PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
praktikum
diharapkan
tidak
terjadinya
kesalahan
dalam
kecelakaan
saat
praktikum,
praktikan
harus
mempunyai
Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar
pula.
Data data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang.
Dalam praktikum pengenalan alat alat laboratorium dan alat alat sterilisasi
akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing masing
alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan bahan dari
mikrobia yang tidak diinginkan (Soetarto, dkk). Jadi Alat alat sterilisasi adalah
alat yang digunakan untuk membebaskan suatu bahan atau alat lain dari mikrobia
yang tidak diinginkan.
B. Tujuan
1. Mengetahui nama serta karakteristik dari alat laboratorium dan bahan
kimia yang akan digunakan
2. Mengetahui cara pengoprasian alat.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
III.
METODA PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan merupakan alat dan bahan yang nantinya
akan digunakan pada acara praktikum selanjutnya.
B. Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan yang akan dikenali dipersiapkan.
2. Praktikan melihat alat dan bahan secara langsung.
3. Praktikan menggambar alat secara keseluruhan, dan menulis data
karakteristik bahan kimia yang akan digunakan.
IV.
i.
Alat
N
Nama Alat
Merk
Kegunaan
o
Alat dari Gelas
Gambar
Tempat
penampung zat
1
Biuret
Assistant
untuk proses
titrasi
Mengambil
2
Pipet Seukuran
Assistant
larutan dengan
volume tertentu
Meneteskan
3
Pipet Tetes
larutan dalam
jumlah sedikit
Mengukur
volume, dan
4
Volumetric Flash
Pyrex
mengencerkan
larutan
Mengukur
volume zat
5
Gelas Ukur
Pyrex
kimia dalam
bentuk cair
Labu Erlenmeyer
Pyrex
dan sebagai
pemanas larutan
Untuk
mendidihkan
7
Labu Didih
Pyrex
larutan atau zat
cair
Untuk
menampung
8
Labu Destilasi
Pyrex
larutan atau zat
saat penyulingan
Untuk
menampung
larutan yang
9
Kuvet
Pyrex
akan diukur
lewat
spektrofotomete
r
Alat untuk
menyimpan
10
Desikator
Pyrex
bahan atau
benda agar tetap
kering
Untuk tempat
11
Tabung Reaksi
melakukan
reaksi suatu zat
Tempat/alas
12
Gelas Arloji
Pyrex
penimpang
bahan
Mortir
padatan
Mengambil
bahan dalam
Sendok
15
Porselen/Spatula
bentuk padatan
Tempat
menyimpan
16
Cawan Porselin
sampel yang
harus bebas air
17
18
D&N
Penyedot pipet,
dapat menyedot
dan
10
mengeluarkan
larutan
Penutup labu,
lubang di tengah
untuk
19
Prop
dimasukkan
selang saat
destilasi
20
Mendirikan atau
memegang
21
Statif
biuret, corong
dan peralatan
gelas lainnya
Pengering alat
dan bahan
22
Oven Listrik
Binder
sebelum
digunakan
11
Pemanas larutan
atau zat tanpa
23
Waterbath
paparan
langsung
Mengukur
pH-meter
Hanna
derajat
keasaman
Menimbang
Timbangan
Mettler-
Analitik
Teledo
Pengukur daya
DAL-meter
hantar listrik
12
Menentukan
Thermolyn
kadar oraganik
untuk
Muffle Furnance
penyabuan
Spectrophotometr
Miltonroy
Pengatur
co.
absorbansi
Menentukan
kadar
kandungan
Flamephotometre
Jenway
logam pada
suatu zat dan
larutan
Penggoyang
larutan secara
berkala dalam
Shaker
Raterman
waktu dan
kecepatan yang
ditentukan
13
Untuk
memisahkan
Centrifuge
bahan
tersuspensi dari
medianya
mendinginkan
Deep Freezer
Nuarre
zat dan
mengawetkan
zat
Pengukur
Automatic
serapan suatu
Absorption
Hitachi
Spectrophotometr
lewat panjang
e
gelombang
Memanaskan
Kompor Listrik
Gerhart
14
Pengaturan dan
penyaringan
Biosafety Cabinet
udara untuk
sterilisasi
ii.
