, dakwahnya sejak di Madinah selama
dua puluh enam tahun tidak membuahkan hasil saya menantangnya agar ia menunjukkan salah
satu dari muridnya yang menjadi orang alim yang dijadikan rujukan. Jika dia menjawab, Saya
punya Abdur Razaq Asy-Syayiji. Maka saya katakan bahwa dia adalah orang tolol yang
menyeru kepada demokrasi dan memerangi ahlus sunnah.
Dahulu sebagian ikhwan yang kuliah di Madinah hanya mengetahui Abdur Rahman Abdul
Khaliq dan Abdullah As-Sabt. Saya katakan kepada mereka, Mengapa kamu tidak membuat
pesantren, dakwahmu tidak menghasilkan orang alim atau penuntut ilmu sejak lama. Dia
berkata, Kami merasakan itu oleh karenanya kami mendaftarkan murid-murid kami ke
Universitas Madinah. Ini ucapan yang benar.
Maka dakwah golongan-golongan itu tidak mendapat taufik dari Allah bahkan kami anggap
mereka merusak dakwah. Alhamdulillah, sekarang Abdur Rahman Abdul Khaliq dan pegawaipegawainya telah bangkrut di Yaman. Dan Muhammad Surur yang dahulu mencela Syaikh AlAlbani dan Syaikh bin Baz sebagai ulama yang tidak mengetahui kondisi umat, kini telah
tenggelam. Walaupun begitu, mereka tidak merasa malu minta rekomendasi kepada Syaikh bin
Baz, melaporkan bahwa mereka melakukan ini dan itu.
Saya nasihatkan kepada para saudagar untuk menolong kaum muslimin, dan tidak membantu
memerangi dakwah sunnah.
Saya katakan, Sabarlah, dakwahmu telah terberangus di Kuwait, disokong oleh dinar Kuwait.
Demikian juga harta yang kamu peroleh dari saudagar Saudi untuk membangun dakwahmu
yang rusak.
Pertanyaan :
Apa sikap Syaikh bin Baz dan Syaikh Al-Albani terhadap Ihya'ut Turats?
Jawaban Syaikh Muqbil :
Adapun Syaikh Al-Albani telah berlepas diri sejak lama dan Syaikh bin Baz mengingkari sikap
fanatik golongan dan tipu daya mereka yang ada padanya. Mereka pernah mendatangi
beberapa syaikh yang mereka anggap mendukung mereka dan mengatakan, Ya Syaikh,
sungguh dia (Abdur Rahman Abdul Khaliq) telah banyak berbuat kebaikan, mendatangi Afrika
dan Indonesia, padahal ia datang untuk mmecah belah ahlus sunnah- dia telah datang ke
Pakistan, ke negeri ini dan itu.? Syaikh mendengarkan laporan itu dan membenarkannya.
Lantas Abdur Rahman Abdul Khaliq membantah saya dengan pembenaran Syaikh. Saya yakin
kalau
Syaikh
tahu
kondisi
sebenarnya
pasti
beliau
akan
berlepas
diri.
Pertanyaan :
Ketika Abdur Rahman Abdul Khaliq berkunjung ke Indonesia, ia berkata bahwa kesalahankesalahan dirinya yang diperingatkan Syaikh bin Baz itu terjadi pada waktu yang lalau dan tidak
pernah dia ucapkan pada saat sekarang. Apa komntar Anda terhadap pengakuaannya?
Jawaban Syaikh Muqbil :
Pada awal dakwahnya ia baik dan bermanfaat bagi muslimin Kuwait. Setelah itu ia
menyimpang. Dan penyimpangan yang besar adalah memcah belah persatuan ahlus sunnah.
Saya telah membicarakannya dalam kitab Al-Makhraj minal Fitan (Solusi Mengatasi Fitnah Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
61
sudah saya terjemahkan, penerj) dan juga telah saya peringatkan tentang dia dalam banyak
kaset. Saya nasihatkan kalian membaca buku yang ditulis saudara kita Rabi bin Hadi AlMadhali yang berjudul Jama'ah Wahidah Laa Al-Jamaat (Satu Jama'ah Saja, Bukan Banyak
Jamaah). Buku ini sudah cukup Insya Allah.
Demi Allah saya membenci dia karena Allah karena dia telah membuat tipu daya kepada umat
dan memecah belah persatuan ahlus sunnah. Kaset-kaset dan bukunya tidak perlu didengar
dan dibaca. Dia menulis buku dengan judul Al-Fikrush Shufi (Pemikiran Sufi). Dalam bukunya
ia nukil Abu Abdirrahman As-Silmi, Muhammad bin Al-Husain, seorang yang tidak beres
agamanya. Dalam buku tersebut ia mencela beberapa orang. Dia pernah berkata kepda Syaikh
bin Baz bahwa ia telah mencabut empat perkara (dari pemikirannya) yang dikritik oleh Syaikh
bin Baz. Saya katakan, tidak cukup kritikan bin Baz dalam masalah-masalah yang sederhan
sementara dia telah melakukan perkara yang membahayakna dan belum taubat yaitu memecah
belah ahlus sunnah melalui dinar Kuwait, bukan hanya melalui pemikirannya.
Maka Yayasan Ihya'ut Turats di Kuwait pun menggalang dana. Kemudian diutuslah Abdur
Rahman Abdul Khaliq untuk menyesatkan muslimin dan memecah persatuan. Akan tetapi
dakwah tidak membutuhkan Abdur Rahman Abdul Khaliq dan pemikirannya. Sebaiknya ia
duduk di rumahnya. Atau jika ia masih punya rasa cemburu kepada agamanya, sebaiknya ia
pulang ke Mesir, yang lebih membutuhkan dai-dai. Barangkali di sana dia dapat bertukar pikiran
dengan orang-orang Universitas Al-Azhar, yang banyak mempunyai pemikiran sia-sia.
Ia harus bertaubat kepada Allah dan mengambil kitabnya, belajar kepda Syaikh bin Baz, Syaikh
Ibnu Al-Utsaimin atau Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad.
Saya menantang dia untuk menunjukkan satu muridnya yang berhasi menulis satu kitab yang
bagus. Ia telah membantah Syaikh Rabi, dan berkata, Anda yang berkata demikian, wahai
Syaikh Rabi?
Bantahan yang menggelikan seperti orang-orang Shadah (Yaman) yang mengatakan
kepadaku, Anda yang berkata demikian, wahai Muqbil? Saya berkata dalam hati, Ya aku
mengatakannya dan aku memuji Allah atas perkataanku. Semoga Allah membalas Syaikh
Rabi dengan perkataan yang baik.
Pertanyaan
Apa yang Anda ketahui tentang buku karya Abdur Rahman Abdul Khaliq yang berjudul Ibnu
Taimiyah dan Bolehnya Amal Jamai?
Jawaban Syaikh Muqbil :
Abdur Rahman Abdul Khaliq dan Abdul Wahhab Ad-Dailami telah menulis buku khayalan, dan
saya heran mereka menulis buku khayalan untuk diperdagangkan kepad apublik. Salah
seorang dari mereka datang kepadamu dan bertanya, Aku tidak ingin beramal jamai (amalan
yang harus dilakukan bersama), tapi siapa yang mampu menjadi guru, dai, mujahid, pedagang,
petani dan selain itu?
Apakah kami telah beramal jamai, fakta telah membuktikan dengan baik. Bukankah dakwah
tersebar karena karunia Allah kemudian dengan amal Jamai, ada yang menjadi guru, penulis,
petani dan sebagainya. Tidak akan baik amalan kecuali dengan amal jamai, Allah yang Maha
Tahu dan Memahami memerintahkan, Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan
ketakwaan dan jangan tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. (Al-Maidah: 2)
(Dinukil dari Al-Gharah, 410)
Pertanyaan :
Apakah benar Anda tidak memperbolehkan tanzhim (aturan-aturan) untuk semua urusan
dakwah?
Jawaban Asy Syaikh Muqbil :
Subhanallah, ini adalah kebohongan yang besar. Dakwah Rasulullah Shalallahu Alaihi
Wassalam berdiri dengan aturan-aturan, keluarnya dari Mekkah ke Madinah denga aturan main
bukan dengan tanpa perhitungan, keluarnya dari Madinah untuk haji menempuh perjalanan
62
sembilan hari membawa banyak orang, kalau tidak dengan aturan tentu tidak akan mampu
menempuh perjalanan sejauh itu.
Nabi Shalallahu alaihi wassalam bersabda (yang artinya), Sesungguhnya jasadmu mempunyai
hak atas kamu, matamu punya hak atasmu, keluargamu mempunyai hak atasmu, istrimu
mempunyai hak atasmu, maka penuhilah haknya masing-masing. Ini adalah aturan juga.
Pengutusan pasukan dengan aturan. Tiga orang beriman dan tiga orang kafir yang bersengketa
ketika saling berdebat sebagaiman tersebut dalam surat Al-Hajj dengan aturan. Kebanyakan
urusan jihad dan dakwah adalah dengan aturan. Yang kami ingkari adalah tanzhim (aturan)
yang menyelisihi Al-Qur'an dan As-Sunnah. Seorang lebih baik hidup sendiri daripada hidup
dalam aturan thaghut.
Telah tersebar kabar bahwa ahlus sunnah mengingkari adanya tanzhim dan amal jamai. Saya
katakan orang yang mengingkari aturan dan amal jama'i bukan sunni karena Allah berkata,
Dan tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketakwaan dan janga tolong menolong dalam
dosa dan permusuhan. (Al-Maidah: 2)
Rasulullah bersabda (yang artinya), Seorang mukmin atas mukmin lainnya seperti bangunan
yang saling menguatkan.
Rasulullah bersabda, Permisalan orang-orang yang beriman dalam kasih sayang, kecintaan
dan hubungan mereka seperti satu jasad jika salah satunya sakit maka selurh jasad merasakan
dengan panas dan demam.
Amal jama'i yang menyelisihi Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah apa yang dilakukan oleh
Ikhwanul Muslimin dan Abdur Rahman Abdul Khaliq. Silakan Anda membaca risalahku kepada
Yayasan Ihya'ut Turats yang menerangkan kebenaran walaupn mereka tidak suka. Abdur
Rahman Abdul Khaliq mengaku bahwa ia salafi, ia berkata, Saya bersumpah untuk
menghormati undang-undang negara. Yakni undang-undang yang berisi aturan bila seorang
wanita berzina atas persetujuan suaminya maka tidak dihukum. Maka saya bersaksi berlepas
diri dari kesalafiannya. Salafinya seperti baju, jika mau ia pakai dan jika tidak mau maka ia
lepas.
Saya berlepas diri dari amal jama'i apakah bersama Ikhwanul Muslimin ataupun salafi Kuwait.
Kami berlepas diri dari amal jama'i yang berisi demo-demo, pemilu dan selain itu. Allah telah
berkata, Dan apa yang kamu perselisihkan dalam satu urusan maka hukumnya dikembalikan
kepada Allah. (Asy-Syura: 10) Jika kamu berselisih dalam satu urusan maka kembalikanlah
kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu beriman kepada Allah dan Hari Akhir. (An-Nisa: 59).
Dai besar Abdur Rahman Abdul Khaliq telah gugur dalam medan dakwah, yang semula ia
memperjuangkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dan memberantas kebatilan. Akan tetapi, ketika
terbuka pintu-pintu dunia baginya dalam pemilu ia gugur. Tulisan-tulisannya dalam puncak
penentangan kepada Allah dan Rasul-Nya serta syariat-Nya yang disebarluaskan melalui
majalahnya Al-Muntada dalam topik Mengikuti Yayasan Al-Hikmah. Dalam majalah itu
disebutkan bahwa seseorang itu haruslah fleksibel. Ya, fleksibel menerima satu pemikiran
kemudian berpindah ke pemikiran lainnya. Merek di antara dua perkara: boleh jadi terikat oleh
dinar atau memang fleksibel. Jika tidak untuk apa menyebarkan kebatilan dalam majalah?
(Dinukil dari Al-Gharah 2/6-8)
Pertanyaan :
Apakah yang dimaksudkan dengan metode muwazanah (keseimbangan) antara kebaikan
dengan kejelekan? Siapa yang pertama kali melakukannya dan apa tujuan akhirnya?
Jawaban Syaikh Muqbil :
Satu kaum mengetahui bahwa mereka dikritik dan mereka ingin menutup aib mereka. Saya
katakan kepada ahli bidah: Ia seorang yang sesat, ahli bidah, jangan kamu sebutkan kebaikan
dan kemuliaannya karena dia telah kafir!
Adapun orang yang mencintai kebaikan dan salah dalam satu urusan tidak mengapa kita
menyebut kebaikannya seperti Aban bin Ayasy ketika sebagian ulama yang semasa dengannya
berkata, Jika dia berkata mendatangkan masalah yang besar.
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
63
Akan tetapi ia adalah seorang ahli ibadah dan orang yang fadhil (utama). Seorang ulama yang
semasa dengannya ditanya lalu menjawab, Sebutkan kebaikannya dan peringatkan
kesalahannya agar diterima haditsnya.
Adapun prinsip menimbang antara kebaikan dan kejelekan kami tidak menolak secara mutlak
dan menerima secara mutlak, tetapi kalau satu hizb (golongan) menyeru kepada fanatik
golongan dan menginfakkan hata karena golongannya maka kita tidak perlu menyebut
kebaikan-kebaikannya. Atau yang lainnya menyeru demokrasi yang bermakna masing-masing
golongan berhukum dengan hukumnya sendiri padahal Allah berfirman (yang artinya),
Hukum hanyalah milik Allah. (Al-Anam: 57)
Allah Taala berfirman (yang artinya) (yang artinya), Apakah hukum Jahiliyah yang mereka
kehendaki, dan siapakan yang lebih baik daripada Allah bagi orang-orang yang yakin? (AlMaidah: 50).
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang kafir. (Al-Anam: 44)
Firman Allah (yang artinya),Apakah mereka mempunyai sesembahan-sesembahan selain Allah
yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? (Asy-Syura: 21).
Saya gelari Abdur Rahman Abdul Khaliq salfathi (salafi demokrasi). Maka orang semisal dia jika
masih dalam keadaan semula tidak perlu disebutkan kebaikannya walaupun dahulu ia baik.
Masalahnya wahai saudara-saudaraku, Abdur Rahman Abdul Khaliq, Ihya'ut Turats, Yayasan
Al-Hikmah, Sururiyah, Yayasan Al-Ihsan dan Ikhwanul Muslimin adalah cacat di mata ulama
dan ahlus sunnah. Orang pertama yang mengkampanyekan metode ini (muwazanah) adalah
Yayasan Al-Hikmah, Ikhwanul Muslimin dan Sururiyyun.
Pertanyaan
Ada sebagian ikhwan yang berakidah salaf tetapi kami tidak sependapat dengan mereka dalam
masalah menyebarkan akidah salaf (dakwah). Mereka telah memilih jalan mereka sendiri. Kami
berbeda dalam satu bagian amalan manhaj, maka apakah kami boleh mengaplikasikan kaidah
kritikan dan pujian ataukan menasihati mereka?
Jawaban Syaikh Muqbil :
Sebaiknya menasihati dan tidak menerapkan kaidah tersebut kecuali kepada orang yang
mengaku salafi tetapi memecah belah ahlus sunnah seperti Abdur Rahman Abdul Khaliq dan
Abdullah As-Sabt. Mereka telah memecah belah ahlus sunnah di Yaman, Sudan, Yordania, Abu
Dhabi, Mesir dan Indonesia. Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam adalah pemisah manusia yang
kafir denga mukmin. Seorang istri masuk Islam sedangkan suaminya kafir, lalu si istri
bergabung dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam.
Seorang anak masuk Islam sedang ayahnya kafir lalu ia bergabung dengan Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wassalam. Dan seorang masuk Islam sedang saudaranya kafir lalu ia
bergabung dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Ini adalah perpecahan yang baik.
Adapun memecah-belah ahlus sunnah sungguh menyakitkan hati. Ia memecah dengan dinar,
tidak dengan pemikirannya. Sebaigan orang ada yang lebih alim dari orang ini (Abdur Rahman),
akan tetapi air liur mereka menetes lalu mengikutinya. Maka orang seperti ini perlu
diperingatkan dan diterangkan siapa Abdur Rahman Abdul Khaliq. Alhamdulillah, saya telah
menerangkan dan memperingatkan bahwa mereka dalam banyak kaset sampai mereka
bertaubat dari memecah belah Ahlus Sunnah.
Demikian juga orang yang berdakwah mengatasnamakan salaf padahal membawa misi fanatik
golongan (hizbiyah), mestilah kita terangkan kepada manusia kondisinya. Kami memerangi
hizbiyah karena hizbiyah menghancurkan dakwah. Berapa banyak orang yang dahulu seorang
dai, penulis dan ahli kutbah, setelah bergaul degan hizbiyah akhirnya mati sebagai seorang
hizbi yang menyukai nasyid dan sandiwara. Perkara-perkara ini haruslah kita terangkan dan
tempatkan pada posisinya dengan adil. Allah Taala berfirman (yang artinya) (yang artinya),
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
64
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah,
sesungguhnya
Allah
Maha
Mengetahui
apa
yang
kamu
kerjakan..
Allah Taala berfirman (yang artinya) (yang artinya), Wahai orang-orang yang beriman, jadilah
kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah meski terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah
lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. (An-Nisa:135).
Senantiasa berlaku adillah dan menempatkan manusia pada posisi sebenarnya adalah perkara
yang sangan penting. Para ahli hadits terkadang memuji seorang periwayat hadists terkadang
melemahkannya (mengkritik). Mengapa yang satu memuji? Karena demikianlah sebatas yang
ia ketahui. Dan mengapa yang lainnya mengkritik? Karena memang demikian sebatas
pengetahuannya. Terkadang mengkritik dengan gaya bahasa yang lunak seperti fulan jujur tapi
lemah hafalannya, jujur tapi lemah, fulan lemah. Jadi ungkapan kritikan berbeda-beda
sesuai kondisi seseorang.
(Dinukil dari Al-Gharah, 72)
Pertanyaan
Apakah boleh saling berjanji di antara kita untuk menolong Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya
Shalallahu Alaihi Wassalam sebatas kemampuan kita?
Jawaban Syaikh Muqbil :
Saya tidak tahu adanya larangan dalam hal itu. Akan tetapi jangan lakukan seperti apa yang
dilakukan Abdur Rahman Abdul Khaliq yang menjadi hizbi. Lantas ia pun mengubah
kepribadian para pemuda yang telah baik pemahaman agamanya menjadi hizbi pula., sehingga
keluar dari golongan Allah (hizbullah). Allah-lah tempat kita meminta pertolongan. Segala pujian
hanyalah milik Allah.
(Dari Qamul Muanid, 96)
Pertanyaan:
Apakah Abdur Rahman Abdul Khaliq ahli bidah?
Jawaban asy Syaikh Muqbil :
Ya, dia ahli bidah, hendaknya orang yang menyaksikan menyampaikan kepada yang tidak
hadir, selama dia menyeru kepada golongannya.
Pencipta Kabah berfirman,
Dan berpeganglah dengan tali agama Allah dan jangan berpecah belah. (Ali Imran: 103)
Jika ulama memvonis ahli bidah terhadap orang yang fanatik terhadap orang yang fanatik pada
salah satu mazhab yang empat sebagaimana yang dikatakan Imam Shanani dalam bukunya
Irsyadun Nuqad ila Taisiril Ijtihad, maka fanatik terhadap golongan, memerangi ahlus sunnah,
mengakui demokrasi dan menuduh ahlus sunnah tidak beramal jama'i sungguh dia ahli bidah.
Bagaimana menuduh ahlus sunnah mengingkari amal jama'i sementara Rabbul Kabah
berfirman, Dan tolong menolonglah dalam kebaikan dan takwa dan jangan tolong menolonga
dalam dosa dan permusuhan. (Al-Maidah: 2)
Dan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda (yang artinya), Seorang mukmin atas
mukmin lainnya seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan.
Namun amal jama'i di sini adalah dalam batas-batas Al-Qur'an dan As-Sunnah. Bukan seperti
yang dikatakan seseorang, Pemimpin kami memerintah mencukur jenggot, lalu kami mengikuti
perintahnya.
Sementara Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda (yang artinya), Biarkanlah
(panjangkanlah) jenggot dan tipiskanlah kumis.
Atau pemimpin kami memerintahkan kami melukis (memfoto) gambar bernyawa lalu kami
melakukannya, dan keharaman-keharaman lainnya. Saya memuji ALLAH atas kebaikan yang
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
65
telah terealisasikan melalui tangan dai-dai sunnah Yaman. Pergilah kepada saudarasaudaramu yang terus-menerus mengumpulkan dinar, kalian akan menemukan mereka mati,
tidak hidup dan tidak merasakan kapan mereka jatuh. Berbeda dengan dakwah Ahlusunnah.
Sesungguhnya ia seperti yang ALLAH katakan (yang artinya) : Tidakkah kamu perhatikan
bagaimana ALLAH telah membuat perumpaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,
akarnya teguh dan cabangnya ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim
dengan seizin Tuhannya. (Ibrahim:24).
Dan Alhamdulillah, dakwah Ahlus sunnah tersebar di Yaman dan negeri-negeri lainnya. Saya
beri kabar gembira kepada kalian bahwa ada pertanyaan dari Inggris, Amerika dan Jerman
serta negeri-negeri lainnya menanyakan siapa Abdurahman Abdul Khaliq dan Yayasan Ihyaut
Turots lalu saya peringatkan dengan keras agar para pemuda jangan sampai jatuh dalam jerat
mereka. Kami katakan, minta tolonglah kepada ALLAH dan berdakwahlah dalam batasanbatasan agama dan bersabarlah. Rasulullah Shalallahu alaihi Wassalam bersabar lapar, haus,
sakit dan kurang pakaian, jangan kamu jual dakwahmu kepada fulan dan fulan.
Pertanyaan :
Apakah anda punya niat membantah ucapan Abdurahman Abdul Khaliq dalam satu kitab
khusus ?
Jawaban Syaikh Muqbil :
Tidak, saya tidak punya niat membantah ucapannya karena ucapannya ngawur dan tidak dinilai
dengan sesuatu apapun. Adapun majalah Al Furqan adalah majalah peminta-minta (dana via
proporsal, red) di Yaman, penulisnya pembohong dan tolol, Ammar bin Nasyir, tidak ada
keinginanku untuk membantahnya. Kami hanya mau membantah tulisan ahli ilmu dan pencari
ilmu seperti tulisan Ali Ridha yang mengkritik empat hadits dan kami telah membantahnya
dalam satu buku kecil, alhamdulillah.
Seorang penyair berkata,
Kalaulah setiap anjing yang mengonggong
Tentu kerikil ditimbang dengan uang emas..
kau
tutup
mulutnya
dengan
batu,
66
67
terdapat perkara bathil, maka dihapus dan dibersihkan, kemudian diperingatkan di selebaran
atau dengan pernyataan: Di sana terdapat beberapa kesalahan maka waspadalah!!!,..."
Syaikh menasehati ttg syubhat mengenai "Tahdzir" (peringatan keras, red), beliau
menasehatkan panjang lebar : (Ia selalu mentahdzir orang yang tidak cocok dengannya!, ...).
Ini adalah ucapan yang selalu mereka ucapkan dan didengungkan di sekitar. Demi Allah, saya
katakan kepadamu wahai saudaraku yang mulia, engkau dan teman-teman semua, kita
memohon kepada Allah, bagi engkau dan kami supaya tetap terus di atas taufiq dan
kebenaran!, saya katakan bahwa saya, yakni, seharusnya seorang muslim tidak menoleh/
berpaling terhadap ucapan-ucapan orang yang memiliki keinginan-keinginan tertentu dan orang
pencela/pendendam jadi seorang muslim adalah bersemangat, kemudian kembali kepada
`Ulama, dan menjadikan mereka sebagai penerang, dan juga saran-saran mereka, dan
hendaklah diketahui akan semangatnya terhadap Sunnah, maka sepantasnya dia mantahdzir
para syabab dengan sebenar-benarnya tahdziir dari mereka orang-orang yang Mumayyiin,
maka sesungguhnya kerusakan mereka sangat meluas maka sebagaimana yang telah
berlalu/lewat untuk semestinya diingatkan darinya dan tahdzir.
Demi Allah!, apabila seorang memiliki ini ada padanya beberapa perkara yang perlu
diperhatikan dan pertanyakan ada nasehat kemudian dia datang dan dari kami semua
berlapang dada namun apabila dia datang dengan cara menggangu seperti ini dan bergerak
secara sembunyi-sembunyi dan condong kepada mereka pergi kepada mereka dan singgah
kepada mereka. Dan dia tidak bergaul saudara-saudara mereka hanya saja engkau tidak
melihat melainkan penebaran isu-isu, maka ini tidak diragukan lagi bahwa orang-orang ini
adalah perusak dan memutuskanya adalah wajib dan tahdzir darinya adalah wajib, setelah kita
tegakkan hujjah dan nasehat kepadanya.
Seharusnya kita mentahdzir para syabab darinya, relalah orang yang rela dan marahlah orang
yang marah!, maka ini adalah Agama Allah, dan ini adalah manhaj jika di sana tidak ada
pembatas yang menjaganya maka ditahdzir dari orang-orang yang seperti ini karena mereka
akan marah dan akan merusak dengan kerusakan yang luas dan menebarkan pemikiranpemikiran ini diantara para syabab, berupa filsafat-filsafat seperti ini yang baru saja dia
tebarkan, sesungguhnya tidaklah seluruhnya dari apa yang dia bawa. Dan kemudian
menyamarkan terhadap para syabab dengan perincian-perincian yang sedemikian rupa,
kenapa? Dia bersandar, bersandar kepada takwil ini dan kepada penafsiran-penafsiran yang
samar yang tidak ada pendahulu mereka padanya (di dalammnya), kenapa? Seluruhnya,
dikarenakan ingin mewujudkan gambaran-gambaran mereka orang-orang yang condong
kepada Ahli Bid`ah dan orang-orang yang tidak memiliki keinginan tidak menolong Sunnah dan
tidak pula sesuatu, hanya saja, yakni mendendam dengan dendam yang terselubung dan
memerangi, menyerang dengan peperangan yang membinasakan terhadap Ahlus Sunnah dan
atas orang yang menolongnya.
Dan inilah tujuan mereka dan inilah tabiat mereka, kenapa orang ini datang dan bersenangsenang dengan mereka dan membela mereka dan memperkuat mereka, kemudian dilain sisi
kita melihatnya seorang pendusta dan perusak dari teman-teman mereka. Dan kepada temanteman mereka Salafiyin, menuduh mereka dengan tuduhan-tuduhan yang tidak terdapat pada
mereka dan mentahdziir mereka, dan bermain-main dengan nash dan mendatangkan takwiltakwil yang batil seperti ini sehingga ia merampas para syabab dari dawah salafiyah dan dari
para dainya.
Maka yang wajib baginya adalah mentahdzir mereka para syabab dari orang orang tersebut!,
dengan sebenar-benar tahdzir demi Allah mereka telah membentuk suatu bahaya yang sangat
besar, dan kerusakan mereka adalah sangat besar dan saya menganjurkan padamu untuk
meneruskan tahdzir dari orang-orang seperti mereka dan saya memohon kepada Allah, agar
Allah memberikan taufik kepadamu dan kepada kita semua untuk tetap berada di atas Sunnah
dan terus berpegang teguh dengannya!. Dan menolongnya dan membantah orang-orang
seperti mereka. Maka sesungguhnya mereka, engkau telah melihatanya dengan kedua
matamu, ketika sebahagian saudaramu bergampang-gampang dalam permasalahan manhaj
yang kemudian mereka masuk bergabung dengan orang-orang hizbiyyin dengan alasan jihad
atau yang semisalnya apa yang terjadi, dan apa yang terjadi dari kerusakankerusakan dan
dari bahaya yang besar, apa yang terjadi?!!!...
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
68
Dari perpecahan dan memecah barisan dan kalimah. Berapa banyak yang telah kalian
perhatikan?, Sangat banyak sekali. Kemudian datang pada kita yang seperti ini, datang yang
perusak seperti ini juga. Lalu kemudian dia mengganggu mengacau para syabab dengan takwiltakwil yang batil ini dan dengan perkara-perkara yang aneh. Yang demikian ini tidak dikenal dari
seorang Salafi, bahwa ia datang dengan ucapan yang seperti ini. Salafi itu terang, ia tidak
memiliki takwil seperti ini dan tidak pula pengkaburan-pengkaburan seperti ini seperti sikap
tamyi seorang Ahli Bid`ah dan sikap tahsin terhadap mereka (orang-orang sesat) dan
pembelaan terhadap mereka, menolong mereka dengan berbagai jalan.
Kalau begitu seorang Salafi tabiatnya adalah Al Haq dan Sunnah dan pembelaaannya dan
penjelasanya tentang manhaj dengan benar dan membimbing para syabab di atasnya membina
para syabab di atas Sunnah dan tetap bersamanya, menolongnya dan membelanya!, bukan
seperti yang dilakukan orang-orang ini dan yang sejenisnya, dan ini wajib bagi kita semua!,
yaitu kita berdawah kepadanya. Dan seharusnya seorang Salafi itu bersemangat dengan
sebenarnya semangat, terhadap manhaj ini, ia akan memulai dengan alat apapun untuk
mendapatkan manhaj ini, dan mentahdzir baginya (orang tersebut), pendalilan yang demikian
inilah yang selalu dipakai orang-orang salaf yang terdahulu dalam mentahdzir dan menjaga
manhaj dan menjaga orang-orang yang mengikuti mereka dari pengikut-pengikutnya dari jalan
Ahli Bid`ah, sebagaimana yang aku katakan kepadamu.
Mereka (orang-orang salaf) pernah didatangi sekelompok anak-anak yang masih muda belia
lalu mereka mentahdzir mereka dari jalan-jalan Ahli Bid`ah dan dari segala sesuatu yang
mereka berada di atasnya , dalam rangka menjaga manhaj ini dan menjaga dawah ini. Yaitu
hajr, dari orang-orang seperti mereka. Maka janganlah engkau menoleh pada ucapan-ucapan
mereka yang seperti ini. Selama engkau, Insyaa Allah, tetap berpegang pada Sunnah dan
bersemangat atasnya. Kembalilah pada `Ulama dan jadikanlah pendapat mereka sebagai
penerang bagimu. Dan di sana ada teman-teman yang bersamamu dengan izin Allah,
bertaawunlah dengan mereka di atas Al Haq dan dalam menyebarkan Sunnah dan berdawah
pada Allah.
Maka jangan engkau menoleh pada mereka, dan terangkan Sunnah disini!, dan jangan engkau
pedulikan ucapan-ucapan mereka. Barang siapa yang menginginkan kebenaran ini dan
penjelasannya, maka datanglah. Dan jika ia memiliki masalah, jelaskan padanya, namun
adapun menebarkan sebahagian ucapan seperti ini adalah tabiatnya (orang tersebut)
mengganggu dan mengacau Ahlus Sunnah, Wallahu mustaan". (Selesai nasihat syaikh Kholid
ar Raddadi)
Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=256
2.5.2. Lagi Tentang Al Sofwa
Penulis: Website thullabul-ilmiy.or.id
Pengantar Redaksi
Berikut adalah peringatan keras yang dibawakan oleh Syaikh Abu Yaasir Khalid Ar Raddadi
hafidhahullah (Dosen Tetap Madinah Islamic University, Saudi Arabia. Beliau adalah pentahqiq
kitab Syarhus Sunnah yang ditulis Al Imam Al Barbahari Rahimahullah Ta`ala) atas bahayanya
al-Jam'iyah al-Hizbiyyah seperti Ihya ut Turats dan Al Sofwah dan yayasan yang bertaawun
dengannya (Yayasan al Kahfi Batam, Nidaul Fithrah Surabaya, LBI Al Atsary Jogjakarta dll) dan
para dai yang bertaawun dengannya seperti Abdul Hakim Abdat cs dengan berbagai
kesalahan manhajnya.
Percakapan dengan Syaikh Kholid ini diselenggarakan pada tanggal 17 Dzulhijjah 1423/ 19
Februari 2003 bertempat di sekretariat Yayasan Anshorus Sunnah, Batam dan dihadiri juga oleh
Salafiyyun di Batam.
[Sebelum memulai pertanyaan kepada Syaikh Kholid, terlebih dahulu mendahuluinya dengan
mengabarkan beberapa penjelasan kepada beliau ]
Ustadz Muhammad Wildan, Lc :
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
69
Sebelum diajukannya beberapa pertanyaan kepada anda, wahai Syaikh kami, kami
beritahukan kepada anda secara singkat tentang keadaan yayasan yang kami harapkan
penjelasan dari anda tentang yayasan tersebut.
Maka kami katakan wabillahi taufiq, telah didirikan di kepulauan kami yaitu pulau Batam
beberapa tahun yang lalu sebuah yayasan islamiyyah yang dinamakan dengan yayasan AlKahfi yang dipimpin oleh seorang laki-laki yang bernama Tarno. Dulunya Tarno ini adalah
termasuk orang yang sering menghadiri kajian-kajian kami dan halaqah-halaqah kami.
Kemudian kami melarangnya untuk menghadiri kajian-kajian tersebut dikarenakan beberapa
penyimpangan yang muncul dari dirinya. Dan kami telah menasihatinya, namun ia tidak
menerima nasihat tersebut dan tetap pada apa yang dilakukannya. Bahkan ia menggembosi
orang lain dari kalangan asy-syabaab (pemuda) as-salafiyyin untuk meninggalkan / tidak
menghadiri kajian -kajian kami lagi sebagaimana ia telah mempengaruhi orang lain untuk
bergabung dengannya. Dan memang ternyata sebagian pemuda salafiyyun terpengaruh
dengan apa yang dilakukannya.
Dan yayasan yang didirikannya ini melakukan beberapa aktifitas dakwah diantaranya :
1. Mengadakan dauroh-daoroh `ilmiyah dengan mengundang beberapa da'i yang mempunyai
hubungan dengan al-Jam'iyah al-Hizbiyyah seperti Ihya' ut-Turots dan ash-Shofwah (nama
resminya Yayasan Al-Sofwa, red)
2. Disebarkan di yayasan ini majalah "Assunnah" yang diterbitkan oleh salah seorang da'i yang
berta'awun / melakukan kerja sama dengan Jam'iyah Ihya' ut-Turots dan menerima bantuan
darinya.
3. Pada masa tahun ini telah diadakan kajian-kajian dan dauroh-dauroh secara rutin di yayasan
ini dengan melakukan ta'awun dengan salah seorang alumnus kuliah Syari`ah di al-Jami'ah alIslamiyah sebagai pengajar di yayasan tersebut.
Demikian sekilas tentang keadaan yayasan tersebut. Adapun beberapa pertanyaan yang akan
kami sampaikan kepada anda tentang mu`asaah (yayasan) ini dan tentang masalah yang
lainnya adalah sebagai berikut : "
Ustadz Wildan :
Bagaimana atau apa pendapat Anda tentang yayasan Al-Kahfi yang kondisinya telah dijelaskan
diatas ?
Syaikh Kholid :
[ Ba'da tahmid dan sholawat ]
"Tidak diragukan lagi bahwa yayasan tersebut merupakan mua`sasah al-hizbiyyah. Dan dalil
tentang hal tersebut ada 4 (empat) yakni :
1. Bahwa orang yang bertanggung-jawab terhadap yayasan itu adalah seorang laki-laki yang
telah sampai nasihat kalian padanya, kalian telah menasihatinya yaitu ketika muncul darinya
beberapa kesalahan manhajiyah dan beberapa kesalahan yang menyelisihi manhaj As-Salaf
Ash-Sholih, namun ternyata ia tidak menerimanya dan tidak memperdulikan nasihat atau
perkatan kalian serta tahdzir dari kalian. Malah ia mendirikan yayasan yang lainnya.
2. Yayasan ini (Al-Kahfi) ditopang / dibantu oleh orang-orang yang dikenal memiliki permusuhan
yang keras terhadap ad-da'wah as-salafiyyah.
3. Bahwa mereka tidak mengundang ke yayasan ini orang-orang yang dikenal / diketahui
mempunyai manhaj yang bersih / murni. Dan juga keyakinan yang murni dari kalangan orangorang yang dikenal memerangi al-hizbiyyah dan orang-orang yang tidak jelas posisinya,
melainkan mereka mengundang orang-orang yang sependirian dengan mereka dan orangorang yang satu jalan / metode dengan mereka.
4. Sesungguhnya mereka tidak cukup hanya melakukan hal-hal di atas melainkan mereka
menerbitkan (maksudnya menyebarkan) majalah yang mereka namakan majalah 'Assunnah'
dengan mengikuti nama majalah 'Assunnah' yang diterbitkan oleh Muhammad Surur Zainul
Abidin; tokoh / pendiri sururiyyah.
Majalah 'Assunnah' yang dinamakan dengan 'Assunnah' secara dusta dan tidak benar. Dan
juga majalah ini merupakan / dianggap sebagai corong dari corong-corong mereka. Di
dalamnya disebarkan makalah-makalah yang memperkuat posisi mereka, membantu /
membela apa yang ada pada diri mereka serta melarang orang yang hendak menulis dengan
tulisan yang berisi perang terhadap al-hizbiyyah dan perang terhadap apa yang menyelisihi
manhaj As-Salaf.
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
70
Oleh sebab itu, berangkat dari hal-hal ini semua maka kami katakan sesungguhnya yayasan ini
(al-kahfi) tidak diragukan lagi merupakan yayasan yang berdiri di atas at-tahazzub dan berdiri di
atas penyelisihan terhadap manhaj yang benar. Oleh karenanya, yayasan ini wajib dijauhi,
diperangi dan ditahdzir, diperingatkan para pemuda salafiyyun dari yayasan ini dan tidak boleh
berhubungan dengannya sampai mereka kembali kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala dan
meninggalkan tahazzub yang ada pada diri mereka dan juga meninggalkan kebencian terhadap
manhaj As-Salaf." (Dikutip dari http://thullabul-ilmiy.or.id/modules/news/article.php?storyid=32,
judul asli BAHAYA AL JAMIYAH AL HIZBIYYAH [Bag. 1], dengan edit dari redaksi Salafy.or.id)
Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=972
Disebut persatuan bidah, karena mereka berupaya menyatukan manusia bukan di atas landasan tauhid
dan sunnah, tetapi bahkan dengan mengorbankan tauhid dan sunnah.
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
71
getol mendakwahkan Tauhid dan Sunnah dan memberantas syirik dan bidah. Nah, siapa lagi
yang dimaksud musuh besar kalau bukan salafiyyin ?
1-Fase Quthbiyyah dan Sururiyyah
Demikianlah beberapa kesesatan yang merupakan prinsip-prinsip dasar gerakan IM, namun
al-hamdulillah-- Untuk membentengi umat dari kesesatan-kesesatan mereka, para ulama
menjelaskan dan membantah prinsip-prinsip mereka yang batil tsb seperti disebut di atas.
Setelah tampak jelas kesesatan pemahaman persatuan ala ikhwaniyyah dengan bantahanbantahan para ulama, baik dengan fatwa-fatwa maupun dengan buku-buku para ulama,
gerakan IM ini merubah wujudnya agar gerakan mereka tetap laku di pasaran. Dan karena
ketidak-mampuan mereka menghadapi hujjah-hujjah yang dipaparkan para ulama, sebagian
tokoh-tokoh mereka akhirnya mengaku sebagai Ahlussunnah pengikut Salaf, meski pemikiran
ikhwaniyyah masih saja bercokol di kepalanya.
Sebut saja salah satu tokoh yang paling menonjol dari mereka, yaitu Muhammad Surur bin
Nayef Zainal Abidin yang hingga aliran ikhwaniyah model baru ini dinisbatkan dengan namanya
yaitu sururiyah (pengikut Surur). Tokoh yang tinggal di negeri kafir London, UK ini mengaku
sebagai Ahlus Sunnah dan menamakan dakwahnya dengan Dakwah Suniyyah atau dakwah
Sunnah, lantas menerbitkan majalah as-Sunnah. Semula dakwahnya diawali dengan
menyebarkan tulisan-tulisan Ahlus Sunnah yang bersifat umum, kemudian mulai dia
menyisipkan pemikiran ikhwaniyyah - yang sudah kami ringkaskan di atas - dalam majalah
tersebut.
Dia mengkritik sikap para ulama terhadap ahlul bidah, menganggap mereka tidak mengerti
wawasan politik serta tidak tatsabut dalam menghukumi kelompok-kelompok dakwah yang dia
maksud adalah IM dan sejenisnya--. Pada puncaknya, dia mencerca para ulama dan
menuduhnya sebagai ulama bayaran, munafik, penjilat pemerintah dan seterusnya.
Ada baiknya kita lihat sebentar bagaimana pemikiran ekstrim Muhammad Surur ini sebagai
berikut:
Surur mengkafirkan para penguasa muslim
Dalam majalah As-Sunnah no. 26 th. 1413 H hal. 2-3, ia berkata: "Penyembahan terhadap
berhala pada hari ini memiliki banyak tingkatan. Yang pertama, duduk bersila di atas
singgasananya penguasa negara sekutu George Bush -bisa jadi besok Clinton-. Kedua,
tingkatan para penguasa negara-negara Arab yang meyakini bahwa manfaat dan madlarat
mereka ada di tangan Bush. Oleh karena itu mereka pergi haji ke sana (Gedung Putih) dan
memberikan sesajen dan kurban-kurban. Ketiga, jajaran pemerintahan Arab, menteri-menteri,
wakil-wakilnya, pimpinan-pimpinan tentara, dewan legislatif dan lain-lain. Mereka berbuat
kemunafikan dengan menjilat atasannya. Menganggap baik kebatilan-kebatilan yang mereka
lakukan tanpa ada rasa malu dan kewibawaan. Sedangkan tingkatan yang ke-empat dan
kelima adalah para pegawai-pegawai yang berada di kementerian. Mereka semua meyakini
bahwasanya syarat untuk dapat naik ke pangkat yang lebih tinggi adalah kemunafikan, menjilat
dan menuruti semua perintah atasannya".
Lihatlah! Muhammad Surur mengkafirkan semua jajaran pemerintahan di negara-negara Arab
dan menganggapnya sebagai penyembah berhala.
Bahkan Surur menyebut para penguasa tersebut lebih jelek daripada orang kafir.
Dalam majalahnya no. 43, Jumadil Tsani th. 1415 H, Muhammad Surur menyebut-kan:
"Berkata sahabatku: Bagaimana pendapatmu kalau ada orang yang berkata: jika anak cucu
Abdul Aziz (Penguasa Saudi Arabia saat itu pent.) selamat dari teman-teman dekatnya dari
kalangan orientalis Barat yang mengelilinginya, niscaya perkara-perkara yang jelek ini tidak
terjadi. Maka saya jawab: Wahai aba fulan.. mereka lebih jelek daripada teman-teman
dekatnya. Mengapa mereka memilih orang-orang yang rusak, orientalis, dan para munafik?
Oleh karena itu saya katakan bahwa anak cucu Abdul Aziz lebih jelek dari teman-teman
dekatnya. Karena aqidah mereka sama, ditambah lagi anak cucu Abdul Aziz mewajibkan
kepada umat hukum-hukum yang jahat dan berserikat dengan kaum orientalis barat dalam
strategi dan perencanaannya"..
Lihatlah! Muhammad Surur menyatakan dengan tegas bahwa aqidah para penguasa muslim di
Saudi Arabia sama dengan aqidah orang-orang kafir barat yang katanya- menjadi teman
dekatnya.
Kalau penguasa Arab Saudi dikatakan kafir, padahal telah tegas dan jelas dasar negara mereka
adalah Al-Qur'an dan Sunnah, bagaimana kira-kira dengan para penguasa muslim di negeri lain
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
72
serta di negeri Indonesia ini? Tentunya para pengikut Muhammad Surur lebih berani
mengkafirkan kaum muslimin di Indonesia baik yang ada di jajaran pemerintahan sipil maupun
militernya.
Surur mengkafirkan para ulama
Ia menyatakan selanjutnya: "Jenis berikutnya adalah golongan yang mengambil keuntungan
dengan tidak punya rasa malu mengikuti sikap tuan-tuannya. Jika tuannya meminta bantuan
kepada Amerika, maka para hamba sahaya tadi mulai mengumpulkan dalil-dalil untuk
membolehkan perbuatan itu. Jika tuannya bertikai dengan Iran rafidlah, maka para budak tadi
mengumpulkan dalil-dalil tentang jeleknya rafidlah" (as-Sunnah, no. 23, hal. 29-30)
Siapakah yang dimaksud oleh Surur dalam ucapannya di atas? Siapa lagi kalau bukan para
ulama yang memberikan dalil-dalil dan fatwa. Lebih tegas lagi ketika kita membaca ucapan
Muhammad Surur pada edisi 26, setelah menukil ucapan seperti di atas, ia berkata: "Sungguh
perbudakan zaman dahulu sangat sederhana, karena ia memiliki tuan yang langsung. Adapun
pada hari ini, maka perbudakan sangat rumit dan berantai. Dan aku tidak habis pikir, orangorang yang berbicara tentang tauhid, ternyata dia ada-lah budak dari budak dari budak dari
budak dari budak. Dan tuannya yang paling akhir adalah Nashrani".
Perhatikanlah pengkafiran Muhammad Surur terhadap para ulama yang di-istilahkan dengan
"orang yang berbicara tentang tauhid"! Ia menyatakan sebagai budak yang kesekian dari
George Bush.
Surur menyeret dakwah tauhid para Nabi kepada "dakwah politik"
Dalam kitabnya Manhajul Anbiya' ("Manhaj Para Nabi"), Muhammad Surur menggambarkan
para Nabi seakan-akan adalah para politikus yang melawan rezim-rezim dan para penguasa
yang dhalim. Ia menyebutkan bahwa para Nabi adalah para pejuang yang memberontak
kepada para penguasa yang kafir dan lalim seperti Fir'aun, Namrud dan lain-lain. Setelah itu ia
menyebutkan bahwa para penguasa muslim sekarang yang tidak berhukum dengan hukum
Allah adalah "Fir'aun-Fir'aun" dan "Namrud-Namrud" yang juga harus ditumbangkan.
Ia sama sekali melupakan bahwa dakwah para nabi adalah dakwah tauhid yang mengajak
semua manusia, termasuk raja-rajanya untuk beribadah kepada Allah dan tidak beribadah
kepada yang selainNya.
Allah berfirman:
(36 : )...
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Beribadahlah kepada Allah (saja), dan jauhilah Thaghut (sesembahan lain)!". (an-Nahl: 36)
Surur menganggap penguasa muslim sebagai thaghut yang lebih dahsyat dari Namrud
Ketika menceritakan kisah nabi Ibrahim, Surur menyamakan Namrud dengan para penguasa
muslim hari ini yang dianggap tidak berhukum dengan hukum Allah. Ia berkata: "Thaghut pada
zaman Ibrahim menyatakan: "Aku menghidupkan dan mematikan", yakni membunuh siapa
yang dikehendakinya dan membebaskan siapa yang dikehendakinya. Adapun thaghut pada
zaman kita sekarang ini disamping mereka membunuh siapa yang dikehendakinya dan
memaafkan siapa yang dikehendakinya, mereka menganggap diri-diri mereka sebagai
tandingan terhadap Allah. Mereka menentukan undang-undang hukum sekehendaknya dan
menganggap yang demikian adalah hak mereka dan bukan hak Allah". (Manhajul Anbiya' 1/114)
Masih di halaman yang sama, bahkan ia menyatakan kalau mereka merupakan thaghut yang
lebih dahysat dari-pada Namrud. Ia berkata: "Dari sini kita ketahui bahwa thaghut pada zaman
kita lebih dahsyat dan lebih dhalim daripada thaghut pada zaman Ibrahim . (Manhajul
Anbiya' 1/114).
Setelah itu ia mencemooh ulama dan para dai yang tidak mau mengkafirkan mereka dan tidak
mau menganggap mereka sebagai thaghut. Ia berkata: "Maka bagaimanakah sejumlah besar
para penulis dan penasehat, menulis berlembar-lembar dan berjilid-jilid dalam kitab-kitab
mereka dan menghabis-kan waktu berjam-jam dan waktu yang panjang dalam ceramahceramah mereka di radio, televisi dan lain-lain untuk membicarakan tentang thaghut pada
zaman Ibrahim, tetapi tidak satu kalimat pun menyinggung tentang thaghut pada zaman kita.
Allahumma, kecuali jika pembicaraan mereka adalah bagian dari misi-misi propaganda yang
direncanakan oleh thaghut untuk menyerang thaghut lain". (Manhajul Anbiya', 1/139)
Seorang muslim yang paling sedikit ilmunya pun mengetahui bagaimana Firaun dan Namrud
menyiksa orang-orang yang bertauhid, lantas bagaimankah para penguasa hari ini? Sungguh
tepat apa yang dinasehatkan oleh Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan ketika ditanya tentang
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
73
sikap kita terhadap buku Manhajul Anbiya' tersebut, beliau menjawab: "Jauhilah penyakitpenyakit yang ada dalam kitab tersebut dan hendaknya buku itu ditarik dari toko-toko buku dan
laranglah buku tersebut untuk masuk ke negeri ini". (Al-Ajwibal Mufidah, Syaikh Shalih Fauzan,
hal. 50)
Surur melecehkan kitab-kitab aqidah Ahlus Sunnah
Dengan pemikiran di atas, Muhammad Surur menganggap kitab-kitab aqidah dan tauhid yang
ditulis oleh para ulama tidak penting, bahkan ia menganggap buku-buku tersebut kaku dan
kering, tidak bermanfaat dalam menyelesaikan problem dakwah masa kini.
Ia berkata: "Aku melihat buku-buku aqidah dan aku dapati buku-buku tersebut berbicara
tentang masa lalu bukan pada masa kita, menyelesaikan problem-problem dan masalah yang
terjadi pada masanya. Sedangkan pada masa kita, banyak problem baru yang membutuhkan
penyelesaian baru pula. Di samping itu, metode yang dipakai dalam buku-buku aqidah tersebut
sangat kaku dan kering, karena hanya merupakan kumpulan dalil dan hukum. Oleh karena itu
kebanyakan para pemuda lari dari padanya". (Manhajul Anbiya', Juz I, hal. 8)
Inilah ciri khas sururiyyun, yaitu melecehkan kitab-kitab aqidah para ulama dan mengajak
manusia untuk membaca buku-buku para tokoh pergerakan masa kini, seperti karya Sayyid
Quthb dan lain-lain.
Oleh karena itu -meskipun mereka mengaku Ahlus Sunnah dan terkadang mengaku SalafiMuhammad Surur dan para pengikutnya tetap memberikan pembelaan kepada Sayyid Quthb
dan ke-lompok-kelompok sejenisnya dengan ucapan-ucapan seperti: "Mereka pun masih
mempunyai kebaikan" atau "Bagaimana pun juga mereka adalah se-orang mujtahid" dan lainlain.
Pemikiran Sururiyyah lebih bahaya dari pada Quthbiyyah
Bahaya pemikiran sururiyyah ini lebih dahsyat daripada bahaya pemikiran Sayyid Quthb.
Karena Muhammad Surur dengan majalahnya As-Sunnah -yang kemudian diganti dengan AlBayan- selalu mengatas-namakan Ahlus Sunnah dan pada terbitan perdananya selalu meminta
rekomendasi dari para ulama Ahlus Sunnah. Hingga banyak kaum muslimin yang terperdaya
dengannya.
Hingga muncullah salafi gadungan yang berbaju Ahlus Sunnah, namun berpemikiran
Quthbiyyah. Kita katakan pada para sururiyyin: "Kalian hanya memiliki pegangan "Al-Bayan"
dan "As-Sunnah", sedangkan kami berpegang dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah".
Kaidah-kaidah pemikiran Sururiyyah
Jika kita perhatikan gerakan sururiyyah ini, maka prinsip-prinsip dasar dalam dakwahnya persis
sama dengan gerakan IM. Hanya saya dia membedakan istilah-istilahnya dengan istilah-istilah
baru, diantaranya:
1. Al-Inshaf (bijaksana)
Al-Inshaf menurut gerakan ini adalah bersikap bijaksana dalam mengkritik seseorang atau
kelompok-kelompok dakwah dengan cara menyebutkan kebaikan-kebaikan mereka ketika kita
mengingatkan umat dari kesesatan-kesesatan mereka. Ini adalah upaya taqrib (melakukan
pendekatan dan menyatukan) antara Ahlus Sunnah dan berbagai macam kelompok bidah.
Prinsip ini sama persis tujuannya dengan slogan IM yang sangat terkenal
.
2. Fiqhul Waqi (memahami situasi dan kondisi)
Istilah inipun sama maknanya dengan istilah yang dipakai oleh IM dengan istilah tsaqafah
(wawasan). Hal ini mereka lakukan karena banyak diantara tokoh-tokoh yang mereka
banggakan bukanlah Ahlul Hadits, bukan ahlul fiqh, bukan ahli tafsir dan seterusnya. Sehingga
satu-satunya ilmu yang mereka punyai adalah mengetahui sikon maka sebutan ulama bagi
mereka adalah seseorang yang mengerti fiqhul waqi (situasi dan kondisi) dan wawasan politik
(tsaqafah) dan sejenisnya. Kemudian dengan ilmu inilah mereka mengunggulkan tokohtokohnya di atas para ulama.
Sebagai contoh mereka mengangkat Sayyid Quthb sebagai ulama yang mengerti fiqhul waqi,
menguasai tsaqafah islamiyah atau istilah-istilah lainnya. Mereka tidak dapat menyejajarkannya
di jajaran para Ahlul Hadits, karena mereka mengetahui bahwa Sayyid Quthb tidak memiliki ilmu
tentangnya. Mereka juga tidak bisa memasukkan Sayyid ke dalam jajaran ahlut tafsir.
Demikianlah seterusnya, mereka tidak dapat mengangkat tokoh-tokohnya dengan latar
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
74
belakang ilmu hadits, fiqh atau tafsir. Satu-satunya gelar yang mereka banggakan adalah
bahwa Sayyid mengerti sikon, tsaqafah, fiqhul waqi dan lain-lainnya. Sebaliknya para ulama
yang ahli di bidang hadits, fiqh atau tafsir seperti Syaikh bin Bazz, Syaikh al-Albani, Syaikh
Muqbil bin Hadi al-Madkhali, Syaikh Muhammad bin Shalih bin Utsaimin dan lain-lain dianggap
tidak berguna fatwanya, karena dianggap tidak mengetahui sikon, tsaqafah atau fiqhul waqi.
3. Tatsabbut (memastikan bukti-bukti)
Untuk memastikan shahih atau tidaknya suatu riwayat, tatsabbut merupakan hal yang harus
dilakukan guna meneliti keshahihan riwayat dengan melihat ketsiqahan rawi-rawinya,
bersambungnya sanad dan lain-lain. Masalah ini dibahas dalam ilmu hadits. Akan tetapi yang
mereka maksudkan tentang perlunya tatsabbut bukan seperti yang dimaksudkan oleh para
ulama. Tatsabbut menurut mereka adalah menanyakan kebenaran berita kepada orang yang
tertuduh (yang dikritik). Sebagai contoh, jika kita menyatakan bahwa Hasan al-Banna adalah
sesat, maka kita harus tatsabbut dan menanyakannya kepadanya, apakah dia benar-benar
sesat. Tatsabbut jenis ini mereka gunakan untuk pembelaan diri sehingga ketika ada beberapa
orang datang bertatsabbut kepada mereka: Apakah kalian sururi, ikhwani atau quthbi?, jelas
saja mereka dengan mudahnya menepisnya dengan berbagai macam syubhat, agar dapat
memperdayai orang-orang lugu tadi.
Hizbiyyah/Kelompok Sururiyyah
Demikianlah, dengan ketiga syubhat di atas, mereka berupaya untuk mempersatukan dan
mengkompromikan seluruh kelompok dakwah dengan beragam manhaj ke dalam satu partai
(kelompok hizbiyyah) yang mereka namakan dengan istilah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Nama
ini sekedar nama kelompok mereka yang baru bukan bermakna jalan Ahlus Sunnah wal
jamaah.
Kita lihat sebagi buktinya ucapan Aid al-Qarni dalam kasetnya Firr Minal Hizbiyyah..:
Bahkan kita adalah kelompok Ahlus Sunnah, tidak ada nama lain kecuali Ahlus Sunnah. Tidak
perlu kita menguji manusia apakah dia ikhwani, sururi, tablighi atau menanyakan apa jamaah
yang mereka ikuti. Bahkan jamaah kita adalah jamaah Ahlus Sunnah.
Sangat jelas sekali tujuan Aidh dalam ucapannya diatas, yaitu menyatukan ikhwani, tablighi
sururi atau kelompok-kelompok hizbiyyah lainnya dalam satu kelompok besar yang dinamakan
Ahlus Sunnah.
Agar lebih jelas lagi, dengarkan pula ucapan Muhammad Muhammad Badry dalam majalah alBayan no. 28, bulan Syawal tahun 1410 H hal. 15. Dia berkata: Jamaah ini adalah yang
mengajak seluruh kelompok pergerakan Islam untuk bergabung di dalamnya yaitu jamaah
Ahlus Sunnah wal jamaah yang umum dan luas.
Jika masih ada yang ragu dalam memahami ucapan di atas yaitu mengajak seluruh kelompok
pergerakan Islam untuk bergabung dalam satu partai yaitu partai Ahlus Sunnah, maka kita
katakan kepada mereka: lihatlah lebih jelas lagi pada ucapan tokoh mereka yang lain, dalam
buletin mereka Buhuts Tatbiq asy-Syariah al-Islamiyah, no. 12 ia berkata: Dan prinsip dasar
dari semua itu adalah bahwa seluruh kelompok pergerakanIslam pada hari ini merupakan
tentara yang semestinya tergabung di dalamnya seluruh umat walaupun berbeda-beda
mandzhab dan latar belakangnya untuk bersama-sama menghadapi fitnah kekafiran.
Kalimat Bersayap
Kalimat politis atau kalimat bersayap biasa digunakan untuk dapat diterima di pihak
yang satu dan dapat disambut oleh pihak yang lain, tentunya hal ini dilakukan agar
dapat menguntungkan di kedua pihak tersebut. Namun seorang mukmin yang
sungguh-sungguh akan mengikuti Al Quran dan As Sunnah sesuai dengan apa yang
dimaukan oleh Allah dan Rasulnya. Sedangkan orang kafir terang-terangan akan
menentang Al Quran, As Sunnah dan apa yang dimaukan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Perbedaan keduanya sangat tampak dan jelas.
Memang benar-benar ada kelompok ketiga yang samar-samar dan tidak jelas, mereka tidak
mau mengikuti apa yang dimaukan oleh Allah dan Rasul-Nya tetapi tidak mau pula dikatakan
menentang Al-Quran dan As Sunnah. Mereka adalah ahlul bidah (aliran sesat), mereka
mengaku sebagai muslim yang berpegang dengan Al Quran dan As Sunnah namun tidak mau
menerima maknanya seperti apa yang dimaukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Sehingga mereka
menarik-narik ayat dan hadits sesuai selera hawa nafsunya. Maka sesungguhnya yang mereka
ikuti adalah hawa nafsu, hanya saja mereka mencari dukungan dengan ayat dan hadits yang
diselewengkan maknanya, sehingga terlihat seakan-akan mereka mengikuti dalil.
75
Allah berfirman tentang orang-orang sejenis ini -yaitu orang yang di hatinya ada penyakitsebagai berikut :
Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti
sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari
tawilnya. (QS Ali Imran: 7). Aisyah radiyallahu anha berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa
Sallam bersabda : Apabila engkau lihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat
maka mereka itulah orang yang telah Allah sebutkan (pada ayat di atas) dan berhati-hatilah
kamu sekalian terhadap mereka. (HR. Bukhari Muslim).
Dengan cara seperti inilah muncul aliran-aliran sempalan dan pemahaman-pemahaman sesat
yang kesemuanya mengaku muslim yang berpegang dengan dalil seperti: Syiah Rafidhah,
Khawarij, Qadariyyah, Jabariyyah, Mutazilah, Hululiyyah, Wihdatul Wujud, tarikat-tarikat sufi
dan lain-lain. Setelah mereka menarik ayat dan hadits sesuai dengan apa yang mereka mau,
langkah selanjutnya adalah mecari-cari ucapan siapapun yang kira-kira cocok dengan
seleranya sebagai pendukungnya, mencari zallah(ketergelinciran) ulama, atau pendapatpendapat ulama yang Syadz (karena para ulama adalah manusia, yang ada saja kealpaannya)
kemudian mengambilnya sebagai kamuflase, seakan-akan mereka mengikuti para ulama.
Senjata mereka yang paling ampuh adalah kalimat bersayap atau syubhat. Yakni ucapan yang
memiliki dua makna atau lebih, yang sebagian haq dan sebagian lain batil. Sehingga mereka
bisa bermain dengan kalimat tersebut. Jika diterima oleh para pendengarnya mereka akan
mengarahkan kepada makna batil yang mereka maukan. Namun jika pendengarnya tanggap
dan membantah kebatilan tersebut maka mereka akan segera mengatakan bahwa yang kami
maksudkan adalah makna yang hak.
Seperti ucapan Khawarij yang membawakan ucapan Allah: Tidak ada hukum kecuali milik
Allah.
Ucapan ini dimaksudkan bahwasanya tidak perlu mengambil dua orang penengah atau
menentukan seorang hakim. Kemudian mengkafirkan Ali bin Abi Thalib, Muawiyyah, dua hakim
penengah : Amru bin Al-Ash dan Abu Musa Al-Asyari dan seluruh para sahabat yang ridha
dengan mereka.
Maka berkatalah Ali bin Abi Thalib terkait ucapan Khawarij di atas :
kalimatu hakkin arodu bihal batil, kalimat yang hak, tapi yang mereka maukan adalah
kebathilan. ( Lihat as-Syariah oleh Al-Ajurri).
Demikian pula halnya Gerakan Sururiyyah, untuk memasukan fiqrah-fiqrah (pemikiranpemikiran) ikhwaniyah tersebut diatas mereka selalu menggunakan kalimat bersayap. Dan
inilah kata kunci mereka untuk dapat memasukkan pemikiran-pemikiran mereka ke dalam hati
kaum muslimin.
Disaat mereka berbicara tentang inshaf, mereka membawa ayat-ayat dan hadits-hadits tentang
perlunya keadilan, menerangkan tentang keharusan tatsabut, mereka membawakan ayat-ayat
dan hadits yang memerintahkan untuk tabayyun. Di samping itu ketika mereka menerangkan
tentang perlunya fiqhul waqi, merekapun menyertakan dalil-dalil dan ucapan para ulama yang
menyatakan bahwa hukum terhadap sesuatu adalah tergantung gambaran (fiqhul waqi) yang
diterima.
Jika diperhatikan secara sepintas, mereka seakan-akan ahlul ilmi yang berbicara dengan dalildalil syari baik dari al-Qur'an maupun hadits-hadits. Namun jika kita teliti lebih lanjut ternyata
ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut, mereka tafsirkan sesuai dengan hawa nafsu dan misi
mereka.
Sebagai contoh, mereka menafsirkan tentang perlunya keadilan dalam mengkritik ahlul bidah
dengan tafsirkan wajibnya menyebut kebaikan ahlul bidah ketika kita menerangkan kebatilan
ahlul bidah.
Seorang ulama besar yang bernama Hasan Al Bashri rahimahullah, beliau pernah berkata :
Apakah kamu benci untuk menyebutkan (keburukan-keburukan) orang yang jahat?
Sebutkanlah (keburukan-keburukan) itu oleh kamu sekalian agar manusia berhati-hati
daripadanya. Dan telah diriwayatkan pula yang seperti ini secara marfu. (Lihat Tafsir Suratun
Nuur karangan Ibnu Taimiyyah tahqiq syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid).
