Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS BENTUK DASAR PADA SENJATA

TRADISIONAL GORONTALO KOLEKSI RUMAH


ADAT BANTHAYO PO BOIDE

ARTIKEL
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam mengikuti ujian skripsi

Oleh
AKBAR ABDULLAH
NIM. 544 411 021

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KRIYA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK KRIYA
2015

ANALISIS BENTUK DASAR PADA SENJATA


TRADISIONAL GORONTALO KOLEKSI RUMAH
ADAT BANTHAYO PO BOIDE
Akbar Abdullah1
Suleman Dangkua2
Syarief Munawar3
ABSTRAK
Abdullah, Akbar. 2015. Analisis Bentuk Dasar Pada Senjata Tradisional
Gorontalo Koleksi Rumah Adat Banthayo Po Boide. Skripsi Program Studi S1
Pendidikan Teknik Kriya, Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo.
Pembimbing: (1) Drs. Suleman Dangkua, M.Hum; (2) Syarief Munawar, S.Sn,
M.Sn.
Analisis bentuk dasar senjata tradisional Gorontalo koleksi rumah adat Banthyo
Po Boide merupakan salah satu kajian untuk melestarikan khasanah kebudayaan
Gorontalo. Belum adanya inventarisir bentuk senjata yang mengurai bentuk dasar
adalah masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini. Dengan mengetahui
bentuk-bentuk dasar yang menyusun senjata-senjata tradisional Gorontalo koleksi
rumah adat Banthayo Po Boide akan membantu menyediakan informasi dan
dokumentasi khususnya mengenai wujud dan bentuk dari masing-masing senjata.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang terbagi dalam tahap
deskripsi, analisis formal, dan interpretasi. Subjek dalam penelitian ini adalah
senjata tradisional Gorontalo koleksi rumah adat Banthayo Po Boide, objek
penelitian ini yakni bentuk dasar.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut : Senjata tradisional Gorontalo koleksi
rumah adat Banthayo Po Boide terdiri dari lima jenis senjata yakni parang, kris,
pedang panjang, tombak dan kayu pemukul. Berikut analisis bentuk dasar ; a)
Senjata jenis parang memiliki bangun ruang balok, silinder, prisma segi tiga dan
limas segi tiga dengan bentuk dasar segi empat, lingkaran, dan bentuk segi tiga. b)
Jenis kris memiliki bangun ruang silinder, balok, kerucut, limas segi empat dan
prisma segi tiga dengan bentuk dasar yamg menyusun masing-masung bangun
ruang adalah bentuk segi empat, lingkaran, dan segi tiga. c) Jenis pedang panjang
memiliki bangun ruang silinder, balok, limas segi tiga, dan prisma segi tiga
penyusun dari bangun ruang tersebut adalah lingkaran, segi empat, dan segi tiga.
d) Jenis tombak silinder, balok, kerucut, limas segi empat, dan limas segi tiga
dengan bentuk dasar yang menyusun bangun ruang tersebut adalah segi tiga, segi
empat, dan lingkaran. e) Jenis kayu pemukul memiliki bangun ruang silinder,
bola, balok, dan limas segi enam dengan bentuk dasar yang menyusun segi tiga,
segi enam, lingkaran, dan segi empat .
Kata kunci : Analisis, Bentuk Dasar, Senjata Tradisional Gorontalo.
ABSTRACT
Abdullah, Akbar. 2015 An Analysis of Basic Form toward the Traditional
Weapon of Gorontalo in Traditional House of Banthayo Po Boide. Skripsi.

Bachelor Degree of Education of Kriya, Faculty of Engineering, State University


of Gorontalo. Principal supervisor was Drs. Suleman Dangkua, M.Hum and Cosupervisor was Syarief Munawar, S.Sn, M.Sn.
Analysis of basic form on the traditional weapon of Gorontalo which are collected
by traditional house of Banthayo Po Boide was of the research to conserve the
local culture of Gorontalo. There was on any inventory such as weapons would be
the major problem which need to be answered in this research. By knowing the
basic forms that composed the traditional weapons of Gorontalo collected by
traditional house of Banthayo Po Boide would help to provide the information and
documentation particularly the real form of each weapon. The methodology of
this research used qualitative method which consisted of descriptions, formal
analysis, and interpretation. The subject in this research was the traditional
weapon of Gorontalo collected by traditional house Banthayo Po Boide as the
object referred to the basic form.
The result of this research showed that : traditional weapon of Gorontalo collected
by traditional house of Banthayo Po Boide of five kinds of weapon which were
short machete, double-bladed dagger, long sword, spear, wood hitter. Here were
the basic analysis; a) Short machete had a geometry which is rectangle, cylinder,
triangular prism and triangular pyramid with the basic form of square, circle, and
triangle. b) Kind of double-bladed dagger had geometry which is cylinder,
rectangle, square, and triangular prism whit the basic form of square circle and
triangle. c) Kind of long sword had a geometry of cylinder rectangle, triangular
pyramid, and triangular prism with the basic form of circle, square, and triangle.
d) Kind of spear consisted cylinder, rectangle, cone, square, rectangle pyramid
with the basic form of triangle, square, and circle. e) Kind of wood-hitter had a
geometry of cylinder, ball, rectangle, hexagonal with the basic forma of rectangle,
hexagonal, circle, and square.
Keywords: Analysis, Basic Form, Traditional Weapon of Gorontalo
PENDAHULUAN
Gorontalo merupakan daerah yang memiliki berbagai macam artefakartefak peninggalan leluhur. Salah satu artefak peninggalan leluhur di Gorontalo
adalah senjata tradisional Gorontalo yang digunakan pada zaman dahulu untuk
berperang atau sebagai alat bantu dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup.
Saat ini masyarakat modern pada umumnya mengenal senjata tradisional
merupakan benda peninggalan yang memiliki nilai keindahan. Sebagaimana yang
dikatakan Roni Monoarfa (42 tahun) bahwa senjata tradisional adalah benda unik
dan memiliki kandungan nilai artistik yang tinggi (Wawancara 4 Agustus 2015
08.40).

