Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor umur
Pada masa kehamilan terjadi perubahan fisiologis yang sering disertai dengan
perubahan sikap, suasana, atau perilaku yang tidak biasa. Perubahan yang terjadi pada
umumnya adalah mengabaikan kebersihan gigi dan mulut yang menyebabkan karies dan
penyakit periodontal.4
2.3 Perilaku
Perilaku pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap hanya sebagian dari bentuk
perilaku manusia.8
Menurut Lewrence Green, perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yaitu:8
1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), mencakup pengetahuan dan
sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap halhal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat dan
sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), mencakup ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat.
3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), mencakup sikap dan perilaku
tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas kesehatan, pemerintah dan daerah yang
terkait dengan kesehatan.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut
adalah faktor perilaku masyarakat terhadap pencegahan penyakit gigi dan mulut.
Tindakan pencegahan terhadap penyakit gigi dan mulut dalam masa kehamilan dapat
dilakukan di rumah, yaitu dengan melakukan pencegahan primer. Pencegahan primer
dilakukan sebelum terjadinya keadaan patologis di dalam rongga mulut, yaitu dengan
kontrol plak. Kontrol plak dapat dilakukan dengan membersihkan gigi dan mulut secara
teratur.4
1 14 minggu
2. Trimester kedua:
14 30 minggu
3. Trimester ketiga:
30 40 minggu
penekanan uterus pada vena kava inferior dan terhalangnya venous return ke jantung
pada saat posisi terlentang. Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan darah dan
kehilangan kesadaran.10,12
kemampuan wanita hamil yang nausea untuk menelan saliva menjadi berkurang.11
Peningkatan hormon gastin akan menyebabkan peningkatan volume lambung dan
penurunan pH lambung. 13 Selain itu, pembesaran uterus menyebabkan peningkatan
tekanan intragastrik (gastric reflux).12,13 Keadaan ini akan menyebabkan terjadinya
pyrosis (heartburn). Insidensi heartburn terjadi kira-kira 32-50% pada wanita hamil.12
homeostatik. Akan tetapi, sekitar 45% wanita hamil tidak mampu memproduksi hormon
insulin sehingga keseimbangan tidak terjadi. Keadaan ini meningkatkan resiko
terjadinya diabetes gestational, terutama pada wanita yang mengalami obesitas dan
memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus tipe II.12 Diabetes gestational biasanya
terdeteksi pada masa trimester ketiga kehamilan.14
melibatkan
perubahan-perubahan
hormonal
kompleks
yang
Kehamilan dapat mengubah selera makan dan pola makan (kebiasaan mengidam).
Pada umumnya nafsu makan wanita hamil akan meningkat. Hal ini menjadi penyebab
diet makanan menjadi tidak seimbang. Selain itu, kebiasaan memakan makanan
berkadar gula tinggi dalam waktu yang lama akan meningkatkan frekuensi karies
gigi.16,17
4. Rasa takut
Keadaan gingiva yang lebih sensitif terhadap pendarahan dan rasa sakit dapat
mempengaruhi wanita hamil untuk menjadi takut menggosok gigi. Keadaan ini
menyebabkan poket periodontal semakin dalam.4
Sebagian wanita hamil merasa takut untuk melakukan kunjungan ke dokter gigi.
Hal ini akan memperpanjang waktu pengabaian diet yang tidak seimbang, akibatnya
terjadi peningkatan konsumsi karbohidrat berfermentasi selama kehamilan.17
5. Perubahan perilaku / kebiasaan
Frekuensi kebersihan mulut yang berkurang dapat disebabkan karena kelelahan
atau rasa malas, nausea pada saat menyikat gigi, kekhawatiran tentang kecenderungan
meningkatnya pendarahan gingiva saat menyikat gigi.16,17 Kebiasaan mengabaikan
kebersihan gigi dan mulut ini dapat berakibat terjadinya peningkatan frekuensi karies
dan penyakit periodontal.4
Hal-hal di atas menunjukkan bahwa pada wanita hamil terjadi perubahan fisiologis
yang disertai dengan perubahan sikap dan perilaku yang tidak biasa. Oleh karena itu,
penyakit mulut yang terjadi pada masa kehamilan bukan semata-mata dipengaruhi oleh
kehamilan, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor sikap dan perilaku wanita hamil.
Penyakit mulut ini tidak hanya mempengaruhi kondisi rongga mulut wanita hamil,
melainkan juga mempengaruhi pertunbuhan dan perkembangan janin.
