TAMBANG TERBUKA
(HTKK-024)
Oleh :
NURHAKIM, ST, MT
PRAKATA
Alhamdulillah, La haula wala quwwata illa billah,
Subhanakallah, La ilma lana illa ma allamtana
Bahan kuliah in i disu sun untuk adik-adik mahasiswa D-2 Teknik
Pertambangan Unlam yang mengambil matakuliah Tambang Terbuka. Hal
yang melatarbelakangi penyusunan bahan kuliah in i adalah mengingat
sangat minimnya buku yang tersedia untuk disip lin ilmu Teknik
Pertambangan, khususnya yang berbahasa Indonesia.
Bahan kuliah ini sebagian besar berisi terjemahan buku Introductory
Mining Engineering (Howart K Hartman, 1987). Akan tetapi, mengingat
sasarannya adalah mahasiswa program d iploma, bahasannya sengaja dibuat
tidak terlalu detail. Namun untuk menambah wawasan mahasiswa, penyusun
juga menelaah beberapa referensi lain sebagai bahan pembanding.
Terima kasih d isampaikan kepada seluruh pihak yang membantu dan
memberikan dukungan dalam penyusunan bahan kuliah in i, terutama ananda
Beryl dan mamanya.
Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan bahan kuliah ini terdapat banyak
kekurangan, untuk itu, diharapkan masukan dan saran konstruktif agar dapat
memperbaiki bahan ku liah in i di masa mendatang. Akhirnya, penyusun
berharap agar bahan kuliah ini bermanfaat. Amin.
Februari 2005
Nurhakim, ST, MT
132 258 665
DAFTAR ISI
Prakata
Daftar Isi
Silabus Matakuliah
1
1.1
1.2
Pengantar
Kontribusi Pertambangan untuk Peradaban Manusia
Pemilihan Metoda Penambangan
1
1
2
2
2.1
2.2
5
5
9
3.
3.1
3.2
3.3
3.4
10
11
17
22
23
4
4.1
4.2.
4.3
4.4
24
25
28
29
30
35
38
44
8
8.1
8.2
Sistem Penyaliran
Sistem Penyaliran La ngsung (konvensional)
Sistem Penyaliran Tak Langsung (inkonvensional)
53
53
54
SILABUS
Tambang Terbuka
Program Studi D2 Teknik Pertambangan
Prasyarat :
Telah mengikuti matakuliah Pengantar Teknologi Mineral
Uraian
:
1. Pemahaman kontribusi industri pertambangan
2. Pemahaman sistem-sistem tambang terbuka
3. Pengenalan urutan kerja dan peralatan yang dioperasikan pada kegiatan
pertambangan.
4. Pengertian Nisbah kupas (stripping Ratio)
5. Pengenalan aspek-aspek Tambang Terbuka meliputi lereng tambang dan
penirisan / penyaliran tambang
Pustaka
:
1. Crawfrod, H., 1979, Open Pit Mine Planning and Design, SME-AIME, 1979
2. Hartman, H.L., 1987, Introductory Mining Engineering, John Wiley and
Sons, New York
3. Irwandy Arief, Tambang Terbuka, Teknik Pertambangan ITB, Bandung
4. Nurhakim, 2003, Bahan Kuliah Tambang Terbuka, Program Studi Teknik
Pertambangan FT Unlam, Banjarbaru
5. Pfleider, 1972, Surface Mining, Seeley W. Mudd Series, AIME
6. Sudarto Notosiswoyo dan Partanto Projosumarto, 1982, Pengantar
Analisis Kemantapan Lereng, Teknik Pertambangan ITB, Bandung
7. Buku lain yang terkait
I. PENGANTAR
1.1. KONTR IBUSI PERTAMBANGAN UNTUK PERADABAN
Kegiatan pertambangan telah dimulai sejak keberadaan manusia di
dunia ini. Demikian tuanya, sehingga pertambangan (yang dilakukan dengan
maksud untuk memanfaatkan sumberdaya mineral yang terdapat di bumi
demi kesejahteraan manusia) diyakini sebagai ikhtiar kedua yang dilakukan
manusia, setelah kegiatan pertanian / agrikultur.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa acapkali era budaya (cultural ages of
regional development )
Disamping kontribusi positif di atas, industri pertambangan dapat pula
mengakibatkan dampak negatif, antara lain :
1. Mengubah morfologi dan fisiologi daerah tersebut (tata guna lahan)
2. Berpeluang merusak lingkungan, karena
a. Kesuburan tanah dapat berkurang / hilang
b. Mengurangi vegetasi, sehingga dapat menimbulkan kegundulan
hutan, longsor dan erosi
metoda
penambangan
didasarkan
pada
keuntungan
2.
fisik
lainnya
(bobot
isi
SG,
voids,
porositas,
Konsiderasi Ekonomi
Faktor-faktor ini akan mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa
pengembalian dan keuntungan
a. Cadangan (tonase dan kadar / kualitas)
b. Laju produksi (produksi per satuan waktu)
c. Umur tambang
Faktor Teknologi
a. Perolehan tambang ( mine recovery)
b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih / batubara)
c. Ke-fleksibelitas-an metode dengan perubahan kondisi
d. Selektivitas metode untuk batubara dan waste
e. Konsentrasi atau dispersi dari pekerjaan
f. Modal, pekerja, dan intensitas mekanisasi
6.