No
1
2
3
4
Bahan
Rumus
Bobot
Derajat
Kimia
Na2CO3
CH3COOH
MgO
KCl
Molekul
105,99 g/mol
60,05 g/mol
40,30 g/mol
74,55 g/mol
Kemurnian
PA
PA
USP
PA
Keterangan Lain
15
Serbuk putih
Cair, bersifat korosif
Serbuk putih
Serbuk, padatan putih
Amonium Nitrate
NH4NO3
80,04 g/mol
Saccharose Reinst
C12H22O4
342,30 g/mol
7
8
9
Natrium Hydroxide
Ammonium Flouride
Ammonia Solution
Oxide Acid
10
PA
pH Eur, pH
NaOH
NH4F
NH3
40,00 g/ml
37,04 g/ml
0,31 kg/ml
Nord, NF
PA
PA
25%
C2H2O4
38,37 g/ml
PA
Kristal
Butiran putih
Serbuk putih
Cair
Dihidrate
Hidrochloric Acid
11
Fuming Lasm
HCL
1,19 kg/ml
37%
Cair
12
Chloride
Oksalat Acid
C2H2 H2O
23,09 g/ml
PA
Serbuk putih
B. Pembahasan
i.
Alat
1.
Gelas Ukur dipakai untuk menakar air suling dan bahan kimia
16
4.
penguapan,
atau
untuk
tempat
benda
yang
sedang
diamati
(Pudjaatmaka, 1990)
5.
bebas air dan mengeringkan zat zat dalam lab (Holand, 1969)
7.
proses
cairan
atau
sebagai
media
pemanasan
cairan
(Hendaryono, 1994).
10.
17
utama
labu
ukur
adalah
untuk
mengencerkan
suatu
bahan
(Hendaryono, 1994).
ii.
Bahan
1. Asam Klorida (HCl) memiliki bobot molekul 1,19 kg/ml dengan
derajat kemurnian 37%, berwujud cair dan bersifat berbahaya.
2. Natrium Hidroksida (NaOH) miliki bobot molehkul 40,00 g/ml dengan
derajat kemurnian Pro Analis, berwujud butiran, bersifat korosif dan
berbahaya.
3. Ammonia (NH3) memiliki bobot molekul 0,31 kg/ml dengan derajat
kemurnian 25% berwujud cair dan ttidak berbahaya.
4. Magnesium Hidroksida (MgO) memiliki bobot molekul 40,03 g/ml
dengan derajat kemurnian USP tidak berbahaya.
5. Kalium Klorida (KCl) memiliki bobot molekul 74,55 g/ml dengan
derajat kemurnian Pro Analis berwujud serbuk atau padatan dan
tidak berbahaya.
6. Ammonium Florida (NH4F) memiliki bobot molekul 37,04 g/ml
dengan derajat kemurnian Pro Analis, berwujud serbuk dan tidak
berbahaya.
7. Ammonium Nitrat (NH4NO3) memiliki bobot molekul 80,04 g/mol
dengan derajat kemurnian Pro Analis, berwujud lunak dan tidak
berbahaya.
18
iii.
campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan
dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai
yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena
memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel (Khopkar, 1990).
19
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
b.
Penahan sampel
Tombol on/of
Pengatur intensitas cahaya
Skala panjang gelombang cahaya
Pengatur panjang gelombang cahaya
Display pengukur
Lampu pilot
Bagian dalam
1. Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki
pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi
cahaya yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah
dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari
20
wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa,
daerah panjang gelombang (l) adalah 350 2200 nanometer (nm).
2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya
polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu
(monokromatis) yang bebeda (terdispersi).
3. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat
contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari
kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi
panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai
cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat
dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat
dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).
iv.
21
1. Lampu Katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda pada
setiap unsur yang akan diuji berbeda beda tergantung unsur yang akan
diuji, lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :
Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur satu unsur
22
4. Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena
burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan
aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api
secara baik dan merata.
5. Monokromator
Berfungsi mengisolasi salah satu garis resonansi atau radiasi dari sekian
banyak spectrum yang dahasilkan oleh lampu piar hollow cathode atau
untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis sesuai
yang dibutuhkan oleh pengukuran.
23
6. Detektor
Detektor berfungsi untuk mengukur intensitas radiasi yang diteruskan dan
telah diubah menjadi energi listrik oleh fotomultiplier.