Kemudian Al Hafidz Ibnu Rajab berbicara pula di dalam Syarah Ilalut Turmudzi 1/50, berkata
Ibnu Abi Dunya, menceritakan kepada kami Abu Shalih Al Mawardzi, aku mendengar Rafi bin
Asyras berkata : Pernah ada orang yang mengatakan termasuk daripada hukuman pendusta
adalah tidak diterima kejujurannya dan aku katakan termasuk daripada hukuman orang yang
fasik yang mubtadi adalah jangan disebutkan kebaikan-kebaikannya.
76
Al Muhaqqiq berkata, Al Kankauhi berkata dalam kitab Al Kawkabud Durri 1/347 : maka
ketahuilah bahwa boleh bahkan wajib bagi para ulama untuk menjelaskan kepada manusia
aibnya (ahlul bidah) dan mencegah mereka dari mengambil ilmu darinya (ahlul bidah). Ini
adalah madzhab Salaf dan hukum-hukum mereka serta muamalah mereka terhadap kitab-kitab
dan pengarangnya serta ahlul bida. Sebagaimana bisa engkau lihat pada perkataan Ibnu
Taimiyyah, Imam Al Baghawi, Imam As Syathibi, Ibnu Abdil Barr dari Imam Malik dan muridmuridnya, Imam Khatib Al Baghdadi, Ibnu Qudamah dari Imam Ahmad dan para Salaf
seluruhnya. [Lihat Kitab Manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah fi Naqdir Rijal halaman 127-149.]
Dan sikap ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah mutaqadimin yang seperti ini dijelaskan dengan
panjang lebar oleh Syaikh Rabi bin Hadi Al Madkhali dalam kitabnya Manhaj Ahlus Sunnah wal
Jamaah fi Naqdir Rijal wal Kutub wat Thawaif.
Namun banyak sekali ucapan yang dilontarkan oleh tokoh-tokoh mereka seperti Hisyam bin
Ismail asy-Syini dalam buku kecilnya yang berjudul Manhaj Ahlus Sunah wal Jamaah fii Naqdi
wal Hukum alal Akharin (Manhaj Ahlus Sunnah dalam mengkritik dan menghukumi orang lain),
Salman Audah dalam kasetnya Min Akhlaaq Ad Daaiyah (Diantara akhlak para dai), Zaid alZaid dalam tulisannya Dlawabith Raisiyah Fi Taqwimil Jamaat al-Islamiyah (Patokan-patokan
dalam meluruskan jamaah-jamaah Islam), Ahmad bin Abdurrahman as-Suwayyan dalam
risalahnya Manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah Fi Taqwimi ar-Rijal wa Muallafatihim (Manhaj
Ahlus Sunnah wal jamaah dalam mengkritik seseorang atau tulisan-tulisannya), dan tokohtokoh lainnya.
Fase Turatsiyyah
Sengaja kita bedakan turatsiyyah (diambil dari nama Jumiyyah Ihyaut Turats Al Islami, Kuwait)
dengan Abdurrahman Abdul Khaliqnya dari sururiyyah walaupun pada intinya sama, karena
istilah-istilah mereka berbeda.
Dakwah Salafiyyah memanggil seluruh kaum Muslimin untuk kembali kepada Al Quran dan As
Sunnah dengan pemahaman Salaful Ummah. Mengajak untuk memurnikan tauhid, mengikuti
sunnah, dan sebaliknya memberantas syirik dan bidah.
Dakwah Salafiyyah ini tidak pernah berhenti dan tidak akan mati sejak Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wa Sallam sampai hari ini. Dunia tidak pernah kosong dari ulama Ahlus Sunnah dengan
dakwah sunnahnya ini sejak jaman para shahabat sampai hari ini, hingga mereka diberi julukan
: Penegak sunnah penghancur bidah, pedang sunnah dan ular bagi ahlul bidah, pembela
sunnah dan pemberantas bidah dan lain-lain. Kebencian terhadap ahlul bidah adalah
merupakan ciri khas bagi Ahlus Sunnah, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakar bin
Ayyasy ketika dia ditanya : Siapakah seorang sunni (Ahlus Sunnah)? Beliau menjawab :
Seorang yang jika disebut Al Ahwa (aliran-aliran bidah), dia tidak marah (seperti marahnya)
karena itu! (Al Itisham 1/118 oleh Imam Asy Syathibi). Untuk lebih jelasnya kita simak
ucapan Abu Utsman Ash Shabuni, murid Imam Hakim yang dijuluki dengan Pedang sunnah
dan ular bagi ahlul bidah oleh Syaikh Abdul Ghafir Al Farisy, juga mendapatkan pujian dari
Imam Dzahabi dan Baihaqi. Beliau berkata : Salah satu ciri Ahlus Sunnah adalah kecintaan
mereka kepada para imam sunnah, ulamanya, para penolong, serta wali-walinya, dan
kebencian mereka kepada para tokoh ahli bidah. (Baca Majalah Salafy edisi IV rubrik
Nasehati). Kemudian setelah dia memberi contoh ulama yang mengatakan : Barangsiapa cinta
kepada fulan dan fulan, maka dia Ahlus Sunnah. Beliau menambahkan beberapa ulama Ahlul
Hadits di jamannya dan berkata : Yang mencintai mereka adalah Ahlus Sunnah. Setelah itu
dalam point ke 175 berkata :
Mereka bersepakat bersama dengan itu semua atas ucapan untuk keras terhadap ahlul bidah,
merendahkan, menghinakan, menjauhkan, memutuskan hubungan dengan mereka, menjauhi
mereka, tidak berteman dan bergaul dengan mereka dan mendekatkan diri kepada Allah
dengan menghindar dan memboikot mereka. (Aqidatus Salaf Ash Haabil Hadits halaman
123)
Sebaliknya Syaikh Ash Shabuni sebelumnya telah menulis bab khusus tentang ciri yang paling
menonjol dari ahlu bidah yaitu kebencian mereka kepada ulama Ahlul Hadits (halaman 31.
Lihat Majalah Salafy edisi IV rubrik Nasihati)
Demikianlah sedikit mukadimah sebelum kita membahas tentang pemikiran Abdur Rahman bin
Abdul Khaliq pada risalah ini dalam rangka menegakkan kebenaran dan menjelaskan
penyelewengannya agar kaum Muslimin berhati-hati.
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
77
Celaan dan tuduhan yang berlebihan kepada orang-orang yang dianggap sebagai
pengikut Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah (wahabi).
2.
Tuduhan bahwa ulama-ulama Saudi dan Salafiyin dalam keadaan buta dan bodoh
sama sekali tentang permasalahan-permasalahan baru dan Salafiyah mereka adalah
Salafiyah taqlid yang tidak berarti sama sekali.
3.
Pernyataan bahwa seluruh negeri -tidak terkecuali- telah mengikuti Barat dan Timur
dalam hukum-hukum politik dan Undang-Undang.
4.
Pernyataan tentang tidak perlunya ditegakkan hukuman atas suatu dosa sebelum
dihilangkan sebab-sebab yang mengajak kepada perbuatan itu.
5.
6.
Anggapan bahwa demonstrasi adalah salah satu bentuk jihad yang syari.
78
Kemudian pemuda tersebut menghubungi beberapa ulama dengan telepon, diantaranya Syaikh
Shalih bin Ghushhun dan Syaikh Shalih Al Fauzan. Dia bertanya kepada mereka tentang
hukum mencela terhadap ulama kerajaan Arab Saudi dan ke-Salafiyah-an mereka. Mereka
menjawab dengan jawaban-jawaban yang sangat merendahkan diri Abdur Rahman. Ketika
jawaban para ulama tersebut sampai kepadanya (Abdur Rahman Abdul Khaliq), dia merasa
berat dan goncang. Lalu dia mengutus seorang atau beberapa orang utusan untuk membuat
ridla para ulama tersebut, menenangkan, dan membuat mereka puas dengan mendustakan dan
mendhalimi si penanya. Ia kemudian menyampaikan ceramah dalam kaset yang diberi nama
Kasyfu Syubuhat, membela diri dan menuduh si penanya dan yang ada di belakangnya.
Diantara perkataannya : Kita berada di depan suatu bahaya yang berwujud kebangkitan para
penuntut ilmu tingkat rendah yang mengira bahwa kewajiban syari yang mengikat mereka
adalah mengenal kesalahan seluruh ulama dan para dai serta jamaah-jamaah dakwah yang
menyeru kepada Allah di setiap tempat, kemudian berseru tentang mereka dan
memperingatkan manusia dari mereka.
Kaset tersebut (Kasyfus Syubuhat) direkam dan diperbanyak setelah pengumuman taubatnya.
Maka berkata Syaikh Rabi : Kalau benar dia bertaubat (ruju), mengapa dia mencetak dan
menyebarkannya, padahal di dalamnya masih ada israr (tetap mencela ulama) berupa
pernyataannya bahwa celaannya terhadap ulama Saudi pada waktu itu adalah haq dan tsabit,
tidak menolaknya kecuali orang yang sombong. Adapun yang dimaksudkan adalah ucapan
Abdur Rahman di dalam kaset tersebut yang berbunyi :
Apa yang saya sebutkan pada waktu itu (20 tahun yang lalu, pent.) adalah haq. Hal itu adalah
perkara yang jelas, tidak menolaknya kecuali orang yang sombong. Barangsiapa yang ingin
--misalnya-- untuk mengetahui yang haq, silakan sekarang memeriksa satu kitab saja yang
ditulis pada masa itu ketika aku menyampaikan ceramah tersebut oleh pengikut madrasah
Salafiyah untuk membantah paham-paham atheisme modern (Rekaman kaset Kasyfus
Syubuhat)
Pernyataan ini persis dengan apa yang pernah kita dengar sendiri di Mahad Ali Al Irsyad
Tengaran, Boyolali, ketika dia datang ke Indonesia dan menyatakan bahwa enam kesalahan
tersebut terjadi pada 20 tahun yang lalu dan cocok pada waktunya. Kalau begitu bisa jadi pada
waktu yang lain akan cocok kembali. Lalu apa makna ruju-nya?
Di samping itu dia juga berkata bahwa para pencari ilmu (pelajar) berusaha mencari
kesalahannya selama 7 tahun dan menghabiskan ribuan kaset serta buku-bukunya, tetapi
mereka tidak mendapatklan penyelewengan baik dalam aqidah ataupun manhaj (seperti yang
sudah dikutip di awal). Demikian juga pujian yang berlebihan dari Jamiiyyah Ihya At Turats,
Kuwait hampir sama dengan ucapan di atas : Cukup baginya sebagai kebanggaan, Syaikh Al
Walid Al Kabir Abdul Aziz bin Baaz hanya mengkritik enam perkara ini. Padahal dia seorang
yang memiliki tulisan-tulisan, ceramah-ceramah, beribu-ribu pelajaran dan puluhan kitab-kitab
yang dia menghabiskan waktu sekitar 30 tahun untuk berdakwah kepada manhaj Salaf .
(At Tanbihat halaman 5)
Dari ucapan-ucapan di atas, jelas yang dimaksud adalah bahwa dia tidak memiliki kesalahan,
kecuali dalam enam perkara saja dan kesalahan itu bukan dalam aqidah dan manhaj.
Kemudian mereka dan Abdur Rahman sendiri merasa bangga dengan itu.
Lihatlah cara mereka bertaubat! Apakah mereka mengira bahwa kesalahan-kesalahan itu
adalah hanya masalah kecil ? Demi Allah, kaum Muslimin berpecah di mana-mana, Salafiyun
berpecah di banyak negara karena adanya jamaah-jamaah hizbiyah yang dia seru dalam
bukunya. Apakah dia tidak tahu bahwa buku-bukunya telah memecah-belah Salafiyun di
Indonesia dan negara-negara lain ? Apakah ini yang dibanggakan oleh Ihya At Turats? Juga
perlu ditanyakan kembali apakah memang kesalahannya hanya dalam enam perkara tersebut
dan tidak menyangkut masalah manhaj?
Dinukil dari Syaikh Rabi bahwa ketika sampai kepada Dr. Shalih Al Fauzan surat dari Abdur
Rahman Abdul Khaliq tentang pembersihan dirinya dari perkataan tentangnya, beliau mengirim
surat kepadanya dengan puluhan kesalahan - yang berhubungan dengan haq para ulama yang muncul dari buku-buku dan kaset-kasetnya. Ia juga meminta kepadanya untuk menjawab
hal itu, namun dia tidak menjawabnya, sekalipun menjawab salam dari surat tersebut. Hal itu
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
79
menunjukkan atas israr-nya pada sebagian besar kesalahannya. Syaikh Rabi berkata :
Syaikh Shalih Al Fauzan menyampaikan hal ini kepadaku secara langsung. (Jamaah
Wahidah halaman 30)
Dengan kejadian ini kita mengetahui apakah kesalahan-kesalahan dia hanya dalam enam
perkara itu atau lebih? Dan kapan dia bersedia ruju dengan kesalahan-kesalahan sisanya?
Apakah menunggu para pemuda Salafiyin melaporkannya kepada Syaikh bin Baaz?!
Apakah
Kesalahannya
merupakan
Zallah
(ketergelinciran)
Zallah adalah kesalahan manusiawi yang mungkin saja terjadi pada setiap manusia kecuali
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang mashum. Tetapi ada pula kesalahan yang
munculnya dari manhaj, pemahaman atau aqidah yang bidah.
Maka untuk melihat apakah kesalahan-kesalahannya menyangkut masalah manhaj atau
sekedar zallah, kita kembali melihat nukilan ucapan-ucapannya dalam kaset dan buku-bukunya.
a. Kaset Al Madrasah As Salafiyah
Abdurrahman Abdul Khaliq berkata : Sifat keempat bagi Madrasah Salafiyah ini --jika kita
menginginkan kehidupan bagi Islam-- adalah Shifatul Ashr (mengenal jaman) yaitu hendaklah
tokoh-tokoh madrasah ini memiliki sifat : Mengenal jaman di mana mereka hidup. Bukan orangorang yang berbicara (sesuatu) pada jaman yang telah lewat!
Kita dapati --misalnya-- sebagian orang yang menamakan dirinya Salafi atau Salafiyin tidak
mengerti aqidah Salaf, kecuali permasalahan-permasalahan yang terjadi pada enam, tujuh,
atau sepuluh tahun yang lalu. Mereka (hanya tahu) bagaimana menyelesaikan masalah
tersebut, maka ini adalah Salafi taqlidi yaitu yang hanya berbicara dengan taqlid semata bukan
dengan ijtihad. Yang dimaksud --misalnya-- adalah masalah Al Quran adalah makhluk dan
bagaimana membantah orang yang mengatakan demikian dan begini dan begini. Kita
sekarang menghadapi masalah baru. Permasalahan tentang pendapat Al Quran adalah
makhluk sudah selesai! Kita sekarang menghadapi orang yang mengatakan Al Quran bukan
Ucapan Allah, Tidak ada Rabb! Dan Muhammad bukan Rasul.
Lihatlah! Betapa mirip ucapannya itu dengan ucapan Ikhwanul Muslimin (IM) yang tidak lain
berisi ajakan untuk tidak membantah ahlul bidah yang mengatakan, Al Quran adalah
makhluk, tetapi bantahlah orang-orang kafir yang tidak percaya kepada Al Quran dan
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam! Adapun orang-orang yang membantah ahlul bidah
yang mengatakan Al Quran adalah makhluk dikatakannya sebagai muqallid. Apakah
kesalahan ini hanya merupakan zallah (ketidaksengajaan atau kesalahan manhaj?
Disamping itu ucapannya di atas memiliki dua keanehan :
Pertama : Dia mengatakan bahwa masalah Al Quran adalah makhluk sudah selesai.
Kedua : Menyatakan bahwa pengingkaran terhadap Al Quran dan Nabi adalah masalah baru.
Sungguh aneh! Apakah hal ini tidak terbalik?
Masalah pengingkaran terhadap Al Quran dan Nabi sejak awal risalah kenabian sudah ada,
sedangkan permasalahan Al Quran adalah makhluk baru muncul setelah muncul bidah
jahmiyah dan mutazilah. Namun apakah sekarang permasalahan itu sudah selesai? Sungguh
pemikiran mutazilah dan jahmiyah masih banyak muncul dan harus terus dibantah, khususnya
di kalangan kita di Indonesia.
Mana Shifatul Ashr yang dia serukan? Perlu diketahui bahwa dia menganggap taqlid kepada
para ulama terdahulu dalam masalah-masalah tadi lebih jelek daripada taqlid kepada madzhab
yang empat, dengan ucapannya : Salafiyah taqlidiyah adalah seorang Salafi yang taqlid dan
hanya mengatakan saya Salafi, tetapi dia taqlid dalam aqidah dan dalam fiqh bukan kepada
imam yang empat, melainkan kepada selain mereka Ini adalah pengkaburan terhadap nama
tersebut
80
Kalau ada yang mengatakan : Belum tentu yang dimaksud adalah ulama-ulama yang
membantah pemikiran bidah di jazirah Arab secara umum atau di Saudi secara khusus. Untuk
menjawabnya kita cukup menukil ucapan berikutnya agar menjadi jelas siapa yang dimaksud.
Dia berkata : Diantara perkara taqlid yang paling besar dalam dakwah Salafiyah adalah taqlid
aqidah. Taqlid aqidah yang dimaksud yaitu bahwa kita memahami permasalahanpermasalahan aqidah yang terjadi pada manusia dahulu, kemudian datang dengan tanpa
memahami selainnya dan kemudian menerapkannya di jaman sekarang --misalnya-- saya
berikan untuk kalian beberapa contoh : Ketika engkau pergi ke Saudi sekarang ini, engkau tidak
akan mendapatkan kuburan, jarang sekali kau dapati manusia --misalnya-- yang menyeru
kepada selain Allah. Namun bersamaan dengan itu ada sekelompok ulama yang tidak mengerti
masalah aqidah, melainkan apa-apa yang diucapkan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah yaitu perkara tauhid uluhiyah dan larangan terhadap peribadatan dan berdoa
kepada kuburan atau ber-tawasul dengannya dan begini serta begini. Padahal perlu diketahui
bahwa lingkungan dan desa-desa tempat mereka berbicara dengan ucapan itu tidak terdapat
manusia yang mengucapkan seperti itu (syirik uluhiyah). Tetapi telah terbentuk di sana
pemikiran-pemikiran baru yaitu seperti Atheisme, kelompok yang membuat keragu-raguan pada
dien, partai Bats (Saddam Hussein, Iraq, red) dan komunis serta yang lainnya. Tetapi mereka
sama sekali buta dan bodoh tentang masalah-masalah yang baru ini. Kalau begitu ini
adalah Salafiyah taqlidiyah yang tidak ada nilainya sedikitpun . (kaset Al Madrasah
As Salafiyah, Abdurahman Abdul Khaliq).
Mudah-mudahan semakin jelas dengan keterangan dia sendiri siapa yang dimaksud Salaf
taqlidi yang bodoh dan buta tentang lingkungannya dan tidak ada nilainya sedikitpun.
Dikatakan dalam Hasyiyah (catatan kaki) kitab Jamaah Wahidah : Keadaan mereka
memperingatkan manusia dari kesyirikan, walaupun negeri mereka terbebas dari kesyirikan
merupakan pencegahan dan penjagaan. Mereka mengikuti contoh teladan pada diri Nabi
Ibrahim Alaihis Salam pada saat beliau berdoa :
dan jauhkanlah aku dan keturunanku dari menyembah berhala. (Ibrahim : 35)
Juga contoh teladan pada Luqman pada saat dia berkata :
Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah. Sesungguhnya kesyirikan
adalah kedhaliman yang besar. (Luqman : 13)
Maka hal ini (pencegahan ulama terhadap syirik) adalah merupakan keutamaan mereka, bukan
kejelekan mereka.
Sedangkan tentang tuduhan Abdurrahman terhadap para ulama tersebut dengan istilah Salafi
taqlidi kepada ulama-ulama Islam, padahal dia bertaqlid buta kepada musuh-musuh Islam
dalam hal demonstrasi, demokrasi, ajakan untuk masuk parlemen dan taqlidnya dalam
memperbolehkan berbilangnya jamaah-jamaah hizbiyah. (Jamaah Wahidah halaman 28)
Jika Anda ingin lebih jelas bagaimana pandangan Abdurrahman dalam masalah demokrasi
dapat dibaca dalam bukunya Masruiyyatud Dukhuli ila Majlis Tasyriiyyah halaman 90-91.
Diantara perkataannya adalah sebagai berikut : Telah disebutkan oleh beberapa ikhwan
tentang kejelekan-kejelekan demokrasi yang mencapai lima puluh kejelekan, dan kami sanggup
menambahkan lima puluh bahkan seratus lagi di atasnya. Tetapi tidaklah hal itu
menunjukkan haramnya masuk parlemen. Karena orang yang masuk tersebut aman dari
kerusakan atau kejelekan aturan tersebut. Dan tidaklah dia masuk kecuali untuk merubahnya.
Sabar! Jangan terburu-buru Anda mengatakan bahwa dia adalah penjahat dakwah! Kita baru
melihat satu kaset. Kita akan melihat kitab dan kaset yang lain, agar lebih jelas apakah
kesalahannya hanya merupakan zallah (ketergelinciran) atau karena manhaj dan pemikirannya
yang bathil.
81
82
Hanya saja dia menyebutnya dengan istilah lain yaitu shifatul ashr!
Lihatlah ucapan lain dari kitab tersebut : Apa nilainya seorang ulama yang mengerti syariat
ketika diseru kepadanya panggilan jihad dan mengangkat senjata, dia hanya berkata : Perkara
ini bukan urusan tokoh-tokoh syariat, kita hanya mampu memberikan fatwa-fatwa halal
dan haram atau haid dan nifas serta thalaq saja! Kita membutuhkan ulama yang sesuai
dengan jaman : Ilmu, wawasan, adab, akhlaq, keberanian, kemajuan, serta pemahamannya
terhadap upaya-upaya tipu daya dan penginjakan terhadap Islam. Kita tidak membutuhkan
barisan para ulama muannathin (mummi atau istilah untuk mayat yang diawetkan dengan
balsem) yang hidup di jaman kita dengan badan-badan mereka, tetapi mereka hidup dengan
akal-akal dan fatwa-fatwa mereka bukan di jaman kita.
Sebelum ada pembaca yang berkata : Bukankah kita tidak tahu siapa yang dimaksud dengan
ulama tersebut? Mengapa tidak kita tafsirkan bahwa ulama tersebut adalah ahlul bidah dari
kalangan sufi yang tidak mau berjihad?
Kita katakan :
Pertama : Sudah sering dia berkata dengan perkataan yang senada dengan ini dan
memberikan contoh-contohnya (sebagaimana tersebut di atas) yaitu pengikut Muhammad bin
Abdul Wahhab, Salafiyyin dan ulama-ulama Arab Saudi.
Kedua : Dia sendiri melanjutkan ucapannya seakan-akan menjawab pertanyaan Anda sebagai
berikut :
Agar tidak ditafsirkan ucapanku tadi kepada selain yang saya maksudkan sebenarnya, maka
aku akan memberikan contoh hidup yang aku saksikan sendiri dan ini bukanlah satu-satunya
contoh. Waktu itu yang mengajar kami tafsir dan ushul fiqh adalah seorang ulama yang tinggi
keilmuannya, dia benar-benar alim, tidaklah dia mendatangkan suatu ayat melainkan
menjelaskan dari lafadz-lafadznya secara bahasa, kemudian memberi pendukung-pendukung
dengan puluhan bait-bait syair untuk satu lafadh saja. Lalu definisi kalimat-kalimatnya,
maknanya secara global, tafsir Salaf tentangnya dengan membawakan dalil-dalil dari hadits dan
atsar, kemudian faidah-faidah hukum fiqh yang diambil darinya serta ber-istinbath darinya
kaidah-kaidah ushul, selanjutnya menerangkan ayat-ayat lain yang mirip dengannya. Dia
memberikan semua itu sementara kami dalam keadaan bingung dengan keluasan ilmu dan
bacaannya, akan tetapi orang ini tidak mempunyai nilai sedikitpun pada jamannya, karena
tidak memiliki kemampuan untuk menjawab syubhat yang muncul dari musuh-musuh
Allah dan tidak siap sama sekali untuk mendengarkan syubhat-syubhat itu .
Kalimat terakhir ini yang membuat para ulama marah, karena mereka kenal betul siapa yang
dimaksud, yaitu Syaikh Al Imam Muhammad Amin As Syinqithi rahimahullah.
Kemudian setelah itu dia (Abdurrahman) membantah penolakan Syaikh ini terhadap sampainya
orang ke Bulan sebagai dasar atas apa yang dia ucapkan di atas setelah itu dia berkata :
Sesungguhnya di mataku tidak ada orang yang lebih alim darinya tentang Kitab Allah. Dia
adalah perpustakaan berjalan, tetapi sayang dia adalah cetakan lama yang butuh revisi dan
koreksi. Inilah salah satu contoh dari puluhan ulama yang mengajar ilmu-ilmu syariat setingkat
itu, sementara mereka berada dalam keadaan bodoh tentang kehidupan dan berilmu
dengan ilmu agama. (Selesai ucapannya).
Subhanallah! Ini adalah ucapan yang sama sekali tidak pantas keluar dari mulut seorang Salafi
terhadap ulama Ahlus Sunnah, bahkan terhadap orang yang paling alim di jamannya yaitu
Syaikh Al Imam Muhammad Amin Asy Syinqithi rahimahullah. Bahkan dia juga mengatakan
seperti itu terhadap ulama yang bersamanya.
Mengomentari hal ini, Syaikh Rabi berkata : Ini adalah pandangan Abdurrahman Abdul Khaliq
terhadap para ulama Islam secara umum, dan khususnya ulama tauhid dan sunnah di Saudi.
Dan (lebih khusus lagi) ulama di Universitas Islam yang dipimpin oleh Syaikh Al Imam
Muhammad Amin Asy Syinqithi. (Menurutnya) mereka adalah :
1.
Para Syaikh yang tidak mengerti, kecuali kulit Islam yang hanya sesuai dengan masamasa silam
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
83
2.
Mereka adalah barisan muhannathin (mummi, mayat yang diawetkan, pent.) yang hidup
dengan jasad-jasad mereka di jaman kita, tetapi akal dan fatwa-fatwa mereka bukan di
jaman kita dan kita tidak membutuhkan mereka
3.
Mencontohkan dengan Imam Asy Syinqithi dan menganggap bahwa beliau tidak
mampu menjawab syubhat yang muncul dari musuh-musuh Allah, walaupun dia
menyaksikan bahwa tidak ada di matanya seorang yang lebih alim dari beliau tentang
Kitab Allah. Beliau adalah perpustakaan yang berjalan, tetapi (menurut Abdurrahman,
pent.) adalah cetakan lama yang butuh revisi dan koreksi
4.
Bahwasanya mengajar pada waktu itu selain dia, terdapat puluhan orang dengan
tingkatan model seperti ini yang berilmu agama, tetapi bodoh dengan kehidupan
Lihatlah! Siapakah sesungguhnya para pencela ulama Ahlus Sunnah? Dia dan
pengikutnya ataukah para pemuda Salafiyyin yang melaporkan ucapannya kepada
para ulama, yang justru menyebabkan dia mengetahui kesalahannya ?
Sesungguhnya sikap para penganjur fiqhul waqi atau shifatul ashr terhadap para ulama Ahlus
Sunnah sangat mirip dengan ahlul kalam dan mantiq yang mengatakan bahwa ulama Ahlul
Hadits adalah hasyawiyyah (dangkal ilmu)-nya dan orang-orang rendahan.
Sangat mirip pula dengan kaum sufi yang mengatakan bahwa ulama Ahlus Sunnah tidak
mengetahui kecuali qusyur (syariat), sementara kaum sufi sudah mencapai tingkat hakikat atau
marifat.
Sangat mirip pula dengan kaum nasionalis dan tokoh-tokoh modernis yang mengatakan bahwa
ulama Ahlus Sunnah adalah rajiyyah (terkebelakang).
Kemudian Syaikh Rabi berkata dalam masalah ini : Dan pada hari ini datang ulama waqi yang
meninggikan fiqhul waqi dan melingkupi diri mereka sendiri dengan kebesaran fiqh ini.
Sebagian mereka menamakan ilmu para ulama Ahlus Sunnah dengan qusyur, sebagian yang
lain menggelari mereka dengan al almanah dan sebagian yang lain menjuluki mereka dengan
mummi serta yang lain menamakan mereka sebagai para pegawai atau spionase.
Oleh sebab itu fitnah mereka lebih berbahaya bagi Islam dan kaum Muslimin daripada ahlul
kalam dan mantiq, sufi dan nasionalis.
Jika para penganjur fiqhul waqi itu menginginkan kebaikan bagi umat, hendaklah mereka
mengumumkan taubat mereka dari ghuluw atau berlebih-lebihan pada fiqhul waqi yang mereka
anggap sebagai fardhu ain, yang terpenting, dan sebesar-besar ilmu. Dan hendaklah mereka
mengangkat kedudukan ulama syariat tersebut yang dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya. (Jamaah
Wahidah halaman 47)
c. Kitab Masyruiyyatul Amal Jamai
Buku ini secara global mencakup tiga pembahasan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
84
85
Apakah dalam masalah tauhid ibadah mereka menetapkan kitab tauhid dan syarahsyarahnya? Kitab tawassul dan wasilah, bantahan kepada Al Bakri, Ighatsatul Lahfan
dan yang semisalnya?
Atau apakah mereka justru memerangi buku-buku tersebut dan para penulisnya, kemudian
mengajarkan buku-buku ilmu kalam, mantiq, filsafat, dan buku-buku tasawwuf yang syirik?!
Apakah mereka mencintai Ahlul Hadits, para muwahhidin (yang bertauhid) karena mereka
bertauhid, memerangi syirik, dan menolak sikap tathil (penolakan sifat bagi Allah)?!
Apakah mereka mencintai Ahlus Sunnah yang berpegang dengan Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam atau membencinya?!
Terakhir, disamping bencana-bencana di atas mereka juga berbaiat kepada empat thariqat
sufi yaitu : An Naqsyabandiyah, As Sahrurdiyah, Al Jistiyah, dan Al Qadiriyah. Padahal di
dalam thariqat-thariqat tersebut terdapat aqidah al hulul (seluruh makhluk merupakan
penjelmaan Allah) dan wihdatul wujud (keyakinan bersatunya Allah dengan hamba-Nya)
dan juga keyakinan bahwa para wali (yang sudah mati) dapat berpengaruh pada alam ini.
Pegangan mereka adalah kitab Tablighi Nishab (manhaj Tabligh) yang penuh dengan
aqidah sesat dan hadits-hadits palsu. Bersamaan dengan ini semua mereka berpaham
Murjiah. Semua perkara-perkara di atas telah melebihi mutawatir. (Jamaah Wahidah
halaman 56. Untuk lebih jelasnya lihat buku Al Qaulul Baligh oleh Syaikh At Tuwaijiri)
Apakah kelompok seperti mereka dapat dikatakan Ahlus Sunnah?
Kemudian Syaikh Rabi mengatakan tentang Ikhwanul Muslimin : Adapun tentang Ikhwanul
Muslimin, mereka sama halnya dengan Jamaah Tabligh dalam seluruh bencana-bencana di
atas ditambah lagi masuknya Rafidlah, Khawarij, bahkan Nashara dalam jamaah mereka.
Juga ucapan mereka tentang berbilangnya agama dan persaudaraan antar agama.
Doktor At Turabi --penentu kebijaksanaan mereka-- telah mengajak dalam salah satu
muktamar yang diadakan di Sudan kepada persatuan agama. (Lihat Shahifah As Sudan
Al Hadits nomor 1202 tanggal 29 April 1993)
Hasan Makky, salah satu tokoh Ikhwanul Muslimin yang paling menonjol, juga mengajak
untuk menegakkan partai Ibrahimy yang merupakan partai gabungan antara Yahudi,
Nashara, dan Muslimin. (Lihat Majalah Al Multaqa nomor 4)
Berkata pula Qardlawi tentang kebolehan berbilangnya agama dan bahwasanya kehidupan
ini memungkinkan untuk lebih dari satu agama. Setelah dia mengkaburkan perselisihan
antar firqah-firqah termasuk di dalamnya Rafidlah dengan kaidah mereka yang sesat : Kita
tolong-menolong dalam hal yang kita sepakati, dan saling toleransi pada apa yang kita
perselisihkan. Inilah sikap tengah (menurutnya, pent.). Sependapat dengannya dalam hal
ini adalah Ghazali, At Turabi, dan Huwaidi. Mereka menamakan pandangan ini dengan ruh
Islam. (Lihat Majalah Al Mujtama nomor 1118 tanggal 21 Rabiul Akhir 1415 H)
Pada syubhat yang dilontarkan oleh Ikhwanul Muslimin, mereka menetapkan sikap
terhadap selain kaum Muslimin. Mereka berbicara tentangnya dengan nama Islam dan
berlepas diri dari kelompok yang menyelisihi mereka. Mereka menjelaskan dengan ucapan
mereka : Ikhwanul Muslimin berpendapat bahwa manusia seluruhnya adalah pembawapembawa kebaikan yang mampu memikul amanat. Sikap kita terhadap saudara-saudara
kita dari kalangan Masihiyin (Kristen) di Mesir dan dunia Arab adalah sikap yang jelas,
terdahulu, dan maruf yaitu : Bagi mereka apa yang bagi kita, dan atas mereka apa yang
atas kita. Mereka adalah sekutu-sekutu dan saudara dalam pembelaan negara yang
panjang. Untuk mereka semua hak-hak warga negara, baik segi materiil maupun moril,
budaya maupun politik. Berbuat baik dan bekerja sama dengan mereka dalam kebaikan
merupakan kewajiban-kewajiban Islam. Seorang Muslim tidak boleh meremehkan dan
menyepelekan untuk menempatkan dirinya dalam hukum-hukum tersebut. Barangsiapa
yang mengucapkan selain ini atau berbuat selain ini, maka kami berlepas diri dari ucapan
dan perbuatan mereka. (Lihat Majalah Al Mujtama nomor 1149 tanggal 9 Dzulhijjah
1415 H)
86
Pembicaraan tentang muktamar-muktamar persatuan agama dan diskusi antar agama yang
sangat panjang merupakan perkara-perkara yang sangat jelas dan mutawatir. Mereka
secara terang-terangan menjelaskan hal tersebut di dakam buku-buku, buletin-buletin,
majalah-majalah mereka, dan di dalam press rilis mereka.
Apakah boleh bagi seorang yang memberikan nasehat bagi dirinya dan bagi Islam untuk
membela mereka, dan senantiasa menggolongkan mereka pada Ahlus Sunnah wal Jamaah
!?
c.
Kalau kita perhatikan ucapan Abdurrahman Abdul Khaliq di atas terdapat ucapan : saya
bertanya kepada orang-orang yang berfatwa tanpa ilmu . dan kalimat kalau saja
urusan Allah diserahkan kepada mereka, tentu tidaklah akan tersisa pada dien kita satu
urat pun yang hidup, tidak pula ada satu pelita yang menerangi . Siapakah yang
dimaksud sesungguhnya?
Akan tampak dengan jelas siapa yang dimaksudkan oleh Abdurrahman, jika kita menukil
ucapan sebelumnya di halaman 5 dalam Muqadimah : Wa Badu, sesungguhnya aku
mendengar beberapa saudara dari para pencari ilmu dan ulama, demikian pula beberapa
orang yang menasabkan kepada ilmu dan mengaku ulama --padahal tidak demikian,
bahwa jihad jamai tidak boleh kecuali dengan imam am (imam bagi seluruh kaum
Muslimin). Dan sesungguhnya setiap jamaah yang didirikan dalam rangka jihad, dakwah,
atau amalan dari amal-amal kebaikan dengan dorongan pribadi dari masing-masing
mereka, maka itu bukan jamaah yang disyariatkan. Mereka juga mengatakan :
Sesungguhnya jamaah dakwah Islam yang tegak di dunia ini, timur dan baratnya seperti
Jamaah Salafiyah, Jamaah Tabligh, Jamaah Ikhwanunl Muslimin, dan lain-lain itu adalah
jamaah firqah dan memecah belah dan tidak boleh mendirikannya dan akhirnya amalnya
tidak disyariatkan
Dan terus dia mengucapkan tuduhan-tuduhan pada ulama-ulama dan para pelajar tersebut,
sampai dia mengatakan : Ketika aku melihat kebanyakan dari anak-anak kaum Muslimin
dan pemuda-pemuda mereka tertipu dengan fatwa-fatwa yang bathil ini dan ucapan yang
sembarangan yang tidak bersandarkan dengan ilmu dan akal. Maka aku suka dengan apa
yang Allah wajibkan atasku untuk menjelaskan dan tidak menyembunyikan ilmu untuk
menulis risalah ini . (Masyruiyatul Amal Jamai halaman 5-6)
Dari ucapannya di atas terkandung dua tuduhan terhadap para ulama dan pelajar :
1. Mereka dianggap tidak membolehkan jihad jamai, kecuali dengan imam am. Yang
berarti dia menuduh mereka melarang segala bentuk jihad karena belum ada imam.
2. Mereka menganggap jamaah-jamaah tersebut jamaah firqah dan pemecah belah.
Adapun yang pertama, kita menuntut di atas ucapan dan tuduhannya, apalagi terhadap
para ulama secara umum, siapakah yang dimaksud !?
Adapun yang kedua, dia telah mengakui kesalahannya dan ruju daripadanya serta
mengucapkan apa yang diucapkan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz pada point
ke-5 yaitu melarang kaum Muslimin untuk berpecah-belah dalam jamaah-jamaah hizbiyyah.
Kita kembali kepada pertanyaan di atas : Siapakah yang dimaksud dengan kata-kata
Abdurrahman : Orang-orang yang berfatwa tanpa ilmu?
Dengan ucapan Abdur Rahman Abdul Khaliq dalam mukadimahnya bisa kita pahami bahwa
mereka tidak lain adalah para ulama Ahlus Sunnah yang membantah jamaah-jamaah
hizbiyyah. Yang mana Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz pun membantahnya.
d. Buku Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah wal Amal Jamai
Buku ini dia tulis untuk menjadikan perbuatan Ibnu Taimiyah sebagai dalil bolehnya membentuk
jamaah-jamaah hizbiyyah. Padahal tidak ada pada buku ini hujjah apapun bagi Abdurrahman
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
87
Abdul Khaliq menetapkan perkara ini, karena sama sekali tidak benar pendalilannya dengan
perbuatan Ibnu Taimiyah dan perannya dalam jihad, kecuali kalau didapati secara tsabit bahwa
Ibnu Taimiyah mengajak untuk memecah-belah umat menjadi berpartai-partai dan jamaahjamaah hizbiyyah.
Diantara ucapannya adalah ketika mengisahkan ajakan Syaikhul Islam untuk memerangi
bangsa Tartar : Pada kejadian ini terdapat pelajaran besar dan tinggi terhadap orang-orang
yang berjalan di atas manhaj khawarij di setiap jamannya yang menjadikan permusuhan
mereka seluruhnya kepada Ahlus Sunnah wal Jamaah, mereka mengambil dari Ahlus Sunnah
kesalahan kecil atau ketergelinciran, kemudian mengerahkan pasukan berkuda kepada mereka
(Ahlus Sunnah) dan membiarkan orang-orang kafir dan munafik. Benarlah ucapan Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam ketika berkata :
Membunuh kaum Muslimin dan membiarkan penyembah-penyembah berhala.
Apakah mereka para pencela, pencaci, orang-orang yang memusuhi para ulama umat Islam
yang kurang ajar kepada mereka dengan tangan dan mulutnya tidak mengetahui dan tidak
mengambil pelajaran dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan siapa-siapa di atas jalannya dari
Ahlus Sunnah wal Jamaah yang sebenar-benarnya, yang mereka itu berwala kepada Ahlul
Islam dan menjadikan permusuhannya hanya kepada orang-orang kafir?
Berkata Syaikh Rabi hafidhahullah mengomentari hal ini : Pada siapa yang engkau
maksudkan nasehat ini? Apakah kepada orang-orang yang memerangi manhaj Salaf dan
pengikut-pengikut Salaf dengan kedustaan-kedustaan yang dibuat-buat?!
Kalau yang engkau maksudkan mereka, maka sesungguhnya mereka memang memusuhi
Ahlus Sunnah dan berarti kita tidak mendhalimi mereka. Memang permusuhan mereka
seluruhnya adalah kepada Ahlus Sunnah wal Jamaah dan juga kepada orang-orang kafir. Akan
tetapi permusuhan mereka kepada Ahlus Sunnah adalah lebih besar dibandingkan
permusuhannya kepada orang-orang kafir. Kedustaan mereka atas Ahlus Sunnah dan manhaj
mereka kadang-kadang lebih daripada kedustaan mereka terhadap orang-orang kafir.
Kebanyakan dari jamaah-jamaah tersebut adalah golongan takfiri (yang mengkafirkan kaum
Muslimin) dan berjalan di atas jalan Khawarij, mengkafirkan kaum Muslimin dan membunuh
mereka, khususnya Salafiyin, sebagaimana yang terjadi di Kunar dan yang terjadi hari ini di
beberapa negeri kaum Muslimin.
Kalau yang engkau maksudkan adalah mereka itu, maka kita menerima. Tapi kalau yang
engkau maksudkan adalah Salafiyyin Ahlus Sunnah wal Jamaah, maka ini adalah perkara yang
sangat berbahaya dan dhalim, karena berarti dia telah meletakkan sesuatu yang besar tidak
pada tempatnya dan melarikan dari tempatnya yang semestinya.
Yang rajih (lebih kuat) adalah bahwa yang engkau maksudkan adalah Salafiyyin secara dhalim
sesuai dengan tujuan engkau menulis buku ini dan sesuai dengan pembahasan-pembahasan
yang lain dari buku-buku dan sikapmu. (Sebagaimana telah dibahas pada buku-buku
sebelumnya -pent., lihat Jamaah Wahidah halaman 78)
Sedangkan ucapanmu : Apakah mereka para pencela, pencaci, yang memusuhi ulama-ulama
umat Islam yang kurang ajar pada mereka dengan tangan lisannya . Siapakah yang
dimaksud?
Apakah yang mencela ulama-ulama Madinah dengan pimpinanya Syaikh Al Imam Muhammad
Amin Asy Syinqithi dengan julukan cetakan lama, Salafi taqlid, muhannathin yang hidup
dengan jasad-jasad mereka di jaman ini, tapi hidup dengan akal-akal mereka di masa
lampau, dan lain-lain dari julukan yang dituduhkan kepada para ulama Ahlus Sunnah yang
mendakwahkan tauhid dan sunnah?
Apakah harakiyyun yang menamakan Syaikh bin Baaz dan para ulama di Saudi dengan
pegawai, spionase, yang hanya mengerti qusyur (kulit) Islam, ulama haid dan nifas
atau seperti yang diucapkan oleh Muhammad Surur : Budak dari budak dari budak dari budak
dan tuan mereka yang terakhir Nashrani.
88
Atau apakah yang dimaksud adalah buku-buku Al Kautsariyyin yang penuh celaan terhadap
Ahlus Sunnah.
Berkata Syaikh Rabi : Jangan engkau berpura-pura bodoh dengan apa yang ditulis oleh
Muhammad Al Ghazali dalam beberapa kitabnya dari celaan dan pengkaburan terhadap Ahlus
Sunnah dan Ahlul Hadits yang dulu dan sekarang. Jangan pula kau lupa dengan apa yang
ditulis oleh At Tilmitsani terhadap Ahlus Sunnah dengan menjelekkan dan mencela mereka.
Jangan lupa dengan apa yang ditulis oleh Said Ramadhan Al Buthi, Said Hawwa, Abu
Ghaddah, Izzudin Ibrahim, dan seluruh tokoh-tokoh ikhwani yang memuji Rafidlah (Syiah) dan
apa yang ditebarkan oleh tokoh-tokoh Quthbiyyah dari fitnah-fitnah dan gerakan-gerakan
pencelaan yang dhalim dan kebohongan-kebohongan yang dibuat-buat terhadap Ahlus Sunnah.
Jangan lupa pula apa yang ditulis oleh Sayyid Quthub dan celaannya terhadap para shahabat
serta pengkafirannya terhadap Bani Umayyah, khususnya atas khalifah yang lurus Utsman bin
Affan radhiyallahu 'anhu dengan menjatuhkan kekhilafahannya dan anggapannya bahwa ruh
dan dasar-dasar Islam telah runtuh di jamannya serta pengunggulannya bagi murid-murid Ibnu
Saba atasnya (Utsman bin Affan).
Jangan lupa pula terhadap tulisan mufti Oman dan celaannya terhadap Ahlus Sunnah yang
sebenarnya, dan celaannya terhadap shahabat bersama persaksiannya terhadap celaan Sayyid
Quthub dan Maududi (dalam bukunya Khilafah dan Kerajaan, pent.).
Terakhir, jangan lupa dengan serangan Muhammad Alwi Al Maliki, Abdullah Shiddiq Al Gumari
dan As Saqqaf terhadap Ahlus Sunnah. Dan juga serangan Ad Diobandiyyin tokoh-tokoh
jamaah (terhadap Ahlus Sunnah).
Kalau engkau merasa sakit dan gelisah dengan celaan-celaan yang dhalim dan jahat terhadap
Ahlus Sunnah tersebut, maka berarti engkau berada di atas kebenaran. (Lihat ciri-ciri Ahlus
Sunnah dalam Mukadimah halaman 19)
Tetapi sangat disayangkan, engkau jauh dari apa yang saya sebutkan tadi. Dan sesungguhnya
yang engkau inginkan (dengan ucapanmu) adalah Salafiyin. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
(Jamaah Wahidah halaman 80)
Kalau Abdurrahman Abdul Khaliq memaksudkan dengan ucapannya adalah Salafiyin, maka
siapakah yang dia maksudkan dengan ulama yang mereka cela? Ulama Ahlus Sunnah atau
ahlul bidah? Jawabannya kita serahkan kepada Abdurahman Abdul Khaliq, para muridnya dan
para pembaca.
Perhatikan ucapan di atas : Apakah mereka tidak mengambil pelajaran dari Syaikhul Islam dan
orang-orang yang di atas jalannya dari Ahlus Sunnah wal Jamaah yang benar, yang mereka
ber-wala kepada Ahlul Islam dan menjadikan permusuhan mereka hanya kepada orang-orang
kafir?
Kita tidak yakin kalau dia sedang menasehati jamaah-jamaah hizbiyyah yang memerangi kaum
Muslimin di Kunar dan mempersaudarakan agama-agama samawi, karena dia menulis bukubukunya justru dalam rangka membelanya dari bantahan dan nasehat Salafiyun kepada
mereka.
Adapun Salafiyun, mereka menyambut gembira manhaj Salaf dan Syaikhul Islam serta orangorang yang berada di atas jalannya dari kalangan Ahlus Sunnah. Tetapi apakah berarti
dengan berhenti membantah ahlul bidah?!
Kita dengar jawaban Syaikh Rabi tentang hal ini : Salafiyun akan berkata : Marhaban (selamat
datang) manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah yang sebenarnya. Karena sesungguhnya mereka
tidak menginginkan pengganti selain itu. Diantara dasar-dasar manhaj ini adalah sabda
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :
Tidak seorang nabi pun yang Allah utus pada satu umat sebelumku, kecuali memiliki dari
umatnya para penolong shahabat-shahabat yang mengambil sunnahnya dan mengikuti
perintahnya. Kemudian sesungguhnya akan datang setelah mereka generasi yang
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
89
mengucapkan apa-apa yang tidak mereka kerjakan dan mengerjakan apa-apa yang tidak
diperintahkan. Barangsiapa memerangi (jihad) mereka dengan tangannya maka dia mukmin,
barangsiapa memerangi mereka dengan lisannya maka dia mukmin, dan barangsiapa
memerangi mereka dengan hatinya maka dia mukmin . (HR. Muslim dalam Kitab Al Iman
hadits nomor 80 juz I halaman 69-70)
Dan firman Allah :
Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Kalian memerintahkan yang
maruf dan melarang yang mungkar dan kalian beriman kepada Allah . (Ali Imran : 110)
Sedangkan bidah, apalagi syirik dan kekufuran termasuk dalam kemungkaran tersebut. Adapun
maruf yang paling puncak adalah tauhid. Akan tetapi Salafiyin tidak mengkafirkan seseorang
kecuali setelah ditegakkan hujjah.
Ingatlah bagaimana Umar memukul Shabiegh dan mengasingkannya.
Ingatlah bagaimana Ibnu Umar berlepas diri dari Qadariyyah.
Ingatlah pembunuhan yang dilakukan Ali dan para shahabat terhadap khawarij dengan perintah
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Banyak hadits-hadits dalam masalah ini yang diriwayatkan
oleh para imam diantaranya Imam Bukhari dan Muslim.
Ingatlah pula sikap Ibnu Masud dan Abu Musa terhadap halaqah-halaqah dzikir dan orangorang yang bertasbih dengan kerikil.
Bacalah kitab Khalqu Afali Ibad oleh Bukhari, kitab As Sunnah oleh Abdullah bin Ahmad, As
Sunnah oleh Al Khallal yang disusun di dalamnya ucapan-ucapan Imam Ahmad dan ulama
Salaf.
Baca pula Asy Syariah oleh Al Ajurri, Syarah Ushul Itiqad Ahlis Sunnah oleh Al Lalikai, dua
kitab Ibanah oleh Ibnu Baththah (Kubra dan Shugra), Ushul Itiqad oleh Abu Hatim dan Abu
Zurah dan kitab Tauhid oleh Ibnu Khuzaimah, Mukadimah Syarhus Sunnah oleh Al Baghawi
dan banyak lagi yang lainnya.
Baca pula kitab-kitab Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim dan Ibnu Abdul Wahhab dengan tolok
ukur Salafi jangan dengan tolok ukur keuntungan politik dan perasaan semata.
Engkau akan dapatkan bahwa Salafiyun telah mengambil manhaj sunni Salafi yang hakiki ini.
Aku ingin memberikan untukmu hadiah yang berharga yang dimiliki oleh Ahlus Sunnah yang
merupakan petir bagi ahlul bidah dan para pembelanya.
Al Baghawi dalam Mukadimah Syarhus Sunnah bab Mujanabatu Ahlil Ahwa (Menjauhkan
Ahlul Ahwa/Ahlul Bidah) membawakan ayat-ayat, hadits-hadits, dan atsar-atsar di dalam bab ini
tentang celaan terhadap ahlul bidah. Didalamnya terhadap banyak nukilan diantaranya
pengkafiran dan penyesatan (menganggap sesat) terhadap beberapa ahlul bidah (seperti
Rafidlah dan Jahmiyah, pent.) hingga dia berkata :
Telah berlalu para shahabat, tabiin, para pengikut mereka, dan ulama-ulama sunnah atas
yang demikian, bersatu dan bersepakat atas permusuhan dan pemboikotan terhadap ahlul
bidah. (Syarhus Sunnah juz I halaman 227)
Demikianlah Al Baghawi menyebutkan kepada kita bahwa para shahabat, tabiin, dan tabiut
tabiin bersatu dan sepakat atas permusuhan terhadap ahlul bidah dan pemboikotan mereka.
Maka apakah engkau (wahai Abdurrahman Abdul Khaliq) menerima nasehat ini dan percaya
dengan nukilan ini sebagaimana Salafiyin menerima dan membenarkannya?! (Jamaah
Wahidah halaman 80-82)
Dia (Abdurrahman Abdul Khaliq) juga menyandarkan pendapatnya kepada Syaikhul Islam
bahwa kita hanya memusuhi orang-orang kafir.
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
90
Para penukil-penukil hadits yang keliru atau berdusta. Sebagaimana dikatakan oleh
Yahya bin Said : Saya bertanya kepada Imam Malik, Ats Tsauri, Al Laits Ibnu Saad,
dan aku kira juga Al Auzai tentang seseorang yang tertuduh dalam masalah hadits dan
tidak hapal? Mereka semua menjawab : Terangkan keadaannya!
Berkata sebagian mereka kepada Imam Ahmad Ibnu Hambal : Berat atasku untuk mengatakan
fulan seperti ini, fulan seperti itu? Maka berkata Imam Ahmad : Kalau engkau diam dan aku
diam, maka kapan seorang bodoh akan tahu yang shahih.
2.
Para tokoh ahlul bidah dari golongan yang memiliki ucapan-ucapa yang menyelisihi Al
Kitab dan As Sunnah, juga ahlul ibadah yang menyelisihi Al Kitab dan As Sunnah.
Maka sesungguhnya menjelaskan keadaan mereka dan memperingatkan umat dari mereka
adalah wajib dengan kesepakatan kaum Muslimin. Hingga dikatakan kepada Imam Ahmad :
(Apakah) seseorang berpuasa , shalat, itikaf, maka hanya untuk dirinya, sedangkan jika dia
berbicara terhadap ahlul bidah, maka itu untuk kaum Muslimin. Inilah yang lebih afdhal.
Maka ketika manfaatnya umum bagi kaum Muslimin dalam dien mereka, dia termasuk jihad fi
sabilillah. Karena pembersihan jalan Allah, dien, manhaj, dan Syariat-Nya serta penolakan
terhadap penyelewengan mereka (ahlul bidah) dan permusuhan terhadap mereka adalah wajib
kifayah dengan kesepakatan kaum Muslimin.
Kalaulah tidak ada orang-orang yang Allah tegakkan untuk menolak kejelekan-kejelekan
mereka, maka akan rusaklah dien dan kerusakan ini lebih besar daripada rusaknya penjajahan
musuh yang memerangi. Karena jika mereka menguasai/menjajah tidak akan merusak hati dan
apa yang ada di dalamnya dari dien secara langsung, tetapi tunduk (lahiriahnya). Adapun
mereka (ahlul bidah) merusak hati secara langsung. (Majmuur Rasail wal Masail 5/110)
Adapun masalah jihad Syaikhul Islam terhadap Tartar, sesungguhnya Ibnu Taimiyah dalam
memerangi Tartar bertitik-tolak dari tauhid dan yang membawa benderanya adalah ahli tauhid.
Lain halnya ketika bendera jihad berada di tangan quburiyyin (para penyembah kubur), maka
tidak mereka mendapatkan bagian kecuali kekalahan.
Berkata Syaikhul Islam rahimahullah ketika membantah istighatsah (mengadu), istianah
(meminta pertoloongan), dan istiadzah (meminta perlindungan) kepada selain Allah, serta
menjelaskan bahwasannya perbuatan itu syirik sebagai berikut :
hingga ketika musuh yang keluar dari syariat Islam datang ke Damaskus mereka beristighatsah dengan orang-orang mati di kuburan-kuburan, yang mereka mengharapkan dari
sisinya agar hilangnya bahaya. Berkatalah beberapa penyair :
Wahai orang-orang yang takut dari Tartar
Berlindunglah dengan kubur Abi Umar
Atau berkata :
Berlindunglah kalian dengan kubur Abi Umar
Dia akan menyelamatkan kalian dari setiap dlarar
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
91
Aku (Syaikhul Islam) katakan kepada mereka : Mereka yang kalian ber-istighatsah (mengadu)
kepadanya kalaupun mereka bersama kalian dalam peperangan, mereka pun akan kalah
sebagaimana kalahnya kaum Muslimin di perang Uhud. Karena sesungguhnya telah ditetapkan
(oleh Allah) bahwa tentara akan terpecah (kalah) karena sebab-sebab yang mengharuskan
demikian. Dan ini karena hikmah Allah padanya.
Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki pemahaman dan pengertian terhadap dien yang
baik tidak mau ikut berperang pada saat itu karena tidak adanya peperangan yang syari yang
Allah dan Rasul-Nya perintahkan dan karena peperangan (semacam itu) hanya akan
menghasilkan fasad (kerusakan) dan tidak turunnya pertolongan yang dibutuhkan. Maka tidak
ada padanya balasan dunia, tidak pula pahala akhirat, bagi siapa yang mengerti ini dan itu
(mengerti kesesatan kedua belah pihak, pent.). Walaupun kebanyakan orang meyakini bahwa
itu adalah jihad syari, adapun niatnya diserahkan pada hati mereka.
Ketika setelah itu mulailah kami mengajak manusia untuk mengikhlaskan dien hanya untuk
Allah Azza wa Jalla dan beristighatsah kepada-Nya dan agar tidak ber-istighatsah kepada
selain-Nya. Tidak beristighatsah kepada Malaikat yang didekatkan, tidak pula kepada Nabi yang
diutus. Sebagaimana ucapan Allah Subhanahu wa Ta'ala pada saat peperangan Badr.
Dan ingatlah ketika kalian ber-istighatsah kepada Rabb kalian, lalu diperkenankan-Nya bagimu
. (Al Anfal : 9)
Ketika manusia sudah memperbaiki keadaan mereka dan jujur, beristighatsah kepada Rabbnya, Allah menolong dari musuh-musuh mereka dengan pertolongan yang besar, sehingga
kalahlah Tartar dengan kekalahan yang tidak pernah terjadi pada saat itu.
Hal demikian dikarenakan benarnya perwujudan tauhidullah dan ketaatan kepada Rasulullah,
yang sebelumnya mereka tidak seperti itu. Sesungguhnya Allah menolong Rasul-Nya dan
orang-orang yang beriman di kehidupan dunia dan pada hari persaksian. (Kitab Radd Alal
Bakri halaman 377-379. Lihat Jamaah Wahidah halaman 88)
Setelah menukil ucapan Syaikhul Islam di atas, Syaikh Rabi berkata : Semoga Syaikh
Abdurrahman Abdul Khaliq masih ingat dan belum lupa sikap jamaah-jamaah Islamiyah
(hizbiyyah, pent.) terhadap serangan Tartar modern yaitu Saddam Hussein yang mulhid dan
tentaranya terhadap Kuwait dan menggiring mereka para pasukan liar dan biadab ke batas
Kerajaan Saudi Arabia, negeri Tauhid dan Sunnah. Apakah jamaah-jamaah itu bangkit untuk
membela negeri tauhid dan dua tempat suci (Makkah dan Madinah) ?!
Atau apakah mereka bangkit untuk menolong penguasa Tartar modern dengan demonstrasidemonstrasi, muktamar-muktamar, dan dengan menggerakkan ahlul bidah dan partai-partai
kafir terhadap negeri tauhid untuk membela Tartar modern, dan dengan mempersaksikan
bahwa jihad mereka adalah jihad Islam, serta Saddam adalah pahlawan Islam ?! (Jamaah
Wahidah halaman 88)
Kesimpulan
Kami cukupkan pembahasan ini dengan beberapa nukilan dari kaset dan buku-buku
Abdurrahman Abdul Khaliq agar menjadi jelas apakah kesalahan-kesalahannya hanya
merupakan zallah (ketergelinciran) atau memang karena akibat dari penyelewengan manhaj.
Telah dibantah oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz dalam enam masalah.
Telah dibantah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Shalih Ibnu Ghushhun dan lainlain.
Telah diberikan surat bantahan yang memuat puluhan kesalahan kepadanya oleh Syaikh Shalih
Al Fauzan.
Dan telah dijelaskan penyelewengan manhajnya oleh Syaikh Rabi bin Hadi Al Madkhaly.
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
92
Oleh karenanya tidak terlalu jauh kalau Syaikh Al Muhaddits Muqbil bin Hadi Al Wadii ketika
ditanya tentang Abdur Rahman Abdul Khaliq apakah dia mubtadi (ahlul bidah), beliau
mengatakan : Ya, dia adalah mubtadi. Hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang
tidak hadir.
Maka kini kami memanggil Abdurrahman Abdul Khaliq dan pengikut-pengikutnya untuk
bertaubat dan meninggalkan semua ucapan-ucapannya dan kembali kepada manhaj As Salafus
Shalih.
Kami juga memanggil kaum Muslimin untuk berhati-hati dari penyelewengan Abdur Rahman
Abdul khaliq, kaset, dan buku-bukunya serta pengikut-pengikutnya.
Kalau mereka mengatakan : Bukankah itu kaset-kaset dan buku-buku lama, yang sekarang dia
sudah bertaubat daripadanya?
Kita katakan : Alhamdulillah kalau memang dia telah bertaubat dari kaset dan buku-buku
tersebut.
Namun karena kaset dan buku-bukunya tetap tersebar di seluruh penjuru dunia dan
bahkan sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, maka kita tetap berkewajiban
untuk memperingatkan dari bahaya dan penyelewengannya. Hal itu sebagaimana para
ulama memperingatkan dari manhaj Asyariyah, meskipun Abul Hasan Al Asyari sendiri telah
bertaubat dari paham-pahamnya dan memperingatkan dari buku-buku karya Ghazali, padahal
beliau telah bertaubat di akhir hayatnya. Semoga Allah mengampuni dan merahmati mereka.
Apalagi ternyata kita dapati beberapa tanda kalau dia belum bertaubat dengan sebenarbenarnya, diantaranya :
1.
Dia merasa bangga dengan ribuan kaset dan buku-buku selama dia berdakwah 30
tahun yang hanya jatuh pada enam kesalahan.
2.
Marahnya dia kepada Salafiyin yang menyampaikan ucapannya kepada para ulama,
yang semestinya dia berterima kasih.
3.
4.
5.
Dia masih belum menyadari bahwa penyelewengannya adalah pada masalah manhaj,
bukan sekedar zallah (ketergelinciran) saja.
Akhirnya kami memanggil kepada seluruh kaum Muslimin untuk bertaubat kepada Allah dan
kembali kepada manhaj Salafus Shalih Ahlus Sunnah wal Jamaah dan berdoa kepada Allah
agar memberi petunjuk kepada kita dan mereka serta mengampuni kesalahan-kesalahan kita
dan mereka. Amin.
Duta-duta Sururiyyah di Indonesia
Seluruh bentuk-bentuk metamorfosis yang asal-muasalnya dari sikap toleran ala sufi
terhadap kebidahan-kebidahan dan kesesatan sudah tersebar pula di Indonesia. Setelah
keberadaan IM, baik di luar negeri maupun di dalam negeri kita, sudah tidak laku di pasaran,
maka mereka mencari bentuk baru hingga tampak menarik minat masyarakat awam. Manusia
menjulukinya dengan berbagai macam istilah-istilah seperti: Salafy haraki, Salafi moderat,
harakah sunniyyah dan lain-lain. Penamaan-penamaan tersebut muncul karena keanehan
mereka pada satu hal yaitu: sikap lunaknya pada ahlul bidah, selalu membela dan
mencarikan dalih, bahkan menyanjung mereka.
Tentunya sikap seperti ini sangat berbeda dengan ketegasan para ulama dalam menyikapi ahlul
bidah. Mereka terpaksa memberikan embel-embel tambahan pada jenis salafy baru ini
dengan istilah: salafy tapi moderat, salafy tetapi lunak, salafi yang mau bergabung dengan
harakah-harakah bidah dan seterusnya.
93
Yayasan Al Sofwa
Pemikiran sururiyyah ini telah di import masuk ke Indonesia oleh yayasan-yayasan tertentu
seperti ash-Shofwa yang awal berdirinya bernama al-Muntada persis sama dengan nama
yayasan Muhammad surur di London--. Mereka berkiblat kepada Muhammad Surur Naif Zainal
Abidin, yang menerbitkan dua majalahnya as-Sunnah, kemudian al-Bayan. Yayasan ini turut
andil dalam menyebar-luaskan majalah tersebut di Indonesia. Untuk lebih jelasnya lihat
persaksian-persaksian berikut:
I. Persaksian Penulis (Muhammad Umar as-Sewed) Tentang Yayasan Al-Sofwah
Untuk Allah dan karena Allah kami menulis persaksian ini. Dengan harapan agar kaum muslimin
khususnya ahlussunnah Salafiyyin menyadari bahaya yang sedang mengancamnya.