Faktor Lingkungan
a. Kontrol bawah tanah
b. Penurunan permukaan tanah (subsidence )
c. Kontrol atmosfir (kontrol kualitas, kontrol panas dan kelembaban,
serta untuk tambang bawah tanah : ventilasi,)
d. Kekuatan pekerja (pelatihan, recruitment , kondisi kesehatan dan
keselamatan kerja, kehidupan dan pemukiman)
Obyektif dasar di dalam pemilihan suatu metode penambangan suatu
ahli
tambang
telah
melakukan
klasifikasi
metoda
penambangan terbuka dan bawah tanah antara lain : Peele (1941), Young
(1946), Lewis dan Clark (1964). Dasar dari pembagian metoda ini adalah
beberapa kombinasi subyektif dari spasial, geologi dan faktor geoteknik.
Sedangkan beberapa skema saat ini dikenalkan lebih kuantitatif atau
memiliki pendekatan sistem tetapi menggunakan dasar pendekatan yang
sama seperti Peele adalah Morrison dan Russel (1973), Boshkov dan Wright
(1973), Thomas (1978), Nicholas (1981) dan Hamrin (1982).
Secara garis besar, metode penambangan dapat digolongkan menjadi
3, yaitu :
1. Tambang terbuka ( surface mining)
2. Tambang dalam / bawah tanah (underground mining)
3. Tambang bawah air ( underwater mining / marine mine)
Tambang terbuka adalah metoda penambangan yang segala aktivitas
penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan
bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara bebas.
Tambang bawah tanah adalah metoda penambangan yang segala kegiatan
atau aktivitasnya dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya
tidak langsung berhubungan dengan udara luar.
Tambang
bawah
air
adalah
metoda
penambangan
yang
kegiatan
bahan galian, saat ini yang diperlukan suatu klasifikasi metoda penambangan
yang mempunyai ciri (Hartman, 1987) :
1. Umum (dapat diaplikasikan pada tambang terbuka atau bawah tanah,
untuk semua komoditi tambang, batubara atau non batubara).
2. Meliputi metoda yang sedang berjalan dan metoda baru (novel) yang
sedang dikembangkan tetapi belum dapat dibuktikan secara keseluruhan.
3. Mengenali perbedaan kelas metoda yang besar dan biaya relatif.
Kategori yang digunakan oleh Hartman adalah :
- dapat diterima ( acceptance ): tradisional atau baru
- lokal untuk tambang terbuka (atau tambang bawah tanah)
- kelas dan sub kelas
- metoda
Klasifikasi metoda menurut Hartman (1987) dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.1
Klasifikasi metode penambangan
AKSEPTANSI / LOKAL
KELAS
Mekanis
(Mechanical)
Tambang Terbuka
( Surface Mining )
TRADISIONAL
NOVEL
---
---
Placer
Aqueous
SUBKLAS
Solution
Unsupported
---
Supported
---
Caving
---
---
---
METODE
* Open Pit Mining
Quarry
* Open Cast Mining
Auger Mining
Hydraulicking
Dredging
Borehole Mining
Leaching
* Room & Pillar Mining
* Stope & Pillar Mining
Shrinkage Stoping
* Sublevel Stoping
Cut and Fill Stoping
Stull Stopping
Square Set Stoping
* Longwall Mining
Sublevel Caving
* Block Caving
Rapid Ex cavation
Automation, Robotics
Hydraulic Mining
UG Gasification
Underground Retorting
Ocean Mining
Nuclear Mining
Ex traterrestrial Mining
Catatan : Tanda * menunjukkan metode paling penting dan paling sering dig unakan
Sumber : Hartman, 1987
KOMODITAS
Metal, Nonmetal
Nonmetal
Coal, Nonmetal
Coal
Metal, Nonmetal
Metal, Nonmetal
Nonmetal
Metal
Coal, Nonmetal
Metal, Nonmetal
Metal, Nonmetal
Metal, Nonmetal
Metal
Metal
Metal
Coal
Metal
Metal
NonCoal (Hard rock)
All
Coal, Soft rock
Coal
Hydrocarbons
Metal
Noncoal
Metal, Nonmetal
Surface mining
Placer mining
Open cut mining
Underground mining
Stope Naturally Supported
- Open stoping
- Open stopes in small orebodies
- Sub level stoping
- Open stopes wit h pillar supports
- Casual pillar
- Room (or stope) and pillar (regular arrangement)
Stopes articially supported
- Shrinkage stoping
- With pillar
- Without pillar
- With subsequent waste filling
- Cut and fill stoping
- Stulled stopes in narrow veins
- Square set stoping
Caved stopes
- Caving (ore broken by induced caving)
- Block caving
- Sublevel caving
- Top slicing
Combination of supported and caved stopes
Menurut L J Thomas
Surface mining
Alluvial mining
Mineral sands mining
General open pit mining
Surface mining machinary
Open cut mining of bedded deposit
Open pit mining of massive deposit
Abandoned pit
Non-entry mining
Menurut K A Sweet
Surface mining
Placer mining
- Panning and sluicing
- Hydraulicking
- Dredging
Open pit
- Single bench
- Multiple bench
- Strip mining
- Quarry mining
Glory hole
Underground Metalliferous