Dalam implementasinya di lapangan khususnya pada bidang pertanian,
alat alat ini sangat diperlukan dalam berbagai proses, misalnya penelitian
varietas baru, uji kandungan pada tumbuhan tertentu, dsb. Untuk bahan bahan
kimia dalam bidang pertanian tentu fungsinya tidak diragukan lagi, misalnya
pada pembuatan pupuk dan pestisida yang diperlukan untuk meningkatkan hasil
produksi pertanian.
V.
memiliki
prosedur
tersendiri
sesuai
dengan
guna
dan
B. Saran
Asisten lab diharapkan lebih bisa mengkondisikan para praktikan untuk bisa lebih
serius dalam menjalani praktikum, agar tujuan dan pemahaman dari praktikum
dapat dimengerti para praktikan. Selain itu asisten lab dimohon untuk bisa lebih
sabar menghadapi perilaku praktikan yang kurang sopan dengan cara menegur,
agar tidak mengganggu jalannya praktikum.
24
DAFTAR PUSTAKA
Hendaryono, Daisy P. Sriyanti. 1994. Teknik Kultur Jaringan.
Yogyakarta : Kaninsius.
Poedjiadi, Anna. 1984. Buku Pedoman Praktikum & Manual Alat
Laboratorium Pendidikan Kimia. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta.
Maulana, C. 2012. Alat Alat Laboratorium. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Petrucci, H. 1987. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Ispa, S. 1976. Kimia Dasar Jilid 1. Bandung : ITB
Daintith, John. 1994. Kamus Lengakap Kimia. Jakarta: Erlangga
25
26
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak ion ion terlarut yang kita temui di sekitar kita, misalnya pada air
laut, sungai, limbah, ataupun dalam bentuk padatan seperti pada tanah dan pupuk.
Untuk mengetahui kandungan ion ion yang ada di alam diperlukan adanya
analisa kimia. Analisa kimia adalah penyelidikan yang bertujuan untuk mencari
susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel.
Analisan kimia terdiri atas analisa kualitatif yaitu penyelidikan mengenai kadar
unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. Suatu
senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation.
Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mempelajaru unsur unsur beserta ion ionnya dalam larutan. Dalam analisa
kualitatif terdapat dua aspek penting yaitu pemisahan dan identifikasi dimana
kedua aspek ini didasari olej kelaritan, sifat penguapan dan ekstraksi. Sedangkan
analisia kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang
ada dalam sampel, contoh analisa kuantitatif adalah pembuatan larutan baku asam
oksalat dan titrasi asam basa. Biasanya analisis kualitatif dilakukan sebelum
analisis kuantitatif, karena suatu analisis kuantitatif tidak dapat dilakukan sebelum
diketahui komponen yang terkandung dalam suatu sampel.
27
B. Tujuan
1. Mahasiswa
mampu
memahami
dan
melakukan
langkah-langkah
II.
TINJAUAN PUSTAKA
28
beberapa pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
untuk mengetahui jenis anion suatu larutan (Vogel, A. I., 1957).
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematik seperti
metode untuk kation. Sampai kini, belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang
umum kedalam glongan-golongan utama, dan pemisahan berikutnya yang tanda
dapat diragu-ragukan lagi dari masing-masing golongan menjadi anggota-anggota
golongan tersebut yang berdiri sendiri. Namun, harus kita sebutkan di sini, bahwa
kita memang bisa memisahkan anion-anion kedalam golongan-golongan utama,
bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan
garam zinknya; Namun, ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi
indikasi dari keterbatasanketerbatasan metode ini, dan untuk memastikan hasilhasil yang diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana (Vogel, A. I.,
1957).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus
mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau
diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih pelarut
yang cocok. Ionion pada golongan-golongan diendapkan satu per satu, endapan
dipisahkan dari larutan dengan cara disaring atau diputar dengan centrifuga.
Endapan dicucI untuk membebaskan dari larutan pokok atau filtrat dan tiap-tiap
logam yang mungkin akan dipisahkan (Cokrosarjiwanto, 1977).
Skema klarifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam
praktek. Skema ini bukanlah skema yang kaku, karena beberapa anion termasuk
dalam lebih dari satu sub golongan, lagi pula, tak mempunyai dasar teoritis. Pada
hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam (A) proses yang
29
30
menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet volumetri. (Raymond dan Chang,
2004).
