Anda di halaman 1dari 5

Minggu, 02 Mei 2010 pukul 08:10:00

Syekh Abdul Hayyi Al-Farmawi, Tafsir


Tematik Permudah Pemahaman Alquran
WAWANCARA
Sejak Kamis (22/4), Guru Besar Ilmu Tafsir Alquran Universitas Al-Azhar Kairo, Syekh Abdul
Hayyi Al-Farmawi, berkunjung ke Indonesia. Dalam kunjungan kali pertamanya tersebut,
ulama dan guru besar yang dikenal sebagai peletak dasar ilmu Tafsir Tematik ini, mengunjungi
Pondok Pesantren Daarun Nahdlatain Nahdlatul Wathan Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggara
Barat (NTB), IAIN Mataram, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pesantren Baytul Quran Jakarta,
serta bersilaturahim dengan para ulama yang merupakan alumni Universitas Al-Azhar Kairo di
Jakarta.
Dalam berbagai kesempatan, ulama yang telah menulis lebih dari 38 kitab tafsir ini menekankan
pentingnya memahami Alquran dengan benar. Syekh Farmawi menekankan pentingnya
memahami Alquran melalui metode tafsir Tematik (maudlui).
''Insya Allah dengan metode tafsir tematik ini, orang awam sekalipun akan mudah memahami
Alquran,'' ujarnya kepada wartawan Republika, Damanhuri Zuhri, di sela-sela kunjungannya ke
NTB, Senin (26/4).
Berikut petikan lengkap wawancara dengan ulama tafsir Al-Azhar ini seputar tafsir tematik
Alquran.
Dalam kunjungan ke Indonesia, Anda sempat bertemu dengan para santri dan mahasiswa
di berbagai daerah. Menurut Anda, bagaimana semangat mereka dalam mempelajari
Alquran?
Ini pertama kalinya saya menganal anak-anak Indonesia langsung di sini. Sebelumnya, saya
hanya mengenal mereka di Kairo, Mesir. Selama beberapa hari saya berada di Indonesia, saya
mendapatkan gambaran yang sangat baik sekali terhadap para generasi muda Indonesia,
khususnya para santri yang memiliki perhatian besar terhadap Alquran. Mereka adalah pribadi
yang sangat disiplin dan konsisten.
Saat mendarat di Bandara Jakarta, saya dapatkan gambaran anak-anak Indonesia bukanlah
gambaran yang selama ini saya ketahui. Kemudian, setelah saya berkunjung ke Pulau Lombok,
Nusa Tenggara Barat, saya dapatkan gambaran anak-anak muda Muslim Indonesia adalah seperti
yang saya tahu di Kairo. Hal itu bisa dilihat dari segi disiplin, baik di kalangan laki-laki maupun
perempuan.
Begitu pula dalam masalah pendidikan dan penegakan hukum. Mereka adalah pribadi-pribadi