Self supported opening (natural)
- Open stope mining
- Isolated openings
- Sublevel stoping
- Longhole stoping
- Pillared open stopes
- Random pillars
- Regular pillars
Open Artificially supported stopes (supported openings)
- Shrinkage stoping (broken ore)
- Cut and fill (waste filled)
- Square set stoping
- Longwall min ing
Caving methods (Stress relief)
- Caving (ore broken bay induces collapse)
- Sub level caving
- Block caving
- Top Slicing
Underground Coal Mines
Drift mine
Slop mine
Shaft mine
perlu
adanya
penyanggaan,
ventilasi
dan
pencahayaan
( illumination)
2. Kondisi kerjanya lebih baik, karena berhubungan langsung dengan
udara luar dan sinar matahari
3. Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih
leluasa, sehingga produksinya bisa lebih besar
4. Pemakaian bahan peledak dapat lebih efisien, leluasa dan hasilnya
lebih baik, karena :
a. Adanya bidang bebas (free face ) yang lebih banyak
b. Gas-gas beracun yang dapat ditimbulkan oleh peledakan dapat
dihembus angin dengan cepat (tidak terakumulasi)
5. Perolehan tambang ( mining recovery) lebih besar, karena batas
endapan dapat dilihat dengan jelas
6. relatif lebih aman, karena bahaya yang mungkin timbul terutama
akibat kelongsoran, sedangkan pada tambang bawah tanah selain
kelongsoran
juga
disebabkan
oleh
adanya
gas-gas
beracun,
kebakaran dll
7. Pengawasan dan pengamatan mutu bijih (grade control) lebih mudah
Kerugian tambang terbuka antara lain :
1. Para pekerja akan langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana
hujan yang lebat atau suhu tinggi akan mengakibatkan efisiensi kerja
menurun
2. Kedalaman penggalian terbatas, karena semakin dalam penggalian
akan semakin banyak overburden harus dipindahkan
3. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah penutup
yang jumlahnya cukup banyak
4. Alat-alat mekanis letaknya tersebar
5. Pencemaran lingkungan hidup relatif lebih besar
atau
pengalihan
dan
transportasi
material
(transportasi
memerlukan
pemboran
dan
peledakan.
Jika
penggemburan
Rock Breakage
Pelepasan atau pembebasan batuan dari massa batuan induknya
disebut pemecahan batuan ( rock breakage ). Hal ini dapat dilakukan
menggunakan api, air bertekanan tinggi, tekanan, maupun bahan peledak.
Pada umumnya, ada dua tipe operasi pemecahan batuan yang
dilakukan ditunjukkan dalam industri pertambangan, yaitu penetrasi
batuan ( rock penetration : drilling, cutting, boring, dll) dan fragmentasi
batuan ( rock fragmentation).
Dalam penetrasi batuan (pemboran, cutting dll) pada suatu lubang
bor biasanya dilakukan secara mekanik dan kadang-kadang termik atau
hidrolik. Tujuan dari penetrasi batuan antara lain untuk :
(1) Penempatan bahan peledak atau keperluan lain yang memerlukan
lubang berukuran kecil
(2) Membuat bukaan tambang atau terowongan (tunnel) final.
(3) Mengekstraksi produk mineral sesuai ukuran dan bentuk yang diijinkan
(batu dimensi).
Berlawanan dengan penetrasi batuan, fragmentasi batuan bertujuan
untuk menggemburkan dan memuat menjadi fragmen-fragmen suatu massa
batuan, secara konvensional dengan energi kimia, pada peledakan tetapi
ditambah secara mekanik hidrolik dan aplikasi baru dari energi.
Penetrasi
batuan
dapat
diklasifikasikan
pada
beberapa
basis.
Termasuk dalam hal ini ukuran lubang, metoda mounting, tipe dari power.
Pembagian / skema yang akan digunakan pada tulisan in i adalah
berdasarkan bentuk dari penggempuran batuan atau jenis energi yang
digunakan untuk melakukan penetrasi. Klasifikasi in i bersifat umum, dapat
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 11
METODA
Mechanical
(Drillin g)
Baru (Novel)
Termal
Fluid
Eksperimental
Sonik
Kimiawi
(Chemical)
Elektris
Sinar
Nuklir
MESIN
Percussion
Drop tool
Hammer
Rotary, drag-bit
Blade
Stone-set
Sawing
Rotary, rolle r bit
Rotary-percussion
Hammer
Rotary
Flame
Plasma
Hot Fluid
Fusion
Freezin g
Jet
Erosion
Bursting
Cavitation
Vibration
Explosion
Reaction
Electric arc or Current
Electric beam
Electromagnetic in ductio n
Laser
Fisi
Fusi
dapat
dilakukan
untuk
bermacam-macam tujuan
Variabel
operasi,
mempengaruhi
ke
empat
komponen
sistem
pemboran ( drill, rod , bit dan fluid). Variabel dapat dikontrol pada
umumnya dan mencakup dua kategori dari faktor-faktor kekuatan
pemboran : (a) tenaga pemboran, energi semburan dan frekuensi,
kecepatan putar, daya dorong dan rancangan batang bor dan (b)
sifat-sifat fluida dan laju alirnya.