Menurut Rukmin Otaya (70 Tahun) sebagai pengurus rumah adat


Banthayo Po Boide, bahwa senjata-senjata tradisional Gorontalo yang tersimpan
di tempat tersebut sudah ada sejak tahun 2004. Namun senjata-senjata tersebut
hanya berupa duplikat. Duplikat senjata-senjata tersebut dibuat sesuai bentuk
senjata asli yang dikoleksi secara pribadi oleh masyarakat Gorontalo. (Wawancara
7 April 2015 09.35).
Berdasarkan observasi jenis-jenis senjata tradisional Gorontalo yang
dikoleksi oleh rumah adat Banthayo Po Boide yaitu jenis parang (Aliyawo,
Wamilo, dan Banggo), keris (Baladu, Badi, Eluto, dan Bito Palape), pedang
panjang (Sabele, Sumala, dan Huwangga), tombak (Totobuo, Totobuo
Yilambuwa, Sambawa, Kanji Pumbungo, Ono-ono, Dodopa), kayu pemukul
(Pantilo dan Kalumbi).
Dari jenis-jenis senjata tradisional Gorontalo koleksi rumah adat Banthayo
Po Boide di atas, diperoleh informasi lainnya dari Abd. Razak Maksum (62 tahun)
sebagai Wuu (pemangku adat Suwawa) bahwa sebagian masyarakat Gorontalo
belum mengetahui ragam dan bentuk dari senjata tradisional Gorontalo tersebut.
(Wawancara 15 Agustus 2015 16.15)
Hal senada diungkapkan oleh H. Abdul Wahab Lihu (78 tahun) selaku
Baate (pemangku adat Limboto) yang menyatakan bahwa masa sekarang para
remaja lebih fokus pada kehidupan modern dan melupakan adanya peninggalanpeninggalan leluhur yang perlu dilestarikan. Hal ini di pengaruhi oleh tidak
adanya inventarisir terhadap senjata-senjata tradisional Gorontalo. Roni Monoarfa
(42 tahun) sebagai Kepala Bidang Nilai Budaya Kesenian dan Purbakala Dinas
Pariwisata Kabupaten Gorontalo menyatakan bahwa senjata-senjata tradisional
Gorontalo yang digunakan pada Zaman Sultan Amai dan Perang Panipi tidak
terdokumentasi dengan baik. Diperlukan adanya kesadaran bahwa senjata
tradisional Gorontalo merupakan khasanah budaya daerah yang perlu dilestarikan
melalui dokumentasi ilmiah. (Wawancara 04 Agustus 2015 12.24)
Kajian menyangkut bentuk senjata tradisional sebagai hasil kreasi tangan
manusia yang bermuatan nilai artistik dapat ditelaah menggunakan pendekatan
kajian kekriyaan. Kajian bentuk dapat dijadikan sebagai dokumentasi atau

