Anda di halaman 1dari 60

Draft Bahan Kuliah

TAMBANG TERBUKA
(HTKK-024)

Oleh :
NURHAKIM, ST, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2004/2005

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

PRAKATA
Alhamdulillah, La haula wala quwwata illa billah,
Subhanakallah, La ilma lana illa ma allamtana
Bahan kuliah in i disu sun untuk adik-adik mahasiswa D-2 Teknik
Pertambangan Unlam yang mengambil matakuliah Tambang Terbuka. Hal
yang melatarbelakangi penyusunan bahan kuliah in i adalah mengingat
sangat minimnya buku yang tersedia untuk disip lin ilmu Teknik
Pertambangan, khususnya yang berbahasa Indonesia.
Bahan kuliah ini sebagian besar berisi terjemahan buku Introductory
Mining Engineering (Howart K Hartman, 1987). Akan tetapi, mengingat
sasarannya adalah mahasiswa program d iploma, bahasannya sengaja dibuat
tidak terlalu detail. Namun untuk menambah wawasan mahasiswa, penyusun
juga menelaah beberapa referensi lain sebagai bahan pembanding.
Terima kasih d isampaikan kepada seluruh pihak yang membantu dan
memberikan dukungan dalam penyusunan bahan kuliah in i, terutama ananda
Beryl dan mamanya.
Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan bahan kuliah ini terdapat banyak
kekurangan, untuk itu, diharapkan masukan dan saran konstruktif agar dapat
memperbaiki bahan ku liah in i di masa mendatang. Akhirnya, penyusun
berharap agar bahan kuliah ini bermanfaat. Amin.

Pesona Gading Indah,

Februari 2005

Nurhakim, ST, MT
132 258 665

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka Prakata

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

DAFTAR ISI
Prakata
Daftar Isi
Silabus Matakuliah
1
1.1
1.2

Pengantar
Kontribusi Pertambangan untuk Peradaban Manusia
Pemilihan Metoda Penambangan

1
1
2

2
2.1
2.2

Klasifikasi Metoda Penambangan dan Perbandingannya


Klasifikasi Metoda Penambangan
Perbandingan Tambang Terbuka Tambang Bawah Tanah

5
5
9

3.
3.1
3.2
3.3
3.4

Satuan Operasi Penambangan


Pemboran dan Penetrasi Batuan
Pemuatan dan Penggalian
Operasi Tambahan
Siklus dan Sistem

10
11
17
22
23

4
4.1
4.2.
4.3
4.4

Persiapan Tambang Terbuka


Sifat dan Lingkup Tugas
Rancangan dan Perencanaan Tambang
Pemilihan Alat
Cut-off Grade dan Nisbah Pengupasan

24
25
28
29
30

Metode Ekstraksi Mekanik

35

Metode Ekstraksi Aqueous

38

Pengantar Kestabilan Lereng

44

8
8.1
8.2

Sistem Penyaliran
Sistem Penyaliran La ngsung (konvensional)
Sistem Penyaliran Tak Langsung (inkonvensional)

53
53
54

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka Prakata

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

SILABUS
Tambang Terbuka
Program Studi D2 Teknik Pertambangan

Prasyarat :
Telah mengikuti matakuliah Pengantar Teknologi Mineral
Uraian
:
1. Pemahaman kontribusi industri pertambangan
2. Pemahaman sistem-sistem tambang terbuka
3. Pengenalan urutan kerja dan peralatan yang dioperasikan pada kegiatan
pertambangan.
4. Pengertian Nisbah kupas (stripping Ratio)
5. Pengenalan aspek-aspek Tambang Terbuka meliputi lereng tambang dan
penirisan / penyaliran tambang
Pustaka
:
1. Crawfrod, H., 1979, Open Pit Mine Planning and Design, SME-AIME, 1979
2. Hartman, H.L., 1987, Introductory Mining Engineering, John Wiley and
Sons, New York
3. Irwandy Arief, Tambang Terbuka, Teknik Pertambangan ITB, Bandung
4. Nurhakim, 2003, Bahan Kuliah Tambang Terbuka, Program Studi Teknik
Pertambangan FT Unlam, Banjarbaru
5. Pfleider, 1972, Surface Mining, Seeley W. Mudd Series, AIME
6. Sudarto Notosiswoyo dan Partanto Projosumarto, 1982, Pengantar
Analisis Kemantapan Lereng, Teknik Pertambangan ITB, Bandung
7. Buku lain yang terkait

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka Silabus

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

I. PENGANTAR
1.1. KONTR IBUSI PERTAMBANGAN UNTUK PERADABAN
Kegiatan pertambangan telah dimulai sejak keberadaan manusia di
dunia ini. Demikian tuanya, sehingga pertambangan (yang dilakukan dengan
maksud untuk memanfaatkan sumberdaya mineral yang terdapat di bumi
demi kesejahteraan manusia) diyakini sebagai ikhtiar kedua yang dilakukan
manusia, setelah kegiatan pertanian / agrikultur.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa acapkali era budaya (cultural ages of

man) diasosiasikan dengan penemuan dan pemanfaatan mineral, antara lain:


zaman batu ( stone age, sebelum 4000 SM), zaman tembaga (Bronze age,
4000 - 1500 SM), zaman besi (Iron age 1500 SM - 1780), zaman Baja
( Steel age 1780 1945 M), dan zaman nuklir (Nuclear age sejak 1945 M).
Dalam pelaksanaannya, kegiatan pertambangan di suatu daerah akan
memberikan dampak terhadap lingkungannya, baik dampak positif maupun
negatif. Kontribusi positif dari industri pertambangan antara lain :
1. Menambah pendapatan dan devisa negara
2. Dapat meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan
masyarakat daerah di sekitarnya
3. Membuka kesempatan kerja dan berusaha
4. Memberi kesempatan alih teknologi
5. Berperan sebagai pusat pengembangan wilayah (community &

regional development )
Disamping kontribusi positif di atas, industri pertambangan dapat pula
mengakibatkan dampak negatif, antara lain :
1. Mengubah morfologi dan fisiologi daerah tersebut (tata guna lahan)
2. Berpeluang merusak lingkungan, karena
a. Kesuburan tanah dapat berkurang / hilang
b. Mengurangi vegetasi, sehingga dapat menimbulkan kegundulan
hutan, longsor dan erosi

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 1

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

c. Flora dan fauna rusak, sehingga ekologi juga rusak


d. Mencemari sungai
e. Polusi suara dan udara (debu dan kebisingan)
3. Dapat menimbulkan kesenjangan sosial, ekonomi dan budaya di
wilayah setempat
Untuk itu, sebelum memulai kegiatan pertambangan, terlebih dahulu
harus dilakukan telaah untuk mendapatkan metoda penambangan yang
sesuai, menguntungkan dan berwawasan lingkungan.
1.2. PEMILIHAN METODA PENAMBANGA N
Pemilihan

metoda

penambangan

didasarkan

pada

keuntungan

terbesar yang akan diperoleh, (note : pada awalnya pemilihan metode


penambangan di dasarkan pada letak endapan relatif terhadap permukaan
dangkal atau dalam), serta mempunyai perolehan tambang yang terbaik
dengan memperhatikan karakteristik unik d i daerah yang akan ditambang
(meliputi : alamiah, geologi, lingkungan, dll).
( The cardinal ru le or mine exploitation is to select a mining

method that best matches the unique characteristics (natural, geologic,


environmental, etc) ot the mineral deposit being mined, within the
limits imposed by safety, technology, and economics, to yield the lowest
cost and return the maximum profit.)
Faktor- faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem penambangan
adalah sebagai berikut :
1.

Karakteristik spasial dari endapan


Faktor-faktor ini bisa jad i merupakan determinan terpenting, sebab
sangat mempengaruhi dalam pemilihan suatu daerah akan ditambang
dengan tambang terbuka atau bawah tanah, laju produksi, pemilihan
metoda penanganan material dan lay-out tambang dari cebakan.
a. Ukuran (dimensi : tebal dan penyebaran)
b. Bentuk (tabular, lentikular, massiv, atau irregular)
c. Attitude (inklinasi dan dip)
d. Kedalaman (nilai : rata-rata dan ekstrim, nisbah pengupasan-SR)

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 2

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

2.

Kondisi Geologi dan Hidrogeologi


Karakteristik

geologi dari mineral dan

batuan induknya sangat

mempengaruhi pemilihan metoda penambangan, khususnya dalam


pemilihan antara metoda selektif atau tidak. Hidrologi mempengaruhi
sistem drainase dan pompa yang diperlukan. Sedangkan mineralogi
mempengaruhi cara pengolahan mineral.
a. Mineralogi dan petrografi (sulfida dan oksida)
b. Komposisi kimia dan kualitas (bahan tambang primer dan produk
samping by-product ; untuk batubara : CV, TM, Ash, S)
c. Struktur geologi (lipatan, patahan, diskontiniu, intrusi)
d. Bidang lemah (kekar, retakan, cleavage dalam endapan bijih / cleats
dalam batubara)
e. Keseragaman, alterasi, oksidasi, erosi (zona dan batas)
f. Air tanah dan hidrologi
3.

Sifat-sifat Geoteknik (mekanika tanah dan batuan) untuk bijih dan


batuan sekelilingnya. Sifat mekanis dari material endapan dan batuan
sekitarnya merupakan faktor kunci dalam pemilihan peralatan pada
tambang terbuka (pada tambang bawah tanah hal ini berpengaruh pula
pada kelas metoda yang dipilih : unsupported, supported, atau caving)
a. Sifat elastik (kekuatan, modulus elastis, nisbah Poisson, dll)
b. Perilaku elastik atau viskoelastik ( flow , creep)
c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d. Konsolidasi, kompaksi dan kompetensi
e. Sifat-sifat

fisik

lainnya

(bobot

isi

SG,

voids,

porositas,

permeabilitas, kandungan lengas - moisture content)


4.

Konsiderasi Ekonomi
Faktor-faktor ini akan mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa
pengembalian dan keuntungan
a. Cadangan (tonase dan kadar / kualitas)
b. Laju produksi (produksi per satuan waktu)
c. Umur tambang

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 3

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

d. Produktivitas (produksi per satuan pekerja dan waktu, misal


ton/karyawan-shift)
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan
yang cocok
5.

Faktor Teknologi
a. Perolehan tambang ( mine recovery)
b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih / batubara)
c. Ke-fleksibelitas-an metode dengan perubahan kondisi
d. Selektivitas metode untuk batubara dan waste
e. Konsentrasi atau dispersi dari pekerjaan
f. Modal, pekerja, dan intensitas mekanisasi

6.