2.
3.
Faktor-faktor pelayanan, yang terdiri dari pekerja dan supervisi, ketersediaan tenaga, tempat kerja, cuaca dan lain-lain, juga merupakan
faktor bebas.
Tabel 3.2
Aplikasi pemboran dan metoda penetrasi dari beberapa batuan yang berbeda
METODE
PEMBORAN
Hydraulic Jet
Rotary, drag bit
Rotary, rolle r bit
Rotary Percussio n
Pecussion
Therm. Jet Piercing
Penggaru ( Ripper)
Tanah yang sangat kompak, batubara, atau batuan yang lunak
atau telah mengalami pelapukan.
2.
4.
2.
satuan
operasi
yang
terlihat
dalam
penggalian
atau
dragline , 140 m3 untuk shovel dan 8400 m3 untuk bucket wheel excavator.
Klasifikasi untuk peralatan tambang untuk penggalian-pernuatan
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 3.3.
Klasifikasi peralatan penggalian dan pemuatan Tambang Terbuka
OPERASI
TAMBANG
TERBUKA
Siklus (Cyclic)
Kontiniu
(Continuous)
BAWAH TANAH
Siklus (Cyclic)
Kontiniu
KATEGORI / METODE
Shovel
Dragline
Dozer
Scraper
Peledakan (Blasting)
Ekskavator Mekanis
Excavator)
Highwall Mining
Dredging
Loader
Shaft Mucker
Self-loading transport
Slusher
Continous Miner
Boring Machine
MESIN (APLIKASI)
Keuntungan dan kerugian dari berbagai alat dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 3.4.
Perbandingan antara fitur Shovel, Dragline dan BWE
Alat
Keuntungan
Shovel
Kerugia n
1. Dapat terja di kehancuran batubara pada
perolehan yang kecil
2. Dimasuki oleh luncuran timbunan dan
banjir pada pit
3. Tidak mudah menangani timbunan yang
kestabila nnya rendah
4. Tidak mudah menggali box-cut
5. Kemampuan / kedalaman penggalia n
berkurang bila dib andin gkan dengan
dragline dengan biaya yang sama
6. Sulit digerakkan
1.
2.
3.
Operasin ya kontinu
Interval jangkauannya panjang
Dapat beroperasi pada dinding jenjang yang
tinggi dan pada lapisan batubara
Dapat dengan mudah menja ngkau karakteristik tumpukan dan kestabilan buruk
Dapat memperluas interval shovel dan
dragline jika beroperasi secara tandem
Dapat langsung menyedia kan dataran untuk
reklamasi
1.
2.
Pemilihan Alat
Secara garis besar, ada empat faktor yang pemilihan alat ekskavasi
(Pfileider, 1973a, Martin et al, 1982 dalam Hartman, 1987), yaitu :
1. Faktor performansi (unjuk kerja)
Faktor ini berhubungan langsung dengan produktifitas mesin, dan
meliputi : kecepatan putar, tenaga yang tersedia, jarak penggalian,
kapasitas bucket , kecepatan tempuh, dan reliabilitas.
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 19
2. Faktor desain
Mencakup kecakapan pekerja, teknologi yang digunakan, jenis
pengawasan dan tenaga (power) yang tersedia.
3. Faktor penunjang (Support )
4. Faktor biaya
Pengangkutan
Material dalam jumlah besar dalam industri pertambangan ditransport
dengan haulage (pemindahan ke arah horizontal) dan hoisting (pemindahan
vertikal). Klasifikasi metoda pengangkutan dapat dilihat pada Tabel di bawah
ini.
Tabel 3.5
Klasifikasi metoda pengangkutan Tambang Terbuka
METODA
JARAK ANGKUT
GRADEABILITY (O)
Rerata
Maks.
Rail, Train
Truk, Traile r
Scrapper (ban karet)
Front-end Loader
Dozer
Skip
Aerial Tramway
Belt Conveyor
High-angle conveyor
Hydraulic
conveyor
(pipelin e)
Tidak terbatas
0,3-8 km
0,2-5 mil
150-1500 m
500-5000 ft
300 m
<1000 ft
150 m
<500 ft
2400 m
<8000 ft vert.