inventarisasi mengenai bentuk-bentuk yang membangun dimensi senjata


tradisional. Dengan terpenuhinya informasi mengenai senjata tradisional dalam
wujud kajian yang tertata dianggap dapat membantu upaya pelestarian. Dari
observasi diketahui bahwa inventarisir senjata-senjata tradisional Gorontalo yang
menjadi koleksi rumah adat Banthayo Po Boide belum dilakukan.
Oleh karena itu, penelitian mengenai bentuk senjata tradisional Gorontalo
yang menjadi koleksi rumah adat Banthayo Po Boide perlu dilakukan untuk
mendukung informasi mengenai koleksi tersebut. Dalam upaya mengkaji bentuk
akan diperlukan acuan bentuk-bentuk yang telah disepakati secara umum. Bentukbentuk yang telah disepakati secara umum sampai saat ini adalah bentuk dasar.
Oleh karena itu penelitian mengenai bentuk senjata tradisional koleksi rumah adat
Banthayo Po Boide dapat diformulasikan dengan judul Analisis bentuk dasar
pada senjata tradisional Gorontalo koleksi rumah adat Banthayo Po Boide.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap bentuk
dasar pada senjata tradisional Gorontalo koleksi rumah adat Banthayo Po Boide.
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Irawan (2013:78) bentuk dapat di kategoroikan menjadi dua
jenis, yaitu sebagai berikut;
1. Bentuk alami atau semua bentuk yang terdapat di semesta, yaitu
bentuk yang wujudnya lebih bebas dan tidak terikat oleh kaidah bentuk
yang dibuat oleh manusia.
2. Bentuk jadian, yaitu bentuk yang diciptakan oleh manusia melalui
proses pengolahan. Perwujudanya selalu mempunyai dasar bentuk
yang juga hasil rekayasa manusia.
Bentuk senjata tradisional Gorontalo yang akan diteliti adalah hasil ciptaan
manusia. Oleh karena itu bentuk yang hadir pada senjata tradisional Gorontalo
merupakan wujud yang terikat oleh kaidah bentuk yang dibuat oleh manusia.
Kaidah dasar bentuk yang dibuat dan disepakati manusia sampai saat ini adalah
bentuk dasar yakni segi tiga, segi empat, dan lingkaran (Irawan 2013:11).

Bentuk dasar merupakan bidang yang tercipta dari batasan-batasan


susunan garis. Elemen pokok penyusun bentuk dasar adalah titik yang
menghasilkan garis dan susunan garis yang membatasi bidang bentuk (Irawan
2013:80). Senada dengan itu Sanyoto (2009: 8) memberikan kerangka pemikiran
mengenai bentuk menjadi :
1. Bentuk berupa: titik, garis, bidang, gempal (volume)
2. Bentuk memiliki: raut, ukuran, arah, tekstur, warna, dan value
3. Bentuk menempati: ruang dwimatra atau ruang trimatra.
Fokus yang akan dicermati di dalam penelitian ini merujuk pada pelacakan
bentuk dasar yang terkandung pada wujud bentuk dari masing-masing senjata.
wujud senjata tradisional menempati ruang trimatra yang memiliki dimensi
volume sehingga pelacakan bentuk dasar juga melingkupi pelacakan bangun
ruang yang terdapat pada wujud senjata.
Menurut Agung (2008:168-169) Garis adalah salah satu unsur seni rupa
yang paling pokok, sebab garis merupakan unsur rupa yang ada dimana-mana,
serta pada dasarnyaya garis itu hanya ada dua, yaitu garis lurus dan garis
lengkung. Garis-garis lainnya merupakan pengembangan dan variasi dari kedua
jenis garis tersebut dan menyampaikan karakter yang berbeda.
Aspek garis di dalam penelitian ini menjadi salah satu perhatian pokok
karena bentuk dasar yang akan ditelusuri merupakan hasil dari susunan garis.
Perhatian terhadap garis juga diperlukan untuk memehami keadaan bentuk senjata
sebagaimana adanya guna mengetahui dinamika bentuknya. Berdasarkan
observasi awal, bentuk-bentuk senjata memperlihatkan batasan wujudnya dengan
garis-garis melengkung dan juga lurus.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bentuk dasar adalah bidang yang
dibatasi oleh susunan garis. Bidang adalah pola yang terbentuk dari beberapa garis
berbeda arah dan saling berpotongan. Bidang bersifat dua dimensi atau bermatra
dua karena tidak memiliki kedalaman (Irawan 2013:23). Sebagai bidang, bentuk

dasar yang akan ditelusuri tersusun oleh garis-garis batas yang terlihat pada satu
sisi dari tiga sisi dimensi yang ada pada senjata tradisional Gorontalo.
Khusus pada wujud senjata tradisional Gorontalo yang memiliki dinamika
bentuk tertentu, batas bidang akan dicermati dengan bantuan garis imajiner untuk
menentukan muatan pola bentuk dasarnya.
Bangun ruang dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni a) bangun ruang
asal, dan b) bangun ruang turunan. Bangun ruang asal adalah bangun ruang yang
terbentuk oleh satu jenis bentuk dasar sedangkan bangun ruang turunan adalah
bangun ruang yang terbentuk oleh lebih dari satu jenis bentuk dasar (Irawan 2013:
78)
Jenis dan kelompok bangun ruang akan dijadikan rujukan dalam proses
mengidentifisir bentuk dasar yang menyusun senjata tradisional Gorontalo koleksi
rumah adat Banthayo Po Boide. Subjek penelitian adalah bentuk yang bersifat tiga
dimensional, oleh karena itu penyerapan visual menyangkut bentuk senjata akan
bersifat meruang, tiga dimensional, sehingga kesan pertama yang dapat dengan
mudah diserap secara visual adalah keadaan mengenai bangun ruang senjata.
Khusus pada bangun ruang yang bersifat tiga dimensi, peluang perubahan
bentuk dapat terjadi melalui :
-

Mengubah dimensi, yaitu perubahan dengan cara meregangkan atau


merapatkan suatu bangun ruang namun masih tetap mempertahankan
kesamaan bentuk asalnya.