Faktor Lingkungan
a. Kontrol bawah tanah
b. Penurunan permukaan tanah (subsidence )
c. Kontrol atmosfir (kontrol kualitas, kontrol panas dan kelembaban,
serta untuk tambang bawah tanah : ventilasi,)
d. Kekuatan pekerja (pelatihan, recruitment , kondisi kesehatan dan
keselamatan kerja, kehidupan dan pemukiman)
Obyektif dasar di dalam pemilihan suatu metode penambangan suatu

endapan mineral tertentu adalah merancang suatu sistem eksploitasi yang


paling cocok di bawah suatu lingkungan yang aktual (Hamrin, 1982 dalam
Hartman, 1987). Sering kali pengalaman memainkan peranan penting dalam
pengambilan keputusan. Akan tetapi, pencapaian solusi optimal biasanya
difasilitasi dengan menggunakan evaluasi kuantitatif dan kerekayasaan,
mencakup teknik penelitian operasi (operation research), ditambah dengan
komputerisasi pemrosesan data dan informasi. Evaluasi kerekayasaan dapat
dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu :

Studi konseptual ( conceptual study)

Studi kerekayasaan ( engineering study)

Studi desain detail ( detailed design study)

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 4

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

II. KLASIFIKASI METODE PENAMBANGAN


DAN PERBANDINGANNYA
2.1. KLASIFIKASI METODA PENAMBANGAN
Beberapa

ahli

tambang

telah

melakukan

klasifikasi

metoda

penambangan terbuka dan bawah tanah antara lain : Peele (1941), Young
(1946), Lewis dan Clark (1964). Dasar dari pembagian metoda ini adalah
beberapa kombinasi subyektif dari spasial, geologi dan faktor geoteknik.
Sedangkan beberapa skema saat ini dikenalkan lebih kuantitatif atau
memiliki pendekatan sistem tetapi menggunakan dasar pendekatan yang
sama seperti Peele adalah Morrison dan Russel (1973), Boshkov dan Wright
(1973), Thomas (1978), Nicholas (1981) dan Hamrin (1982).
Secara garis besar, metode penambangan dapat digolongkan menjadi
3, yaitu :
1. Tambang terbuka ( surface mining)
2. Tambang dalam / bawah tanah (underground mining)
3. Tambang bawah air ( underwater mining / marine mine)
Tambang terbuka adalah metoda penambangan yang segala aktivitas
penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan
bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara bebas.
Tambang bawah tanah adalah metoda penambangan yang segala kegiatan
atau aktivitasnya dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya
tidak langsung berhubungan dengan udara luar.
Tambang

bawah

air

adalah

metoda

penambangan

yang

kegiatan

penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air atau endapan mineral


berharganya terletak di bawah permukaan air.
Dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta diaplikasikannya berbagai cara baru dalam usaha mengambil

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 5

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

bahan galian, saat ini yang diperlukan suatu klasifikasi metoda penambangan
yang mempunyai ciri (Hartman, 1987) :
1. Umum (dapat diaplikasikan pada tambang terbuka atau bawah tanah,
untuk semua komoditi tambang, batubara atau non batubara).
2. Meliputi metoda yang sedang berjalan dan metoda baru (novel) yang
sedang dikembangkan tetapi belum dapat dibuktikan secara keseluruhan.
3. Mengenali perbedaan kelas metoda yang besar dan biaya relatif.
Kategori yang digunakan oleh Hartman adalah :
- dapat diterima ( acceptance ): tradisional atau baru
- lokal untuk tambang terbuka (atau tambang bawah tanah)
- kelas dan sub kelas
- metoda
Klasifikasi metoda menurut Hartman (1987) dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.1
Klasifikasi metode penambangan
AKSEPTANSI / LOKAL

KELAS
Mekanis
(Mechanical)

Tambang Terbuka
( Surface Mining )
TRADISIONAL
NOVEL

---

---

Placer
Aqueous

Tambang Bawah Tanah


(Underground Mining )

SUBKLAS

Solution

Unsupported

---

Supported

---

Caving

---

---

---

METODE
* Open Pit Mining
Quarry
* Open Cast Mining
Auger Mining
Hydraulicking
Dredging
Borehole Mining
Leaching
* Room & Pillar Mining
* Stope & Pillar Mining
Shrinkage Stoping
* Sublevel Stoping
Cut and Fill Stoping
Stull Stopping
Square Set Stoping
* Longwall Mining
Sublevel Caving
* Block Caving
Rapid Ex cavation
Automation, Robotics
Hydraulic Mining
UG Gasification
Underground Retorting
Ocean Mining
Nuclear Mining
Ex traterrestrial Mining

Catatan : Tanda * menunjukkan metode paling penting dan paling sering dig unakan
Sumber : Hartman, 1987

KOMODITAS
Metal, Nonmetal
Nonmetal
Coal, Nonmetal
Coal
Metal, Nonmetal
Metal, Nonmetal
Nonmetal
Metal
Coal, Nonmetal
Metal, Nonmetal
Metal, Nonmetal
Metal, Nonmetal
Metal
Metal
Metal
Coal
Metal
Metal
NonCoal (Hard rock)
All
Coal, Soft rock
Coal
Hydrocarbons
Metal
Noncoal
Metal, Nonmetal

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 6

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Sebelum Hartman mengemukakan pendapatnya, telah ada beberapa


pembagian sistem penambangan menurut beberapa ahli, antara lain :
Menurut Robert S Lewis

Surface mining
Placer mining
Open cut mining
Underground mining
Stope Naturally Supported
- Open stoping
- Open stopes in small orebodies
- Sub level stoping
- Open stopes wit h pillar supports
- Casual pillar
- Room (or stope) and pillar (regular arrangement)
Stopes articially supported
- Shrinkage stoping
- With pillar
- Without pillar
- With subsequent waste filling
- Cut and fill stoping
- Stulled stopes in narrow veins
- Square set stoping
Caved stopes
- Caving (ore broken by induced caving)
- Block caving
- Sublevel caving
- Top slicing
Combination of supported and caved stopes

Menurut L J Thomas

Surface mining
Alluvial mining
Mineral sands mining
General open pit mining
Surface mining machinary
Open cut mining of bedded deposit
Open pit mining of massive deposit
Abandoned pit
Non-entry mining

Underground mining (pembagian sama dengan Robert S Lewis)

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 7

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Menurut K A Sweet

Surface mining
Placer mining
- Panning and sluicing
- Hydraulicking
- Dredging
Open pit
- Single bench
- Multiple bench
- Strip mining
- Quarry mining
Glory hole
Underground Metalliferous
Self supported opening (natural)
- Open stope mining
- Isolated openings
- Sublevel stoping
- Longhole stoping
- Pillared open stopes
- Random pillars
- Regular pillars
Open Artificially supported stopes (supported openings)
- Shrinkage stoping (broken ore)
- Cut and fill (waste filled)
- Square set stoping
- Longwall min ing
Caving methods (Stress relief)
- Caving (ore broken bay induces collapse)
- Sub level caving
- Block caving
- Top Slicing
Underground Coal Mines
Drift mine
Slop mine
Shaft mine

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 8

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

2.2. PERBANDINGA N TAMBANG TERBUKA DAN BAWAH TANAH


Keuntungan tambang terbuka antara lain :
1. Ongkos penambangan per ton atau per BCM bijih lebih murah karena
tidak

perlu

adanya

penyanggaan,

ventilasi

dan

pencahayaan

( illumination)
2. Kondisi kerjanya lebih baik, karena berhubungan langsung dengan
udara luar dan sinar matahari
3. Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih
leluasa, sehingga produksinya bisa lebih besar
4. Pemakaian bahan peledak dapat lebih efisien, leluasa dan hasilnya
lebih baik, karena :
a. Adanya bidang bebas (free face ) yang lebih banyak
b. Gas-gas beracun yang dapat ditimbulkan oleh peledakan dapat
dihembus angin dengan cepat (tidak terakumulasi)
5. Perolehan tambang ( mining recovery) lebih besar, karena batas
endapan dapat dilihat dengan jelas
6. relatif lebih aman, karena bahaya yang mungkin timbul terutama
akibat kelongsoran, sedangkan pada tambang bawah tanah selain
kelongsoran

juga

disebabkan

oleh

adanya

gas-gas

beracun,

kebakaran dll
7. Pengawasan dan pengamatan mutu bijih (grade control) lebih mudah
Kerugian tambang terbuka antara lain :
1. Para pekerja akan langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana
hujan yang lebat atau suhu tinggi akan mengakibatkan efisiensi kerja
menurun
2. Kedalaman penggalian terbatas, karena semakin dalam penggalian
akan semakin banyak overburden harus dipindahkan
3. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah penutup
yang jumlahnya cukup banyak
4. Alat-alat mekanis letaknya tersebar
5. Pencemaran lingkungan hidup relatif lebih besar

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 9

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

III. SATUAN OPERASI PENAMBANGAN


Selama tahap persiapan dan eksploitasi dari semua tambang jika
material batuan dan tanah, bijih atau buangan dit ambang dari bumi, dicatat
bahwa ada satuan operasi yang digunakan. Satuan operasi penambangan
adalah langkah dasar yang digunakan untuk memproduksi mineral dari
endapan, bersama dengan langkah tambahan yang terlibat. Langlkahlangkah ini yang mengkontribusi secara langsung ke ekstraksi mineral
disebut operasi produksi, termasuk siklus produksi dari operasi.
Sedangkan langkah-langkah tambahan yang mendukung siklus produksi
disebut operasi tambahan.
Siklus produksi menggunakan satuan operasi yang secara normal
didalam dua fungsi : pemecahan batuan dan penanganan material.
Pemecahan batuan meliputi berbagai mekanika, tetapi untuk batuan
dilengkapi dengan pemboran dan peledakan. Penanganan material meliputi
pemuatan

atau

pengalihan

dan

transportasi

material

(transportasi

horisontal), dengan option kerekan. Jadi sklus produksi dasar di dalam


tambang terdiri dari satuan-satuan operasi.

Siklus produksi = Pemboran + Peledakan + Pemuatan + Pengangkutan

Jika operasi produksi cenderung untuk memisahkan dan bersiklus


secara alamiah, sedangkan kecenderungan tambang yang modern adalah
mengeliminasi atau mengkombinasikan fungsi-fungsi dalam menambahkan
kekontinuitasan. Sebagai contoh tanah dapat digali dengan suatu alat gali
tanpa

memerlukan

pemboran

dan

peledakan.

Jika

penggemburan

( loosening) diperlukan, kegiatan dapat dilengkapi penggaruan (ripping)


tanpa peledakan sebelum pemuatan.

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 10

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Siklus operasi pada tambang terbuka dibedakan terutama oleh skala


peralatan. Pada tambang terbuka yang modern, misalnya lubang tembak
dengan diameter beberapa inchi dilakukan dengan mesin bor putar atau
tumbuk untuk penempatan bahan peledak jika batuan keras yang akan
digali.
3.1 PEMBORAN DAN PENETRASI BATUAN

Rock Breakage
Pelepasan atau pembebasan batuan dari massa batuan induknya
disebut pemecahan batuan ( rock breakage ). Hal ini dapat dilakukan
menggunakan api, air bertekanan tinggi, tekanan, maupun bahan peledak.
Pada umumnya, ada dua tipe operasi pemecahan batuan yang
dilakukan ditunjukkan dalam industri pertambangan, yaitu penetrasi
batuan ( rock penetration : drilling, cutting, boring, dll) dan fragmentasi
batuan ( rock fragmentation).
Dalam penetrasi batuan (pemboran, cutting dll) pada suatu lubang
bor biasanya dilakukan secara mekanik dan kadang-kadang termik atau
hidrolik. Tujuan dari penetrasi batuan antara lain untuk :
(1) Penempatan bahan peledak atau keperluan lain yang memerlukan
lubang berukuran kecil
(2) Membuat bukaan tambang atau terowongan (tunnel) final.
(3) Mengekstraksi produk mineral sesuai ukuran dan bentuk yang diijinkan
(batu dimensi).
Berlawanan dengan penetrasi batuan, fragmentasi batuan bertujuan
untuk menggemburkan dan memuat menjadi fragmen-fragmen suatu massa
batuan, secara konvensional dengan energi kimia, pada peledakan tetapi
ditambah secara mekanik hidrolik dan aplikasi baru dari energi.
Penetrasi

batuan

dapat

diklasifikasikan

pada

beberapa

basis.