yang sangat mulia. Kondisi inilah yang membuat hati saya benar-benar bahagia berkunjung ke
Indonesia.
Dari gambaran yang Anda lihat, bagaimana pemahaman mereka tentang Alquran?
Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya pada surat Alqomar (54) ayat 22 yang artinya, ''Dan
sungguh, telah Kami mudahkan Alquran untuk peringatan, maka adakah orang yang mau
mengambil pelajaran.''
Siapa saja yang memiliki keinginan kuat untuk memahami Alquran, Allah SWT akan
memudahkannya. Kemudahan datangnya dari Allah dan keinginan datangnya dari manusia.
Apabila ada keinginan kuat, pasti ada kemudahan. Kemudian, apabila ada keinginan kuat dan
kemudahan, jalan menuju paham, itu sangatlah mudah. Tak ada hambatan maupun kesulitan
yang berarti. Karena itu, apa yang saya saksikan, insya Allah, mereka akan mampu memahami
Alquran dengan baik.
Bagaimana cara memahami Alquran dengan baik?
Hal yang sangat penting ialah adanya keinginan yang kuat dari para pejabat dan pemerintah.
Selain itu, juga harus ada dorongan yang kuat dari media massa. Dengan demikian, masyarakat
bisa mencintai, membaca kitab suci Alquran, dan mempelajari ajaran agama Islam.
Allah SWT berfirman pada surah Alhajj (22) ayat 41. ''(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri
kedudukan di bumi, mereka melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan menyuruh berbuat
makruf dan mencegah dari yang mungkar dan kepada Allahlah kembali segala urusan.''
Selama masih ada manusia yang memegang kendali kekuasaan dan hukum, dia bertanggung
jawab untuk memotivasi masyarakat yang dipimpinnya untuk beriman dan mempelajari agama
Islam. Mereka bertanggung jawab untuk memudahkan terlaksananya agama Islam. Mereka juga
bertanggung jawab untuk menggerakkan seluruh lapisan masyarakat, mulai anak-anak, remaja,
hingga orang dewasa untuk memahami Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan seharihari. Ini juga menjadi tanggung jawab pemerintah dan media massa.
Jika ada penguasa yang mempermudah, mendorong, dan memotivasi masyarakatnya untuk
memahami ajaran Islam dengan benar, begitu juga jika ada media massa yang tidak menentang
dan menghalangi masyarakat untuk mempelajari ajaran Islam, dengan sendirinya ajaran Islam
akan dengan mudah dipelajari dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat.
Tapi, setiap orang bisa saja salah dalam memahami Alquran. Bagaimana caranya agar
seseorang tidak salah memahami Alquran?
Jika mau, Allah SWT akan menjadikan manusia satu umat saja. Tapi, tidak demikian, yang ada
adalah manusia berbeda-beda. Perbedaan yang ada sesungguhnya hal biasa, hal lumrah. Itu
adalah sunnah kauniyah, sunnah ilahiyah. Tidak mungkin seluruh manusia berada hanya dalam
satu bentuk. Yang ini panjang yang satunya lagi pendek. Ada kaya, ada pula yang miskin, ada
putih, ada hitam, ada pandai, ada yang bodoh, dan ada yang rajin, tetapi ada pula yang malas.
Jadi, perbedaan itu adalah hal lumrah. Kemudian dari itu, ada di antara sebagian manusia yang
memahami ajaran Islam dengan baik, tapi ada juga sebagian dari mereka yang belum mampu
memahami Islam dengan baik.
Bisa dijelaskan kiat-kiat agar mudah memahami tafsir Alquran dengan benar?
Apabila para guru yang mengajar adalah orang-orang yang baik yang cerdas dan istimewa serta
memiliki akhlak yang mulia, mereka akan mengajar tafsir dan Alquran kepada anak didik dengan