Saya (Muhammad Umar as-Sewed) masih ingat ucapan Syaikh Rabi kepada saya, ketika saya
bertanya tentang al-Muntada (yang kemudian berganti nama dengan Al-Sofwa). Kalau
memang yayasan tersebut sama dengan al-Muntada yang berada di London, maka kita lihat
saja , ia akan menjadi musuh paling utama Dakwah Salafiyyah di Indonesia, kata Syaikh Rabi.
Dengan cara yang persis sama dengan al-Muntada, London mereka mulai membuat gerakan
makarnya, mendekati para Ulama. Mereka meminta rekomendasi dan legitimasi bahwa
yayasan ini adalah yayasan Salafiyah, mendekati salafiyyin Indonesia dan menampilkan diri
sebagai gerakan dakwah Salafiyah, dengan menyebarkan karya-karya Syaikh Utsaimin dan
Syaikh Bin Baaz yang sifatnya umum yang tidak berkaitan dengan manhaj mereka dan
seterusnya. Setelah itu dengan halusnya mereka menyusupkan pemikiran-pemikiran SururiyahIkhwaniyah melalui berbagai macam cara.
Pemikiran khas Sururiyah-Ikhwaniyah yang paling jelas adalah menyatukan berbagai firqoh ahli
bidah dan berusaha mengakurkan mereka sekaligus membawanya kepada satu jamaah
yang
tidak
saling
bermusuhan.
Tentunya kelompok yang paling mereka takuti adalah Ahlussunnah Salafiyyun. Karena mereka
tetap pada jalan generasi pendahulunya, mengajak kepada Sunnah dan memberantas bidah,
berwala' (loyal) kepada Ahlussunnah dan bara (benci dan antipati) dari para ahli bidah. Dan
mereka
terkenal
keras
dan
tegas
kepada
ahli
bidah.
Ternyata apa yang telah diucapkan Syaikh Rabi kini menjadi kenyataan. Karena apa yang
dibawa al-Muntada/As-Sofwa di Indonesia sama dengan apa yang dibawa Al-Muntada di
London. Yang demikian itu bisa dilihat dari beberapa bukti yang saya saksikan atau yang saya
dengar dengan yakin yaitu :
1. Mereka menyebarkan majalah Al-Bayan yang diterbitkan oleh Al Muntada Al Islami (yang
didirikan Muhammad Surur, sehingga sebutan bagi pengikutnya disebut sururi, red),
London
2. Menyebarkan buku-buku terbitan Al Muntada dan lain-lain dari tulisan tokoh-tokoh
sururi seperti Salman Audah, Aidl Al-Qarni dan sebagainya
3. Bahkan lebih jelas lagi bahwa pendirinya, Muhammad Ibn Ibrahim al-Khalaf (namanya
sesuai dengan manhajnya) menulis buku Petunjuk bagi Wanita Pelajar yang dalam
bahasa aslinya (Arab) adalah Dalilut Thalibah. Dibawakan olehnya fatwa-fatwa fiqih dari
syaikh Ibnu Utsaimin hafidhahullah. Sedangkan patokan-patokan dalam masalah dakwah
diambil dari pemikiran Salman Al Audah. (Dilaporkan oleh website Al Sofwa,
http://www.alsofwah.or.id/index.php?
pilih=lihatkegiatan&id=41&id_layanan=26 bahwa Yazid Abdul Qadir
Jawwas (mudir Yayasan Minhajus Sunnah), Bogor; Abu Nida' Khomsaha
Sofwan, Lc. (Mudir Yayasan Majelis At-Turats, Yogyakarta), Khalid
Syamhudi, Lc (Ustadz di Ma'had Imam Bukhari), Nizar Sa'ad Jabal,
Lc. (Mudir Ma'had Al-Irsyad Tengaran-Salatiga); Abu Haidar AlSundawy (Mudir Yayasan Ihya'u Al-Sunnah, Bandung), Asmuji Muhayyat,
Lc. (Mudir Ma'had Imam Syafi'i); Abu Ihsan Al-Medani, Lc., MA.
(Ustadz di Jazirah Sumatera Utara), Ust. Fariq Qashim Anuz (Ustadz
di Jeddah Da'wah Center-Jeddah-KSA), Ust. Abu Hamzah A. Hasan
Bashari, Lc.,M.Ag. (Da'i di Jawa Timur), Ust. Muhammad Dahri
Qomaruddin, Lc (LIPIA Jakarta), Ust. Geis ibn Umar Bawazir (AlIrsyad-Pemalang), . Masruhin Sahal (Mudir Ma'had Al-Tha'ifah AlManshurah, Kediri), Ust. Hasyim Rifa'i (Mudir Ma'had Baitus
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
94
95
2. Beberapa risalahnya yang telah dicetak semisal Dalilit Thalibah al Mukminah (Petunjuk Bagi
Wanita Pelajar) dan selainnya.
3. Ia mempunyai perpustakaan bernama Maktabatul Ummah yang berada di Unaizah, terdapat
padanya kitab dan majalah.(yang bermanhaj sururi-pent)
4. Kitab-kitab yang ia bagikan, sebarkan dan cetak mayoritas memuat keinginan pencetak dan
pemikirannya (yakni Muhammad Kholaf, red)
5. Warga salafiyyin yang sedaerah dengannya yang berdomisili di Unaizah menyaksikan
keadaannya yang demikian. Dan merekalah orang-orang yang tahu tentang dirinya dan
aktivitasnya. Dr.Abdullah al-Musallam, seorang dosen pada mata kuliah Syariyah dan
Ushuluddin di Universitas Al-Imam, Qosim, mengatakan bahwa ia seorang sururi bahkan
termasuk tokohnya. Al-Ustadz Umar al-Harakan, seorang pengajar di Mahad Ali di kota
Buraidah, banyak dari kalangan ikhwan salafiyin seperti al-Akh Muhammad at-Turki,
Abdurrahman al-Amir, Umar al-Hathlani, Rafiq Zaki dan selain mereka menyaksikannya
berbuat demikian. Merekalah saksi-saksi hidup. Datang dan mintalah keterangan tentang
masalah ini pada mereka.
6. Salman Al-Audah, Jamiyah At-Turats dan beberapa orang yang berdomisili di Riyadh adalah
pendukung-pendukungnya. Hal ini menunjukkan apa yang telah disebutkan di muka dan inilah
perkara-perkara yang dapat dipersaksikan dari kejauhan sebelum mendekatinya.
Mudah-mudahan yang telah saya sebutkan (insya Allah pent) di atas sudah mencukupi. Allahu
alam. Jika tidak demikian maka disana masih terdapat banyak hal lain (yang masih belum
disebutkan). Namun tidak sepantasnya semua yang diketahui disebutkan. Allahu alam.
Adapun mengenai akhlak dan pergaulannya dengan teman-temannya, maka inilah perkara
yang sudah jelas.
Sungguh saya pernah bergaul langsung dengannya. Akan tetapi saya belum pernah dudukduduk bersamanya selain beberapa saat saja. Padanya ada perkara-perkara yang tidak
sepantasnya seorang muslim yang mengamalkan keislamannya, terlebih bagi seorang thalibul
ilmi dan dai, (untuk mengorek semua kejelekannya). Semoga Allah menunjukinya.
Terakhir, inilah catatan yang saya tuangkan di sini mengenai al-akh tersebut. Saya katakan dan
saya ingatkan (kepada semua pihak yang berkepentingan) bahwa haruslah bagi seorang Salafy
Sunni mempunyai hubungan (kenal) dengan para Ulama Sunnah Salafiyah. (Saya perhatikan)
ia bukanlah orang yang mempunyai sifat demikian sekalipun dengan ulama negeri Saudi, yang
mana orang-orang dari segenap penjuru dunia, dari berbagai macam manhaj dan madzhab
berhubungan dengan mereka dengan ramah dan dekat. Hal tersebut tidak terjadi pada dirinya.
Menunjukkan padamu jauhnya ia dari ilmu dan ahlinya (ulama). Allahul mustaan.
Kita memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar mengokohkan agama kita dan memberikan
ilmu tentang syariat kita ini. Dan segala pujian hanyalah milik Allah semata.
Dammaj, Shadah, pagi hari, 3/2/1420 H
Diterjemahkan di Degolan pada pagi hari 17 Juni 1999 M.
III.
Kesaksian
Ustadz
Muhammad
as-Sewed
tentang
Muhammad
Khalaf
Kemudian saya (Ustadz Muhammad Umar as-Sewed) menambahkan apa yang saya ketahui
tentang dirinya di Unaizah, Qosim yaitu :
1. Saya selama kira-kira satu tahun hampir tidak pernah absen duduk di majelis Syaikh Ibnu
Utsaimin, tidak pernah sekalipun Saya melihat Muhammad Khalaf di majelis tersebut. Saya
hanya sekali melihatnya dalam ceramah umum yang disampaikan Syaikh Utsaimin
2. Ia memiliki toko buku Al-Ummah yang khusus menjual buku-buku kecil (kutaib) dan semua
buku-buku tokoh-tokoh sururi terdapat disini, sedangkan buku-buku yang membantahnya dari
tulisan
Syaikh
Rabi
dan
selain
beliau
susah
didapat.
3. Pernah toko tersebut dititipi majalah oleh sales dari distributor majalah Al-Ashalah dan
Salafiyah yang jelas pengasuh dan penulisnya adalah Salafiyun dan Ulama Ahlussunnah.
Disinilah saya pertama kalinya mengenal majalah tersebut. Ternyata setelah saya baca, saya
sangat mengaguminya. Maka saya kembali ke toko tersebut untuk memiliki lebih banyak lagi
untuk dikirim ke beberapa kawan di Indonesia. Ternyata apa yang terjadi? Majalah tersebut
lenyap dari etalase, saya menanyakan kepada penjaganya (waktu itu Ahmad Bahrudin) ternyata
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
96
majalah tersebut disimpan dan tidak boleh dijual (dicekal). Bahkan beberapa temannya
mencela (menurut persaksian dia) majalah tersebut dengan ucapan-ucapan jelek : Pengasuh
majalah ini (Assalafiyah) adalah munafiqun. Ini bukan majalah Salafiyah tapi Thalafiyah
(kerusakan) diganti huruf sin-nya dengan huruf ta. Bahkan saya sendiri mendengar dari
seorang yang juga merupakan groupnya (memang ternyata toko itu milik group) mengatakan,
sambil menunjuk majalah al-Bayan,Ini yang namanya majalah, bukan itu !" Yakni bukan
majalah al-Ashalah
4. Dengan data-data yang lengkap, makin jelaslah, saya berusaha untuk bertanya kepada
syaikh Rabi tentang al-Sofwah dan Muhammad Khalaf serta al-Muntada yang ada di London.
Dengan demikian lengkaplah sudah gambaran Muhammad Khalaf dan al-Sofwa. (Lihat ucapan
Syaikh Rabi di Mukadimah)
5. Terakhir saya menemui Muhammad Khalaf sepulang dari Madinah dengan maksud menegur
dan memperingatkan sekaligus melihat apakah dia bergabung dengan sururiyin dan
menyebarkan
paham
sururiyah
itu
dengan
sadar
atau
tertipu.
Saya mendapatkan beberapa catatan penting yaitu :
a. Dia mengakui memang orang-orang Al Muntada adalah teman-temannya. Sehingga dia
selalu berkonsultasi dengan mereka dalam dakwahnya di Indonesia, sedangkan kita tahu
adanya hadits Rasulullah yang berbunyi : Al maru ala dini kholilihi Agama seseorang itu
bersama teman-teman dekatnya.
b. Dia tidak suka dengan mahasiswa Madinah sehingga dia meminta saya mencarikan dai
untuk as-Sofwa dari mahasiswa Indonesia yang ada di Jamiatul Imam, Riyadl. Dan menjadi
rahasia umum kalau Jamiatul Imam Riyadl dikuasai orang-orang hizbi, IM. Maka saya katakan,
Saya memiliki banyak teman-teman salafy di Jamiah Islamiyah Madinah yang kita tahu banyak
didominasi Salafiyun. Dia menjawab dengan tegas dan jelas : Saya tidak suka dengan anakanak (mahasiswa) Madinah
Demikianlah apa yang saya ingat dengan yakin tentang Muhammad al-Khalaf.
Sedangkan yang tidak jelas dan saya masih ragu tidak perlu dituliskan disini. Wallahu alam.
Yogyakarta, 3 Juli 1999
Disusun oleh Ustadz Muhammad Umar as-Sewed (Cirebon).
Alamus Sunnah
Sebagian yang lain berkiblat ke sururiyyin di Riyadl dengan mengirim dai-dainya untuk
membikin daurah-daurah di pondok Aunur Rafiq, Gresik dengan mediator ash-Shafwa atau
Alamus Sunnah Leuwiliang Bogor, dimana dana dan pemikirannya dipasok oleh grup
Sururiyyah di Riyadl yaitu Dr. Adnan Arur dan Abdul Karim al-Katiri, kemudian mereka
membentuk Harakah Sunniyyah (gerakan sunni). Adnan Aruur adalah sosok yang
berpemikiran sama dgn Surur.
Majelis At Turats Al Islamy Yogya
Seperti tertera dalam situsnya versi lama (atturots.or.id), bahwa dalam Majelis At Turats Al
Islamy ada nama-nama seperti Arif Syarifuddin, Abu Sa'ad Muhammad Nur Huda (LBI Al
Atsary), Kholid Syamhudi, Lc, Tri Madiyono. Alamatnya di Wirokerten, Banguntapan, Bantul,
DIY.
Pihak yang masih berkiblat kepada Abdurrahman Abdul Khaliq dengan yayasan Ihya at-Turatsnya, yaitu Yusuf bin Utsman Baisa (Lajnah Dakwah DPP Al Irsyad) dengan ponpes Mahad Ali
al-Irsyadnya (Tengaran, Boyolali, red). Bahkan dia mendatangkan bigbosnya, Abdurrahman
Abdul Khaliq, mengadakan ceramah di Indonesia guna menyebarkan syubhat-syubhat kepada
para dai di Indonesia dan didukung oleh semua dai Majelis grup At-Turats.
Meskipun kiblat kelompok-kelompok di atas berbeda-beda, namun mereka memiliki satu
kesamaan misi, yaitu: Membela hizbiyyin, memuji mereka atau berkerja sama dengan mereka.
Sebaliknya mereka sinis, dengki dan tidak suka terhadap salafiyyin yang mentahdzir ahlul
bidah. Mereka membenci dan mengingkari adanya tahdzir yang dilakukan oleh salafiyyin
dengan kalimat-kalimat seperti: Gak ada tahdzir-tahdziran, tahdzir itu hanya haknya ulama,
di Indonesia belum waktunya ditegakkan manhaj tahdzir, dan lain-lain.
97
Maka sungguh picik apa yang dikatakan oleh jagoan-jagoan baru yang berkolaborasi dengan
Majelis Turats Al Islami, seperti Firanda Abu Abdil Muhsin ibnu Abidin dalam bukunya Lerai
Pertikaian Akhiri Permusuhan dan Abdullah Taslim dalam banyak tulisannya di
www.muslim.or.id yang menyatakan bahwa perseteruan para ustadz hanya dikarenakan
kedekatannya dengan yayasan-yayasan tersebut (Ihya at-Turats dan Ash-Shofwa) atau hanya
karena mereka mendapatkan dana dari mereka. Semoga Allah memberikan hidayah dan taufik
kepada mereka berdua. Wallahu alam bish showab.
Ruh-ruh adalah bala tentara yang berkumpul, maka mana saja dari ruh itu saling bertaaruf
berarti telah serupa dan mana saja dari ruh itu saling tidak mengenal (saling mengingkari)
berarti telah berbeda (HR. Bukhari dan Muslim)
: :)
927
Seseorang itu berada di atas agama temannya, maka hendaklah salah seorang diantara kalian
melihat (terlebih dahulu) siapa yang ia temani (Silsilah Ash-Shahihah, no.927).
Dalam sebuah atsar disebutkan:
Musa bin Uqbah Ash-Shuri datang ke negeri Baghdad, kemudian ditanyakan orang tentang
keadaannya kepada Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah, maka beliau menjawab:Lihatlah
oleh kalian kepada siapa dia bertempat dan kepada siapa dia berdiam(Lamudduril Mantsur,
hal.53)
Sulaiman bin Daud berkata:Janganlah kamu menghukumi seseorang dengan suatu (hukum)
sampai kamu lihat siapa yang digauli(ibid)
Maka disinilah maksud dan tujuan kami menyusun tulisan ini disertai bukti, fakta dan
ulasan, walau kadang menyakitkan sebagian pihak. Sengaja kami menilai seseorang, institusi,
instansi, yang bercampur aduk didalamnya, membicarakannya, memperingatkan darinya, agar
kita bisa menghindarinya, karena pentingnya seorang teman bergaul, yang dapat
mempengaruhi hati dan sikap hidup kita sehari-hari. Cukup dengan kalimat dia teman saya, dia
sahabat karib saya, maka seseorang banyak kita jumpai membela teman, karibnya,
sahabatnya, saat rekannya didholimi. Nah, untuk itulah kita memperjelas fakta tentang pada dai
yang berkecimpung dengan atas nama Ahlussunnah, Salafi, apakah mereka jujur dengan
pengakuannya, ucapannya dan teliti mengambil teman akrabnya ?
Kita telah diuji di zaman ini dengan manhaj-manhaj dakwah yang datang kepada kita
yang mencampur-adukkan kebenaran dengan kebatilan, Sunnah dengan bidah, serta maruf
dengan mungkar, bahkan kadang memoles kesyirikan lalu menjadikannya sebagai bagian dari
Dien untuk beribadah kepada Allah
dengannya (Al-Maurid, Syaikh Ahmad bin Yahya AnNajmi, Maktabah Al-Furqan, hal.21, 1421H/2000M).
Betapa populer di zaman ini kalimat Persatuan dan Kesatuan, Kasih-Sayang dan
Persaudaraan digunakan oleh golongan pemecah-belah persatuan, kelompok yang mencabikcabik persaudaraan. Begitu sering dan gencar mereka menyebarkan kalimat ini -kata-kata yang
manis tersebut- sehingga banyak diantara kaum Muslimin yang terkecoh dan terpedaya
olehnya apabila mereka tidak mengetahui apa yang tersembunyi di balik tabir mereka dari tipu
muslihai, kelicikan, desas-desus dan kedustaan.
Diantara mereka adalah paham Sururiyyah. Benarkah Sururiyyah itu Ahlus Sunnah dan
bagaimana sikap mereka terhadap ulama?
Sururiyyah adalah bentuk penisbatan kepada Muhammad Surur Zainal Abidin, seorang yang
bermukim di Birmingham, Inggris setelah dia meninggalkan negeri Islam. Sururiyyah memiliki
manhaj (jalan) yang telah menyempal dari manhaj Ahlus Sunnah.
Asy-Syaikh Zaid bin Muhammad mengatakan:
Tidaklah bisa Quthbiyyun (sebuah manhaj yang dikembangkan mengikuti pemikiran Sayyid
Quthb) dan Sururiyyun dikatakan sebagai Ahlus Sunnah karena banyaknya penyelewengan
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
98
[46] Dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
[ : ]
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar.
[QS Al Anfal: 46]
Jauh dari kaidah-kaidah persatuan yang diajarkan oleh Islam. Berbeda dengan kasih-sayang
yang dipraktekkan dan diamalkan oleh Salafush-Shalih, semoga keridhaan Allah
atas
mereka semuanya. Amin.
Ketika topeng kepalsuan Hizbiyyun-Sururiyyun-Ikhwaniyyun mulai tersibak, akrobat
Hizbiyyah dan petualangan manhaj para dainya semakin diketahui oleh umat, kebohongan
yang selama ini ditutup rapat-rapat terus terungkap, maka teriakan persatuan dan kasih sayang
itupun semakin nyaring mereka perdengarkan. Dua kalimat indah yang digunakan sebagai
make-up dan lipstik untuk menutupi kenyataan Hizbiyyah yang terkuakkan. Kalimat itu
adalah kalimat yang indah tetapi digunakan untuk menyebarkan dan melindungi kebatilannya,
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
99
[ : ]
[59] Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri
diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [QS
An Nisa: 59]
Mari kita tinggalkan perselisihan dan kita bereskan semua perbedaan. Mari kita bersatu!
Tetapi.....
Berhentilah kalian dari mencabik-cabik Salafiyyin di seluruh dunia dengan dinar Hizbiyyah
kalian!!
Berhentilah kalian dari membela Jumiyyah Hizbiyyah pemecahbelah-umat!
Dan berhentilah kalian menyesatkan umat dengan memberi nama organisasi penyesat itu
sebagai Jamiyyah Khairiyyah!! Organisasi Kebajikan yang banyak membantu dan menolong
dakwah Salaf dan menjamin kehidupan para dainya!!
Tidaklah terbantu oleh oganisasi Money Politic ini, kecuali Hizbiyyun dan dakwah
Hizbiyyahnya!! Dakwah mereka menjadi disambut, pengikut mereka menjadi banyak, orang
awam tertipu dan pada akhirnya ummat mengira bahwa dakwah hizbiyyah tersebut sebagai
dakwah al Haq. Maka kesesatan pun tersebar, pudarlah kebenaran, inilah tujuan syaithan. Wal
iyadzubillah.
100
Bertaubatlah kalian dari pembelaan kalian terhadap petinggi-petinggi Quthbiyyin-SururiyyinTurotsiyyin-Ikhwaniyyin, Abdurrahman Abdul Khaliq, Syarif Hazza 2), Muhammad Khalaf3) dan
kroni-kroninya di Indonesia!!
Bertaubatlah kalian dari parade dan unjuk gigi kolaborasi Sururiyyah-Ikhwaniyyah yang kalian
umumkan secara terbuka tiada malu kepada umat!!
Berlepas dirilah kalian dari tuan-tuan dinar Hizbiyyah, organisasi-organisasi Hizbiyyah yang
telah ditahdzir oleh Masyayikh Salafiyyin!! Dan sampaikan juga kepada umat bahwa kalian
bara terhadap mereka sebagaimana ketika kalian secara terang-terangan memerangi
Salafiyyin!!
Jelaskan pula bahwa Muassasah (organisasi, red) Hizbiyyah tersebut serta kaki-tangan mereka
adalah musuh bagi umat, pemecah-belah kaum Muslimin sebagaimana kalian juga secara
terbuka ketika membela dan atau menjadi kaki tangan mereka!! 4
2
Orang upahan Ihyaut Turots inilah yang menyatakan bahwa bolehnya membaiat para pemimpin jamaah-jamaah
dakwah dan ketika salah seorang Ikhwan Salafiyyun mendebatnya maka Syarif membantah bahwa hal ini (baiat)
adalah permasalahan yang jelas. Ketika ditanya dalil dalam permasalahan tersebut dia berkata:Hal ini tidak perlu dalil,
apabila saya berkata kepadamu: ini adalah siang hari, apakah dibutuhkan dalil?. Pendusta besar ini pula yang
menyatakan bahwa:(Syaikh Rabi) yang membantah Sayyid Quthb, dan bahwasanya dia mengkafirkan masyarakat,
Syarif berkata: bahwasanya perkataan ini tidak benar karena Sayyid Quthb tidak mengatakan demikian. ..Syaikh Rabi
berkata:Karena dia adalah Quthbiy! Karena dia dari golongan Quthbiyyah!(Transkrip Dialog Syaikh Rabi dengan
Ustadz Usamah). Maka inilah hakekat dari Syaikhnya Abu Nida, Ahmas Faiz, Abu Mushab dan petinggi-petinggi Ihya
lainnya!! Maka berhati-hatilah dari jaringan Hizbiyyah mereka wahai saudaraku kaum Muslimin.
Kesaksian
Syaikh
Abdullah
bin
Umar
bin
Mari
tentang
Muhammad
Ibn
Ibrahim
al
Khalaf
Mengenai pendiri Yayasan Al-Sofwa, Muhammad Kholaf, silakan dengarkan kesaksian Abu Abdirrahman bin Umar bin
Mari yang pernah mengenalinya langsung dari dekat di Unaizah, al-Qosim, King Saudi Arabia. Persaksian itu sebagai
berikut :
Beliau berkata :
Segala pujian hanya milik Allah Taala Rabb sekalian alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita
Muhammad dan keluarganya.
Amma badu.
Seorang al-akh meminta saya agar menulis tentang Muhammad Kholaf tentunya sesuai dengan apa yang saya ketahui.
Semoga Allah menunjukinya.
Maka dari itu dengan memohon pertolongan-Nya, saya akan memulainya.
Saya katakan:
Saya mengetahuinya di Unaizah dan ketika itu saya berjumpa dengannya di perpustakaan Maktabatul Ummah. Saya
pernah mendengar tentang dirinya dari pembicaraan ikhwah Indonesia dan dari seorang yang mengetahuinya disana.
Tak lama kemudian saya menanyakan tentang dirinya (juga) kepada beberapa ikhwan yang tinggal di Unaizah.
(Ternyata) lebih dari satu ikhwan kita yang salafy di kota Qosim memberitahukan bahwa ia adalah termasuk salah
seorang yang mempunyai hubungan sangat dekat dengan Salman al-Audah. Hubungan dekatnya dengan salman
membuatnya (mudah) mendapatkan bantuan-bantuan (dana) darinya. Mayoritas bantuan tersebut ia peroleh dari alJamiyah Ihyaut Turots, sebagian bantuan lainnya ia kumpulkan dari para Syaikh Kerajaan Saudi dengan rekomendasi
dari Salman. Hubungan dekatnya dengan Syaikh Utsaimin beberapa waktu lamanya (nampaknya juga) merupakan
faktor yang membuat ia mudah mengumpulkan bantuan (dana) dari Jamiyah Ihyaut Turots. Ditambah lagi dia seorang
penduduk Qosim dan seorang guru di Riyadl. Saya pikir banyak yang mengetahui hal itu.
Adapun manhajnya maka ia adalah seorang Sururi. Karena ia sangat kental hubungannya dengan Salman al-Audah
dan orang-orang yang sejalan dengannya.
Terdapat beberapa hal yang menunjukkan demikian antara lain:
1. Hubungan sangat kental dengan Salman Al-Audah dan orang-orang yang sejalan dengannya di negeri Saudi
ataupun di luar negeri tersebut.
2. Beberapa risalahnya yang telah dicetak semisal Dalilit Thalibah al Mukminah (petunjuk Bagi Wanita Pelajar) dan
selainnya (lihat persaksian Ustadz Muhammad)
3. Ia mempunyai perpustakaan bernama Maktabatul Ummah yang berada di Unaizah, terdapat padanya kitab dan
majalah.(yang bermanhaj Sururi-pent)
4. Kitab-kitab yang ia bagikan, sebarkan dan cetak mayoritas memuat keinginan pencetak dan pemikirannya
(Muhammad Ibn Ibrahim al Kholaf)
5. Warga Salafiyin yang sedaerah dengannya yang berdomisili di Unaizah menyaksikan keadannya yang demikian. Dan
merekalah orang-orang yang tahu tentang dirinya dan aktivitasnya. Dr.Abdullah al-Musallam, SEORANG DOSEN PADA
MATA KULIAH SYARiYAH DAN USHULUDDIN DI UNIVERSITAS AL-IMAM,QOSIM MENGATAKAN BAHWA IA
SEORANG SURURI BAHKAN TERMASUK TOKOHNYA, al-Ustadz Umar al-Harakan, seorang pengajar di Mahad Ali di
kota Buraidah, banyak dari kalangan ikhwan Salafiyin seperti al-Akh Muhammad at-Turki, Abdurrahman al-Amir, Umar
al-Hathlani, Rafiq Zaki,dan selain mereka menyaksikannya berbuat demikian. Merekalah saksi-saksi hidup. Datang dan
mintalah keterangan tentang masalah ini pada mereka.
6. Salman Al-Audah, Jamiyah At-Turots dan beberapa orang yang berdomisili di Riyadh adalah pendukungpendukungnya. Hal ini menunjukkan apa yang telah disebutkan di muka (ia seorang sururi bahkan petingginya pent)
dan inilah perkara-perkara yang dapat dipersaksikan dari kejauhan sebelum mendekatinya.
101
Dari persatuan diatas al Haq, mari kita teruskan dengan kasih-sayang di atas perjanjian
bahwa kebohongan, dan tipu daya haruslah kalian tinggalkan seluruhnya secara nyata! Kalian
harus meyakini seyakin-yakinnya bahwa dusta adalah suatu perbuatan dosa yang dapat
mengantarkan pelakunya ke dalam neraka. Naudzubillah.
Tidaklah mungkin persatuan dan kasih sayang itu terwujud jika kalian tidak bertaubat
dari semua pemahaman Hizbiyyah dan semua kebohongan yang kalian lancarkan terhadap
umat dan ulama kami.
Kalian harus bertaubat kepada Allah
atas tikaman-tikaman keji yang telah kalian arahkan
kepada para ulama pewaris para Nabi dengan taubat yang sungguh-sungguh harus kalian
buktikan kepada seluruh kaum Muslimin!!
Ya, sekali lagi kita tegaskan bahwa persatuan dan kasih sayang itu hanya mungkin
terwujud jika kalian meninggalkan desas-desus dan kelicikan yang selama ini kalian hadapkan
kepada kaum Muslimin.
Barangkali (insya Allah pent) yang telah saya sebutkan di atas sudah mencukupi. Allahu alam. Jika tidak demikian
maka disana masih terdapat banyak hal lain (yang masih belum disebutkan). Namun tidak sepantasnya apa yang
diketahui disebutkan. Allahu alam.
Adapun mengenai ahlak dan pergaulannya dengan teman-temannya maka inilah perkara yang sudah jelas.
Sungguh saya pernah bergaul langsung dengannya. Akan tetapi saya belum pernah duduk-duduk bersamanya selain
beberapa saat saja. Padanya ada perkara-perkara yang tidak sepantasnya seorang Muslim yang mengamalkan
keislamannya, terlebih bagi seorang thalibul ilmi dan dai, (untuk mengorek semua kejelekannya). Semoga Allah
menunjukinya.
Terakhir, inilah catatan yang saya tuangkan di sini mengenai al-akh tersebut. Saya katakan dan saya ingatkan ( kepada
semua pihak yang berkepentingan) bahwa haruslah bagi seorang Salafy Sunni mempunyai hubungan (kenal) dengan
para Ulama Sunnah Salafiyah. (Saya perhatikan) ia bukanlah orang yang mempunyai sifat demikian sekalipun dengan
ulama negeri Saudi, yang mana orang-orang dari segenap penjuru dunia, dari segala manhaj dan tarekat berhubungan
dengan mereka dengan ramah dan dekat. Hal tersebut tidak terjadi pada dirinya. Menunjukkan padamu jauhnya ia dari
ilmu dan ahlinya (ulama). Allahul mustaan.
Kita memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar mengokohkan agama kita dan memberikan ilmu tentang syariat kita ini.
Dan segala pujian hanyalah milik Allah semata.
Dammaj, Shadah, pagi hari, 3/2/1420 H
Diterjemahkan di Degolan pada pagi hari 17 Juni 1999 M
III. Kesaksian Ustadz Muhammad as-Sewed tentang Muhammad Ibn Ibrahim al Khalaf
Kemudian saya (Ustadz Muhammad Umar as-Sewed) menambahkan apa yang saya ketahui tentang dirinya di
Unaizah, Qosim yaitu :
1. Saya selama kira-kira satu tahun hampir tidak pernah absen duduk di majelis Syaikh Ibnu Utsaimin, tidak pernah
sekalipun saya melihat Muhammad Khalaf di majelis tersebut. Saya hanya sekali melihatnya dalam ceramah umum
yang disampaikan Syaikh Utsaimin
2. Ia memiliki toko buku Al-Ummah yang khusus menjual buku-buku kecil (kutaib) dan semua buku-buku tokoh-tokoh
sururi terdapat disini, sedangkan buku-buku yang membantahnya dari tulisan Syaikh Rabi dan selain beliau susah
didapat.
3. Pernah toko tersebut dititipi majalah oleh sales dari distributor majalah Al-Ashalah dan Salafiyah yang jelas pengasuh
dan penulisnya adalah Salafiyun dan Ulama Ahlussunnah. Disinilah saya pertama kalinya saya mengenal majalah
tersebut. Ternyata setelah saya baca, saya sangat mengaguminya. Maka saya kembali ke toko tersebut untuk memiliki
lebih banyak lagi untuk dikirim ke beberapa kawan di Indonesia. Ternyata apa yang terjadi? Majalah tersebut lenyap
dari etalase, saya menanyakan kepada penjaganya (waktu itu Ahmad Bahrudin) ternyata majalah tersebut disimpan
dan tidak boleh dijual (dicekal). Bahkan beberapa temannya mencela (menurut persaksian dia) majalah tersebut
dengan ucapan-ucapan jelek : Pengasuh majalah ini (Assalafiyah) adalah munafikun. Ini bukan majalah Salafiyah
tapi Thalafiyah (kerusakan), ganti huruf sin-nya dengan huruf (ta). Bahkan saya sendiri mendengar dari soerang yang
juga merupakan groupnya (memang ternyata toko itu milik group) mengatakan, sambil menunjuk majalah al-Bayan,
ini yang namanya majalah bukan itu, Yakni bukan majalah al-Ashalah.
4. Dengan data-data yang lengkap, makin jelaslah, saya berusaha untuk bertanya kepada syaikh Rabi tentang alSofwa dan Muhammad Khalaf serta al-Muntada yang ada di London. Dengan demikian lengkaplah sudah gambaran
Muhammad Khalaf dan al-Sofwa. (Lihat ucapan Syaikh Rabi di Mukadimah)
5. Terakhir saya menemui Muhammad Khalaf sepulang dari Madinah dengan maksud menegur dan memperingatkan
sekaligus melihat apakah duia bergabung dengan Sururiyin dan menyebarkan paham Sururiyah itu dengan sadar atau
tertipu.
Saya mendapatkan beberapa catatan penting yaitu ;
a. Dia mengakui memang orang-orang al Muntada adalah teman-temannya. Sehingga dia selalu berkonsultasi dengan
mereka dalam dakwahnya di Indonesia, sedangkan kita tahu adanya hadits Rasulullah yang berbunyi : Al Maru ala dini
kholilihi, Agama seseorang itu bersama teman-teman dekatnya.
b. Dia tidak suka dengan mahasiswa Madinah sehingga dia meminta saya mencarikan dai untuk as-Sofwa dari
mahasiswa Indonesia yang ada di Jamiatul Imam, Riyadh. Dan menjadi rahasia umum kalau Jamiatul Imam Riyadl
dikuasai orang-orang hizbi, IM. Maka saya katakan, Saya memiliki banyak teman-teman Salafy di Jamiah Islamiyah
102
Markaz Al-Albani masih berdiri sebagai saksi nyata atas kedustaan dan tikaman-tikaman keji
Abdurrahman At-Tamimi terhadap Salafiyyin Indonesia!!
Situs Mahad Ali Al Irsyad Surabaya, Salafi.or.id masih beroperasi (akhirnya mati, berganti baju
menjadi Salafindo.com) sebagai saksi yang menyebarkan berita dan tikaman dustanya ke
seluruh penjuru dunia!!
Terjemah Tafsir Ibnu Katsir yang diterbitkan oleh Pustaka Imam Syafii menjadi saksi kolaborasi
Sururiyyah-lkhwaniyyah Nasional !!
Masjid Al-Irsyad Surabaya masih berdiri kokoh sebagai saksi nyata bagaimana Gubernur
Ikhwanul Muslimin (Rofi Munawar, Lc. 5) terus kalian beri kesempatan untuk menceramahi umat
dalam khutbah Jumah-nya!!
Al-Sofwa alias Al-Muntada masih terus beroperasi menebarkan dinar Hizbiyyah, memenuhi
kebutuhan hidup anak buahnya serta sebagai fasilitator dan promotor berbagai akrobat manhaj
Hizbiyyah-Sururiyyah-Ikhwaniyyah-Baasyiriyyah-Turotsiyyah!! 6
Madinah yang kita tahu banyak didominasi Salafiyun. Dia menjawab dengan tegas dan jelas : Saya tidak suka dengan
anak-anak(mahasiswa) Madinah.
Demikianlah apa yang saya ingat dengan yakin tentang Muhammad al-Khalaf. Sedangkan yang tidak jelas dan saya
masih ragu tidak perlu dituliskan disini. Wallahu alam.
Yogyakarta, 3 Juli 1999
Disusun oleh Ustadz Muhammad Umar as-Sewed (Cirebon).
(www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=557)
4
Tulisan ini juga untuk memaparkan bukti-bukti dari dampak buruk muammalah Hizbiyyah dengan yayasan Hizby
semacam Ihya, Al-Haramain, Al-Sofwa Al-Muntada dan sejenisnya serta untuk membuktikan kebohongan pernyataan
Firanda:Yang tampak, kemudharatan-kemudharatan yang dikhawatirkan saat bermuamalah dengan yayasan
tadi tidaklah terjadi, alhamdulillah.(Lerai Pertikaian, Pustaka Cahaya Islam, Pebr.2006, hal.242). Sebagaimana Abu
Abdirrahman Ath-Thalibi, Abu Abdil Muhsin Firanda juga ingin berperan sebagai sosok hakim adil yang berusaha
mendamaikan kedua belah pihak yang bertikai di negeri ini akibat money politics Ihyaut Turots dan organisasi sejenis.
Hanya saja dia menggunakan palu hakim (baca: buku propaganda) yang dibuat dan disebarkan oleh Kantor Pusat
Jumiyyah Ihyaut Turots yang berkedudukan di Qurtuba-Kuwait sebagai rujukan utama bukunya (lihat Lerai Pertikaian,
catatan kaki no.203, hal.226) untuk memvonis Salafiyyin!! Menyedihkan, untuk mengaburkannya dia tidak
mencantumkan penerbitnya tetapi cukup menuliskan judul buku:Syahaadaat Muhimmah li Ulamaal Ummah fi Manhaj
wa Amaal wa Isdaraat Jumiyyah Ihyaa at-Turots al-Islami!! Allahul Mustaan.
Silakan anda merujuk pada terjemah Fatwa Para Ulama Ahlus Sunnah terhadap Ihyaut Turots dan bantahan yang
disusun oleh Ustadz Askari, niscaya anda akan menghadapi kenyataan yang sungguh sangat menakjubkan dalam
membongkar Syubhat buku pegangan setiap Turotsiyyin yaitu Syahadah Muhimmah yang di-Indonesiakan oleh
Firanda dengan judul Lerai Pertikaian, betapa sebelum Firanda menulis dan menerbitkan Buku Emasnya
Sururiyyin-Turotsiyyin Indonesia ternyata Syubhat-Syubhat Emasnya telah dihancur-luluhkan oleh muridmurid Ulama Kibar yang jumlahnya lebih sedikit itu!! Walhamdulillah.
Betapa Ghuluw-nya Abu Salma, salah seorang Irsyadiyyin ketika menjuluki buku Ihya Firanda tersebut sebagai Buku
Emas!! (Sepengetahuan penyusun) Julukan yang tidak pernah anda temukan hatta terhadap kitab-kitab para ulama
Ahlus Sunnah yang terbaik sekalipun!! Shahih Bukhari dan Muslim, Fathul Bary, Riyadhush Shalihin, Majmu Fatawa,
Utsuluts Tsalatsah dan ribuan kitab-kitab para ulama lainnya!! Ya Allah, jauhkanlah kami dari sikap ghuluw yang
membinasakan dan hindarkan kami dari fanatisme Hizbiyyah Turotsiyyah yang mencelakakan!! Amin.
5
Rofi Munawar, Lc adalah ketua DPW PKS Jatim yang kini menjabat sebagai wakil ketua Komisi E Fraksi Demokrat
Keadilan
Jatim(d-infokom-jatim.go.id_susunan.php.html
&pksjaksel.or.id_modules.php_op_modload_name_News_file_article_sid_259.htm)
. Lihat juga: www.pk-sejahtera.org_2006_main.php_op_isi_id_831.htm,
Persaksian
Ustadz
Muhammad
Umar
as-Sewed
Tentang
Yayasan
Al-Sofwa
Untuk Allah dan karena Allah kami menulis persaksian ini. Dengan harapan agar kaum muslimin khususnya
ahlussunnah
Salafiyyin
menyadari
bahaya
yang
sedang
mengancamnya.
Saya (Ustadz Muhammad Umar as-Sewed) masih ingat ucapan Syaikh Rabi kepada saya, ketika saya bertanya
tentang al-Muntada (yang kemudian berganti nama dengan Al-Sofwa). Kalau memang yayasan tersebut sama dengan
al-Muntada yang berada di London, maka kita lihat saja , ia akan menjadi musuh paling utama Dakwah Salafiyyah di
Indonesia, kata Syaikh Rabi.
Dengan cara yang persis sama dengan al-Muntada, London mereka mulai membuat gerakan makarnya, mendekati
para Ulama, meminta rekomendasi dan legitimasi bahwa yayasan ini adqalah yayasan Salafiyah, mendekati Salafiyyin
Indonesia dan menampilkan diri sebagai gerakan dakwah Salafiyah, menyebarkan karya-karya Syaikh Utsaimin dan
Syaikh Bin Baaz yang sifatnya umum yang tidak berkaitan dengan manhaj mereka dan seterusnya. Setelah itu
dengan halusnya mereka menyusupkan pemikiran-pemikiran Sururiyah-Ikhwaniyah melalui berbagai macam cara.
Pemikiran khas Sururiyah-Ikhwaniyah yang paling jelas adalah menyatukan berbagai firqoh ahli bidah dan berusaha
mengakurkan mereka sekaligus membawanya kepada satu jamaah yang tidak saling bermusuhan.
Tentunya kelompok yang paling mereka takuti adalah Ahlussunnah Salafiyyun. Karena mereka tetap pada jalan
generasi pendahulunya, mengajak kepada sunnah dan memberantas bidah, berwala (loyal) kepada ahlussunnah dan
bara(benci dan antipati) dari para ahli bidah. Dan mereka terkenal keras dan tegas kepada ahli bidah.
Ternyata apa yang tlah diucapkan Syaikh Rabi kini menjadi kenyataan. Karena apa yang dibawa al-Muntada/As-Sofwa
di Indonesia sama dengan apa yang dibawa Al-Muntada di London . yang demikian itu bisa dilihat dari beberapa bukti
103
Ihyaut Turots Al-Kuwaity dan kaki tangannya di Indonesia semacam Majelis At-Turots Al-Islamy
masih tegak berjalan menebarkan dinar Hizbiyyah celaka untuk mencabik-cabik umat!!
Majalah As-Sunnah masih beredar menjadi saksi betapa dia menjadi juru siar dakwah Ihyaut
Turots di Indonesia!!
Buku Himpunan Tiga Risalah Al-Irsyad Al-Islamiyyah sebagai saksi kejahatan keji kalian
terhadap para ulama pewaris para Nabi!!
Majalah Adz-Dzakhirah Ahmad Surkati yang halaman-halaman hitamnya (ghalabatudhdhan/sangat kuat dugaan kami) kalian sembunyikan dari umat dan ulama -yang sudah
dipegang oleh Salafiyyin- sebagai saksi nyata kebohongan besar-besaran yang mereka
lancarkan terhadap kaum Muslimin dan ulama Salafiyyin!!
Maka bagaimana sikap kalian sesudah mengetahui semua ini, wahai kaum muslimin?!
Atas dasar apa persatuan dan kasih sayang yang mereka sodorkan dan teriakkan kepada
Salafiyyin ?!
Tikaman Hizbiyyin-Sururiyyin terhadap Syaikh Rabi Hafidhahullah
Dan sebelum talbis kasih sayang kalian lemparkan kepada umat, ingatlah dengan talbis
Iblis yang kalian masukkan kepada pengikut kalian bahwa walaupun LJ telah bubar, tetapi
pemikiran mereka tetap sama! Walaupun mereka telah berlepas diri dan mentahdzir Jafar Umar
Thalib/Jamarto, tetapi toh pemahaman mereka tidaklah berubah! Atau kalimat yang semakna.
Sebagaimana pula pidato kepahlawanan yang diperdengarkan oleh Abdurrahman At-Tamimi :
Sekalipun mereka melakukan suatu perbuatan yang mereka inginkan untuk mengelabui
manusia...dan sekalipun mereka merubah kulit-kulit (baju-baju) mereka untuk menjelekkan dan
mengacaukan....dan sekalipun mereka membaguskan penampilan mereka, untuk
menyembunyikan kejelekan mereka (Pidato Heroik Abdurrahman At-Tamimi di Markas AlAlbani Yordania).
Sungguh syubhat ini tidak perlu pembahasan karena bagi siapapun yang mengetahui
sikap Salafiyyin dalam permasalahan ini dan mau hidup di alam nyata maka ucapan tersebut
tidak lebih dari kepanikan hebat komunitas Hizbiyyin ketika kejahatan Hizbiyyahnya tidak
mampu disembunyikan lebih lama lagi dari pandangan umat!! SESUNGGUHNYA SYAIKH
RABI-LAH YANG MEREKA TUJU DARI SYUBHAT DAN TALBISUL IBLIS INI!! Bukankah
mereka hendak mengatakan bahwa Nasehat dan Peringatan Beliau Hafidhahullah kepada
Salafiyyin Indonesia tidak digubris dan diperhatikan?! Bahwa Syaikh Rabi tidak memiliki
pengaruh dan kedudukan di sisi Salafiyyin Indonesia, sehingga sama saja apakah LJ bubar
atau tidak toh pemikiran mereka tetaplah sama!! Bukankah tuduhan ini yang mereka inginkan?
yang saya saksikan atau yang saya dengar dengan yakin yaitu :
1. Mereka menebarkan majalah Al-Bayan yang diterbitkan oleh al-Muntada London.
2. Menyebarkan buku-buku terbitan Al-Muntada dan lain-lain dari tulisan tokoh-tokoh Sururi seperti Salman Audah, Aidl
Al-Qorni dan sebagainya
3. Bahkan lebih jelas lagi bahwa pendirinya, Muhammad ibn Ibrahim al-Khalaf (namanya sesuai dengan manhajnya)
menulis buku Petunjuk bagi Wanita Pelajar yang dalam bahasa aslinya (Arab) adalah Dalilut Thalibah. Dibawakan
olehnya fatwa-fatwa fiqih dari syaikh Ibnu Utsaimin Hafidhahullah. Sedangkan patokan-patokan dalam masalah dakwah
diambil
dari
pemikiran
Salman.
(lihat
artikel
persaksian
ust
Muhammad
Sewed)
4. Membantu program-program ahli bidah baik dari kalangan pengikut tarekat Sufiyah, IM., ataupun NII
5. Memperkerjakan orang-orang yang tidak jelas manhajnya di dalam yayasan Al-Sofwa
6. Yang lebih jelas dari itu adalah hubungannya dengan Anis Matta (sekarang sekjen Partai Keadilan) yang jelas-jelas
tokoh Ikhwanul Muslimin Indonesia. Saya pribadi pernah memergokinya bersama Anis Matta di Hotel Karya II, Jakarta.
Maka saya menegurnya. Kemudian dia beralasan hanya membantu program khusus bahasa Arabnya.
7. Hubungan eratnya dengan IM bertambah jelas ketika ia menitipkan istrinya bersama akhowat IM di Madrasah IM
yaitu Al-Hikmah, yang pernah melarang murid-murid wanitanya memakai cadar. Dan kami pernah menegur meraka
dengan mendatangi guru-gurunya. Jawaban mereka : ini hasil kesepakatan guru-guru
8. Mengadakan dauroh para Dai di Bogor. Dengan mendatangkan tokoh Sururi Dr. Ibrahim ad-Duwasy yang jelas
prototypenya Salman
9. Mengadakan dakwah untuk para dai dengan menampilkan Farid Ahmad Okbah yang menjelaskan bahwa fitnah
Sururiyyah Indonesia tidak ada. Dan itu HANYALAH PROBLEM POLITIK SAUDI.(www.salafy.or.id/print.php?
id_artikel=557)
Tambahan redaksi:Al Sofwa menerbitkan buku seorang pendukung Yusuf Qordlowi yang dicap sesat oleh Ulama
Ahlusunnah, yang berjudul dalam bukunya Panduan Praktis Menghitung Zakat karya Adil Rasyad Ghonim judul asli
Dalil Az Zakah Penerbit :Daar Al Mujtama. Didalamnya senada dengan Yusuf Qardlawi yang mensyariatkan Zakat
Profesi. Diterjemahkan oleh seorang peniti jalan Yusuf Qardlawi, yakni Zainal Abidin Syamsuddin, Lc, dan disepakati
oleh Teroris Aman Bom Cimanggis Abdurrahman, Lc (Imam Masjid Al-Sofwa). Disana disebutkan rujukan utamanya
Kitab Fiquz Zakah, Dr Yusuf Qaradlawi.
104
[ :]
[55] Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al Qur'an, (supaya jelas jalan orang-orang
yang saleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. [QS Al An'aam: 55]
105
menyaksikan secara langsung (baca:NADHOR) wajah orang yang dieluh-eluhkan sebagai Ahli
hadits Hizbiyyin ini. Allahul Mustaan.
Terakhir, bukanlah berita kebaikan yang sedang kita bahas, bukan pula keharmonisan
hidup yang sedang kita ungkapkan, akan tetapi Hizbiyyun-Irhabiyyun, teroris dakwah, tipu
dayanya, kebohongan, kedustaan dan makar keji mereka yang Insya Allah- kita buktikan
secara ilmiyyah, suatu tema yang bukan dengan senang hati kita menyusunnya. Akan tetapi
karena besarnya bahaya mereka dan luar biasanya penyesatan, talbis dan tadlis yang mereka
lancarkan kepada umat maka mau tidak mau haruslah bukti-bukti kenyataan ini kita ungkapkan
kepada umat. Jangan ada lagi korban berjatuhan akibat dakwah Hizbiyyah yang berkedok
sebagai dakwah Salafiyyah. Semoga Allah
memudahkan jalan kita dalam menempuh
kebaikan. Amin.
Dan Kita memohon kepada Allah
agar menjadikan tipu daya mereka sebagai
bumerang yang kembali menghantam leher mereka dan semoga Dia
menyelamatkan
Islam, umat Islam dan generasi muda Islam dari cengkeraman mereka"(Resensi Syaikh Rabi
Hafidhahullah terhadap buku Al-Maurid, Syaikh Ahmad An-Najmi Hafidhahullah, hal.19).
106
BAB III
SAUDARAKU, JANGANLAH TERSENYUM KEPADA KEBATILAN
DAN PENYERUNYA
Pernahkah anda mendengar ucapan,Kita membenci pemikirannya dan bukan membenci
pelakunya? Kalaulah seruan itu adalah kalimat yang Haq, bagaimana pula dengan kedudukan
sekian banyak ayat Al-Quran yang menjelaskan kepada kita betapa Allah
melaknat orangorang Yahudi dan Nasrani sementara kita semua juga sepakat bahwa perbuatan merekapun
adalah perbuatan yang dimurkai dan dibenci oleh Allah
? Sebagaimana firman-Nya :
[ - : ]
30] Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu
putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan
orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai
berpaling? [31] Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan
selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka
hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. [QS At Taubah: 30 - 31]
[ : ]
[6] Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke
neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. [QS Al
Bayyinah: 6]
Inilah Bapak para Nabi, Khalilullah, Ibrahim Alaihis Salam yang mengajarkan kepada
kaum Mukminin prinsip Al-Wala dan Al-Bara yang sebenar-benarnya, ajaran untuk membenci
kekafiran dan membenci pula orang-orang kafir yang diabadikan oleh Allah
dalam firmanNya:
[ : ]
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
107
[4] Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas
diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah
nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu
beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku
akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu
(siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal
dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali, [QS Al
Mumtahanah: 4]
[29] Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, [QS Al Fath: 29]
[ : ]
[115] Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang
telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk
tempat kembali. [QS An Nisa: 115]
Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. [QS An Nisa: 101]
[ :]
Mereka juga melemparkan talbis :Kita memusuhi kebatilan dan bukanlah para pelakunya
yang kita musuhi! Dan pernahkah anda mendengarkan dampak Gerakan Pengacau
Pemahaman seperti di atas sehingga salah seorang dai yang dielu-elukan sebagai Ahli Hadits
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun- sampai berani menafsirkan hadits Setiap bidah adalah sesat
dan setiap kesesatan di neraka, dia maksudkan bahwa yang diancam masuk ke dalam neraka
adalah kebidahannya dan bukan pelakunya!! Kalau demikian keadaannya, betapa nikmatnya
ahlul bidah dan pelaku kebidahan (Naudzubillah); bagaimanapun besar dan banyaknya
perbuatan bidah yang dilakukan seseorang, toh nanti yang disiksa dan dimasukkan ke dalam
neraka adalah kebidahannya dan bukan ahlul bidah/pelakunya! Sekali lagi, Inna lillahi wa inna
ilaihi rajiun. Padahal bahan bakar neraka jahannam bukanlah kesesatan, kebidahan maupun
kekafiran tetapi manusia dan jin, sebagaimana firman-Nya:
[ : ]
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
108
Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka
Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. [QS Hud: 119]
Sesungguhnya, berbagai kesesatan bersumber dari seruan dan rayuan setan, kalaulah
para pengecut itu orang-orang yang pemberani, tentu mereka akan lebih jujur dengan berkata
lantang :Kami membenci kesesatan dan kekafiran, bukan setan yang kami musuhi!
Naudzubillah.
Sehingga sempurnalah wujud kebatilan dan kesesatan yang mereka serukan untuk
menentang firman Allah
:
[ - : ]
[97] Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.
[98] Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."
[QS Al Mu'minun: 97 - 98]
[110] Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran:110)
[71]
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah
dari yang mungkar (At-Taubah:71)
Termasuk amar maruf nahi mungkar adalah kritik dan bantahan terhadap berbagai
kesalahan atau penyimpangan dan menjelaskannya kepada umat. Sebagian kaum Muslimin
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
109
menganggap jarh (kritikan) terhadap suatu pemikiran, buku atau individu tertentu serta
mentahdzirnya (memperingatkannya-pen) agar dijauhi dan ditinggalkan orang adalah perbuatan
dzalim, tidak adil dan tidak amanah,.Demikian kata sebagian mereka.
Dengan alasan tersebut, ketika ada tokoh dari ahli bidah (dan para penyesat-pen) yang
dibeberkan kebidahannya, kesesatan pemikirannya baik yang diucapkan maupun yang
dituangkan dalam tulisan, mereka anggap orang yang menjelaskan kesesatan dan
penyimpangan tersebut sebagai penghujat, dzalim, mulutnya kotor dan sebagainya.
Sebenarnya, menyebut-nyebut seseorang dengan sesuatu yang tidak disukainya adalah
haram. Yaitu jika sesuatu itu hanya dilandasi keinginan untuk mencela, meremehkan atau
menjatuhkan.
Namun bila di dalam penyebutan tersebut terkandung manfaat atau maslahat yang besar
bagi kaum Muslimin pada umumnya atau pada sebagian orang khususnya, maka penyebutan
seperti ini bukanlah sesuatu yang haram, bahkan sangat dianjurkan (Al-Farqu Bainan Nashihat
wat Tayiir, Ibnu Rajab Al-Hambali Rahimahullah)
Asy-Syaikh Rabi bin Hadi Al-Madkhali Hafidhahullah ketika mengomentari uraian AlHafidz Ibnu Rajab Rahimahullah menegaskan: Bahkan hal itu wajib, karena Allah
telah
mewajibkan untuk memberi keterangan, bukan sekedar sunnah (anjuran) semata (An-Naqdu
Manhajus Syariy dalam Asy-Syariah no.14/1426, hal.25).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah menyatakan:
Dai yang mengajak kepada satu bidah berhak menerima hukuman, menurut
kesepakatan kaum Muslimin. Hukuman itu kadang berupa hukuman mati atau yang lebih
ringan, sebagaimana para Salafush Shalih membunuh Jahm bin Shafwan, Jad bin Dirham,
Ghailan Al-Qadari dan lain-lain. Seandainya dia dianggap tidak berhak dihukum atau tidak
mungkin dihukum seperti itu, maka menjadi sebuah keharusan untuk diterangkan
kebidahannya dan mentahdzir manusia supaya menjauhinya. Karena sesungguhnya hal ini
termasuk amar maruf nahi mungkar yang diperintahkan oleh Allah
dan Rasul-Nya
(Majmu Fatawa, 35/414 dalam Mauqif Ahlis Sunnah, 2/485)
3.1 ALLAH
MENERANGKAN AIB & BAHAYANYA ORANG-ORANG
YANG MENYIMPANG DARI KEBENARAN
Termasuk upaya untuk memperingatkan umat dari bahaya dan kejahatan para dai yang
menyeru kepada kebidahan dan gerakan sesatnya adalah dengan memberikan gelar/julukanjulukan buruk bagi mereka agar dapat dipahami dengan mudah oleh umat bahwa para dai
tersebut adalah para penyeru kesesatan yang amat rendah kehormatannya sehingga tidaklah
layak untuk diikuti dan dihormati. Allah
memberikan gelar yang sangat buruk terhadap
orang-orang kafir sebagaimana firmanNya:
[ : ]
[5] Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada
memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya
perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk
kepada kaum yang zalim. [QS Al Jumu'ah: 5]
110
mereka menjadi corong yang menyuarakan dan mengajak kepada bidah orang-orang
munafikin tadi. Hal ini sebagaimana firman Allah
:
[ : ]
[47] Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain
dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas-gegas maju ke muka di celah-celah
barisanmu, untuk mengadakan kekacauan diantaramu; sedang diantara kamu ada orang-orang
yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang
zalim. [QS At Taubah: 47]
Maka harus diterangkan keadaan orang-orang tersebut. Fitnah yang mereka timbulkan
lebih hebat, karena pada diri mereka ada iman yang mendorong kita untuk wajib bersikap loyal
(wala) kepada mereka. Sementara mereka telah terjerumus ke dalam bidah kaum munafikin
yang merusak agama ini. Sehingga, mesti ada tahdzir dari bidah tersebut, meskipun hal itu
mengharuskan penyebutan mereka dan tayin (menerangkan nama tokoh-tokohnya). Bahkan
kalaupun mereka tidak mengambil bidah itu dari kaum munafikin, namun muncul dari
pendapatnya sendiri yang mereka anggap bahwa hal itu adalah petunjuk, kebaikan bahkan
merupakan agama, tetap wajib untuk menerangkan keadaan (kesesatan) mereka (Majmu
Fatawa, 28/233).
Di dalam ayat yang lain, Allah
telah mencela dan memberikan julukan sangat buruk
kepada orang-orang sesat yang menyimpang dari kebenaran, firman-Nya :
: ]
[175] Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat
Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu lalu
dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.
[176] Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayatayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu
membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar
mereka berfikir. [QS Al A'raf: 175 - 176]
[26] Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih
rendah dari itu.(Al-Baqarah:26) (Tafsir Adlwaul Bayan, 2/338-339).
111
TERHADAP
ORANG-ORANG
YANG
Rasulullah
bersabda:Bantulah saudaramu (sesama Muslim) baik dalam keadaan
dzalim atau didzalimi Para Shahabat berkata,Wahai Rasulullah, membantunya dalam
keadaan didzalimi bisa kami mengerti, lalu bagaimana membantunya dalam keadaan dzalim?
Beliau menjawab,Kalian mencegahnya dari perbuatan dzalim tersebut. (HR. Bukhari, Kitabul
Mazhalim)
Ketahuilah, Beliau
telah memperingatkan (umat) dari orang-orang Khawarij
sebagaimana yang terdapat di dalam hadits Abu Said Al-Khudri
tentang Dzul Khuwaishirah
yang pernah mengatakan (dengan lancang) : Berbuat adillah, wahai Muhammad!
Ketika Umar
berkehendak untuk membunuh orang yang tidak tahu diri ini, Beliau
pun mencegahnya. Dan ketika Dzul Khuwaishirah beranjak pergi, Beliau
memperingatkan
(para Shahabat) darinya dan dari pengikutnya, seraya bersabda :
Sesungguhnya ia mempunyai para pengikut yang salah seorang diantara kalian merasa
shalatnya tidak ada apa-apanya dibandingkan shalat mereka, shaumnya tidak ada apa-apanya
dibandingkan shaum mereka. Mereka (selalu) membaca Al-Quran namun tidaklah melewati
kerongkongan (tidak dihayati dan dipahami maknanya-pen). Mereka keluar dari (prinsip) agama
sebagaimana keluarnya (menembusnya) anak panah dari tubuh hewan buruan (HR.Bukhari
no.3610 dan Muslim no.1064)
Dan juga sabda Beliau, sebagaimana dalam hadits Abu Dzar
:
Mereka adalah sejahat-jahat makhluk (HR.Muslim no.1067)
Sebagaimana pula sabda Beliau
tentang Qadariyyah (para pengingkar taqdir) :
Al-Qadariiyah itu Majusi umat ini. Jika mereka sakit, maka jangan dijenguk. Dan jika mereka
meninggal dunia, jangan disaksikan (dihadiri) jenazahnya (HR.Ibnu Abi Ashim dalam AsSunnah, hadits no.338 dari Shahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma dan
dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah dalam Zhilalul Jannah) (Asy-Syariah
no.14/1426, hal.7).
Maka dari itu konsep persatuan dan rapatkan barisan yang hanya mengedepankan
persatuan tanpa mempermasalahkan latar belakang pemahaman agama masing-masing
unsurnya, bahkan tidak boleh saling mengkritik kesalahan dan pelakunya dalam masalah yang
prinsip sekalipun, merupakan konsep yang batil (ibid, hal.9)
Bagaimana mungkin seorang yang beriman, mengaku mencintai Allah
dan RasulNya, mencintai para Shahabat Nabi-Nya, orang-orang yang membela dan melindungi Beliau
dapat saling berkawan, tersenyum dan menyapa dengan orang-orang yang mengkafirkan
dan melaknat para Shahabat? Orang-orang yang menuduh para Shahabat telah merubahrubah Al-Quran seperti tuduhan keji yang dilemparkan oleh Khomeini laknatullah alaihi-!
Sebagaimana mega proyek Taqrib antara Ahlus Sunnah dengan Syiah yang diteriakkan oleh
petinggi besar Ikhwanul Muslimin, Hasan Al-Banna semoga Allah
tidak memberikan
berkah kepada dakwah mereka-! Alangkah jahatnya mereka ini dan lihatlah kenyataan bahwa
Sururiyyin terus dan terus memamerkan kemesraannya dengan partai politik yang menyesatkan
tersebut!
Abu Ghalib berkata :Ketika didatangkan kepala orang-orang Azariqah (satu kelompok
Khawarij yang dinisbatkan kepada Nafi bin Al-Azraq, salah satu tokoh Khawarij) dan
dipancangkan di atas tangga Masjid Damaskus, datanglah Shahabat Nabi
, Abu Umamah
Al-Bahili
. Ketika melihat mereka, air mata Beliaupun mengalir dan berkata :
Anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka! Mereka ini sejelek-jelek orang
yang dibunuh di bawah naungan langit ini. Dan sebaik-baik orang yang terbunuh di bawah
naungan langit ini adalah orang-orang yang mereka bunuh
Kata Abu Ghalib:Ada apa denganmu hingga mengalir air matamu?
Karena kasihan terhadap mereka, dulunya mereka itu termasuk ahlul Islam, jawab Abu
Umamah.
Abu Ghalib berkata: Kami bertanya:Apakah engkau mengatakan mereka itu anjing-anjing
neraka dengan pendapatmu sendiri atau perkataan yang engkau dengar dari Rasulullah
?
112
Kalau aku mengatakan dengan pendapatku sendiri, maka sungguh betapa beraninya aku. Tapi
perkataan seperti itu aku dengar dari Rasulullah
tidak hanya sekali, bahkan tidak hanya dua
tiga kali, jawab Abu Umamah.
Hadits di atas diriwayatkan Al-Imam Ahmad Rahimahullah dalam Musnad-nya (5/253).