Termasuk dalam hal ini ukuran lubang, metoda mounting, tipe dari power.
Pembagian / skema yang akan digunakan pada tulisan in i adalah
berdasarkan bentuk dari penggempuran batuan atau jenis energi yang
digunakan untuk melakukan penetrasi. Klasifikasi in i bersifat umum, dapat
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 11

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

diaplikasikan pada seluruh jenis tambang dan mencakup seluruh bentuk


penetrasi.
Metoda dan konsep penetrasi batuan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Klasifikasi Metoda Penetrasi batuan
BENTUK ENERGI
Praktikal

METODA

Mechanical
(Drillin g)

Baru (Novel)

Termal

Fluid

Eksperimental

Sonik
Kimiawi
(Chemical)
Elektris
Sinar
Nuklir

MESIN

Percussion
Drop tool
Hammer
Rotary, drag-bit
Blade
Stone-set
Sawing
Rotary, rolle r bit
Rotary-percussion
Hammer
Rotary

Churn atau Cable -tool drill


Rock Drill, Channeler
Auger atau Rotary drill, borin g
Diamond drill
Wire-rope, chain atau rotary saw
Rolling-cutter drill, borin g

Flame
Plasma
Hot Fluid
Fusion
Freezin g
Jet
Erosion
Bursting
Cavitation
Vibration
Explosion
Reaction
Electric arc or Current
Electric beam
Electromagnetic in ductio n
Laser
Fisi
Fusi

Rock drill (in dependent rotation)


Rolling-cutter
drill
(superimposed
percussio n)
Jet piercer, jet channele r
Plasma torch
Rocket
Subterrene
(conceptual)
Hydraulic jet, monitor, canon
Pellet-impact atau abrasion drill
Impossion drill
Cavitating drill
High-frequency transducer
Shaped charge, capsule , proje ctile
Rock softener , dissolu tion
Electrofrac drill
Electron gun
Spark drill
Electromagnetic radia tion beam
(conceptual)
(conceptual)

Sumber : Hartman, 1987


Pemboran (Drilling )
Pemboran

dapat

dilakukan

untuk

bermacam-macam tujuan

penempatan bahan peledak; pemercontohan (merupakan metoda sampling


utama dalam eksplorasi); dalam tahan developmen : penirisan, test fondasi
dan lain-lain; dan dalam tahap eksplotasi untuk penempatan baut batuan &
kabel batuan (dalam batubara pemboran lebih banyak dibuat untuk
pemasangan baut batuan - bolt ing daripada untuk peledakan). Jika

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 12

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

dihubungkan dengan peledakan, penggunaan terbesar adalah sebagai


pemboran produksi.
Komponen Operasi dari Sistem Pemboran
Ada 4 komponen fungsional utama. Fungsi in i dihubungkan dengan
penggunaan energi oleh sistem pemboran di dalam melawan batuan dengan
cara sebagai berikut :

Mesin bor, sumber energi adalah penggerak utarna, mengkonversikan


energi dari bentuk asal (fluida, elektrik, pnuematik, atau penggerak
mesin combustion) ke energi mekanik untuk mengfungsikan sistem.

Batang bor ( rod ) mengtransmisikan energi dari penggerak utama ke


mata bor ( bit).

Mata bor ( bit) adalah pengguna energi didalam sistem, menyerang


batuan secara makanik untuk melakukan penetrasi.

Sirkulasi flu ida untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu,


mendinginkan bit dan kadang-kadang mengstabilkan lubang bor.
Ketiga komponen pertama adalah komponen fisik yang mengontrol

proses penetrasi, sedangkan komponen ke empat adalah mendukung


penetrasi melalui pengangkatan cuttings.
Mekanisme penetrasi, dapat dikategorikan kedalam 2 golongan secara
mekanik yaitu rotasi dan tumbukan (percussion) atau selanjutnya kombinasi
keduanya. Gambaran dari aksi pemboran untuk masing-masing kategori
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1. Tipe aksi pemboran dalam memecah batuan

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 13

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Faktor-faktor yang mempengaruhi unjuk kerja pemboran.


1.

Variabel

operasi,

mempengaruhi

ke

empat

komponen

sistem

pemboran ( drill, rod , bit dan fluid). Variabel dapat dikontrol pada
umumnya dan mencakup dua kategori dari faktor-faktor kekuatan
pemboran : (a) tenaga pemboran, energi semburan dan frekuensi,
kecepatan putar, daya dorong dan rancangan batang bor dan (b)
sifat-sifat fluida dan laju alirnya.
2.

Faktor-faktor lubang bor, meliputi : ukuran, panjang, inklinasi lubang


bor; tergantung pada persyaratan dari luar, jad i merupakan variabel
bebas. Lubang bor di tambang terbuka pada umumnya 15 - 45 cm (618 inch). Sebagai perbandingan, untuk tambang bawah tanah 4-17,5
cm (1,5-7 in.).

3.

Faktor-faktor batuan, faktor bebas yang terdiri dari : sifat-sifat batuan,


kondisi geologi, keadaan tegangan yang bekerja pada lubang bor
yang sering disebut sebagai drillability factors yang menentukan

drilling strength dari batuan (kekuatan batuan untuk bertahan


terhadap penetrasi) dan membatasi unjuk kerja pemboran.
4.

Faktor-faktor pelayanan, yang terdiri dari pekerja dan supervisi, ketersediaan tenaga, tempat kerja, cuaca dan lain-lain, juga merupakan
faktor bebas.

Parameter Performansi (Unjuk Kerja)


Untuk memilih dan mengevaluasi sistem pemboran yang optimal, ada
4 parameter yang harus diukur atau diperkirakan,yaitu :
1. Energi proses dan konsumsi daya (power)
2. Laju penetrasi
3. Lama penggunaan bit (umur)
4. Biaya (biaya kepemilikan + b iaya operasi)
Pemilihan Alat Bor
Pemilihan suatu alat produksi haruslah melalui suatu prosedur yang telah
didefinisikan dengan baik. Hal in i merupakan persoalan rancangan rekayasa
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 14

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

yang sebenarnya (true engineering design) yang memerlukan suatu


pertimbangan harga. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Mendeterminasi dan menentukan spesifikasi kondisi-kondisi d imana
alat bor akan digunakan, seperti faktor-faktor yang berhubungan
dengan pekerjaan (pekerja, lokasi, cuaca dan lain-lain) dengan
konsiderasi keselamatan kerja.
2. Menetapkan tujuan untuk fase pemecahan batuan dari siklus operasi
produksi ke dalam tonase, fragmentasi, throw , vibrasi dan lain-lain
(mempertimbangkan batasan pemuatan dan pengangkutan, stabilitas
kemiringan lereng, kapasitas crusher, kuota produksi, geometri pit,
dll).
3. Atas dasar pada persyaratan peledakan, merancang pola lubang bor
(ukuran dan kedalaman lubang ledak, kemiringan, burden dan spasi).
4. Menentukan faktor drillability untuk jenis batuan yang diantisipasi,
mengindentifikasikan metoda pemboran yang mendekati kelayakan.
5. Men-spesifikasikan variabel operasi untuk tiap sistem dibawah
pengamatan, meliputi : mesin bor, batang bor, mata bor dan sirku lasi
fluida.
6. Memperhit ungkan parameter unjuk kerja, termasuk ketersediaan alat,
biaya dan perbandingan. Mengamati sumber tenaga dan memilih
spesifikasi. Item biaya yang besar adalah mata bor, depresiasi alat
bor, tenaga kerja, pemeliharaan, energi dan fluida. Umur bit dan biaya
merupakan hal yang kritis namun sulit untuk diproyeksikan.
7. Memilih sistem pemboran yang memuaskan semua persyaratan biaya
keseluruhan yang rendah dan memperhatikan keselamatan kerja.
Tabel di bawah ini adalah salah satu contoh alat bantu untuk pemilihan alat
bor.

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 15

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Tabel 3.2
Aplikasi pemboran dan metoda penetrasi dari beberapa batuan yang berbeda

METODE
PEMBORAN
Hydraulic Jet
Rotary, drag bit
Rotary, rolle r bit
Rotary Percussio n
Pecussion
Therm. Jet Piercing

DRILLABILITY (KEMAMPU BORAN) & JENIS BATUAN


1
2
3
4
LUNAK
SEDAN G - KERAS
KERAS
SANGAT KERAS
(Serpih , Batu kapur
(bt kapur,
(Granit, Rijang)
(Takonit, Kuarsit)
terlapukkan,
batu pasir
Batubara
terlapukkan)
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

Sumber: Hartman, 1987


Pemotongan (Cutting )
Jika pemotongan merupakan bagian integral dari siklu s produksi, hal
itu dilakukan dengan mesin yang dirancang sesuai dengan karakteristik
batuan / mineral yang diinginkan. Pada saat in i, pemotongan (cutting )
dilakukan pada dua aplikasi utama, yaitu :
1. Batubara dan mineral non-metal yang lebih lunak (tambang bawah
tanah); jenisnya : Chain cutting machine, shortwall (fixed bar) atau
universal (movable-bar).
2. Batuan dimensi (tambang terbuka)
a.

Channeling machine, percussion atau flame jet

b. Saw, wire, atau rotary


Tujuan dari kegiatan cutting adalah menghasilkan kerf yang dapat
mengurangi atau mengelimin ir peledakan. Aksi penetrasi dasar dalam
pemotongan batuan atau batubara sama dengan pemboran.
Penggalian Mekanik (Mechanical Excavating )
Aplikasi penggalian secara mekanis pada tambang terbuka a.l.:
1.

Penggaru ( Ripper)
Tanah yang sangat kompak, batubara, atau batuan yang lunak
atau telah mengalami pelapukan.

2.

Bucket Wheel Excavator (BWE) & cutting-head excavators


NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 16

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Tanah dan batubara.


3.

Auger and highwall miners


Batubara

4.

Mesin Gali Mangkuk mekanis (MGM - Mechanical dredges)


Endapan aluvial / placer, koral dan tanah (di bawah air).
Sebagai perbandingan, penggalian secara mekanis pada tambang

bawah tanah dilakukan sebagai berikut :


1.

Continous miner dan longwall shearer


Batubara atau batuan non-logam yang lunak

2.

Boom-type miner ( roadheader) dan Tunnel-boring, raise-boring,


serta shaft-sinking machine
Batuan lunak sampai sedang-keras.

