Modul 6 - Analisis Jaringan Kerja
Modul 6 - Analisis Jaringan Kerja
Operasi
Program Studi
Manajemen
Modul 6
Oleh: M. Mujiya Ulkhaq
Seoul, 13th of October 2013
Pendahuluan
Proyek adalah suatu pekerjaan (aktivitas) yang mulai dikerjaan pada suatu saat dan direncanakan akan
selesai pada suatu waktu yang telah ditetapkan. Proyek tidak hanya sekadar proyek fisik seperti
pembangunan rumah, jembatan, dsb, namun juga nonfisik, seperti training, proyek penelitian, dsb. Untuk m
elaksanakan proyek, biasanya harus dilakukan berbagai kegiatan yang di antara kegiatan-kegiatan ini
saling memiliki hubungan dan ketergantungan. Untuk perencanaan dan pengawasan proyek, dapat dilakukan pendekatan model jaringan kerja.
Model jaringan kerja mulai dikembangkan pada tahun 1956-1958. Pada awalnya ada dua konsep besar
yang muncul, yakni CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique).
CPM dikembangkan oleh Morgan R. Walker dari E.I. DuPont de Nemours and Company dan James E.
Kelley, Jr. dari Remington Rand. Sedangkan PERT dikembangkan oleh Booz Allen Hamlton, konsultan
yang berkerja untuk Departemen Kelautan Amerika Serikat.
Kedua konsep ini sebenarnya hampir sama, hanya berbeda pada cara memperkirakan waktu kegiatan. Pada
CPM penentuan waktu kegiatannya dengan anggapan deterministic (secara pasti), sedangkan PERT secara
probabilistik. Selanjutnya perbedaan ini tidak dipermasalahkan lagi. Kedua konsep ini sering disebut
dengan project scheduling atau network planning (analisis jaringan kerja).
Diagram Network
Diagram network atau diagram jaringan kerja adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara ke
giatan satu dengan kegiatan yang lain dalam suatu proyek. Dalam diagram network dikenal dua istilah:
1. Aktivitas (kegiatan): suatu pekerjaan yang untuk menyelesaikannya memerlukan waktu, biaya, dan fasi
litas tertentu. Aktivitas digambarkan dengan anak panah.
2. Kejadian (event): suatu pekerjaan yang untuk menyelesaikannya memerlukan waktu yang singkat dan
biasanya diasumsikan tidak ada. Kejadian digambarkan dengan lingkaran.
Beberapa ketentuan dalam penyusunan diagram netrowk:
3. Sebelum suatu kejadian dimulai semua kegiatan yang mendahuluinya harus selesai dikerjakan.
4. Gambar anak panah hanya menunjukkan urutan kegiatan, tidak menunjukkan jangka waktu dan letak a
ktivitas.
5. Lingkaran yang menggambarkan kejadian diberi nomor sedemikian rupa sehingga tidak ada dua kejadi
an dengan dua nomor yang sama.
6. Untuk menghindari arah anak panah yang berulang (circularity), biasanya pada awal suatu anak panah
diberi nomor yang kecil, sedangkan pada akhir anak panah diberi nomor yang lebih besar.
7. Dua buah kejadian hanya bisa dihubungkan oleh satu anak panah.
8. Network hanya dimulai dari suatu kejadian (initial event) dan diakhiri oleh kejadian (terminal event).
9. Apabila diperlukan, dapat dibuat kegiatan semu untuk memudahkan pembuatan diagram network.
4
Diagram Network
Kegiatan Semu (Dummy Event)
Kegunaan dari kegiatan semu ini adalah:
1. Untuk menghindari terjadinya dua kejadian yang dihubungkan oleh lebih dari satu aktivitas.
*digambarkan dengan anak panah putus-putus.
2. Terkadang diperlukan kegiatan semu di awal atau akhir network untuk mengatasi masalah apabila netw
ork dimulai atau diakhiri oleh beberapa kejadian.
3. Untuk menunjukkan urutan yang tepat apabila ada overlapping predecessor.
Jalur dan Jalur Kritis
Jalur adalah rangkaian kegiatan yang menghubungkan dari kejadian awal sampai akhir dari proyek secara b
erkesinambungan.
Jalur kritis adalah jalur yang jumlah waktu penyelesaian kegiatannya terpanjang di antara yang lain. Jalur k
ritis menentukan waktu penyelesaian proyek karena proyek tidak dapat selesai lebih cepat dari jalur kritis.
5
Diagram Network
Contoh:
Suatu kegiatan memiliki kegiatan sebagai berikut:
Diagram network:
a5
1
b3
c4
2
3
4
d6
e5
f7
g4
h5
Diagram Network
1. Waktu Mulai Paling Cepat (MC) adalah waktu tercepat untuk bisa memulai kegiatan dalam keadaan no
rmal dengan tidak menganggu kelancaran penyelesaian kegiatan yang lain.