Guru kami Asy-Syaikh Muqbil Rahimahullah setelah membawakan hadits ini, Beliau
berkata:Hadits ini jayyid, Abu Ghalib adalah rawi yang hasanul hadits (Al-JamiushShahih,1/201) (Asy-Syariah no.14/1426, hal. 40)
Kemudian, apabila ini adalah perkara yang mereka ada-adakan atau mereka buat-buat
sendiri tanpa pendahulu yang shalih dan menunjukkan kotor dan jahatnya hati, maksud dan
lisan mereka, apakah boleh dan diperkenankan bagi kita untuk mengatakan Shahabat ini
mulutnya kotor, jahat hati, maksud dan lisannya? Naudzubillah min dzalik, semoga Allah
menjaga hati, lisan dan perbuatan kita dari mencerca Shahabat Rasulullah
.(ibid, hal.45)
Dengan keberadaan para ulama di tengah-tengah umat ini, mereka merupakan benteng
dan perisai bagi kaum Muslimin dan terus menjaga kemurnian agama dari para penyesat dan
penyimpang, dari musuh-musuh Allah
yang tiada henti melancarkan makar dan tipu
dayanya. Maka terbongkarlah kedok dan borok para penyesat umat, sehingga tidak tersisa satu
tempat persembunyianpun bagi mereka melainkan telah diketahui dan dihancurluluhkan. Tidak
akan pernah mereka merasa nyenyak tidurnya dengan beralaskan kesesatan dan berbantalkan
hawa nafsu kecuali para ulama kita telah siap untuk membumihanguskan, membongkar kedok
kebatilannya dan menyingkap makar jahatnya yang selama ini dilancarkan kepada Islam dan
kaum Muslimin. WAlhamdulillah.
Demikianlah secara berkesinambungan hingga zaman kita ini, para ulama Sunnah selalu
mengangkat tinggi bendera As-Sunnah dan membelanya, serta memerangi bidah dan
memperingatkan (umat) dari ahlul bidah. Dan segala puji hanya milik Allah
yang telah
menjadikan di zaman kita ini orang-orang yang menjaga kemurnian agama dan membela
aqidah Salaf sehingga tidak tercemari oleh berbagai macam kotoran. Perhatikanlah kitab-kitab
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz Rahimahullah, semuanya penuh dengan bantahan-bantahan
terhadap ahlul ahwa. Perhatikanlah bantahan Beliau terhadap Al-Kautsari dan muridnya Abdul
Fattah Abu Ghuddah serta Ash-Shabuni dalam sifat-sifat Allah
, niscaya anda akan
mendapatkannya dengan jelas di dalam kitab Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwiah.
Benar-benar Beliau telah membantah sejumlah ahlul bidah para pemilik nama-nama yang
indah. Al-Muallimi Rahimahullah juga membantah Al-Kautsari dalam kitab At-Tankil, dan
perhatikanlah bantahan-bantahan Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani Rahimahullah
terhadap ahlul bidah seperti bantahannya terhadap Abu Ghuddah di dalam Muqaddimah AlAqidah Ath-Thahawiyyah dan dalam kitab Beliau Kasyfun Niqab dan juga bantahan Beliau
terhadap Muhammad Al-Buuthi. Kaset-kaset Beliau pun penuh dengan diskusi tentang ahlul
bidah serta membongkar tipuan dan kerancuan-kerancuan mereka.
Demikian pula bantahan-bantahan Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafidhahullah
terhadap ahlul ahwa, seperti bantahan Beliau terhadap Al-Buuthi di dalam kitab As-Salafiyyah
dan bantahan Beliau terhadap Ash-Shabuni. Bantahan-bantahan Asy-Syaikh Al-Allamah
Hamud At-Tuwaijiri Rahimahullah terhadap ahlul bidah pun sangat banyak, diantaranya : ArRaddul Qawi Alal Mujrimil Atsim, Al-Qaulul Baligh fit Tahdzir min Jamaatit Tabligh, dan Al-Ihtijaj
bil Atsar ala man Ankaral Mahdi Al-Muntadzar (sekaligus merupakan bantahan untuk
membungkam kesesatan Ahmad Surkati As-Sudani yang mengingkari munculnya Al-Mahdi!pen). Dan lihatlah apa yang telah ditulis oleh Asy-Syaikh Rabi bin Hadi Al-Madkhali
Hafidhahullah dalam menyingkap aqidah Sayyid Quthub dan bantahan terhadap orang-orang
yang berlebihan terhadapnya dalam empat kitab yang sangat berharga: Adhwa Islamiyyah ala
Aqidati Sayyid Quthub wa Fikrihi, Mathain Sayyin Quthub fi Kutubi Sayyid Quthub minal
Qawaashim dan Al-Haddul Fashil Bainal Haqqi wal Bathil dan banyak lagi dari para ulama
selain mereka yang membela As-Sunnah dan manhaj Salaf siang dan malam, secara sembunyi
dan terang-terangan dengan mengharap pahala dari Allah
. WAlhamdulillahi Rabbil
Alamiiin. (Asy-Syariah, no.14/1426, hal.8-9)
Demikianlah gambaran ahlul ahwa (para pengekor hawa nafsu) dan ahlul bidah yang
telah dikritik pedas dan dibabat habis oleh ulama al-jarh wat tadil, sehingga tidak heran bila
ahlul ahwa dan bidah ini sangat antipati dan benci sampai ke ulu hati terhadap ulama al-jarh
wat tadil yang ada di tengah umat ini. Berbagai tuduhan, ucapan kotor dan keji mereka
lemparkan pada sang alim untuk menjatuhkan kehormatannya dan menjauhkan umat darinya.
Namun pada akhirnya mereka harus gigit jari melihat hasil perjuangan mereka. Karena Allah
yang memberikan penjagaan terhadap agama-Nya. Dan dia terus melahirkan dan
memunculkan di tengah-tengah umat ini ulama yang membela agamaNya, Dia terus
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
113
114
BAB IV
SIKAP AIMMAH AHLUS SUNNAH
TERHADAP PARA PENDUSTA AGAMA
Ibnul Jauzi Rahimahullah berkata :
Termasuk kesalahan ucapan ahli zuhud ketika mendengar celaan terhadap para pendustayaitu : Ini adalah ghibah. Sesungguhnya perkara ini adalah nasehat untuk Islam, karena
khabar atau hadits terkadang mengandung kejujuran dan kadang berisi kedustaan, maka
keadaan para perawi harus benar-benar diperhatikan.
Yahya bin Said Rahimahullah berkata :
Aku bertanya kepada Malik bin Anas, Sufyan Ats-Tsauri, Syubah dan Sufyan bin Uyainah
tentang seseorang yang berdusta atau bingung dalam periwayatan haditsnya, apakah saya
menerangkan keadaannya? Mereka mengatakan :Yaterangkan keadaannya kepada kaum
Muslimin.
Syubah Rahimahullah berkata :
Kemarilah kalian, kita mengghibah di jalan Allah Azza wa Jalla.
Ditanyakan kepada Beliau tentang menahan diri (untuk tidak membicarakan) Aban (nama
seorang perawi-pen), maka Beliau menjawab: Tidak halal menahan diri untuk
membicarakannya karena ini adalah perkara agama.
Ibnu Mahdi Rahimahullah berkata :
Aku berjalan bersama Sufyan Ats-Tsauri melewati seseorang, Sufyan mengatakan:
Pendusta. Demi Allah karena dialah tidak dihalalkan diam bagiku, andai saja tidak demikian
pastilah aku akan diam.
Imam Asy-Syafii Rahimahullah berkata :
Jika seseorang diketahui ucapannya adalah dusta, maka tidak diperkenankan diam darinya
dan itu bukanlah termasuk ghibah, sebagaimana para ulama ahli naqd tidak memberikan
peluang kepada seorang perawi yang dijarh agamanya dalam rangka menerangkan
kepalsuan yang ada atau selainnya(Al-Maudhuat, hal.50).
Saya (Syaikh Rabi bin Hadi Al-Madkhali Hafidhahullah) mengatakan :
Ini adalah alasan yang benar. Barangsiapa telah menempuh jalan mereka dalam
melayani dan membela sunnah tatkala memuji orang yang berhak dipuji dan mencela
orang yang berhak dicela, melawan, mempermalukan, mengungkap aurat serta
membantah kebathilan ahli bidah dengan kebenaran dan ilmu, maka dia termasuk
golongan mereka (para ulama-pen).
Dan barangsiapa menyelisihi para ulama dalam manhaj ini atau bahkan memusuhi
serta melawan orang-orang yang mengikuti mereka kemudian loyal kepada orang-orang
yang menyimpang, sesat, ahli bidah dan penipu, serta membela mereka mati-matian lagi
bermain-main dengan akal orang-orang jahil dari kalangan manusia rendahan, mereka
membingungkan umat dengan kedustaan, kepalsuan, tipuan dan kemaksiatan,
sesungguhnya orang yang demikian keadaannya bukanlah dari golongan ahli sunnah
dan pengikutnya
(Al-Mahajjatu Al-Baidha, Syaikh Rabi bin Hadi Al-Madkhali Hafidhahullah, diterjemahkan
dengan judul Obyektifitas dalam Mengkritik, Cahaya Tauhid Press, Malang, hal.137-139)
Ini adalah petir hujjah Ahlus Sunnah terhadap para penyesat, penyimpang dan pendusta!!
Maka sungguh suatu upaya penyesatan dan talbis dari golongan Hizbiyyin-SururiyyinIkhwaniyyin-Surkatiyyin ketika menyelewengkan ceramah Syaikh Rabi Hafidhahullah sebagai
legalitas untuk menuntut Ahlus Sunnah berbuat rifqan dan mawaddah terhadap kesesatan
Hizbiyyin dan petinggi-petingginya dengan berbagai manuver Hizbiyyah-Ikhwaniyyahnya!!
115
BAB V
NASEHAT DAN PERINGATAN
MASYAYIKH SALAFIYYIN
Pertanyaan kepada Fadhilatusy-Syaikh DR. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
(Anggota Haiah Kibar Ulama dan Lajnah Ad-Daimah lil Ifta Saudi Arabia):
Baiklah wahai Syaikh, apakah engkau mentahdzir (memperingatkan kepada umat Islam atas
bahaya pemikiran seseorang atau kelompok-pen) mereka tanpa menyebutkan kebaikankebaikan mereka? Atau menyebutkan kebaikan sekaligus menerangkan kejelekannya?
Jawab :
Jika engkau sebutkan kebaikan mereka, jangan..jangan., jangan kamu sebutkan,
sebutkan saja kesalahan yang ada pada mereka. Karena BUKAN MENJADI
KEWAJIBANMU MEMPELAJARI SELURUH KEADAAN MEREKA. YANG WAJIB ATAS
ENGKAU IALAH MENERANGKAN KESALAHAN YANG ADA PADA MEREKA AGAR
MEREKA MAU BERTAUBAT DARI KESALAHAN. JUGA DEMI MEMPERINGATKAN
ORANG LAIN DARI KESALAHAN YANG MEREKA TERJATUH DI DALAMNYA. Adapun
jika
kamu
menyebutkan
kebaikan-kebaikan
mereka,
maka
mereka
akan
mengatakan :Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, inilah yang kami harapkan
(dari kaset rekaman sesi ketiga pelajaran Kitab At-Tauhid yang disampaikan oleh Syaikh di
musim panas tahun 1413H di Thaif dalam kitab Al-Mahajjatu Al-Baidha karya Syaikh Rabi bin
Hadi Al-Madkhali Hafidhahullah)
Pertanyaan kepada Fadhilatusy-Syaikh Abdul Muhsin bin Hammad Al-Abbad
Al-Badr Hafidhahullah:
Apakah termasuk dari manhaj Salaf, jika saya mengkritik ahli bidah untuk memperingatkan
umat dari kesesatannya, kemudian wajib bagi saya untuk menyebutkan kebaikankebaikannya agar saya tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang mendzaliminya?
Beliau menjawab :
Tidak.tidak wajib. Ketika engkau memperingatkan umat dari perbuatan bidah
seseorang, maka sebutkanlah kebidahan orang tersebut dan peringatkan kaum Muslimin
darinya, inilah yang dituntut. Tidak mesti mengumpulkan kebaikannya lalu kamu sebutkan.
Cukup bagimu menyebutkan kebidahannya saja dan memperingatkan umat darinya agar
mereka tidak tertipu dengannya(ibid).
Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadiiy Rahimahullah :
Para Hizbiyyun ini (Sururiyyun) menggunakan tazkiyah untuk menipu (umat) manusia
Ketika saya (Ust. Muhammad As-Sewed-pen) bertanya tentang Al-Muntada (berganti nama
menjadi Al-Sofwah) maka Syaikh Rabi bin Hadi Al-Madkhali Hafidhahullah menjawab:
KALAU MEMANG YAYASAN TERSEBUT SAMA DENGAN AL-MUNTADA YANG
BERADA DI LONDON, MAKA LIHAT SAJA, IA AKAN MENJADI MUSUH PALING UTAMA
DAKWAH SALAFIYYAH DI INDONESIA!
Syaikh Abu Yasir Khalid Ar-Raddadi Hafidhahullah (Muhaqqiq Kitab Syarhus Sunnah AlImam Al-Barbahari Rahimahullah) :
Dan diantaranya saya menjelaskan tentang kerusakan-kerusakan At-Turots dan manhaj
Al-Jamaah organisasinya dan yang lainnya
dan orang-orang Ihyaut Turots menghadirkan seorang lelaki lain yang bermadzhab
rafidhah yang mencela dan menghina Shahabat. Dan banyak dalil-dalil yang lain yang
menunjukkan bahwa lembaga ini adalah lembaga Hizbiyyah yang membantu dan menolong
Hizbiyyun
Demikianlah, ketika bukti-bukti kejahatan Hizbiyyahnya tidak bisa ditutupi dan dimanipulasi lagi,
maka kedustaanlah yang menjadi manhaj dakwahnya!! (Naudzubillah)
Dedengkot Hizby tlah beraksi
Ranjau dusta (Abdurrahman) At-Tamimi meledak di markaz Al-Albani
Serdadu hizby salahfee tlah bergerak melindungi
Wisma Erni menjadi saksi
Akankah Salafy berdiam diri ?
Hanya mematung membatu .dan membisu ?
Duduk manis menyaksikan semua kolaborasi dan konspirasi Hizbiyyah ini?
Tidak!!! Itulah jawaban yang pasti.
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
116
BAB VI
DAI YANG JUSTRU MENYESATKAN UMAT
(Penulis: Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al-Atsari)
"Aku
Heran
Dari
Orang
Yang
Menjual
Kesesatan
Dengan
Dan Aku Lebih Heran Dari Orang Yang Membeli Dunia Dengan Agama"
Petunjuk!
Itulah kurang lebih ungkapan dua bait syair yang menggambarkan tentang keberadaan dua
golongan pengacau dakwah dan perusuh di kalangan umat.
Mereka tiada lain adalah para bandit-bandit dakwah, yang dzahirnya berbicara tentang agama
tetapi kenyataannya justru jauh memalingkan umat dari agama, mereka tiada lain adalah para
calo-calo dakwah yang senantiasa mengabaikan dan menjual prinsip-prinsip agama demi untuk
menggapai kelezatan dunia.
Sungguh mereka adalah orang-orang yang telah dinyatakan dalam sabda Rasulullah
, "Di
malam hari saat aku Isra', aku melihat suatu kaum dimana lidah-lidah mereka dipotong dengan
guntingan dari api" - atau ia
(Rasulullah ) berkata, "dari besi. Aku bertanya siapa mereka wahai Jibril? Mereka adalah
para khatib-khatib dari umatmu!" (H.R. Abu Ya'la dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu
'anhuma).
Para pembaca -hadzanallahu wa iyyakum- mereka adalah para da'i dan ulama-ulama su'
(yang menyesatkan, red) yang telah Allah
beberkan keberadaannya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al
Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan
dari Al Kitab. Dan mereka mengatakan ia (yang dibacanya itu datang) dari sisi Allah, padahal ia
bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui." (Q.S.
Ali Imron: 78).
Dan Allah
juga berfirman:
"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami berikan kepadanya ayat-ayat
kami, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh syaithon (sampai dia
tergoda) maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat."
"Dan kalau kami menghendaki, sesungguhnya kami tinggikan derajatnya dengan ayat-ayat itu,
tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka
perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu
membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat kami, maka ceritakanlah kepada mereka kisah-kisah itu agar
mereka berfikir." (Q.S. Al A'raf: 175-176).
Rasulullah
mengistilahkan mereka ulama su' dengan sebutan "para dai yang berada di
tepi pintu-pintu neraka". Beliau peringatkan kita dari keberadaan mereka sebagaimana dalam
sabdanya, "... Dan sesungguhnya yang aku takutkan atas umatku ialah para ulama-ulama yang
menyesatkan." (H.R. Abu Daud dari Shahabat Tsauban
).
Adapun Shahabat Umar ibnul Khaththab beliau mengistilahkan mereka dengan sebutan "al
munafiq al alim", ketika ditanya maksudnya, beliau menjawab "aliimul lisaan jaahilul qolbi!"
(pandai berbicara tetapi bodoh hatinya -tidak memiliki ilmu-).
Para pembaca hadzanallahu wa iyyakum
Allah
dan rasul-Nya tetap akan menjaga agama ini dari upaya penyesatan yang dilakukan
oleh para ulama dan dai-dai sesat, sehingga kita dibimbing oleh Allah untuk senantiasa
bersikap antipati dari seruan dan fatwa-fatwa mereka. Perhatikanlah peringatan-peringatan
Allah
berikut ini agar menjauh dan tidak mengikuti fatwa-fatwa mereka:
Pertama:
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
117
"Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang alim yahudi
dan rahib-rahib nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang bathil dan
mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah." (Q.S. At Taubah: 34).
Kedua:
"Hai orang-orang yang beriman jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al
Kitab niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang-orang kafir setelah kamu
beriman." (Q.S. Ali Imron: 100).
Ketiga:
"... Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu." (Q.S. Al Maidah: 49).
Keempat:
"Dan demikianlah kami telah menurunkan Al Qur'an itu sebagai peraturan yang benar dalam
bahasa Arab dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan
kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap siksa Allah."
(Q.S. Ar Ra'd: 37).
Kelima:
"Kemudian kami jadikanlah kamu berada suatu syari'at dan urusan agama, maka ikutilah
syari'at itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui."
(Q.S. Al Jaatsiyah: 18).
Keenam:
"Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu,
sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zhalim." (Q.S. Al
Baqarah: 145).
Demikianlah dan semoga Allah
Wallahul Muwaffaq.
Maraji:
- Al Quranul Karim
- Al Musnad Abu Ya'la 1/118 no. 1314
- Sunan Abi Daud 4/450
- Ishlahul Mujtama' Al Imam Al Baihani
(Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=123)
118
BAB VII
SURURIYYAH TERUS MELANDA
MUSLIMIN INDONESIA
(Penulis: Al-Ustadz Muhammad Umar As Sewed)
119
mereka ini prinsip mereka kemudian ditebarkan pada masyarakat. "Kalian jangan ribut terus,
sudahlah jangan saling menyalah-nyalahkan, semuanya apakah dia Salaf apakah dia Sufi,
apakah dia Mutazili, Syiah, semua itu saudara, semua Muslimin. Apa yang kita sama kita tolong
menolong dan apa yang kita beda, kita hormat-menghormati", katanya begitu .Ini sepintas kilas
perkaranya agak masuk akal, "Iya ya, kalau nggak gini gak akan bersatu", sepintas kilas kalau
kalau dipikir akal saja.
Padahal kata para ulama prinsip ini akan meruntuhkan agama secara keseluruhan dan prinsip
ini menggugurkan Amar Maruf Nahi Munkar. [ketika kamu] mau mengingkari kebidahan,
[mereka katakan: ] ...jangan ya akhi kita harus saling menghormati, kita jangan menyalahkan
mereka", begitu, sehingga tidak ada amar maruf nahi munkar. Dan berarti membolehkan
manusia berjalan di jalan bidah manapun, ini sudah jelas sesatnya. Sehingga di dalam
Ikhwanul Muslimin Jangan kamu kira mereka sama statusnya, fikirannya, aqidahnya.
Di kalangan IM ada Sufi, Syiah,ada semua ahli bidah kecuali Salafy. Kenapa? Yang (katanya)
Salafy dalam masalah Aqidahnyapun prinsipnya tetap prinsip ikhwan. PRINSIP AQIDAHNYA
YANG KATANYA SALAFY, TETAPI TETAP MENGHORMATI AHLUL BIDAH. DAN TERNYATA
INI ADALAH YANG NAMANYA SURURIYYIN. Dalam AQIDAH KATANYA MEMPELAJARI
AQIDAH SALAF, KATANYA, TETAPI PRINSIPNYA SAMA, SESAMA AHLUL BIDAHPUN
HARUS SALING MENGHORMATI DAN SEBAGAINYA. INI PRINSIP UTAMANYA.
Namun sekarang ketika orang-orang yang dulunya keluar dari IM tadi apakah Muhammad Surur
apakah Abdurrahman Abdul Kholiq apa MUHAMMAD QUTHB dan menyatakan "IM itu salah,
IM itu sesat kami kembali kepada salaf", ternyata mereka mengajarkan aqidah Salaf,
mengajarkan aqidah salaf sehingga sama dengan Salafiyin, tetapi mereka tetap mengatakan
bahwa Ahlul bidah juga punya kebaikan, jadi jangan dimusuhi 100 persen, mereka juga punya
kebaikan, kita bisa ambil kebaikan dari mana saja. Nah ini lihat, kalimat "mereka juga punya
kebaikan, kita bisa ambil kebaikan dari mana saja" itu sesungguhnya terjemahan dari apa yang
dikatakan Ikhwanul Muslimin, yaitu saling hormat-menghormati, inilah yang akhirnya menjadi
masalah. Akhirnya segala macam orang-orang yang keluar dari IM yang dielu-elukan taubat
masya Allah, sebagai seorang Salafy sekarang. Ternyata warnanya kok lama kelamaan agak
berbeda kok aneh, kok agak beda, ketika tambah jauh, tambah kelihatan berpisahnya antara
para Ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah Salafiyun dengan tokoh-tokoh mereka. Agak berbeda,
terus begitu, kemudian dalam masalah sikap pemerintah juga berbeda, dalam masalah politik
juga berbeda, mereka sama seperti IM.
Sekali lagi sama, Cuma istilah-istilahnya yang berbeda. Mereka mengatakan pentingnya
Tsaqofah Islamiyyah, ini Ikhwanul Muslimin. Tsaqofah Islamiyah adalah wawasan.kata Ikhwanul
Muslimin "Kita jangan terpaku dengan Quran Sunnah saja, tetapi tidak mengerti situasi dan
kondisi politik yang ada, kita harus ikut menyaksikan kondisi politik sepaya kita bisa bersikap
supaya kita bisa berjuang dengan jihad politik", katanya. Itu IM, terang-terangan mengatakan
jihad politik. Makanya banyak istilah-istilah yang dipakai oleh para politikus sekarang ini, ada
jihad politik, ada apa segala macem itu, itu karena diantaranya mereka banyak terbawa dengan
tokoh-tokoh IM di dalam partai Keadilan dan sejenisnya. Kemudian mereka yang telah keluar
dari IM, ternyata fikroh-fikroh itu masih ada, tetapi istilahnya agak ganti dengan bahasa Fiqhul
Waqi. SALMAN AUDAH, AiDH AL QORNI, kemudian siapa lagi Muhammad Surur dan
sebagainya semuanya mengelu-elukan Jangan kita selalu kitab-sunnah,kitab sunnah tetapi
tidak memperhatikan lingkungan kita, lingkungan situasi-kondisi kita tidak tahu, kita harus tahu,
kita harus belajar satu ilmu namanya Fiqhul Waqi, memahami kenyataan yang terjadi". Sama
toh dengan yang tadi? Kalau tadi dengan istilah Tsaqofah, sekarang dengan istilah fiqhul waqi.
Abdurrahman Abdul Khaliq ketika Fiqhul Waqinya dibahas oleh para Ulama, lain lagi dia
istilahnya bukan Fiqhul Waqi, tetapi setali tiga uang, persis.
Kata Abdurrahman Abdul Kholiq, "Kita dalam memahami, dalam berdawah ini selain ini, kita
harus punya Shifatul Asr". Ini istilahnya Abdurrahman Abdul Kholiq. Apa Shifatul Ashr?, Al
Ashriyah dengan gaya bahasa dia bilang "Ashriye, kita harus tahu Al Ashriye", yakni "keadaan
kondisi situasi politik yang ada", begitu, sama ternyata. Dan ingat bukan berarti Ahlussunnah
wal jamaah dan para Ulamanya menentang perlunya Fiqhul Waqi atau Tsaqofah atau shifatul
Ashr bukan menolak perlunya. Perlu tetapi itu berada di bawah, di bawah dan di bawahnya dan
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
120
hukumnya fardlu kifayah. Bukan harus apalagi wajib apalagi diutamakan diatas ilmu-ilmu lain.
Ini mereka menggembar-gemborkan dengan keras dan mereka mengangkat setinggi tingginya,
ilmu yang besar, ilmu yang tinggi yaitu Fiqhul Waqi shifatul ashriye dan seterusnya.
Kenapa sih? Ada apa sih? Kok mereka menggembar-gemborkan itu. Sama dengan Salaf
mereka, Salaf mereka lho ya, yang tidak sholeh yaitu Ikhwanul Muslimin. Sama yaitu ingin
mengangkat tokohnya tapi tidak punya ilmu yang menonjol, mau mengangkat tokohnya ini,
ingin mengangkat Sayyid Qutub, dari sisi apa? Dia ahli dalam bidang apa? Ibn Katsir ahli dalam
bidang tafsir sehingga disebut sebagai ahli tafsir dan seterusnya. Kemudian para Ulama, Syaikh
Utsaimin, Syaikh Bin Baz fuqoha ahli faqih masya Allah. Dan para ulama terkenal dengan ilmu
mereka sehingga ada yang disebut sebagai Faqih, Ahli Tafsir, Muhadits seperti Syaikh AlAlbany, ada yang disebut sebagai Mufassir ahli tafsir, dan sebagainya. Lantas, mereka mau
mengangkat tokoh-tokonya ini, mau mengangkat Sayyid Quthub.Ini mau di masukkan ke
golongan mana? kepada Mufassirin, bukan ahli tafsir, mau digolongkan Muhaditsin, bukan ahli
hadits, mau digolongkan Fuqoha bukan ahli fiqih, ini ahlinya apa? Akhirnya mereka muncul ide,
ini orang walaupun dalam masalah itu tidak menonjol tetapi ia memiliki ilmu yang peting yaitu
memahami situasi dan kondisi politik, situasi dan kondisi masyarakat dan sebagainya, ini ahli ini
orang, jadi kita harus angkat Fiqhul Waqi. Jadi kata Syaikh Robi dan kata ulama lain yang
mengatakan bahwa istilah Fiqhul Waqi, adalah untuk mengangkat tokoh-tokohnya, jadi diapun
alim minal ulama. Ahli dibidang apa? Ahli di bidang Fiqhul Waqi. Jadi kamu ngertinya fiqhul
syariah, fiqhul ahkam, ini Fiqhul Waqi, dan Subhanallah ini diikuti oleh para sururiyyin.
Diantaranya Haddatsana Umar Jawwas, qola samitu ABDUL MALIK (seorang Surury yang
belajar di Riyadh sama tokoh sururi disana namanya ABDUL KARIM, yang ini turunannya bikin
pondok 'Alamus Sunnah di Bogor dan As-Sunnah di Cirebon), bilangnya : "Bahwasanya Ulama
itu ada dua, ada Ulama Syumul ada Ulama Takhossus". Dan ada sanad lain, sanadnya saya
dengar dari Yahya Baadil (kakak Yazid Baadil, Jember), ini sanadnya lebih 'ali, dia pulang dari
Riyadh, duduk sepesawat dengan Abdul Karim (tokoh yang tadi itu), setelah tanya jawab, dia
masih belum kenal betul siapa dia. Terus cerita kepada saya : "Kemarin ketemu orang namanya
Abdul Karim, begini-begini "; [ana bilang: ] "Hah, ente ketemu, ngomong apa dia [Yahya
Ba'adil ] ?", dia bilang katanya : "Ulama itu ada dua ada ulama takhosus dan ada ulama
syumul".
Ulama takhosus itu ulama dalam bidang fiqih ya fikih saja, ahlu tafsir, tafsir saja, ahli hadits,
hadits saja, tapi gak ngerti yang lain, adapun ulama syaamil, ulama lengkap, yaitu ulama yang
mengerti semuanya itu dan mengerti Fiqhul Waqi, jadi .. Ustadz Muhammad : "Siapa yang
dimaksud itu, ente nggak tanya?", jawab Yahya : "Iya saya nggak tanya". Ustadz Muhammad,
"Coba tanya". Ustadz Muhammad :"Ana bilang, sesungguhnya kalau dia ditanya yang
dimaksud takhosus tuh, Syaikh Albani hadits saja, Syaikh bin Baz, karena sudah dikatakan
dalam majlis-majlis lain mereka bilang begitu, "Syaikh bin Baz itu ngerti apa tentang politik",
begitu katanya, "Mereka tuh ngerti apa, sehingga percuma fatwanya gak diterima", jadi mereka
menganggap ulama yang syumul itu Qaradhawi, Muhammad Al-Ghazali, Sayyid Quthb dan
sebagainya itu tadi.
Dikatakan lengkap karena dia mengikuti apa yang terjadi sedangkan ulama-ulama tadi itu
ulama takhosus khusus itu saja di bidangnya, sehingga, kata orang tadi, "Kalau kita meminta
fatwa tentang politik jangan sama mereka, jangan tanya sama mereka karena fatwanya nggak
bisa diterima, mereka nggak ngerti Fiqhul Waqi, karena mereka nggak ngerti Shifatul Ashr,
karena mereka nggak, ngerti apa itu tadi, Tsaqofah". Jadi tanyanya sama Akhirnya ditulislah
buku DALILUTH-THOLIBAH oleh MUHAMMAD KHOLAF, judul bukunya Dalilut Tholibah,
Bimbingan untuk pelajar Putri, isinya ?, ketika masalah ahkam dan sebagainya dari Syaikh
Muhammad Al Utsaimin yang dinukil, dan habis itu ada tanya jawab dalam masalah Dawah
dijawab oleh Salman bin Fahd Al Audah. Ini menunjukkan prinsipnya dia Muhammad Khalaf
adalah pendiri Al-Sofwa, nah terjawablah Al Sofwa.
Jadi dia menulis buku itu dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, nggak tau apa judulnya
dalam bahasa Indonesia, jadi begitu ketika masalah fiqih Syaikh Utsaimin, ketika masalah
da'wah, nggak terima Syaikh Utsaimin, "Salman Audah yang lebih mengerti Fiqhul Waqi", inilah
model-model Sururiyin. Apakah Ikhwanul Muslimin, ataupun Sururiyyin, atau nanti ada nama
lainnya, jenis lainnya, maka mereka semua prinsipnya sama bahwa mereka akan menjauhkan
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
121
para Salafiyyin dari Ulamanya dan mereka berusaha mentaqrib (mendekatkan) Ahlus Sunnah
dengan Ahlul bidah. Maka kamu lihat tokoh-tokohnya, satu-satu tadi itu, bagaimana
keadaannya, bagaimana Yazid Jawwas dengan tokoh-tokoh DEWAN DAWAH (DDII, red) dan
tokoh-tokoh IM, bagaimana Yusuf Baisa dengan SALIM BAJRI, yang Mutazilah yang
menolah Hadits Shahih Bukhary, yang katanya Jangan taklid dengan Imam Bukhary,
ini masih tetep bareng dengan Yusuf Ba'isa sekarang ini. Lalu, apa lagi yang lebih besar
dari itu.
Kita yang kemarin terpaksa ketemu dengan ahlul bidah itu gemetarnya sampai hari ini belum
hilang."Wa atuubu ilallah" karena masalah kemarin sampai Laskar Jihad yang sudah besar kita
beberkan, karena masalah itu tadi yang kita takuti, bagaimana kita bergaul dengan Ahlul bidah,
Tidak, Coret, Silang, Habis, Masa-masa itu kita tutup!. Kalau sampai jihad membawa kita
kepada pergaulan dengan ahlul bidah seperti itu, tidak ada jihad-jihadan, Batil !, Bubar!.Khan
begitu !!. Ini, tidak dalam keadaan jihad atau bukan jihad bukan dalam perjuangan, bukan
perang, bukan dalam keadaan apapun, sama mereka ahlan-ahlanan.buat acara bersama, bikin
pertemuan bersama dan seterusnya.
Dan kemudian, baru setelah kita jawab beberapa tokoh, Muhammad Sururnya, Abdurrahman
Abdul Kholiqnya, dan kemudian Salman Audah, kemudian Abdul Karim Al Katsiri dari Riyadh,
nah ini mereka. Kemudian dari sisi politiknya, mereka membolehkan masuk ke dalam parleman
atau masuk dalam partai-partai. Tidak mesti diantara mereka sampai masuk ke dalam marhalah
ini. Diantara mereka masih marhalah satu, ada yang marhalah dua ada yang ketiga ada yang
sudah keempat, Tetapi ciri yang umum adalah itu tadi, yaitu mereka bergampang-gampang
dengan dengan Ahlul Bidah, meremehkan ahlul bid'ah, maksudnya meremehkan itu,
meremehkan bahayanya.
Bukan artinya kita mengecilkan, jelas kita juga mengecilkan mereka, tetapi yang dimaksud
adalah mereka meremehkan bahayanya ahlul bid'ah. "Mereka juga punya kebaikan, mereka
juga punya suatu kelebihan, kita diperintahkan oleh Allah untuk mengambil ilmu dari mana saja,
jangan lihat siapa yang berbicara, lihat ucapannya bagaimana, jadi ucapannya yang kita lihat
orangnya siapa saja Ahlul Bid'ah atau Ahlus Sunnah" begitu, ini sudah terucap dari Yusuf Ba'isa
banyak, entah dari yang lain saya belum tahu.
...Maka mereka ini ada, ternyata turunannya Abdul Karim Al-Katsiri, turunannya mendirikan
pondok, membiayai di Alamus Sunnah Bogor dan di Cirebon ini, As Sunnah. Kemudian
Abdurrahman Abdul Khaliq, (Al-Irsyad-peny) Tengaran, membiayai, membantu, mengirimkan
orangnya dan datang ke Tengaran. Jadi sudah tidak bisa diingkari lagi, tidak bisa diingkari lagi
kalau mereka ini grupnya Abdurrahman Abdul Khaliq yang sudah dibantah oleh para ulama.
Bukan satu-dua ulama, tetapi para ulama, termasuk Syaikh Muqbil yang di Yaman atau Syaikh
Rabi yang di Saudi, yang berjauh-jauhan keduanya membantah Abdurrahman Abdul Khaliq.
Demikian pula ulama yang lain, banyak.
Pesantren Al-Irsyad Tengaran menjadi saksi.......
Ini...( Abdurrahman Abdul Khaliq-peny), datang ke Indonesia, ke Tengaran itu disambut, diberi
tempat dan dibikin daurah oleh Yusuf Utsman Baisa, yang sesungguhnya masih misan saya,
anak paman saya. Seperti itu, datang dikasih tempat, diberi kesempatan untuk bicara.
Diundang semua para dai. Waktu itu kita sudah tahu Abdurrahman Abdul Khaliq, tetapi ada
berita dia taubat, menulis surat kepada Syaikh Bin Bazz dan menyatakan pernyataan
taubatnya....maka saya hadir dalam keadaan bertanya-tanya, benar sudah taubat atau tidak.
Saya duduk, dia berbicara. Ini dai semua nih, dai kumpul semua, Abu Nida ada, Sholeh
122
Suaidi ada, siapa lagi.... semua...., Yusuf yang mengundangnya, Ahmas Faiz 7 ada,
lengkap, Abu Haidar ada.
Kemudian bertanya:Syaikh, bagaimana mengatakan Yusuf Qaradhawi dengan
Yusuf Al-Quradly, apa boleh itu?
....Abdurrahman Abdul Khaliq ngamuk, ngamuk besar, saya sampai bengong, dibela matimatian Yusuf Qaradhawi, Afna hayatahu fi dawah
Saya mendengar sendiri, yakni tidak pakai sanad, samitu, tinggal kalian percaya sama saya
atau tidak, Asma biudinayya, saya mendengar dengan telinga saya sendiri dia
mengatakan :Afna hayatahu fi dawah, Yusuf Qaradhawi ini menghabiskan umurnya
dalam dakwah8, kemudian kamu cela seperti itu? WALLAHI HADZA ADALAH
PERBUATAN KHAWARIJ kata dia, KHAWARIJ ITU KAFIR, kemudian disebutkan tentang
kafirnya Khawarij.
Saya bingung, satu pembelaannya terhadap Qaradhawi mati-matian padahal Qaradhawi aqlani.
Sampai Syaikh Muqbil menulis kitab Iskatu Kalbun awi fi Raddi ala Yusuf Qaradhawi,
7
Dedengkot Ihya'ut Turots Indonesia, pimpinan majalah Sururi As-Sunnah At-Turotsy sekaligus murid besar Syarif
Hazza', Dajjal Ihya dari Mesir.
Syaikh Muqbil berkata memperingatkan umat dari tipe orang-orang semacam ini:
Orang yang menjual dakwah demi dinar adalah orang yang bangkrut dan merugi: "Dan siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang-orang yang menyeru kepada Allah, dan mengerjakan amal sholeh dan berkata:
'sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri'?" (QS. Fushshilat/41: 33)
Sungguh bangkrut dan merugi orang yang menjual dakwah demi membangun masjid, [dia berkata]: 'Bangunkan untuk
kami sebuah masjid dan kami, insya Allah, Salafy.' Ya, tetapi 'Salafy'-nya Abdurrahman Abdul Khaliq yang
membolehkan demokrasi, membolehkan pemilu, dan membolehkan demonstrasi.
Tetapi kami Salafy, kami tidak menginginkan masjidmu. Dan kami tidak menginginkan dinarmu, Allah telah
mencukupi kami dari merasa butuh dari hal itu. Dan kami tidak menginginkan bantuanmu.
Kami harus menjelaskan kesesatan-kesesatanmu dan menunjukkan betapa kamu berseberangan dengan alKitab dan as-Sunnah, Wallahul-musta'an, dan hal itu tidak bisa disangkal lagi. Dan alhamdulillah, Syaikh Rabi'
telah membuat [bantahan atas kesesatan-kesesatan Abdurrahman Abdul Khaliq], semoga Allah membalasnya.
(Abdurrahman Abdul Khaliq) Ya, dia seorang mubtadi', dan hendaklah yang hadir memberitahu yang tidak hadir. Karena
dia menyeru kepada hizbiyyah, Allah berfirman dalam kitab suci-Nya: "dan perpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai." (Ali imran (3): 103) [http://www.salafy.or.id/salafy.php?
menu=detil&id_artikel=263] peny.
8
Inilah- salah satu jenis dakwah-yang dengannya umur Qaradhawi dihabiskan (sebagaimana yang dimaksud oleh
Abdurrahman Abdul Khaliq petinggi besar Ihyaut Turots):
Kesesatan Qaradhawi - Menuduh Ulama Jumud serta Mengagungkan Para Penulis, Rasionalis, dan Mubtadi
Sebagai Intelektual Independen.
Kita ketahui bersama bahwa ulama As Sunnah telah direndahkan hak-hak mereka oleh ahli bidah dan orang-orang
yang di dalam hatinya ada penyakit. Dan ini tidaklah membahayakan mereka karena Allah telah mengangkat nilai
mereka dan menjadikan mereka diterima oleh manusia. Sudah sejak lama para ahli bidah menyifati ulama umat Islam
sejak dahulu kala dengan sifat-sifat yang membikin orang lari seperti Al Hasyawiyah (orang-orang yang sempit
pandangan), Al Mujassimah (orang yang beranggapan bahwa Allah memiliki jism/tubuh), Al Musyabbihah (orang yang
menyerupakan Allah dengan makhluk), dan menuduh mereka sebagai orang yang berlebihan dan keras, dan lain-lain.
Akhirnya Qaradhawi telah memberikan kepada kita sifat yang lain bagi ulama tersebut, yaitu sifat jumud (kaku/beku).
Sungguh ia telah berbicara dalam bukunya Al Ijtihaad fii Syariiatil Islamiyah halaman 47 tentang sebagian ijtihadijtihad dan ia mengambil contoh dengan zakat fitrah dan hukum mengeluarkannya, apakah dikeluarkan dalam bentuk
harta ataukah boleh diganti dengan harganya (uang)? Dia berkata :
Ibnu Hazm menolak dikeluarkannya zakat mal dan zakat fitrah dengan harganya (diganti uang). Walaupun ada
kebutuhan dan maslahah yang menuntutnya dan inilah yang kita lihat dari para ulama yang jumud terhadap nashnash di hari ini. Mereka berfatwa kepada orang-orang banyak tentang zakat fitrah dan melarang sama sekali
menggantinya dengan harga (uang). Mereka hanya memperbolehkan makanan pokok penduduk negeri, baik gandum
ataupun yang sejenisnya dan hampir-hampir tidak bisa didapati dengan mudah oleh orang-orang kaya ataupun tidak
bisa diambil manfaatnya oleh orang fakir di negara-negara Islam yang sudah mulai membeli roti (siap) saji dan tidak
butuh lagi biji-bijian tersebut.
Pembaca, sebaiknya Anda mengetahui siapa saja ulama yang berpendapat tidak boleh mengganti zakat fitrah dengan
harganya. Akan aku sebutkan di sini nama-nama orang besar dan yang masyhur diantaranya : Imam Malik, Syafii,
Ahmad, Abu Ubaid Al Qasim bin Salam, Ibnu Hazm, Ibnu Rusyd, Ibnu Qudamah, Al Kharqi, Al Baghawi, An
Nawawi, Ibnu Taimiyah rahimahumullah dan dari ulama sekarang adalah Syaikh ibn Baaz, Syaikh Shalih Al
Fauzan, Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadii, dan sebagainya. Rujuklah tentang masalah ini di kitab Al Mughni
karangan Ibnu Qudamah juz III, Al Muhalla masalah nomor 704, Al Fath juz III/370, Majmu Fatawa juz XXV,
Bidayatul Mujtahid karangan Ibnu Rusyd (134), Syarhus Sunnah karya Al Baghawi 6/54, Taudhihul Ahkam 3/11,
Majmu Durus wa Fatawa Al Haramul Makky Ibnu Utsaimin juz II/380-382, Fatawa Islamiyah II halaman 90-100, Al
Muntaqa min Fatawa As Syaikh Shalih Al Fauzan V/106.
Pembaca, tidak tersamar lagi olehmu bahwa orang-orang tersebut adalah para imam ahli ilmu dan penunjuk jalan bagi
manusia. Mencela mereka sama artinya dengan mencela agama. Kendati demikian, Qaradhawi telah lancang mensifati
mereka dengan jumud terhadap nash-nash karena ia tidak ingin bila mereka merasa cukup ketika berhadapan dengan
nash akan tetapi ia ingin agar mereka menentang nash dan mengalihkan maknanya seperti kebiasaannya.
Sebaliknya --pembaca-- Anda dapatkan Qaradhawi memuji sekelompok orang-orang masa kini yang sebagian dari
mereka terkenal dengan kesesatan dan penyimpangan sebagaimana tidak tersamar lagi bagi para pencari Al Haq.
Sebagian orang yang dipuji-puji Qaradhawi itu sama sekali tidak mengenal ilmu melainkan sekedar terkenal sebagai
penulis atau sastrawan. Akan tetapi tatkala mereka cocok dengan pemikirannya dan berjalan sesuai dengannya, ia
memuji mereka sebagai para cendekiawan, ilmuwan, penemu, dan sebagainya. Inilah nash perkataannya :
123
Tidaklah ucapannya ini membikin gembira kecuali terhadap Hizbiyyun Ahlul Batil!!-peny.
124
10
Orang ini adalah jenis manusia yang sangat licik! Mentalbis umat seakan selalu menyandarkan semua persoalan
kepada para ulama, padahal hanya untuk berlindung diri dari berbagai kejahatan hizbiyyah yang dilakukannya. Ketika
diperingatkan tentang kesesatan Salman Al-Audah cs, Abu Nida mengambangkan peringatan tersebut dengan
mengatakan:Kita menunggu fatwa Kibarul Ulama. Tetapi setelah fatwa Kibarul Ulama menjelaskan kesesatan Salman
cs, maka Abu Nida cs. Berkata:Kita tidak boleh taqlid kepada ulama!
Ketika diperingatkan dari kesesatan Abdurrahman Abdul Khaliq dan Sururiyyun , maka Abu Nida cs. mengambangkan
persoalan tersebut dengan berfatwa:Kita menunggu fatwa Kibarul Ulama. Merekapun juga berkata:Syaikh Rabi
adalah Shighar ulama. Padahal, ketika dia berbicara, di Saudi telah keluar tulisan yang mengumpulkan para ulama
Salafiyyin yang telah mentahdzir Abdurrahman Abdul Khaliq. Kalau dia beralasan (ketika) belum mendapatkan buku itu,
lalu apakah sampai saat ini diapun belum mendapatkan informasi kesesatan dan kejahatan Abdurrahman Abdul
Khaliq?! Yang seorang Salafiyyin yang baru belajar manhaj Salaf sekalipun Insya Allah- sudah mengetahuinya?!
Ternyata sampai saat inipun dia tidak bisa lepas dari Dinar Hizbiyyah Abdurrahmaniyyah Turotsiyyah celaka!! Dan
ketika ditanya oleh seorang AKHWAT BANTUL tentang ketegasan sikapnya terhadap petinggi besar Ikhwanul Muslimin,
lagi-lagi akal bulusnya keluar dengan berlindung dibalik ucapan:Kita menunggu fatwa Kibarul Ulama seperti Syaikh
Abdul Aziz bin Baz, Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Shalih Al-Utsaimin dan ucapannya kepada AKHWAT
tersebut:tentang Ukhti sudah berani mentayin pada SYAIKH HASAN AL-BANNA RAHIMAHULLAH sebagai ahlul
bidah itu terserah Ukhti(Risalatikum, Majalah As-Sunnah, edisi 18/Th.2/1996). Pembaca tentu sudah dapat memiliki
gambaran siapakah yang memiliki manhaj Salafy tulen dan siapa pula yang menjadi algojo Sururiyyin-TurotsiyyinIkhwaniyyin untuk mentalbis, mencabik-cabik dan memecahbelah barisan dakwah Salafiyyah! Seorang AKHWAT Bantul
ataukah seorang Abu Nida! Ketika datang ke Madinah, dia dibawa oleh para Thullab (pelajar) Jamiah Islamiyyah
Madinah dari kalangan Salafiyyin menghadap Syaikh Rabi dan Syaikh Abu Yasir Khalid Ar-Raddadi Hafidhahumallah.
Keduanya telah menasehatinya mengenai penyelewengan-[enyelewengan Abdurrahman Abdul Khaliq. Hal ini sama
sekali tidak diingatnya dan tidak disampaikannya kepada teman-temannya. Yang dia ingat adalah bahwa Syaikh Rabi
belum membidahkan Abdurrahman Abdul Khaliq!! Dan tentu saja ingatannya juga tetap melekat kepada dinar
Hizbiyyahnya! Justru dia berkawan dengan orang-orang yang sefikrah dan pembela Abdurrahman Abdul Khaliq seperti
Yusuf Baisa dan Syarif Hazza! Abu Nida juga telah dititipi kaset yang berisi nasehat-nasehat Syaikh Rabi mengenai
penyelewengan Abdurrahman Abdul Khaliq. Dia diberi amanah untuk menyebarkannya di Indonesia tetapi justru
mendiamkannya. Ketika ditanya tentang kaset tersebut, dia beralasan bahwa kasetnya hilang!! Mana sikap amanah
dia?! Kalau benar-benar hilang, paling tidak dia seharusnya memberi kabar tentang keberadaan kaset tersebut. Tetapi
justru dia diam dan baru memberi tahu setelah ditanya. Bukankah dengan berbagai sikap dan sepakterjangnya berarti
dia telah mendzalimi dan menyesatkan umat? Berapa banyak kaum Muslimin menjadi bingung dengan sikap liciknya
ini!! Siapa saja orang-orang yang bergaul dan bertaawun Hizbiyyah dengan petinggi Ihya di Indonesia ini? Simak
uraiannya di bab-bab berikutnya. Insya Allah-peny.
125
pakaian itu biasa. Maka mereka mengatakan, " Memang As-Sunnah itu jelek, As-Sunnah itu
ekstrim, " dan sebagainya.
Akhirnya bikin yayasan baru, namanya nama baru, bikin majalah, majalah baru. Yayasannya AlMuntada, majalahnya adalah Al-Bayan, bukan lagi As-Sunnah tetapi AL-BAYAN. Sehingga
Salafiyyin di Saudi kalau sedang menjelekkan Sururiyyin, mengatakan lakumul Bayan was
Sunnah wa Lanal kitab was Sunnah, kamu itu punya Al-Bayan dan As-Sunnah, sedangkan
kami berpegang kepada Al-Kitab dan Sunnah. Maksudnya Al Bayan dan As-Sunnah artinya
majalah Al-Bayan kemudian As-Sunnah.
Dan yayasan Al-Muntada London ini membuka cabang di Indonesia, dan ini tidak pakai
sanad lagi, dan saya langsung diajak untuk medirikannya, dan pada saat itu saya tidak tahu
apa-apa sama sekali nggak ngerti. Karena seperti biasa mengaku Salaf, saya tidak pernah
denger yang namanya Al-Muntada sama sekali, wala di London wala di indonesia wala
dimanapun, ana gak paham makanan apa itu, gak tau. Orangnya "kita, da'wah Salafiyah di
Indonesia perlu dikasi dukungan dan sebagainya, kita perlu bikin yayasan dana bantuan untuk
membantu Salafiyin", untuk membantu Salafiyin, toyyib kita bikin, saya termasuk pendirinya.
Namanya Al-Muntada, persis sama dengan apa yang di London jadi jangan pura-pura, saksinya
masih hidup sampai sekarang. Kemudian dalam keadaan saya masih di situ, mereka ganti
menjadi Al-Sofwa, lho kok diganti Al-Sofwa padahal saya gak pernah ikut rapat dan sebagainya.
"Tidak, mereka minta ganti nama", selalu setiap ada keputusan "apa kita tidak bisa punya
pendapat?" padahal kita pendiri waktu itu, tetapi semua keputusan Muhammad Kholaf yang
bilang "mereka, mereka." Atau dia istilahkan dengan "Ashabi, ashabi.". Sahabatsahabatku minta begini, sahabat-sahabatku minta begini, Siapa? Saya berfikir berarti ini ada
atasannya, berarti ini adalah cabang dari sana. Sampai kemudian saya datang kepada Syaikh
Rabi, waktu saya tugas di Qosim di Unaizah saya ada kesempatan ke Madinah mampir saya
ke tempat Syaikh Rabi' tanya langsung tentang Al-Sofwah, Dulunya namanya Al-Muntada, "
Ah, Al Muntada?", "Ya, terus ganti dengan Al-Sofwah" . "Al-Muntada sama dengan yang di
London?". "Na'am, ya syaikh, katanya begini dan begini", saya terangkan,"Kalau itu betul dari
mereka, lihat nanti, mereka akan menjadi penghalang pertama dakwah Salafiyyah, dan saya
tidak ke sana lagi selamanya abadan, abidiina. Dan saya bukan lagi pendirinya Alhamdulillah,
karena dulu kita mendirikan Al-Muntada kemudian dirubah oleh mereka diganti dan entah tidak
ngerti lagi saya pada waktu itu, sudah lain sama sekali. Dan di dalamnya, waktu saya di situ
saja pernah kita tegur adanya orang dari IM," Syaikh ini orang dari Ikhwan?", "La (tidak, red)..,
kita tarik supaya jadi Salafy", katanya. Ya sampai hari ini dia masih tetap. orang Lampung pada
waktu itu Dai Ikhwani, di Lampung digaji oleh Al-Sofwah. Kenapa tau? Ya karena sama saya
sekelas orang itu di LIPIA dan tahu betul dia ini IM
Sehingga Ikhwana fiddin aazzakumullah,
Sudah ada tiga jalur: (1-peny) Jalurnya Abdul Karim, jalurnya ke Alamus Sunnah dan As
Sunnah Cirebon, dan (2-peny) Abdurrahman Abdul Khaliq, ke (Al-Irsyad-peny) Tengaran dan
kemudian ke Yogya dan Solo itu, Abu Nida dan Ahmas Faiz11. Kemudian (3-peny) Muhammad
11
Abu Nida dan teman-temannya berkata: "Pada hakekatnya buku-buku ini serta kaset ini adalah pasif (seperti benda
mati)", padahal mereka mengatakannya setelah sampai kepada mereka sebagian buku dan kaset diantaranya:
1. Jama-atun Wahidah la Jama-at, karya Syaikh Rabi
2. Hajrul Mubtadi, karya Syaikh Bakr Abu Zaid
3. Manhaj Ahlussunnah fi Naqdirrijal, karya Syaikh Rabi
4. As Siyasah baina Firasatil Mujtahidin (Madarikun Nadhor), karya Syaikh Abdul Malik Al Jaza-iry
Mereka inginkan dengan kata-kata ini agar teman-teman kita dari Salafiyyin sibuk berdiskusi dengan mereka dan tidak
merasa cukup dengan buku dan kaset tersebut. Maka apa yang antum akan katakan pada ucapan ini dan orang yang
mengatakannya?
Jawab (Syaikh Ahmad bin Yahya Al-Hajuri Hafidhahullah) :
Saya katakan: Perkataan semacam ini adalah igauan, bagaimana seperti benda-benda mati? apakah kita ambil faedah
dari benda-benda mati berbentuk sunnah-sunnah?, apakah kita ambil faedah agama dari batu dan pohon?, inilah
bendabenda mati. Akan tetapi kitab-kitab itu?apakah mereka (Ulama) mengupayakan kesungguhan mereka yakni
menghabiskan waktunya pada sesuatu seperti benda-benda mati? mereka yang menyusun buku, dan menulis, capek
dan bergadang hanya karena sesuatu yang tidak dihasilkan dari padanya kecuali seperti bendabenda mati?.
Apa faedahnya kalau begitu? Ini, di dalam ucapan ini -kalau seandainya orang yang bodoh itu berakal, di dalamnya
penghinaan terhadap para Salafush Shalih dan pelecehan terhadap mereka yakni bahwa mereka menyia-nyiakan
upaya mereka dan memberikan waktu mereka, waktu mereka yang berharga pada sesuatu yang itu seperti benda-
126
Surur-nya langsung dengan As-Sunnah dan Al-Bayannya masuk ke Al-Sofwa dan kemudian
dari Al-Sofwa ini disebarkanlah majalah Al-Bayan 12 tadi. Dan itu terang-terangan, bundelnya AlBayan di Al-Sofwa itu lengkap dan disebarkan di seluruh Indonesia, termasuk ke Solo ke
grupnya Ahmas Faiz dan grupnya Abu Nida termasuk yang dikirimi. Entah itu apakah masih
berlanjut, karena saya tidak tahu, ataukah tidak.
Kemudian ternyata mereka juga membantu dana kepada segala macam Ahlul bidah, termasuk
Ngruki (Al-Mukmin Ngruki, Abu Bakar Baasyir-peny). Ngruki yang jelas-jelas seperti itu yakni
pemikirannya, pemikiran NII, kalaupun apakah asli ataukah pecahan saya nggak tahu,
pokoknya pemikirannya seperti itu, pemikiran Khawarij, KGB, Khawarij Gaya Baru, itu dibantu,
sampai kita tegur waktu itu.
Itu dalam keadaan masih kita tegur oleh kita, apalagi ketika sudah di boykot, sudah di tahdzir
mungkin tambah bebas mereka. Dengan alasan " O.. tidak, kita tidak menyumbang gerakannya
benda mati, seperti benda mati tiada faedahnya -Hasbunallah Wani'mal Wakil, buku-buku yang membawa kebaikan
untuk manusia, buku-buku ini adalah dakwah kepada Allah, tidak boleh melecehkannya.
Dakwah kepada Allah diatas ilmu dan cahaya, buku-buku ini adalah nasehat untuk kaum muslimin, [ Agama adalah
nasehat untuk Allah untuk kitab-Nya untuk RasulNya, untuk para pimpinan kaum muslimin dan kaum muslimin secara
umum] (HR Muslim) buku-buku ini adalah buah hidupnya para Ulama cendekiawan dan inti sari hidup mereka. Engkau
tidak ambil faedah dari kehidupan para ulama? kamu katakan bahwa ini adalah benda-benda mati, dari apa kalau
begitu kamu ambil faedah?, kamu ambil faedah dari igauannya hizbiyyin (para fanatisme golongan).
Ini, seperti kalian ketahui adalah sebagian dari lemparanlemparan yang mereka lemparkan, dan ungkapan-ungkapan
yang diungkapkan Hizbiyyun, sebuah kalimat yang dilontarkan oleh Hizbiyyuun dan Sururiyyun. Dan begitulah, jika
engkau debat dia, dia akan mengatakan: Saya tidak niatkan, kita tidak memaksudkan makna itu, tidak saya niatkan, kita
tidak memaksudkannya.
Allah berfirman :
Artinya [ Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah kata-kata yang benar , Dia
akan memperbaiki amal kalian dan akan mengampuni dosa kalian ] (Al Ahzab : 70-71).
Perkataan ini tidaklah benar, dimana kamu tuduh bahwa buku-buku ini adalah layaknya benda-benda mati dan benda
mati itu tidak diambil manfaat darinya, padahal ini membawa agama, maka engkau (kalau begitu) melecehkannya dan
melecehkan pengarang-pengarangnya dari para ulama Ahlussunnah.!
Hati-hati! perkataan ini tidak keluar kecuali dari manusia semoga Allah menunjuki mereka, pada kakekatnya orang ini
dari jenis saya tidak ragu- dan dengan memuji Allah saya tahu kata-katanya dengan hanya mendengar seperti
perkataan ini. Saya tidak ragu bahwa dia dari jenis penebar keraguan, jenis yang bingung, jenis yang bodoh, jenis yang
kehilangan Tarbiyah yang bagus di tangan didikan Ahlussunnah, jenis ya, dia tidak terdidik oleh Ahlussunnah- jenis
yang telah lewat sebutannya, dari Sururiyyah dan semacamnya.
Kalau tidak, maka demi Allah, tidaklah keluar sebuah kitab dari kalangan Ahlussunnah dari seorang alim dari Ulama
Sunnah, kecuali akan merasa senang dengannya seorang sunny karena itu adalah pertolongan dan dia akan
mengharap agar adanya seorang Sunny/Ahlussunnah yang mengerjakan masalah ini agar menerangkan kepada
manusia bahanya kemungkaran itu.
Ini adalah masalah tolongmenolong atas kebaikan dan ketaqwaan sebagaimana Allah perintahkan. Maka ini adalah
perkataan yang tidak pantas untuk ditoleh, karena kalimat yang semacam ini, yang bersorak dengannya sururiyyah
akan hilang seperti faswatu 'ajuz. Ya, tidak ada nilainya, ya.
Tambahan penting dari redaksi :
Abu Nida' adalah tokoh yang berada dibalik pendatangan dana Kuwait di wilayah Jogjakarta. Abu Nida' jarang sekali
muncul di permukaan, karena lebih sibuk untuk membuat proporsal, mencari dana, melakukan pencarian lokasi masjid,
ponpes baru dst, sehingga seperti dinyatakan para saksi, isi otaknya hanya fulus saja.
Berikut data yang dapat kami dapati sbb :
1. Tercantum dalam situs atturots.or.id yang sudah mati, namanya beserta nama pembesar Majelis Turots Al Islami
lainnya, seperti Arif Syarifuddin, Abu Sa'ad Muhammad Nur Huda, Kholid Syamhudi, Lc, Tri Madiyono. Simak di
download Center www.salafy.or.id/download.php file atturots.network.zip. [Catatan, download center telah ditutup
sejak situs salafy.or.id direhab ulang pada Februari tahun 2006. Adapun file yang dimaksud dapat didapatkan dalam CD
yang
kami
sebarkan
secara
terbatas
atau
atau
http://www.electronicfiles.net/files/7564/badai_fitnah/atturots.network.zip
dan
http://www.myfilehut.com/userfiles/244520/badai_fitnah/atturots.network.zip -ed]
2. Tercantum dalam Download Center www.salafy.or.id/download.php file atturots.network.zip, adanya kerjasama
Majelis At Turots Al Islami Jogjakarta dengan Lajnah Al Khairiyah Musytarokah Jum'iyah Ihya' At Turots Kuwait, yang
telah diperingatkan ulama akan bahayanya, juga Haiatul Ighatsah cabang Dammam (yang belakangan dananya juga
dinikmati oleh Abdullah Amin, Kediri. Abdullah Amin punya majelis ta'lim di Malang bersama ustadz Sururi lainnya)
[Catatan, download center telah ditutup sejak situs salafy.or.id direhab ulang pada Februari tahun 2006. Adapun file
127
mereka, kita hanya menyumbang kitab. Jadi menyumbang kitab itu suaya mereka baca kitab".
Ternyata ketika ada seorang yang ke sana, ada gedung baru, gedung perpustakaan bertingkat,
gedung besar, tanya : Ini dibangun dari mana dananya?, "Anu dikasih sama Al-Sofwah".
Ternyata bukan buku tapi dikasih betul-betul berupa gedung yang alasannya buat
perpustakaan. Ini juga dari kedustaan dia, membangun masjidnya ahlul bid'ah, banyak ya.
Hadza Al-Sofwah, dan YAZID JAWWAS mengatakan "Al-Sofwah itu Salafy", padahal tadinya
ketika dia masih sama kita dia mengatakan bahwa Al-Sofwa itu ikhwani, Surury, tapi ketika dia
bersama mereka sudah meninggalkan Salafiyyin, terus omongnya sudah lain. Jalur apalagi
yang belum saya sebut? Sudah ya?
Dari Al-Sofwa menyebarkan kepada diantaranya yang dibangun Al-Sofwah, dengan daidainya, dengan biayanya dari A sampai Z adalah pondoknya Asmuji, di Cilacap, bahkan sampai
diadakan Dauroh,yang pengajar-pengajarnya diambil dari grupnya mereka Sururiyin di Riyadh,
asli ini orang Arab mengajarkan bagaimana pemikiran-pemikiran Sururiyyin, diajarkan oleh
mereka. Yang juga dibantu oleh Al-Sofwa dan dan da'inya dari Al-Sofwah, sampai diadakan
dauroh yang mengisi daurohnya adalah IM, IM Arab, bayangkan yang IM Indonesia saja bahaya
apalagi IM arab, yang biasa pakai bahasa Arab dan pakai dalil-dalil, itu adalah AUNUR ROFIQ
GHUFRON, GRESIK, yang sampai Sururiyyin sendiri yang hadir ngomong kok yang ngisinya
Ikhwan ya?, tahu mereka yang mengisinya adalah Ikhwanul Muslimin, yang menyampaikan
yang
dimaksud
dapat
didapatkan
dalam
CD
yang
kami
sebarkan
secara
terbatas
atau
http://www.myfilehut.com/userfiles/244520/badai_fitnah/atturots.network.zip -ed]
3. Atas usaha proposal ke Hizbiyyun, dan menjual "proporsal" inilah, Abu Nida' cs berdirilah Ma'had Jamilurrahman,
Islamic Center Bin Baz, Ma'had Imam Bukhari dst. 4. Tercatat, Abu Nida' pernah mengisi bersama Yazid Bin Abdul
Qodir Jawas, Aunur Rofiq bin Ghufron (PP Al Furqan, Gresik), Mubarok Ba Mu'alim (Ma'had Ali Al Irsyad pimpinan
Abdurahman At Tamimi, Surabaya), pada bulan April tahun 2003 di Lampung. Nampak jelas mereka-mereka adalah
rekan-rekan Abu Nida', saling berkaitan dengan antara Al Irsyad, At Turots dan Al Sofwa dan para dainya. Simak artikel
khusus kategori Sururiyyah yang lainnya berkenaan dengan Yazid Jawwas, Aunur Rafiq Gufron. 5. ABU NIDA' HADIR
DALAM ACARA DI MA'HAD ALI AL-IRSYAD AL-ISLAMIYAH SURABAYA, PADA FEBRUARY 2001, DI MARKAS
ABDURAHMAN AT TAMIMI BERDIALOG DENGAN SYAIKH ALI HASAN. Nampak jelas keterkaitan Abu Nida' dengan
Ma'had Ali Al Irsyad dan da'i-da'i yang bersama mereka!!