Mengurangi dimensi, yaitu perubahan bentuk bangun ruang yang


mengurangi jumlah volume. Pengurangan volume disebabkan adanya
perubahan garis yang mengurangi luas bidang bentuk dasar penyusun
bangun ruang. Pengurangan luas bidang bentuk dasar akan
menyebabkan pengurangan volume pada bangun ruang. Pengurangan
volume menghaslkan suatu bentuk yang berbeda dari bentuk bangun
ruang awalnya.

Menambahkan dimensi, yaitu perubahan bentuk bangun ruang yang


menambahkan jumlah volume. Penambahan volume disebabkan

adanya perubahan garis yang melebihi luas bidang bentuk dasar


penyusun bangun ruang. Penambahan luas bidang bentuk dasar akan
menyebabkan penambahan volume pada bangun ruang. Penambahan
volume juga menghaslkan suatu bentuk yang berbeda dari bentuk
bangun ruang awalnya (Irawan 2013:84-86)
Ketiga cara metamorfosis bentuk tersebut akan digunakan sebagai acuan
untuk melacak bangun ruang yang terdapat pada setiap senjata tradisional koleksi
rumah adat Banthayo Po Boide Khusus untuk metamorfosis bentuk yang
mengurangi dan menambahkan volume bangun ruang, perubahan bentuk yang
terjadi akan dibaca sebagai bagian dari upaya untuk memanfaatkan peluang
memplastiskan material yang dipakai sebagai bahan dasar senjata.
Pengamatan pada suatu bentuk bangun ruang yang bersifat tiga
dimensional akan dilakukan dalam tiga arah pengamatan sebagai berikut:
-

Tampak denah, untuk menyerap keadaan bentuk bangun ruang jika


terlihat dari atas dan atau bawah.

Tampak muka, untuk menyerap keadaan bentuk bangun ruang jika


terlihat dari depan dan atau belakang.

Tampak lambung, untuk menyerap keadaan bentuk bangun ruang jika


terlihat dari samping kiri dan atau kanan.

Dengan menyertakan tiga orientasi arah pandangan tersebut, bentuk senjata


tradisional Gorontalo koleksi rumah adat Banthayo Po Boide diharapakan akan
terserap dan teridentifisir sesuai keadaan dimensinya baik pada saat melacak
bangun ruang dasar maupun morfologi bentuknya.
Pendekatan ilmu semiotika diperlukan sebagai rujukan untuk menjelaskan
bahwa bentuk dasar merupakan suatu tanda yang bermuatan makna. Tanda
menurut Saussure adalah entitas psikologis yang bersisi dua atau berdwimuka,
terdiri dari unsur penanda (citra atau bunyi) dan petanda (konsep) (Budiman
2011:195). Citra bentuk dasar, yakni citra
disebut sebagai segi tiga, dan citra

disebut sebagai segi empat, citra


disebut sebagai lingkaran. Citra dan

sebutannya masing-masing adalah penanda untuk mewakili suatu konsep pola


tertentu yang terbentuk dari batasan susunan garis yang saling bersinggungan.
Analisis bentuk senjata tradisional Gorontalo koleksi rumah adat Banthayo
Po Boide adalah suatu tindakan pemaknaan yakni penafsiran (interpretasi)
terhadap dimensi senjata sebagai realitas yang tersusun oleh penanda-penanda
(bentuk dasar).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:1038) senjata berarti: (i) alat
yang dipakai untuk berkelahi atau berperang (keris, senjata, dsb). Sedangkan
tradisional berarti: (i) sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu
berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun;
(ii) menurut tradisi (adat); upacara --, upacara menurut adat, kemudian tradisional
dari akar kata tradisi yang berarti: (adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek
moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat; (iii) penilaian dan anggapan
bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan paling benar:
perayaan hari besar agama itu janganlah hanya merupakan --, haruslah dihayati
maknanya.
Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa senjata tradisional
adalah senjata kuno yang dipakai oleh para leluhur dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam berperang serta dibuat secara turun temurun oleh masyarakat.
Dalam penelitian ini senjata tradisional yang dimaksud adalah alat yang dibuat
dan digunakan oleh leluhur masyarakat Gorontalo yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam berperang.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di rumah adat Banthayo Po Boide
Kabupaten Gorontalo. penelitian ini dimulai pada bulan Juli hingga bulan
Desember 2015. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. penelitian yang bertujuan memberikan suatu deskripsi
secara rinci, tentang subjek yang berhubungan dengan permasalahan di atas.
Subjek pada penelitian ini yaitu senjata tradisional Gorontalo koleksi
rumah adat Banthayo Po Boide. Kemudian yang menjadi objek Objek