2. Waktu Selesai Paling Cepat (SC) adalah waktu tercepat untuk bisa menyelesaikan kegiatan dalam kead
aan normal dengan tidak menganggu kelancaran penyelesaian kegiatan yang lain.
3. Waktu Mulai Paling Lambat (ML) adalah waktu terlambat untuk bisa memulai kegiatan dalam keadaan
normal dengan tidak menganggu kelancaran penyelesaian kegiatan yang lain.
4. Waktu Selesai Paling Lambat (SL) adalah waktu terlambat untuk bisa menyelesaikan kegiatan dalam k
eadaan normal dengan tidak menganggu kelancaran penyelesaian kegiatan yang lain.
5. Total Float adalah jumlah waktu menunggu yang ada pada suatu waktu kegiatan, yaitu selisih antara S
L dikurangi dengan MC dan waktu kegiatan (WK).
Untuk kegiatan 1, total float dapat dicari dengan:
TF1 = SL1 MC1 WK1
6. Free float adalah waktu sisa atau waktu tunggu yang ada di antara waktu tercepat suatu kegiatan denga
n waktu mulai paling cepat kegiatan berikutnya.
Untuk kegiatan i yang diikuti kegiatan j maka free floatnya dapat dicari dengan:
FFi = MCj MCi WKi
Diagram Network
Mencari Jalur Kritis
a5
b3
c4
d6
e5
g4
h5
SC = MC + WK
ML = SL WK
TF = SL MC WK
FFi = MCj MCi WKi
f7
Kegiatan
WK
MC
SC
ML
SL
TF
FF
0+5 = 5
5-5 = 10
5-0-5 = 0
5-0-5=0
0+3 = 3
6-3 = 3
6-0-3 = 3
5-0-3=2
0+4 = 4
8-4 = 4
8-0-4 = 4
4-0-4=0
5+6 = 11
11-6 = 5
11
11-5-6 = 0
11-5-6=0
5+5 = 10
11-5 = 5
11
11-5-5 = 1
11-5-5=1
4+7 = 11
15-7 = 8
15
15-4-7 = 4
15-4-7 = 4
11
11+4 = 15
15-4 = 11
15
15-11-4 = 0
15-11-4 = 0
15
15+5 = 20
20-5 = 15
20
20-15-5 = 0
20-15-5 = 0
8
Perpendekan Waktu
Ada beberapa metode yang bisa dilakukan dalam memperpendek waktu penyelesaian proyek. Namun dala
m Modul ini hanya dibahas metode yang sederhana. Hal ini dapat dilakukan dengan menambah jam kerja (l
embur/over time), menambah jumlah tenaga kerja, menambah fasilitas/mesin, dan lain sebagainya. Namun
harap diingat bahwa hal tersebut di atas hanya bisa mempercepat waktu penyelesaian dalam batas waktu ter
tentu saja.
A. Hubungan Waktu dengan Biaya Perpendekan
Dalam hal hubungan waktu dengan biaya perpendekan, ada yang bersifat linier, progresif, degresif, dan
discrete.
Perpendekan Waktu
B. Pemilihan Jalur yang Diperpendek
Untuk mempercepat penyelesaian proyek, tidak perlu memperpendek semua kegiatan, hanya yang dipa
ndang perlu saja.
Kegiatan
Waktu
normal
Waktu setelah
diperpendek
Biaya setelah
diperpendek
(Rp)
7000
7600
300
9000
9000
7500
10000
2500
9200
10400
400
4700
5400
350
9000
10500
500
15000
19000
2000
11000
13500
1250
10
Perpendekan Waktu
B. Pemilihan Jalur yang Diperpendek
Pilih kegiatan dari jalur kritis yang akan diperpendek, yakni kegiatan: A, D, G, atau H.
1.
11
Perpendekan Waktu
B. Pemilihan Jalur yang Diperpendek
Pilih kegiatan dari jalur kritis yang akan diperpendek, yakni kegiatan: A, D, G, atau H.
2.
12
Perpendekan Waktu
B. Pemilihan Jalur yang Diperpendek
Pilih kegiatan dari jalur kritis yang akan diperpendek, yakni kegiatan: A, D, G, atau H.
3.
Jalur Kritis: 1-2-5-67 (a-d-g-h) atau 1-2-3-5-6-7 (a-e-g-h) atau 1-3-5-6-7 (b-e-g-h-) : 17 hari
Biaya: Rp 600 (perpendekan dari kegiatan a selama 2 hari) +
Rp 400 (perpendekan dari kegiatan d selama 1 hari) = Rp 1.000
13
Terima Kasih
EKMA4413 Riset
Operasi
Program Studi
Manajemen
Modul 6
Oleh: M. Mujiya Ulkhaq
Seoul, 13th of October 2013