0,8-8 km
0,5-5 mil
0,3-16 km
0,2-10 mil
1,6 km
<1 mil
Tidak terbatas
2
3
8
12
12
15
8
12
15
20
Tidak terbatas
5
20
17
20
40
60
Tidak terbatas
Rail (Train)
Truck, Shuttle Car
Slusher (Scraper)
LHD
Skip, Cage
Kontinius
Conveyor (Belt, Chain
and flig ht, monorail)
Hydraulic Conveyor
Pneumatic Conveyor
Sumber : Hartman, 1987
Tidak terbatas
150-1500 m
500-5000 ft
30-90 m
100-300 ft
90-600 m
300-2000 ft
2400 m
<8000 ft vert.
2
3
8
12
25
30
8
12
Tidak terbatas
OPERA SI
TAMBANG
TERBUKA
Siklus (Cyclic)
Kontinius
BAWAH TANAH
Siklus (Cyclic)
0,3-8 km
0,2-5 mil
Tidak terbatas
Tidak terbatas
17
20
Tidak terbatas
Tidak terbatas
Untuk alat angkut yang paling banyak digunakan (truk jungkit), dapat
dijumpai 4 tahap : pemuatan, pengangkutan, penuangan dan kembali
kosong (lihat Gambar).
Tabel 3.6
Perbandingan Keuntungan dan Kerugian beberapa alat angkut
MESIN
Dozer
Truck, Trailer
Scraper
(roda karet)
Rail
(Kereta Api)
KEUNTUNGAN
Luwes
Kemampuan tanjakan baik
mampu di medan yang susah
Luwes dan mudah dig erakkan
Menangani batuan kasar, besar
Kemampuan tanjakan sedang
Luwes dan mudah dig erakkan
Kemampuan tanja kan (grade-ability)
baik
Produksi besar, ongkos murah
Jarak angkut tak terbatas
Menangani batuan kasar, besar
Produksi besar, kontiniu
Kemampuan tanjakan sangat baik
Biaya operasi kecil
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
KERUGIAN
Terbatas untuk angkutan ja rak dekat
Tidak kontin iu
Produksi kecil, lambat
Membutuhkan jalan angkut yang baik
Pelan saat cuaca buruk
Ongkos operasi tinggi
Mungkin membutuhkan dorongan pemuatan
Terbatas untuk tanah, fragmen kecil
Ongkos perawatan tinggi
Biaya perawatan rel (track)
Kemampuan tanjakan buruk
Biaya investasi tinggi
Tidak luwes
Terbatas untuk batuan kecil atau hancur
Biaya investasi tinggi
Belt
Conveyor
(Ban
berja lan)
Sumber: Modifikasi dari Pfieid er, 1973a, 1973b; Martin et al, 1982 dala m Hartman, 1987
Pemantauan debu*
Pengurangan kebisingan
Pencegahan pembakaran spontan
Pencegahan penyakit
Proteksi air dan udara
Pembuangan limbah*
Stabilitas lereng
Kontrol erosi tanah
Distribusi tenaga / listrik
Pemompaan , drainase
Penyimpanan, penumpahan
Penyimpanan, deliveri persedia an
Fasilitas bengkel
Lampu portabel
Radio , telefon
Jalan angkut, dll
Truk karyawan, dll
Persiapan lokasi
Pembersihan
Pemindahan tanah pucuk
Transport
ke lokasi penyimpanan
Transport
untuk pemindahan langsung
Penggaruan
Pembuangan OB
(Langsung
Pembuangan OB
Transport ke lokasi
penyimpanan
Transport ke lokasi
backfill
Pembersihan permukaan
batubara / bijih
Penggaruan batubara / bijih
Pemboran batubara / bijih
Coal Augering
Peledakan
Penggalian / Pemuatan
Batubara / bijih
Transport batubara / bijih
(utk penyimpanan & proses)
PembuanganParting
Back filling
(dari lokasi penyimpanan)
Perataan bongkahan
Pemindahan tanah pucuk
Perataan permukaan akhir
Penghijauan
Pemantauan
Aktifitas penunjang :
- Drainase
- Pergudangan
- Jalan / akses
- Pengawasan
Gambar 3.2.
Siklus operasi tipikal tambang terbuka
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 23
tambang
adalah
pekerjaan
yang
dilakukan
untuk
penjadwalan
produksi
yang
lengkap,
antara
lain
perencanaan,
b. Relasi spasial (ukuran, bentuk, attit ude dan lain-lain) dari badan bijih
termasuk kedalaman.
c.
b.
c.
d.
Peraturan polusi.
e.
Tahapan Persiapan
Tahapan ini dapat berlaku untuk persiapan di tambang terbuka
maupun tambang bawah tanah, yaitu :
a. Adopsi dari laporan studi kelayakan sebagai dokumen perencanaan,
subyek ke modifikasi sebagai kemajuan pengembangan.
b. Konfirmasi dari metoda penambangan dan rencana pertambangan umum.
c. Pengaturan finansial yang berdasarkan pada estimasi biaya yang telah
dikonfirmasikan pada laporan studi kelayakan.
d. Pengumpulan data tanah, termasuk Undang-undang Pertambangan dan
Permukaan.
e. Pengarsipan
pernyataan
dampak
lingkungan,
mendapatkan
ijin
supply ke tambang.
g. Perencanaan dan konstruksi pabrik, termasuk fasilitas pendukung,
pelayanan dan kontrol administrasi.
h. Pendirian pabrik pengolahan mineral, jika diperlukan, dan penanganan
bijih dan fasilitas perkapalan, penimbunan dan pembuangan waste .
i.
stripping).
k. Pengadaan tenaga kerja dan pelatihan tenaga kerja dan pelayanan
pendukung (perumahan, transportasi, gudang yang diperlukan).