10

penelitiannya adalah bentuk dasar senjata tradisional Gorontalo. Prosedur


pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan data yang telah dikumpulkan dianalisis
dengan tiga tahap deskripsi, analisis formal, dan interpretasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Subjek penelitian ini tersimpan di rumah adat Banthayo Po Boide yang
terletak di Limboto kabupaten Gorontalo. Rumah adat tersebut merupakan salah
satu rumah adat tradisional Gorontalo yang dikelola oleh Dinas Pariwisata
Kabupaten Gorontalo.
Rumah adat Banthayo Po Boide mengoleksi berbagai macam peninggalan
leluhur Gorontalo di antaranya senjata tradisional Gorontalo yaitu jenis parang
(Aliyawo, Wamilo, dan Banggo), keris (Baladu, Badi, Eluto, dan Bito Palape),
pedang panjang (Sabele, Sumala, dan Huwangga), tombak (Totobuo, Totobuo
Yilambuwa, Sambawa, Kanji Pumbungo, Ono-ono, Dodopa), kayu pemukul
(Pantilo dan Kalumbi).
Analisi Bentuk Dasar Senjata
Uraian dari 18 senjata tadisional Gorontalo koleksi rumah adat Banthayo
Po Boide berdasarkan jenisnya.
1. Senjata Jenis Parang
a. Aliyawo memiliki tiga bagian yakni gagang, mata, dan sarung senjata
dengan bentuk dasar segi tiga, persegi panjang dan lingkaran yang
mengalami transformasi berupa penambahan volume pada pangkal gagang
yang cenderung melengkung. Bagian gagang mengalami perubahan arah
serta pemipihan sehingga memebentuk elips. Pada bagian batang mata
senjata terjadi lengkungan yang mengurangi volume. Transformasi juga
terjadi pada bagian puncak mata senjata yang berupa penambahan volume
yang cenderung melengkung. Sarung senjata memiliki ruang atau rongga
tempat mata sejata dimasukan. Ruang tersebut berbentuk silinder dengan
bentuk dasar elips.
b. Wamilo secara fungsional diurai menjadi tiga bagian yakni gagang, mata,
dan sarung senjata. Masing-masing bagian tersusun dari bentuk dasar

11

berupa bentuk segi empat, bentuk segi tiga, dan bentuk lingkaran.
Transformasi yang terjadi berupa peralihan arah dan penambahan volume
yang cenderung melengkung hingga bersifat setengah lingakaran.
Sementara batang gagang cenderung memipih membentuk elips dan
mengalami peralihan arah. Selain itu transformasi yang terjadi berupa
pengurangan volume pada bagian batang yang membentuk trapesium dan
penambahan volume bersifat melengkung ke arah luar. Bagian sarung
senjata mengalami transformasi yakni berupa pengurangn volume yang
cenderung melengkung ke dalam sementara batang sarung senjata terdapat
ruang tempat mata sejata dimasukan yang berbentuk silinder dengan
bentuk dasar elips.
c. Banggo terurai dari tiga bagian yakni gagang, mata, dan sarung senjata.
Masing-masing tersusun dari bentuk dasar segi tiga dan bentuk segi empat.
Transformasi yang terjadi pada gagang berupa perubahan volume dan
adanya perubahan arah dan pelengkungan lebih menonjol ke bawah
dibandingkan pelengkungan yang terjadi pada bagian atas. Transformasi
yang terjadi pada bagian mata berupa pengurangn volume yang sisi segi
empat bagian atas lebih mengecil sehingga memebentuk trapezium.
Bagian sarung menggalami transformasi berupa pengurangan volume di
mana bagian sisi-sisi dari sarung senjata mengalami pelengkungan dan
bagian atas memiliki ruang tempat dimasukannya mata senjata yang
membentuk elips. Adapun tiga elemen tambahan yang melingkari batang
sarung sebagai pengikiat batang sarung tersebut.
2. Senjata Jenis Kris
a. Baladu memiliki tiga bagian yakni gagang, mata dan sarung senjata
dengan bentuk dasar segi empat, segi tiga dan lingkaran yang menyusun
dari bagian-bagian senjata itu sendiri. Transformasi yang terjadi pada
bagian gagang berupa pengurangan volume pada bagian bawa pangkal
serta penambahan pada puncak gagang hingga memipih membentuk elips.
Bagian sarung mengalami transformasi berupa pengurangan volume

12

tempat dimasukanya mata sejata yang lebih memipih sehingga membentuk


elips dengan ukuran yang berbeda dan cenderung melenkung.
b. Badi memiliki tiga bagian yakni gagang senjata, mata senjata, dan sarung
senjata. Bentuk dasar yang menyusun masing-masing bagian adalah
bentuk segi tiga, segi empat, dan lingkaran. Bagian gagang mengalami
transformasi yang cenderung melengkung serta peralihan arah. Bagian
mata

mengalami

transformasi

bentuk

berupa

penambahan

dan

pengurangan volume yang cenderung melengkung ke dalam bagian


pangkal sedangkan bagian bawah batang yang lebih cenderung
melengkung keluar.