baik. Dengan demikian, murid-murid yang belajar pada guru tersebut, bisa memahami Alquran
dan tafsirnya dengan baik.
Sebaliknya, jika guru yang mengajar tafsir Alquran adalah guru yang memiliki pemahaman yang
kurang pas, pemahaman yang salah, tidak mungkin bisa melahirkan murid-murid yang memiliki
pemahaman yang benar.
Ada ungkapan dalam peribahasa Arab, kullu inaa-in bimaa fiihi yandlah, 'Buah jatuh tak jauh
dari pohonnya'. Artinya, orang yang baik mampu melahirkan yang baik. Sebaliknya, orang yang
buruk melahirkan yang buru pula.
Saat ini banyak metode tafsir yang berkembang. Menurut Anda, metode apa yang paling
tepat untuk memahami Alquran?
Metode tafsir yang dibutuhkan sekarang ini tentu metode yang mampu membuat manusia
semakin meningkat ibadahnya kepada Allah SWT. Metode yang mampu menjadikan manusia
hamba yang senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Metode yang menjadikan manusia benarbenar bergantung hanya kepada Allah SWT. Metode yang menjadikan manusia semakin takut
dan bertakwa kepada Allah SWT. Metode yang menjadikan manusia semakin cinta kepada Allah
SWT dan tanah airnya. Karena sesungguhnya mencintai tanah air itu adalah bagian dari iman.
Jujur bagian dari iman, ikhlas juga bagian dari iman.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya Allah SWT sangat mencintai
seorang hamba yang apabila berbuat sesuatu, ia melakukannya dengan baik.'' (Innallaha yuhibbu
min ahadikum idzaa 'amila 'amalan ayyutqinah).
Karena itu, ada metode yang memudahkan untuk itu, membimbing para guru untuk melakukan
hal itu. Dan, menurut saya, itulah metode yang paling baik dan tepat untuk saat ini.
Itu semua tak lepas dari tanggung jawab para pejabat pemerintah. Pemerintah bertugas
menyusun kurikulum dan metode yang baik yang diawasi para guru. Dan, guru bertugas
menerapkan kurikulum tersebut kepada anak didik mereka. Di sinilah pentingnya peran media
untuk memotivasi agar kurikulum tersebut dapat dilakukan dengan benar.
Menurut Anda, metode apa yang paling tepat untuk memahami Alquran?
Metode tafsir yang dibutuhkan sekarang ini tentu metode yang mampu membuat manusia
semakin meningkat ibadahnya kepada Allah SWT. Metode yang mampu menjadikan manusia
hamba yang senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Metode yang menjadikan manusia benarbenar bergantung hanya kepada Allah SWT. Metode yang menjadikan manusia semakin takut
dan bertakwa kepada Allah SWT. Metode yang menjadikan manusia semakin cinta kepada Allah
SWT dan tanah airnya. Karena sesungguhnya mencintai tanah air itu adalah bagian dari iman.
Jujur bagian dari iman, ikhlas juga bagian dari iman.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah SWT sangat mencintai
seorang hamba yang apabila berbuat sesuatu, ia melakukannya dengan baik. (Innallaha yuhibbu
min ahadikum idzaa amila amalan ayyutqinah).
Karena itu, ada metode yang memudahkan untuk itu, membimbing para guru untuk melakukan
hal itu. Dan, menurut saya, itulah metode yang paling baik dan tepat untuk saat ini.
Itu semua tak lepas dari tanggung jawab para pejabat pemerintah. Pemerintah bertugas
menyusun kurikulum dan metode yang baik yang diawasi para guru. Dan, guru bertugas
menerapkan kurikulum tersebut kepada anak didik mereka. Di sinilah pentingnya peran media
untuk memotivasi agar kurikulum tersebut dapat dilakukan dengan benar.

Bagaimana dengan tafsir tematik (maudlui)?


Benar sekali. Metode tafsir yang umum dipakai, tampaknya saat ini kurang membantu menjawab
kemudahan umat dalam memahami kandungan Alquran. Metode tafsir klasik juga belum mampu
memenuhi tuntutan dan pertanyaan yang ada pada umat.
Adapun metode tafsir tematik, lebih fokus membahas sebuah tema tertentu dengan bimbingan
dan pembahasan yang detail dan jelas. Begitu juga, bimbingan yang sangat jelas dan detail dalam
upaya melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana dengan pandangan sebagian orang yang mengatakan tidak perlu mempelajari
tafsir-tafsir klasik?
Saya akan senantiasa mempelajari berbagai tafsir. Tujuannya untuk menambah khazanah
keilmuan dan pemahaman tentang maksud ayat. Dari beberapa tafsir itu, terkadang saya ada
bersama dengan tokoh tersebut, namun dalam lain kesempatan saya tidak bersama mereka.
Memang, bila dilihat secara keseluruhan, berbagai tafsir yang ada sifatnya sangat umum dan
luas. Hal itu bisa menyebabkan umat kesulitan untuk mencari tema-tema tertentu. Namun, tafsir
mereka itu sangat baik, karena membahas isi dan kandungan Alquran secara keseluruhan.
Misalnya, tafsir al-Qurthubi, Thabari, dan Ibnu Katsir.
Sedangkan tafsir tematik, membahas dengan detail dan jelas tentang sebuah tema sehingga
dengan mudah bisa dipahami oleh masyarakat. Metode tafsir klasik membuat pembacanya
pindah dari satu tema ke tema yang lain. Tafsir tematik mengumpulkan ayat-ayat yang ada di
berbagai surah, seperti surah Yaasin, al-Baqarah, maupun surat lainnya menjadi satu bahasan.
Inilah yang memudahkan umat memahami kandungan Alquran.
Apa yang mendorong Anda untuk menggunakan tafsir tematik dalam memahami Alquran
itu?
Ini adalah takdir Allah SWT. Terus terang awalnya saya tidak paham dengan tafsir tematik. Saya
sama sekali tidak memiliki dirayah tentang tematik. Saya belum pernah menulis tentang tafsir
tematik. Tiba-tiba saya digerakkan untuk menulis tafsir tematik. Jadi, semata-mata karena takdir
dari Allah SWT.
Alhamdulillah, tulisannya mengalir saja dan berhasil dibuat menjadi tafsir tematik. Subhanallah,
setelah saya menulis buku tafsir tematik, mulailah yang lain menulis yang sama. Bahkan, ada
guru saya, yang dulu saya belajar padanya, ia pun menulis tafsir tematik setelah terbitnya buku
saya tentang tafsir tematik. Yang menarik, ia menjadikan buku tafsir tematik saya sebagai salah
satu sumber bukunya.
Sekali lagi, ini semata-mata takdir dari Allah SWT, bukan karena kecerdasan saya atau karena
yang lainnya.
Jadi, menurut Anda, metode tematik akan lebih memudahkan untuk memahami
kandungan Alquran?
Benar. Insya Allah dengan metode tafsir tematik ini akan bisa memahami Alquran lebih mudah
bagi mereka, terutama orang awam ataupun bagi orang-orang yang khusus mendalami bukan
ilmu-ilmu Islam. Dengan metode tafsir tematik ini, akan memudahkan mereka dalam memahami
Alquran, daripada mereka harus membaca tafsir klasik. Karena sesungguhnya ayat-ayat yang
berbicara pada satu tema berada pada berbagai surah.
Bagaimana mungkin mereka mampu menghimpun ayat-ayat yang berserakan tersebut? Misalnya