4.1. SIFAT DAN LINGKUP TUGAS
Beberapa faktor pada persiapan tambang menerima beberapa
perhatian khusus didalam tahap preparasi tambang terbuka. Dari faktor
lokasi, iklim adalah faktor yang lebih kritis yang berhubungan dengan operasi
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 25
lapangan,
kedalaman
dan
karakteristik spasial dari endapan serta keberadaan air adalah sangat penting
pada tambang terbuka. Pada faktor lingkungan, beberapa persyaratan anti
polusi dan reklamasi sangat perlu diperhatikan.
Mencatat tahapan pada persiapan tambang yang telah disebutkan di
atas ada 3 tahapan penting dan unik pada tambang terbuka yaitu :
1. Inisiasi rencana reklamasi sebagai bagian dari pernyataan dampak
lingkungan.
2. Penentuan tempat penimbunan tanah pucuk dan limbah.
3. Penentuan dari pengupasan tanah penutup lanjut untuk mendapatkan
jalan ke endapan.
Sebagai petunjuk, tabel di bawah
ini menunjukkan
diagram
Reklamasi,
pembuangan waste
dan
Tabel 4.1
Diagram penjadwalan untuk tambang terbuka
tahun
1.2
10
11
Prospeksi / Eksplorasi
- Geologi
- Pemboran Pendahuluan
- Survey dan Ijin lingkungan
- Uji Jenjang Metallurgy
Studi Kelayakan
- Geologi
- Pemboran Konfirmasi
- Jalan / Akses ke Deposit
- Sampel Curah (Bulk Sampling)
- Uji Metalurgi dan Desain Flow Sheet
- Studi Teknik dan Ekonomi
- Survey, ijin & Kontrol Lingkungan
- Administrasi & Penunjang
Penemuan
Mulai Produksi
bijih
yang
terekspos
untuk
mengamankan
kesalahan
sesuai untuk
melaksanakan
perencanaan
sebelum memulai
pembangunan / pengembangan.
Perencanaan tambang dapat dikategorikan ke perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang.
4.3. PEMILIHAN ALAT DAN SISTEM
Pemilihan beberapa alat telah diterangkan sebelumnya. Di sini
ditambahkan suatu petunjuk pemilihan alat untuk penanganan material
seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
Petunjuk pemilihan alat untuk penanganan material di tambang terbuka.
Produksi
maksimum
Laju produksi
Umur pit
Kedalaman pit
Deposit
Preparasi
(jika
perlu)
Kompleksitas
sistem
Fleksibilitas
operasi
Kapasitas blending
Penempatan
selektif
(pembuangan)
Pengaruh cuaca
basah
Kebutuhan
penjadwalan
Ketersediaan
sistem
Peralatan
pendukung
Kemudahan
memulai pekerjaan
Investasi
Dozer Front
end Loader
Dozer Scrapper
Dragline
(direct casting)
Excavator Truck
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Pendek
Sedang
Tinggi
Panjang
Sedang
Sedang
Sedang
Dalam
Sedang
Panjang
Dalam
Sedang
Panjang
Sedang
Tdk terkonsolidasi
Rendah
Pendek
Dangkal dan
datar
Tdk terkonsolidasi
Terkonsolidasi
Terkonsolidasi
Terkonsolidasi
Seragam
sedikit
boulder
Garu
Garu
Bor-Ledak
Bor-Ledak
Bor-Ledak
Bor-Ledak
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Baik
Sangat baik
Buruk
Baik
Sedang
Sedang
Besar
Besar
Kecil
Sedang
Kecil
Kecil
Kecil
Besar
Kecil
Besar
Sedang
Sedang
Sedang
sedang
Tinggi
Sedang
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sederhana
Sederhana
Moderat
Sederhana
Rumit
Rumit
Kecil
Kecil
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Wheel
Excavator Conveyor
Tinggi
Sumber : Martin et.al, 1982 (ijin dari konsultan Martin, Inc. Golden, CO.) dalam Hartman, 1987
R=
V pit +Vbijih
Vbijih
BESR(1) =
A B
=D
C
dimana:
A
BESR(2) =
EF
G
dimana:
E
3) BESR(3)
Biasanya keuntungan maksimum dimasukkan dalam pertimbangan BESR,
sebagai berikut :
BESR(3) = E
F +H
G
dimana :
H
Demikian pula dengan harga logam Cu yang lain ($0,30/lb Cu dan % 0,35
/Lb Cu)
Tabel 4.3.