4. Bukti terbaru, dalam rangkaian acara daurah Masyayikh Yordan ke-5 2006, peran Abu Nida dan jajaran Ihyaut
Turotsnya tidak lagi tersembunyi, lebih dari itu mereka tampil terang benderang sebagai pemandu, pendamping,
moderator dan penerjemah bahkan berunjuk gigi dengan mendatangkan Syaikh Musa Nasr ke Markas Besar Ihyaut
Turots Indonesia di Mahad Jamilurrahman dan Mahad Bin Bazz sebagaimana dipublikasikan secara kronologis dan
detail oleh situs Turotsy-Ikhwani, muslim.or.id. (peny.)
12
Kami hadirkan pula bukti stempel Mahad Al-Irsyad Tengaran terhadap majalah Sururi Internasional ini (Al-Bayan).
Dan ini sekaligus bantahan terhadap tulisan Abdullah Taslim: Juga yang perlu ana ingatkan di sini, dan hendaknya ini
menjadi renungan untuk kita semua, bahwa para ulama Ahlusunnah yang berselisih pendapat dalam masalah ini,
tidak kita dapati salah seorang pun diantara mereka yang lantas menuding ulama yang lainnya sebagai hizbi
atau sururi karena memuji dan membolehkan hubungan dengan yayasan-yayasan tersebut!( February 17th,
2006 4:09 pm, Konsultasi Ustadz: Fitnah Sururiyyah, muslim.or.id)
Kita tanyakan kepadanya:
Apakah para Masyayikh tersebut berbeda pendapat dalam menyikapi Majalah Al-Bayan milik Al-Muntada London yang
dipropagandakan oleh Al-Irsyad Tengaran, Al-Sofwa Al-Muntada dan grupnya Abu Nida-Ahmas Fais?!
Apakah Masyayikh Salafiyyin berbeda pendapat mengenai bolehnya bekerjasama dakwah dengan petinggi-petinggi
Ikhwanul Muslimin seperti yang dilakukan oleh Ustadz-ustadz yang engkau katakan dalam tulisanmu ini ustad-ustad
Salafiyin yang kita kenal dakwah mereka di atas manhaj salaf, seperti ustad Abdul Hakim Abdat, Yazid Jawwas, Aunur
Rafiq Ghufran, Abdurrahman at Tamimi, Ahmas Faiz, ustad-ustad di pondok Jamilurrahman, pondok Imam Bukhari dan
lain-lain?! Adapun bukti ilmiyyahnya, silakan engkau baca tulisan ini!!
Apakah para Masyayikh Salafiyyin berbeda pendapat dalam menyikapi Mubtadi petinggi besar Ihyaut Turots
Abdurrahman Abdul Khaliq yang datang ke Pesantren Tengaran untuk membela Qaradhawi dan dakwah Ikhwanul
Muflisinnya?! Dan ingat bahwa dirimu berada satu shaf bersama orang-orangnya Abdurrahman Abdul Khaliq itu!!
Apakah para Masyayikh Salafiyyin berbeda pendapat dalam bersikap terhadap keteguhan Manhaj Syaikh Rabi
Hafidhahullah?! Sekali lagi ingat, bahwa dirimu satu barisan bersama orang-orang yang telah melecehkan Syaikh Rabi
Hafidhahullah!!
Apakah Masyayikh Salafiyyin juga akan berbeda pendapat tentang Al-Sofwa yang menjadi kepanjangan tangan AlMuntada London yang mempropagandakan kaset-kaset bahasa Arab para petinggi Sururi Internasional?!
Dan jangan engkau coba-coba membuta mata dan menutup telinga bahwa dinar Ihyalah yang selama ini telah
memecahbelah umat!!
Jujur saja, bukankah tulisanmu inilah yang dikehendaki oleh orang-orang Ihyaut Turots?! Membikin Abdurrahman Abdul
Khaliq,Abdullah Sabt dan seluruh jajaran hizbinya tersenyum bangga penuh kemenangan?! Benar-benar engkau telah
menolong mereka dalam menghadapi serangan Salafiyyin!! Kalau demikian keadaannya, sekarang ajarilah anak-anak
ingusan itu Al-Wala dan Al-Bara yang sebenar-benarnya sebagaimana yang engkau dapatkan di kuliah Mastermu di
Madinah!! Satu pertanyaan yang mengganjal, mungkinkah di kaidah Al-Wala wal Baramu terwujud bahwa pada
persoalan yang sama antara Abdurrahman Abdul Khaliq dan jajaran Ihyanya dengan Salafiyyin di pihak lainnya dapat
tersenyum bersama-sama?! Mungkinkah tulisanmu ini bisa membuat Salafiyyin tersenyum lega dan di pihak lain orangorang Ihya tersenyum bangga?! Allahu yahdik!!
"Aku Heran Dari Orang Yang Menjual Kesesatan Dengan Petunjuk!
Dan Aku Lebih Heran Dari Orang Yang Membeli Dunia Dengan Agama"
128
adalah ANAK BUAHNYA ABU NIDA yang di Jogja, yang pernah di Pakistan, Abu siapa itu?
Itu yang mengatakan " iya , diantara mereka ada Ikhwan" katanya.
Bayangkan bukan lagi Sururi tapi Ikhwan ini yang ngisi, karena masalah fulus. Dikasih mobil,
dikasih dauroh, dikasih bangunan, apa lagi..? Dan ini rasanya sudah terjawab atau paling tidak
tersebut semua rangkaiannya dan orang-orangnya juga kan berarti? Aunur Rofiq Gufron sudah,
Yusuf Baisa 13sudah kamu tahu, Abu Nida sudah disinggung. Abu Haidar sama dengan AlSofwa, karena bekerjasama dengan Al-Sofwa sampai sekarang, bahkan Al-Sofwa bikin cabang
di Bandung dan yang mengurusnya Abu Haidar cs. Adapun Abdul Hakim Amir Abdat dari satu
sisi lebih parah dari mereka, dan sisi lain sama saja. Bahwasannya dia ini, dari satu sisi lebih
parah karena dia otodidak dan tidak jelas belajarnya, sehingga lebih parah karena banyak
menjawab dengan pikirannya sendiri. Memang dengan hadits tetapi kemudian hadits
diterangkan dengan pikirannya sendiri, sehingga terlalu berbahaya, mengerikan, sampaisampai dia melepas hijab ketika kajian 14, " tidak ada, mana? Hijab itu?.." begitu. jadi
akhwat tidak pakai hijab dengan ikhwan, kemudian dia menertawakan gamis, ini ihtiza
biSunnah, memperolok-olokan Sunnah. Keras sekali hukumnya dalam hukum Islam. Sururiy
yang tadi itu tidak sampai separah ini, dia mengatakan kepada teman-teman yang pakai jubah
itu bahwa mereka pakai rok katanya. " Ada apa kamu pakai rok? Kayak perempuan",
maksudnya mau membantah.kalau kamu katakan "Inikan sunnah", dan dia akan bantah bahwa
ini bukan sunnah sekalian menonjolkan ilmunya nih saya tahu, dengan cara memperolokolokkan Sunnah. Padahal kalaupun itu adalah Jibliyyah, karena paling sedikitnya adalah
jibiliyyah (sesuatu yang dipakai oleh Rasulullah namun tidak dianjurkan pada ummatnya dan
bukan Sunnah) itupun para Ulama mengatakan "Tidak boleh doperolok-olokkan". Kenapa?
Karena Kalau memperolok-olokan berarti memperolok-olokan apa yang dipakai Rasul.hadza
adzim, besar sekali disisi Allah. Ini kekurangan ajarannya Abdul Hakim ini disebabkan karena
dia menafsirkan seenak sendiri dan memahami seenaknya sendiri. Tafsirnya dengan Qultu,
saya katakan, saya katakan , begitu. Ya.., di dalam riwayat iniini dan saya katakan, seakanakan dia kedudukannya seperti para ulama, padahal dari mana dia belajarnya.
Ini yang jadi masalah sehingga banyak yang disaksikan oleh teman-teman yang perlu diteliti
lagi, itu banyak berita-berita tentang Abdul Hakim, yang dia ngobrol dengan perempuan tanpa
hijab sama sekali, pakai celana panjang, pakai kaos ketat, ketika ditegur, "Saya sedang
menasehati", terus juga dia masih merokok, kemudian juga masih sering musbil, masih sering
pakai pantalon, karena dia mencela gamis dia pakai pantalon, celana ketat yang sampai
disebutkan oleh Syaikh Yahya Al Hajuri di Yaman, ketika ditanyakan tentang Abdul Hakim ,
"Siapa?", lalu diterangkan kemudian sampai pada pantalon (celana tipis yang biasa dipakai
untuk acara resmi ala Barat, red), Hah huwa Mubanthal (pemakai panthalon, celana panjang
biasa yang memperlihatkan pantatnya dan kemaluannya itu)", "Iya syaikh", "Allah, yakfi, yakfi,
yakfihi annahu mubantol". "Cukup kamu katakan dengan dia memakai panthalon saja untuk
dikatakan, "Jangan mengaji sama dia, sudah cukup bagi saya, apalagi yang lebih dari itu.
Seorang da'i Seorang yang mengajarkan Sunnah maka harus dimulai dari dirinya untuk
memakai yang tidak membentuk pahanya dan pantatnya, itu sudah harus. Ini ketika ditanyakan
kepada Syaikh Yahya Al Hajuri, ada catatannya, ada kasetnya. Ini Abdul Hakim Abdat.
Jadi ikhwana fiddin a'azzakumullah
maka untuk selebihnya kalian harus mengkaji kitab-kitab bagaimana sikap Ulama terhadap
Ahlul bidah, karena ini yang paling ditakuti oleh Sururiyyin, kalau saja disini ada seratus orang,
diantara mereka ada Surury, tapi kita nggak tahu yang mana lalu antum ajarkan kitab-kitab
manhaj, dia akan panas, gelisah seperti jin diruqyah, imma lari, imma membantah, protes,
immma dia bingung, atau yang paling baiknya sadar saat itu, Alhamdulillah kalau begitu
Sehingga kajian manhaj itu sangat penting, atau khususnya. Karena manhaj itu luas sekali,
semua kitab-kitab para ulama semuanya manhaj. Kitab-kitab yang berbicara tentang sikap
Ahlus Sunnah terhadap ahlul bidah. Nanti kita akan melihat betapa jahatnya tokoh-tokoh yang
ditanyakan tadi ini. Jahat, sangat. Para ulama sedemikian kerasnya terhadap ahlul bid'ah dan
13
Yusuf Baisa yang beralamatkan di Jl. Suratno Cirebon ini kini menjadi tokoh yang berada di balik layar, namun sangat
berpengaruh pada daurah yang diadakan oleh Abdurahman Tamimi cs. Dia bisa merekomendasikan sekian nama untuk
hadir disana.
14
Corong Sururiyyin yang sejenis dengan Abdul Hakim dalam masalah bebas hijab adalah Abdullah Shaleh Hadrami
As-Sururi Al-Hizby sebagaimana akan datang bukti dan penjelasannya. Insya Allah-peny.
129
begitu hati-hatinya sampai memperingatkan umat untuk hati-hati terhadap mereka, ini malah
mengatakan, "Tidak apa-apa, mereka punya kebaikan", sehingga terlihat 180 derajat antara
para ulama dengan Sururiyyin ini, setelah kita membaca Seperti apakah kitabnya Lamuddurul
Mantsur, atau kitab yang baru saya dapatkan ini Ijma dari Para Ulama tentang Tahdzir terhadap
ahlul bid'ah terus kitab
Bahkan sesungguhnya pada kitab-kitab para Ulama yang berbicara tentang Manhaj Ahlus
Sunnah itu selalu ada bab khusus tentang bab wajibnya kita untuk menjauhi ahlil bid'ah , mesti ,
hampir setiap kitab As-Sunnahnya Al Barbahari ada keterangan tentang masalah itu, kemudian
Abu Utsman Ashobuni, Aqidatus Salaf Ashabul Hadits ada bab itu bahwa ciri Ahlus Sunnah
adalah benci terhadap Ahlul Bidah, dan menjauhi ahlil bid'ah dan mentahdzir ahlul bidah.
Dalam syarhus Sunnah dalam aqidatus salaf ashabul hadits, kemudian dalam Syariah Al-Ajurry,
kemudian Minhaj Firqatun Najiyah Ibnu Baththah, itu semua ada. Yang menunjukkan mereka
semua sepakat untuk memperingatkan umat dari ahlul bid'ah dan mentahdzir ahlul bid'ah,
membenci mereka, menghajr mereka, memboikot mereka dan tidak bermajlis dengan mereka,
itu sepakat. Sehingga apa yang mereka sebarkan dari prinsip-prinsip ikhwaniyyah dan
Sururiyyah ini, adalah sesuatu yang bertolak belakang dengan Sunnah Rasulullah, dan
bertentangan dengan 180 derajat.
Wallahu Ta'ala A'lam bish showab.
Subhanaka Allahuma wabihamdika ashadu ala ilahaila anta astagfiruka wa atubu ilaik,
Sekali lagi untuk lebih jelasnya dengan kajian kitab tadi.
Bolehkah Salafiyyin hadir dalam daurah Masyayikh Yordan yang diadakan Hizbiyyin?
Pertanyaan :
Bagaimana tentang subhat mereka yang menyatakan, bahwa mereka Salafy, kenapa tidak
mau menghadiri dauroh di Surabaya yang mendatangkan Syaikh Ali Hasan?, itu syubhat
yang sering mereka lontarkan kepada kita.
Jawaban Ustadz Muhammad:
Pernah ditanyakan tentang kepada Syaikh Yahya Al Hajuri tentang masalah Ali Hasan Abdul
Hamid yang datang ke Surabaya. Ditanyakan "bagaimana Syaikh, ada suatu majlis yang
didatangi Ali Hasan dan sebagainya, dari Urdun dan yang hadir di sana campur, ada ahlus
sunnah ada ahlul bidah, ada berbagai macam kelompok, sururi dan sebagainya. apakah
dibenarkan kami tidak datang ke sana, karena tidak mau ketemu dengan mereka, dengan ahlil
bid'ah
ini?
Kata Syaikh:
Ada mereka di sana? Wallahi saya berpendapat bahwa bukan saja boleh, tidak perlu
kamu duduk disana untuk hadir di majlis seperti itu. Kamu bisa hadiri majlis-majlis lain dari
para Ulama dan kamu bisa membaca kitab para Ulama, kamu bisa mendengarkan kasetnya,
dengan berbagai macam cara daripada kamu duduk dengan ahlil bid'ah. Sampai seperti itu,
dan beliau terheran-heran dengan Ali Hasan Abdul Hamid.
Wallahu Taala alam.
Pertanyaan :
Bagaimana dengan Abu Qatadah yang sedang mereka elu-elukan?
Jawaban Ustadz Muhammad:
Abu Qatadah ini sebuah contoh yang bagus untuk menunjukkan akibat duduk dengan ahlul
bidah. Abu Qatadah ini datang dari Yaman, dari Yaman mereka sudah sama-sama paham,
sampai datang ke Indonesia, diajak kakaknya ketemu Abu Nida, dan kemudian di sana ngobrol,
kemudian hilang nggak balik lagi. Abu Qatadah.
Jadi mereka merasa bangga punya lulusan Yaman, lulusan Syaikh ini. Karena merasa dapat
satu orang dari Yaman, karena yang belajar dari Yaman Salafiyyin semuanya, adapun
Sururiyyin, tidak cocok di Syaikh Muqbil, akhirnya pindah ke tempat Abul Hasan, seperti Sholeh
Suaidi, akhirnya sekarang, Abul Hasan ditahdzir, jadi nasib mereka tetap tidak berubah, mereka
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
130
ingin mendapat stempel Salafiyyin, namun setelah duduk di Syaikh tidak betah karena dibantai
terus sama teman-teman, kemudian pindahnya ke Abul Hasan, ternyata dengan bangga ditulis,
akan diisi oleh Sholeh Suaidi, murid Abul Hasan Al-Misri, na'am dauroh di Purwokerto, ana
bilang kasihan mereka nggak tau, Abul Hasan sudah ditahdzir dengan keras oleh para Ulama,
mereka mengelu-elukan orang yang sudah ditahdzir oleh para Ulama.
Abul Hasan kasar sekali ucapannya terhadap Syaikh Rabi dan kurang ajar betul, dan para
Ulama sudah marah kepada Abul Hasan, bahkan bukan Abul Hasannya, pembela-pembelanya
kena dan ikut jatuh, jatuh bareng, termasuk diantaranya adalah dai Yordan, wallahu alam siapa
yang dimaksud, karena yang disebutkan hanya dai Yordan, Urduniyyin, Yordan setelah
ditinggal Syaikh Albany lemah katanya. Sedang ramai pula di tingkat tinggi para Ulama, tentang
Abul Hasan15.
(Ceramah ini ditranskrip oleh ikhwan Bandung, dari kaset Ustadz Muhammad Umar As Sewed yang
direkam saat beliau ditanya oleh Abu Tsumamah, ikhwan Tangerang di rumah kediaman beliau, beberapa
bulan yang lalu. Transkrip ini sudah dikonfirmasikan kepada Ustadz Muhammad As-Sewed seusai beliau
Khutbah Iedul Adha di Perumnas Guntur, Cirebon, 10 Dzulhijjah 1424 H. Ustadz Muhammad Umar As
Sewed adalah Pengajar di PonPes Dhiyaus Sunnah Cirebon. Kaset/CDnya ada di TASJILAT ASSALAFIYYAH, Jl. Sekelimus VII No.11 Bandung, Telp. (022) 7563451). Sumber Asli :
http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=496)
15
Di situs sahab.net, ada kurang lebih 218 artikel yang khusus membahas tentang Dai fitnah ini!! Abul Fitan Al-Maribi
Al-Mishri-peny. Adapun daI LBI Al Atsary dan LData Jogjakarta, Aris Munandar, SS, masih tetap mengajarkan kitabnya
Al Wahhaj dalam kajiannya.
131
BAB VIII
IHYAUT TUROTS, KHILAFIYYAH
IJTIHADIYYAH?
(Baca : Kesediaan Seorang Dai Untuk Menjadi Tumbal Sensasional)
Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini, kami hadirkan kepada pembaca rahimakumullah
jejak-jejak kejahatan dan peperangan yang dilakukan oleh Ihyaut Turots melalui pion-pion
mereka yang ada di negeri ini, mereka bergerak dibawah bimbingan langsung Syaikh Ihyaut
Turots, Syarif Hazza. Transkrip dialog antara Syaikh Rabi Hafidhahullah dengan Ustadz
Usamah Mahri pada tahun 1996 ini menjadi saksi dan alat bukti sejarah yang sangat penting
tentang sepak terjang Ihya di negeri ini di saat permasalahan Manhajiyyah Ihyaut Turots
berusaha dikaburkan dan ditutup-tutupi hanya sebagai sebuah permasalahan ijtihadiyyah
semata! Ya, para pengekor hawa nafsu yang telah mengetahui kejahatan Ihya bahkan
sebagiannya adalah orang-orang yang sejak awal sudah terlibat langsung dalam peperangan
ini, mereka sekarang berusaha keras memanipulasi permasalahan manhajiyyah ini dengan
bersembunyi dibalik fatwa para ulama untuk mencuci tangan dan menetralisir bukti-bukti
kejahatan mereka. Allahul Mustaan.
Muhammad Arifin Badri Lc, MA adalah salah satu saksi kunci yang masih hidup ketika
peperangan ini terjadi. Dialah salah satu penerjemah dialog ini bersama Ustadz Abdul Muthi.
Sangat disayangkan bahwa dia sekarang telah bergabung dengan kelompok Hizbiyyun yang
dulu menjadi musuhnya!! Bahkan sekarang dia menjadi salah satu pembesar mereka. Inna
lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Lajnah Khidmatus Sunnah wa Muharabatul Bidah
Mempersembahkan sebuah rekaman dari hasil tanya jawab antara Al-Akh Usamah bin Faishal
Mahri salah seorang mahasiswa Jamiah Islamiyyah Madinah dengan Asy-Syaikh Al-Allamah
Doktor Rabi bin Hadi Al-Madkhali Hafidhahullah dengan via telepon pada hari Sabtu tanggal 16
Rabiuts Tsani 1417 H, bertepatan dengan tanggal 31 Agustus 1996 M yang dilaksanakan di
kantor redaksi Majalah Salafy, Degolan Yogyakarta pada pukul 12.30 WIB samapai dengan
selesai dan pada pukul 18.30 WIB sampai dengan selesai yang dilakukan dengan bahasa Arab.
Akhir kata, marilah kita simak tanya jawab ini secara seksama, semoga Allah SWT menjadikan
kita dari golongan orang-orang ( (
SY : Siapa ini?
US : Murid antum.
SY : Hayyakallah.
US : Apa kabar, ya Syaikh?
SY : Alhamdulillah baik dan bagaimana kabar kalian?
US : Bagus, Alhamdulillah, dan bagaimana kesehatanmu, ya Syaikh?
SY : Alhamdulillah, baik, semoga Allah menjaga antum
US : Ustadz Jafar mengucapkan salam kepadamu Syaikh.
SY : Jafar siapa?
US : Jafar bin Thalib16
SY : Bagaimana kabar dia?
US : Baik, Alhamdulillah, Ikhwan Salafiyyun juga baik
SY : Bagaimana dengan Ikhwan Salafiyyun?
US : Wallahi Alhamdulillah, mereka semua mengucapkan salam pada antum.
SY : Semoga mereka di tengah-tengah kalian dalam keadaan baik.
US : Wallahi mereka dalam keadaan baik, Alhamdulillah
16
Sangat memilukan, bahwa orang ini telah lari meninggalkan Salafiyyin. Semoga Allah mengembalikannya ke jalan
yang lurus. Amin.
132
SY : Hayyakumullah.
US : Kami memiliki beberapa pertanyaan, Syaikh!
SY : Ya!!!
US : Syarif Muhammad Hazza orang Mesir itu, Syaikh
SY : Ha!!!
US : Syarif Muhammad Hazza
SY : Ya!
US : Orang yang pernah saya tanyakan kepada antum.
SY : Ya!!!
US : Tersebar kabar di tengah-tengah kami bahwasanya antum memberikan tazkiyah untuknya,
apakah ini benar ya Syaikh?
SY : Tidak, tidak. Aku dulu pernah memberikan tazkiyah untuknya kepada Jamilurrahman akan
tetapi dia (Syarif) banyak melakukan kesalahan, sehingga aku tidak bisa meneruskan
untuk memberi tazkiyah kepadanya karena dia telah menyeleweng.
US : Benar.
SY : Ya, apa yang kamu ketahui tentang dia?
US : Bahwasanya dia mengatakan boleh membaiat para pemimpin jamaah-jamaah dakwah
hingga ada salah seorang ikhwan kita Salafiyyun mendebatnya dalam permasalahan ini
dan dia (Syarif Muhammad Hazza) membantahnya, bahwasanya ini adalah
permasalahan yang jelas17. Dan ketika dia ditanya tentang dalil dalam permasalahan ini
dia berkata:Hal ini tidak perlu dalil, apabila saya berkata kepadamu:Ini adalah siang hari,
apakah dibutuhkan dali? Dia bilang demikian.
SY : Allahu Akbar
US : Ya
SY : Allahu Akbar
SY : Kemudian perkataan yang lain selain perkataan ini?
US : Ia berkata bahwasanya perkataan antum ketika membantah Sayyid Quthb dan
bahwasanya dia mengkafirkan masyarakat, dia (Syarif) berkata: bahwasanya perkataan
ini tidak benar karena Sayyid Quthb tidak mengatakan demikian.
SY : Dia pendusta (kadzdzab)
US : Benar, dia pendusta
SY : Ya, dan yang lainnya?
US : Syaikh Jibrin, ya Syaikh
SY : Ya
US : Apakah benar dia dikeluarkan dari Haiah Kibarul Ulama?
SY : Tidak dia tidak termasuk Haiah Kibarul Ulama, dia tidak termasuk Haiah Kibarul Ulama,
dia termasuk Lajnah Fatwa
US : Dari Lajnah Fatwa Syaikh?
SY : Ya, dia dari Lajnah Fatwa
US : Dia telah dikeluarkan Ya Syaikh?
SY : Ha!!!
US : Dia telah dikeluarkan dari Lajnah Fatwa?
SY : Sekarang saya tidak tahu, saya tidak beranggapan demikian, akan tetapi dulu dikeluarkan
dan dimasukkan kembali.
US : Ya, kita dapatkan ini tertulis di kitab Quthbiyyah
SY : Baik, apakah Hazza memiliki hal lain selain ini?
US : Wallahi, saya tidak tahu, dia berkata: bahwasanya kitab Quthbiyyah tidak jelas dan
pengarangnya juga tidak jelas, maksudnya dia meragukan penisbatan kitab tersebut
SY : Karena dia adalah Quthbiy, karena dia dari golongan Quthbiyyah
US : Benar, perkataan antum benar, Syaikh!
SY : Ya peringatkan (agar hati-hati) darinya!
SY : Apakah dia dari anggota Ihyaut Turots?
US : Ya, dia dikirim kepada kita dari Jumiyyah Ihyaut Turots Kuwait
SY : Dan sekarang, bagaimana sikapnya terhadap orang-orang Ihya?
US : Bagaimana?
SY : Pegawai-pegawai, guru-guru (Ihyaut Turots), bagaimana sikapnya terhadap mereka?
17
Sebenarnya perkataan (bahwasanya ini adalah permasalahan yang jelas) adalah ucapan Ustadz Yusuf (Baisapeny) di hadapan Syarif Hazza dan dia tidak mengingkarinya bahkan dia yang mendatangkan alasan-alasan
dibolehkannya baiat tersebut.
133
US : Ya demikian, ketika orang-orang kita, Ustadz Jafar dan yang lainnya. Dai-dai Salafiyyin
menukil perkataan antum dan perkataan-perkataan ulama Salaf yang menjelaskan
penyelewengan-penyelewengan Abdurrahman Abdul Khaliq, Salman Al-Audah, dan Safar
Hawali, mereka tidak menerima dan membantah
SY : Hizbiyyun, Quthbiyyun, Ahlul Bathil!
US : Maruf, ya Syaikh
SY : Dan dari Jamaahnya Ihya?
US : Ya
SY : Dan dari Jamaah Abdurrahman Abdul Khaliq?
US : Ya
SY : Apakah telah sampai kepada kalian kitab An-Nashrul Aziz?
US : Ya, telah sampai pada kami
SY : An-Nashrul Aziz bukan Jamaah (maksudnya kitab Jamaatun Wahidah Laa Jamaaat)
US : Antum telah memberikan kepada kami 15 kitab, Syaikh. Dan telah kami bagi kepada duat
Salafiyyin, Jazakumullahu khairan
SY : Dari kitab An-Nashrul Aziz?
US : Sebelum liburan kami telah mengambil dari antum 15 kitab
SY : Mereka bisa mengambil faedah?
US : Kami telah mengambil faedah yang banyak, jazakumullahu khair ya Syaikh
SY : Alhamdulillah, akan tetapi Quthbiyyun tidak bisa mengambil faedah
US : Ya, mereka tidak mengambil faedah dan tidak mau ilmu
SY : Allahu Akbar
US : Benar, Allahul Mustaan semoga Allah memberi hidayah pada mereka
SY : Kamu senang di sana (Indonesia)?
US : Ya
SY : Kamu mau tinggal di sana atau mau kembali ke Jamiah (Universitas)?
US : Kami akan kembali ke Jamiah, Insya Allah
SY : Kapan kamu akan kembali?
US : Insya Allah seminggu atau sepuluh hari lagi
SY : Ya, dan jangan terlambat
US : Kami akan datang dengan membawa kabar, Insya Allah
SY : Apabila kamu dan teman-temanmu datang, tulislah segala sesuatunya
US : Insya Allah
SY : Kabar tentang Jumiyyah Ihya
US : Insya Allah
SY : Semoga Allah menjaga kalian
US : Jazakumullahu khairan. Assalamualaikum
SY : Waalaikumussalam ahlan wa sahlan hayyakallah
Telepon yang pertama selesai kurang lebih pada jam 13.30 WIB. Dan dilanjutkan telepon yang
kedua bada shalat Maghrib.
SY : Ya
US : Yang bicara Usamah, Syaikh
SY : Hayyakallah ahlan wa sahlan
US : Maaf Syaikh kami mengganggu antum
SY : Silakan
US : Begini Syaikh, kami mendapatkan selebaran tulisan Abdurrazzaq Asy-Syaiji
SY : Ya
US : Antum sudah melihatnya, Syaikh?
SY : Kitab apa?
US : Sebuah selebaran yang diambil dari sebuah majalah akan tetapi majalahnya dihapus.
SY : Apa isinya?
US : Dia berkata keji tentang antum, dia berkata bahwa kitab antum Manhaj Ahlas Sunnah wal
Jamaah fi Naqdir Rijaltidaklah lebih kecuali manhaj Ahlul Bida dan dia juga berkata
bahwa dia mengajak antum untuk berdebat yang diadakan oleh syabab (para pemuda)
dari kabupaten Ahmadi, akan tetapi antum tidak mau hadir dan tidak mau berdebat
dengannya
SY : Bantahlah dia (AsySyaiji) dengan menggunakan dukungan-dukungan yang diberikan oleh
Syaikh Ibnu Baaz, Al-Albani dan ulama-ulama Islam yang lain
US : Naam
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
134
135
136
1. Muhammad Arifin18
2. Abdul Muthi
Lajnah Khidmatus Sunnah wa Muharabatul Bidah
Ahad, 1 September 1996M/ 17 Rabiuts Tsani 1417H
------------selesai transkrip dialog ini-----------Muhammad Arifin, tidakkah engkau pernah mendengar ucapan seorang penasehat?
Dahulu
Aku menjadikanmu sebagai baju besi yang kuat
Agar kamu melindungi aku dari anak panah musuh,
(Tetapi) sekarang.
Engkaulah yang menjadi mata anak panah mereka
Dahulu
Aku mengharapkanmu sebagai penolong terbaikku
Ternyata
Tangan kanan ini tlah ditinggalkan tangan kirinya
Maka, inilah kenyataan sejarah kejahatan Ihyaut Turots di Indonesia yang hendak
disembunyikan dan dimanipulasi oleh Sururiyyin-Quthbiyyin-Turotsiyyin dan para simpatisannya
dengan menggunakan kedok Khilafiyyah Ijtihadiyyah!! Menjadi tumbal kejahatan Ihyaut Turots
untuk mencari sensasi? Allahu alam.
18
Saudaraku kaum Muslimin yang mencintai kebenaran dan Ahlinya, perhatikan baik-baik nama ini!! Benar, dia adalah
Muhammad Arifin Badri Lc.,MA semoga dia dan kita semua mendapatkan hidayahNya- yang sekarang menempuh
program Doktoral di Universitas Islam Madinah. Dia telah menemukan Hikmatud Dakwah dengan cara bergabung
bersama musuh-musuhnya!! Bahkan menjadi salah satu penggedhenya!! Maka kini dapat kita baca artikel tulisannya di
situs LBIA yang semula Dilema Tahdzir, Antara Sebuah Tuntutan Dakwah dan Tumbal Sensasi Seorang Da'I menjadi
Kejahatan Ihyaut Turots, Antara Tuntutan Dana & Tumbal Sensasi Seorang Dai? Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
137
BAB IX
UPAYA PENGHANCURAN
KREDIBILITAS ULAMA
Sejenak, pedang hujjah Ahlus Sunnah kita sarungkan. Tentu saja bukan kelelahan yang
menjadi alasan. Insya Allah akan kita buktikan bahwa hanya dengan pedang-pedang Hizbiyyah
(bukti-bukti dari sumber Hizbiyyin) sendiri yang selama ini mereka ayun-ayunkan kepada umat
ternyata sudah lebih dari cukup untuk membongkar dan membungkam kejahatan koalisi
dakwah Hizbiyyahnya. Mereka sendirilah yang telah menyuguhkan atraksi dan konspirasi
akrobatik berbagai elemen Hizbiyyah yang ada. Alhamdulillah. Betapa pedang Hizbiyyun
ternyata telah berbalik dan mengayun pada diri mereka sendiri dan ini adalah anugerah dari
Allah
kepada Ahlus Sunnah. Sesekali pedang hujjah Ahlus Sunnah kita ayunkan untuk
menambah sempurnanya kehinaan jaringan Hizbiyyah ini, Insya Allah. Jangan katakan kami
pendusta! Dari sumber Hizbiyyin sendirilah informasi ini berasal! Menggigit jari, itulah yang akan
terjadi biidznillah-, hanyalah cermin hizby yang kami bawakan.
Saudaraku kaum Muslimin, lihatlah bagaimana para Hizbiyyun-Irhabiyyun tanpa rasa
malu sedikitpun- memuat wasiat Syaikh Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad Asy-Syihhi
Hafidhahullah dalam majalah Neo-Adz-Dzakhiirah yang sesungguhnya merupakan cermin
bagi wajah hizby mereka sendiri :
....Mereka menyeru kepada dakwah Salafiyyah tapi dicampuri dengan syubhatnya Ikhwanul
Muslimin yang menyeru kepada persatuan (seluruh kelompok sesat-pent), atau kepada
Quthbiyyah yang menyeru kepada pengkafiran (kaum Muslimin-pent), atau kepada SururiyyahHizbiyyah. Bungkusnya Salafiyyah tapi bau dan rasanya tidak demikian, maka dakwah mereka
kepada Salafiyyah tercampur dengan manhaj/metode tertentu karena syubhat yang senantiasa
menemaninya pada waktu sebelum bertaubat dan sebelum dimusnahkan :
Yang ini menyeru kepada kepemimpinan (Hizbiyyah-pent) dalam berdakwah.....
Yang lain menghancurleburkan sebagian pokok manhaj Salafy dengan alasan hal tersebut
menyebabkan kerasnya hati, atau memutuskan hubungan persaudaraan....
Yang lainnya mengikrarkan pemikiran-pemikiran Quthbiyyah...
Yang lainnya menyeru kepada Hizbiyyah....
Yang lain lagi membawa pemikiran Tahyijiyyah (seperti Khawarij yang menyeru kepada
pemberontakan atau demonstrasi-pent)
Dan yang lain menggembar-gemborkan persatuan (di atas kebatilan-pen). Semua itu
mereka atas namakan Salafiyyah, hanya kepada Allah-lah kami mengadu -Inna lillahi wa inna
ilaihi rajiun. (Neo-AdzDzakhiirah Ed.13/ Th. III/ April 2005, hal.7).
Dengan izin dan kemurahan dari Allah, Insya Allah kita akan membuktikan bahwa tulisan
di atas merupakan hujjah yang mengena pada Hizbiyyun-Irhabiyyun-Sururiyyun-TurotsiyyunSurkatiyyun sendiri! Keadaan mereka tidaklah beranjak dan bergeser sedikitpun dari wasiat
Syaikh Ahmad bin Muhammad Asy-Syihhi Hafidhahullah yang mereka sebarkan sendiri!! Lebih
menyakitkan lagi (bagi Hizbiyyun ahlul batil) bahwa untuk membuktikan, membantah dan
membungkam kesesatan dan kejahatan Hizbiyyah mereka, ternyata hanyalah dihadapi oleh
beberapa gelintir anak-anak yang masih ingusan lagi bodoh seperti yang dikatakan sendiri oleh
Abdurrahman At-Tamimi di Yordania. Bukan karena anak-anak ingusan lagi bodoh itu memiliki
kelebihan, sama sekali bukan, tetapi karena Hizbiyyun-Sururiyyun-Irhabiyyun ini memiliki bau
dan rasa yang sangat menyengat. Bau khas Sururiy sebagai anak kandung Ikhwanul Muslimin
dengan aroma dinar Hizbiyyahnya. Allahul Mustaan.
Dalam kesempatan ini, tidak ada yang harus kami lakukan kecuali bersyukur kepada
Allah
sehingga tulisan ini dapat terselesaikan. Ini bukanlah hasil kerja satu-dua orang
tetapi merupakan buah dari kerjasama sekian banyak ikhwah yang terus membantu dengan
berbagai informasi yang up-to-date, penyediaan pustaka dan literatur hizbi, pengumpulan buktibukti yang sungguh sangat besar manfaatnya serta pengorbanan tenaga dan waktu mereka
semuanya jazakumullahu khairan katsira-, suatu upaya untuk merealisasikan firman Allah :
138
Dantolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. Al-Maidah:2)
Satu hal penting yang harus kita sampaikan juga kepada umat, bahwa tujuan pokok
penulisan ini adalah wujud dari rasa sayang dan pembelaan kita kepada segenap kaum
Muslimin. Sungguh Salafiyyin tidak akan pernah ridha (apalagi diam membatu!) dan rela ketika
melihat dan menyaksikan bagaimana kaum Muslimin dipermainkan dan ditipu daya oleh
jaringan dai-dai Salafy, mereka adalah serdadu yang dibon Muassasah Hizbiyyah yang
berani menempuh segala cara untuk mencapai tujuan batilnya! Mereka adalah centeng
sekaligus tameng untuk mencegah kebangkrutan Muassasah Hizbiyyah tersebut karena fatwa
dan peringatan Masyayikh Salafiyyin dari kesesatan dan perpecahan yang mereka sebarkan!
Sebagian lagi adalah dai-dai yang secara finansial memiliki backing yang cukup kuat, hanya
saja ikut menyatu dalam satu barisan, bahu-membahu, tolong-menolong, bela-membela,
beraliansi, berkoalisi dan berkolaborasi karena merasa cocok dan seperjuangan dalam
merealisasikan dakwah Hizbiyyahnya.
Salah satu tujuan utama mereka Sururiyyun- adalah untuk mendangkalkan
kecemburuan kita terhadap agama ini, menghancurkan sekat pembatas antara Al-Wala dan AlBara, mentalbis dan mengkaburkan hakekat perbedaan antara dakwah Salafiyyah dengan
dakwah Hizbiyyah serta Salafiyyun dengan Hizbiyyun. Dan akan anda sekalian lihat wahai
saudaraku- bahwa tujuan yang sangat penting dari dakwah mereka ini adalah untuk
memisahkan kaum Muslimin dari ulamanya yang pada akhirnya kaum Muslimin akan mereka
hancurkan sehancur-hancurnya! Ketika Hizbiyyun tiada mampu membendung fatwa dan
peringatan puluhan para Masyayikh Salafiyyin yang membongkar, menyingkap dan
menelanjangi makar keji, kebatilan, kesesatan dan strategi pemecahbelahan umat yang mereka
lakukan, taktik apa yang selanjutnya mereka terapkan? Ya, mereka memerankan dirinya dan
mengenakan topeng sebagai organisasi dan orang-orang Al-Khairiyyah, organisasi kebaikan
dan anak buah yang membantu kesulitan kaum Muslimin, membantu mendirikan masjid,
pondok, menjamin materi para dai plus. Strategi ini terbukti telah dan terus menghasilkan
kader-kader militan yang siap untuk berkilah ketika didatangkan fatwa dan bukti dari Masyayikh
tentang kesesatan induk semangnya dengan berdalil: yatapi kan mereka ini membantu
kaum Muslimin! Prinsip Al-Inshaf Sururiyyun-Quthbiyyun (dan keduanya adalah anak
kandung partai politik Ikhwanul Muslimin!) telah dihancurluluhkan dan disingkap kebatilannya
oleh para ulama Ahlussunnah wAlhamdulillah- dan sekarang gaya bahasa tetangga sebelah
yang lain agama, Missionaris (sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu kader hizby,
Abu Salma) yang mereka terapkan! Alangkah samanya hari kemarin dengan hari ini.
Demikianlah, ketika mereka tiada mampu membantah dan memungkiri kesesatan dan
kebatilan Muassasah Hizbiyyah dan juru siarnya yang telah dan akan terus disampaikan oleh
para ulama kita, maka dinardinardan dinar untuk membungkam umat yang digunakannya
dalam menghadapi fatwa para ulama. Fatwa puluhan ulama cukup mereka hadapi dengan
dalil:tapi kan mereka banyak membantu kaum Muslimin. Waspadalah wahai saudarakubetapa strategi ini hanyalah hasil cloning dari para Missionaris ketika memurtadkan umat Islam!
Bedanya, mereka ini Hizbiyyun- adalah bagian dari kaum Muslimin sendiri! Maka alangkah
jahatnya mereka! Sungguh peringatan Syaikh Muqbil Rahimahullah terhadap Ahlul Bidah
semacam Abdurrahman Abdul Khaliq haruslah kita perhatikan benar-benar ketika beliau
mensinyalir bahwa orang ini Abdurrahman Abdul Khaliq dengan Ihyaut Turotsnya- adalah
jongosnya Amerika! Betapa tidak, dia berani menghimpun dana dan menyebarkan hartanya ke
seluruh dunia untuk memecahbelah umat! Dan inilah hakekat nyata dari ucapan tersembunyi
kaki tangan Hizby bahwa : mereka ini membantu terpecah-belahnya kaum Muslimin!
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Walaupun mereka berasal dari faksi-faksi Hizbiyyah yang berbeda-beda, pada akhirnya
merekapun dapat berkumpul dan bersatu dalam suatu kegiatan karena memiliki induk semang
dinar yang sama sebagaimana akan kita tunjukkan buktinya. Bisa saja mereka berteriak
sebagai para dai Salafiyyin, hanya saja bukti dan perbuatan di alam nyata ternyata bertolak
belakang bahkan bertentangan dengan pengakuan fatamorgananya. Sururiyyin, itulah
mereka. Janganlah umat terkecoh dengan berita-berita bohong yang sengaja disebarkan oleh
Sururiyyin bahwa Salafiyyin Indonesia memusuhi Masyayikh Yordan, mengharamkan bermajelis
dengan mereka, ya Subhanallah- adu domba adalah salah satu taktik keji mereka! Secara
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
139
140
telah membongkar topeng dinar Hizbiyyahnya Abdurrahman Abdul Khaliq!! Dan kalian wahai
penadah dinar Hizbiyyah, masih juga punya nyali untuk memakai ceramah Syaikh Rabi agar
dikasih-sayangi sebagai Ahlus Sunnah?!
Apakah pernah terbersit di hati sanubari kalian bagaimana sebuah keluarga yang
sebelumnya rukun dan bahagia, bersatu, berjalan seiring dalam berdakwah di atas manhaj
Salaf sampai kemudian datang tangan-tangan kotor dinar Hizbiyyah celaka merenggut salah
satu anggota keluarganya, sehingga isak tangis dan penderitaan yang akhirnya dilalui?! Satu
keluarga saling bermusuhan karena dinar Hizbiyyah celaka yang kalian sebarkan wahai
Hizbiyyun?! Kebahagiaan keluarga tersebut telah dirampas oleh dinar celaka wahai Sururiyyun!
UMAT ISLAM SELURUH DUNIA DIPECAH BELAH OLEH DINAR HIZBIYYAH KALIAN, wahai
Turotsiyyun! Dan kalian hendak mengajari Ahlus Sunnah cara berkasih sayang, wahai
Dinariyyun?!
Perhatikanlah, katakan kepada mereka ucapan seorang penasehat. Dan haknya nasehat
untuk diperhatikan!
Sejak kapan manusia tahu dalam agama kita, bahwa dusta adalah sunnah yang
diajarkan?
Dan bolehnya makan dinar dengan cara Hizbiyyah?
Pundak memanggul, tubuhpun jatuh tersungkur
Wahai akal dan pikiran!
Tidak adakah diantara kalian yang mengingkari Hizbiyyah?
Ketahuilah
Masjid-masjid kita dihinakan dengan suara-suara dinar
Dan mereka
Memuliakannya dengan jualan tersebut!
Kalaulah bukan arak badan,
Sesungguhnya dia
Arak akal yang membuat mabuk kepayang
Lihatlah kepada Hizby pemakan dinar!
Setelah mereka memakan hati nuraninya
Hukumkan! Mana diantara dua arak yang paling benar..
Dinar Hizbiyyah ataukah dusta di sisi Allah?
Wahai kaum Muslimin, janganlah anda terkecoh oleh tipu daya mereka! Sungguh mereka
adalah musuh bagi Syaikh Rabi Hafidhahullah!! Mereka adalah musuh bagi Salafiyyin! Mereka
adalah musuh bagi kaum Muslimin!! Walaupun mereka telah berupaya menyusup untuk
kesekian kalinya ke dalam barisan Ahlus Sunnah! Dan sekarang dengan mengacungkan isi
ceramah Syaikh Rabi kepada kita!
TIDAKLAH KITA KATAKAN MUMAYYIUN KEPADA SIAPAPUN, KECUALI KEPADA
HIZBIYYUN-BUNGLONIYYUN-SURURIYYUN-TUROTSIYYUN-SURKATIYYUNIKHWANIYYUN!! Dan sekali lagi, kita katakan kepada mereka sebagaimana yang disampaikan
oleh Syaikh Rabi kepada Ustadz Usamah, Ini semua kita lakukan terhadap Ahlul Bidah dan
dai-dai yang jelek (Duatus Suu). Dan itu tidak pernah kita lakukan terhadap Ahlus
Sunnah(Transkrip Dialog dengan Syaikh Rabi, Penerjemah: Ustadz Abdul Muthi dan
Muhammad Arifin Badri, hal.05).
Dan bacalah kembali terjemahan kalian dari ceramah Syaikh:
Saya ingin mengingatkan kalian -wahai saudaraku- tentang dua hal: Pertama, Menjalin
persaudaraan sesama Ahli Sunnah seluruhnya. Wahai, Salafiyyun! Kasih sayang sesama
kalian...(Jalin Kasih Sayang - versi hizby at-turotsy, hal.18).
Kita tanyakan kepada mereka, :Apakah seruan Syaikh Rabi ini ditujukan kepada kalian wahai
Hizbiyyun-Sururiyyun-Turotsiyyun?!
Kedua, jauhilah faktor-faktor yang menyeret kepada dendam dan permusuhan,
perpecahan dan saling anti pati. Jauhilah semua ini.... Atau ada kemungkinan MEREKA
BERASAL DARI KUBU MUSUH YANG MENEMPATKAN SEORANG AKTOR UNTUK
MENCABIK-CABIK DAN MEMECAH-BELAH KALANGAN SALAFIYYIN. Demikian ini,
sama sekali tidak mustahil. Bahkan mesti terjadi. Barakallahu fikum(ibid, hal.19).
Saudaraku kaum Muslimin, sungguh kita sangat berterimakasih kepada Syaikh Muqbil
Rahimahullah dan Syaikh Rabi Hafidhahullah betapa beliau berdua bersama Masyayikh
Salafiyyin lainnya saling bahu-membahu dalam membentengi dan membela agama serta umat
dari jaringan pemecahbelah ini!! Sungguh kita sedang mendengarkan sebuah slogan Hindari
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
141
Benar-benar Ihyaut Turots mengambil fitnah ini sebagai strategi dakwah sesatnya! Sebagaimana hadits Ka'ab bin
iyadh : "Dijadikan kepada setiap umat ujian/fitnah, dan fitnah atas umatku adalah berupa harta". (HR Tirmidzi)
142
Apakah Syaikh Rabi Hafidhahullah sedang mengajari kita berkasih-sayang dengan Khawarij?!
Apakah Syaikh Rabi Hafidhahullah sedang mengajari kita berkasih-sayang dengan Mutazilah?!
Apakah Syaikh Rabi Hafidhahullah sedang mengajari kita berkasih-sayang dengan Khurafi?!
Apakah Syaikh Rabi Hafidhahullah sedang mengajari kita berkasih-sayang dengan
Jahmiyyah?!
Apakah Syaikh Rabi Hafidhahullah sedang mengajari kita berkasih-sayang dengan Hizbiyyin?!
Kalau anda sekalian jujur, tentu akan mengatakan: TIDAK, maka sungguh dalam uraian
selanjutnya, anda akan mendapatkan bukti bagaimana Syiah, Khawarij, Khurafi dan Hizby yang
diperintahkan oleh Syaikh Rabi agar dicampakkan, ternyata oleh Ahmad Surkati (sang AlAllamah, Syaikh Salafiyyin) masih diyakini sebagai golongannya!! Apakah ada pilihan lain bagi
kita selain mencampakkannya?!
Perhatikanlah, bagaimana Syaikh Rabi memberikan julukan-julukan buruk bagi para penyesat :
Kemudian tatkala tokoh-tokoh sufi, SETAN-SETAN (DALAM BENTUK MANUSIA)
menyadari bahaya metode dan manhaj dakwah ini bagi mereka(Jalin Kasih Sayang
-Turotsy, hal.15).
Apakah Syaikh Rabi sedang mengajari kita -Salafiyyin Ahlus Sunnah- untuk berkasih sayang
dengan tokoh-tokoh sufi?! Tidak!
Ingatlah wahai saudaraku, ketika mereka mendatangkan Abdurrahman Abdul Khaliq ke
Tengaran! Ingatlah ketika mereka bersatu bersama Syarif Hazza memerangi Salafiyyin!
Ingatlah ketika Syarif Hazza melecehkan Syaikh Al-Albani! Ingatlah ketika mereka dengan nada
sinis mengatakan bahwa Syaikh Rabi Hafidhahullah adalah ulama kecil sebagai kamuflase
untuk menolak nasehat dan peringatan Beliau akan bahayanya Sururiyyin! Ingatlah wahai
saudaraku bagaimana mereka menerjemahkan dan menyebarkan selebaran Abdurrazak AsySyaiji (murid petinggi Ihyaut Turots Abdurahman Abdul Khaliq) yang mencaci-maki Syaikh Rabi
Hafidhahullah!20 Ingatlah pula dengan perkataan Syaikh Rabi:Dia pendusta dan Syarif
Hazza mubtadi seperti dia..Kalian tahu itu? INI SEMUA KEDUSTAAN DAN REKAYASA.
SEMOGA LAKNAT ALLAH ATAS MEREKAMAKA SEBARKANLAH PERKATAAN INI
(Transkrip dialog Beliau dengan Ustadz Usamah, hal.04-05).
Dan tahukah pembaca sekalian isi dari selebaran keji tersebut? Mereka katakan bahwa
Kitab Syaikh Rabi yang berjudul Manhaj Ahlus Sunnah fi Naqdir Rijal tidak lebih kecuali hanya
Manhajnya Ahlu Bida!! Dan sekarang bahkan mereka bagikan secara gratis transkrip ceramah
Syaikh Rabi, tidakkah anda merasa janggal?! Ada apa sebenarnya?! Makar apa lagi yang
mereka sembunyikan?!!
Demi Allah wahai saudaraku, betapa licinnya mereka ini! Merekalah yang dulu
menerjemahkan dan menyebarkan selebaran Syayiji yang mencaci-maki Syaikh Rabi! Dan
sekarang mereka pula yang membagi-bagikan secara gratis ceramah Beliau untuk
membungkam Salafiyyin agar berhenti dari mengungkap berbagai kejahatan Hizbiyyahnya!!
Ketika Syaikh Rabi Hafidhahullah memperingatkan Salafiyyin akan bahayanya
bermuamalah dengan Hizbiyyin, apa kata mereka? Itu kan fatwa Syaikh Rabi bin Hadi yang
menyatakan tidak bolehnya bermuamalah dengan Hizbiyyah! Inilah kelicikan mereka!
Manakala fatwa para ulama tidak sesuai dengan Nafsu Hizbiyyahnya, mereka lemparkan
fatwa tersebut ke belakang punggungnya; dan ketika fatwa Masyayikh bisa dicocok-cocokkan
dengan hawa nafsunya, mereka ambil dan selewengkan sekehendak kemauan dan insting
Hizbiyyahnya!
20
143
144
Beliau?! Musuh yang sangat keras penentangannya terhadap Salafiyyin dan dakwah
Salafiyyah?! Allahul Mustaan.
Karena itulah, tabir kejahatan Hizbiyyah mereka harus terus disingkap dan diterangkan
dengan bukti-bukti ilmiyyah yang ada!! Apakah mendiamkan masalah ini termasuk nasehat?
Amanah? Berpegang teguh pada Kitabullah dan Sunnah? Akhlak yang mulia dan adab yang
tinggi? Ataukah termasuk kebohongan dan khianat?! Kita berani mengatakan hal ini walaupun
orang-orang yang cenderung kepada kesesatan dan Hizbiyyah akan berprasangka yang bukanbukan dan akan menyebarkan isu-isu yang bermacam-macam. Sesungguhnya orang yang
miskin ini, penyusun, telah berupaya untuk mengatakan yang benar dan menulis dengan
sesuatu yang baik. Di sisi lain, dia tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Namun
demikian, para ulama Salaf tetap merupakan teladan dan cermin bagi kita semua.
Mereka (Rahimahumullah) telah mengorbankan harta maupun jiwanya dengan
melakukan pembelaan (yang sungguh sangat mulia) luar biasa terhadap agama ini sehingga
dengan amal baik tersebut, kita (masih tetap) dapat menikmati ajaran-ajaran Islam yang
bersumber dari mata air yang murni, yang membedakannya dengan ajaran dan pemahaman
bidah yang sesat dan Hizbiyyah yang membinasakan. Alangkah jauhnya kedudukan kita
dengan mereka. Berjilid-jilid kitab dan beratus-ratus artikel yang menyingkap tabir kesesatan
dan penyimpangan berbagai kelompok sesat yang ditulis sejak dahulu oleh para Masyayikh
Salafiyyin membuktikan wujud kasih sayang mereka kepada kita, umat Islam. Bukti nyata
pembelaan mereka terhadap Islam, ketidakrelaan terhadap berbagai pemahaman asing dan
bidah yang berusaha disusupkan oleh musuh-musuh Islam. Mereka tidak rela jika umat ini
ditipu daya oleh kejahatan yang dihiasi keindahan, serta kesesatan yang diatas namakan
kebenaran ataupun kemungkaran yang diselimuti oleh kelembutan.
Dan sekarang, orang-orang rifqan dan mawaddah itu telah menunjukkan wajah aslinya, ya
wajah serigala! Sang Hizby Pendusta. Naudzubillah minal Hizbiyyah.
Kenapa tidak tahan lagi bersembunyi lebih lama di balik bulu-bulu dombanya 21? Pembaca
harus memahami bahwa seusai pidato Abdurrahman At-Tamimi yang heroik di Yordan,
Hizbiyyin benar-benar merasa di atas puncak kemenangan, suatu kegirangan yang tiada tara.
Palu godam serasa telah dihantamkan ke kepala-kepala Salafiyyin Indonesia. Di Markaz AlAlbani! Di hadapan kurang lebih 1000 orang penuntut ilmu dan ulama berbagai negara!! Di
forum Muktamar Masyayikh Salafiyyin!! Momen apalagi yang lebih besar daripada kesempatan
emas seperti ini?! Dan hasilnya? Sang Pahlawan dielu-elukan dimana-mana, decak kagum
menghiasi bibir-bibir mereka! Seringai kemenangan mengiringi langkahnya! Teks ceramahnya
disebarkan ke seluruh penjuru dunia! Momen ini seolah melengkapi kesempurnaan
kemenangan setelah lebih dulu menggenggam surat kuasa 4 ulama Yordan.
Dalam suasana yang penuh euforia riang-gembira inilah Salafiyyin memblow-up buktibukti konspirasi Hizbiyyahnya, keterkaitan Muassasah-Muassasah Hizbiyyah di negeri ini
dengan markaz besar mereka di Kuwait dan Saudi, aliansinya dengan jaringan Hizbiyyah
lainnya di dalam negeri seperti PK Al-Ikhwani, Jamaatul Jihad-nya Abubakar Baasyir, bukti
betapa diantara dai-dai Muassasah Hizbiyyah yang berbeda-beda tersebut saling bantu, saling
berpromosi, bahu-membahu bersama-sama berjuang mengibarkan bendera dakwah dinar
Salafy-nya, saling berpilin dan berkelindan dengan petinggi-petinggi Ikhwanul Muslimin serta
disingkapnya berbagai bukti kedustaan isi pidato sang Pahlawan (kesiangan).
Tidaklah setiap bukti-bukti kejahatan Hizbiyyah ini kita ungkapkan satu demi satu, kecuali
akan semakin menambah bobot kejahatan dari kedustaan sang Pahlawan kesiangan, serta
semakin menambah pula lembaran-lembaran fitnah yang diarahkannya kepada Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab yang telah dituduhnya mempengaruhi dakwah Ahmad Surkati
21
Syaikh Ahmad An-Najmi menyatakan:..Adapun perbuatan orang-orang Hizby itu tidak diragukan lagi sebagai suatu
perkara yang batil dan sesat. Kita berdoa kepada Allah agar memberikan hidayah-Nya kepada kita dan mereka.
Sebagian Salaf pernah berkata:
Barangsiapa yang menyembunyikan aqidahnya dari kami, tidak akan tersamarkan dari kami rekan-rekannya
Yaitu dia tidak bisa menyembunyikan orang yang menjadi kawannya; Kalau dia datang dan pergi bersama orang-orang
Hizby berarti dia orang Hizby sepertinya. Oleh karena itu berkatalah seorang Penyair:
Seseorang dikenali dari orang lain
Bila keduanya berjalan bersama
Seperti disamakannya sandal dengan sandal
Bila keduanya serupa
Sesuatu dikiaskan dengan yang lainnya
Bila keduanya serupa
Dan hati dengan yang lainnya menjadi tampak
Bila berjumpa
Kita memohon kepada Allah agar memberikan taufik-Nya kepada seluruh kaum Muslimin.(Menyingkap Kejahatan Aliran
Sesat, hal.114-115)
145
dalam pidatonya di Yordania!! Lebih mantap lagi, bukti-bukti itu kita ambilkan dari sumbersumber Hizbiyyin sendiri. Sebagian situs mereka telah dimatikan, bukti-bukti lainnya dihapus
untuk mengecoh umat, sebagai upaya untuk menghilangkan jejak-jejak Hizbiyyahnya!! Langkah
ini mereka tempuh seiring dengan diblow-up nya bukti-bukti tersebut. Tetapi pembaca sekalian
masih dapat menyaksikan bukti ini Alhamdulillah- di situs Salafiyyin karena bukti tersebut
sudah lebih dulu dikarantina demi keamanan kita bersama serta sebagai bukti ilmiyyah atas
kedustaan dakwah mereka. Akhirnya, ajian terjun bebas-lah yang terjadi,
Membubung tinggi ke angkasa (fatamorgana)
Seringai kemenangan mengiringi sang Pahlawan (kesiangan)
Sesaat kemudian
Jatuh keras dan menghujam ke sukabumi (tanah)
Maka
Terkaparlah sang Pecundang
Di atas pangkuan ibu pertiwi
WAlhamdulillah-- semua bukti itu dapat membalikkan gambaran-gambaran palsu yang
berusaha ditanamkan kepada umat. Hanya sekejap tidak lebih- sang Pahlawan berubah
menjadi sang Pecundang. Maka betapa murkanya si Pembesar Hizby. Akhirnya serigala itupun
melepas bulu domba yang selama ini dikenakannya, ya bulu rifqan dan mawaddah yang
selama ini ditenteng kesana kemari untuk mengecoh umat dari wajah mereka yang sebenarnya.
Kalimat KEMATIAN telah diarahkan kepada penulis dan pengoreksinya! SUMPAH LAKNAT
telah keluar dari lidah dustanya!! Tantangan MUBAHALAH menggelegak tiada terkendali!!
TUDUHAN HADDADIYYAH telah meluncur dari pengekor kedustaannya!!
Ya Subhanallah!!
Inikah hasil dari mempelajari RIFQAN-nya Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad? Tidak!!
Bahkan ini adalah bukti tersingkapnya makar Hizbiyyin dalam menghancurkan kredibilitas
Masyayikh Salafiyyin!!
Inikah manfaat dari MAWADDAH-nya Syaikh Rabi bin Hadi Al-Madkhali? Tidak!!
Bahkan ini adalah upaya yang sangat keji untuk menghancurkan nama baik Beliau!!
Ketika Hizbiyyin tidak mampu mendekati Syaikh Rabi untuk meniupkan racun-racun
Hizbiyyahnya, makar keji berikutnya telah dipersiapkan. Karya-karya Syaikh-lah yang kemudian
mereka kerjai. Pastikan bahwa ini adalah upaya pembusukan dan penghancuran kredibilitas
Masyayikh Salafiyyin!! Lain tidak. Inilah beberapa bukti pendukungnya:
146
Syaikh. Tukang Sortir, itulah nama kerennya, penghadang materi-materi pertanyaan yang dapat
membuka kedok Hizbiyyah mereka, yang dapat menyebabkan kebangkrutan dakwah
Hizbiyyahnya.
Setelah namanya melejit di internet sebagai dai pramuka di sini senang di sana senang
serta seusainya acara daurah Masyayikh Yordan akhir 2004, dia mengumumkan taubat politik
dan melepaskan diri dari keterkaitan partai dengan bahasa yang politis, salah satu partai
politik, tidak sebagaimana ketika dia secara terang-terangan mendukung Partai Keadilan AlIkhwani dan menyuruh anak didiknya untuk mencoblos partai tersebut!! Rupanya masih ada
kekhawatiran ditinggalkan oleh teman-teman Ikhwaninya, jika dia menyebutkan secara jelas
nama partai politik yang dimaksud. Dia hendak berlindung di balik kalimat :Orang yang cerdas
adalah orang yang mengetahui maksudnya tanpa disebutkan namanya
Kita katakan: Orang yang licik adalah orang yang terang-terangan membela Partai Keadilan AlIkhwani, tetapi ketika menyampaikan taubat politiknya justru dia tidak berani menyebutkan dari
partai apa dia berlepas diri!
Dalam Taubat Politiknya yang terekam di CD, dia telah melemparkan talbis iblis kepada
umat dengan menyatakan :
Kemudian yang ke-27. Ada fitnah, fitnahnya seakan-akan Salafiyyin itu pecah, seakan-akan
Salafiyyin itu pecah. Saya sering merenungkan masalah ini, ternyata tidak ada perpecahan oleh
Salafiyyin, itu tidak ada. Karena kalau kita mau jujur, ternyata semuanya sama, ajarannya,
kitabnya sama, gurunya sama, semuanya sama. Perpecahan tidak ada, yang ada hanyalah
mungkin kesalahpahaman, kesalahpahaman. Mungkin itu terburu-buru menghukumi sebelum
tabayyun22 dan yang lainnya. Perpecahan tidak ada. Jadi Salafiyyin dimanapun mereka berada,
mereka itu satu, ajaran yang satu, hanyalah perbedaan-perbedaan yang masalah furuiyyah,
terjadi kesalahpahaman. Demikianlah, dai Pramuka berusaha mendangkalkan permasalahanpermasalahan prinsip dan manhaj hanya sebagai masalah-masalah furu!
Jawaban kita:Mabda yang seperti ini (mentolerir khilaf dalam perkara ushul sebagai khilaf
yang diperbolehkan-pen) terlalu banyak yang menyebarkannya. Mabda yang menyatakan
bahwa khilaf ini adalah khilaf yang biasa saja tidak mengharuskan kita untuk berpecah
belah, banyak dari khutthab, para penulis. Di Indonesia ini seperti tokoh Al-Irsyad AsSurkati yang sudah ana sebutkan dari majalahnya Adz-Dzakhirah dengan tegas
menyatakan : (lihat teks lengkapnya di bab XIV KALAU MATAHARI TELAH TERBIT DARI
BARAT, BARULAH SAYA AKAN BERPALING DARI AL-IRSYAD !!)