Sarung senjata mengalami transformasi berupa

penambahan volume yang cnderung melengkung pada batang senjata


sementara bagian bawah mengalami pengurangan volume hingga
mengerucut.
c. Eluto memiliki tiga bagian yaitu berupa gagang, mata, dan sarung senjata
dengan bentuk dasar segi tiga sama kaki, persegi panjang dan lingkara.
Terjadi perubahan bentuk yakni adanya tiga penggumpalan pada batang
pegangan. Puncak penggumpalan merupakan bagian yang mengalami
penambahan volume sedangkan pangkal gumpalan adalah bagian yang
mengalami pengurangan volume. Pengurangan pula terjadi pada luas
lingkaran alas sehingga bentuk pengikat berubah mengerucut ke bagian
bawah serta bagian pangkal mata senjata mengalami transformasi berupa
lengkungan. Selain itu Batang mata senjata mengalami perubahan garis
sisi yang sebelumnya mengerucut dengan sudut tajam beralih menjadi
lebih cenderung melandai dan lengkungan membentuk elips.
d. Bito Palape diurai menjadi dua bagian mata senjata dan gagang senjata
dengan bentuk dasar segi empat, segi tiga dan lingkaran. Transformasi
terjadi pada mata berupa perubahan volume bentuk lingkaran menjadi
bentuk elips. Selain itu, mengalami pelengkungan ke arah luar mata
senjata. Sementara pengurangan volume pada pangkal mata berupa
pelengkungan ke arah dalam yang cenderung menampakan bentuk
bersudut. Pada bagian gagang mengalami pergeseran di salah satu sudut

13

yang mengakibatkan bidang alas pegangan menjadi melandai ke atas.


Hasil dari pergeseran titik-titik sudut tersebut mengakibatkan bangun
pengurangan volume menjadi tidak simetris. Selain itu transformasi yang
terjadi pada sarung senjata yakni pengurangan volume di mana setiap
sudut bentuk segi empat mengalami pelengkungan ke dalam dan tiap sisi
sarung senjata ke arah luar.
3. Senjata Jenis Pedang
a. Sabele terdiri dari dua bagian yakni gagang dan mata senjata di mana yang
menyusun masing-masing bagian adalah bentuk dasar segi empat dan segi
tiga. Bagian gagang mengalami transformasi berupa pengurangan pada
bagian tengah gagang serta penambahan pada bagian atas dan bawah
gagang. Sehingga pengurangan baik penambahan cenderung bersifat
melengkung ke dalam. Bagian mata senjata cenderung melengkung
sehingga bagian ujung mata senjata mengerucut, sementara bagian bawah
juga mengalami pengurangan volume.
b. Suamala secara fungsional di urai menjadi tiga bagian yakni gagang
senjata, mata senjata, dan sarung senjata. Bagian gagang senjata ini
tersusun dari bentuk dasar bentuk segi empat dan lingkaran. Bagian mata
senjata segi empat dan segi tiga. Bagian sarung tersusun dari bentuk
lingkaran dan bentuk segi empat. Transformasi terjadi pada bagian gagang
yakn perubahan volume dan adanya perubahan arah di mana bagian bawah
mengalami pelengkungan lebih menonjol ke bawah dibandingkan
pelengkungan yang terjadi pada bagian atas.
c. Huwangga memiliki tiga bagian yakni gagang, mata dan sarung senjata.
Bentuk dasar yang menyusun masing-masing bagian adalah bentuk segi
empat, segit tiga, dan lingkaran. Transformasi terjadi pada gagang berupa
perubahan arah yang bersifat cenderung melengkung dan penambahan
volume pada pengikat senjata yang menyatu dengan gagang. Selain itu
lekukan-lekukan terjadi pada salah satu sisi mengalami transformasi
bentuk dan lima bentuk lingkaran pada bagian batang gagang sebagai
elemen tambahan. Adapun transformasi yang terjadi pada mata senjata

14

berupa pengalihan arah garis melengkung yang menjulur keluar dan


pengurangan volume pada sarung senjata yang cenderung memipih tempat
di masukkannyadi mata senjata hingga membentuk elips. Sementara
perubahan arah yang cenderung melengkung pada salah satu sisi sarung
sehungga mengakibatkan bentuknya mengecil.
4. Senjata Jenis Tombak
a. Totobuo terdiri dari dua bagian yakni mata senjata dan gagang senjata.
Masing-masing bagian tersusun dari bentuk dasar lingkaran dan bentuk
segi empat. Transformasi yang terjadi berupa penambahan dan
pengurangan volume. Bagian batang cenderung melengkung ke luar dan
bagian pangkal lebih meperlihatkan sudut hingga mengecil. Selain itu
mengalami pemipihan pada alas lingkaran hingga berubah menjadi bentuk
elips.
b. Totobuo Yilambua terdiri dari tiga bagian yakni bagian mata senjata,
gaagng senjata, dan elemen ijuk. Tiap-tiap bagian terdiri dari bentuk dasar
segi tiga, bentuk segi empat, dan bentuk lingkaran. Bagian mata
mengalami transformasi pengurangan volume berupa pemipihan menjadi
bentuk elips sementara bagian gagang tidak mengalami transformasi
bentuk. Transformasi bagian elemen ijuk berupa pengurangan volume
yakni terjadinya pemotongan batang kerucut sehingga beralih menjadi
silinder dengan bentuk atas yang kecil.
c. Sambawa secara fungsional memeiliki tiga bagian yakni mata senjata dan
gagang senjata. Bentuk dasar yang menyusun masing-masing bagian
adalah bentuk segi tiga, bentuk segi emapt, dan bentuk lingkaran.
Transformasi yang terjadi yakni penambahan volume pada sisi puncak
yang cenderung melenkung keluar dan bagian pangkal mata senjata
melengkung kedalam. Bagian gagang mengalami transformasi yakni
adanya penambahan volume yang berulang-ulang pada sisi gagang
sehingga membentuk beberapa lengkungan menyerupai gelombang.
d. Kanji Pumbungo terurai menjadi tiga bagian yakni mata tombak dan
gagang tombak. Bagian-bagian tersebut tersusun dari bentuk dasar segi