Contoh perhitungan Break Even Stripping Ratio BESR(2)
Kadar bijih, % Cu
Smelter recovery, %
Recovery Cu/ton Ore, lb
Ongkos Produksi
Penambangan
Milling Dpr. & Gen. Cost
Treatment
Ongkos Produksi total
Ongkos Pengupasan
Ongkos Pengupaan /ton waste
Recovery Value
Harga jual per ton bijih
1. Untuk $0, 25 / lb Cu
BESR
2. Untuk $0, 25 / lb Cu
BESR
3. Untuk $0, 25 / lb Cu
BESR
0,80
81,80
14,10
0,70
83,02
12,20
0,60
85,80
10,30
$ 0,45
$ 1,25
$ 0,85
$ 2,55
$ 0,45
$ 1,25
$ 0,76
$ 2,46
$ 0,45
$ 1,25
$ 0,65
$ 2,35
$ 0,40
$ 0,40
$ 0,40
$ 3,53
2,5 : 1
$ 4,23
4,2 : 1
$ 4,94
6,0 : 1
$ 3,05
1,5 : 1
$ 4,23
3,0 : 1
$ 4,27
4,5 : 1
$ 2,58
0,6 : 1
$ 3,09
1,8 : 1
$ 3,61
3,2 : 1
Grafik 4.1.
Contoh Grafik BESR(2)
Dari grafik BESR(2) terlihat bahwa tinggi rendahnya BESR sangat dipengaruhi
oleh
- kadar logam dari b ijih yang akan ditambang
- harga logam di pasaran
Jadi pada dasarnya, jika terjadi kenaikan harga logam di pasaran,
dapat mengakibatkan perluasan tambang karena cadangan bertambah,
sebaliknya jika harga turun, maka jumlah cadangan akan berkurang.
Equivalent Yardage
Menyatakan berapa ongkos pemindahan lapisan penutup per satuan
unit volume tanah tertutup ($/m3, $/yd3). Besaran ini diterima dan menjadi
standar pada berbagai tambang dan distrik di AS. Konsep ini berguna untuk
menghitung maximum allowable stripping ratio dan pit limit . Beberapa
standar yang dipakai :
- Lake Superior iron ranges (loaded and hauled)
Glacial till
$ 0.33 - 0.651 / m3
$ 0.65 - 1.311 M3
Equivalent
yardage
rating,
e,
adalah
perbandingan
ongkos
Rating e
0.5
0.7
1.0
1.5
1.5-2.5
2-3
3-5
mining, tetapi berbeda pada satu hal yaitu : tanah penutup tidak dibuang ke
daerah pembuangan tetapi diangkut langsung ke daerah yang berbatasan
dan telah ditambang. Penambangan material disin i terdiri dari penggalian
dan pengangkutan (= casting ), yang pada umumnya dikombinasikan oleh
suatu alat saja.
Beberapa petunjuk praktis dari ukuran jenjang dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 5.1
Ukuran jenjang berbagai endapan
Endapan
Tinggi jenjang
Ft
m
Tembaga
40 60
12 18
Bijih besi
30 45
9 14
Non logam
40 100
12 30
Batubara
50 75
15 23
Sumber : HARTMAN, 1987
Lebar jenjang
ft
m
80 125
24 38
60 100
18 30
60 150
18 45
50 100
15 30
Kemiringan
lereng
50 60
60 70
50 60
60 70
Kuari hamp ir sama dengan open pit, tetapi jenjangnya pendek dan
hampir vertikal. Meskipun kuari selama in i diterapkan untuk bahan galian
logam, namun lebih disukai bila membatasi kuari untuk operasi batu
berdimensi. Jadi batu gamping yang di-crusher dihasilkan oleh open pit mine
sedangkan batu gamping berdimensi dihasilkan oleh kuari.
Gambar 5.1
Ilustrasi Kuari
solution
mining.
Placer mining
menggunakan
air
untuk
menggali,
2.
3.
4.
5.
Pada
umumnya,
gradient
alamiah
dan
rendah
sudah
lingkungan
yang
Dapat
mematuhi
peraturan-peraturan
Gambar 6.1
Metoda hydraulicking,
Tinggi jenjang yang disemprot pada umumnya berkisar antara 5 - 15 m,
tetapi dapat mencapai 60 m (MORRISON clan RUSSELL, 1973).
Salah satu rancangan monitor dapat dilihat sebagai berikut
Diameter nozzle
: 40 - 150 mm
Tekanan head
: 30 - 250 Ildetik
Kecepatan waterjet
Pasir
0. 15 m/detik
Kerikil (gravel)
1.5 m/detik
Boulders
3.0 m/detik
Dredging
adalah
mesin
tambang
menerus
yang
ditemukan
Gambar 6.2.
dredging hidrolik (Hartman, 1987)
Gambar 6.3.