III.
METODA PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah, NaHCO3, CaCO3,
I, BaSO4, NaCl, NaOH, larutan asam oksalat 0,1 M, akuades, dan fenolftalein.
Sedangkan untuk alat yang digunakan ialah tabung reaksi, kertas indikator pH,
timbangan, gelas piala, labu takar, pipet tetes, statif, dan erlenmeyer
B. Prosedur Kerja
- ANALISA KUALITATIF ANION
Test gas CO2
1. 1 ml larutan 10% baking soda dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Tabung reaksi tersebut ditutup sambil dikocok, kemudian kertas pH basah
dimasukkan dekat permukaan cairan dalam tabung.
3. Diteteskan beberapa kali Ba(OH)2 ke dalam tabung reaksi.
4. Kemudian diamati apa yang terjadi.
5. Prosedur no 1 4 dilakukan kembali, tetapi dengan larutan kapur tulis.
31
Tes ion Cl
1. 1 ml larutan 10% garam dapur dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Tabung reaksi tersebut ditutup sambil dikocok, kemudian kertas pH basah
dimasukkan dekat permukaan cairan dalam tabung.
3. 1 ml AgNO3 ditambahkan ke dalam tabung reaksi, kemudian HNO3
diteteskan beberapa kali ke dalam tabung reaksi.
4. Kemudian diamati apa yang terjadi
Tes SO4
1. 1 ml larutan 0,1 M MgSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. BaCl2 ditambahkan sebanyak 1 ml dan beberapa tetes HNO3.
3. Kemudian diamati apa yang terjadi.
Tes ion I
1. 1 ml larutan 0,1 M KI dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Kemudian ditambahkan 1 ml larutan pemutih lalu dikocok dan diamati apa
yang terjadi.
3. Ditambahkan beberapa tetes larutan kanji dan diamati apa yang terjadi.
- VOLUMETRI LARUTAN
Pembuatan larutan baku asam oksalat
1. Dihitung berapa gram asam oksalat yang harus ditimbang untuk membuat
larutan 0,1M asam oksalat sebanyak 50 ml.
2. Sejumlah asam oksalat ditimbang dengan gelas piala 100 ml, diencerkan
dengan akuades secukupnya, diaduk dengan batang pengaduk sampai
homogen.
3. Disediakan labu takar 50 ml, corong pada mulut labu dipasan dan diganjal
dengan gulungan kertas saring.
32
33
0,18+0,07
2
dititrasi
dengan
larutan
konsentrasinya.
9. Perhitungan konsentrasi larutan NaOH
34
NaOH
yang
telah
diketahui
1
1
IV.
i.
No
2
3
4
Analisa Kualitatif
Tes Kualitatif
Tes CO2
NaHCO3
CaCO3
Tes Cl
Tes SO4
Tes I
Hasil Analisis
pH
Warna
Endapan
9
7
5
-
Bening
Bening
Keruh
Keruh
Gelap
(ada)
(ada)
(ada)
(ada)
(ada)
35
ii.
Analisa Kuantitatif
0,18+0,07
2
1
1
36
M HCl =
0,125. 0,0115
0,001
M HCl = 0,14375
c. M NaOH . V NaOH = M HCl . V HCl
0,125 . 0,0109 = M HCl . 0,01
0,125. 0,0105
M HCl =
0,001
M HCl = 0,13125
e. M rata rata =
0,143+ 0,131
2
B. Pembahasan
Analisa Kuantitatif adalah analisa yang berkaitan dengan berapa
banyaksuatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sample. Zat yang
ditetapkan tersebutyang sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit,
menyusun entah sebagian kecil atau besar sampe yang dianalisis (Underwood,
1999). Analisis kuantitatif adalah analisis kimia yang khusus mempelajari atau
menyelidiki jumlah atom, ion, atau molekul penyusun suatu persenyawaan.
Biasanya analisis kuantitatif sering disebut juga analisis jumlah (Zulkarnaen,
1991).
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kulaitatif merupakan salah
satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimi dan unsur-unsur serta ion-
37
Bikarbonat
(NaHCO3)
untuk
menjaga
warna
sayuran
dan
38
menjadi bahan baku untuk pembuatan berbagai jenis macam makanan seperti agar
agar, makanan bayi, es krim, dan pengolahan sosis daging.