Semua harus bertaawun kata Surkati. Nah kalau ada Khawarij ya Khawarijnya kita, ini adalah
bantahan kepada mereka. Irsyadiyyun-, yang mengatakan bahwa As-Surkati terpengaruh oleh
dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah dalam perkara Uluhiyyah bahkan
dia kayak orang kebakaran jenggot ketika ada yang mengatakan bahwa anta adalah Wahabi,
dengan tegas dia membantah.
Di dalam Adz-Dzakhirah juga menyatakan bahwa saya sama sekali tidak ada kaitan dengan
dakwah yang keras itu, dakwah Musyaddidah itu, dakwah Wahhabiyyah. Jangankan ada
keterkaitan, mengenalpun tidak. Ini adalah bantahan min lisani qaumin. Faqoth syahida
syahidun min ahliha, tahu syahida syahidun min ahliha? Yakni telah bersaksi orang dalam
sendiriluar biasa.
Fa haula-i, Irsyadiyyun semacam Abdurrahman At-Tamimi adalah penipu-penipu umat, naam.
Mubarak Bamuallim adalah penipu-penipu umat, Yazid Jawaz penipu-penipu umat (dan
Abdullah Hadrami adalah penipu-penipu umat-peny) . Kalau seandainya mereka nggak tahu, in
kunta la tadri ya akhi fa tilka mushibah. Bagaimana dia jahil tentang orang yang ente bela-bela?
22
Sururi ini benar-benar telah dinasehati oleh Asatidzah, bahkan beberapa saat sebelum balik ke Indonesia, dia telah
berkunjung ke Yaman (Mahad Syaikh Muqbil Rahimahullah) dan menemui Salafiyyin di sana, salah satunya Ustadz
Abdus Shamad. Belum lagi balik ke Indonesia, bahkan walaupun di sekelilingnya adalah Salafiyyin dari berbagai
negara, di Mahad Syaikh Muqbil Rahimahullah, ternyata bibit-bibit ketidakberdayaan telah tergambar dengan jelas!!
Apakah engkau hendak memungkiri kesaksian ini wahai Abdullah?! Hizbiyyin juga berkata:Apakah kalian sudah
menasehati dai-dai yang kalian katakan secara sepihak sebagai Sururi? Kita jawab talbis ini sebagaimana jawaban
Syaikh Muhammad bin Hadi Hafidhahullah: Tidak, penjelasan (al-bayaan), penjelasan telah disampaikan kepadanya
(para pemuda), nasihat justru untuk kemaslahatan dirinya. Tidak ada kaitan antara peringatan dan antara mengajaknya
(ke jalan yang benar), yakni, MENYERU DIA KEPADA KEBENARAN adalah satu topik, dan MEMPERINGATKAN DARI
DIA adalah topik lain yang terpisah(Manhaj Sana-Sini dalam Sorotan Ulama (II), www.salafy.or.id/print.php?
id_artikel=531).
147
Yang tidak semestinya anda jahil dalam perkara ini, wong bukunya ada, majalahnya ada,
statemen-statemennya ada. Wa in kunta tadri fatilka mushibah, adham!
Kalau anda Yazid Jawaz, At-Tamimi Abdurrahman dan yang lainnya itu dalam keadaan tahu
dan anda sembunyikan perkara ini, berarti mushibahnya lebih besar, hadza khianat!
Barakallahu fiikum. Ternyata apa yang disebutkan oleh muallif bahwa statemen-statemen
seperti tadi yang menyerukan dan mengajak umat untuk bersatu padu bertaawun walau
berbeda-beda manhajnya walaupun berbeda aqidahnya karena itu adalah khilaf tanawwu,..
(Kajian Kitab Al-Quthbiyyah 06, Ustadz Luqman Baabduh).
Hari Ahad (Abdullah Hadrami) memusatkan dakwahnya di Masjid As-Salam jalan
Bendungan Riam Kanan no 13, telp.572538. Kami lampirkan pula jaringan dai-dai yang terkait
dengan kelompok Hizbiyyah-Sururiyyah di kota Malang agar nampak jelas keterkaitannya
dengan Masrukin (baca:Majruhin) Kediri, Abdullah Amin, Agus Hasan Bashari, M. Syukur, Sahri,
Ibnul Mundhir, Amrozi). Kami ajak pula agar Salafiyyin di berbagai kota mengumpulkan daftar
lengkap kajian mereka dan pada akhirnya kita publikasikan kepada umat agar mewaspadai
kajian yang diselenggarakan oleh jaringan Hizbiyyahnya. Insya Allah akan terkumpul bundel
informasi : Jadwal Kajian Hizbiyyin-Sururiyyin yang harus Dijauhi oleh Umat, Waspadalah!
[Nama file Lampiran 2_Sururi Malang Club .jpg-ed]
Program Daurah telah dicanangkannya pada tanggal 22-24 Mei 2005, di Masjid Raden
Patah Unibraw Malang dengan bintang tamu Abdul Hakim Abdat dan Agus Hasan Bashari
sendiri. Tahun 2004 Abdullah dai gaul Hadrami dipakai oleh Masjid Al-Irsyad Surabaya
(Markaznya Abdurrahman At-Tamimi) untuk mengisi khutbah Jumat pada tanggal 30/01, 12/03
dan 16/07, khatib lainnya adalah Gubernur PK Ikhwanul Muslimin Jawa Timur Rofi Munawar,
Lc (Lampiran 3, nama file Lampiran 3a_Khatib_Masjid_AlIrsyad 2004.jpg, Lampiran
3b_Khatib_Masjid_AlIrsyad 2005.jpg dan Lampiran 3c_Khatib_Masjid_AlIrsyad 2006.jpg)!! Lihat
juga bahwa tahun 2005 dan 2006-pun mereka ini dipakai oleh Al-Irsyad!!
Pembaca dapat membuktikan di situs mereka (Salafi.or.id/Salafindo.com) bahwa Masjid
ini adalah markaznya Abdurrahman At-Tamimi, bahkan di situ tertulis lengkap jadwal kajian via
internet yang diasuh oleh Salim Ghanim tiap Selasa bada Maghrib; Abdurrahman At-Tamimi
tiap Rabu bada Maghrib; Mubarak Bamuallim tiap Kamis bada Maghrib. Satu fakta lagi
terungkap siapa yang dimaksud dalam ceramahnya di Yordan:..banyak diantara mereka
bergabung dengan (kelompok-kelompok Hizbiyyah) dan yang berada pada barisan
terdepannya adalah Partai Keadilan Al-Ikhwani, ternyata Abdurrahman At-Tamimi sendirilah
orangnya!!
Apa yang dilakukan oleh Abdullah Hadrami, si daI gaul ini? Dia adalah corong
kesesatannya Aidh Al-Qarni!23 Berpromosi-ria dengan acara bedah buku La Tahzan bersama
rekan-rekan Ikhwaniyyin!! Aidh Al-Qarni adalah petinggi Sururiyyin yang sangat berbahaya!
Teroris pemikiran! Memuji Hasan At-Turabi sebagai seorang pemikir yang cerdas, yang
kecerdasannya, kekuatan hafalan serta kedalaman ilmunya sangat mengagumkanku, akan
tetapi pendalaman ushulnya bukan di atas manhaj Ahlus Sunnah. Walaupun demikian,
sikapnya di Sudan serta pengaruhnya patut untuk disyukuri. At-Turabi adalah dedengkot
Ikhwanul Muslimin Sudan, orang yang tidak memiliki rasa malu dan takut kepada Allah ketika
menyatakan24:Seorang muslimah boleh menikah dengan orang kafir, bolehnya ikhtilath dalam
satu universitas Islam di Um Darman, dukungannya terhadap revolusi Khomeini ar-Rafidhi dan
ucapannya bahwa jika berada dalam lingkup negara dan satu perjanjian, boleh bagi seorang
Muslim untuk mengganti agamanya (Al-Irhab, Syaikh Zaid Al-Madkhali, hal.114), dia pula yang
berkata:SEHARUSNYA UNTUK PERKARA AQIDAH TIDAK BERADA DI ATAS PEMAHAMAN
SALAF DAN TIDAK PULA DI ATAS PEMAHAMAN KALAMIYAH (Al-Irhab, catatan kaki no.79,
hal.114). Petinggi kesesatan besar Ikhwanul Muslimin seperti inilah yang dikagumi oleh Aidh AlQarni!
Dan sekarang, mari kita baca kata pengantar dari penerbit buku La Tahzan dalam versi
bahasa Indonesia,Adalah Aidh Al-Qarni yang dalam usianya yang baru empat puluh tahun 3
tahun mendatang, ia sudah termasuk sosok yang sudah kenyang makan asam garam.
DENGAN TUDUHAN TIDAK BERDALIL, DIA PERNAH DIJEBLOSKAN KE DALAM PENJARA
(Qisthi Press, Jl.Menur Blok Z No.7 Duren Sawit, Jakarta Timur 13440, Tlp/Fax (021) 8610159;
E-mail: qisthipress@hotmail.com, hal.vii, 2004).
23
148
Lihatlah wahai kaum Muslimin bagaimana tuduhan Hizbiyyun terhadap pemerintah Muslim
Saudi Arabia! Memenjarakan petinggi Sururiyyun dengan berbagai pemikiran sesatnya,
menjauhkannya dari umat agar tidak tertipu oleh kesesatan Hizbiyyah yang dibungkus oleh
permainan bahasa dan sastra!! Dan mereka katakan tidak berdalil?! Tidak, ini adalah bentuk
pembelaan Hizbiyyun-Ikhwaniyyun terhadap petinggi Sururiyyun! Demi Allah mereka adalah
Hizbiyyin pendusta!!
Kalau mereka membela diri, Aidh Al-Qarni sudah bertaubat (katanya)!! Kita katakan:
Sesungguhnya taubatnya itu (kalau memang benar) adalah urusan antara dia dengan Allah
! Adapun kitab-kitabnya dan syair-syair tikamannya terhadap para ulama Salafiyyin masih
tetap tersebar di kalangan umat, dipelajari dan dikagumi oleh orang-orang yang tertipu oleh
dakwah Hizbiyyah-sesatnya. Maka tetap harus diterangkan kepada umat kesesatan-kesesatan
yang terkandung di dalam ucapan maupun kitab-kitabnya! Ingatkah anda bahwa Muhammad
Surur ketika merongrong dakwah Salaf juga mengaku sudah keluar dari Ikhwanul Muslimin?!
Abdurrahman Abdul Khaliq ketika mencabik-cabik dan memecah-belah kaum Muslimin juga
mengaku sudah bertaubat dari Ikhwanul Muslimin?! Bahkan dia bela Yusuf Qaradhawi matimatian justru setelah menulis surat menyatakan taubatnya kepada Syaikh Biz Bazz! Bahkan
yang memperingatkan umat dari kesesatan Qaradhawi-pun balik dituduhnya sebagai Khawarij!
Sesungguhnya Masyayikh Salafiyyin sudah berbicara tentang kesesatan Aidh Al-Qarni,
adapun (kalau benar) dia sudah bertaubat, maka Alhamdulillah, Ahlan wa Sahlan.
Wahai Abdullah buktikan kepada kita bahwa Aidh telah berlepas diri dari tikaman-tikaman
Syairnya dan keindahan bahasa beracunnya yang dilancarkannya kepada Masyayikh
Salafiyyin! Tikaman yang sungguh sangat menghinakan dan membikin marah Salafiyyin seluruh
dunia!! Buktikan bahwa dia telah bertaubat dari pujiannya terhadap petinggi-petinggi Ikhwanul
Muslimin!! Al-Maududi Ar-Rafidhi dibelanya!! At-Turabi dipujinya!! Buktikan secara ilmiyyah
sebagaimana ciri dan sikap Ahlus Sunnah!! Atau engkau ingin ucapanmu dipercaya sementara
dirimu tetap bergandengan tangan dan berjalan seiring dengan dai-dai Hizbiyyin-SururiyyinTurotsiyyin?! Sesungguhnya....perahu itu tidak akan berlayar di atas daratan!!
Kalaupun dia benar sudah bertaubat -Alhamdulillah, tetap tidak ada halangan Syari bagi
Salafiyyin untuk menerangkan kesesatan-kesesatannya, agar kaum Muslimin tidak mengikuti
langkahnya dan terjerumus ke lubang yang sama. Lebih-lebih lagi informasi taubatnyabersanad hizbi!! Waspada, hanya itu pilihannya. Apakah dirimu wahai Abdullah Hadrami, ketika
mempromosikan bukunya juga menerangkan kepada umat bahwa Aidh ini idola para Ikhwanimemiliki virus Aidh yang dapat membinasakan umat? Kalau engkau memperingatkannya,
tentu tidak akan sampai tiga kali acara bedah bukumu bersama Ikhwaniyyin itu! Kenapa?
Setelah acara bedah buku yang pertama, tentu dirimu telah di-PHK oleh mereka (Ikhwani)!! Dan
kenapa yang dipilih oleh rekan Ikhwani-mu untuk dibedah adalah buku Aidh Al-Qarni dan
bukannya karya Masyayikh Salafiyyin yang jelas-jelas tsiqah?! Karena dia adalah pahlawannya
Ikhwanul Muslimin! Idolanya Sururiyyin!! Engkau hendak mengingkarinya wahai Abdullah?!
Allahul Mustaan
Di kitab Al-Awashim mimma fi Kutubi Sayyid Quthb minal Qawashim karya Syaikh Rabi
Hafidhahullah, pembaca akan dapat menemukan kenyataan bahwa pengaruh Hasan At-Turabi
yang patut disyukuri menurut Aidh Al-Qarni -yang merupakan hasil dakwah Ikhwanul Muslimin
Sudan- adalah :
Anda akan melihat keberanian rakyat Sudan dalam mengambil haknya dan agar melihat
gaung Islamnya Ikhwanul Muslimin yang tercermin dalam dakwah menuju Wihdatul Adyan
(persatuan agama) dan melihat dengan mata kepala mereka betapa gereja-gereja berdiri
megah. Orang-orang Nasrani bebas untuk mendapatkan posisi tertinggi dalam pemerintahan
Ikhwan dan agar mereka mendengar dan melihat program-program kristenisasi yang
dikumandangkan di radio-radio siaran pemerintah Sudan, selain yang ditayangkan di layar
televisi dan sarana-sarana lainnya. Enam puluh menteri di Sudan pada saat ini (ketika Syaikh
menulis Al-Awashim-pen) berasal dari agama Kristen, bahkan Wakil Presidennya beragama
Kristen. Banyak sekali orang-orang Nasrani yang ikut serta menjadi anggota majelis
permusyawaratan rakyat, tentara dan sebagainya. Ini semua merupakan hasil dakwah manhaj
Ikhwanul Muslimin dan Sayyid Quthb yang menyingkap hakikat dari firman Allah
:
[ : ]
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
149
[37] Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orangorang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia
menyaksikannya. [QS Qoof: 37]
Maka janganlah terpedaya oleh syiar-syiar politis wahai kaum Muslimin. Ingatlah dengan
slogan mereka tidak ada kawan abadi dalam politik, ketika pagi mereka masih bersaudara
malamnya bisa berubah menjadi musuh yang luar biasa, demikian pula sebaliknya. Sungguh
suatu kenyataan yang sangat menyakitkan bahwa keduanya sama-sama mengaku beragama
Islam!!
Sebenarnyalah bahwa dakwah Ikhwanul Muslimin bertujuan untuk mengadopsi secara
keseluruhan manhaj orang Barat kafir yang dibungkus dengan pakaian Islam. Dengarkan
perkataan Muhammad Al-Ghazali berikut ini:
Saya melihat bahwa untuk mencapai tujuan ini kita harus mengambil secara rinci
prinsip-prinsip yang diletakkan oleh sosialisme modern. Apa yang kita ambil selama
ini seperti yang kita ambil dari demokrasi modern- masih setengah-setengah. Jika
masih seperti itu terus, maka aqidah dan prinsip-prinsipnya tidak akan kita ketahui.
Ke depan, kita harus menerapkannya dalam berbagai macam segi untuk memperkuat
kepemilikan yang besar dan memperbesar kemaslahatan umum (Al-Islam Al-Muftara
Alaihi, hal 66).
Kenyataan tragis inikah yang patut disyukuri oleh Aidh Al-Qarnimu wahai Abdullah Hadrami dan
Al-Irsyad Organisasi Salafy Demokrasi!!?
Aidh Al-Qarni juga menyanjung Abul Ala Al-Maududi Al-Mutazili Ar-Rafidhi (pujaan para
Ikhwani!) yang juga mendukung revolusi Rafidhah Khomeini dan menggerakkan semua
harakah Islamiyah agar memberikan dukungan sepenuhnya dan bekerjasama dalam semua
bidang!
Ketika mengomentari Surat Yusuf 55, Al-Maududi juga sangat melecehkan Nabi Yusuf Alaihis
Salam dengan ucapannya:
Ayat ini bukan hanya permintaan untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan saja,
bahkan permintaan untuk kediktatoran dan hasilnya ialah apa yang diletakkan
(peraturan) oleh Sayyidina Yusuf Alaihis Salam, sangat menyerupai undang-undang
Mussolini di Italia (Risalah Qul Hadzihi Sabili, hal.8 dalam Al-Irhab, hal.134-135).
Sungguh ini adalah tuduhan yang sangat keji kepada Nabiyullah Yusuf Alaihis Salam.
Apa kata Aidh Al-Qarni terhadap orang sejahat ini?
DIRIKU SEBAGAI TEBUSAN UNTUKMU WAHAI ABAL ALA TANPA ADA SISA
JIWAKU SEBAGAI TEBUSAN dari keluarga dan teman
Tidaklah penjara itu menjadikan malu dari seorang syaikh dan tempat berpisahnya
Cahaya untuk selain penuntut ilmu tidak akan pernah pudar
(ibid, hal.134-135)
Kita katakan: Wahai Hizbiyyun-Irhabiyyun, teroris pemahaman agama! Wahai Abdullah Hadrami
As-Sururi Al-Hizby! Wahai Surkatiyyun yang ikut mempropagandakan buku Aidh Al-Qarni AsSururi Al-Petinggii!
Jawablah pertanyaan anak-anak ingusan lagi bodoh ini seperti yang dikatakan oleh Pembesar
Hizby kalian-! Dan kaum Muslimin akan menjadi saksi bagi kejahatan kalian.
Kepada siapa Aidh Al-Qarni menyerahkan segala kehormatan dirinya?
Kepada siapa jiwanya ditebuskan?
Kepada Abul Ala Al-Maududi Al-Mutazili Ar-Rafidhi!!
Dan adakah yang tersisa? Tidak ada sama sekali! Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Wahai saudaraku kaum Muslimin, bantahlah mereka dengan firman Allah
[ - : ]
[162] Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam, [163] tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". [QS Al
An'aam: 162 - 163]
150
151
Sesungguhnya siapa yang mengikuti ulasan-ulasan mereka dalam berbagai kaset, koran,
makalah dan buku-buku, maka akan nampak jelas baginya diantaranya hal berikut:
Mereka seluruhnya sepakat tentang bolehnya keluar menentang pemerintah walaupun
pemerintah itu dari kaum muslimin, bertauhid, mendirikan shalat dan berhukum dengan syariat
Allah
. Coba perhatikan kabar ini dari buku Ath-Thariq ila Jamaatil Muslimin, halaman 392.
Pengarangnya mengatakan tentang sifat anggota yang menjadi utusan: Fasal VI: Orang yang
tidak mempercepat sesuatu sebelum waktunya: Tidak boleh mengambil buah lebih cepat
sebelum matangnya, sebab siapa yang mempercepat sesuatu sebelum waktunya maka dia
akan terhalangi dari kebaikan. Kami tidak tergesa-gesa memberikan sifat ini kecuali seukuran
dengan kematangannya, kami tidak terburu-buru membuat perencanaan sebelum ada
tuntutannya, kami tidak akan menyegerakan pelaksanaan sebelum tiba masanya, serta kami
tidak akan terburu-buru menegakkan daulah sebelum sempurna syarat-syaratnya.
Dia katakan di halaman setelahnya tentang syarat-syarat anggota utusan: (8): Dia
memberikan baiat untuk taat dalam susah, mudah, tidak suka atau suka untuk kepemimpinan
yang muncul dari organisasi yang sah bagi Jamaah. 25
Apakah engkau mengetahui wahai saudaraku seIslam, apa yang dia maksudkan
dengan ucapannya Dan kita tidak akan terburu-buru memetik buah sebelum waktunya? Yang
dia maksudkan dengan buah ialah para pengikut, sedangkan maksud matangadalah
sempurnanya kekuatan26 .
Asas ini bukanlah asas hukum, serta tidak benar kalau manhaj ini menyimpan para
pengikutnya di Daulah Saudi dan tanah Al-Haramain (dua tanah haram: Mekkah dan Madinah),
sebab Daulah di Al-Haramain adalah Daulah Islam seratus persen .
Namun pengikut manhaj ini dan cabang-cabangnya semuanya berjalan di jalan yang
sama.
Dengarkanlah perkataan Salman Al-Audah dalam kasetnya Humum Fatat Multazimah
(Kegundahan Seorang Pemudi yang Komitmen), Sesungguhnya saya meyakini kalau masa
untuk sekedar mengadu sudah berakhir atau hampir berakhir. Saya maksudkan peran para lakilaki dan perempuan yang baik tidak boleh berhenti di sisi sekedar pengaduan pada
permasalahan-permasalahan yang khusus. Telah terjadi begini telah terjadi begitu dan
telah terjadi demikian .
Dalam buku Al-Quthbiyyah Salman berkata, Dan saya katakan: Sesungguhnya peran
ini, yang berhenti di sisi sekedar pengaduan saja telah berakhir atau hampir berakhir dengan
beberapa sebab, diantara sebab terpentingnya:
[1] Andaikan ada di sana ekstra usaha yang berkesinambungan untuk menahan angin
perubahan dan kerusakan, maka tentu mereka akan segera mengambil keputusan untuk
menutup jendela.
[2] Tekanan manusia tidak mungkin diabaikan sedikitpun.. Sekarang kita berada pada suatu
masa dimana masyarakat sudah mempunyai pengaruh yang besar, merekapun mampu
menjatuhkan para pemimpin, menggoncang singgasana dan mematahkan pagar penghalang.
Masih senantiasa ada sosok orang-orang tak bersenjata itu yang menghadang tank-tank
dengan dada mereka di Uni Soviet setelah terjadinya kudeta terakhir yang gagal masih
saja sosok mereka yang tak bersenjata itu berbondong-bondong melakukan perlawanan di
hadapan tank-tank yang berjumlah ribuan bahkan puluhan ribu, sehingga akhirnya mereka
mampu padahal mereka tidak memiliki walau satupun senjata untuk berdiri menghadang kudeta
tersebut dan menggagalkannya.. masih jelas teringat dalam ingatan, sedangkan dunia telah
melihat semuanya melalui stasiun informasi baik di belahan Timur maupun Barat dunia . 27
Saya katakan:
[1] Sesungguhnya Salman menyangka dirinya bagian dari Ahlus Sunnah. Maka apakah
merupakan bagian dari aqidah Ahlussunah, keluar menentang pemerintah?! Kalau tidak
demikian, maka apa arti ucapanmu Saya maksudkan peran para laki-laki dan perempuan yang
baik tidak boleh berhenti di sisi sekedar pengaduan untuk permasalahan-permasalahan khusus.
Telah terjadi begini telah terjadi begitu dan telah terjadi demikian .
[2] Ucapanmu tidak boleh berhenti sekedar pengaduan: Engkau telah memberikan hukum
haramnya berhenti semata pengaduan. Maka apakah yang harus mereka lakukan setelah
mengadu ?!
[3] Menetapkan hukum syariat berupa: pengharaman, kewajiban, sunnah atau makruh
membutuhkan dalil. Apakah dalilnya ?
25
2.Ath-Thariq ila Jamaatil Muslimin, halaman 393. Cetakan Darrud Dawah, Kuwait .
Maksudnya: Mereka akan merebut kekuasaan setelah matang kekuatan para pengikutnya, Wallahu aalm, pent .
27
3. Dari buku Al-Quthbiyyah, halaman 92.
26
152
[4] Melebihi sekedar keluhan, hanyalah dilakukan dengan cara-cara masa kini, yaitu
demonstrasi, peledakan dan pemberontakan. Apakah engkau membolehkannya, wahai Syaikh
Salman ataukah bagaimana? Jelaskan apa maumu!
[5] Jikalau engkau membolehkan cara-cara ini, maka apakah dalilmu? Sebab engkau adalah
seorang dai Islam sedangkan dalil itu tidak boleh kecuali dari Kitabullah atau Sunnah Rasulullah
yang shahih.
[6] Saya mengingatkanmu wahai Syaikh Salman, bahwa dalil-dalil yang ada menunjukkan
pengharaman keluar menentang pemerintah, lebih lagi merebut kekuasaannya, dimana Nabi
bersabda kepada orang yang meminta izin untuk keluar melawan pemimpin negara yang
lalim: Kecuali kalian melihat kekafiran yang nyata dan kalian memiliki burhan (bukti) yang jelas
dari Allah
tentangnya, Beliau
bersabda: Perhatikanlah! Siapa yang diangkat seorang
pemimpin atasnya, lalu dia melihatnya melakukan suatu kemaksiatan kepada Allah
,
hendaklah dia membenci kemaksiatan terhadap Allah
yang dilakukannya, namun
janganlah mencabut tangan dari ketaatan!, Rasulullah
bersabda, Dengar dan taatilah
pemerintah, walaupun dia memukul punggungmu dan mengambil hartamu, serta dalam hadits
Ubadah bin Ash-Shamith, Dan agar kami tidak merebut kekuasaan dari pemiliknya, kecuali
kalian melihat kekafiran yang nyata. Maka apakah engkau telah melihat kekafiran yang nyata
wahai Salman? Ataukah kamu menentang dan membantah perintah Rasulullah
? Apakah
yang telah kamu sangka sehingga membuatmu ridha memikulkan hal ini atas dirimu?!
[7] Wahai Salman, engkau hendak mendorong kaum wanita agar maju dalam pemberontakan,
demonstrasi dan pemboman, padahal Nabi
bersabda ketika ditanyakan kepada Beliau
Apakah ada kewajiban jihad bagi wanita?, maka Beliau
menjawab, Mereka mempunyai
kewajiban jihad yang tidak ada peperangan di dalamnya: yaitu Hajji dan Umrah .
Sesungguhnya Allah
telah mengangkat hukum jihad yang syari dari kaum
wanita, sementara kamu hendak memprovokasi mereka untuk melakukan jihad yang tidak
syari, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian pendahulumu yang berkata, Perempuan
boleh keluar tanpa seizin suaminya .
[8] Perkataanmu Dan saya katakan: Sesungguhnya peran ini, yang berhenti di sisi sekedar
pengaduan saja telah berakhir atau hampir berakhir dengan beberapa sebab .
Saya katakan: Kamu dengan perkataanmu ini telah memutuskan hukum atau
menetapkan bahwa hukum ini telah terhapus. Serta engkau dengan perkataanmu ini telah
melakukan dosa besar, sebab engkau telah menghukumi dengan penghapusan, dimana kamu
jadikan penghapusnya itu adalah: perbuatan orang-orang. Apakah perbuatan manusia dapat
menjadi penghapus perkataan Peletak syariat
yang membawa semua perintah dan
larangan-Nya kepada kaum mukallaf ??
Andaikan kamu katakan Telah ditinggalkan di sana, maka ungkapan ini menjadi
pengkhususan tanggung jawab bagi orang yang meninggalkan. Akan tetapi engkau katakan
Sesungguhnya peran ini, yang berhenti di sisi sekedar pengaduan saja telah berakhir atau
hampir berakhir dengan beberapa sebab. Sesudah itu kamu menjelaskannya dengan
kalimatmu Saya maksudkan peran kaum laki-laki dan perempuan yang baik tidak boleh
berhenti Di sini engkau mengganti Harus berhenti dengan Tidak boleh berhenti, artinya:
Engkau mengganti kewajiban berhenti dengan pengharamannya, tanpa ada hujjah dan
sandaran, maka engkau telah menyalahi nash-nash, bahkan engkau menetapkan hukum yang
bertentangan dengan apa yang ditunjukkan oleh nash-nash. Siapkanlah bagi pertanyaan,
jawabannya !!
[9] Engkau membolehkan rakyat membantah sultan, bahkan engkau mewajibkannya, bertolak
belakang dan berlawanan dengan perintah Peletak syariat
untuk bersabar terhadap
pemerintah walaupun mereka lalim, walau mereka mencambuk punggung dan mengambil
harta. Ucapanmu itu mewajibkan adanya pembangkangan bahkan boleh jadi membolehkan
keluar (menentang pemerintah). Tahukah bahwa dengan begitu berarti engkau telah
mendahulukan apa yang ditetapkan oleh perintis manhajmu (siapapun orangnya) lalu engkau
membelakangi perintah Rasulullah
dan menyelisihi ijma Ahlus Sunnah wal Jamaah yang
mengharamkan keluar dan membantah (pemerintah)?
Maka apakah setelah semua dalil ini masih ada bantahan dari orang yang mengatakan
boleh memberontak dan menentang yang diungkapkan dengan cara provokasi dan memanasmanasi itu?
Perbuatan ini telah menyalahi dalil-dalil dan ijma ulama umat ini .
153
),
154
155
membuatnya faqih dalam Din. Tidakkah kamu melihat sesungguhnya kamu sudah
memaksudkan membantah hakekat-hakekat syariat dalam qasidahmu ini? Kamu telah
dibutakan oleh gerakan hizbiyyah dan pemberontakan, dan hakekat segala sesuatu telah
berbalik dalam pandangan mata hatimu, Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun .
[9]Akhirnya kamu menutup perjalananmu di dalam membela kebatilan dan memerangi
kebenaran dengan ucapanmu:
Dan catatan pinggir penuh hitam
Kamu sibuk dengannya ketika takut dari pedang Si Zhalim
Tidakkah dengan ini kamu merasa telah membela kebathilan dan meninggalkan kebenaran,
bahkan kamu sudah termasuk dalam kelompok orang-orang yang menghalangi manusia dari
jalan Allah
? Tidakkah engkau melakukan taubat yang sebenarnya, hai Aidh? Apakah
kamu hendak kembali kepada Allah
yang akan menghapus dengan kembalimu itu dosadosa yang lalu? Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar seorang penasehat bagimu.
Terakhir:
Dalam permasalahan ini masih banyak contoh-contoh kalimat para penganut manhaj
takfiri (pengkafiran) dan pemberontakan di dalam puisi dan prosa mereka. Semoga Allah
memberikan hidayah, ampunan serta taufik mengikuti jalan yang haq dan menjauhi bidah untuk
kita dan mereka, juga mengembalikan mereka kepada jalan-Nya dengan pengembalian yang
baik.
Saya sungguh heran dengan orang-orang yang membela mereka dan bergaul serta
saling berkasih sayang bersama mereka padahal ia mengetahui sebagian penyimpangan
mereka. Saya tidak berpendapat lain kecuali bahwa siapa saja yang melakukan seperti itu,
tentulah dia berdosa sebagaimana dosanya seseorang yang melihat satu kaum yang
memasang ranjau di jalan kaum muslimin untuk menghilangkan nyawa mereka tanpa alasan
yang haq, lalu dia diam sehingga meledaklah ranjau itu dan membinasakan kaum muslimin .
Sesungguhnya berdiam diri dari seseorang yang merencanakan tindakan busuk
terhadap kaum muslimin dan hendak menjerumuskan mereka di setiap waktu, merupakan
pengkhianatan terbesar kepada kaum muslimin. Sedangkan nasehat bagi kaum muslimin di
negara Islam maupun nasehat untuk para pemimpin mereka (yakni pemerintah dan ulama)
ialah dengan memperingatkan mereka dari tempat-tempat berbahaya sebelum terjadinya. Tidak
kita ragukan bahwa mereka juga mengetahui sebagian rencana yang disimpan oleh orangorang durhaka itu. Hanya saja kita berpendapat bahwa termasuk suatu kewajiban atas kami
adalah menunaikan apa yang kami ketahui agar tanggung jawab atas kami terlepas dan
semakin jelas dan kuat kesimpulan saat bertemunya dua kabar, Allah
Maha Mengetahui
niat segala perbuatan.
Pendahuluan ini telah saya buat untuk kitabku Al-Maurid, saya memusatkan di
dalamnya pembicaraan tentang keluar menentang dan membantah pemerintah, padahal
pemerintah adalah orang-orang yang telah ditempatkan oleh Allah
untuk memimpin. Juga
saya jelaskan dengan dalil batilnya sangkaan orang yang menduga kebolehannya, karena
pertimbangan urgensi permasalahan ini dan pengaruhnya yang besar terhadap Dien dan
masyarakat sosial. Hanya Allah
yang saya mohon untuk memberikan perlindungan dan
pemeliharaan untuk semuanya .
Shalawat dan salam bagi Nabi kita Muhammad, keluarga dan para shahabatnya .
Pengarang
(Al-Maurid, hal. 33-42).
9.1.3 BENARKAH AIDH AL-QARNI TELAH BERTAUBAT ?
Tema ini sekaligus untuk menetralisir desas-desus tidak terkaitnya lagi Agus Hasan Bashari
dengan buku terjemahannya yang menghebohkan (sebagaimana pembahasan selanjutnya).
a. Penjelasan Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi Hafidhahullah
Sesudah saya menuliskan pendahuluan ini dan menyerahkannya untuk dicetak, sampai
kepadaku selebaran yang dikirim oleh Syaikh Aidh bin Abdullah Al-Qarni semoga Allah
memberikannya taufik-. Selebaran itu berisi rujuknya dia dari tujuh belas masalah yang dia beri
judul Koreksian-Koreksian, namun sebenarnya lebih tepat kalau dia katakan Keinsafan dari
Kesalahan-Kesalahan. Dia katakan di halaman 5 pada selebaran itu: (Ketujuh: Apa yang telah
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
156
saya katakan di Lahnil Khulud halaman 47 dari qasidah yang panjang dengan judul Da AlHawasyi Wakhruj, diantaranya:
Kamu adalah pendeta,
Bukanlah kamu golongan Ahmad (
Cukuplah bagimu celaan
),
157
Demikianlah bila bertaubat dari apa yang telah ia lakukan dan dari apa yang telah ia
ucapkan. Namun indikasi-indikasi ini tidaklah nampak pada (Aidh Al-Qarny) bahwa ia telah ruju
dari berbagai perkara yang ia terjatuh padanya. Buktinya, beberapa bulan lalu ia
diwawancarai oleh koran politik Kuwait, dan ia masih berbicara menjelekkan para ulama
dan ia sendiri berada di garis-garis yang biasa (baca:bukan ekstrim-red) dan mereka itu
begini dan begini, ia mencerca para ulama dan berbicara menjelekkan mereka.
Bagaimana ruju ini? Ternyata urat masih berada di betis (maksudnya ia masih seperti itured)
Dan juga ada perkara penting, yaitu andaikata nampak bahwa ia telah rujuk dari
perkara-perkara membinasakan yang muncul darinya pada masa-masa itu, berupa
menjelekkan para ulama, merendahkan dan mencela mereka, sementara itu dia membela
kelompok Sururiyah dan mendukung mereka dan selainnya, maka ia harus rujuk dari seluruh
hal ini.
Berkata Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin menjelaskan ayat di atas [Taubat orang
fasik dari isis keyakinan-keyakiannnya yang rusak adalah dengan semata-mata mengikuti
Sunnah. Dan juga itu tidaklah cukup hingga mereka menjelaskan kerusakan bidah yang dulu
dianutnya. Karena taubat dari segala dosaadalah melakukan kebalikan dari segala dosa itu.
Sebab itulah Allah
mensyaratkan pada taubat orang-orang yang menyembunyikan apa
yang Allah turunkan berupa kejelasan-kejelasan dan petunjuk adalah dengan menjelaskannya.
Tatkala dosa mereka adalah menyembunyikannya, maka taubatnya adalah menjelaskannya.
Allah
berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk setelah Kami menerangkannya kepada
manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua makhluk
yang dapat melaknat, kecuali mereka ysng telah taubat dan mengadakan perbaikan dan
menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah
Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang(QS.Al-Baqarah:159-160)
Dan dosa seorang Mubtadi (penganut bidah) melebihi dosa orang yang
menyembunyikan kebenaran sedang si Mubtadi ia menyembunyikan kebenaran sekaligus
menyeru kepada hal yang menyelisihinya. Maka setiap Mubtadi adalah penyembunyi
kebenaran dan tidak sebaliknya.28
Dibangun di atas hal ini, setiap orang yang terjatuh dalam membela suatu kebatilan
berupa pemikiran-pemikiran rusak dan kelompok-kelompok sesat, dan ia mengetahui yang haq
namun menyembunyikannya dan menganut selainnya, maka ia harus menjelaskannya. Tidak
boleh ia hanya berkata Saya telah rujuk, bahkan ia harus ruju secara terang-terangan dan
jelas dan menjelaskan kebatilan yang dulu ia berada di atasnya serta membantah kebatilan
tersebut secara terang-terangan.
Dan saya tidak mengetahui bahwa Aidh Al-Qarny ruju dari kesalahan-kesalahannya (Majalah
An-Nashihah, volume 09 Th.I/1426H/2005, hal.6)
Walhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah
yang telah menyingkap talbis Iblis Hizbiyyun
tentang taubatnya Aidh Al-Qarny.
Cap hina tlah mencoreng namanya
Ulama kami yang melakukannya
Agar umat.
Tiada terkecoh mengelukannya
Tentu beda
Antara penyesat dengan penyelamat
Sebagaimana.
Pengkhianat dengan pengemban amanat
Kurcaci kecil hendak berhitung diri
Tuk jadi.
Penyelamat sang Pengkhianat
Ataukah.
Pengemban amanat sang Penyesat?
Kan coba hilangkan.
Cap hina yang tlah melekat
Hanya taubat jalan selamat!
28
Demikian ucapan Ibnu Qayyim yang langsung kami nukil secara nash dari kitab beliau Madarijus Salikin I/395396(cetk. Darul Khutub). Dan Syaikh Abdullah dalam jawabannya telah menyebutkan maknanya.
158
Semua bukti perselingkuhan ini telah kita kirimkan sebelum acara Daurah masyayikh Yordan yang ke-5 langsung ke
Albani Center, PO.BOX 2699, Amman Yordan!! Dan telah diterima oleh Masyayikh Yordan.
159
handal, kapan harus bertopeng Salafy dan kapan pula harus berwajah Surury!! Simaklah aliansi
antara organisasi Salafy (katanya sih) dengan Gubernur Ikhwani :
Malam Bina Iman Tauhid (MABIT) 2005. Sebuah acara yang untuk ke-2 kalinya diadakan
oleh Perguruan Al-Irsyad Surabaya [Perhatikan: diadakan tahun 2005, padahal baru akhir
tahun 2004 Daurah Masyayikh mereka adakan!! Inikah realisasi nasehat berharga para
Masyayikh terhadap Organisasi yang mengaku Salafy? Yang telah mendapatkan hujan
pujian?! Dzulwajhain!!-pen]. Acara ini diadakan dengan tujuan bukan sekedar mencari
SENSASI akan tetapi yang lebih penting adalah WUJUD TANGGUNG JAWAB
PERGURUAN UNTUK MEMBERIKAN LAYANAN YANG MEMUASKAN...... (Infoalirsyadedisi 77)
Apakah layanan yang memuaskan tersebut?
Refleksi diri oleh Ust. Rofi Munawar Lc. Dalam ceramahnya Ust. Rofi yang juga anggota
legislatif ini [dari partai apa wahai Abdurrahman Tamimi ?-pen] .....<sensor>...
Pada kesempatan yang sama Ustadz Istiqlal Arief, Direktur Perguruan Al-Irsyad
Surabaya........(ibid)
Beberapa catatan penting:
a. Kedua nama di atas tercantum dalam Daftar Khotib Jumat Masjid Al-Irsyad Surabaya
tahun 2004, 2005 dan 2006!!!! (lihat Lampiran 3, nama file Lampiran
3a_Khatib_Masjid_AlIrsyad 2004.jpg, Lampiran 3b_Khatib_Masjid_AlIrsyad 2005.jpg
dan Lampiran 3c_Khatib_Masjid_AlIrsyad 2006.jpg)
b. Kalau di Jakarta beraliansi dengan Presiden Ikhwani, maka di Surabaya-pun terjadi
kolaborasi dengan Gubernur Ikhwani!! Taawanu alal?
Dengan demikian, isi ceramah Abdurrahman At-Tamimi di Yordan ternyata bercerita
tentang OTOBIOGRAFI perjalanan Dakwah Komunitas Hizbiyyah-Ikhwaniyyah-nya
sendiri di Indonesia! Allahul Mustaan.
c. Untuk memperkuat fakta di atas, kita tanyakan kepada Abdurrahman At-Tamimi,
sementara kaum Muslimin akan menjadi saksi atas kejujuran jawabannya ataukah
kedustaan yang dipilihnya:
- Apakah Masjid Al-Irsyad Surabaya dan Organisasi yang di-Salafi-kan (baca: AlIrsyad) berhubungan dengan kelompok-kelompok (Hizbiyyah) Islam yang ada
di negeri ini (sebagaimana ucapanmu di Yordan :bahkan banyak diantara
mereka sesudah itu- bergabung dengan kelompok-kelompok (hizbiyyah) Islam
di negeri ini)?
- Apakah kelompok-kelompok Hizbiyyah tersebut adalah PK Al-Ikhwani (seperti
omong-kosong Abdurrahman At-Tamimi ketika menceramahi peserta Muktamar
Masyayikh Salafiyyin di Yordan : dan yang berada pada barisan terdepannya
adalah Partai Keadilan Al-Ikhwani)?
- Apakah mereka menjadi pemimpin pada partai ini (sebagaimana ucapan
Abdurrahman Tamimi : dan mereka menjadi pemimpin pada partai ini)?!
Kalau engkau (wahai Abdurrahman dan Chalid, dua orang Salafi yang selalu diundang
dan mengundang Masyayikh Yordan) menjawab, tidak, maka kebohongan kalian akan
didustakan oleh seluruh jamaah shalat Jumah ketika Gubernur Ikhwani itu beserta
petinggi-petinggi besar jajarannya berkhutbah di Masjid kalian! Dan didustakan pula
oleh para peserta MABIT 2005 di Perguruan Al-Irsyad! Apakah kalian tega mengajak
mereka semua Berdusta Jamaah? Naudzubillah tsumma Naudzubillah!!
Kalau engkau (wahai Abdurrahman dan Chalid) menjawab: Ya, kami berkoalisi dengan
Gubernur Ikhwani!, maka jawabanmu ini adalah bukti bahwa kalian telah mengibuli
seluruh peserta Muktamar Masyayikh Salafiyyin ke-1 di Yordania!! Kalian telah menipu
daya Masyayikh Yordan!! Kalau demikian, siapa sebenarnya kalian ini wahai tuan!yang telah berani berdusta sedemikian rupa? Di hadapan lebih kurang 1000 penuntut
ilmu dan sejumlah ulama dari negeri-negeri Islam! Jawablah dengan tegas (dan
kemantapan yang sempurna) : Kami adalah Abdurrahman At-Tamimi si pendusta besar
dan Chalid Bawazeer, apakah kalian wahai anak ingusan lagi bodoh- telah lupa
dengan orang terkenal ini?
9.3.
Salah satu dai bintang Al-Muntada Al-Sofwa. Berbagai kegiatan inti yayasan Sururi ini
hampir selalu melibatkan dirinya. Namanya digeber promosinya oleh yayasan ini sebagai
Alumni LIPIA Jakarta dengan predikat Cumlaude dan Magister di IAIN Malang (Duhai
gerangan, apa hasil ilmu yang dipelajarinya di kampus ini ? Semakin kurang ajar terhadap para
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
160
ulama adalah bukti yang akan kita ungkapkan !). Memantapkan Markaz dakwah Hizbiyyahnya
di Jalan Kumis Kucing Malang, merangkap pula sebagai dosen Fakultas Agama Islam (FAI) di
Universitas Muhammadiyah Malang, mengajar para mahasiswa dan mahasiswi. Dia adalah dai
yang sangat berbahaya bagi kaum Muslimin, terlebih lagi karena memasang perangkap dengan
mendakwahkan dirinya sebagai dai Salafy, orang yang telah mengikrarkan peperangan secara
terbuka dan terang benderang terhadap para ulama pewaris para Nabi!! Pada uraian
selanjutnya akan kita buktikan Insya Allah- bahwa rajul ini lebih layak menyandang predikat
Kemelut Manhaj dari pada Cumlaude.
9.3.1. SEPAK TERJANGNYA BERSAMA AL-SOFWA AL-MUNTADA
a. Mengisi Program Diklat Tauhid (PRODIT) ke-11 di Tegal Jawa Tengah tanggal 21-26 Juli
2004 yang diikuti oleh 57 ustadz dan ustadzah bersama petinggi Ihyaut Turots Khalid
Syamhudi-, Abu Qatadah mantan murid Syaikh Muqbil dan Muhammad Wujud 30 (yang
sepulang dari Qasim telah kehilangan Wujud Salafynya).
(alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_31_id_layanan_25.html)
b. Mengisi PD2M di Cisarua, Bogor selama 12 hari ! tepatnya tanggal 2-14 September April
2002 yang diikuti oleh 100 orang dai !, lagi lagi bersama petinggi Ihyaut Turots, Khalid
Syamhudi
At-Turotsy
Al-Hizby.
(alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_27_id_layanan_26.html)
c. Mengisi PD2M di Pondok milik Ihyaut Turots dan Al-Haramain Al-Hizby, Ponpes Ibnu
Taimiyyah Bogor tanggal25 Rabiul Awwal-1 Rabiul Akhir 1421H, bersama pembesar
Sururiyyin-Turotsiyyin-Irsyadiyyin antara lain Yazid Jawaz, Abu Nida At-Turotsy, Abu
Haidar
As-Sururi,
Nizar
Jabal
(alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_41_id_layanan_26.html)
d. Mengisi PRODIT ke-7, pada tanggal 4-10 Juli 2002M di Tangerang Banten bersama
Zainal Abidin (wakil ketua Departemen Dakwah Al-Sofwa), Ahmad Rofii, Muttaqin Said
dan
teroris
Aman
Abdurrahman.
( (alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_23_id_layanan_25.html)
e. Mengisi PRODIT ke-4 di Medan Sumatra Utara tanggal 4-9 Juli 2000M yang diikuti oleh
49 pengajar dari 28 Pondok Pesantren se Sumatra bersama Aunur Rafiq Ghufran Gresik,
Ainul Haris Umar Thayyib (direktur yayasan Nidaul Fitnah Surabaya) 31
(alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_22_id_layanan_25.html)
f. Mengisi PRODIT ke-9 di Baturaja, Palembang, Sumatra Selatan tanggal 23-29
September 2002M yang diikuti oleh 82 pengajar bersama Musthafa Aini Qutbiyyun,
Zainal Abidin, Aman Abdurrahman teroris Cimanggis dan Aslam Muhsin.
(alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_30_id_layanan_25.html)
g. Mengisi PRODIT ke-6 tanggal 20-27 Dzul Hijjah 1422 di Ponpes Darussalam Gontor yang
diikuti oleh 73 pengajar dari 19 pondok pesantren yang diisi oleh 10 orang dai antara lain,
Muhammad Yusuf Harun L-DATA Al-Ikhwani, Ainul Haris (direktur Nodai Fithrah
Surabaya),
Musthafa
Aini
Qutbiyyun
(alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_28_id_layanan_25.html)
h. Mengisi PRODIT ke-10 di Garut Jawa Barat pada tanggal 11-17 Januari 2004 yang diikuti
oleh 98 pengajar bersama Aslam Muhsin, Hussein bin Zainal Abidin, dan Musthafa Aini
(alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_25_id_layanan_25.html)
i. Mengisi PRODIT ke-8 di Pondok Pesantren Nurul Hakim, Lombok Barat NTB yang diikuti
oleh
69
pengajar
dari
41
pesantren
se
NTB
pada
September
2002(alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_24_id_layanan_25.html)
j. Mengisi PRODIT ke-3 tanggal 21-26 Juni 1999 di sarangnya pembesar Ikhwanul
Muslimin,
Darul
Istiqamah,
Makasar
yaitu
Mudzakir
Arif
32
(alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_21_id_layanan_25.html)
30
1.Sepulangnya dari Saudi, ia menyatakan di Magelang tentang Syaikh Rabi':"Kalau di Indonesia dia (Syaikh Rabi')
diulamakan, kalau di Saudi banyak yang seperti dia" atau kalimat yang semakna dengan ini. Inilah virus kebencian
Sururiyyun yang diimportnya dari Qasim Saudi Arabia terhadap Syaikh Rabi' yang ditebarkannya di negeri ini, maka
waspadalah terhadapnya!!
31
Pejabat lainnya di yayasan ini adalah Jon Hariadi, MAg. (Ketua Lajnah Dakwah Yayasan Nidaul Fitrah, Surabaya),
dedengkot FOSI-filsafat.
32
Mudzakir Arif, MA adalah Pimpinan Ponpes Darul Istiqamah Maccopa, Maros, Makassar, nama lengkap KH
Mudzakkir A Arief MA, juga Pengurus Pusat IKADI (Ketua I Bidang Dakwah)
(www.ikadi.org_profil.php_op_pengurus.htm) serta termasuk caleg PKS Sulsel (pksejahtera.org_modules_news_article.php_storyid_2237_mn_1.htm).
161
k.
Mengisi PRODIT ke-2 di Blitar tanggal 11-13 Desember 1988 bersama Muhammad Yusuf
Harun
dan
Aunur
Rafiq
Ghufran
(alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_20_id_layanan_25.html)
l. Mengisi PRODIT ke-1 di Bogor Jawa Barat tanggal 1-15 Juli 1998 bersama Yazid Jawaz,
Aunur Rafiq, Mushlih Abdul Karim (petinggi Besar Ikhwanul Muslimin)
(alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_19_id_layanan_25.html)
m. Mengisi Diklat Islam Untuk Umum (DIU) di Trenggalek, Jawa Timur bersama Anwar Zein
(Sururi
Tulungagung)
(alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_34_id_layanan_15.html)
n. Kaset-kasetnya yang direkomendasikan oleh Al-Sofwa kepada umat : Klarifikasi
Perselisihan Antar Shahabat Nabi SAW (no. Kaset 0125), Reflleksi Semangat Hijrah Bagi
Dakwah (no.0114), Islam Agama yang Dijanjikan Menang (no.0067), Dakwah Kita
Bersama Ihyaut Turots, Khalid Syamhudi(no. 0152),Dakwah Fardliyah dan Amal Jamai
(no.0158), Pendidikan Anak Dalam Islam (no.0095), Iman Kepada Hari Kebangkitan
(no.0074), Iman Kepada Rasulullah (no.0020), Iman Kepada Allah (no.0019), Syarat
Diterimanya Amalan (no.0023), Pelajaran Tauhid Tingkat Pemula (no. 0024), Imam AlAsyari dan Asyariyah (no.0039), lihat alsofwah.or.id_index.php_pilih_indexkaset1.html
sampai indexkaset9.html.
Pembaca sekalian rahimakumullah, lihatlah betapa dai cumlaude ini merupakan salah satu
tulang punggung dakwah Hizbiyyah Sururiyyah yang dikomandani oleh Al-Sofwa Al-Muntada
yang merupakan kepanjangan Al-Muntada London yang langsung dipimpin oleh Muhammad
Surur, petinggi nomor satu Sururiyyin.
[Perlu diketahui, sengaja url sumber semacam situs Al Sofwa ini diubah tidak seperti aslinya,
karena sudah kami simpan menjadi sebuah nama file yang berekstensi html, setiap karakter
baik slash, tanda tanya, sama dengan, kami ubah menjadi garis bawah dan di bagian title dari
file yang kami simpan tersebut terdapat url sumber asli lengkapnya. Kami khawatir apabila
menulis lengkap nama situs disini dituduh merekomendasi atau meminta pembaca
membukanya, padahal bukan itu tujuannya walau terkadang kami tulis lengkap. Tujuan kami
adalah sekadar mengutip seperlunya, meyakinkan pembaca adanya informasi tersebut disana
dan memuatnya untuk penjelasan tentangnya.-ed]
9.3.2. KASET-KASETNYA YANG DIREKOMENDASIKAN OLEH L- DATA AL-IKHWANI
Hampir seluruh kaset pengajian yang diisi oleh dai-dai yang dibiayai Al-Sofwa AlMuntada, beberapa pembesar PK Al-Ikhwani, Abdurrahman At-Tamimi direkomendasikan pula
kepada umat oleh L-DATA yang dipimpin oleh Muhammad Yusuf Harun yang juga merangkap
menjadi penerjemah papan atas Al-Sofwa Al-Muntada As-Sururi. Judul-judul kasetnya
adalah :Al-Wala Al-Bara (no.20), Aqidah Salaf & Nasehat untuk Para Dai (no.23), Arti &
Konsekwensi Amanah (no.26), Biarkan Kami Mati Syahid (no.39), Dakwah Rasulullah SAW di
Madinah (43), Hak Muslim Terhadap Muslim lain (60), Hakikat Jaringan Islam Liberal (69),
Kebangkitan Islam Abad 15 Hijriyah (105), Mengimani Perbedaan Pria dan Wanita (132),
Metodologi Salaf dalam Menerapkan Sunnah (135), Mutiara Tafsir Ayat-Ayat Puasa (138),
Pendidikan Anak Dalam Islam (144), Pendidikan Sex Dalam Perspektif Islam (145), Pluralisme
Dalam Perspektif Islam (160), Rokok Dalam Tinjauan Medis dan Normatif (165), Tauhid Untuk
Pemula (189), Wanita Muslimah Bersama Rabnya (204).
Demikianlah, ada 18 judul kaset Agus Hasan Bashari yang direkomendasikan oleh LDATA Al-Ikhwani33 untuk dinikmati oleh umat. Pembaca dapat melihat bahwa orang ini
memiliki peran yang cukup besar baik di Al-Sofwa Al-Muntada As-Sururi maupun L-DATA AlIkhwani. Allahul Mustaan.
Bersama Al-Irsyad Al-Islamiyyah memerangi para ulama Ahlus Sunnah.
Sebagaimana dai-dai Salafy lainnya yang akhir-akhir ini begitu gencarnya mentalbis umat
dengan membacakan secara intensif karya Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad Hafidhahullah dan
ceramah Syaikh Rabi Al-Madkhali Hafidhahullah, maka Agus Hasan ini bahkan sampai
menyeberang ke pulau Madura untuk membacakan kutaib tersebut. Dai Sururi? Naam, karena
dia adalah serdadu Al-Muntada Al-Sofwa. Terakhir, dia berhasil menembus Rabithah dengan
jasa baik orang yang bernama Syaikh Mamdhuh. Dia adalah seorang Hizbiyyin tulen!! Sehingga
33
Dan tahukah pembaca bahwa L-DATA Al-Ikhwani yang akrab dengan para dai Sururi itu ternyata juga punya grup
tarik suara (nasyid) Fatih, Suara Syuhada?! Grup tarik suara ini tampil dalam konser amal di acara musyawarah PKS
wilayah I tanggal 9-12-2005!!
162
dipercaya oleh Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyyah Jalan Kramat Raya No.25, Jakarta
10450 untuk menerjemahkan buku Himpunan Tiga Risalah yang disusun oleh Majelis Ifta dan
Tarjih Jamiyyah Al-Irsyad yang di dalamnya banyak menukil perkataan Ahmad Surkati (lihat
lampiran 4, file Lampiran 4_Himpunan Tiga Risalah dalam.jpg, Lampiran 4_Himpunan Tiga
Risalah sampul.jpg)! Sungguh buku ini lebih pantas jika dinamai Himpunan Tiga Risalah Keji,
Kejam, Brutal dan Barbar Terhadap Para Ulama Pewaris Para Nabi!! Hasil karya Majelis Ifta
dan Tarjih itu telah menyingkap hakekat Mutazilah kader-kader cetakan Ahmad Surkati yang
tidak terucapkan oleh lidah Abdurrahman At-Tamimi ketika berbicara di Yordania :Dakwah
beliau meliputi seluruh negeri, dan beliau telah mencetak kader yang menolong dan membantu
dakwah beliau di seluruh jazirah Indonesia. Benar, mereka telah membantu dan menolong
dakwah Mutazilah Ahmad Surkati di jazirah Indonesia, kenapa engkau tidak jujur, wahai
Abdurrahman?! Apakah kejujuran harganya terlalu mahal bagi dakwahmu atau kedustaan itu
murah harganya di sisi engkau ?
Bukti dan informasi ini juga kami tujukan kepada saudara-saudara kita yang selama ini
berkecimpung di dalam organisasi Al-Irsyad (tanpa menyadari hakekat dakwahnya) agar
dimudahkan oleh Allah
untuk menerima kebenaran -sepahit apapun- karena Islam
memanggil seluruh kaum Muslimin untuk melakukan pembelaan terhadap para ulama pewaris
para Nabi! Wallahul mustaan.
163
BAB X
PEMBELAAN TERHADAP PARA ULAMA
DARI TIKAMAN HIZBIYYIN 34
Tiada lagi hati ini kuat menahan
Tuk gerakkan pena goreskan pembelaan
Sebatas ilmu dan kemampuan
Dari tuduhan kejam dan pelecehan
Terhadap ulama pewaris ilmu kenabian
Ketika kesesatan dan penyimpangan As-Surkati yang selama ini tersembunyi dari pandangan umat diungkapkan,
Hizbiyyun-Irsyadiyyun menunjukkan kemurkaannya dan menuduh kita telah memakan daging ulamanya bahkan
menghisap darahnya!! Adapun mereka? Merasa bebas untuk menghinadinakan dan menikam kehormatan para ulama
pewaris para Nabi!!! Ketika Surkati dan Hizbul Irsyad diungkap penyelewengannya (dan ini hanyalah untuk memenuhi
tantangan mereka sendiri!!) mereka menjadi murka, sebaliknya ketika mereka melecehkan kehormatan para ulama
pewaris para Nabi, Salafiyyin mereka tuntut untuk tetap berkasih sayang!! Ya Subhanallah, inikah keadilan? Ataukah
kita (yang sekarang ini mengungkapkan kejahatan keji Hizbul Irsyad) yang telah melakukan kedhaliman karena
kejahatan keji tersebut dilakukan di masa silam (baca Mukadimah Syaikh Ali Hasan pada Daurah ke-5)? Saudaraku,
apakah antum sekalian memaklumi kejahatan keji ini?! Mana pembelaan antum terhadap para ulama pewaris para
Nabi?
164
Abu Muslim Al-Khaulani Rahimahullah berkata:Para ulama di muka bumi seperti bintangbintang di langit. Bila bintang-bintang itu tampak, maka orang-orang mengambil petunjuk
dengan bintang-bintang itu. Dan bila bintang-bintang itu tidak terlihat oleh mereka, mereka
menjadi bingung
Abul Aswad Ad-Duali Rahimahullah berkata:Tidak ada sesuatu yang lebih mulia dari ilmu.
Para raja adalah hakim atas manusia sedangkan para ulama adalah hakim atas raja-raja
Wahab bin Munabbih Rahimahullah berkata:Akan lahir dari ilmu yaitu Kemuliaan walapun
orangnya hina, Kekuatan walaupun orangnya lemah, Kedekatan walaupun orangnya jauh,
Kekayaan walapun orangnya fakir, dan Kewibawaan walaupun orangnya tawadhu
Sufyan bin Uyainah Rahimahullah berkata:Orang yang paling tinggi kedudukannya di sisi
Allah
adalah orang yang kedudukannya berada diantara Allah dan hamba-hambaNya.
Mereka adalah para Nabi dan para ulama (Tadzkiratus Sami wal Mutakallim fi Adabil Alim
wal Mutaallim karya Ibnul Jamaah Al-Kinani dalam Asy-Syariah no.07/1/1425H/2004,
hal.1)
Bagaimana halnya jika para ulama yang sedemikian mulia kehormatannya mendapatkan
tuduhan-tuduhan dan tikaman-tikaman keji??
10.2.HIZBIYYIN-SURURIYYIN-SURKATIYYIN,
TERHADAP ULAMA KAUM MUSLIMIN
PEPERANGAN
MEREKA
Kita akan nukilkan isi buku Himpunan Tiga Risalah Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang
diterjemahkan oleh Agus Hasan Bashari (Hizbiyyin-Sururiyyin-Surkatiyyin-Cumlaude LIPIA)
agar nampak jelas kualitas Kemelut-nya. Dibawah bab PENETAPAN HILAL (AWAL BULAN)
BERDASARKAN HISAB ADALAH HAK, SAMA DENGAN MENETAPKANNYA BERDASARKAN
RUYAH35, buku ini menyemburkan berbagai tuduhan, celaan, penghinaan dan kejahatan keji
tiada tara kepada para ulama, pewaris para Nabi!! Semuanya tanpa kecuali! Kalau mereka
berkilah bahwa tulisannya hanyalah ditujukan kepada ulama-ulama su/jahat, maka penegasan
mereka sendiri bahwa arah tikamannya hanya kepada ULAMA PEWARIS PARA NABI cukup
untuk mendustakan kilah tersebut! Adakah ulama su termasuk pewaris para Nabi? Dan
puncaknya (tentu saja) adalah tikaman terhadap orang yang telah mewariskan ilmunya
(sunnahnya) kepada para ulama tersebut, Rasulullah
!!
Kami berlindung diri kepada Allah atas apa yang kami nukilkan, sungguh ini adalah sikap yang
terpaksa ditempuh demi memenuhi amanah dan tanggung jawab ilmiah, perhatikan:
Sesungguhnya yang menyayat hati setiap muslim adalah adanya perbedaan yang tidak
kunjung selesai antara kaum Muslimin yang terjadi pada setiap tahun antara pembela
ruyah dan pendukung hisab.PERBEDAAN YANG TERCELA TADI SELALU MEMECAH
UMAT ISLAM setiap tahun MENJADI DUA KUBU YANG BERSEBERANGAN, DUA
KELOMPOK YANG BERMUSUHAN, MASING-MASING MENGKLAIM KEBENARAN,
MASING-MASING BANGGA DENGAN APA YANG ADA PADA KELOMPOKNYA 36 (hal.
103).
Apakah solusi yang ditawarkan oleh Hizbiyyin-Surkatiyyin? Apakah mengembalikan semua
perselisihan kepada Al-Quran dan As-Sunnah sebagaimana firman Allah :
[ : ]
[59] Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri
diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
35
Penamaan judul ini sendiri jelas-jelas merupakan serangan terhadap Ahlus Sunnah!!
Tidakkah anda merasa bangga (dan bahkan wajib!) wahai saudaraku kaum Muslimin untuk sedikit berkorban dalam
membela dan menjaga sunnah Rasulullah
dari serangan dan tikaman para pengusung bidahnya hisab?!
Bagaimana mungkin upaya pengamalan sunnah ruyatul hilal dan pembelaan terhadapnya melawan bidahnya hisab
dinyatakan oleh Hizbul Irsyad sebagai perbedaan yang tercela?! Bahkan adalah wajib untuk berbeda dan berpecah
antara pembela sunnah dengan pengusung bidah!!
36
165
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya. [QS An Nisa: 59]
Bahkan lebih luas lagi, mereka tikam dan hinakan kehormatan para ulama pewaris para nabi yang telah
mengumpulkan, menjaga dan mendakwahkan warisan kenabian ini!!
166
[ : ]
[58] Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu'min dan mu'minat tanpa kesalahan
yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang
nyata. [QS Al Ahzab: 58]
167
[ : ]
[36] Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. [QS Al Ahzab: 36]
[ : ]
maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau
ditimpa azab yang pedih. [QS An Nur: 63]
Apakah kaum Muslimin akan mengorbankan ayat-ayat Allah ini demi sebuah hasil
perenungan?! Pasti jawabannya adalah TIDAK!!