A. Gingivitis kehamilan
Gingivitis kehamilan adalah peradangan gingiva pada wanita hamil. Prevalensi
gingivitis kehamilan terjadi sekitar 60-75%.18 Keadaan ini disebabkan karena
meningkatnya hormon seks wanita dan biasanya tidak terjadi tanpa keberadaan iritan
lokal.19-21 Oleh karena itu, kehamilan bukanlah penyebab langsung dari gingivitis
kehamilan, tetapi perubahan metabolisme jaringan pada kehamilan yang memperburuk
respons gingiva terhadap iritan lokal.10,21
Gingivitis kehamilan terlihat sejak bulan kedua dari kehamilan dan mencapai
puncaknya pada bulan kedelapan.10,21 Secara klinis, gingivitis kehamilan sangat
bervariasi. Distribusi peradangan biasanya generalisata, dan cenderung lebih menyolok
pada sisi interproksimal daripada sisi vestibular dan oral.21 Gingiva yang terlibat
berwarna merah terang, lunak, mudah tercabik, dengan permukaan yang licin dan
berkilat. Pendarahan gingiva bisa terjadi secara spontan atau disebabkan oleh iritasi
ringan, seperti gingiva cenderung berdarah pada saat menyikat gigi.19-21 Kadang-kadang,
penderita akan mengalami sedikit rasa sakit.10
Tumor kehamilan biasanya terlihat pada trimester ketiga kehamilan, tetapi bisa
juga terjadi lebih cepat.21,22 Secara klinis, tumor kehamilan terlihat seperti massa bulat
dan pipih berwarna merah keunguan sampai merah kebiruan yang menjulur dari tepi
gingiva atau dari ruang interproksimal.10,21 Lesi ini biasanya terjadi di sekitar daerah
papilla interdental dan pada daerah-daerah yang terdapat iritan lokal.23 Lesi ini lebih
sering terjadi pada rahang atas terutama di sisi vestibular pada daerah anterior dan dapat
membesar menutupi mahkota gigi. Lesi ini biasanya tidak disertai nyeri sakit, namun
jika lesi berbentuk besar dapat menyebabkan ulserasi yang disertai nyeri sakit. Selain itu,
tumor kehamilan mudah berdarah jika terkena injuri.18,21
Meskipun tumor kehamilan berkurang besarnya secara spontan setelah persalinan,
penyingkiran lesi ini secara tuntas memerlukan penyikiran semua bentuk iritan
lokal.21,22
C. Erosi gigi
Erosi enamel adalah kerusakan gigi pada bagian enamel. Selama masa kehamilan,
rongga mulut lebih sering terpapar pada asam lambung akibat rasa mual dan muntah
yang dapat merusak dental enamel.19 Keadaan ini biasanya terjadi pada bagian palatal
dari anterior rahang atas. Erosi gigi lebih sering dialami oleh wanita hamil yang
mengalami hyperemesis gravidarum.18
Karies gigi adalah proses demineralisasi enamel akibat asam yang berasal dari
proses fermentasi karbohidrat.18 Proses karies lebih cepat terjadi pada masa kehamilan.
Keadaan ini disebabkan karena pH saliva wanita hamil lebih asam daripada wanita tidak
hamil, kebiasaan memakan makanan berkadar gula tinggi, dan adanya rasa mual dan
muntah yang membuat wanita hamil malas memelihara kebersihan rongga mulut.2,18
E. Mobiliti gigi
Mobiliti gigi dapat terjadi pada masa kehamilan. Keadaan ini disebabkan karena
peningkatan hormon seks wanita yang mempengaruhi jaringan periodontal, yakni
ligamen periodontal dan
mobiliti gigi dapat disebabkan oleh penyakit periodontal, seperti: gingivitis dan
periodontitis.2,18
Jaringan periodontal
Pelepasan mediator inflamatori
secara local,
IL-1 , TNF-, PGE2
Organ-organ sistemik
Terpapar LPS dan memicu
mediator untuk
peningkatan sitokinin
Jaringan periodontal
Flora patogenik
Pelepasan LPS/endotoksin
Unit fetoplasenta
Peningkatan IL-1 , PGE2
Kontraksi otot rahim
Dilatasi leher rahim
Akan tetapi, ada juga penelitian yang masih mempertanyakan adanya hubungan antara
penyakit periodontal dengan kehamilan.12,15,18
iritasi jaringan lunak mulut seperti gusi, yang dapat mengakibatkan infeksi bakteri.
Selain itu, pasta gigi yang digunakan sebaiknya mengandung flourida untuk mencegah
terjadinya kerusakan gigi.10,16
Apabila refleks muntah (gagging) timbul pada saat menyikat gigi, maka
penggunaan gel fluoride (seperti 1,23% NaF) dianjurkan. Gel fluoride mengandung
sedikit pemanis dan tidak ada agen busa sehingga sesuai digunakan jika rasa manis atau
busa pasta gigi sebagai faktor yang menimbulkan masalah gagging.16,26
Penggunaan benang gigi (dental floss) dianjurkan untuk membersihkan daerah
interdental gigi dari sisa-sisa makanan, sedangkan obat kumur larutan antiseptik untuk
mengurangi prevalensi karies gigi dan pembengkakan gusi.16,17 Obat kumur yang
digunakan dapat berupa obat kumur yang mengandung kombinasi 0,05% sodium
flourida dan 0,12% klorheksidin pada enam bulan pertama masa kehamilan hingga
persalinan.25
Plak gigi hanya dapat disingkirkan jika penyikatan gigi terlaksana secara efektif.