Masih ada klorin yang digunakan sebagai bahan baku pestisida seperti
DDT, Aldrin dan dieldrin. Pestisida berbahan baku dari klorin merupakan jenis
pestisida yang pertama kali di buat manusia. Selanjutnya ada HNO3, berwujud
cair untuk membuat pupuk buatan {NaNO3, Ca(NO3)2}.
2
3
4
Tes Kualitatif
Tes CO2
NaHCO3
CaCO3
Tes Cl
Tes SO4
Tes I
Hasil Analisis
pH
Warna
Endapan
9
7
5
-
Bening
Bening
Keruh
Keruh
Gelap
(ada)
(ada)
(ada)
(ada)
(ada)
Pembahasan :
a. Analisa Cl
Anion Cl termasuk golongan halida karena ada ion Cl yang mengendap
akibat direaksikan dengan Ag+. Reaksi penguraiannya yaitu : AgCl Ag + Cl.
Endapan tersebut dapat terbentuk karena hasil kali kelarutan dari larutan dari
larutan tersebut telah terlampui oleh hasil kali konsentrasi ion-ion yang terlibat,
atau dapat ditulis Qc > Ksp. Ksp dari AgCl yaitu sebesar 1x10-12. Larutan
tersebut dikatakan telah jenuh karena apabila larutan telah jenuh dengan zat yang
bersangkutan maka endapan dapat terbentuk.
39
40
- Pembahasan Volumetri
a. Larutan Baku Asam Oksalat dan Titrasi Asam Basa
Dalam praktikum ini dipilih asam oksalat sebagai larutan standar karena
asam oksalat memilikiberat ekuivalen (BE) yang besar (126) sehingga tidak
41
karbonat
dan
bikarbonat,
dapat
ditetapkan
dengan
titrasi
42
V.
1. Pada percobaan analisa kualitatif anion mulai dari tes ion CO2, SO4, Cl,
dan I semuanya mengendap saat direaksikan.
2. Warna endapan dari CO2 bening, SO4 keruh, Cl keruh, dan I gelap.
43
3. Pada percobaan volumetri pembuatan larutan baku asam oksalat dan titrasi
asam basa, diketahui selisih volume NaOH yang digunakan antara
percobaan satu dengan percobaan dua terhitung lumayan banyak. Hal ini
mungkin dikarenakan :
a. Terlalu banyak penetesan fenolftalein.
b. Pembukaan lubang biuret terlalu besar.
c. Kurang sterilnya peralatan yang dipakai.
B. Saran
Asisten lab diharapkan lebih bisa mengkondisikan para praktikan untuk
bisa lebih serius dalam menjalani praktikum, agar tujuan dan pemahaman dari
praktikum dapat dimengerti para praktikan. Selain itu asisten lab dimohon untuk
bisa lebih sabar menghadapi perilaku praktikan yang kurang sopan dengan cara
menegur, agar tidak mengganggu jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Baset J, dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik Edisi Keempat. Jakarta : Buku Kedokteran ECG.
Underwood, Day R.A. 1989. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam. Jakarta : Erlangga.
L. Underwood, A. 1993. Analisis Kimia Kualitatif, Edisi IV.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
44
45
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
46
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan :
1. memperkenalkan alat laboratorium, berupa spectrophotometer.
2. Membuat kurva standar untuk pengukuran sampel dengan
spektrofotometer.
3. Menetapkan konsentrasi CuSO4 secara spektrofotometri
47
II.
TINJAUAN PUSTAKA
48
49
sampel blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel
dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 2002).
Larutan yang akan digunakan dalam penggunaan spektrofotometer adalah
larutan blanko. Larutan blanko merupakan larutan yang tidak mengandung analat
untuk dianalisis (Basset 1994). Larutan blanko digunakan sebagai kontrol dalam
suatu percobaan sebagai nilai 100% transmittans. Kurva standar merupakan
standar dari sampel tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman ataupun
acuan untuk sampel tersebut pada percobaan. Pembuatan kurva standar bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya
sehingga konsentrasi sampel dapat diketahui. Terdapat dua metode untuk
membuat kurva standar yakni dengan metode grafik dan metode least square
(Underwood 1990)
III.