Ketika buku ini masih dalam bentuk aslinya (bahasa Arab) mungkin saja termasuk risalah
yang berdebu, teronggok di salah satu raknya, tidak ada seorangpun yang menyentuh dan
membacanya sampai setelah diterjemahkan oleh Cumlaude LIPIA ini! Semua orang dapat
membacanya, pintu kebinasaan dan penistaan terhadap hak dan kehormatan para ulama,
pelecehan terhadap sunnah dan NabiNya
telah dibukanya lebar-lebar, jauh lebih luas, lebih
dahsyat, tersebar dan disebarkan kemana-mana, umat mereka buat untuk leluasa mengambil
dan meminum telaga kesesatan di dalamnya!! Akankah kaum Muslimin berdiam diri dari
kekejian dan kebiadaban ini?! Para ulama pewaris para Nabi tersebut dikatakan:Seandainya
mereka bekerja untuk Allah, kepada siapa wahai Hizbul Irsyad!!- para ulama itu
mempersembahkan amalannya kalau tidak kepada Allah
?! Demi Allah, adakah kejahatan
yang paling jahat, kekejian yang paling keji, kemungkaran yang paling mungkar daripada
tuduhan seperti di atas?! Dan di atas pondasi bangunan kekejian inilah Al-Irsyad dengan
dipelopori oleh Abdurrahman At-Tamimi pendusta alias Al-Kadzdzab - (Pendusta/Al Kadzdzab
meminjam istilah Abdurahman Tamimi sendiri saat mengajak mubahalah saudara Uuh dan
Ibrahim -ed), Farouk Badjabir, Chalid Bawazir, Farid Okbah petinggi Al Irsyad yang berpaham
Takfiri38, Yusuf Utsman Baisa petinggi al Irsyad yang sangat berpengaruh di kalangan Sururi,
mendakwakannya sebagai organisasi Salafy! Ya, lebih lengkapnya adalah Organisasi Salafy
Demokrasi! Bahkan pendirinya, Ahmad Surkati As-Sudani yang membaiat pengikutnya telah
diberikan gelar Honoris Causa sebagai As-Salafy, bal Syaikhus Salafy oleh Syaikh Ali Hasan!!
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Tentu saja mereka akan melarikan diri dari kaidah pembuktian
secara ilmiah dengan berkilah:Apakah ente merasa lebih alim dari Syaikh Prof. Muhammad
Abdul Wahhab al-Aqil yang menyatakan keahlussunnahan Asy-Syurkati?? Ataukah ente
merasa lebih alim ketimbang Syaikh Ali Hasan yg menyatakan bahwa Syaikh Syurkati adalah
Salafy, bal Syaikhus salafy?! Allahul Mustaan. Apalah arti sebuah bahkan bertumpuk38
Berdasarkan kesaksian dan informasi yang masuk, diantaranya dari salah satu ustadz yang diundang dalam Daurah
Masyayikh ke 4 di Wisma Erni Lawang, Takfiri Farid Okbah juga tampil di acara penutupan Daurah setelah giliran
Abdurrahman Tamimi berbicara!! Ini adalah acara resmi dan sangat kecil kemungkinannya Farid sendiri yang berinisiatif
untuk tampil ke depan tanpa diketahui/diizinkan/diminta oleh pimpinan acara Daurah seperti Chalid Bawazer dan
Abdurrahman Tamimi. Tampaknya wallahu alam- jabatan dia sebagai Ketua Majelis Dakwah Al-Irsyad-lah yang
mengharuskan dia untuk maju ke depan!! Dalam acara tersebut juga diundang Adil Tharmum dan Khairuddin (PC Al
Irsyad Pamekasan), Farouk Bajabir (ketua PP Al Irsyad), Fuad Baswedan (Al Irsyad Jatim), Muhammad Qasim,
Muhammad Nafi , Nizar Saad Jabal, Rizal Yuliar, Saiful Haq dan M Romlan (Al Irsyad Tengaran) dan dai PP Al Irsyad
lainnya. Bahkan wakil Ihya Turats maktab Indonesia yang berkantor di Jl. Basuki Rahmat Jaktim, Asas el-Izzi Makhis,
Ahmad Zawawi. Tidak ketinggalan dai yang beralamatkan di LData/Pustaka Al Kautsar Jakarta, Fathurrahman Sardal,
Alahul Mustaan, untuk suatu acara yang dikatakan sebagai Daurah para Dai Salafiyyin, plus-plus!! Hanya kepada
Allah kita mengadu.
168
tumpuk pujian dari siapapun yang mampu kalian hadirkan jika hal tersebut merupakan hasil
penipuan dan pembohongan yang kalian lancarkan kepada ulama-ulama kami?! Bahkan pujian
tersebut merupakan barang bukti kejahatan kalian! Penipuan! Kedustaan! Manipulasi! Talbis
dan Tadlis kalian wahai Hizbiyyun-Sururiyyun-Surkatiyyun Ahlul Bathil!! Adapun buktinya? Tentu
kalian tidak usah kuatir karena sampai akhir halaman artikel ini, kalian masih akan
mendapatkan bukti-bukti ilmiahnya! Insya Allah.
Demikianlah kejahatan dan kekejian yang telah disebarkan oleh Hizbul Irsyad dan
diterjemahkan oleh Agus Kemelut Manhaj Bashari, Lc seorang Cumlaude LIPIA. Dan ini
adalah bukti yang terang-benderang MUNGKARNYA TAKHRIJ pakar hadits Hizbiyyin, Abdul
Hakim Abdat yang berkata: LIPIA bagus..dan dari lembaga ini keluar anak-anak murid yang
ngerti bahasa Arab dan manhajnya bagus(????!) (Kaset Ceramahnya di Riau). Lihatlah
bagaimana dia duduk sebagai Muhaddits di rubrik Hadits Majalah As-Sunnah At-Turotsy AlKuwaity ketika sedang mentakhrij hadits :
Saya berkata: isnadnya shahih atas syarat Muslim saja tanpa Bukhari... (As-Sunnah,
ed.11/VIII/2005, hal.12).
Namun di buku 25 Masalah Penting dalam Islam, oleh Abdul Hakim bin Amir Abdat, hal
68 dia menyatakan : Berkata Al Ustadz Sayyid Quthub di kitab tafsirnya Fi zhilalil Quran
(1/377) dalam menafsirkan ayat 19 surat Ali Imran, di hal 69 buku yang sama dia
menyatakan : Berkata Hamka dalam menafsirkan ayat ini (Al Azhar 1/282) : . Buktinya
simak di file Bukti Abdul Hakim Abdat tazkiyah Sayyid Quthub dan Fi Dhilalil Qurannya dalam
bukunya.jpg. Lihatlah Sayyid Quthub penggagas manhaj terorisme dan Hamka yang aqlanipun
dilahap bukunya dan dijadikan rujukan dalam tulisan ilmiahnya.
Adakah ahli hadits yang muncul dari hasil belajar otodidak? Merangkap sebagai serdadu
Quthbiyyah, Al-Sofwa Al-Muntada, Al-Haramain Al-Hizbiyyah dan Ihyaut Turots?!
Wahai ustadz, sesungguhnya kaum Muslimin menunggu kepakaranmu untuk mentakhrij dan men-tahqiq buku Kejam yang diterbitkan oleh aliansi tuan sendiri, Al-Irsyad!!
Alangkah serunya jika sesama penjahit saling gunting-menggunting dalam lipatan!? Allahul
Mustaan.
Bagaimana kedudukan hadits-hadits shahih tentang ruyah di sisi para penista dan
pencela ulama ini?! Di bawah sub-bab HIKMAH DIKAITKANNYA WAKTU DAN IBADAH
DENGAN RUYAH, BUKAN HISAB, ADALAH KARENA UMAT ISLAM SAAT ITU ADALAH BUTA
HURUF, BUKAN SEMATA-MATA TAABBUD, tertulis (perhatikan pengaruh kuat dari
Mutazilah):
APABILA KITA RENUNGKAN SECARA MENDALAM dan kita terbebas dari hawa nafsu
dan fanatisme madzab, maka akan kita dapati bahwa Nabi
adalah mengkaitkan waktuwaktu ibadah; shalat, puasa dan haji dengan ruyah (melihat) hilal dengan mata kepala,
karena umat Arab pada masanya adalah buta huruf, tidak bisa menulis dan tidak bisa
berhitung, agar mudah bagi setiap individu untuk mengetahui waktu dengan sendirinya
tanpa tergantung pada ilmu dan sains yang tidak diketahui oleh seorangpun diantara
mereka kala itu.
Pembaca dapat membuktikan betapa pikiran mereka telah tersesat di gurun pasir nan
luas ketika menulis:
Seandainya beliau memerintahkan pada manusia saat itu untuk menggunakan hisab-dan
mustahil Nabi memerintahkan yang demikian- tentu perintah beliau termasuk perintah yang
di luar kemampuan! Setelah itu: SESUNGGUHNYA SETELAH KAMI RENUNGKAN
SECARA MENDALAM. (hal.105-107)
Maka apabila bangsa Arab dan umat Islam lainnya telah meningkat ke level bangsabangsa yang telah maju dalam sains dan teknologi dan telah banyak anggotanya yang
menguasai ilmu dan sains tersebut terutama ilmu berhitung yang daripadanya muncul ilmu
falak dan ilmu hisab. Lalu mengapa kita melarangnya untuk menggunakan ilmu hisab
dalam menetapkan hilal untuk mewajibkan puasa dan hari raya serta wukuf di Arafah?
MENGAPA KITA MELARANGNYA SEMENTARA KITA BAKUKAN DI ATAS RUYAH?
PADAHAL RUYAH ITU SENDIRI BUKANLAH TAABUDIYAH (suatu ibadah) sebagaimana
ibadah-badah lainnya, AKAN TETAPI SEKEDAR CARA(hal.111).
Dan kenapa harus sama antara perenungan mereka dan perenungan kita? Tentu beda
antara orang yang mencintai ulamanya dengan orang-orang yang membenci dan memusuhi
ulama pewaris para Nabi!! Lihatlah betapa hasil perenungan mereka hanyalah menghasilkan
dampak buruk berupa penghancuran, penistaan, penghinaan dan pelecehan terhadap
kehormatan para ulama kita!
169
Maka kita katakan kepada mereka:Tidaklah pantas bagi sekelompok orang yang
mengaku dirinya sebagai Salafi (bahkan organisasi Salafi Demokrasi yang mendapatkan
hujan pujian dari Masyayikh Yordan!), yang beriman kepada Allah dan RasulNya ternyata
menulis, menerjemahkan dan menyebarluaskan hujatan-hujatan yang sangat brutal dan biadab
(adakah kalimat yang lebih tepat?) kepada (seluruh!) para ulama pewaris para Nabi?! Kalau kita
yang dihinakan, betapa miskinnya diri kita ini? Padahal yang mereka tikam adalah para ulama
kita, bagaimana mungkin kaum Muslimin membiarkan kejahatan kelompok Hizbiyyun dan tidak
bangkit amarahnya?
Demikianlah, kebohongan demi kebohongan tersingkap satu-persatu dengan izin Allah.
Penipuan, siasat licik, makar keji para Hizbiyyin yang selalu dan selalu berlindung di balik nama
besar Masyayikh Yordan. Kita akan menunggu, bagaimana sikap Masyayikh Yordan setelah
mengetahui kenyataan Hizbiyyah (mengerikan!) yang sebenarnya terjadi selama ini.
Wahai saudaraku kaum Muslimin, sebelum mereka nekad menyebarkan buku brutal ini ke
tengah-tengah kaum Muslimin, sesungguhnya Allah lebih dulu telah menghinakan mereka!!
Ya, benar-benar Allah menghinadinakan mereka (Al-Irsyad kelompok Farouk Badjabir-Chalid
Bawazir)!! Pengadilan Tinggi Jakarta dan Mahkamah Agung telah memutuskan bahwa
kelompok Al-Irsyad mereka sebagai organisasi Salafy Demokrasi yang illegal! Liar secara
hukum di negeri ini!! Tidak memiliki kewenangan apapun secara hukum- untuk menggunakan
logo-logo, aset-aset dan berbagai atribut yang mengatasnamakan Al-Irsyad !! Tentu saja kita
tidak perlu menggurui mereka (karena hubungan baiknya dengan Masyayikh !) bagaimana
sikap dan prinsip Ahlus Sunnah terhadap penguasa Muslim !! Menentangkah?!
Menantangkah ?!
Allahu Akbar ! Jangan coba-coba kalian memakan daging para ulama !! Sungguh daging ulama
itu beracun!!! Allah akan hinakan kalian !! Dan sungguh Allah telah hinakan kalian, wahai
Hizbiyyun !!
Dan sekarang kita sampaikan kepada Masyayikh Yordan:Wahai Syaikh kami, sungguh
telah kami hadirkan bukti otentik, sebuah buku yang berlogo Organisasi Al-Irsyad Al-Islamiyyah
(yang telah mengundang antum sekalian ke Indonesia!) dengan kata pengantar Sang
Ketuanya, Farouk Zain Badjabir, mereka cetak dan sebarluaskan ke tengah-tengah umat,
suatu upaya untuk menanamkan kebencian dan permusuhan kepada para ulama pewaris para
Nabi, wali-wali Allah!! Kenyataan yang sangat-sangat menyakitkan hati kami bahwa penerjemah
buku brutal ini adalah orang yang menjadi pendamping Syaikh Ali bin Hasan ketika mengisi
acara di Surabaya (lihat artikel Hakikat Islam, As-Sunnah Ed.11/VIII/2005, hal.15)!!
Majalah di atas yang akan menjelaskan bahwa pengundang Masyayikh Yordan adalah PP.AlIrsyad:
Demikianlah sebagian konklusi ceramah para Masyayikh dari Yordania (Syaikh Ali bin
Hasan Al-Halabi, Syaikh Salim bin Id Al-Hilali, Syaikh DR. Muhammad bin Musa Alu Nasr
dan Syaikh Masyhur bin Hasan Salman) yang diselenggarakan di masjid Istiqlal, pada
Ahad, 22 Syawal 1425H bertepatan 5 Desember 2004M, atas undangan PP.Al-Irsyad (ibid,
hal.14)
Dan sekarang wahai Syaikh kami, setelah kedok KESESATAN MEREKA KITA
SAMPAIKAN KEPADA UMAT DENGAN BUKTI-BUKTI ILMIYYAH YANG MEREKA SEBARKAN
SENDIRI, akhirnya mereka menggunakan siasat licik dengan mengacung-acungkan ceramah
Syaikh Rabi agar Salafiyyin berkasih sayang dengan kelompok yang memusuhi wali-wali Allah
ini!!
Hanyalah kepada Allah tempat kita mengadu.
Pesan kami sangatlah jelas, bahwa tidaklah kalian berdua wahai Abdurrahman At-Tamimi
dan Chalid Bawazir, datang kembali ke Indonesia setelah memenuhi undangan para Masyayikh
Yordan (yang kalian katakan sebagai bukti kecintaan mereka kepada kalian dan mahad AlIrsyad) untuk mengikuti Muktamar Masyayikh Salafiyyin ke-2 dan kemampuan finansial yang
luar biasa untuk mendatangkan Masyayikh Yordan November ini rencana daurah untuk ke 5
kalinya!!- dengan menegakkan wajah penuh kebanggaan, kecuali bukti yang telah kami
paparkan di atas (dan yang akan kalian baca sampai akhir di bawah ini) akan membuat kalian
menutup muka dan menyembunyikan wajah karena berbagai manuver dusta dan Hizbiyyah
kalian telah diketahui belangnya oleh seluruh kaum Muslimin!! Sungguh Allah tidak akan
pernah ridha bahwa kedustaan dan Hizbiyyah memiliki kedudukan yang mulia di sisi Islam dan
kaum Muslimin!! Cukuplah hinaan dan peperangan kalian terhadap para ulama pewaris para
Nabi serta berbagai kedustaan yang kalian lancarkan kepada kaum Muslimin merupakan bukti
kerendahan kehormatan dan kehinaan martabat kalian sendiri!!
170
Insya Allah uraian di atas telah cukup bagi kaum Muslimin untuk mengetahui bagaimana
otak-otak dan hasil perenungan mereka telah dicengkeram dan dibinasakan -dari merasakan
manisnya sunnah- oleh pengaruh Mutazilah yang membinasakan sehingga mengakibatkan
tuduhan-tuduhan keji dan kejam meluncur tiada terkendali dari para Hizbiyyin-Surkatiyyin
tersebut!! Kita tidak sedang membahas masalah ini, tetapi mereka harus ingat bahwa Islam
datang tidak hanya menjelaskan tentang permasalahan ruyah saja!! Seluruh isi Al-Quran dan
Sunnah Rasulullah
adalah Islam, dan kalau mereka merasa bebas bermain-main dengan
rayu-nya karena beralasan bahwa Nabi
diutus kepada kaum yang ummi, maka semua
balantetara setan-pun (qatalahumullah) bisa saja berdalih untuk menghancurkan seluruh ajaran
Islam dengan mengatakan: Nabi Muhammad
kan diutus untuk kaum yang ummi, jadi kalau
kaumnya sudah menguasai sains dan teknologi maka syariat keNabian Beliau.
Atau :Ayat/hadits shahih itu kan turun ketika bangsa Arab masih buta huruf. Adapun sekarang
karena semuanya sudah menguasai sains dan teknologi maka(kita berlindung kepada Allah
dari kalimat-kalimat kekufuran-Naudzubillah-pen).
Inilah hasil akhir dari kebusukan dakwah Mutazilah!!
Sungguh mereka adalah orang-orang yang diombang-ambingkan oleh kecongkakan dan
kesombongan sampai pada akhirnya ditenggelamkan oleh banjir hawa nafsunya! Beberapa
segi kebatilan jalan pikirannya yang tampak terang-benderang:
1. Ketika mereka melemparkan granatnya terhadap para ulama, pewaris para Nabi,
kedudukan mereka sebagai apa? Ulama? Tentu bukan karena ulamalah yang sedang
menjadi obyek tikaman mereka! Sebagai orang awam? Juga bukan, karena mereka
sedang berperan sebagai pahlawan kesiangan untuk menolong orang awam yang
sedang ditimpakan kesialannya oleh ulama tersebut! Pendukung kelompok hisab?
Termasuk, karena dukungannya terhadap hisab untuk kemudian disejajarkannya dengan
ruyatul hilal yang pada akhirnya punya alasan untuk mengkompromikan keduanya. Yang
jelas mereka ini mengambil posisi yang berlawanan dan bermusuhan dengan ulama
pewaris para Nabi!! Yang pasti Hizbiyyin-Surkatiyyin ini adalah sekelompok manusia
yang tidak memiliki sikap sopan santun dan akhlak yang mulia. Bersikap barbar, bengis,
brutal dan kejam terhadap ulama-pewaris para Nabi! Dan sungguh ini adalah ikrar
peperangan terhadap Nabi
yang telah mewariskan sunnahnya kepada para ulamanya
dan mewariskannya kepada seluruh kaum Muslimin!!
2. Allah
berfirman:Maka barangsiapa diantara kalian menyaksikan bulan hendaknya
berpuasa (Al-Baqarah:185) dan firmannya:Mereka bertanya tentang hilal-hilal,
katakanlah itu adalah waktu-waktu bagi manusia dan bagi (ibadah haji) (AlBaqarah:189). Rasulullah
bersabda:Apabila kalian melihat hilal maka berpuasalah
dan apabila kalian melihatnya lagi maka berbukalah, lalu jika tertutupi atas kalian maka
tetapkanlah tiga puluh (hari) (Shahih, Bukhari 4/102,Muslim 1080 , dari Ibnu Umar).
Maka Nabi
menjadikan tetapnya puasa dengan melihat hilal Ramadhan dan berbuka
dengan melihat hilal Syawal. Dan Nabi
tidak mengaitkannya dengan hisab bintangbintang dan perjalanannya. Ini diamalkan sejak jaman Nabi
dan seluruh Shahabat, AlKhulafaur Rasyidin, empat imam dan tiga kurun waktu yang dijamin dan dipersaksikan
oleh Nabi
keutamaan dan kebaikannya!! Ketika manusia semakin jauh dari kurun
keNabian, mulailah mereka menganggap baik dan benar apa yang ada di benaknya, hasil
perenungannya. Dimasukkanlah hisab sebagai sandaran dalil atas keabsahan
pendapatnya. Perselisihan mulai merebak, semakin meluas. Maka datanglah pahlawan
kesiangan menawarkan solusinya, mengkompromikan kedua pendapat tadi dengan
terlebih dahulu melancarkan tikaman-tikaman kejinya terhadap kehormatan para ulama.
Jadi siapa yang sebenarnya telah menyimpang? Siapa yang menyebabkan perselisihan
dan perpecahan? Ulama yang berpegang dengan sunnah?! Siapa yang tidak mendapat
Taufiq? Adapun aimmah walhamdulillah- bahwa mereka tetap menyeru untuk
berpegang kepada petunjuk Rasulullah
. Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi
!! Lalu dimanakah kedudukan dalil hasil perenungan dalam masalah ini?!
Allah
berfirman :
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan
Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (An-Nisa: 115)
3. Inilah beberapa sosok manusia terbaik dari umat ini yang menjadi sasaran kebengisan
tulisan Hizbiyyin-Surkatiyyin yang mereka katakan mengklaim kebenarannya sendiri,
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
171
172
173
dari generasi awal Islam yang menguasai ilmu faraidh tetapi mereka tidak menguasai
ilmu hitung-menghitung?! Sungguh ini adalah suatu keanehan. Dan apakah setelah
mereka Radhiyallahu Anhum Ajmain menguasai ilmu baca tulis dan hitungmenghitung kemudian mereka berteriak kepada umat agar menggunakan ilmu
hisab-menghisab sebagaimana yang kalian teriakkan wahai aqlaniyyun?! Ataukah
mereka Ridwanullah alaihim Ajmain merasa cukup dengan apa yang telah dibawa
oleh Rasulullah
?!
Shahabat yang mulia, Ibnu Masud
berkata: Ikutilah (ajaran Rasulullah
) dan
jangan membuat bidah. Sesungguhnya kalian telah dicukupi (dalam masalah agama
ini). Dan setiap bidah itu sesat. (Al-Ibanah. 1/327)
(iv) Hadits-hadits yang dicatat oleh para Shahabat (bahkan sejak Nabi
masih hidup)
adalah bukti lain betapa ke-ummi-an Beliau Shalallahu Alaihi merupakan bentuk
kesempurnaan keNabian. Tuduhan-tuduhan bahwa Al-Quran adalah hasil rekayasa
dan karya cipta Beliau
secara otomatis gugur, itu salah satu hikmah besar sifat
ummi. Manuskrip-manuskrip sunnah yang ditulis dan dikumpulkan oleh aimmah ahlul
hadits adalah bukti lain betapa mereka menguasai betul baca-tulis. Adakah para
pembaca pernah menyaksikan sirah (para Shahabat dan Ulama ahlul hadits yang
memiliki kepandaian menulis) mereka lemparkan hadits-hadits shahih dari Nabinya
dan mereka ganti dengan ilmu hisab-menghisab?! Atau mengkompromikan
keduanya?! Kalau ini adalah jalan yang benar/haq, sungguh para Shahabat dan
aimmah ahlul hadits adalah orang yang paling berhak melakukannya (lebih dulu)!!
Padahal Hizbiyyin-Surkatiyyin ini di halaman muka bukunya telah menulis:
Imam Syafii berkata:Barangsiapa ber-istihsan (MENILAI BAIK DALAM SOAL
AGAMA HANYA DENGAN AKAL) berarti ia telah membuat syariat. Al-Rawyani
berkata:Barangsiapa membuat syariat maka ia telah kafir. Dalam satu riwayat
Beliau menyatakan:Barangsiapa yang meng-hasankan sebuah bidah berarti ia telah
menyulami ajaran Nabi
(karena dianggap kurang-pent) (hal.4).
Apa manfaatnya Hizbiyyin-Surkatiyyin menulis yang demikian ini, sementara mereka
memiliki keyakinan bahwa setelah mampu menguasai sains dan teknologi dapat
dijadikan dalil yang sejajar dengan sunnah-sunnah yang shahih?! Apa bedanya
dengan istihsan? bidah? Dan hasil perenungan yang mendalam?! Dapatkah
seekor keledai mengambil manfaat dari kitab-kitab yang dipanggulnya?!
(v) Mereka menulis: ilmu hisab adalah ilmu yang rinci dan detail, tidak salah dan
dibutuhkan oleh ulama. Ia sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hazm, ilmu yang
dibutuhkan untuk mengetahui arah kiblat dan waktu shalat, dan dari sana diketahuilah
ruyah hilal untuk keperluan wajibnya puasa dan hari raya.
Kita katakan : Dalam uraian sebelumnya telah kita ketahui bahwa hisab tidaklah
diamalkan oleh seorangpun dari para Shahabat dan para Aimmah Ahlus Sunnah,
bahkan yang ada justru penjelasan bahwa ilmu hisab adalah bidah. Para Shahabat
tidak diajari oleh Rasulullah
untuk belajar tentang ilmu hisab-menghisab agar bisa
menetapkan awal Puasa dan hari Raya, jadi bagaimana mungkin Hizbiyyin
Surkatiyyin menyatakan tentang ilmu hisab : ..dan dari sana diketahuilah ruyah hilal
untuk keperluan wajibnya puasa dan hari raya ?!
(vi) Pendalilan mereka dengan hadits :faqdiruulahu (maka perkirakanlah untuknya) yang
diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma merupakan perintah menghitung
manazil (menghisab-peny) adalah pendalilan yang rusak. Betapa HizbiyyinSurkatiyyin ini mengaitkannya dengan hadits : :Sesungguhnya kami adalah umat
yang ummi, tidak menulis dan tidak menghitung padahal kedua hadits ini
diriwayatkan oleh Shahabat yang sama, Ibnu Umar Radhiallahu anhuma !! Jelasjelas riwayat kedua dari Ibnu Umar di atas menafikan menghitung (baca:hisab), jadi
bagaimana mungkin Hizbiyyin-Surkatiyyin memanipulasi riwayat Ibnu Umar yang lain
dengan menyatakan Terdapat isyarat kuat tentang bolehnya menggunakan
hisab?! Segala puji bagi Allah yang telah menghancurkan makar keji kelompok
akal-akalan (baca:Aqlaniyyun) ini!! Lebih lengkapnya baca majalah Asy-Syariah
vol.1/no.03/Oktober-November 2003/Ramadhan 1424H.
Dan tahukah pembaca siapa yang telah menghancur-leburkan syubhat HizbiyyinSurkatiyyin ini? Ibnu Taimiyyah Rahimahullah (1263M-1328M)!! Baca karya Beliau, Majmu
Fatawa, 25/182. Bagaimana bisa mereka mengatakan bahwa ulama pewaris para Nabi diam
tidak mengambil tindakan penyelamatan? Padahal Ibnu Taimiyyah Rahimahullah telah
membungkam dan meluluhlantakkan syubhat mereka lebih dari 677 tahun yang lalu (sebelum
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
174
diterjemahkan oleh kemelut LIPIA ini)!! Allahu Akbar! Ibnu Taimiyyah telah mewariskan kepada
kita kaum Muslimin hujjah yang membelalakkan mata Hizbiyyin-Surkatiyyin 625 tahun
sebelum mereka menulis risalah Mutazilah ini (1953M)!! Beliau telah mengulurkan apa yang
wajib diulurkan untuk menolong kaum Muslimin dari syubhat dan talbis yang dilancarkan oleh
Hizbiyyin-Surkatiyyin!! WAlhamdulillah. Sungguh Beliau telah mewariskan kepada seluruh kaum
Muslimin sebuah senjata untuk membungkam dan mem-buldoser kesesatan tentara-tentara
barbar yang bersikap bengis dan kejam terhadap para ulama kita yang merupakan pewaris
para Nabi!! Bukankah ini kenikmatan dan anugerah yang besar dari Allah
?
Sungguh petinggi Sururiyyin Muhammad Surur telah menghina Masyayikh Salafiyyin di
Saudi Arabia sebagai para budak; Abdurrahman Abdul Khaliq si penggedhe Ihyaut Turots
melecehkannya sebagai ulama haid dan nifas; Muhammad Misari menghina Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab sebagai orang yang lugu dan bukan ulama (dan Ahmad Surkati
menjuluki Dakwah Tauhid Syaikh sebagai GERAKAN YANG KERAS/MUSYADDID, sementara
Al-Irsyad mengatakan dakwah Tauhid Beliau Rahimahullah hanya akan menghasilkan
ketundukan disertai kefanatikan yang kuat, dilakukan dengan tindak kekerasan!, Muhammad
Abdul Wahhab adalah orang fanatik!!); Salman Al-Audah melecehkan Syaikh bin Bazz dan
Syaikh Ibnu Utsaimin: bukanlah rujukan ilmiyyah, dan petinggi-petinggi Sururiyyin lainnya
seperti Muhammad Shalih Al-Munajjid, Aidh Al-Qarni yang kesemuanya merupakan teriakan
peperangan terhadap kaum Muslimin dan ulamanya; tetapi tulisan Surkatiyyin ini tidak kalah
sadis dan brutalnya, lebih luas karena tikaman mereka diarahkan kepada PARA ULAMA
PEWARIS PARA NABI yang tentu saja disetiap zaman mereka ada, sejak generasi Shahabat
Radhiyallahu Anhum Ajmain sampai generasi saat ini, di seluruh penjuru dunia, baik yang telah
meninggal maupun yang masih hidup, mereka tikam bertubi-tubi sebagai ulama yang
bertanggung jawab atas perselisihan yang memalukan ini!! Mereka yang memikul beban
dosanya!! Pewaris para Nabi yang lengah dalam tugasnya!! Tidak mengulurkan nasehat
semestinya!! Tidak beramar maruf nahi mungkar!! Diam tidak mengambil tindakan
penyelamatan!! Tidak bekerja untuk Allah!! Tidak mendapatkan taufiq sehingga kaum Muslimin
sial nasibnya!! Sungguh wahai Hizbiyyin-Surkatiyyin!- kalian tidak akan pernah merasa aman
walau berlindung dibelakang orang yang paling besar sekalipun dengan berbagai kesesatan
dan kejahatan yang telah kalian lakukan terhadap ulama pewaris para Nabi!! Kejahatan dan
kekejian di atas landasan pengakuan dusta sebagai dai-dai Salafy!! Yang mengaku mencintai
Ahlul Hadits dan murid-murid mereka!
Apakah kemuliaan dapat diraih dengan cara memusuhi dan memerangi wali-wali Allah?
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
[ : ]
[87] Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami
telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan
bukti-bukti kebenaran (mu`jizat) kepada `Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya
dengan Ruhul-Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu
(pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang
(diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? [QS Al
Baqarah: 87]
175
lagi melampaui batas. Tak segan-segan di dalam meluluskan kehendak hawa nafsunya mereka
membinasakan orang-orang yang membimbing mereka ke jalan yang lurus. ( Asy-Syariah,
no.12/1425/hal.6-7)
Adapun ahlul bidah dari umat ini, sesungguhnya mereka pewaris dan pemegang tongkat
estafet akhlaq bejat orang-orang Yahudi. Sikap melecehkan ulama sunnah merupakan ciri
utama ahlul bidah di setiap generasi dan kurun waktu.
Al-Imam Ahmad bin Sinan Al-Qaththan Rahimahullah berkata:Tidak ada seorangpun dari
ahlul bidah di dunia ini kecuali benci terhadap ahlul hadits (Ahlus Sunnah wal Jamaah)
(Syaraf Ash-habil Hadits, karya Al-Khatib Al-Baghdadi Rahimahullah, hal.73)
Al-Imam Ismail bin Abdurrahman Ash-Shabuni Rahimahullah berkata: Tanda dan ciri
mereka yang utama adalah permusuhan, penghinaan dan pelecehan yang luar biasa terhadap
pembawa hadits Nabi
(ulama) (Aqidatus Salaf Ash-habil Hadits, hal.116)
Al-Imam Abu Hatim Ar-Razi Rahimahullah berkata: Ciri-ciri ahlul bidah adalah
melecehkan ahlul atsar (Ahlus Sunnah wal Jamaah) (Syarh Ushul Itiqad Ahlis Sunnah wal
Jamaah, karya Al-Lalikai Rahimahullah, 1/200)
Pelecehan mereka itu menerpa ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah baik secara umum
ataupun secara khusus (individu tertentu)... (Asy-Syariah,no.12/1425, hal.7)
Kalau demikian keadaannya, bagaimana dengan tikaman-tikaman yang dilancarkan oleh
Al-Irsyad Al-Islamiyyah bersama Agus Bashari terhadap para ulama pewaris para Nabi?!
Bukankah tikaman mereka jauh lebih kompleks, lebih brutal, lebih biadab dan lebih ...?! Hanya
kepada Allah kita mengadukan kejahatan besar ini.
Bahwa orang yang memikul amanat ini, yang menyampaikan diri-diri engkau kepada
Allah adalah orang-orang yang adil dari umatnya Rasulullah
. Siapa yang dimaksud kalau
bukan para ulama yang akan membimbing jalanmu kepada Allah
? Ketika engkau
mencaci-maki para ulama dan ketika engkau meremehkan ulama, maka ternyata Allah telah
menjatuhkan dirimu dan mengusir dirimu dari dakwah yang benar ini.......
Berbahaya sesungguhnya, walaupun engkau berjuang dengan segala-galanya, banyak
pengikutmu dan seterusnya. Kalau seandainya jati diri para ulama sebagai orang yang dipilih
oleh Allah engkau jatuhkan! Engkau caci-maki! Engkau rendahkan!! Hati-hati....mereka adalah
para umana, kepercayaan Allah di muka bumi ini!
Jangan engkau coba untuk menggigit daging ulama! Dan jangan engkau coba untuk
memakan daging ulama! Mereka adalah penyampai dirimu dengan Allah
! Kalau
penyampai ini engkau jatuhkan! Sebentar (lagi) engkau akan jatuh sendiri! Dan kalau engkau
sudah jatuh dan tidak segera bertaubat kepada Allah
, maka engkau tidak akan mulia lagi!
Di hadapan orang-orang yang dimuliakan oleh Allah
, pengikut kebenaran itu sendiri.
Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita dan kepada mereka agar kembali kepada jalan
yang benar untuk memikul amanat dakwah yang benar. Itulah hidayah (Transkrip ceramah Ust.
Abdurrahman Lombok, Daurah Ambon, 2-3 Oktober 2004)
Dan Inilah para Masyayikh Salafiyyin yang bangkit membela kehormatan para ulama:
Syaikh Shalih Fauzan mengatakan:Kita wajib memuliakan ulama Muslimin karena
mereka adalah pewaris para Nabi, maka meremehkan mereka termasuk meremehkan
kedudukan dan warisan yang mereka ambil dari Rasulullah
serta meremehkan ilmu yang
mereka bawa. Barangsiapa terjatuh dalam perbuatan ini tentu mereka akan lebih meremehkan
kaum Muslimin. Ulama adalah orang yang wajib kita hormati karena kedudukan mereka di
tengah-tengah umat dan tugas yang mereka emban untuk kemaslahatan Islam dan Muslimin.
Kalau mereka tidak mempercayai ulama, lalu kepada siapa mereka percaya? Kalau
kepercayaan telah menghilang dari ulama, lalu kepada siapa kaum Muslimin mengembalikan
semua problem hidup mereka dan untuk menjelaskan hukum-hukum syariat, maka di saat
itulah akan terjadi kebimbangan dan terjadinya huru-hara (Al-Ajwibah Al-Mufidah, hal.140).
Lebih dari itu, melecehkan ulama merupakan ghibah dan namimah yang paling berat
(termasuk dosa besar). Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
Hafidhahullah
berkata:Menggunjing ulama, melecehkan dan menjelek-jelekkan mereka merupakan jenis
ghibah dan namimah yang paling berat, karena dapat memisahkan umat dari ulamanya dan
terkikisnya kepercayaan umat kepada mereka. Jika ini terjadi, akan muncul kejelekan yang
besar (Ma Yajibu Fit Taamuli Maal Ulama, hal.17 dalam As-Syariah no.12/1425, hal.6)
Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-Madkhali mengatakan :
...Mereka itulah para ulama dan orang-orang yang beramal shalih pada setiap zaman
dan tempat, sebab mereka adalah pewaris ilmu para Nabi dan orang-orang yang berpegang
dengan sunnah-sunnah mereka. Sungguh Allah telah menegakkan hujjah melalui mereka atas
setiap umat dan suatu kaum dan Allah merahmati dengan mereka suatu kaum dan umat.
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
176
Mereka pantas mendapatkan pujian yang baik dari generasi yang datang sesudah mereka dan
ucapan-ucapan yang penuh dengan kejujuran dan doa-doa yang barakah atas perjuangan dan
pengorbanan mereka. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya atas mereka dan semoga
mereka mendapatkan balasan yang lebih dan derajat yang tinggi. (Al-Manhaj Al-Qawim fi AtTaassi bi Ar-Rasul Al-Karim, hal, 15 dalam Asy-Syariah, ibid, hal.16)
Dan inilah Syaikh Al-Albani Rahimahullah, guru Masyayikh Yordan sendiri yang bangkit
membela kehormatan para ulama dari rongrongan musuh-musuh mereka:
Jika sekiranya sikap memberontak terhadap pemerintah mendatangkan kejahatan yang telah
dijelaskan oleh nash-nash syari yang saling menyatu, disertai dengan berbagai kejadian yang
nyata, sebagaimana yang nampak dari hasil perbuatan para ahli bidah di setiap zaman, maka
lebih jahat lagi adalah orang-orang yang keluar dari para ulamanya dengan menjatuhkan hakhak mereka, dan tidak bersandar kepada fatwa-fatwa mereka kecuali yang sesuai dengan hawa
nafsu para haraki (Ikhwanul Muslimin-pen) dan meremehkan kedudukan mereka dalam
menyikapi politik, dan melontarkan tuduhan kepada mereka dengan istilah ulama di rumah
wudhu dan gelar-gelar semisalnya yang hina, yang ditujukan kepada para ulama Salafiyyin
yang mulia kepada yang mulia. Dan hal ini berarti menggugurkan syariat dengan mencerca
para saksi dan pembawanya. Dan Allah akan memenuhi janjinya (Madarikun Nadhar, hal.227228 dalam Asy-Syariah, ibid, hal.42)
Kita katakan kepada Al-Irsyad Al-Islamiyyah (selaku pengundang Masyayikh Yordan ke
Indonesia), pembuat dan penerjemah buku Kejam, Agus Tripot Bashari sebagaimana pidato
Syaikh Rabi yang kita nukil dari bonus gratis Majalah As-Sunnah At-Turotsy :
SEKARANG, ORANG-ORANG YANG MENIKAM (PARA ULAMA), MEREKA
MENGKLAIM DIRINYA SEBAGAI SALAFIYYUN, NAMUN KEMUDIAN MEREKA MENIKAM
ULAMA SALAFIYYAH (BAHKAN SELURUH ULAMA PEWARIS PARA NABI WAHAI SYAIKH
KAMI-PEN)!
APA YANG MEREKA INGINKAN? MENEGAKKAN BENDERA ISLAM? MANA
MUNGKIN? INI FAKTOR YANG MENGUATKAN ADANYA INDIKASI DAN INDIKATOR KALAU
MEREKA KELOMPOK PEMBOHONG DAN PIHAK YANG TERTUDUH; APAPUN KLAIM
MEREKA. (Jalin Kasih Sayang, hal.21).
177
Adapun bonus bagi Yazid Jawaz, Mubarak Bamuallim, Abu Ihsan 39 dan Muhammad
Yusuf Harun yang mengumumkan kepada umat bahwa mereka telah berkoalisi dengan
Presiden Ikhwanul Muslimin, serta Markaz Abdurrahman At-Tamimi (Masjid Al-Irsyad
Surabaya) yang memberi kehormatan kepada Gubernur Ikhwany untuk menceramahi dan
mendakwahi kaum Muslimin, maka lihatlah kenyataan di atas! Bonus kasih-sayang dari koalasi
kalian sendiri! Bukankah kalian sedang menggarap umat bersama rekan-rekan Ikhwanul
Muslimin kalian?40 Lihat pula pertanyaan no.7 kepada Syaikh Rabi (lagi-lagi dari transkrip yang
kalian sebarkan sendiri) ketika ditanyakan hukum bergaul dengan ahli bidah: Bagaimana ia
bergaul bersama mereka? APAKAH SALAFIYYUN MAU DUDUK BERSANDING DENGAN
AHLI BIDAH? Kalau ada seorang Salafi yang teguh, yang mampu menyampaikan dakwah di
kalangan ahli bidah, juga di partai-partai dengan hujjah dan petunjuk yang mampu
mempengaruhi (dan) bukan dipengaruhi, maka ini menjadi kewajibannya untuk bercampur-baur
dengan mereka guna mendakwahi mereka. BUKAN BERTUJUAN CARI MAKAN, MINUM,
BERSATU DENGAN MENJUAL PRINSIP, TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN DUNIAWI, TIDAK
MENGAKUI KEBATILAN MEREKA (IBID, HAL.26)
Kita katakan: Wahai Syaikh kami, KUARTET SURURY-IKHWANY ini tidak hanya
duduk bersanding, bahkan secara terbuka mengumumkan kepada umat koalisi HizbiyyahIkhwaniyyah mereka ke seluruh pelosok tanah air! Di toko-toko buku terkemuka atas nama AlAtsary!! bertopeng As-Salafy!!
Dan bukannya mereka ini mendakwahi Ikhwaniyyin wahai Syaikh kami, bahkan Gubernur
Ikhwanul Muslimin-lah yang mereka beri kesempatan mendakwahi umat Islam! Di Markaz yang
pernah dipakai Daurah Masyayikh Yordan!! Pimpinan Ikatan Dai Ikhwanul Muslimin Jawa Timur
bahkan diundangnya serta!! Ketua Dewan Syariah Ikhwanul Muslimin Jawa Timur
digandengnya pula!! Dan dedengkot IM lainnya tidak kalah serunya untuk menjadi penggembira
di markaz dakwahnya!! Dedengkot Ikhwani berkhutbah Jumat mendakwahi komunitas
Salafynya!! Justru setelah berkali-kali Masyayikh Yordan didatangkan untuk menasehatinya!!
Ataukah mereka akan berkelit dengan mengatakan bahwa cara ini adalah upaya untuk
mendakwahi Ikhwanul Muslimin? Kalian hendak menipu kaum Muslimin wahai Ustadz?! Apakah
kalian menganggap bahwa kaum Muslimin tidak bisa membedakan antara mendakwahi mereka
39
Di Medan, di depan Salafiyyin -orang ini- sudah mengakui kesalahan At-Turots (Abu Nida' cs), bahkan berjanji akan
meninggalkan mereka jika mereka tidak bisa dinasehati. Kemudian dia datang ke Degolan (ketika itu) dan juga
menyatakan kekeliruan manhaj Abu Nida Cs. Namun di saat mengadakan Muhadharah justru berbalik berubah akal
memberi rekomendasi kepada Abu Nida cs.,dengan menyatakan bahwa mereka adalah duat Salafiyyin, walaupun
mereka punya kesalahan maka tidak sepantasnya ditahdzir. Sementara itu, Abu Nida cs. Tidak pernah mengakui
kesalahan manhajnya dan tidak pernah mau meminta maaf kepada kaum Muslimin!! Sebaliknya, justru dia "berhasil
dinasehati dan dipelihara fulusnya Ihya'ut Turots" oleh Abu Nida' cs. Satu contoh nyata pahlawan kesiangan yang
terkena "money politik" Hizbiyyah yang dibela-legalkan oleh Ma'had Al-Irsyad pimpinan Abdurrahman Tamimi pemegang
Surat Kuasa 4 Masyayikh Yordan!
Abu Ihsan al Atsary Al Maidani, rekan Abdul Hakim (Kaitan Abdul Hakim Abdat dengan orang-orang majelis At
Turots Al Islami, yakni mengajar bersama Abu Ihsan Al Atsary Al Maidani - penerjemah Al Sofwa juga - , Arif
Syarifuddin, Kholid Syamhudi, yang berhubungan dengan Ihya ut Turots) turut menyumbangkan sumbangsih
besar sebagai pembawa pesan Quthbiyyun di Indonesia. Dia menerjemahkan kitab as Sirajul Wahhaj fi Bayanil
Minhaj, karya Abul Hasan Musthafa bin Ismail as Sulaimani al Mishri, yang diberi judul 269 Prinsip Kaidah
Manhaj Salaf, buku ini dikritik habis oleh syaikh Rabi' Bin Hadi, bahkan Abul Hasan ditahdzir karena pemikiran
Quthbiyyunnya oleh puluhan ulama termasuk syaikh Rabi' bin Hadi, buku ini diterbitkan oleh pustaka at Tibyan.
Penerbit yang sama juga menerbitkan karya Quthbiyyun berjudul ath Thoghut, karya Abdul Mun'im Musthafa
Halimah, diterjemahkan dlm bahasa Indonesia oleh Abu Fudhail , isinya merujuk pada ucapan Sayyid Quthb,
Muhammad Quthb, Fi Dhilalil Qur'an, Thariqud Da'wah fi Dzilalil Qur'an. Penerbit at Tibyan juga menerbitkan
hasil terjemah Abu Umar Basyir Al Medani yang sering mengisi di At Turots Jogjakarta. Maka semakin jelas
siapa Abdul Hakim dan konco-konconya, Abu Ihsan Al Atsary, dan penerbit At Tibyan serta penerjemahpenerjamah didalamnya. (www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=663)
40
Syaikh Ahmad An-Najmi menyatakan:..Adapun perbuatan orang-orang Hizby itu tidak diragukan lagi sebagai suatu
perkara yang batil dan sesat. Kita berdoa kepada Allah agar memberikan hidayah-Nya kepada kita dan mereka.
Sebagian Salaf pernah berkata:
Barangsiapa yang menyembunyikan aqidahnya dari kami, tidak akan tersamarkan rekan-rekannya dari kami
Yaitu dia tidak bisa menyembunyikan orang yang menjadi kawannya. Kalau dia datang dan pergi bersama orang-orang
Hizby berarti dia orang Hizby yang sepertinya. Karena itu berkatalah seorang penyair:
Seseorang dikenali dari orang lain bila keduanya berjalan bersama
seperti disamakannya sandal dengan sandal bila keduanya serupa
Sesuatu dikiaskan dengan yang lainnya bila keduanya serupa
Dan hati dengan yang lainnya menjadi tampak bila berjumpa
Kita memohon kepada Allah agar memberikan taufik-Nya kepada seluruh kaum Muslimin.(Menyingkap Kejahatan
Aliran Sesat, hal. 114-115)
Beliau juga menyatakan: Begitu pula dengan Ahlul Bidah yang menampakkan dirinya dihadapan manusia sebagai
seorang Ahlus Sunnah, maka Allah pasti akan menyingkap kejelekan yang disimpannya walaupun sangat tersembunyi.
Sehingga pasti akan keluar darinya suatu perkara yang akan menunjukkan bahwa dia seorang Ahli Bidah, wal
iyadzubillah. (ibid, hal. 75).
178
179
Abdurrahman At-Tamimi juga memiliki kedudukan yang cukup disegani oleh PP Al-Irsyad
sebagaimana kedudukan Mubarak Bamuallim, Farid Okbah dan Yusuf Baisa!! Inilah
buktinya betapa keempat orang itu adalah Quartet milik PP Al-Irsyad: Quartet di atas
melakukan safari ke berbagai daerah di Indonesia dalam acara Daurah Majelis Dakwah
PP.Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang diketuai oleh Farid Okbah (dia adalah seorang Takfiri kaki
tangan Baasyir NII). Pesertanya adalah para dai Al-Irsyad (plus). Penyelenggaranya
adalah PC. Al-Irsyad Pamekasan Madura, 23-26 Maret 2001; PC. Al-Irsyad Lombok, 26-29
April 2001; PC.Al-Irsyad Sorong, Papua, 11-14 Mei 2001; PW..Al-Irsyad Banda Aceh, 25-28
Mei 2001; PC. Al-Irsyad Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 20-23 Juli 2001.
(alirsyad-alislamy.or.id_majelis-dakwah_pelatihan-dai.htm)
Sekilas informasi tentang Farid Okbah dan Yusuf Baisa.
180
8. File aldakwah.mweb.co.id_009info_2002_index.php_idn20_.html, Farid Okbah bersama eksPresiden Ikhwanul Muslimin Indonesia, DR. Didi Hafidhudhin adalah penerima beasiswa LDATA Al-Ikhwani.
9. File www.infopalestina.com_diskusi2_view.asp_msgID_2961.htm, situs infopalestina ini milik
hizbiyyun, haraki, nampak Farid menampilkan artikel berbau Hasan al Banna, Salman Audah,
Rasyid Ridla dkk.
10. File aldakwah.mweb.co.id_009info_2002_index.php_idn_26.htm, Divisi Perpustakaan
Lembaga Dakwah dan Taklim Jakarta bersama Masjid Al-Furqon, Kramat Raya Jakarta
menampilkan Musthafa Aini Lc, Abu Qotadah, Farid Okbah dalam Bedah buku Perpustakaan LData.
Kesimpulan :
a. Farid adalah Nakhoda Dakwah PP. Al-Irsyad Al-Islamiyyah
b. Farid dekat sekali dengan berbagai kelompok Hizbiyyun
c. Artikel Farid sangat berbau Ikhwani.
Farid Okbah pejabat Lajnah Dakwah Al Irsyad ini turut hadir dan menjadi pembicara dalam
acara daurah di Malang yang diadakan oleh Abdurahman Tamimi cs tahun 2006 yang lalu,
menurut kesaksian salah satu ustadz mereka yang ruju dari paham Turotsi. Bahkan dalam
acara yang sama juga diundang Adil Tharmum dan Khairuddin (PC Al Irsyad Pamekasan),
Farouk Bajabir (ketua PP Al Irsyad), Fuad Baswedan (Al Irsyad Jatim), Muhammad Qasim,
Muhammad Nafi , Nizar Saad Jabal, Rizal Yuliar, Saiful Haq dan M Romlan (Al Irsyad
Tengaran) dan dai PP Al Irsyad lainnya. Juga wakil Ihya Turats resmi maktab Indonesia yang
berkantor di Jl. Basuki Rahmat Jaktim, Asas el-Izzi Makhis, Ahmad Zawawi turut diundang, tidak
ketinggalan dai yang beralamatkan di LData/Pustaka Al Kautsar Jakarta, Fathurrahman Sardal.
Inilah bukti koalisinya Al Irsyad, Ihya Turats, LData untuk kesekian kalinya.
Adapun Yusuf Utsman Baisa yang menjadi rekan seperjuangan Abdurrahman Tamimi, sudah
sama kita kenal sebagai salah satu agen besar Ihyaut Turots, Hizbiy yang ditanam oleh
Mubtadi' Abdurrahman Abdul Khaliq untuk mengobrak-abrik dakwah Salafiyyah di Indonesia,
petinggi Sururi yang sangat jahat. Dia memiliki pengaruh besar di kalangan Al Irsyad, Turotsi,
bahkan di depan Abdurahman Tamimi sekalipun, nama-nama yang diusulkan hadir di daurah
Abdurahman Tamimi di Lawang, Malang, didengarkan penuh seksama oleh Abdurahman
Tamimi. Yusuf Utsman Baisa bersama-sama Syarif Hazza 41 menjadi kaki tangan Ihyaut Turots
Al-Kuwaity memerangi Syaikh Rabi dan Masyayikh Madinah serta Syaikh Muqbil bin Hadi AlWadi'iy Rahimahullah.
10.4.2.KEJAHATANNYA
TERHADAP
SALAFIYYAH DI INDONESIA
SALAFIYYIN
DAN
DAKWAH
a. YUSUF UTSMAN BAISA. Sempat rujuk dari ucapan sesatnya:"Dakwah Islamiyyah dapat
dilancarkan dengan mengambil kebaikan Ikhwanul Muslimin dalam perkara tandzim
(organisasi), Jama'ah Tabligh dalam perkara hikmah dakwah dan Salaf dalam perkara Aqidah"
ternyata dalam ceramahnya di pesantren Al-Irsyad Tengaran dia mengibarkan tinggi-tinggi
pemikiran (sesat) Al-Inshaf Sururiyyin. Ia membela tokoh-tokoh Sururiyyin seperti Salman AlAudah, 'Aidh Al-Qarni, Safar Al-Hawali dan lain-lainnya seraya menganjurkan para pemuda
untuk membaca dan mengambil manfaat dari buku-buku dan kaset-kaset mereka. Pemikiran
para tokoh inilah yang sesungguhnya diikuti (dan ditularkan!-pen) oleh Yusuf dengan Inshaf
(adil)nya itu, padahal hal ini sesungguhnya suatu kedzaliman terhadap sejarah pemahaman
salafush shalih.lima hari kemudian datanglah pembawa fitnah dari Kuwait yang bernama
Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq. Yusufpun mengumpulkan para ustadz Salafiyyin di
Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran untuk mendengarkan ceramah pembawa fitnah tersebut.
Dalam ceramahnya ia menafi-kan keberadaan gerakan dan pemahaman Sururiyyah di
kalangan Salafiyyin dan ia menganggap bahwa pihak yang menggembar-gemborkan tentang
bahaya fitnah Sururiyyah (telah) menyebarkan isu yang tidak ada kenyataannya. Ia membela
pemikiran takfir (pengkafiran kaum Muslimin) Muhammad Surur, membela dan menyanjung DR.
Yusuf Al-Qaradhawi (tokoh IM yang berpemikiran Mu'tazilah). Ia juga menyerang dan
41
Orang Ihya ini menulis sebuah buku berjudul KasyfuzZur wal Buhtan yang berisi tikaman-tikaman jahat terhadap
Syaikh Rabi dan dai-dai Salafiyyin. Bagi orang yang melihatnya akan mengetahui bahwa pengarangnya memiliki
kedengkian yang tertanam atas dakwah Salafiyyah dan para da'inya. Dan kitab tersebut telah dibacakan kepada Syaikh
kita (Syaikh Muqbil Rahimahullah) maka beliau mentahdzirnya dan juga pengarangnya setelah beliau dengar dari
kesesatankesesatan yang ada didalamnya(www.salafy.or.id/print?php.id_artikel=662)
181
182
Syarif memberitakan bahwa anak Syaikh Al-Albani memperjualbelikan kitab bapaknya (ini
menunjukkan celaan Syarif terhadap keluarga Ahlul Hadits).
Syarif pula yang menyatakan bahwa Syaikh Al-Albani membuat bid'ah dalam majelisnya, yaitu
menyediakan talam dan gunting kemudian mengedarkannya kepada yang hadir untuk
menggunting jenggotnya yang lebih dari satu genggam. Murid-murid Al-Albani kurang
menunjukkan iltizam (berpegang) yaitu para istri mereka membuka mukanya. Al-Albani telah
salah dalam fatwanya tentang cara berdiri dari sujud dengan menekankan kedua telapak
tangannya dalam bentuk genggaman ke lantai dan beberapa omongan yang menunjukkan
ketidak sukaannya kepada Al-Albani dan murid-muridnya. Setelah itu dia memuji-muji Syaikh
Abdurrahman Abdul Khaliq! Na'udzubillah.
Datang pula berita bahwa dia telah membuat halaqah di pesantren Al-Irsyad Tengaran untuk
membantah buku Al-Quthbiyyah Hiyal Fitnah Fa'rifuha 42 karya Abu Ibrahim bin Sulthan AlAdnani. Buku ini sebenarnya berisi data-data penyimpangan tokoh-tokoh Sururiyyin dari manhaj
Ahlussunnah dan bantaha terhadap penyimpangan tersebut. Ketika Syaikh Rabi' bin hadi AlMadkhali Hafidhahullah membagi-bagikan buku ini untuk para thalabul ilmi di madinah dan
empat lainnya, Syarif justru membuat forum di pesantren Al-Irsyad untuk membantah buku ini.
Itulah sekilas profil dari dua orang yang memiliki kedudukan istimewa di sisi pemegang lisensi
karya ilmiyah Masyayikh Yordan di Indonesia, Abdurrahman At-Tamimi Al-Kadzab. Seorang
(Yusuf Baisa) adalah saudara dekatnya di dalam Al-Irsyad dengan bukti safari keliling nusantara
mereka untuk mencetak kader-kader Al-Irsyad bersama Takfiri Farid Okbah dan tangan
kanannya sendiri Mubarak Bamu'alim. Seorang lagi (Syarif Hazza', Dajjal dari Mesir boneka
Ihya') adalah salafnya (baca:pendahulunya) dalam bergaya Haddadiy dengan sumpah
Mubahalahnya yang tiada laku dia jual kepada salafiyyin. Allahul Musta'an.
Segala puji bagi Allah yang telah menyingkap makar dan kedustaan mereka. Dan di atas
landasan tipu daya dan kedustaan inilah Abdurrahman At-Tamimi dengan gagah berani dan
lantang berkata:
42
Dan kelompok Sururiyyin lokal yang disponsori Syarif Hazza dan Yusuf Utsman Baisa telah menghina dan
melecehkan kitab tersebut dengan merubah judulnya menjadi Al-Quthbiyyah HUWAL Fitnah Fa'rifuha untuk
memberikan pemahaman sesat kepada umat bahwa buku berharga tersebut tidak lebih dari buku penyebar fitnah!!
Alhamdulillah makar mereka terbongkar dan ternyata tuduhan keji ini tidak lebih dari sikap mengekor pada Sururiyyin di
Saudi Arabia yang juga merasa heboh karena kedok kesesatannya dibongkar habis oleh para Masyayikh Salafiyyin kita
(perhatikanlah wahai saudaraku, merekalah yang dulu habis-habisan membantah dan menolak fitnah Sururiyyah!!
Adapun sekarang? Karena tidak bisa lagi terus bermain sandiwara kebohongan ini maka merekapun sekarang juga
berbicara tentang fitnah Sururiyyah!! Lebih jelasnya, silakan baca tema :Kalau Sururi Mendefinisikan Sururi, Apa
Yang Akan terjadi? Kanibalisme!) Berikut penjelasan Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi Hafidhahullah ketika beliau
ditanya:Apakah pendapat anda tentang orang yang mengatakan Sesungguhnya kitab Al-Quthbiyyah adalah kitab
penyebar fitnah, tidak boleh disebarkan di kalangan pemuda? Jawab: Kitab Al-Quthbiyyah terdapat di dalamnya
peringatan terhadap kesalahan-kesalahan yang ada, sedangkan memberikan peringatan terhadap kesalahan adalah
wajib. Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan hambaNya yang berilmu untuk memberikan peringatan kepada
hambaNya yang tidak punya ilmu. Allah Subhanahu wa Taala menerangkan tentang Nabi Musa Alaihis Salam ketika
diberi peringatan oleh orang lain:
Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata:Wahai Musa, sesungguhnya
pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, maka keluarlah engkau (dari kota ini),
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberikan nasehat kepadamu(QS. Al-Qashash: 20).
Orang yang Allah sebutkan dalam ayat di atas bergegas-gegas mendatangi Musa dan memberikan nasehat kepadanya
untuk keluar meninggalkan kota tersebut dan penduduknya yang berusaha membunuhnya. Apakah orang yang
memebrikan nasehat kepada Nabi Musa Alaihis Salam telah melakukan kebaikan atau melakukan kejahatan dan
kejelekan?!! Tidak diragukan bahwa dia telah melakukan kebaikan, karena Allah berkehendak untuk menjadikan Musa
Alaihis Salam sebagai Nabi yang mulia termasuk daru Ulul Azmi dan agar Allah memberikan petunjuk melalui Beliau
kepada umat di kemudian hari.
Apakah orang yang datang kepada Musa memberikan nasehat kepadanya, melakukan perbuatan baik dan terpuji,
disebut sebagai pembawa fitnah? Begitu pula dengan orang yang memberikan peringatan kepada kaum Muslimin pada
masa kita sekarang ini dan juga memberikan peringatan kepada para penuntut ilmu dari orang-orang yang
menginginkan kejahatan dan kejelekan pada mereka, serta ingin membawa mereka kepada pemberontakan terhadap
pemerintah Muslim padahal Allah Taala mengharamkannya, maka orang-orang yang memebrikan peringatan tersebut
hanyalah sekedar memberikan nasehat bagi saudaranya sesama Muslim.
Dengan demikian kita mengetahui bahwa kitab Al-Quthbiyyah bukan sebuah kitab yang membawa dan menimbulkan
fitnah. Sedangkan orang yang mengatakan bahwa kitab ini (Al-Quthbiyyah) adalah Kitab Fitnah maka perkataannya
adalah batil dan salah dan dia sendiri adalah penyeru dan penyebar fitnah yang menginginkan agar kebatilan yang ada
didiamkan sehingga menjadi besar dan orang-orang yang berkeinginan melakukan pemberontakan bisa
melancarkannya. Pada akhirnya terjadilah pertumpahan darah, pembunuhan merajalela, kehormatan tidak dihiraukan
lagi, jalan-jalan dipenuhi dengan perampok dan terwujudlah keinginan untuk memberontak kepada
pemerintah(Menyingkap Kejahatan Aliran-Aliran Sesat, Hikmah Ahlus Sunnah, hal. 55-56)
183
184
Saudaraku kaum Muslimin, kita akan tuntut orang ini (Agus Hasan Bashori), kita akan
mintai pula pertanggungjawaban Yazid Jawaz, Aunur Rafiq, Abdul Hakim Abdat, Agus Hasan
Bashari43, Mubarak Bamuallim, Abu Ihsan (yang berkoalisi dengan petinggi-petinggi Ikhwanul
Muslimin, akan datang buktinya) dari 3 sisi untuk mempertanggungjawabkan kepada umat
(sebelum dia dimintai pertanggungjawaban oleh Allah
) karena pengakuannya sebagai dai
Salafiyyin dan karena talbisnya kepada umat dengan menggunakan transkrip ceramah Syaikh
Rabi yang dia tenteng kesana kemari.
Pertama : Persekutuannya dengan petinggi Jamaah Tabligh
Engkau wahai Agus Hasan telah mentalbis umat dengan menggunakan transkrip ceramah
Syaikh Rabi untuk membuktikan bahwa dirimu adalah Salafy. Sekarang kami hadapkan dirimu
dengan tulisan Syaikh Rabi sendiri terhadap berbagai kesesatan Jamaah Tabligh ketika beliau
membungkam penyimpangan Tuan Besar kalian, Abdurrahman Abdul Khaliq. Beliau berkata :
Kami menanyakan kepadanya, apakah Jamaah Tabligh tegak di atas apa yang telah dibawa
oleh Rasulullah
dan para Shahabatnya dan sesuai dengan apa yang Rasulullah
batasi
sebagai firqah yang selamat diantara firqah-firqah yang binasa ?...
Apakah Jamaah Tabligh dengan thariqat Ad-Diyobandi-nya mengajarkan di madrasah
(halaqah) mereka Tauhid dengan manhaj Salafush Shalih seperti kitab As-Sunnah oleh AlLalikai, Al-Ibanah oleh Ibnu Baththah, Aqidah Wasithiyyah, Al-Hamawiyyah, ataupun AtTadmuriyah ?
Apakah mereka mencintai buku-buku tersebut dan para penulisnya, menasehatkan manusia
untuk mempelajarinya ? Ataukah sebaliknya, mereka justru memerangi buku-buku tersebut dan
penulisnya, membuangnya serta menuduh para penulisnya dengan tuduhan kesesatan,
kemudian menetapkan buku-buku bidah seperti An-Nisfiyyah, Al-Muyasirah, buku-buku Ar-Razi
dan buku-buku aqidah lainnya seperti Maturidiyah, Asyariyah dan Jahmiyah ?
Apakah dalam masalah Tauhid ibadah mereka menetapkan kitab Tauhid dan Syarahsyarahnya ? Kitab Tawassul dan wasilah, bantahan kepada Al-Bakri, Ighatsatul Lahfan dan
yang semisal ?