15

empat, segi tiga, dan lingkaran. Bagian mata mengalami pengurangan


volume pada bagian alas kerucut segingga bagian alas membentuk elips.
Sementara bagian gagang tidak mengalami transformasi.
e. Ono-ono diurai menjadi dua yakni mata senjata dan gagang senjata dengan
bentuk dasar segi tiga, bentuk segi empat, dan bentuk lingkaran.
Tansformasi terjadi pada bagian mata senjata berupa pengurangan volume
sebanyak dua lengkungan kedalam secara bertingakt dari alas kerucut.
Sementara bagian gagang tidak mengalami transformasi.
f. Dodopa memiliki dua bagian yaitu mata senjata dan gagang senjata
dengan bentuk dasar yang menyusun bagian-bagian adalah segi tiga, segi
empat dan lingkaran. Transformasi terjadi pada bagian batang mata
tombak berupa pengurangan volume pada bagian atas sehingga merubah
menjadi bentuk trapesium tiap-tiap sisi. Selain itu bagian atas gagang juga
mengalami pengurangan volume hingga membentuk trapesium.
5. Senjata Jenis Kayu Pemukul
a. Kalumbi terdiri dari dua bagian yaitu mata senjata dan gagang senjata
dengan bentuk dasar segi tiga dan bentuk lingkaran. Trnsformasi terjadi
pada batang mata senjata berupa penambahan volume pada bagian atas
yang cenderung melengkung sehingga membentuk setengah bola
sedangkan pengurangan volume pada bagian bawah yang lebih mengecil
dan pangkal batang mata yang cenderung melengkung keluar. Pada batang
gagang dan pangkal gagang tidak mengalami transformasi bentuk.
b. Pantilo diurai menjadi dua bagian yakni mata senjata dan gagang senjata.
Bentuk dasar yang menyusun tiap prisma adalah dua bentuk segi tiga dan
tiga bentuk segi empat. Sementara penempatan tiap prisma saling
menempel pada bidang segi empat dari sisi kaki segi tiga, maka dua
bidang segi empat yang saling menempel mengalami peleburan.
Transformasi yang terjadi pada batang mata senjata selain peleburan
bangun ruang prisma adalah terjadinya perubahan volume di mana segi
enam yang menjadi alas tabung mengalami pengecilan ukuran tanpa
mengubah bentuk dasarnya. Bagian gagang tersusun dari bentuk dasar

16

lingkaran dan bentuk segi empat hingga membentuk bangun ruang


silinder. Transformasi yang terjadi berupa pelengkuang tiap sisi gagang
senjata sementara pengurangan volume pada salah satu bagian sisi pangkal
sehingga merubah bentuk menjadi trapesium.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Senjata jenis parang (Aliyawo, Wamilo, dan Banggo) secara umum dapat
dibagi menjadi tiga bagian yakni gagang, mata, dan sarung. Bangun ruang
pada pegangan senjata parang adalah balok dan silinder dengan bentuk dasar
penyusunnya berupa segi empat dan lingkaran. Pada bagian mata senjata jenis
parang terbentuk dari bangun ruang yang memiliki sisi lancip sebagai bagian
tajam mata senjata membentuk prisma segi tiga dan limas segi tiga dengan
bentuk dasar penyusunnya berupa bentuk segi tiga. Bagian sarung dibentuk
dari bangun ruang balok dengan bentuk dasar penyusunnya berupa bentuk segi
empat.
2. Senjata Jenis keris (Baladu, Badi, Eluto, dan Bito Palape) dapat dibagi
menjadi tiga bagian yakni gagang, mata, dan sarung. Pada bagian gagang
terbentuk dari bangun ruang silinder dan balok dengan bentuk dasar
penyusunnya berupa segi empat dan lingkaran. Pada bagian mata senjata
Baladu, Eluto, dan Bito Palape terbentuk dari bangun ruang yang memiliki
dua sisi lancip sebagai kerucut, limas segi empat, dan balok dengan bentuk
dasar penyusunnya berupa bentuk segi tiga, segi empat, dan lingkaran.
Sedangkan mata senjata Badi terbentuk dari bangun ruang yang memiliki sisi
lancip bagian tajam mata senjata. Bangun ruang yang membentuk mata senjata
tersebut adalah limas segi tiga. Bagian sarung dibentuk dari bangun ruang
balok, silinder, prisma segi tiga, dengan bentuk dasar penyusunnya berupa
bentuk segi empat, segi tiga dan lingkaran.
3. Senjata jenis pedang panjang (Sabele, Sumala, dan Huwangga) senjata
Sumala dan Huwangga dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni gagang, mata,
dan sarung. Sedangkan Sabele terdiri dari dua bagian yakni gagang dan mata
senjata Pada bagian gagang Sumala dan Huwangga terbentuk dari bangun