3.2. PEMUATAN DAN PENGGALIAN


Penanganan Material ( Material Hand ling)
Semua

satuan

operasi

yang

terlihat

dalam

penggalian

atau

pemindahan tanah / batuan selama penambangan disebut penanganan


material ( material handling). Pada siklus operasi, dua operasi utama adalah
pemuatan dan transportasi, dan jika transportasi vertikal d iperlukan, kerekan
( hoisting) akan menjadi operasi opsi ketiga.
Penanganan material pada tambang mekanisasi modern berpusat
pada peralatan. Skala peralatan pada tambang terbuka semakin bertambah
besar. Batas atas ukuran truk meningkat menjadi 300 ton, 170 m3 untuk

dragline , 140 m3 untuk shovel dan 8400 m3 untuk bucket wheel excavator.
Klasifikasi untuk peralatan tambang untuk penggalian-pernuatan
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 17

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Tabel 3.3.
Klasifikasi peralatan penggalian dan pemuatan Tambang Terbuka
OPERASI
TAMBANG
TERBUKA
Siklus (Cyclic)

Kontiniu
(Continuous)

BAWAH TANAH
Siklus (Cyclic)

Kontiniu

KATEGORI / METODE
Shovel

Dragline
Dozer
Scraper
Peledakan (Blasting)
Ekskavator Mekanis
Excavator)
Highwall Mining
Dredging
Loader
Shaft Mucker
Self-loading transport
Slusher
Continous Miner
Boring Machine

MESIN (APLIKASI)

Power Shovel, Front-end Loader,


Hydraulic
Excavator,
Backhoe
(penambangan bijih, pengupasan
OB)
Clawler, Walking (pengupasan OB)
Rubber tired, crawler (blade)
Rubber tired, crawler
Explossives stripping (OB)
(Mech. Bucket Wheel (BWE) (OB), cutting
head (tanah, batubara)
Auger, Hidghwall Miner (batubara)
Bucket ladder, hydraulic (placer)
Overhead, gathering arm, shovel,
front-end
Clamshell, Orange peel, Cactus grab
Load-Haul-Dump (LHD)
Rope-drawn Scrapper (bijih logam)
Milling type, drum, ripper, borer,
auger, plow, shearer (batubara &
non-logam)
Tunnel-Boring Machine
(TBM),
roadheader, raise borer, shaft borer
(batuan lunak)

Source : Hartman, 1987.

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 18

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Keuntungan dan kerugian dari berbagai alat dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 3.4.
Perbandingan antara fitur Shovel, Dragline dan BWE
Alat

Keuntungan

Shovel

1. Biaya modal per satuan volu me lebih rendah


atas kapasitas mangkuk, meskipun bila
memperhitungkan panjang boom atau berat
mesin gambaran kasar biaya-biaya modal
adala h ekivale n
2. Penggalia n lebih baik pada material keras
dan hasil peledakan
3. Dapat memilah-milah dengan baik
1.
2.
3.

Operasin ya luas dan mudah digerakkan


Kemampuan menggalinya besar
Dapat menangani dan menimbun tanah
penutup yang memiliki kestabila n rendah
4. Aman dari luncuran tumpukan tanah dan
longsoran pit sela ma operasi normal
Dragline 5. Prosentase perolehan batubara besar dan
meminimkan kehancuran
6. Dapat menggali box-cut lebih dalam
7. Biaya perawatan rendah
8. Dapat memilah dengan baik
9. Tidak terpengaruh golo ngan la p. batubara
10. Dapat bergerak ke sebarang arah

Kerugia n
1. Dapat terja di kehancuran batubara pada
perolehan yang kecil
2. Dimasuki oleh luncuran timbunan dan
banjir pada pit
3. Tidak mudah menangani timbunan yang
kestabila nnya rendah
4. Tidak mudah menggali box-cut
5. Kemampuan / kedalaman penggalia n
berkurang bila dib andin gkan dengan
dragline dengan biaya yang sama
6. Sulit digerakkan
1.
2.
3.

Memerlukan persiapan permukaan


Tidak dapat menggali dengan baik, apabila
hasil peledakan tidak baik
Biaya modal per yard 3 lebih besar,
walaupun bila memperhitungkan panja ng
boom dan berat mesin diperhitungkan,
biaya akan ekivale n

Tidak dapat menggali material keras


Memerlukan seju mlah persiapan
permukaan
3. Ketersedia an rendah
4. Membutuhkan kru dala m jumlah besar
4.
BWE
5. Biaya modal besar bila dib andin gkan hasil
6. Dapat dimasuki lu ncuran timbunan dan
5.
banjir
7.
Dapat menyebabkan kehancuran batubara
6.
sehingga perole han batubara kecil
8. Mobilitas rendah
Sumber: Anon., 1976a (By permission from Bucyrus-Erie Co., S. Milwaukee, Wl.), dalam Hartman, 1987
1.
2.
3.

Operasin ya kontinu
Interval jangkauannya panjang
Dapat beroperasi pada dinding jenjang yang
tinggi dan pada lapisan batubara
Dapat dengan mudah menja ngkau karakteristik tumpukan dan kestabilan buruk
Dapat memperluas interval shovel dan
dragline jika beroperasi secara tandem
Dapat langsung menyedia kan dataran untuk
reklamasi

1.
2.

Pemilihan Alat
Secara garis besar, ada empat faktor yang pemilihan alat ekskavasi
(Pfileider, 1973a, Martin et al, 1982 dalam Hartman, 1987), yaitu :
1. Faktor performansi (unjuk kerja)
Faktor ini berhubungan langsung dengan produktifitas mesin, dan
meliputi : kecepatan putar, tenaga yang tersedia, jarak penggalian,
kapasitas bucket , kecepatan tempuh, dan reliabilitas.
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 19

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

2. Faktor desain
Mencakup kecakapan pekerja, teknologi yang digunakan, jenis
pengawasan dan tenaga (power) yang tersedia.
3. Faktor penunjang (Support )
4. Faktor biaya
Pengangkutan
Material dalam jumlah besar dalam industri pertambangan ditransport
dengan haulage (pemindahan ke arah horizontal) dan hoisting (pemindahan
vertikal). Klasifikasi metoda pengangkutan dapat dilihat pada Tabel di bawah
ini.
Tabel 3.5
Klasifikasi metoda pengangkutan Tambang Terbuka
METODA

JARAK ANGKUT

GRADEABILITY (O)
Rerata
Maks.

Rail, Train
Truk, Traile r
Scrapper (ban karet)
Front-end Loader
Dozer
Skip
Aerial Tramway
Belt Conveyor
High-angle conveyor
Hydraulic
conveyor
(pipelin e)

Tidak terbatas
0,3-8 km
0,2-5 mil
150-1500 m
500-5000 ft
300 m
<1000 ft
150 m
<500 ft
2400 m
<8000 ft vert.
0,8-8 km
0,5-5 mil
0,3-16 km
0,2-10 mil
1,6 km
<1 mil
Tidak terbatas

2
3
8
12
12
15
8
12
15
20
Tidak terbatas
5
20
17
20
40
60
Tidak terbatas

Rail (Train)
Truck, Shuttle Car
Slusher (Scraper)
LHD
Skip, Cage
Kontinius
Conveyor (Belt, Chain
and flig ht, monorail)
Hydraulic Conveyor
Pneumatic Conveyor
Sumber : Hartman, 1987

Tidak terbatas
150-1500 m
500-5000 ft
30-90 m
100-300 ft
90-600 m
300-2000 ft
2400 m
<8000 ft vert.

2
3
8
12
25
30
8
12
Tidak terbatas

OPERA SI
TAMBANG
TERBUKA
Siklus (Cyclic)

Kontinius

BAWAH TANAH
Siklus (Cyclic)

0,3-8 km

0,2-5 mil

Tidak terbatas
Tidak terbatas

17

20

Tidak terbatas
Tidak terbatas

Untuk alat angkut yang paling banyak digunakan (truk jungkit), dapat
dijumpai 4 tahap : pemuatan, pengangkutan, penuangan dan kembali
kosong (lihat Gambar).

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 20

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Sumber : Martin, 1982 dalam Hartman, 1987


Gambar 3.1.
Daerah kerja pengangkutan pada tambang terbuka
Keuntungan dan kerugian beberapa alat angkut dirangkum pada tabel
di bawah ini.

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 21

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Tabel 3.6
Perbandingan Keuntungan dan Kerugian beberapa alat angkut
MESIN
Dozer
Truck, Trailer
Scraper
(roda karet)
Rail
(Kereta Api)

KEUNTUNGAN
Luwes
Kemampuan tanjakan baik
mampu di medan yang susah
Luwes dan mudah dig erakkan
Menangani batuan kasar, besar
Kemampuan tanjakan sedang
Luwes dan mudah dig erakkan
Kemampuan tanja kan (grade-ability)
baik
Produksi besar, ongkos murah
Jarak angkut tak terbatas
Menangani batuan kasar, besar
Produksi besar, kontiniu
Kemampuan tanjakan sangat baik
Biaya operasi kecil

1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.

1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.

KERUGIAN
Terbatas untuk angkutan ja rak dekat
Tidak kontin iu
Produksi kecil, lambat
Membutuhkan jalan angkut yang baik
Pelan saat cuaca buruk
Ongkos operasi tinggi
Mungkin membutuhkan dorongan pemuatan
Terbatas untuk tanah, fragmen kecil
Ongkos perawatan tinggi
Biaya perawatan rel (track)
Kemampuan tanjakan buruk
Biaya investasi tinggi
Tidak luwes
Terbatas untuk batuan kecil atau hancur
Biaya investasi tinggi

Belt
Conveyor
(Ban
berja lan)
Sumber: Modifikasi dari Pfieid er, 1973a, 1973b; Martin et al, 1982 dala m Hartman, 1987

3.3. OPERASI TAMBAHAN


Operasi ini terdiri dari operasi-operasi yang mendukung tetapi tidak
mempunyai kontribusi langsung dari penambangan. Klasifikasi operasi ini
dapat dilhat pada Tabel berikut.
Tabel 3.7.
Klasifikasi Operasi Tambahan pada Pertambangan
FUNGSI
Eksploitasi
Kesehatan & Keselamatan
Kerja
Kontrol lingkungan
Kontrol Tanah
Suplai & distribusi tenaga
Kontrol air dan banjir
Pembuangan limbah
Persedia an materia l
Perawatan dan Perbaikan
Pencahayaan
Alat komunikasi
Konstruksi
Angkutan Karyawan
Development
Persiapan lokasi
Pemindahan topsoil
Reklamasi permukaan

TAMBAN G TER BUKA

TAMBAN G BAWAH TANAH

Pemantauan debu*
Pengurangan kebisingan
Pencegahan pembakaran spontan
Pencegahan penyakit
Proteksi air dan udara
Pembuangan limbah*
Stabilitas lereng
Kontrol erosi tanah
Distribusi tenaga / listrik
Pemompaan , drainase
Penyimpanan, penumpahan
Penyimpanan, deliveri persedia an
Fasilitas bengkel
Lampu portabel
Radio , telefon
Jalan angkut, dll
Truk karyawan, dll

Pemantauan debu & gas*


Pengaturan ventila si & udara*
Pengurangan kebisingan
Pencegahan penyakit
Proteksi air tanah
Kontrol subsidens
Kontrol Roof
Kontrol ambrukan
Distribusi tenaga/listrik/udara terkompresi
Pemompaan , drainase
Back filling, hoist ke permukaan
Penyimpanan, deliveri persedia an
Fasilitas bengkel
Lampu portabel dan stationery
Radio , telefon
Jalan angkut, dll
Man cages, trips, cars, dll

Pembersihan lahan, jalan, dll


Pengupasan, penimbunan
Penggantia n ala t-ala t, penghija uan

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 22

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

3.4. SIKLUS DAN SISTEM


Suatu bagan alir dari satu siklus operasi tipikal tambang terbuka dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Persiapan lokasi
Pembersihan
Pemindahan tanah pucuk

Transport
ke lokasi penyimpanan

Transport
untuk pemindahan langsung

Persiapan pemboran jenjang


Pemboran

Penggaruan

Pengisian & Peledakan

Pembuangan OB
(Langsung

Pembuangan OB
Transport ke lokasi
penyimpanan

Transport ke lokasi
backfill

Pembersihan permukaan
batubara / bijih
Penggaruan batubara / bijih
Pemboran batubara / bijih
Coal Augering
Peledakan

Penggalian / Pemuatan
Batubara / bijih
Transport batubara / bijih
(utk penyimpanan & proses)
PembuanganParting
Back filling
(dari lokasi penyimpanan)
Perataan bongkahan
Pemindahan tanah pucuk
Perataan permukaan akhir
Penghijauan
Pemantauan

Aktifitas penunjang :
- Drainase
- Pergudangan
- Jalan / akses
- Pengawasan

Sumber : Martin, 1982 dala m Hartman, 1987

Gambar 3.2.
Siklus operasi tipikal tambang terbuka
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 23

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

IV. PERSIAPAN TAMBANG TERBUKA


Persiapan

tambang

adalah

pekerjaan

yang

dilakukan

untuk

menyingkap endapan mineral untuk siap ditambang. Proses yang termasuk


disin i adalah semua tahapan yang diperlukan untuk suatu tambang menuju
ke

penjadwalan

produksi

yang

lengkap,

antara

lain

perencanaan,

perancangan, konstruksi dan lain-lain. Persiapan tambang mengikuti pada


umumnya studi kelayakan pada tahap I dan II yang dikembangkan sejauh
mungkin dan informasi yang lebih baik tersedia selama tahapan beruntut dari
proyek.
Dari titik pandang fisik di pembukaan tambang, sifat utama persiapan
adalah melengkapi jalan menuju ke endapan bijih yang memungkinkan para
pekerja, peralatan, power, supplier, air dan udara dapat melaluinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan persiapan tambang
antara lain :
1. Faktor lokasi dan iklim
2. Faktor Geologi dan Alamiah
a.