Atakah mereka justru memerangi buku-buku tersebut dan para penulisnya, kemudian
mengajarkan buku-buku ilmu kalam, mantiq, filsafat dan buku-buku tasawwuf yang syirik ?
Apakah mereka mencintai ahli hadits, para muwahhidin (yang bertauhid) karena mereka
bertauhid, memerangi syirik dan menolak sikap tathil (penolakan sifat bagi Allah) ?
Apakah mereka mencintai Ahlus Sunnah yang berpegang dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul
atau membencinya ?
Terakhir, disamping bencana-bencana di atas, mereka juga berbai'at kepada empat thariqah
sufi yaitu :An-Naqsyabandiyah, As-Sahrurdiyah, Al-Jistiyah dan Al-Qadiriyah. Padahal di dalam
thariqah-thariqah tersebut terdapat aqidah al-hulul (seluruh makhluk merupakan penjelmaan
Allah) dan wihdatul wujud (keyakinan bersatunya Allah dengan hamba) dan juga keyakinan
bahwa para wali (yang sudah mati) dapat berpengaruh pada alam ini. Pegangan mereka adalah
kitab Tablighi Nishab (manhaj Tabligh) yang penuh dengan aqidah sesat dan hadits-hadits
palsu. Bersamaan dengan ini semua mereka berpaham Murjiah. Semua perkara di atas telah
melebihi mutawatir (Jamaah Wahidah, hal.56, untuk lebih jelasnya lihat Al-Qaulul Baligh oleh
Syaikh Hamud At-Tuwaijiry)
Apakah kelompok seperti ini yang engkau ajak berdakwah bersama wahai Agus Hasan- dapat
dikatakan Ahlus Sunnah ?
43
Orang ini pula yang menerjemahkan hasil karya Salman Al-Audah berjudul Shifatul Ghuraba, Al-Firqatun Najiyah
Wath Thaifah Al-Manshurah yang bertuliskan :Waqaf: min Jamiyyah Ihyaut Turots Al-Islamy Lajnah Janub Syarq Asia
lil Muslimin fi Indunisia yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar dengan judul Indonesia Firqatun Najiyah. Buku ini
memiliki keanehan-keanehan karena membagi lingkaran keselamatan di dunia dan akhirat menjadi 3 bagian, yang
satu lebih khusus diantara yang lain, yaitu:Firqatun Najiyah (golongan yang selamat), Thaifah Al-Manshurah (kelompok
yang mendapat kemenangan) dan Al-Ghuraba (kelompok yang terasing). Jadi Firqatun Najiyah berbeda dengan
Thaifah Al-Manshurah, demikian pula Al-Ghuraba tidaklah sama dengan keduanya. Suatu pembedaan yang Rasul
pun tidak pernah menerangkan pembagiannya!!
Salman berkata:Adapun wawasan yang terluas adalah wawasan ber-Islam yang akan menjadi jaminan masuk
surga.Setelah itu adalah wawasan Firqoh najiyah sebagai wawasan kedua yang selamat dari bidah dan khurafat. Ini
lebih khusus dari yang pertama dan mempunyai keutamaan yang tidak dimiliki oleh umat Islam secara umum
Sedangkan yang ketiga adalah wawasan Thaifah Manshurah yang merupakan inti dari Firqah NajiyahThaifah ini
adalah kedudukan yang paling tinggi yang hanya diduduki oleh para mukmin sejati(Pengertian Firqah Najiyah,
hal.12-13, Salman Al-Audah, Penerjemah Agus Hasan Bashari, Pustaka Al-Kautsar, cetk.1- Oktober 1992). Semoga
Agus Hasan Bashari belumlah lupa dengan karya terjemahannya yang nyleneh ini!! Apakah dia bisa berlepas tangan
begitu saja sementara dia terus mendakwakan diri sebagai penyeru dakwah Salafiyyah Ahlus Sunnah?!
185
Kedua : Perselingkuhannya dengan petinggi-petinggi Ikhwanul Muslimin 44 bersama AlSofwa Al-Muntada As-Sururi dan L-DATA Al-Ikhwani
Engkau wahai Agus Hasan (termasuk juga Yazid Jawaz, Mubarak Bamuallim, Aunur Rafiq yang
berkoloni-ria dengan petinggi-petinggi Ikhwani) telah mentalbis umat dengan menggunakan
transkrip ceramah Syaikh Rabi. Sekarang kami hadapkan dirimu dengan tulisan Syaikh Rabi
sendiri terhadap berbagai kesesatan Ikhwanul Muslimin. Beliau berkata :
Adapun Ikhwanul Muslimin, mereka sama halnya dengan Jamaah Tabligh dalam seluruh
bencana-bencana di atas ditambah lagi dengan masuknya Rafidhah, Khawarij, bahkan Nashara
dalam jamaah mereka. Juga ucapan mereka tentang berbilangnya agama dan persaudaraan
antar agama.
Doktor At-Turabi penentu kebijakan mereka- telah mengajak dalam salah satu muktamar yang
diadakan di Sudan kepada persatuan agama (lihat Shahifah As-Sudan Al-Hadits, no.1202,
tanggal 29 April 1993).
Hasan Makky, salah seorang tokoh Ikhwanul Muslimin yang paling menonjol juga mengajak
untuk menegakkan partai Ibrahimy yang merupakan partai gabungan antara Yahudi, Nashrani
dan Muslimin (Lihat Majalah Al-Multaqa, no.4)
Berkata pula Al-Qaradhawi tentang bolehnya berbilangnya agama dan bahwasanya kehidupan
ini memungkinkan untuk lebih dari satu agama. Setelah dia mengaburkan perselisihan antar
firqah-firqah termasuk di dalamnya Rafidhah dengan kaidah mereka yang sesat Kita tolong
menolong dalam hal yang kita sepakati dan saling toleransi pada apa yang kita perselisihkan .
Inilah sikap tengah. Sependapat dengannya dalam hal ini adalah Muhammad Al-Ghazali, AtTurabi45 dan Huwaidi. Mereka menamakan pandangan ini dengan Ruh Islam. Inna lillahi wa
inna ilaihi rajiun (lihat Majalah Al-Mujtama, no.1118 tanggal 21 Rabiul Akhir 1415H).
Ketiga : Virus Tabayyun Sururiyyin yang dia tularkan kepada anak didiknya
Sebagaimana Abdullah Hadrami Al-Sururi dengan virus tabayyun khas Sururi yang dia
propagandakan di CD taubatnya: :"..Karena kalau kita mau jujur, ternyata semuanya sama,
ajarannya, kitabnya sama, gurunya sama, semuanya sama. Perpecahan tidak ada, yang ada
hanyalah mungkin kesalahpahaman, kesalahpahaman. Mungkin itu terburu-buru
menghukumi sebelum tabayyun dan yang lainnya." Demikian pula virus tabayyun yang
ditanamkan di benak-benak anak asuh saudara semanhajnya, H.Agus Hasan Bashari.
Kita sekalian telah mengetahui kisahnya ketika mendatangkan dan memberikan
kehormatan kepada pembesar Jamaah Tabligh di kota Malang dalam acara pernikahan
adiknya di rumahnya Jl. Kumis Kucing Malang. Sekarang akan kita hadapkan kepada para
pengekor tatsabut Sururiyyin suatu kejahatan besar yang telah dilakukan oleh Khomeini
laknatullah alaihi- yang menulis:
Mereka (para Shahabat Nabi) yang tiada lain kecuali dunia yang mereka cari dan
haus kekuasaan yang menjadi incaran mereka dan bukanlah Islam dan Quran,
dimana mereka menjadikan Al-Quran semata-mata sebagai alat untuk mewujudkan
44
Acapkali Ikhwanul Muslimin menuduh bahwa Salafiyyin suka menjelek-jelekkan, menghina dan menyesat-nyesatkan
kelompoknya karena Salafiyyin membongkar kesesatan serta penyimpangan aqidah tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin
serta kejahatan keji mereka (kudeta, pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan kelompok sempalan ini) yang selama
ini terus mereka tutup-tutupi dari pandangan umat dan sebaliknya berusaha sekuat tenaga menampilkan kesan bahwa
Ikhwanul Muslimin berjuang untuk membela kaum Muslimin dan menegakkan Syariat Islam.
Kelompok inipun tak segan-segan melakukan tindakan fisik untuk mewujudkan permusuhannya terhadap dakwah
Tauhid dan para dainya, sebagaimana telah terjadi di beberapa tempat. Diantaranya adalah yang terjadi di Yaman
berupa penembakan brutal dan sporadis terhadap sejumlah Ahlus Sunnah di sebuah masjid, yang menyebabkan
sebagian mereka (Ahlus Sunnah-peny) terbunuh. Bahkan salah satu tokoh IM di negeri Yaman mengancam Ahlus
Sunnah dengan pernyataannya:Jika seandainya kami memiliki kekuatan, niscaya kami akan memerangi Wahhabiyyin
sebelum kami memerangi kaum Komunis. Hal ini sebagaimana dikisahkan Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadii Rahimahullah
dalam beberapa kali ceramah beliau.
Lebih dari itu semua, apa yang telah terjadi di Afghanistan dengan terbunuhnya seorang mujahid Ahlus Sunnah, yaitu
Asy-Syaikh Jamilurrahman Rahimahullah. Pembunuhnya adalah salah seorang dari kelompok IM yang dikenal dengan
nama Abu Abdillah Ar-Rumi. Dia datang ke Afghanistan membawa kebencian yang sangat besar terhadap Ahlus
Sunnah dan menjulukinya dengan Wahhabiyyah (= julukan yang dilemparkan oleh Surkati dan Al-Irsyadnya-peny).
Pembunuhan sadis ini terjadi pada hari Jumat 20 Shafar 1412H/ 30 Agustus 1991M sebelum Syaikh Jamilurrahman
berangkat menuju shalat Jumah. Pembunuh kejam itu mendatangi beliau sebagai tamu yang hendak memeluknya.
Tanpa disangka ternyata orang ini melepaskan tembakan ke arah Syaikh dan tepat mengenai wajah dan kepala beliau!
Demikianlah, orang-orang Ikhwanul Muslimin menuduh Salafiyyin suka menjelek-jelekkan kelompok mereka (karena
berbagai kesesatannya dibongkar sebagai wujud nyata cemburunya kita kepada Dien ini) dan sebaliknya mereka
sendiri justru berasal dari gerakan yang menghalalkan darah kaum Muslimin ( tembak, bom, bunuh), ya- tangan,
pedang dan senjata api Ikhwanul Muslimin telah berlepotan darah kaum Muslimin!!.
45
Orang inilah yang berkata penuh kesombongan ketika mempromosikan Syirkul Akbar, thawaf di kuburan, dengan
ucapannya.
186
niat-niat mereka yang buruk dan dengan mudah membuat mereka membuang ayatayat itu dari Al-Quran dan juga membuat mereka mengubah-ubahnya dan
mensirnakannya dari pandangan manusia untuk selama-lamanya, sehingga kehinaan
terhadap Al-Quran dan kaum Muslimin dapat berkelanjutan sampai Hari Kiamat.
Tuduhan (perubahan kitab Taurat dan Injil) yang mereka (kaum Muslimin) tuduhkan
kepada Yahudi dan Nasrani, sesungguhnya telah menjadi satu ketetapan atas mereka
(kaum Muslimin) sendiri (Kasyful Asrar, Al-Khomeini, hal.114 dalam Fatwa dan Pendirian
Ulama Sunni Terhadap Aqidah Syiah, M.O Baabdullah, diterbitkan oleh Yayasan Perguruan
Al-Irsyad & Perhimpunan Al-Isyad Al-Islamiyyah Surabaya, hal.43-44)
Sungguh tulisan Khomeini di atas adalah salah satu bukti kesesatan dan kekafirannya
yang nyata!! (Dan akan kita buktikan dalam uraian selanjutnya bagaimana Ahmad Surkati
welcome terhadap Syiah-Insya Allah). Maka kita tanyakan kepada para penganut tabayyun
Hizby-Sururi setelah mereka membaca pernyataan kekafiran Khomeini di atas: Apakah kalian
akan bertanya juga kepada Khomeini alasannya berkata demikian? Apakah Salafiyyin-Ahlus
Sunnah tergesa-gesa mengambil kesimpulan dari ucapan Khomeini Al-Malun?! Kalau demikian
keadaannya, maka silakan masuk ke dalam kuburnya dan tanyakan langsung (tabayyun ala
Hizby) kepada Khomeini Laknatullah agar terjawab pertanyaan kalian itu!! Allahu yahdiikum.
Dan lihat pula bantahan Syaikh Rabi Hafidhahullah terhadap kesesatan Sayyid Quthb
dan betapa berbahayanya dia karena virus pengkafiran yang disebarluaskannya sehingga
menjadi rujukan fatwa pemikiran-pemikiran Khawarij para teroris pengacau umat ! Bukankah
Syaikh menulis kesesatannya ketika Sayyid Quthb sudah mati? Kalian hendak mengatakan
bahwa Syaikh Rabi tergesa-gesa karena tidak tabayyun dulu kepada mayit Sayyid Quthb
wahai Abdullah Hadrami-? Engkau hendak menipu dan membinasakan para pemuda dengan
prinsip tabayyun Sururi yang sebenarnya sudah kuno dan sudah ditinggalkan oleh Sururi
seniormu ?! Mereka sudah mentalbis umat dengan trik syubhat yang lebih licik dan engkau
masih menggunakan syubhat usang wahai Ustadz Pramuka?! Tunjukkanlah hujjahmu bahwa
para ulama Ahlus Sunnah harus tabayyun dulu kepada para penyesat ahlul batil, penipu umat,
ahlul bidah ataupun Hizbiyyin, sebelum membantah kesesatan-kesesatan ucapan dan
tulisannya agar engkau tidak dikatakan sebagai pendusta yang pandir!! Ketika Salafiyyin
menunjukkan bukti-bukti ilmiyyah tentang Hizbiyyahnya kelompok Hizbiyyun (dari sumber
Hizbiyyun itu sendiri!! Allahu Akbar!) ini maka (karena tidak mampu membantah secara
ilmiyyah) mereka mengacung-acungkan kalimat tabayyun kepada Salafiyyin!
Kita tanyakan kepada mereka : Wahai anak buah Al-Muntada Al-Sofwa ! Al-Haramain !
Ihyaut Turots dan para pembela mereka ! Sekian tahun kalian mampu menegakkan punggung
dan berjalan karena dinar Hizbiyyah mereka ! Pernahkah kalian tabayyun terhadap kejahatan
dinar itu bagi Salafiyyin ? Ataukah kalian memanipulasi kejahatan itu sebagai suatu
kemanfaatan dan kemaslahatan dakwah? Ataukah kalian langsung menelannya ? Mana
keadilan yang kalian gembar-gemborkan sendiri ? Kalian menutup mata dari fatwa para ulama
yang tidak sejalan dengan nafsu dinar Hizbiyyah kalian ! Kalian menutup mata tiada peduli
siapa pemilik dinar Hizbiyyah celaka itu! Karena kalau kalian berani sedikit saja- membuka
mata maka kalian langsung berhadapan dengan kenyataan betapa fatwa para Masyayikh
Salafiyyin telah menghinadinakan kehizbiyyahan tuan besar dinar Hizbiyyah kalian!! Fatwa yang
menyingkap penyesatan dan pecahbelah umat yang bergaya sinterklas!!
Politik Stick and Carrot!!
Sodorkan wortel (baca:Dinar Hizbiyyah), setelah mendekat...pukul dengan tongkat
(baca:terpecahbelahlah kalian!)!!
Kalau setiap orang yang berbuat jahat mau berkata jujur, tentulah penjara-penjara di
muka bumi ini akan penuh sesak penghuninya!! Bukankah para penegak hukum tidak perlu
bersusah payah menjalankan pekerjaannya? Para penjahat dengan berbagai aliran dan
spesialisasi kejahatannya berduyun-duyun mendatangi mereka dan mengakui perbuatannya!
Bagaimana mungkin?!
Jelas-jelas di depan mata seseorang telah mencuri, masihkah kita bertanya: Apakah anda
mencuri?
Jangan salahkan kalau dia menjawab: Tidak, saya sedang mencari nafkah untuk anak istri
saya!
Atau Enak saja menuduh! Saya cuma mengambil hak orang miskin dari sebagian hartanya!
Betapa kebinasaan telah datang begitu cepatnya. Permainan kotor ini tidak lain kecuali makar
yang diarahkan untuk menghancurkan nama baik Syaikh Rabi Hafidhahullah, strategi
penghancuran kredibilitas Masyayikh Salafiyyin!! Sungguh yang mereka inginkan sebenarnya
adalah rifqan Ahlus Sunnah dengan ahlul bidah!! Penghancuran secara total dan sistematis
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
187
terhadap prinsip-prinsip Al-Wala dan Al-Bara di dalam Islam , suatu penghancuran yang
menyeluruh dan terencana dengan kedok membacakan karya Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad
dan ceramah Syaikh Rabi bin Hadi!! Rencana busuk yang tidak mungkin Allah
biarkan
begitu saja tanpa ada yang menjelaskan dan membongkar kekejiannya. Inilah realisasi
Hizbiyyun untuk Rifqan dan Mawaddah terhadap kesesatan dan para penyerunya!!
Mereka inginkan agar Ahlus Sunnah bersikap rifqan dan mawaddah terhadap koalisi
Hizbiyyah-Ikhwaniyyah yang mereka demonstrasikan tiada malu di depan umat! Ahlus Sunnah
harus mawaddah dengan kolaborasi antara Yazid Jawaz-Mubarak Bamuallim-Abu Ihsan AlAtsary dengan Presiden Ikhwani Indonesia (ketika itu) serta Muhammad Yusuf Harun MA,
seorang Ikhwani tulen, Direktur L-DATA sekaligus penerjemah Top Al-Muntada Al-Sofwah!
Salafiyyin mereka tuntut harus rifqan terhadap kedustaan Abdurrahman At-Tamimi di depan
para ulamanya! Ya Subhanallah!! Ini adalah jual beli yang curang! Mereka tuntut agar Salafiyyin
bersikap lemah lembut dan penuh kasih sayang sementara Hizbiyyin menetapkan bagi diri-diri
mereka untuk bebas berkeliaran mengumbar nafsu Hizbiyyahnya, mengombang-ambingkan
umat dengan tipu daya dan kedustaannya, memakan harta Muassasah Hizbiyyah dengan
seenaknya, padahal harta tersebut nyata-nyata digunakan untuk memecah belah dakwah
Salafiyyah di Indonesia?!! Dan tanpa rasa malu sedikitpun- mereka katakan untuk membantu
kaum Muslimin !
Ingatlah bagaimana Abdurrahman At-Tamimi membela kaki tangan Ihyaut
Turots :Adapun pondok Imam Bukhari, benar yang anda katakan (menerima dinar Hizbiyyah
dari Ihya-pen), tapi perlu anda ketahui bantuan itu tanpa ada tekanan atau persyaratan
apapun. Dan nyata-nyata At-Tamimi ini membolehkan menerima dana dari organisasi
Hizbiyyah sesat itu, simak ucapan selanjutnya: Lagipula dana tersebut adalah milik orang
Muslimin tanpa meminta-minta di perempatan jalan raya sebagaimana yang pernah mencoreng
wajah
dakwah
Salafiyah
di
Indonesia
(Lampiran
6,
nama
file
Lampiran
6_Jawaban_Salafindo_EksSalafiorid.jpg). Maka dengan cara ini mereka menggunakan satu
anak timbangan untuk menimbang dagangannya sendiri dan anak timbangan lainnya untuk
menimbang dagangan orang lain! Apakah ini yang disebut adil?
Kalau Hizbiyyin merasa bebas memakan dinar Hizbiyyah, mengumbar dusta dan
menyebarkannya ke seluruh dunia serta berkolaborasi dengan elemen Hizbiyyah lainnya,
mengapa Ahlus Sunnah tidak boleh menerangkan kepada umat bahwa itu semua adalah suatu
kebatilan dan kemungkaran atas nama agama? Kalau mereka merasa bebas mencorengmoreng dakwah Salaf dengan semua sepak terjang Hizbiyyahnya, mengapa Salafiyyin tidak
boleh menerangkan kepada umat bahwa dakwah Salaf berlepas diri dari itu semua? Salafiyyin
berlepas diri dari kesesatan Abubakar Baasyir dan jaringan Khawarij N11nya, sementara
Hizbiyyin ini melalui salah satu anggota koalisinya yang menjadi penerjemah TOP Al-Muntada
Al-Sofwa, Muhammad Yusuf Harun MA dengan L-DATA-nya selain merekomendasikan kasetkaset seluruh dai Al-Sofwa seperti Yazid, Abdul Hakim, Agus Bashari, Zaenal Abidin dan
kawan-kawannya juga merekomendasikan kaset DR. Rasyid Daud (Staf ahli no.1 LP2SI
Alharamain-nya Dr. Hidayat Nur Wahid), kaset Dr.Ahzami Samiun (sda, staf ahli no.3),serta
kaset
Abubakar
Baasyir
yang
berjudul
Urgensi
Syariat
Islam!
(aldakwah.org_iklan_daftarkaset.htm).
Lihatlah betapa kaum Muslimin digiring untuk mengikuti model syariat ala Jamaatul
Jihadnya N11!! Wallahi ini adalah suatu penyesatan secara terang-terangan dan mengerikan!!
Dan jaringan Hizbiyyun ini menuntut agar Salafiyyin bersikap rifqan dan mawaddah terhadap
berbagai kejahatan seperti di atas?!! Mungkinkah Ahlus Sunnah diam membisu dari serangan
sporadis kejahatan Hizbiyyah batalion kemungkaran?! Wallahul mustaan.
188
BAB XI
ABDURRAHMAN TAMIMI
NAMA LENGKAP DAN KUNYAHNYA
Abdurrahman bin Abdul Karim At-Tamimi Abu Auf, Lc; Abdurrahman Al-Kadzab-lah
panggilan sesuai sifat dan tindak-tanduknya. Perlu diperhatikan, bahwa tuduhan hizbi, sesat,
menyimpang atas nama-nama, institusi, organisasi, pengikutnya, tidak serta merta dipastikan
masuk Neraka. Harap diperhatikan gelar-gelar tersebut sesuai dengan data, fakta yang ada,
tidak ada vonis takfir dan murtad disini, karena Surga dan Neraka adalah milik Allah semata.
Perlu diketahui bahwa gelar Lc (License) didapatnya dari Universitas Kairo, Mesir,
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, bukan Lc agama Islam seperti yang diduga banyak
orang. Jadi kita tidak perlu terkesima kendati gelar Lc tersebut ditulis dalam surat resmi di
Mahad Ali Al Irsyad As Salafi-nya atau di buku-buku bernafaskan Islam.
Berkaitan dengan penulisan nama dan gelar, ada upaya untuk memalingkan umat dari
permasalahan yang prinsip kepada hal-hal yang tidak ada pengaruhnya terhadap inti
permasalahan sebagaimana yang ditulis oleh Abu Salma, seorang lelaki (?) di balik cadar, tiada
berani menunjukkan batang hidungnya-sikap yang sangat dicela oleh Syaikh Rabi (terhadap
orang yang menulis artikel tetapi hanya menggunakan nama samaran atau menggunakan
kunyah saja!). Anehnya, rajul ini menukil sendiri kecaman Syaikh tersebut, tetapi dia sendiri
tetap bersembunyi di balik cadarnya. Apakah dia menulis artikel sambil bermimpi? [Perlu
diketahui, dulu Abu Salma tidak dikenal nama aslinya, kini ia telah membuka diri setelah tulisan
ini disebar luaskan, dia menampilkan jatidirinya di situsnya sendiri dan kami ringkas dalam
artikel Open House bersama Rachdie. Abu Salma memperkenalkan nama aslinya lengkap,
curricullum vitaenya, lengkap dengan jabatan terakhirnya, Ketua Lajnah Dakwah PC Al Irsyad
pimpinan Chalid Bawazer, Surabaya. Abu Salma adalah murid Abdurrahman Tamimi dan juga
penulis di majalah Adz Dzakhiirah produk Mahad Al Irsyad Surabaya. Jadi jelas sebagian
ucapan/pernyataan Abu Salma dalam rangka membela Al Irsyad atau Abdurahman Tamimi
ed])
Abu Salma mempermasalahkan (artikel 17,5 bukti) penulisan Ya Abdurrahman AlKadzab. Dikatakannya, ini jahil dalam bahasa arab, yang benar (menurutnya) adalah Ya
Abdarrahman Al-Kadzdzab ada tasydid di dalamnya.
Beberapa hal penting yang harus dicermati dari bantahannya ini:
1.Penyusun menggunakan kaidah bahasa Indonesia dan bukan kaidah bahasa arab. Secara
otomatis kata seruan Ya dalam bahasa Indonesia tidak berpengaruh apapun terhadap
kata yang mengikutinya sebagaimana lafal Ya yang berfungsi sebagai huruf nida dalam
bahasa arab yang memansubkan kata setelahnya.
Tentang Al-Kadzab, dalam kaidah serapan dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia,
huruf yang ditasydid TIDAK ADA KEHARUSAN untuk ditulis dobel, contoh Umar bin
Khathab, ummat diserap ke dalam bahasa Indonesia dan cukup ditulis umat. Terror
(Inggris) cukup ditulis Teror (Ind). Apakah Abu Salma telah lupa dengan pelajaran tingkat
SMP ini? Ataukah selama ini belajar terus di negeri arab sehingga wajar kalau tidak tahu
kaidah dasar bahasa Indonesia?
2. Haruslah dibedakan antara penulisan lafal bahasa arab ke dalam tulisan latin Indonesia
dengan penulisan kosa kata/istilah bahasa arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Contohnya: Majlis (lafal aslinya dalam bahasa arab demikian), tetapi karena termasuk
kosakata serapan, secara otomatis disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia menjadi
Majelis dan bukan Majlis seperti yang ditulis Abu Salma. Demikian juga Syaithan cukup
ditulis Setan (walaupun demikian, kita tidak akan menyalahkan jika mereka menulisnya
"Syaithan").
3.Kalau mengikuti kaidah seperti yang dimaukan Abu Salma, kritikannya itu justru berbalik
dan menghantam dirinya sendiri, contoh :
-Salafiyyin (ada tasydidnya) dia tulis Salafiyin
-Haddadiyyah dan Haddadiyyin (ada tasydidnya) dia tulis Haddadiyah dan Haddadiyin. 46
46
Demikian dia melemparkan tuduhan kepada Salafiyyin. Tuduhan ghulat-pun diluncurkan pula oleh barisan Hizbynya
bahkan tuduhan Khawarij! Sungguh semua tikaman ini tidaklah berasal kecuali dari hasil jiplakan Sururi luar negeri!
100%!! Ahya.org adalah salah satu situs linknya! Tetapi karena situs ini tidak bisa bermain cantik , terlalu vulgar dan
kentara kejahatan dan permusuhannya kepada Masyayikh Salafiyyin, maka akhirnya dihapus oleh Abusalma dari daftar
link situsnya!! Syaikh Rabi adalah musuh utama mereka! Tuduhan Haddadi dan Ghulat juga dilemparkan kepada
189
190
saudaraku yang mulia, Syaikh yang terhormat Abu 'Auf (Abdurrohman At-Tamimi) 47
semoga Allah menjaga dan melindunginya serta menjadikannya termasuk orang-orang yang
menyeru kepada kebaikan dan yang membela dakwah mubarokah di negri yang amat luas ini
(Muqaddimah Daurah Ke 5 Oleh Syaikh Muhammad Musa Alu-Nashr, Salafindo.com)
Luar biasa, hanya kata itu yang pantas terucap.
Kami berharap agar bapak Direktur Abdurrahman At-Tamimi tidak berfikir yang tidak-tidak dengan penayangan pujian
para ulama terhadapnya sebagai suatu bentuk iri hati, dengki, dan hasad yang memakan hati (sebagaimana tuduhan
yang selama ini dilontarkannya) dengan mengira bahwa anak-anak ingusan ini kepengen juga mendapatkan gelar
syaikh juga. Allahumma Ya Allah, sungguh Engkau Maha Tahu betapa miskinnya anak-anak ingusan ini.
191
terkira. Tidak bisa tidak, membongkar kekejiannya adalah suatu kewajiban yang tidak
terelakkan bagi setiap hamba yang mengetahuinya. Menyebarkan bukti-bukti kedustaannya
adalah ikhtiar yang harus dilakukan oleh kaum Muslimin yang telah memegang informasinya.
Semua upaya ini kita kerahkan untuk meminimalisir dampak buruk akibat penyebaran informasi
palsu dan menyesatkan yang terus dilakukan oleh jaringan Hizbiyyahnya.
Adalah suatu tragedi kemanusiaan dimana menggunakan tazkiyah untuk mengelabui
umat. Mengkhianati amanah yang dipercayakan kepadanya. Tidak boleh bagi siapapun untuk
menyebarkan berita dustanya, apalagi dusta atas nama dakwah dan agama. Mencorengmoreng wajah Islam yang mulia, merecoki umat dengan kepalsuan dan tipu daya. Akhlak
tercela yang memalingkan umat dari jalan Allah, membutakan manusia dari kebenaran,
mencampakkan kejujuran dan menggantinya dengan bendera kebohongan, menolong
kebatilan, bidah yang merusak jalan yang lurus dan akhlak yang mulia, melecehkan manhaj
Salaf karena pengakuan dusta para pengaku yang menggunakan segala cara dalam
mengelabui umat untuk merealisasikan tujuan Hizbiyyah batilnya.
Ketika amanah tlah tercabut dari dalam dada
Nafsu khianah-pun menguasai jiwa
Ketika kejujuran tiada lagi tersisa
Darah dusta dan kepalsuan-pun menggelegak memenuhi raga
Ketika dinar Hizbiyyah tlah membutakan mata
Kebenaran-pun menjadi musuh di alam nyata
Ketika rasa malu tlah lari dari dalam kalbu
Konspirasi Hizbiyyah-pun ditegak-kibarkan sepenuh nafsu
Peperangan ini belumlah berlalu
192
Atau Aunur Rafiq yang menolak, misal:Wahai anak kemarin sore! Walaupun saya pernah
berkolaborasi dengan petinggi ikhwani DR. Mushlih Abdul Karim dalam PRODIT 1 Al-Sofwa dan
berkoalisi pula dengan dedengkot ikhwaniyyin lainnya Mudzakir Arif dalam PRODIT 3 Al-Sofwa
berduet dengan Agus Hasan Bashari, tetapi mereka berdua (ikhwaniyyin itu) kan bukan pucuk
pimpinan sebagaimana orang yang diajak Yazid berkoalisi?!
Atau Abdul Hakim Abdat yang mentakhrij, misal:O-o, saya berkata : saya memang
menjadi imam dan khatib shalat hari raya 1421H yang disponsori oleh Al-Sofwa As-Sururi dan
Al-Haramain Al-Hizbi dan menjadi Muhaddits di majalah As-Sunnah yang merupakan kaki
tangan Ihyaut Turots dengan manhaj Quthbiyyin Abul Hasan Al-Mishri Al-Maribi yang
kesemuanya telah ditahdzir Hizbiyyahnya oleh para ulama Ahlus Sunnah! Tetapi untuk secara
berterang-muka berdusta di hadapan ulama? O-o, rasanya saya belum berkeberanian untuk
itu!.
Nah, kalau masih dalam jalur bantah-membantah secara ilmiyyah seperti ini, tentu masih
wajar. Tetapi rupanya serigala itu sudah terlanjur kegerahan dari balik bulu-bulu domba yang
dikenakannya. Maka inilah seringainya -Abdurrahman At-Tamimi- yang menyeramkan:
Sesungguhnya (segala) yang kamu katakan tentang kami dan tentang mahad kami
(mahad Ali Al Irsyad Surabaya) hanya ada dua kemungkinan, kamu dusta padanya atau kamu
benar (jujur): MAKA SEMOGA LAKNAT ALLAH ATASMU JIKA TUDUHAN-TUDUHAN YANG
ENGKAU ARAHKAN KEPADA KAMI ITU ADALAH DUSTA, DAN LAKNAT ALLAH ATAS KAMI
JIKA TUDUHAN-TUDUHAN ITU BENAR. BAHKAN KAMI MENANTANGMU UNTUK
BERMUBAHALAH ATAS YANG DEMIKIAN ITU; maka kamu wahai orang ini- adalah termasuk
kaum yang tidak berguna padanya melainkan pukulan yang menyakitkan, dan tidaklah hujjah
bermanfaat bagimu, dan tidak pula bermanfaat bagimu bukti yang memuaskan, dan tidaklah
bermanfaat pula petunjuk yang dapat menundukkanmu. Maka mereka itu adalah pendusta yang
tercela orang-orang yang menipu dan pendengki serta suka bermusuhan-, maka tidak ada
pada kami kecuali mengadukan mereka kepada Rabb kita Raja yang Maha Mengetahui: Ya
Allah perlihatkanlah pembalasanku kepada orang yang mendzalimiku (kabulkanlah) pada waktu
yang dekat-!! DAN SESUNGGUHNYA KAMI MENANTANG UNTUK BERMUBAHALAH
DENGAN PENDUSTA INI, ATAU DUA PENDUSTA ATAU TIGA!! YAITU AGAR ALLAH YANG
MEMILIKI KEPERKASAAN DAN KEKUASAAN, MELAKNAT MEREKA JIKA MEREKA DUSTA,
ATAU MELAKNAT KAMI JIKA MEREKA BENAR MEREKA TELAH MENGATAKAN TENTANG
KAMI DAN TENTANG MAHAD KAMI BAHWASANYA KAMI MEMPUNYAI HUBUNGAN
DENGAN YAYASAN AL SOFWAH DI JAKARTA DAN AT TUROTS, DAN BAHWASANYA KAMI
MEMPERMAINKAN PARA MASAYIKH DI YORDANIA (Naam!! Itulah jawaban yang mantap
Alhamdulillah-dari kami-pen)sesuai dengan ungkapan mereka- dan kami berkata:
Sesungguhnya kami berlepas diri dari melakukan sesuatu yang paling kecil dari hal itu(dan
Maha Suci Allah ini adalah kedustaan yang besar) dan (kebohongan yang dibuat-buat) YA
ALLAH SESUNGGUHNYA KAMI TERDZALIMI MAKA BERIKANLAH PEMBELAAN-MU
KEPADA KAMI Surabaya, Mahad Ali Al Irsyad, 27 Ramadhan 1424
Pembaca sekalian, semoga kita semua diberi kekokohan dan kekuatan oleh Allah
dalam menetapi kebenaran, beberapa hal penting yang dapat kita catat dari tantangan
mubahalah ini:
1. Telah disebutkan sebelumnya bahwa wakil Ihya Turats resmi maktab Indonesia yang
berkantor di Jl. Basuki Rahmat Jaktim, Asas el-Izzi Makhis, Ahmad Zawawi turut diundang
dalam daurah yang diadakan Abdurahman Tamimi di Malang tahun 2006 yang silam. Inilah
bukti koalisinya antara Abdurahman Tamimi dan Mahad Al Irsyadnya dengan Ihya Turats
untuk kesekian kalinya.
2. Sesungguhnya Abdurrahman At-Tamimi telah memiliki pendahulu dalam permasalahan
mubahalah. Syarif Muhammad Fuad Hazza!! Ahlul Bidah!! (lagi-lagi) kaki tangan Ihyaut
Turots, penghina ahlul hadits Syaikh Muqbil Rahimahullah, Syaikh Al-Albani-pun tidak luput
dari kedzaliman lidahnya; dan sekarang Abdurrahman At-Tamimi telah mewarisinya. Syarif
telah dijarh oleh Masyayikh Madinah karena kekacauan pikirannya tersebab mengekor
kepada Abdurrahman Abdul Khaliq, pembela Sayyid Quthb. Syarif juga seorang pendusta
(sebagaimana Abdurrahman At-Tamimi) hanya saja Abdurrahman At-Tamimi memiliki
keberanian dusta yang jauh melampaui keberaniannya Syarif Hazza, kedustaannya lebih
mendunia dan secara live (baca:langsung) dilakukan di hadapan para ulama dari berbagai
negara Islam!! Di Muktamar Masyayikh Salafiyyin!!
3.Abdurrahman At-Tamimi membantah memiliki hubungan dengan Al-Muntada Al-Sofwah dan
At-Turots. Tidakkah seharusnya dia lebih jujur sehingga berkata:Saya tidak mempunyai
hubungan langsung dengan kedua yayasan Hizbiyyah itu tetapi saya memang berkoalisi,
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
193
berkolaborasi, berkonspirasi dan bertaawun Hizbiyyah dalam dakwah ini dengan kaki tangan
mereka!! Yazid Jawaz, Abdul Hakim Abdat, Agus Hasan Bashari, Khalid Syamhudi 48, Ahmas
Faiz, Abu Haidar, Ahmas Faiz adalah anggota koalisi kami! Mereka adalah da'i-da'i yang
direkomendasikan (lihat lampiran 6b-d, nama file Lampiran 6b_Majalah Assunnah satu
jaringan dgn al Irsyad.jpg, Lampiran 6b_Majalah Assunnah satu jaringan dgn al Irsyad.jpg,
Lampiran 6c_Majalah Assunnah satu jaringan dgn al Irsyad.jpg, Lampiran 6d_Majalah
Assunnah satu jaringan dgn al Irsyad.jpg dan Lampiran 6e_Majalah Assunnah satu jaringan
dgn al Irsyad.jpg)!! Dan organisasi kami (Al-Irsyad) tentu telah mengambil faedah dinarnya,
sebagaimana yang kami umumkan di situs Al-Irsyad (alirsyad.8m.net_mitra.HTM;
infoalirsyad.com_edisi53_index-8.html) serta mengerahkan anak muridnya untuk memperkuat
jabhah Hizbiyyah (Lihat file alirsyad.8m.net_Alumni_Alumni3.htm)!! Dan kalianpun wahai
Hizbiyyun- tidak akan mampu berkelit dari kesaksian saudara kami Abdurrahman Sarijan
yang langsung menyerahkan dana Hizbiyyah Ihyaut Turots via Al-Irsyad cabang Kuwait
kepada PP. Al-Irsyad dan yayasan As-Sunnah Cirebon!! Telah berlalu penjelasannya bahwa
Abdurrahman At-Tamimi membela Mahad Bukhari yang telah menadah dinar Hizbiyyahnya
Ihyaut Turots dan bahkan membantunya mencarikan alasan dan kilah serta berfatwa
tentang bolehnya menerima dana dari organisasi Hizbiyyah sesat ini (Pernah dimuat di situs
Salafi.or.id/viewjawaban.php?pid=24, tentang Bantuan Ihya At-Turots Kuwait sebelum
diganti salafindo.com nama file Lampiran 6_Jawaban_Salafindo_EksSalafiorid.jpg, atau
simak di bundel Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani dkk di bagian
lampiran).
4. Akankah Salafiyyin meladeni tantangan mubahalah ini? Tidak!! Takutkah? Jangan GR dulu!
Manhaj Salaf-lah yang mencegah kami meladeni tantangan orang yang mengalami
kebakaran jenggot dan kiamat manhaj (meminjam istilah Abdurrahman At-Tamimi sendiri,
maaf-pen) karena telah terbongkar kedok Hizbiyyahnya dan kepalsuan dakwahnya!!
Syaikh Muhammad bin Hadi Al-Madkhali Hafidhahullah telah menjelaskan bahwa mubahalah
adalah cara dakwah Haddadiyyin (pengikut dakwah sesat yang dibawa oleh Mahmud AlHaddad Al-Mishri)!! Lebih lengkapnya : Saya (Usamah Mahri) beserta Abu Mundzir Dzul
Akmal dari Riau alumnus Fakultas Dakwah dan Ushuluddin, Universitas Islam Madinahmendatangi Syaikh Muhammad bin Hadi Al-Madkhali Hafidhahullah dan kami berikan kepada
beliau fotokopi selebaran mubahalah tersebut. Beliaupun membacanya, setelah itu
menyatakan bahwa cara dakwah seperti ini (dakwah menantang mubahalah tanpa diawali
dengan dakwah bil hikmah wal mauidhatul hasanah wal jidal bil lati hiya ahsan (lihat Fathul
Majid Syarah Kitabut Tauhid, hal.81)) adalah cara dakwah Haddadiyyin (pengikut dakwah
sesat yang dibawa oleh Mahmud Al-Haddad Al-Mishri). Kami tanyakan pula kepada Beliau
tentang figur Syarif Muhammad Fuad Hazza (rekan dakwah Abu Nida 49, Ahmas Faiz, Abu
Haidar, Yusuf Baisa, Abu Mush'ab50) dan lain-lain-peny), Beliau menjawab:Kami dulu pernah
mengenalnya, ketika dia berada di Imarat, ternyata pemikirannya kacau.
Pada hari berikutnya kami mendatangi Syaikh Rabi bin Hadi Al-Madkhali Hafidhahullah
dengan mendatangi rumah Beliau. Pada waktu itu Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
Hafidhahullah sedang berada di sana. Lalu ketika selesai shalat Isya, kami (Usamah Mahri,
Ainur Rafiq dan Rudianto) bertanya kepada Syaikh Rabi di depan Babus Salam Masjid
Nabawi tentang Syarif Muhammad Fuad Hazza. Beliau (Syaikh Rabi) berkata:Orang ini
kami ketahui dulunya pernah di Imarat dan mulai kacau pemikirannya karena dia mengikuti
pemikiran-pemikiran Abdurrahman Abdul Khaliq (Al-Mishri-peny). Kemudian saya (Usamah
Mahri) menerangkan kepada Beliau bahwa Syarif Muhammad Fuad Hazza sekarang berada
di Indonesia diutus oleh Jamiyyah Ihyaut Turots, Kuwait dan ditempatkan di Jawa Tengah
(Pesantren
Al-Irsyad
Tengaran-peny).
Syaikh
Rabi
menanggapi
dengan
48
Seorang yang pernah kepanasan telinganya waktu duduk di hadapan Syaikh Muhammad bin Hadi al Madkhali
Hafizhahullah ketika beliau menjelaskan bahaya Hizbiyyah diapun keluar dari majlis tanpa pamit, seperti diberitakan
Ikhwanuna Salafiyyin di Madinah. (Man Huwa (Siapakah Dia) Abu Qatadah, Ustadz Abu Hamzah Yusuf, artikel
Salafy.or.id)
49
Kita sampaikan perihal yang kita tahu tentang Abu Nida'. Jawaban beliau (Syaikh Muqbil bin Hadi Rahimahullah) :
"Orang ini adalah Hizbi! Bisa jadi dia Hizbi karena mengejar materi, atau seorang yang fanatik kepada Hizbi karena
kebodohan. Tetapi melihat pada kenyataan, yang paling tepat adalah kemungkinan pertama, untuk orang sejenis dan
satu tipe dengan Abu Nida' (Bahaya Jaringan JI dari Kuwait dan At-Turots, Sumber artikel :
http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=512).
50
Abu Mush'ab pada awal-awal fitnah, dia mengikut pada Syarif Fuadz Hazza ( Sururi dari Mesir, red), dia sendiri
bilang : "Kalau saja saya tidak bersama mereka, maka saya tidak bisa makan ?" Inilah fitnah harta ! Kabar ini didapat
dari ikhwan bernama Abu Mu'adz yang ada di Muntilan, Magelang.(Sumber artikel :Bahaya Jaringan JI dari Kuwait dan
At-Turots (3), http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=510)
194
195
Kita akan melihat, bagaimana Abdurrahman At-Tamimi dan kelompok Sururinya berusaha
menegakkan bangunan ilmiahnya diatas pondasi kebohongan yang telah dilancarkannya
kepada umat.
11.4. AL IRSYAD,
BERTAUTAN
SEBUAH
NAMA DALAM
SATU
SISTEM
YANG
Kali ini kita melihat hubungan jelas antara PP Al Irsyad PC Al Irsyad Jatim dan Mahad Ali Al
Irsyad tentunya Al Irsyad yang dimaksud yang ilegal pimpinan Ir. Farouk Zein Badjabir
nampaknya diantara kita banyak yang memerlukan informasi ini.
Yang kita ketahui, setiap berakhiran Al Irsyad berarti satu tubuh, satu payung, satu organisasi.
Padahal kita dituntut untuk memilih teman duduknya, tempat ngajinya, tempat kumpulnya
secara selektif. Salah satunya : "Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya
salah seorang dari kalian melihat siapa temannya." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Marilah kita simak siapa teman-teman tsb dari Bapak Abdurrahman At Tamimi melalui paparan
berikut ini.
a. http://www.alirsyad.or.id/comments.php?id=P466_0_5_0_C Aug 23, 04 | 11:38 am
APAKAH PENDIRI AL-IRSYAD, SYEKH ACHMAD SOERKATI, SEORANG SALAFI;
ADAKAH
PUJIAN
DARI
PARA
ULAMA
SALAF
TENTANGNYA?
Assalamualaikum warahmatullah, tolong jelaskan kepada kami apakah pendiri Al-Irsyad, Ahmad
As-Soerkati, seorang salafi, akidah dan manhajnya, dan apakah ada pujian dari para ulama
salafi tentangnya? Atas jawabanya, ana ucapkan jazakumulah khaira, wa barakallahu fikum.
(Abu Abdillah )
Jawaban:
Waalaikumsalam wr. wb. Suatu ketika Abdurrahman at-Tamimi dari Surabaya meminta
Syekh Ali Hasan al-Atsari untuk mengomentari karya Syekh Soerkati, Adz-Dzakirah. Syekh Ali
Hasan al-Atsari adalah salah satu murid Syekh Al-Bani. Setelah membaca karya Syekh
Soerkati, beliau berkomentar sebagai berikut. "Hadza syaikhus salafiyyin" (Ini adalah syekh
salaf). Dengan demikian, jelaslah bahwa Syech Achmad Soerkati adalah seorang tokoh salafi.
Kesimpulan yg dapat diambil : Inilah koneksitas yg cukup jelas dari situs resmi dgn
Abdurrahman at Tamimi, guru Mahad Ali Al Irsyad.
b.http://www.alirsyad.or.id/comments.php?id=P321_0_23_0_C Jul 17, 04 | 12:20 pm
KETUA
UMUM
KUNJUNGI
PW
BALI
&
JAWA
TIMUR
Di Surabaya Ketua Umum meninjau kompleks Al-Irsyad, mahad, dan perpustakaan. Kunjungan
tersebut diterima oleh Direktur Dewan Pendidikan dan Pengajaran Al-Irsyad Al-Islamiyyah
Surabaya, pimpinan mahad Al-Ustad Abdurrahman Abdulkarim Attamimi, serta para kepala
sekolah. Di lokasi ini Ketua Umum melihat perbaikan jalan masuk ke masjid, pembangunan
empat local baru sebagai tambahan dari 18 lokal kelas yang sudah ada. Local yang baru
diharapkan sudah bisa digunakan pada tahun ajaran baru 20042005 ini.
Dalam pertemuan dengan Ketua PW Al-Irsyad Al-Islamiyyah Jawa timur, Cholid Aboud
Bawazier, dibicarakan rencana pembenahan cabang-cabang di Jawa timur. Pimpinan PW AlIrsyad Jawa Timur diminta oleh Ketua Umum untuk membantu pembinaan PW Al-Irsyad Bali.
Dan, sehubungan dengan akan berangkatnya Cholid Aboud Bawazier ke negeri Belanda, Ketua
Umum menugasinya pula untuk menjajaki kemungkinan dibentuknya cabang khusus Al-Irsyad
Al-Islamiyyah di Holland. (hg/adr) Sumber: Majalah Info Al-Irsyad Al-Islamiyyah: Media
Informasi & Komunikasi Warga Besar Al-Irsyad Edisi Juli 2004
Kesimpulan yg dapat diambil : Inilah koneksitas yg cukup jelas dari situs resmi PP Al Irsyad
bahwa ketua PP Al Irsyad Ir. Farouk Badjabir dengan ketua PW Al Irsyad Jatim, yakni Cholid
Aboud Bawazier dan sekolah yang diasuh PW Al Irsyad 18.html
196
NO.
1.
NAMA
Ir. Mohamad Bawazeer
TUGAS/ JABATAN
Ketua
2.
3.
Mubarak Bamualim
Koordinator Dakwah
4.
5.
6.
7.
Arif
8.
A. Munir Badjuber
9.
Koordinator Pendidikan
10
M.Nurkholis Ridwan,Lc
11.
12
13.
Cholid Bawazeer
Koord.Penghimpun Dana
14.
Ismail Bawazier
15.
Bedi Abdat
197
Kesimpulan yg dapat diambil : Kedua orang inilah tokoh PW Al Irsyad, Cholid Bawazer ketua
PW, Abdurahman Tamimi direktur Mahad yang ada di PW Jatim. Hubungan keduanya
dikukuhkan
oleh
salafindo.com,
situs
resmi
Mahad
Ali
Al
Irsyad.
f. http://www.infoalirsyad.com/kontak.html
Kontak Info Al-Irsyad Al-Islamiyyah
http://www.Infoalirsyad.com
webmaster@infoalirsyad.com
Jl. Sultan Iskandar Muda 46, Surabaya. 031-3297220
Kirim Naskah
Info Al-Irsyad Al-Islamiyyah membuka pintu selebar-lebarnya untuk kiriman naskah dari para
pembaca untuk ditampilkan di Edisi Info Al-Irsyad Al-Islamiyyah, kirimkan naskah anda ke :
E-mail : redaktur@infoalirsyad.com atau kirimkan melalui Pos ke alamat redaksi Info Al-Irsyad
Al-Islamiyyah. http://salafindo.com/index.php
Alamat kami: Jl. Sultan Iskandar Muda 46 Surabaya, Jawa
Timur, Telp. (031) 3298993.
Kesimpulan yg dapat diambil : Jelas alamat PW Al Irsyad Jatim dgn Info Al Irsyadnya, Mahad
Ali Al Irsyad satu atap, satu alamat, satu organisasi.Setali tiga uang.
g. http://www.infoalirsyad.com/edisi60/index-12.html
"Tidak ketinggalan pula Tim Info Al Irsyad Al Islamiyyah, sebuah media milik Pimpinan Cabang
Al Irsyad Al Islamiyyah Surabaya."
Kesimpulan yg dapat diambil : Jelas bahwa majalah Info Al Irsyad adalah media resmi PC Al
Irsyad Surabaya. Dan jelas menurut informasi di atas PC Al Irsyad Surabaya, PW Al Irsyad
Jatim, identik.
h. http://www.infoalirsyad.com/edisi60/index-13.html
Suasana menjadi tegang ketika memasuki saat-saat pemilihan ketua PW. Pemilihan ini
langsung dipimpin oleh Ketua PP Ir.Farouk Zein Bajabir dibantu oleh beberapa orang saksi
diantaranya Ustadz Achmad Mubaraq Banawir, Sujak Kuddeh dan seorang dari Wanita & Putri.
Proses pemilihan selesai dan dilanjutkan dengan penghitungan suara. Dari penghitungan suara
diperoleh empat besar kandidat ketua PW yaitu :
1. Cholid Aboud Bawazeer = 58 suara
2. Helmi Gana = 5 suara
3. Elyasa Bahalwan, SH = 5 suara
4. Ir. Asad Bin Nagib = 2 suara
Berdasarkan AD-ART perhimpunan, secara otomatis Cholid Aboud Bawazeer terpilih sebagai
Ketua PW Periode 2003- 2007, juga sebagai Ketua Formatur dibantu dua peraih suara
terbanyak di bawahnya. Namun karena dari awal Cholid tidak bersedia dipilih, maka ia menolak
hasil pemilihan Ketua PW tersebut, tetapi bersedia menjadi formatur.
Kesimpulan yg dapat diambil : Jelas bahwa ketua PP Al Irsyad Farouk dan ketua PW Al Irsyad
Cholid dekat. Bahkan dgn cara demokratis ala Yunani kuno, Cholid Bawazeer dipilih jadi ketua
PW Al Irsyad Jatim.
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
198
199
BAB XII
HIMBAUAN KEPADA SALAFIYYIN DAN
SALAFIYYAT
(Nasehat & Peringatan, Ustadz Usamah Mahri dan Kawan-Kawan)
Janganlah kalian gampang tertipu dan terpesona dengan sekedar nama belaka, tetapi
nilai sesuatu adalah pada hakekat dan isi yang dikandungnya, bukan pada nama semata.
Karena Sururiyyin (yang diantara manhajnya) menggembar-gemborkan inshaf dan keadilan
tetapi menurut hawa nafsu mereka yang ditutupi dengan baju Salaf.
Hal ini mereka lakukan agar bisa diterima oleh Salafiyyin dan Salafiyyat yang memang
manhaj Salaf itu sedang populer dan mulai diterima oleh kaum Muslimin. Kemudian setelah
orang terikat dan tergiur dengan mereka, merekapun menyebarkan pemikiran-pemikiran busuk
yang mereka miliki. Siasat licik ini merupakan siasat yang pernah digunakan oleh setan ketika
menggoda dan menipu Adam serta Hawa sebagaimana yang dikisahkan oleh Allah dengan
firmanNya:
[21] Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah
[ :]
termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua", [QS Al A'raf: 21]
200
BAB XIII
PARA ULAMA SALAF RAHIMAHUMULLAH,
RIFQAN DAN MAWADDAH ?
Apakah para ulama Salaf rahimahumullah bersikap rifqan dan mawaddah terhadap
kesesatan dan para petinggi penyesat ? Sangatlah besar faedahnya jika kita lebih dulu
mencermati uraian Syaikh Rabi Hafidhahullah dalam mukadimah kitab Al-Awashim Mimma fi
Kutubi Sayyid Quthb minal Qawashim sebelum kita lanjutkan lagi dengan uraian bukti-bukti
lanjutan kedustaan Abdurrahman Mubahalah At-Tamimi di Yordania, dengan harapan kita
dapat memahami seutuhnya kedudukan dusta dan orang yang melakukan kedustaan atas
nama agama dan dakwah. Sengaja kita nukilkan dari edisi bahasa Indonesia yang diterbitkan
oleh CV Darul Falah (Kekeliruan Pemikiran Sayyid Quthb). Kita dapatkan bukti dari situs AlMuntada Al-Sofwa bahwa penerbit ini adalah salah satu rekanan dakwah yayasan Sururi itu.
Acara Bedah Buku pada tanggal 11 Juli 2001 dengan tema Darah Hitam Tasawwuf yang
dipublikasikan
hari
Selasa,
6
Juli
2004
(alsofwah.or.id/index.php?
pilih=lihatkegiatan&id=13&id_layanan=17) adalah buktinya.
Dengan demikian bantahan yang kita tuliskan ini masih tetap bersumber dari lingkaran dalam
koalisi dakwah Hizbiyyin sendiri.
Berikut nukilan uraian dari Syaikh Rabi Hafidhahullah:
Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita dari kesesatan dan mengeluarkan kita
dari gelapnya kebodohan, syirik, perbuatan keji, bidah, kemungkaran, akhlak yang tercela,
kebohongan, tipudaya, dajjal, sihir, dan perdukunan. Semoga Allah menyucikan kita dengan
tauhid yang murni kepada Allah Tuhan semesta alam, keimanan yang kuat dan benar, mendidik
kita dengan kejujuran, membaiat kita dengan perkataan yang benar dimanapun berada, serta
mengingatkan kita dari kebohongan dan kejahatan. Rasulullah
bersabda: Hendaklah kalian
berlaku jujur, karena kejujuran menuntun kepada kebaikan dan kebaikan menuntun kepada
surga. Jika seseorang berlaku jujur dan berkeinginan keras untuk berlaku jujur maka di sisi
Allah dia akan dicatat sebagai orang yang jujur (dapat dipercaya). Jauhilah kebohongan, karena
kebohongan itu menuntun kepada kejahatan dan kejahatan menuntun kepada neraka. Jika
seseorang berbohong dan berkeinginan keras untuk berbohong maka dia di sisi Allah akan
dicatat sebagai pembohong. (Diriwayatkan Muslim, bab Al-Birr wa Ash-Shillah hadits no.2605
hal.105; Bukhari mentakhrij dalam bab Adab hadits no.6093).
Rasulullah
sangat melarang perkataan bohong ini, hingga menjadikannya salah satu
tanda kemunafikan, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah; Diriwayatkan dari Abu Hurairah
bahwa sesungguhnya Rasulullah
telah bersabda,Tanda-tanda orang munafik ada tiga
perkara, yaitu apabila berbicara dia berbohong, apabila berjanji dia mengingkari dan apabila
diberi amanah dia mengkhianati.(Diriwayatkan Al-Bukhari, bab Adab, no. 6095)
Diantara balasan dari kebohongan, seperti yang disabdakan oleh Nabi
: Saya
melihat dua orang mendatangiku seraya berkata,Yang kamu lihat ada yang menyobek
mulutnya. Dia adalah pembohong yang berbohong dengan kebohongan, lalu dibebankan
kepadanya hingga menembus angkasa. Dia terus melakukan itu hingga hari kiamat.
(Diriwayatkan Bukhari, ibid, no.6096).
Betapa banyaknya pembohong-pembohong pada saat ini dibandingkan dengan para
pemegang amanat dakwah para Salaf dan betapa lihainya mereka membuat isu-isu
kebohongan hingga menembus angkasa.
Rasulullah
telah mengingatkan kita agar menjauhkan diri dari tipu daya dan para
penipu.
Dari Abu Hurairah
bahwasanya Rasulullah
melewati tumpukan makanan, lalu
Beliau memasukkan tangannya ke dalam (makanan itu), hingga jari-jemarinya menyentuh air
seraya bersabda, Apa ini wahai pemilik makanan? Dia menjawab,Terkena hujan wahai
Rasulullah Beliau bersabda Mengapa kamu tidak meletakkannya di atas sehingga orang
tahu? Siapa yang berbohong maka dia bukan termasuk golonganku. Dalam riwayat Muslim
disebutkan,Siapa yang memerangi kami bukan termasuk golongan kami dan barangsiapa yang
membohongi kami bukan termasuk golongan kami (Diriwayatkan Muslim, bab Iman, hadits
no.102; Ahmad, II, 242; Abu Dawud dalam bab Jual Beli, hadits no.3452)
Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya At-Turots dkk di Indonesia Update 22/02/2007
201
Ini tentang orang yang membohongi umat Islam dalam urusan dunia mereka, lalu
bagaimana halnya dengan orang yang membohongi manusia dalam urusan agama mereka
dengan mencampuradukkan dengan kebatilan, menggunakan cara-cara yang canggih untuk
mengelabui umat Islam, cara yang setan dan jin-pun tidak kuasa melakukannya. Mereka
menggunakan berbagai macam cara untuk merealisasikan tujuan mereka yang batil.
Bacalah buku-buku (para ulama Salaf-peny) tentang Al-Jarh wa Tadil dan buku-buku
yang khusus membahas tentang Al-Jarh (cacat),bacalah kitab sunnah seperti Al-Aqaid AshShahihah dan lihatlah apa yang mereka katakan tentang ahli bidah, pemimpin-pemimpin,
penyeru-penyeru dan kelompok mereka.
Bacalah buku Al-Maqalat dan Al-Milal wa An-Nihal, semua itu menggambarkan bahwa
mereka tidak tinggal diam tatkala melihat sesuatu yang batil. Mereka telah mengkritik kelompokkelompok dan individu dengan menjelaskan kesesatan dan penyelewengan yang telah
dilakukan oleh masing-masing kelompok dan individu itu dari kebenaran yang dibawa oleh
Muhammad Rasulullah
.
Para ulama juga menyebutkan kelompok-kelompok sesat dan pemimpinpemimpinnya, sehingga mereka berhak untuk dicela dan dicacat karena pengaruh negatif yang
mereka tinggalkan. Mereka menyebut misalnya kelompok Bakariyah, yaitu pengikut Bakar anak
saudara perempuan Abdul Wahid bin Zaid, kelompok Dhirariyah, pengikut Dhirar bin Amru, AlJahmiyah, pengikut Jahm bin Shafwan, dan Hisyamiyah, pengikut Hisyam bin Al-Hakam atau
pengikut Hisyam Al-Juwaliqi, kelompok Az-Zirariyyah, pengikut Zirarah bin Ayan, dan kelompok
Yunusiah, pengikut Yunus Al-Qummi. Semua itu berasal dari kelompok Rafidhah.
Bahkan mereka juga menyebut tentang orang-orang yang terjerumus dalam bidah
yang tidak didiamkan. Mengenai masalah bidah ini, ada ribuan tulisan dan artikel yang
menjelaskan tentang penyelewengan dan kesesatan mereka, baik bidah yang menyebabkan
kekafiran maupun yang tidak menyebabkan kekafiran. Yang menjadi pendorong mereka untuk
memberikan penjelasan yang panjang lebar dalam buku-buku mereka, yang menghiasi
perpustakaan Islam di seluruh dunia, adalah nasehat untuk Allah, Kitab dan Rasul-Nya, serta
bagi para pemimpin dan seluruh umat Islam.
Kritik seperti ini disampaikan hingga kepada orang yang ikut-ikutan terjerumus kepada
bidah, lalu bagaimana halnya kepada pembuat bidahnya sendiri?!
Saya katakan kepada orang-orang yang terpedaya, gunakanlah akal kalian dengan
sungguh-sungguh, ikhlas dan jujur. Pertimbangkanlah apa yang disampaikan oleh para
penasehat kepada kalian, karena cinta dan belas kasihan kepadamu, agar kalian memegang
teguh Kitabullah, Sunnah Rasulullah
, dan manhaj para Salaf yang shalih. Semua itu
tergantung kepada kalian, jika kalian merasa bahwa nasehat-nasehat itu sesuai dengan
Kitabullah, Sunnah dan manhaj Salaf, maka terimalah, bukan karena seseorang, tetapi karena
kebenaran. Jika kalian mendapatinya salah, maka buanglah di balik dinding, entah siapa saja
yang mengatakannya.
Keluarkan diri dan akal kalian dari kungkungan dan dinding kegelapan yang telah
membelenggu kalian dari makelar politik dan partai yang tidak berkepentingan kecuali untuk
merealisasikan ketamakan dan tujuan politis mereka belaka.
Bertakwalah kepada Allah
, karena jika kalian bodoh, membeo dan buta seperti itu,
tidak akan membahayakan siapa-siapa kecuali diri kalian sendiri. Kami tidak bisa melakukan
apa-apa kecuali memberikan penjelasan dan nasehat yang diwajibkan oleh Allah. Para
penasehat tidak bisa memberikan apa-apa kepada kalian selain itu. Saya sampaikan nasehat
ini kepada kalian dan saya katakan: bacalah Kitabullah, Sunnah Nabi-Nya, jejak para Salaf
yang shalih dan imam-imamnya dalam mencela fanatisme, partaiisme, hawa nafsu, bidah dan
pencetusnya. Semoga hal itu dapat membantu kalian keluar dari apa yang dipromosikan oleh
para pembohong.
Demikianlah nukilan sebagian isi terjemahan Mukadimah kitab Al-Awashim yang
diterbitkan CV Darul Falah, rekanan dakwah Al-Muntada Al-Sofwah. Mohon maaf, tidak semua
isi mukadimah kita nukilkan karena terbatasnya tempat/halaman, namun demikian Insya Allah
sudah cukup bagi kita untuk memahami bahwa tidak ada amanah, kepercayaan maupun
tazkiyah yang pantas diberikan kepada seorang pendusta, apalagi pendusta agama, penipu
umat manusia. Tazkiyah adalah suatu persaksian dan tidak diterima suatu persaksian kecuali
diberikan kepada orang-orang yang memiliki ketulusan, kejujuran dan pembelaannya terhadap
agama dengan cara yang benar. Telah menjadi fitrah manusia betapa tercelanya suatu
kedustaan, persaksian palsu. Balasan yang setimpal layak diberikan kepadanya, baik di dunia
maupun di akhirat. Wallahu alam bish showab.
202