METODA PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
50
B. Prosedur Kerja
1. 4 tabung reaksi disiapkan yang nantinya akan diisi larutan CuSO4 dengan
konsentrasi 0,02 M; 0,04 M; 0,06 M; 0,08 M dan satu larutan sampel.
2. Larutan dibuat lewat pengenceran CuSO4 1 M, dengan cara :
a. V1 . M1 = V2 . M2
V1 = Volume CuSO4 1 M yang akan dicari
M1 = Konsentrasi CuSO4 1M
V2 = Volume CuSO4 0,02 M (10 ml)
M2 = Konsentrasi CuSO4 0,02 M
b. V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1 = 10 . 0,02
V1 = 0,2 ml
Jadi untuk membuat larutan 0,02 M CuSO4 dipipet 0,2 ml larutan
CuSO4 1 M, kemudian diencerkan dengan menambahkan akuades 9,8
ml, begitu seterusnya.
3. Kemudian larutan larutan
spektrofotometer
untuk
tersebut
diukur
dimasukkan
absorbansnya,
ke dalam
dengan
panjang
Transmitan
51
Absorbansi
(A)
0,04
0,06
0,08
Sampel
Tabel 2
X
0
0,02
0,04
0,06
0,08
Sampel
X2
0
Y (A)
0
XY
0
X2
XY
dan y = a + bx
b. Grafik
Contoh seperti ini, dengan sumbu X adalah konsentrasi dan sumbu
Y adalah hasil perhitungan dari rumus sebelumnya.
52
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0.02
0.04
IV.
5.1900000000000002E-2
0.06
Tabel 1
Konsentrasi
(x)
0
0,02
0,04
0,06
0,08
Sampel
Transmitan
100%
98%
93%
88%
80%
89%
Tabel 2
53
Absorbansi
(A)
0
0,008
0,031
0,055
0,097
0,05
0.08
X
0
0,02
0,04
0,06
0,08
Sampel
X2
0
0,0004
0,0016
0,0036
0,0064
0
0,012
Y (A)
0
0,008
0,031
0,055
0,097
0,05
XY
0
0,00016
0,00124
0,0033
0,00776
0
1,01246
y = 0,05
0,012
0,01246
y = a + bx
= 0,9631
0,05 = 0 + 0,9631x
x = 0,0519
0.04
5.1900000000000002E-2
54
0.06
0.08
B. Pembahasan
Menurut
hasil
pengamatan
dan
kesimpulan,
diketahui
bahwa
55
56
a. Spektrofotometri UV-Vis
57
58
59
cahaya
tampak
(visible).
Cahaya
visible
termasuk
spektrum
60
Transmitan
100%
98%
93%
61
Absorbansi
(A)
0
0,008
0,031
0,06
0,08
Sampel
88%
80%
89%
0,055
0,097
0,05
Tabel 2
X
0
0,02
0,04
0,06
0,08
Sampel
X2
0
0,0004
0,0016
0,0036
0,0064
0
0,012
Y (A)
0
0,008
0,031
0,055
0,097
0,05
XY
0
0,00016
0,00124
0,0033
0,00776
0
1,01246
b=
X2
XY
y = 0,05
0,012
0,01246
y = a + bx
= 0,9631
0,05 = 0 + 0,9631x
x = 0,0519
62
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0.02
0.04
5.1900000000000002E-2
0.06
0.08
Dari hasil percobaan yang diamati bahwa bentuk kurva linear, hal ini
sesuai dengan teori Miller J.N (2000). Bahwa nilai yang keluar dari cahaya yang
diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan
konsentrasi sampel. Hukum Beer menyatakan
V.
63
B. Saran
Asisten lab diharapkan lebih bisa mengkondisikan para praktikan untuk
bisa lebih serius dalam menjalani praktikum, agar tujuan dan pemahaman dari
praktikum dapat dimengerti para praktikan. Selain itu asisten lab dimohon untuk
bisa lebih sabar menghadapi perilaku praktikan yang kurang sopan dengan cara
menegur, agar tidak mengganggu jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
64
65
BIODATA
66
Nama
NIM : A1E015023
Prodi: Agroteknologi
TTL : Jakarta, 13 Mei 1997
Asal : BSD, Serpong
Kos : Jln. Cendrawasih no 47
No HP : 082137891332
67