Tanah dan topografi.

b. Relasi spasial (ukuran, bentuk, attit ude dan lain-lain) dari badan bijih
termasuk kedalaman.
c.

Konsiderasi geologi, mineralogi, petrografi, struktur, genesa badan


bijih, gradien temperatur batuan, kehadiran air clan lain-lain.

d. Sifat mekanika batuan: kekuatan, modulus elastik, kekerasan,


abrasiveness, dan lain-lain.
e. Sifat-sifat kimia dan metalurgi (akibat penyimpanan, proses dan laih lain),
3. Faktor Sosial - Ekonomi - Politik - Lingkungan
Sangat tergantung pada faktor luar. Faktor-faktor ini antara lain :
a.

Demografi clan keterampilan penduduk setempat.

b.

Finansial dan pemasaran.

c.

Kestabilan politik setempat.

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 24

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

d.

Peraturan polusi.

e.

Bantuan pemerintahan yang lain.

Tahapan Persiapan
Tahapan ini dapat berlaku untuk persiapan di tambang terbuka
maupun tambang bawah tanah, yaitu :
a. Adopsi dari laporan studi kelayakan sebagai dokumen perencanaan,
subyek ke modifikasi sebagai kemajuan pengembangan.
b. Konfirmasi dari metoda penambangan dan rencana pertambangan umum.
c. Pengaturan finansial yang berdasarkan pada estimasi biaya yang telah
dikonfirmasikan pada laporan studi kelayakan.
d. Pengumpulan data tanah, termasuk Undang-undang Pertambangan dan
Permukaan.
e. Pengarsipan

pernyataan

dampak

lingkungan,

mendapatkan

ijin

penambangan (termasuk rencana reklamasi).


f. Melengkapi jalan-jalan permukaan, transportasi, komunikasi, dan power

supply ke tambang.
g. Perencanaan dan konstruksi pabrik, termasuk fasilitas pendukung,
pelayanan dan kontrol administrasi.
h. Pendirian pabrik pengolahan mineral, jika diperlukan, dan penanganan
bijih dan fasilitas perkapalan, penimbunan dan pembuangan waste .
i.

Pemilihan peralatan penambangan untuk persiapan dan eksplorasi.

j. Konstruksi dari bukaan jalan utama ke badan bijih dan bukaan


selanjutnya, pada tambang terbuka : pengupasan tanah lanjut ( advanced

stripping).
k. Pengadaan tenaga kerja dan pelatihan tenaga kerja dan pelayanan
pendukung (perumahan, transportasi, gudang yang diperlukan).
4.1. SIFAT DAN LINGKUP TUGAS
Beberapa faktor pada persiapan tambang menerima beberapa
perhatian khusus didalam tahap preparasi tambang terbuka. Dari faktor
lokasi, iklim adalah faktor yang lebih kritis yang berhubungan dengan operasi
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 25

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

di permukaan. Di antara faktor geologi,

lapangan,

kedalaman

dan

karakteristik spasial dari endapan serta keberadaan air adalah sangat penting
pada tambang terbuka. Pada faktor lingkungan, beberapa persyaratan anti
polusi dan reklamasi sangat perlu diperhatikan.
Mencatat tahapan pada persiapan tambang yang telah disebutkan di
atas ada 3 tahapan penting dan unik pada tambang terbuka yaitu :
1. Inisiasi rencana reklamasi sebagai bagian dari pernyataan dampak
lingkungan.
2. Penentuan tempat penimbunan tanah pucuk dan limbah.
3. Penentuan dari pengupasan tanah penutup lanjut untuk mendapatkan
jalan ke endapan.
Sebagai petunjuk, tabel di bawah

ini menunjukkan

diagram

penjadwalan dari suatu tambang terbuka yang dirancang untuk produksi


bijih "metal" 20.000 ton/hari. Tahap prospeksi selama 2,5 tahun. Tahap
eksplorasi dan studi kelayakan

sekitar 5,5 tahun. Tahap persiapan

memerlukan lebih dari 3 tahun, dan dengan tahun tambahan untuk


percobaan produksi untuk mencapai target produksi yang direncanakan. Jadi
waktu total sekitar 12 tahun.

Reklamasi,

pembuangan waste

dan

pengupasan tanah penutup lanjut dijadwalkan pada tahap ke 3. Pada


gambar di halaman berikutnya akan diperlihatkan denah dari suatu tambang
batubara di Black Thunder.

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 26

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Tabel 4.1
Diagram penjadwalan untuk tambang terbuka
tahun
1.2

10

11

Prospeksi / Eksplorasi
- Geologi
- Pemboran Pendahuluan
- Survey dan Ijin lingkungan
- Uji Jenjang Metallurgy
Studi Kelayakan
- Geologi
- Pemboran Konfirmasi
- Jalan / Akses ke Deposit
- Sampel Curah (Bulk Sampling)
- Uji Metalurgi dan Desain Flow Sheet
- Studi Teknik dan Ekonomi
- Survey, ijin & Kontrol Lingkungan
- Administrasi & Penunjang

Pembangunan & Konstruksi


- Desain dan rekayasa
- Konstruksi fasilitas di permukaan
- Pengupasan pra-produksi
- Kontrol Lingkungan
- Administrasi & Penunjang

Penemuan

Mulai Produksi

Sumber : Hartman 1987


Gambar 4.1.
Lay-out Tambang Batubara Terbuka Black Thunder
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 27

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

4.2. RANCANGAN DAN PERENCANAN TAMBANG


Tugas utama dari desain kerekayasaan pada tahap persiapan
tambang terbuka adalah perencanaan open pit. Ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi perencanaan ini (Soderberg dan Rausch, 1968; Atkinson,
1983 dalam Hartman, 1987) yaitu:
1. Faktor alamiah dan geologi :
kondisi geologi, jenis b ijih, kondisi h idrologi, topografi, dan karakteristik
metalurgi.
2. Faktor ekonomi :
kadar bijih, tonase bijih, nisbah pengupasan, kadar rata-rata (terendah),
biaya operasi, biaya investasi, keuntungan yang diinginkan, tingkat
produksi, dan kondisi pemasaran.
3. Faktor teknologi :
peralatan, pit slope , tinggi jenjang, kemiringan jalan, batas properti dan
batas pit.
Selain penentuan batas pit yang sangat penting, Mathilson (1982)
menekankan kepentingan yang sama dan pengembangan suatu tahapan
penambangan yang optimal dan penjadwalan produksi selama umur
tambang. Oleh karena itu, dia membuat daftar obyektif dari perencanaan
tambang dari titik pandang kelayakan sebagai berikut :
1. Menambang bijih sehingga didapatkan ongkos produksi min imum per
satuan berat dari bijih (Penambangan next best ore dengan tahapan).
2. Menjaga viab ilitas operasi (kecukupan ukuran lebar jenjang dan kesiapan
jalan untuk peralatan).
3. Menjaga

bijih

yang

terekspos

untuk

mengamankan

kesalahan

perhitungan atau kekurangan data eksplorasi.


4. Menunda pengupasan tanah penutup selama mungkin tanpa keserasian
dengan peralatan, tenaga kerja clan jadwal produksi.
5. Mengikuti jadwal mulai yang logis dan dapat dicapai (untuk pelatihan,
pembelian peralatan, logistik, dan lain-lain) yang memin imumkan resiko
keterlambatan.
6. Memaksimumkan rancangan pit slope dan meminimumkan keruntuhan.
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 28

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

7. Menguji laju produksi yang ekonomis dan alternatif kadar rata-rata


terendah.
8. Akhirnya, pencapaian tujuan mendapatkan metoda, peralatan dan jadwal
yang

sesuai untuk

melaksanakan

perencanaan

sebelum memulai

pembangunan / pengembangan.
Perencanaan tambang dapat dikategorikan ke perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang.
4.3. PEMILIHAN ALAT DAN SISTEM
Pemilihan beberapa alat telah diterangkan sebelumnya. Di sini
ditambahkan suatu petunjuk pemilihan alat untuk penanganan material
seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
Petunjuk pemilihan alat untuk penanganan material di tambang terbuka.

Produksi
maksimum
Laju produksi
Umur pit
Kedalaman pit
Deposit
Preparasi
(jika
perlu)
Kompleksitas
sistem
Fleksibilitas
operasi
Kapasitas blending
Penempatan
selektif
(pembuangan)
Pengaruh cuaca
basah
Kebutuhan
penjadwalan
Ketersediaan
sistem
Peralatan
pendukung
Kemudahan
memulai pekerjaan
Investasi

Dozer Front
end Loader

Dozer Scrapper

Dragline
(direct casting)

Excavator Truck

Sedang

Sedang

Tinggi

Tinggi

Excavator Hopper Crusher Conveyor


Tinggi

Sedang
Pendek
Sedang

Tinggi
Panjang
Sedang

Sedang
Sedang
Dalam

Sedang
Panjang
Dalam

Sedang
Panjang
Sedang

Tdk terkonsolidasi

Rendah
Pendek
Dangkal dan
datar
Tdk terkonsolidasi

Terkonsolidasi

Terkonsolidasi

Terkonsolidasi

Seragam
sedikit
boulder

Garu

Garu

Bor-Ledak

Bor-Ledak

Bor-Ledak

Bor-Ledak

Rendah

Sedang

Rendah

Sedang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Tinggi

Rendah

Rendah

Tinggi

Tinggi

Rendah

Sedang

Rendah

Rendah

Baik

Sangat baik

Buruk

Baik

Sedang

Sedang

Besar

Besar

Kecil

Sedang

Kecil

Kecil

Kecil

Besar

Kecil

Besar

Sedang

Sedang

Sedang

sedang

Tinggi

Sedang

Kecil

Kecil

Kecil

Kecil

Sedang

Sedang

Tinggi

Tinggi

Sederhana

Sederhana

Moderat

Sederhana

Rumit

Rumit

Kecil

Kecil

Sedang

Sedang

Tinggi

Tinggi

Wheel
Excavator Conveyor
Tinggi

Sumber : Martin et.al, 1982 (ijin dari konsultan Martin, Inc. Golden, CO.) dalam Hartman, 1987

