PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai definisi, LKM menyediakan kredit. Tanpa menghiraukan pendekatan
yang dipilih, produk kredit sebenarnya perlu disusun berdasarkan permintaan pasar
sasaran. Ini meliputi penetapan jumlah kredit, jangka waktu kredit, persyaratan
anggunan (pengganti), suku bunga dan provisi, dan secara potensial, persyaratan
tabungan wajib atau kontribusi kelompok.
Keberhasilan menyusun produk kredit yang memenuhi kebutuhan pengusaha
mikro adalah penting bagi setiap LKM. Penting bahwa orang menyediakan dan
mengevaluasi pelayanan kredit memahimi unsur-unsur berbeda dari produk kredit
dan cara dimana semua unsur ini mempengaruhi baik para peminjam maupun
kelangsungan hidup LKM. Bab ini menjelaskan bagaimana segala unsur pola yang
berlainan dapat dihasilkan dalam produk kredit yang secara khusus disesuaikan
dengan pasar sasaran dan kemampuan LKM.
Makalah ini menekankan pada penyusunan produk keuangan untuk
memenuhi kebutuhan para pelanggan, berdasarkan keyakinan bahwa para pengusaha
mikro menghargai akses atas produk keuangan dan bertindak secara tanggung jawab
apabila mereka dipelakukan sebagai pelanggan daripada penerima. Makalah ini
menarik untuk para praktisi yang ingin memodifikasi atau memperhalus bebagai
produk kredit mereka dan untuk para donor dan konsultan yang sedang mengevaluasi
produk kredit LKM, khususnya aspek keuangan mereka. Beberapa lampiran pada
bab menyediakan perincian mengenai lebih banyak topik teknis seperti penetapan
suku bunga efektif kredit dengan menggunakan internal rate of return dan
memperhitungkan bermacam-macam arus kas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. POLA
KAS,
PERSYARATAN
KREDIT
DAN
FREKUENSI
PEMBAYARAN
Bagian ini mencakup asas dasar kredit, termasuk pola kas peminjam, jumlah
kredit, jangka waktu kredit, dan jadwal pembayaran kembali. Yang mendasari setiap
topik adalah tekanan pada pemahaman perilaku dan kebutuhan kredit dari para
pelanggan.
1. Pola Kas Pelanggan Dan Jumlah Kredit
Untuk menyusun produk kredit untuk memenuhi kebutuhan peminjam,
penting untuk memahami pola kas para peminjam. Arus kas masuk adalah uang tunai
yang diterima oleh bisnis atau rumah tangga dalam bentuk upah, pendapatan
penjualan, kredit, atau hadiah; arus kas keluar adalah uang yang dibayar oleh bisnis
atau rumah tangga untuk menutup pembayaran atau pembelian. Pola kas adalah
penting sepanjang mereka mempengaruhi kemampuan hutang para peminjam. Para
pemberi kredit harus memastikan bahwa para peminjam mempunyai cukup arus kas
masuk untuk menutup pembayaran kredit bilamana mereka jatuh tempo.
Sebagian arus kas masuk dan arus kas keluar berlangsung secara teratur, yang
lainnya pada waktu yang tidak beratur atau waktu keadaan darurat atau musiman.
Kegiatan musiman dapat menciptakan waktu ketika, peminjam menghasilkan
pendapatan (seperti setelah musim panen) dan waktu ketika tidak ada pendapatan
(pendapatan mungkin diterima dari kegiatan lain). Namun demikian, jangka waktu
kredit seringkali berlaku untuk beberapa musim, selama itu dapat terjadi kesenjangan
dalam pendapatan.
Kredit harus didasarkan pada pola kas para peminjam dan disusun sedemikian
rupa untuk memungkinkan pelanggan membayar kembali kredit tanpa kesukaran
yang tidak semestinya. Ini membantu LKM menghindari kerugian potensial dan
mendorong pelanggan untuk mengelola dana mereka dengan hati-hati dan untuk
membangun suatu dasar aktiva. (ini tidak berarti bahwa arus kas dari kegiatan khusus
saja yang dipertimbangkan; semua arus kas adalah relevan).
Ketetapan jumlah kredit bergantung pada maksud dari kredit dan kemampuan
pelanggan untuk membayar kembali kredit (yaitu, kemampuan hutang). Kalau
menetapkan kemampuan hutang pelanggan potensial penting untuk
mempertimbangkan arus kas ini dan segala tuntutan lain yang mungkin datang
sebelum membayar kembali kredit kepada LKM. Penyesuaian kemanpuan hutang
seorang peminjam untuk resiko perlu mencerminkan harapan yang masuk akal
mengenai kondisi sebaliknya yang mungkin mempengaruhi usaha peminjam.
Penyesuaian kesukaran harus mencerminkan kemauan pemberi kredit untuk
menanggung resiko ketidakmampuan peminjam membayar kembali. Lebih besar
kemampuan LKM untuk menanggung resiko, lebih tinggi pagu kredit yang dapat
ditawarkan oleh pemberi kredit (VON pischke 1991)
(biaya bunga 46). Pendapatan 1.600 dikurangi pembayaran kembali kredit 1.046
menyisakan 554. l
Arus kas adalah sebagai berikut:
Periode
Bisnis
Kredit
Pendapatan
Bersih
0
(1000)
1000
1
400
(523)
(123)
2
400
(523)
(123)
3
400
0
400
4
400
0
400
Jumlah 600
(46)
554
Dengan jangka waktu kredit dua bulan dan siklus bisnis empat bulan,
peminjaman tidak menghasilkan pendapatan yang cukup dalam dua bulan pertama
untuk membayar angsuran kredit. Apabila ia tidak mempunyai tabungan atau
pendpatan kredit atau kredit lainnya untuk mendukung pembayaran angsuran kredit,
ia tidak akan mampu membayar kembali kredit.