Dredging mekanik (Hartman, 1987)
Solution mining adalah salah satu metoda ekstraksi aqueous dimana mineral
diperoleh biasanya di tempat dengan dilarutkan, dicairkan, dilu luhkan atau
Leaching adalah ekstraksi kimia dari metal atau mineral dari ikatan
suatu cadangan bijih sebaik dari material yang telah digali dan ditambang
(SCHLITT, 1982). Proses pada dasarnya adalah kimiawi tetapi dapat juga
proses bakteri (beberapa bakteri beraksi sebagai katalis untuk mempercepat
reaksi pada leaching suffida). Jika ekstraksi dilakukan di tempat mineral
tersebut maka dinamakan leaching insitu, dan bila dilakukan di tempat
penimbunan disebut leaching timbunan (heap leaching) yang dan termasuk
kategori metoda penambangan sekunder.
tembaga, biaya produksi total yang diperkirakan untuk metoda open pit
sekitar US $ 5,00 - US $ 6,80 / ton sedangkan leaching insitu sekitar US $
3,60 - US $ 4,40/ton.
Aplikasi dari leaching insitu sejauh ini dibatasi pada tembaga dari
uranium, dengan emas dan perak dengan leaching timbunan. Studi
percobaan mengindikasikan bahwa banyak logam seperti mangan, emasperak, alumunium, dan cobalt-nikel, adalah kandidat utama untuk leaching
insitu (Porter et.al, 1982). Leaching insitu dari lignite juga sedang dit eliti
(Sadler dan Huang, 1981).
F > 1,0
F = 1,0
longsor
F < 1,0
Penyebaran batuan
Penyebaran dan keragaman jenis batuan sangat berkaitan dengan
kemantapan lereng, ini karena kekuatan, sifat fisik dan teknis suatu jenis
NHK-8401@min.eng.unlam.Bjb2002-2004 Bahan Kuliah Tambang Terbuka - 45
Struktur geologi
Struktur geologi yang mempengaruhi kemantapan lereng dan perlu
diperhatikan dalam analisis adalah struktur regional dan lokal. Struktur ini
mencakup
sesar,
kekar,
bidang
perlapisan,
sinklin
dan
antiklin,
Morfologi
Keadaan morfologi suatu daerah akan sangat mempengaruhi kemantapan
lereng di daerah tersebut. Morfologi yang terdiri dari keadaan fisik,
karakteristik dan bentuk permukaan bumi, sangat menentukan laju erosi
dan pengendapan yang terjadi, menentukan arah aliran air permukaan
maupun air tanah dan proses pelapukan batuan.
Iklim
Iklim
mempengaruhi
temperatur
dan
jumlah
hujan,
sehingga
Tingkat pelapukan
Tingkat pelapukan mempengaruhi sifat-sifat asli dari batuan, misalnya
angka kohesi, besarnya sudut geser dalam, bobot isi, dll. Semakin tinggi
tingkat pelapukan, maka kekuatan batuan akan menurun.
pohon pelindung, pengolahan tanah yang tidak baik, saluran air yang
tidak baik, penggalian / tambang, dan lainnya menyebabkan lereng
tersebut menjadi tidak mantap, sehingga erosi dan longsoran mudah
terjadi.
Pada dasarnya longsoran akan terjadi karena dua sebab, yaitu naiknya
tegangan geser ( shear strees) dan menurunnya kekuatan geser (shear
strenght ).
Adapun faktor yang dapat menaikkan tegangan geser adalah
pelapukan
dan
erosi
di
bawah
permukaan,
kegiatan
Keadaan atau rona awal, memang sudah rendah dari awal disebabkan
oleh komposisi, tekstur, struktur dan geometri lereng.
Dalam
penentuan
gometri
jenjang,
beberapa
hal
yang
Wmin = Y + Wt + Ls + G + Wb
dimana :
W min : Lebar jenjang minimum (m)
Wt
Ls
Wb
dimana :
B
Ro
L1
L2
B = N + L + L1 + L2
dimana :
B
B = 2R + C + C 1 + L
dimana :
B
: Jarak sisi jenjang atau broken material ke garis tengah rel (m)
B = a + C + C1 + L + A
dimana :
i)
ii)
: 70 o 80 o
: 50 o 60 o
: 40 o 50 o
: 35 o 45 o
b. Lebar jenjang
Lebar jenjang antara 40 60 m, biasanya juga dibuat antara 80
100 m jika memakai mu lti row bore-hole . Lebar minimum untuk
batuan keras :
Vr = A + C + C 1 + L + B
dimana :
Vr
C1
: 20 40 ft
: 30 - 70 ft
- untuk limestone
: s.d. 200 ft
o Lebar jenjang
: 50 250 ft
o Kemiringan jenjang
: 45 o 65 o
L = Lm + SF x
dimana :
L
Lm
SF
system ini adalah dengan membuat beberapa lubang bor di bagian luar
daerah penambangan atau di jenjang-jenjang, kemudian daeri lubanglubang tersebut air dipompa keluar tambang.
Penyaliran tak langsung ini dapat dilakukan dengan beberapa macam cara,
antara lain :
-
Siemens methods
Ke dalam lubang bor dimasukkan casing yang bertujuan agar air mudah
masuk kedalam pipa. Kerugian cara in adalah banyak pipa yang
digunakan dan kedalaman lubang bor harus melebihi tinggi bench. Jadi
biaya akan lebih besar karena disamp ing biaya pipa juga biaya
pemboran.
*)
**)