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 29

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

4.4. CUT-OFF GRADE DAN NISBAH PENGUPASAN


Ada dua pengertian cut-off grade , yaitu :
1. Kadar endapan bahan galian terendah yang masih memberikan
keuntungan bila ditambang
2. Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih
memberikan keuntungan apabila ditambang

Cut-off grade ini yang akan menentukan batas-batas atau besarnya


cadangan, selain itu juga menentukan perlu tidaknya dilakukan pencampuran
(mixing / blending) antara endapan bahan galian yang berkadar tinggi
dengan yang rendah.
Nisbah pengupasan adalah perbandingan antara tonase waste yang
harus dipindahkan terhadap satu ton bijih yang ditambang. Hasil suatu
perancangan pit akan menentukan beberapa tonase bijih dan waste yang
dikandung pit itu.
Perbandingan antara waste dan bijih tersebut akan memberikan
nisbah pengupasan rata-rata suatu open pit.
Menurut Jennings dan Black, ada 2 (dua) nisbah pengupasan yang
harus dibedakan, yaitu :
a. Overall stripping ratio (R)
R menyatakan berapa volume waste yang harus dipindahkan untuk
menyingkapkan satu volume unit bijih. Dirumuskan sebagai berikut :

R=

V pit +Vbijih
Vbijih

b. Breakeven stripping ratio (BESR)


Untuk menganalisis kemungkinan sistem penambangan yang akan
digunakan, apakah tambang terbuka atau tambang dalam, maka
digunakan konsep breakeven stripping ratio (BESR).
1) BESR(1) (Overall stripping ratio)
yaitu perbandingan antara biaya penambangan bawah tanah dengan
penambangan terbuka.

BESR(1) =

A B
=D
C

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 30

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

dimana:
A

biaya penambangan secara bawah tanah/ton bijih

underground mining cost / ton ore


B

biaya penambangan secara tambang terbuka/ton bjih

open pit mining cost / ton ore


C

ongkos pengupasan tanah petutup/ton waste

open pit stripping cost / ton waste


Ini berarti hanya bagian endapan yang mempunyai BESR lebih kecil dari D
yang dapat ditambang secara tambang terbuka dengan menguntungkan.
Jadi D adalah BESR(1) tertinggi yang masih dibolehkan untuk operasi
tambang terbuka dengan kondisi tersebut diatas.
Setelah ditentukan bahwa akan digunakan sistem tambang terbuka, maka
dalam rangka pengembangan rencana penambangan digunakan BESR(2)
dengan rumus sebagai berikut:
2) BESR(2) ( Economic stripping ratio )
artinya berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh bila endapan bijih
itu ditambang secara tambang terbuka.

BESR(2) =

EF
G

dimana:
E

pendapatan /ton bijih (recoverable value / ton ore)

ongkos produksi /ton bjih (production cost / ton ore )

ongkos pengupasan tanah / ton waste ( stripping cost / ton waste)

3) BESR(3)
Biasanya keuntungan maksimum dimasukkan dalam pertimbangan BESR,
sebagai berikut :

BESR(3) = E

F +H
G

dimana :
H

keuntungan minimum/ton bijih yang diharapkan

expected minimum profit / ton ore

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 31

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Contoh penentuan BESR


Contoh perhitungan BESR(2) untuk bijih tembaga kadar 0,80%, 0,75 %, dan
0,60 % Cu dapat dilihat pada tabel di halaman berikutnya. Dari tabel
tersebut terlihat bahwa apabila harga logam Cu = $ 0,25 / lb,
-

bijih Cu (ore ) dengan kadar 0,80 % mempunyai BESR = 2,5 : 1

bijih Cu (ore ) dengan kadar 0,70 % mempunyai BESR = 1,5 : 1

bijih Cu (ore ) dengan kadar 0,60 % mempunyai BESR = 0,6 : 1

Demikian pula dengan harga logam Cu yang lain ($0,30/lb Cu dan % 0,35
/Lb Cu)
Tabel 4.3.
Contoh perhitungan Break Even Stripping Ratio BESR(2)
Kadar bijih, % Cu
Smelter recovery, %
Recovery Cu/ton Ore, lb
Ongkos Produksi
Penambangan
Milling Dpr. & Gen. Cost
Treatment
Ongkos Produksi total
Ongkos Pengupasan
Ongkos Pengupaan /ton waste
Recovery Value
Harga jual per ton bijih
1. Untuk $0, 25 / lb Cu
BESR
2. Untuk $0, 25 / lb Cu
BESR
3. Untuk $0, 25 / lb Cu
BESR

0,80
81,80
14,10

0,70
83,02
12,20

0,60
85,80
10,30

$ 0,45
$ 1,25
$ 0,85
$ 2,55

$ 0,45
$ 1,25
$ 0,76
$ 2,46

$ 0,45
$ 1,25
$ 0,65
$ 2,35

$ 0,40

$ 0,40

$ 0,40

$ 3,53
2,5 : 1
$ 4,23
4,2 : 1
$ 4,94
6,0 : 1

$ 3,05
1,5 : 1
$ 4,23
3,0 : 1
$ 4,27
4,5 : 1

$ 2,58
0,6 : 1
$ 3,09
1,8 : 1
$ 3,61
3,2 : 1

Setelah masing-masing BESR dihitung untuk setiap kadar Cu dan berbagai


harga logam Cu, kemudian dibuat grafik BESR Vs Kadar Cu.

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 32

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Grafik 4.1.
Contoh Grafik BESR(2)
Dari grafik BESR(2) terlihat bahwa tinggi rendahnya BESR sangat dipengaruhi
oleh
- kadar logam dari b ijih yang akan ditambang
- harga logam di pasaran
Jadi pada dasarnya, jika terjadi kenaikan harga logam di pasaran,
dapat mengakibatkan perluasan tambang karena cadangan bertambah,
sebaliknya jika harga turun, maka jumlah cadangan akan berkurang.
Equivalent Yardage
Menyatakan berapa ongkos pemindahan lapisan penutup per satuan
unit volume tanah tertutup ($/m3, $/yd3). Besaran ini diterima dan menjadi
standar pada berbagai tambang dan distrik di AS. Konsep ini berguna untuk
menghitung maximum allowable stripping ratio dan pit limit . Beberapa
standar yang dipakai :
- Lake Superior iron ranges (loaded and hauled)
Glacial till

$ 0.33 - 0.651 / m3

- Eastern US Coal fields (cast)


Tanah atau batuan lepas

$ 0.13 - 0.391 /m3

- Western US porphyry copper district (blasted, loaded, hauled)


Quartz monzonit e porphyry

$ 0.65 - 1.311 M3

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 33

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Equivalent

yardage

rating,

e,

adalah

perbandingan

ongkos

pengupasan suatu material terhadap ongkos pengupasan rata-rata standar


pada e = 1 untuk $ 0,26/ m3. Harga e pada berbagai material d itunjukkan
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3

Equivalent Yardage Ratings


Material
Dredged mud, water
Loose sand
Common soil (sand, loam, till)
Hard soil (clay, hardpan)
Shaley rock
Sandstone, limestone
Hard taconite
Sumber : Hartman, 1987

Rating e
0.5
0.7
1.0
1.5
1.5-2.5
2-3
3-5

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 34

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

V. METODA EKSTRAKSI MEKANIK


Penambangan endapan bijih, batubara atau batuan yang dilakukan di
permukaan dikenal sebagai tambang terbuka. Jadi metoda ini prinsipnya
berdasarkan pada "permukaan".
Metoda ekstraksi mekanik yang menggunakan proses mekanik pada
lingkungan yang kering dapat dibedakan atas
1. Open-pit mining
2. Kuari
3. Opencast mining
4. Auger mining
Keempat metoda ini adalah diterapkan pada 90% dari produksi
permukaan.
Secara luas, metoda open pit dan open cast menggunakan siklus
operasi penambangan yang konvensional; pemecahan batuan dengan
pemboran dan peledakan, diikuti operasi penanganan material penggalian,
pemuatan dan pengangkutan. Pada Kuari dan auger, peledakan merupakan
kegiatan yang selalu melekat bersamanya.
Pada open pit mining, tanah penutup dikupas dan ditransportasikan
ke suatu daerah pembuangan yang tidak ada endapan mineral dibawahnya,
sedangkan open cast mining yang hampir sama metodanya dengan open pit

mining, tetapi berbeda pada satu hal yaitu : tanah penutup tidak dibuang ke
daerah pembuangan tetapi diangkut langsung ke daerah yang berbatasan
dan telah ditambang. Penambangan material disin i terdiri dari penggalian
dan pengangkutan (= casting ), yang pada umumnya dikombinasikan oleh
suatu alat saja.
Beberapa petunjuk praktis dari ukuran jenjang dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 35

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Tabel 5.1
Ukuran jenjang berbagai endapan
Endapan

Tinggi jenjang
Ft
m
Tembaga
40 60
12 18
Bijih besi
30 45
9 14
Non logam
40 100
12 30
Batubara
50 75
15 23
Sumber : HARTMAN, 1987

Lebar jenjang
ft
m
80 125
24 38
60 100
18 30
60 150
18 45
50 100
15 30

Kemiringan
lereng
50 60
60 70
50 60
60 70

Kuari hamp ir sama dengan open pit, tetapi jenjangnya pendek dan
hampir vertikal. Meskipun kuari selama in i diterapkan untuk bahan galian
logam, namun lebih disukai bila membatasi kuari untuk operasi batu
berdimensi. Jadi batu gamping yang di-crusher dihasilkan oleh open pit mine
sedangkan batu gamping berdimensi dihasilkan oleh kuari.

Gambar 5.1
Ilustrasi Kuari

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 36

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Auger mining adalah suatu metoda untuk permukaan yang berdinding


tinggi atau outcrop recovery dari batubara dengan pemboran atau
penggalian bukaan ke dalam lap isan, diantara lapisan penutup. Meskipun
tanah penutup tidak dipindahkan, dan batubara diekstraksi oleh suatu auger
atau suatu mesin bawah tanah, pekerja tetap berada dipermukaan.

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 37

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

VI. METODA EKSTRAKSI AQUEOUS


Metoda ini berhubungan dengan air atau cairan untuk memperoleh
mineral dari dalam bumi, baik dengan aksi hidro lik maupun dengan serangan
cairan. Masih sangat kurang pemakaiannya pada tambang terbuka.
Ada 2 jenis penambangan didalam metoda ini yaitu placer mining dan

solution

mining.

Placer mining

menggunakan

air

untuk

menggali,

mentransportasi dan mengkonsentrasikan mineral-mineral berat. Solution

mining adalah metoda yang membuat cair mineral-mineral sehingga dapat


ditransportasikan dengan menggunakan air atau cairan pelarut. Placer

mining terdiri dari hydraulicking dan dredging, sedangkan solution mining


terdiri dari borehole extraction dan leaching.
Placer Min ing : Hydraulicking
Secara geologi, suatu endapan placer adalah suatu konsentrasi
mekanik dari mineral berat, yang dapat menjadi suatu endapan bijih jika
menguntungkan dari segi nilainya. Pada umumnya endapan ini adalah emas,
intan, timah (cassiterite), tit anium (rutile), platina, tungsten (scheelite),
kromit, magnetit dan phospat. Placer diklasifikasikan o leh media sebagai
aluvial (continental detrital), eolian (angin), marin dan glacial. Dari segi
lokasi, endapan ini dikategorikan sebagai residual (aluvial), jenjang (samping
bukit), stream (fluvial), pantai, buried atau padang pasir.
Kualitas yang berbeda dari endapan placer sehingga memungkinkan
dikategorikan sebagai ekstraksi aqueous adalah (Daily, 1968):
1.