Pilihan 3: Kredit enam bulan lebih lama dari siklus bisnisnya. Ia meminjam
1.00 untuk enam bulan dengan 3 persen perbulan dengan angsuran bulanan 184,60
dan hasil penjualan 400 perbulan untuk empat bulan saja. (Anggap saja bahwa karna
ia tidak berhasil mempunyai modal kerja 1.000 pada akhir bulan keempat, ia tidak
dapat membeli persediaan lebih banyak dengan harga *pembelian borongan* dan
karena itu tidak mempunyai pendapatan selama dua bulan. Walaupun ini tidak selalu
realistis, disini disajikan untuk menjelaskan fakta bahwa dalam beberapa keadaan,
kredit dengan jangka waktu lebih panjang adalah merugikan untuk peminjam,
teutama sekali kalau mereka tidak dapat mengakses kredit lagi sebelum kredit lama
dilunaskan.) Jumlah pembayar adalah 1.107,60 (biaya bunga 107,60). Pendapatan
1.600 dikurangi pembayaran kembali kredit 1.107,60 menyisakan 492,40.
Arus kas adalah sebagai berikut:
Periode
Bisnis
Kredit
Pendapatan
Bersih
0
(1000)
1000
1
400
(184,6)
215,4
2
400
(184,6)
215,4
3
400
(184,6)
215,4
4
400
(184,6)
215,4
5
0
(184,6)
(184,6)
6
0
(184,6)
(184,6)
Jumlah 600
(107,6)
492,4
Dalam skenario ini arus kas dalam empat bulan pertama adalah lebih mudah
untuk peminjam; namun demikian, ia mungkin tergoda untuk membelanjakan
pendapatan bersih yang lebih tinggi dalam beberapa bulan permulaan dari kredit,
yang mengakibatkan kesukaran potensial untuk melakukan pembayaran angsuran
pada dua bulan terakhir. Ia juga kurang mempunyai pendaptan bersih karena
pembayaran bunga yang lebih besar.
Contoh ini menjelaskan mengapa kredit 12 bulan dalam pasar yang ramai
kota seringkali berakibat dengan kredit bermasalah dan gagal bayar menjelang akhir
jangka waktu kredit. Juga peminjam setengah menganggur untuk dua bulan, karena
ia tidak mempunyai akses atas kredit untuk membeli lebih banyak persediaan,.
Apabila jangka waktu kredit lebih pendek dan karena itu ia dapat meminjam kembali,
ia dapat terus menjalankan bisnisnya.
Ketiga pilihan sebelumnya membutikan bahwa arus kas menentukan sebagian
kemampuan pembayaran hutang oleh para peminjam. Ini mempengaruhi ketepatan
jangka waktu kredit dan jumlah kredit, yang selanjutnya menetapkan persyaratan
pembayaran hutang. LKM perlu menyusun jangka waktu kredit dan jumlah kredit
untuk memenuhi kemampuan pembayaran hutang para pelanggan mereka.
Kekhawatiran akan berkurang seiring dengan semakin menguntungkannya
bisnis karena pendaptan yang lebih besar berpotensi menghasilkan pendaptan
tambahan yang cukup untuk mengembangkan tabungan yang cukup, sehingga
pelanggan tidak lagi perlu meminjam kecuali apabila ia ingin memperluas bisnisnya.
(Dalam hal seperti itu LKM telah berhasil memperbaiki keadaan ekonomi
pelanggannya dan tidak perlu membiarkan pelanggan ini pergi karena jasa atau
produk yang buruk).
Bergantung pada pola kas dan jangka waktu kredit, para pelanggan
adakalanya lebih suka membayar lebih dulu kredit mereka. Pembayaran lebih dulu
mempunyai dua keuntungan utama bagi pelanggan.
Mereka dapat mengurangi risiko keamanan dan godaan untuk menghabiskan
jumlah uang yang berlebihan.
Mereka dapat mmengurangi beban angsuran kredit selanjutnya dalam siklus
kredit.
Keuntungan lebih dulu menghasilkan satu keuntungan yang jelas untuk
LKM; dengan lebih awal membayar kembali kredit, LKM dapat memutarkan
portofolio lebih cepat dan dengan demikian menjangkau pelanggan lebih banyak.
Namun demikian, pembayaran lebih dulu sukar dipantau dan kalau jumlahnya
besar mereka dapat mengganggu arus kas LKM (atau kantor-kantor cabangnya). Ini
bisa mempengaruhi kemampuan untuk meramalkan kebutuhan arus kas secara
akurat. Pada beberapa LKM pelunasan kredit secara otomatis menghasilkan kredit
lebih besar untuk pelanggan. Ini bisa mengakibatkan LKM mengurangi persediaan
dana untuk dipinjamkan kepada para pelanggan lain.
Tambahan pula kalau bunga dihitung berdasarkan saldo
menurun,
pembayaran lebih dulu biasanya ternasuk pokok pinjaman dan bunga untuk
pembayaran lebih dulu. Ini berarti bahwa kredit dibayar lebih dulu, pendapatan
bunga yang diterima kurang dari ramalan semula, yang mengakibatkan pendapatan
yang berkurang bagi LKM (kecuali dana pendaptan segera dipinjamkan kembali).