17

ruang silinder dengan bentuk dasar penyusunnya berupa segi empat dan
lingkaran. Senjata Sabele memiliki gagang yang terbentuk dari bangun ruang
balok dengan bentuk dasar penyunsunnya segi empat. Pada bagian mata
senjata jenis pedang panjang secara umum terbentuk dari bangun ruang yang
memiliki sisi lancip sebagai bagian tajam mata senjata. Bangun ruang yang
membentuk bagian tersebut adalah limas segi tiga dan prisma segi tiga dengan
bentuk dasar penyusunnya berupa bentuk segi tiga. Bagian sarung Sumala dan
Huwangga dibentuk dari bangun ruang silinder dengan bentuk dasar
penyusunnya berupa dua bentuk lingkaran dan saru bentuk segi empat.
4. Senjata Jenis tombak (Totobuo, Totobuo Yilambuwa, Sambawa, Kanji
Pumbungo, Ono-ono, Dodopa) dibagi menjadi dua bagian yakni gagang dan
mata. Pada bagian gagang terbentuk dari bangun ruang silinder dan balok
dengan bentuk dasar penyusunnya berupa segi empat dan lingkaran. Pada
bagian mata terbentuk dari bangun ruang kerucut, limas segi empat dan limas
segi tiga yang memiliki dua sisi lancip sebagai bagian tajam mata senjata.
Bentuk dasar penyusunnya berupa bentuk segi tiga, segi empat, dan lingkaran.
5. Senjata jenis kayu pemukul (Pantilo dan Kalumbi) dapat dibagi menjadi dua
bagian yakni gagang dan mata. Pada bagian gagang terbentuk dari bangun
ruang silinder, bola, dan balok dengan bentuk dasar penyusunnya berupa segi
empat dan lingkaran. Bangun ruang yang membentuk bagian mata kayu
pemukul adalah

silinder dan limas segi enam dengan bentuk dasar

penyusunnya berupa bentuk segi tiga, segi empat, dan lingkaran.


Saran
Setelah melalui proses penelitian pendokumentasian senjata tradisional
Gorontalo perlu dilakukan sebagai usaha untuk menjaga dan melestarikan benda
peninggalan budaya tersebut baik dengan cara telaah kriya ataupun penciptaan
karya seni serta perlu adanya inventarisir terhadap benda-benda cagar budaya baik
yang di koleksi atau disimpan oleh kalangan masyarakat atau pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Bahari, Booryan. 2008. Kritik Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Budiman, Kris. 2011. Simiotika Visual. Yogyakarta: Jalastura
18

Daulima, Farha dan Bay,Swardi. 2008, Mengenal Senjata Tradisional Daerah


Gorontalo. LSM Mbui Bungale. Gorontalo
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Irawan, Bambang dan P. Tamara. 2013. Dasar-Dasar Desain. Jakarta:
GriyaLreasi
Khotimah, Khusnul. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Dan
Perkembangan Kerajinan Rotan Pada Industry Kerajinan Aneka Rotan Di
Desa Luwoo Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Skripsi.
Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo
Koemadji, Rolly. 2011, Eksplorasi bentuk senjata tradisional Gorontalo. Tugas
akhir D3 Kriya Kayu Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo
Sanyoto, Ebdi Sadjiman. 2009. Nirmana. Dasar-Dasar Seni Rupa. Yogyakarta:
Jalasutra
Sugiyono. 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung;
Alfabeta
Sugiyono. 2013, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung; Alfabeta.
Suriyahadi, A Agung. Seni Rupa. Jakarta: Direktorat Jendral manajemen
pendidikan dasar dan menengah, Direktorat pembina sekolah manajemen
kejuruan, Departemen pendidikan nasional.
Piliang, Yasir Amir. 2012. Semiotika Dan Hiper Semiotika. Bandung: Matahari
Pujiyanto. 2008. Teknologi Grafis Komunikasi. Jakarta: Direktorat Jendral
manajemen pendidikan dasar dan menengah, Direktorat pembina sekolah
manajemen kejuruan, Departemen pendidikan nasional.
Informan :
Bapak H. Abdul Wahab Lihu
Bapak Abd. Razak A. Maksum
Bapak Alex Bobihoe
Bapak Roni Monoarfa
Ibu Rukmin Otaya

19

Anda mungkin juga menyukai