Material di tempat memungkinkan terdesintegrasi o leh aksi


tekanan air (atau aksi mekanik ditambah hidrolik)

2.

Ketersediaan / supply air pada head yang diperlukan

3.

Ketersediaan ruang untuk penempatan waste

4.

Konsentrasi berat adalah mineral yang berharga, memungkinkan


ke pengolahan mineral sederhana

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 38

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

5.

Pada

umumnya,

gradient

alamiah

dan

rendah

sudah

lingkungan

yang

memungkinkan transportasi hidrolik dari mineral.


6.

Dapat

mematuhi

peraturan-peraturan

berhubungan dengan air dan pembuangan waste.

Gambar 6.1
Metoda hydraulicking,
Tinggi jenjang yang disemprot pada umumnya berkisar antara 5 - 15 m,
tetapi dapat mencapai 60 m (MORRISON clan RUSSELL, 1973).
Salah satu rancangan monitor dapat dilihat sebagai berikut
Diameter nozzle

: 40 - 150 mm

Tekanan head

: 30 - 140 atau 300 - 1400 Wa

Kecepatan alir volume

: 30 - 250 Ildetik

Kecepatan waterjet

Pasir

0. 15 m/detik

Kerikil (gravel)

1.5 m/detik

Boulders

3.0 m/detik

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 39

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Placer Min ing: Dredging

Dredging

adalah

mesin

tambang

menerus

yang

ditemukan

pertamakali. Dredging adalah penggalian bawah air dari endapan placer.


Dredges dapat dikiasifikasikan sebagai berikut (TURNER, 1975)
1. Mekanik
1. Bucket line (endless chain of buckets revolving along ladder).
2. Bucket-wheel suction (buckets discharge in suction pipeline ).
3. Dripper ( showel, grapple, or dragfine mounted on barge ).
2. Hidraulik
1. Suction ( open intake suction line )
2. Cutter head (excavation by rotating cutter on suction line ).

Gambar 6.2.
dredging hidrolik (Hartman, 1987)

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 40

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Gambar 6.3.
Dredging mekanik (Hartman, 1987)

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 41

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Solution Mining : Borehole Extraction.


Bila produksi bijih konvensional menjadi lebih sulit dan lebih mahal,
maka daya tarik solution mining sebagai metoda eksploitasi meningkat.

Solution mining adalah salah satu metoda ekstraksi aqueous dimana mineral
diperoleh biasanya di tempat dengan dilarutkan, dicairkan, dilu luhkan atau

slurrying meskipun beberapa persiapan atau eksploitasi di bawah tanah,


tetapi hampir semua operasi dilakukan di permukaan.
Pada borehole mining, air diinjeksikan melalu i lubang bor ke dalam
formasi mineral yang kemudian dilarutkan, dicairkan atau sluffies menjadi
mineral berharga dan d ipompakan ke permukaan melalu i lubang bor.
Kadang-kadang suatu reagen ditambahkan ke air, yang membentuk leaching
kimia.
Contoh mineral yang dapat dieksploitasi dengan borehole mining
adalah : Evaporit (garam, potash, dan trona dengan dissolusi, belerang
dengan melting (frasch process), phospat, kaolin, oil sand; batubara,
gilsonite, uranium dengan slurrying (percobaan) dan uranium dan liquite
dengan leaching kimia.
Solution Mining : Leaching

Leaching adalah ekstraksi kimia dari metal atau mineral dari ikatan
suatu cadangan bijih sebaik dari material yang telah digali dan ditambang
(SCHLITT, 1982). Proses pada dasarnya adalah kimiawi tetapi dapat juga
proses bakteri (beberapa bakteri beraksi sebagai katalis untuk mempercepat
reaksi pada leaching suffida). Jika ekstraksi dilakukan di tempat mineral
tersebut maka dinamakan leaching insitu, dan bila dilakukan di tempat
penimbunan disebut leaching timbunan (heap leaching) yang dan termasuk
kategori metoda penambangan sekunder.

Leaching pada saat ini adalah proses kombinasi, karena ditambahkan


pada ekstraksi, hal itu dilengkapi benefication dalam tahap awal dari
pengolahan mineral (LASTRA, dan CHASE, 1984). Akibatnya, biaya produksi
cenderung relatif lebih rendah daripada metoda penambangan konvensional.
Sebagai perbandingan (Bhappu, 1982)

menunjukkan untuk tambang

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 42

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

tembaga, biaya produksi total yang diperkirakan untuk metoda open pit
sekitar US $ 5,00 - US $ 6,80 / ton sedangkan leaching insitu sekitar US $
3,60 - US $ 4,40/ton.
Aplikasi dari leaching insitu sejauh ini dibatasi pada tembaga dari
uranium, dengan emas dan perak dengan leaching timbunan. Studi
percobaan mengindikasikan bahwa banyak logam seperti mangan, emasperak, alumunium, dan cobalt-nikel, adalah kandidat utama untuk leaching
insitu (Porter et.al, 1982). Leaching insitu dari lignite juga sedang dit eliti
(Sadler dan Huang, 1981).

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 43

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

VII. PENGANTAR KESTABILAN LERENG


Kemantapan (stabilitas) lereng merupakan suatu faktor yang sangat
penting dalam pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian dan
penimbunan tanah, batuan dan bahan galian, karena menyangkut persoalan
keselamatan manusia (pekerja), keamanan peralatan serta kelancaran
produksi. Keadaan ini berhubungan dengan terdapat dalam bermacammacam jenis pekerjaan, misalnya pada pembuatan jalan, bendungan,
penggalian kanal, penggalian untuk konstruksi, penambangan dan lain-lain.
Dalam operasi penambangan masalah kemantapan lereng ini akan
diketemukan pada penggalian tambang terbuka, bendungan untuk cadangan
air kerja, tempat penimbunan limbah buangan (tailing disposal) dan
penimbunan bijih (stockyard). Apabila lereng-lereng yang terbentuk sebagai
akibat dari proses penambangan (pit slope) maupun yang merupakan sarana
penunjang operasi penambangan (seperti bendungan dan jalan) tidak stabil,
maka akan mengganggu kegiatan produksi. Dari keterangan di atas, dapat
dipahami bahwa analisis kemantapan lereng merupakan suatu bagian yang
penting untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap kelancaran produksi
maupun terjadinya bencana yang fatal.
Dalam keadaan tidak terganggu (alamiah), tanah atau batuan
umumnya berada dalam keadaan seimbang terhadap gaya-gaya yang timbul
dari dalam. Kalau misalnya karena sesuatu sebab mengalami perubahan
keseimbangan akibat pengangkatan, penurunan, penggalian, penimbunan,
erosi atau aktivitas lain, maka tanah atau batuan itu akan berusaha untuk
mencapai keadaaan yang baru secara alamiah. Cara ini biasanya berupa
proses degradasi atau pengurangan beban,

terutama dalam bentuk

longsoran-longsoran atau gerakan-gerakan lain sampai tercapai keadaaan


keseimbangan yang baru.
Pada tanah atau batuan dalam keadaan tidak terganggu (alamiah)
telah bekerja tegangan-tegangan vertikal, horisontal dan tekanan air dari

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 44

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

pori. Ketiga hal di atas mempunyai peranan penting dalam membentuk


kestabilan lereng. Sedangkan tanah atau batuan sendiri mempunyai sifatsifat fisik asli tertentu, seperti sudut geser dalam (angle of internal friction),
gaya kohesi dan bobot isi yang juga sangat berperan dalam menentukan
kekuatan tanah dan yang juga mempengaruhi kemantapan lereng. Oleh
karena itu dalam usaha untuk melakukan analisis kemantapan lereng harus
diketahui dengan pasti sistem tegangan yang bekerja pada tanah atau
batuan dan juga sifat-sifat fisik aslinya. Dengan pengetahuan dan data
tersebut kemudian dapat dilakukan analisis kelakuan tanah atau batuan
tersebut jika digali atau diganggu. Setelah itu, bisa ditentukan geometri
lereng yang diperbolehkan atau mengaplikasi cara-cara lain yang dapat
membantu lereng tersebut menjadi stabil dan mantap.
Dalam menentukan kstabilan atau kemantapan lereng dikenal istilah
faktor keamanan (safety factor) yang merupakan perbandingan antara gayagaya yang menahan gerakan terhadap gaya-gaya yang menggerakkan tanah
tersebut dianggap stabil, bila dirumuskan sebagai berikut :
Faktor kemanan (F) = gaya penahan / gaya penggerak

Dimana untuk keadaan :

F > 1,0

: lereng dalam keadaan mantap

F = 1,0

: lereng dalam keadaan seimbnag, dan siap untuk

longsor

F < 1,0

: lereng tidak mantap

Jadi dalam menganalisis kemantapan lereng akan selalu berkaitan


dengan perhitungan untuk mengetahui angka faktor keamanan dari lereng
tersebut.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemantapan lereng, antara
lain :

Penyebaran batuan
Penyebaran dan keragaman jenis batuan sangat berkaitan dengan
kemantapan lereng, ini karena kekuatan, sifat fisik dan teknis suatu jenis
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 45

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

batuan berbeda dengan batuan lainnya. Penyamarataan jenis batuan


akan mengakibatkan kesalahan hasil analisis. Misalnya : kemiringan
lereng yang terdiri dari pasir tentu akan berbeda dengan lereng yang
terdiri dari lempung atau campurannya.

Struktur geologi
Struktur geologi yang mempengaruhi kemantapan lereng dan perlu
diperhatikan dalam analisis adalah struktur regional dan lokal. Struktur ini
mencakup

sesar,

kekar,

bidang

perlapisan,

sinklin

dan

antiklin,

ketidakselarasan, liniasi, dll. Struktur ini sangat mempengaruhi kekuatan


batuan karena umumnya merupakan bidang lemah pada batuan tersebut,
dan merupakan tempat rembesan air yang mempercepat proses
pelapukan.

Morfologi
Keadaan morfologi suatu daerah akan sangat mempengaruhi kemantapan
lereng di daerah tersebut. Morfologi yang terdiri dari keadaan fisik,
karakteristik dan bentuk permukaan bumi, sangat menentukan laju erosi
dan pengendapan yang terjadi, menentukan arah aliran air permukaan
maupun air tanah dan proses pelapukan batuan.

Iklim
Iklim

mempengaruhi

temperatur

dan

jumlah

hujan,

sehingga

berpengaruh pula pada proses pelapukan. Daerah tropis yang panas,


lembab dengan curah hujan tinggi akan menyebabkan proses pelapukan
batuan jauh lebih cepat daripada daerah sub-tropis. Karena itu ketebalan
tanah di daerah tropis lebih tebal dan kekuatannya lebih rendah dari
batuan segarnya.

Tingkat pelapukan
Tingkat pelapukan mempengaruhi sifat-sifat asli dari batuan, misalnya
angka kohesi, besarnya sudut geser dalam, bobot isi, dll. Semakin tinggi
tingkat pelapukan, maka kekuatan batuan akan menurun.