seorang insinyur, hakim, ataupun lainnya? Mereka tidak akan mampu menghimpun ayat-ayat
yang berbicara satu tema, kecuali oleh orang yang benar-benar mendalami ilmu syariah. Padahal,
tidak seluruh umat mendalami ilmu syariah.
Dalam sebuah kesempatan Anda menekankan para santri dan mahasiswa untuk berakidah
yang benar, bersyariah yang benar, berakhlak yang kuat, dan bermualamah yang baik.
Apa manfaat itu semua?
Inilah beragama yang sempurna (kafah). Seseorang tidak akan beragama secara sempurna
kecuali dengan empat hal tersebut, yakni berakidah yang benar, bersyariah yang benar, berakhlak
yang kuat serta, bermuamalah yang benar.
Keempat unsur ini yang menyebabkan seseorang dinilai beragama secara sempurna. Seseorang
tidak disebut beragama secara sempurna dan diridlai Tuhannya, kecuali jika dia mampu memiliki
empat sifat tersebut.
Bila ia meninggalkan satu unsur saja, akidah, syariah, ataupun akhlak misalnya, tidaklah ia
beragama dengan benar. Apalagi bila sampai dua sifat atau bahkan tiga sifat tidak dimilikinya,
otomatis dia tidak akan beragama secara sempurna. Kalau seseorang akidahnya salah, hilanglah
semua unsur tersebut. Begitu pula, bila ia meninggalkan ibadah, hilang semua unsur dari dirinya.
Keempat unsur tersebut harus dimiliki oleh setiap umat Islam.
Agar seseorang bisa mencapat derajat beragama yang sempurna, langkah-langkah apa
saja yang harus dilakukannya? Sebab, banyak orang yang sudah membaca Alquran,
namun tak bisa mempraktikkannya dengan baik?
Yang demikian itu seperti orang belajar menulis di atas air. Maka, semuanya akan sia-sia saja,
karena tidak akan membekas.
Karena itu, orang yang membaca Alquran, hendaknya ia mampu mengamalkan ajaran Alquran
itu dalam kehidupan sehari-harinya. Inilah dia seorang Muslim yang benar. Mengamalkan ajaran
Alquran pada kondisi sekarang ini ialah berakidah yang benar, bersyariah yang benar, berakhlak
yang kuat, dan bermuamalah yang benar.

Anda mungkin juga menyukai