Lamanya waktu sikat gigi dan usia sikat gigi sangat mempengaruhi keefektifan
penyikatan gigi. Namun, plak gigi juga dapat terbentuk lagi dalam waktu 1 sampai 3
menit sesudah menyikat gigi. Untuk menghambat pembentukan plak kembali,
penggunaan obat kumur antiseptik setelah menyikat gigi bisa dipercaya untuk
mengurangi plak secara kimiawi. Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian di
Amerika Serikat yang menyatakan bahwa penggunaan obat kumur sebagai penunjang
dalam penyikatan gigi dan dental floss dapat mengurangi pembentukan plak sekitar
20% dibandingkan dengan hanya melakukan penyikatan gigi dan dental floss.27
3.
Diet makanan yang seimbang sangat penting untuk kesehatan ibu dan anak.
Selama kehamilan, frekuensi makan dapat meningkat karena beberapa alasan, seperti:
membantu mengontrol nausea, rasa lapar terus menerus, dan lain-lain.16 Oleh karena itu,
strategi untuk mengurangi prevalensi karies gigi adalah melakukan diet rendah gula
(makanan yang bersifat non-kariogenik). Apabila selera makan (ngidaman) hanya
terpenuhi dengan makanan manis, maka makanan yang dipilih adalah buah-buahan.17
Pola makan wanita hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin. Pola makan yang
sehat penting untuk menyediakan kebutuhan nutrisi yang cukup untuk ibu dan anak.
Nutrisi yang penting untuk kesehatan rongga mulut pada ibu dan anak meliputi vitamin
A, C, dan D; kalsium; fosfor; protein; dan fluor.23 Pada masa kehamilan, kebutuhan
nutrisi akan meningkat. Akan tetapi, konsep makan untuk porsi dua orang sangat
tidak dianjurkan.17
Makanan (diet) ibu hamil harus mendapat perhatian terutama mengenai jumlah
kalori dan protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemi, abortus dan pendarahan pasca persalinan.
Jika makan makanan berlebihan karena beranggapan untuk porsi dua orang dapat
menyebabkan komplikasi seperti gemuk, janin besar dan sebagainya.17
5. Pemakaian obat-obatan
Sekitar 20-40% wanita hamil menggunakan obat-obatan selama masa kehamilan.
Pemakaian obat-obatan selama masa kehamilan sedapat mungkin dihindari, terutama
pada trimester pertama. Hal ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
pengaruh teratogenik obat pada janin.10,29
Pengaruh teratogenik, yaitu terjadinya gangguan pertumbuhan janin, merupakan
kejadian yang sungguh penting karena dapat menyebabkan kematian janin dalam rahim,
keguguran dan cacat bawaan yang sementara ataupun menetap. Faktor penentu
terjadinya pengaruh teratogenik pada penggunaan obat bagi wanita hamil, yaitu status
fisiologi ibu, status patologi ibu, usia kehamilan saat pemberian obat, kemudahan filtrasi
obat melalui plasenta, dosis dan lama terapi obat, dan daya teratogenik obat.10,29
Hal yang terpenting untuk diperhatikan dalam menghindari terjadinya pengaruh
teratogenik obat adalah
a. Memperhatikan usia kehamilan saat pemberian obat.
Selama masa kehamilan, wanita hamil akan mengalami perubahan-perubahan
seiring dengan periode kehamilan. Sebagian obat dapat memberikan pengaruh
teratogenik terhadap jaringan tertentu, terutama pada organ-organ janin yang belum
maturasi, seperti: tetrasiklin yang dapat mempengaruhi tulang dan dental enamel janin.
b. Memperhatikan penggunaan obat-obatan selama masa kehamilan.
Beberapa obat-obatan yang biasa digunakan di kedokteran gigi belum
menunjukkan pengaruh buruk pada janin, tetapi ada obat-obatan yang dengan cepat
dapat melalui plasenta sehingga kemungkinan akan memberikan efek negatif terhadap
janin. Oleh karena itu, perhatian dalam pemakaian obat-obatan pada wanita hamil
sangat penting. 10
PENGETAHUAN
SIKAP
PERILAKU
BBLR
(Bayi dengan
berat lahir rendah)
KEHAMILAN