Hasil kerja manusia


Selain faktor alamiah, manusia juga memberikan andil yang tidak kecil.
Misalnya, suatu lereng yang awalnya mantap, karena manusia menebangi
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 46

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

pohon pelindung, pengolahan tanah yang tidak baik, saluran air yang
tidak baik, penggalian / tambang, dan lainnya menyebabkan lereng
tersebut menjadi tidak mantap, sehingga erosi dan longsoran mudah
terjadi.
Pada dasarnya longsoran akan terjadi karena dua sebab, yaitu naiknya
tegangan geser ( shear strees) dan menurunnya kekuatan geser (shear

strenght ).
Adapun faktor yang dapat menaikkan tegangan geser adalah

Pengurangan penyanggaan lateral, antara lain karena erosi, longsoran


terdahulu yang menghasilkan lereng baru dan kegiatan manusia.

Pertambahan tegangan, antara lain karena penambahan beban, tekanan


air rembesan, dan penumpukan.

Gaya dinamik, yang disebabkan oleh gempa dan getaran lainnya.

Pengangkatan atau penurunan regional, yang disebabkan oleh gerakan


pembentukan pegunungan dan perubahan sudut kemiringan lereng.

Pemindahan penyangga, yang disebabkan oleh pemotongan tebing oleh


sungai,

pelapukan

dan

erosi

di

bawah

permukaan,

kegiatan

pertambangan dan terowongan, berkurangnya/hancurnya material di


bagian dasar.

Tegangan lateral, yang ditimbulkan oleh adanya air di rekahan serta


pembekuan air, penggembungan lapisan lempung dan perpindahan sisa
tegangan.
Sedangkan faktor yang mengurangi kekuatan geser adalah :

Keadaan atau rona awal, memang sudah rendah dari awal disebabkan
oleh komposisi, tekstur, struktur dan geometri lereng.

Perubahan karena pelapukan dan reaksi kimia fisik, yang menyebabkan


lempung berposi menjadi linak, disinteggrasi batuan granular, turunnya
kohesi, pengggembungan lapisan lempung, pelarutan material penyemen
batuan

Perubahan gaya antara butiran karena pengaruh kandunga air dan


tekanan air pori.

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 47

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Perubahan struktur, seperti terbentuknya rekahan pada lempung yang


terdapat di tebing / lereng.

Geometri Jenjang (Bench Dimension)


Sebelum mengetahui beberapa pendapat mengenai dimensi jenjang,
perlu diketahui istilah pada jenjang seperti terlihat di bawah ini.

Dalam

penentuan

gometri

jenjang,

beberapa

hal

yang

dipertimbangkan, antara lain :


o Sasaran produksi harian dan tahunan
o Ukuran alat mekanis yang digunakan
o Sesuai dengan ult imate pit slope
o Sesuai dengan kriteria slope stability
Beberapa pihak yang mengeluarkan pendapat mengenai dimensi jenjang,
antara lain :
-

Head Quarter of US Army (Pits and Quarry Technical Bulletin No 5-352)

Lewis (Elements of Mining)

L. Shevyakov (Mining of Mineral Deposits)

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 48

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Melinkov dan Chevnokov (Safety in Open Cast Mining)

Popov (The Working of Mineral Deposit)

Young (Elements of Mining)

E. P. Pfeider (Surface Mining)

Head Quarter of US Army (Pits and Quarry Technical Bulletin No 5-352)

Wmin = Y + Wt + Ls + G + Wb
dimana :
W min : Lebar jenjang minimum (m)

: Lebar yang disediakan untuk pengeboran (m)

Wt

: Lebar yang disediakan untuk alat-alat (m)

Ls

: Panjang power shovel tanpa boom (m)

: Radius lantai kerja yang terpotong oleh shovel (m)

Wb

: Lebar untuk broken material (m)

Lewis (Elements of Mining)


Tinggi jenjang sebagai berikut :
o Untuk hidraulicking yang baik adalah 20 ft dan maksimum 60 ft
o Untuk dredging kedalaman ideal antara 50 ft 80 ft, tetapi ada yang
sampai 130 m
o Untuk Open-cut antara 12 ft 75 ft; yang baik 30 ft. Sedangkan
untuk tambang bijih dapat mencapai 225 ft. Lebar jenjang
disesuaikan dengan loading track, daerah operasi power shovel serta
untuk peledakan. Lebarnya antara 20 ft 75 ft, umumnya 50 ft dan
idealnya 30 ft.

L. Shevyakov (Mining of Mineral Deposits)


Lebar jenjang tergantung pada metode penggalian dan kekerasan
bahan galian yang ditambang.
o Untuk Material Lunak

B = (1,00 s.d 1,50) Ro + L + L1 + L2

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 49

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

dimana :
B

: Lebar jenjang (m)

Ro

: Digging radius dari alat muat (m)

: Jarak antara sisi jenjang dengan rel (3 4 m)

L1

: Lebar lori (1,75 3,00 m)

L2

: Jarak untuk menjaga agar tidak longsor (m)

o Untuk Material Keras

B = N + L + L1 + L2
dimana :
B

: Lebar jenjang (m)

: Lebar yang dibutuhkan untuk broken material (m)


Disini tidak disediakan lebar untuk alat gali / muat, karena
dianggap alat muat bekerja disamp ing broken material

Melinkov dan Chevnokov (Safety in Open Cast Mining)


o Untuk Lapisan yang lunak ( soft strata)

B = 2R + C + C 1 + L
dimana :
B

: Lebar jenjang (m)

: Digging radius dari alat muat (m)

: Jarak sisi jenjang atau broken material ke garis tengah rel (m)

: lebar yang disediakan untuk faktor keamanan, biasanya


sebesar dump-truck (m)

o Untuk Lapisan yang lunak ( soft strata)

B = a + C + C1 + L + A
dimana :

: Lebar jenjang (m)

: Lebar untuk broken material (m)

: Lebar pemotongan pertama (m)

Popov (The Working of Mineral Deposit)


a.

Tinggi jenjang dan kemiringannya

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 50

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

i)

Kemiringan jenjang tergantung pada kandung air pada bahan


galian; bila relatif kering biasanya memungkinkan kemiringan
jenjang yang besar.

ii)

Umumnya tinggi jenjang berkisar antara 12 15 m dengan


kemiringan :
- untuk batuan beku

: 70 o 80 o

- untuk batuan sedimen

: 50 o 60 o

- untuk batuan ledge dan pasir kering

: 40 o 50 o

- untuk batuan yang argilaceous

: 35 o 45 o

b. Lebar jenjang
Lebar jenjang antara 40 60 m, biasanya juga dibuat antara 80
100 m jika memakai mu lti row bore-hole . Lebar minimum untuk
batuan keras :

Vr = A + C + C 1 + L + B
dimana :
Vr

: Lebar jenjang minimum (m)

: Lebar untuk broken material (m)

: Jarak sisi timbunan ke sisi tengah rel (m)

C1

: Setengah lebar lori (m)

: Lebar endapan yang diledakkan (6 12 m)

: Lebar yang disediakan untuk menjamin ekstraksi endapan


pada jenjang di bawahnya

Young (Elements of Mining)


o Tinggi jenjang

- untuk tambang bijih besi

: 20 40 ft

- untuk tambang bijih tembaga

: 30 - 70 ft

- untuk limestone

: s.d. 200 ft

o Lebar jenjang

: 50 250 ft

o Kemiringan jenjang

: 45 o 65 o

E. P. Pfeider (Surface Mining)

L = Lm + SF x

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 51

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

dimana :
L

: Tinggi jenjang (m)

Lm

: Maximum cutting height dari alat-muat (m)

SF

: Swell Factor (m)

= 0,33 untuk cara corner cut


= 0,50 untuk cara box cut

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 52

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

VIII. SISTEM PENYALIRAN


Secara garis besar, sistem penyaliran (sering pula disebut : pengawairan)
dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
-

Sistem Penyaliran Langsung (Konvensional)

Sistem Penyaliran Tak Langsung (Inkonvensional)

8.1 SISTEM PENYALIRAN LANGSUNG (KONVENSIONAL)


Adalah sistem penyaliran dengan cara mengeluarkan (memompa) air
yang sudah masuk ke dalam tambang. Sistem ini dapat dibagi dua lagi,
menjadi :
-

Penyaliran dengan terowongan (tunnel) atau terowongan buntu ( adit)


Cara penyaliran ini hanya bisa diterapkan pada tambang yang terletak
di daerah pegunungan atau berbentuk bukit. Air yang masuk ke dalam
tambang dikeluarkan dengan cara mengalirkan air dari dasar tambang
melalu i terowongan keluar tambang.

Penyaliran dengan sumuran ( sump)


Cara penyaliran in i sangat umum diterapkan di tambang terbuka. Air
yang masuk ke dalam tambang dikumpulkan ke suatu sumuran yang
biasanya dibuat di dasar tambang dan dari sumuran tersebut air
dipompa keluar tambang.
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 53

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

8.2. SISTEM PENYALIRAN TAK LANGS UNG (INKONVENS IONAL)


Adalah sistem penyaliran dengan cara mencegah masuknya air ke dalam
tambang. Adapun cara yang dapat dilakukan pada preventive drainage

system ini adalah dengan membuat beberapa lubang bor di bagian luar
daerah penambangan atau di jenjang-jenjang, kemudian daeri lubanglubang tersebut air dipompa keluar tambang.
Penyaliran tak langsung ini dapat dilakukan dengan beberapa macam cara,
antara lain :
-

Siemens methods
Ke dalam lubang bor dimasukkan casing yang bertujuan agar air mudah
masuk kedalam pipa. Kerugian cara in adalah banyak pipa yang
digunakan dan kedalaman lubang bor harus melebihi tinggi bench. Jadi
biaya akan lebih besar karena disamp ing biaya pipa juga biaya
pemboran.

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 54

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Small pipe with vacuum pump


Lubang bor dibuat dengan diameter 6 8 inch, lubang tidak diberi
casing, tetapi dimasukkan dengan pipa berdiameter 2 2,5 inch. Pasir
dimasukkan sebagai saringan sehingga yang masuk adalah material
yang larut dalam air. Melalu i small pipe ini lubang bor dibuat vakum
dengan menggunakan pompa.

Deep well pump method


Digunakan untuk material yang mempunyai permeabilitas tendah dan
bench yang tinggi. Lubang bor dibuat dengan diameter 6 inch,
kemudian dipasang casing. Pompa dimasukkan ke dalam lubang bor
(submercible pump) yang digerakkan dengan listrik. Pompa ini ada
yang otomatis, jika tercelup ke dalam air, maka mesin pompa akan
hidup dengan sendirinya.

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 55

Bahan Kuliah Teknik Pertamba ngan

Electro osmosis method


Merupakan cara terbaru dan biasanya digunakan pada daerah yang
mempunyai permeabilitas sangat kecil. Lubang bor dibuat dengan
diameter 3 5 inch dan 1 3 inch, kemudian masukkan casing pipe.
Prinsip yang digunakan adalah prinsip elektrolisa. H+ akan mengalir
menuju katoda sehingga terjadi netralisasli H+ dengan OH- dan
membentuk H2O (air). Kemudian air yang telah terkumpul ini d ipompa
keluar, dimana sebelumnya tidak terdapat air.

Hubungan antara permeabilitas dengan cara penyaliran dapat dilihat


pada tabel berikut :

*)
**)

: menunjukkan ukuran butir (grain size)


3
: satuan dalam cm /detik

NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 56

Anda mungkin juga menyukai