Glaukoma
Glaukoma
PENDAHULUAN
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. 1
Glaukoma adalah
intraokuler yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang
pandang.1,2,3
Glaukoma adalah keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan bola mata atau
tidak
normal
sehingga
mengakibatkan
penggangguan
saraf
optik
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Glaukoma merupakan kelompok penyakit yang biasanya memiliki satu
gambaran berupa kerusakan nervus optikus yang bersifat progresif yang
disebabkan karena peningkatan tekanan intraokular. Sebagai akibatnya akan
terjadi gangguan lapang pandang dan kebutaan.1,4
Glaukoma biasanya menimbulkan gangguan pada lapang pandang perifer
pada tahap awal dan kemudian akan mengganggu penglihatan sentral. Glaukoma
ini dapat tidak bergejala karena kerusakan terjadi lambat dan tersamar. Glaukoma
dapat diobati jika dapat terdeteksi secara dini.4,5
Berdasarkan gangguan aliran humor akuos, glaukoma diklasifikasikan
menjadi glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Sedangkan
berdasarkan adanya keadaan lain yang berhubungan dengan peningkatan tekanan
intra okuler (TIO), glaukoma dibedakan menjadi glaukoma primer dan sekunder.3
2.2 Anatomi Mata
Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat
bagian, dan untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu.
Keempat kelompok ini terdiri dari:1
1) Palpebra
Dari luar ke dalam terdiri dari : kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot, tarsus,
vasia dan konjungtiva. Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola
mata, bekerja sebagai jendela memberi jalan masuknya sinar kedalam bola
mata, juga membasahi dan melicinkan permukaan bola mata.1
2) Rongga mata
Merupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk sebagai
piramida kwadrilateral dengan puncaknya kearah foramen optikum. Sebagian
besar dari rongga ini diisi oleh lemak, yang merupakan bantalan dari bola mata
2
dan alat tubuh yang berada di dalamnya seperti: urat saraf, otot-otot penggerak
bola mata, kelenjar air mata, pembuluh darah.1
3) Bola mata
Menurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan menjadi:
Dinding bola mata yang terdiri dari : sklera dan kornea. Kornea kecuali
sebagai dinding
Isi bola mata, yang terdiri atas macam-macam bagian dengan fungsinya
masing-masing.5
Saluran air mata yang menyalurkan air mata dari fornik konjungtiva ke
dalam rongga hidung. 5,6
juga meningkat. Aliran humor akueus ke dalam kanalis Schlemm bergantung pada
pembentukan saluran- saluran transelular siklik di lapisan endotel. Saluran eferen
dari kanalis Schlemm (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena akueus)
menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil humor akueus keluar
dari mata antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela sklera (aliran uveoskleral).1
2.5 Glaukoma Sudut terbuka
Glaukoma yang sering ditemukan adalah glaukoma sudut terbuka. Pada
orang normal jalan keluar cairan mata seimbang, sedangkan pada glaukoma sudut
terbuka terjadi pembendungan. Bila hal ini terjadi maka cairan akan tertimbun
sehingga tekanan bola mata akan meningkat.9
Pada glaukoma sudut terbuka, cairan mata setelah melalui pupil masuk ke
dalam bilik mata depan dan tidak dapat melalui anyaman trabekulum. Keadaan ini
mengakibatkan tekanan bola mata naik yang akan merusak saraf optik.10
Patofisiologi peningkatan tekanan intraokular yang disebabkan oleh
mekanisme sudut terbuka adalah proses degeneratif di jalinan trabekula, termasuk
pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinan dan di bawah lapisan endotel
kanalis Schlemm. Hal ini berbeda dengan proses penuaan normal. Akibatnya
adalah penurunan drainase humor akueus yang menyebabkan peningkatan tekanan
intraokular. Peningkatan tekanan intraokular mendahului kelainan-kelainan diskus
optikus dan lapangan pandang. Terdapat hubungan yang jelas antara besarnya
tekanan intraokular dengan keparahan penurunan penglihatan.10
tinggi maka dapat diduga pembendungan cairan mata keluar berada jauh di dalam
atau di belakang sudut pengeluaran ini. Daerah penyaringan keluar cairan mata ini
disebut anyaman trabekulum.12
sudut
terbuka primer
sudut
terbuka primer
2.6 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, kira-kira 2.2 juta orang pada usia 40 tahun dan yang
lebih tua mengidap glaukoma, sebanyak 120,000 adalah buta disebabkan penyakit
ini. Banyaknya Orang Amerika yang terserang glaukoma diperkirakan akan
meningkatkan sekitar 3.3 juta pada tahun 2020. Tiap tahun, ada lebih dari 300,000
kasus glaukoma yang baru dan kira-kira 5400 orang-orang menderita kebutaan.
Glaukoma akut (sudut tertutup) merupakan 10-15% kasus pada orang Kaukasia.
Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama pada orang Burma dan
Vietnam di Asia Tenggara. Glaukoma pada orang kulit hitam, lima belas kali lebih
menyebabkan kebutaan dibandingkan orang kulit putih.2,3
2.7 Etiologi
Menurut etiologinya glaukoma sudut terbuka primer adalah salah satu
bentuk glaukoma primer, yang ditandai oleh terganggunya atau terjadinya
hambatan outflow cairan akuos melewati trabecular meshwork. Hambatan ini
terjadi akibat hilang atau berkurangnya jumlah sel endotel trabecular meshwork,
namun mekanisme kejadiannya masih belum diketahui secara jelas dan sampai
saat ini masih menjadi obyek penelitian.1,2,3
Lutjen-Drecoll dan Rohen (1994) menemukan bahwa pada glaukoma
sudut terbuka primer terjadi pengurangan atau menghilangnya jumlah sel endotel
trabecular meshwork, disertai penebalan lamela daerah uvea dan korneo-skeral.
Penebalan tersebut akan menimbulkan penyempitan ruang antar-trabekulum yang
berakhir dengan penutupan, sehingga terjadi hambatan outflow aquous humour.
Akan tetapi peneliti tersebut tidak atau belum menjelaskan mekanisme kejadian
berkurang atau menghilangnya sel endotel trabeculer meshwork pada glaukoma
sudut terbuka primer.
Vaughan (1995) menyatakan bahwa kondisi berkurang atau hilangnya sel
endotel trabecular meshwork tersebut terjadi akibat degenerasi, tetapi bukan
akibat degenerasi seperti pada proses penuaan (ageing process). Hogan dan
Zimmerman (1962) mengatakan bahwa kondisi tersebut merupakan akibat
10
kuat
bahwa
meshwork, adalah akibat kematian sel itu sendiri oleh karena berbagai sebab.
Menurut Lutjen-Drecoll (1994), berkurangnya jumlah sel endotel trabecular
meshwork, disertai dengan akumulasi matriks ekstra-seluler dan penebalan lamela
daerah uvea dan korneo-sklera akan menimbulkan hambatan outflow cairan akuos
pada glaukoma sudut terbuka primer. 5,6
2.8 Patofisiologi
Tingginya tekanan intraokuler tergantung pada besarnya produksi aquoeus
humor oleh badan siliar dan pengaliran keluarnya. Besarnya aliran keluar aquoeus
humor melalui sudut bilik mata depan juga tergantung pada keadaan sudut bilik
mata depan, keadaan jalinan trabekulum, keadaan kanal Schlemm dan keadaan
tekanan vena episklera. Tekanan intraokuler dianggap normal bila kurang daripada
20 mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer aplanasi. Pada tekanan lebih tinggi
dari 20 mmHg yang juga disebut hipertensi oculi dapat dicurigai adanya
glaukoma. Bila tekanan lebih dari 25 mmHg pasien menderita glaukoma
(tonometer Schiotz).
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel
ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian
dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Iris dan korpus siliar juga
menjadi atrofi, dan prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin.2
Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran cekungan optikus
diduga disebabkan oleh; gangguan pendarahan pada papil yang menyebabkan
degenerasi berkas serabut saraf pada papil saraf optik (gangguan terjadi pada
cabang-cabang sirkulus Zinn-Haller), diduga gangguan ini disebabkan oleh
peninggian tekanan intraokuler. Tekanan intraokuler yang tinggi secara mekanik
menekan papil saraf optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling
11
lemah pada bola mata. Bagian tepi papil saraf optik relatif lebih kuat daripada
bagian tengah sehingga terjadi cekungan pada papil saraf optik.1,2,6
2.9 Manifestasi Klinis
Glukoma Primer sudut terbuka dianggap penting, karena sukarnya
membuat diagnosa pada stadium dini, berhubung sifatnya tenang, tidak memberi
keluhan, sehingga banyak yang datang tetapi dalam keadaan sudah lanjut, dimana
lapang pandangnya telah sangat sempit atau berakhir dengan kebutaan. Pada
keadaan ini glukoma tersebut berakhir dengan glaukoma absolut. Kadang
kadang disertai sakit kepala yang hilang timbul, melihat gambaran pelangi
disekitar lampu (halo), mata sebelah terasa berat, kepala pening sebelah, kadang
kadang penglihatan kabur dengan anamnesa tidak khas. Agaknya proses ketuaan
memegang peranan dalam proses sklerose ini, yang dipercepat bila mata tersebut
mempunyai bakat glaukoma.7
Kita harus waspada terhadap glukoma sudut terbuka pada orang orang
berumur 40 tahun atau lebih (walaupun penyakit ini kadang kadang ditemukan
pada usia muda), pengobatan kortikosterid lokal maupun sistemik yang lama,
dalam keluarga ada penderita Glukoma, Diabetes Melitus, Hipertensi, Miopia
tinggi, kulit berwarna. Karena itu pada penderita yang berumur 40 tahun atau
lebih didapatkan keluhan semacam ini, sebaiknya dilakukan pengukuran tekanan
intraokuler. Pada glukoma simpleks tekanan bola mata sehari hari tinggi atau
lebih dari 20 mmHg. Mata tidak merah atau tidak terdapat keluhan, yang
mengakibatkan terdapat gangguan susunan anatomis dan fungsi tampa disadari
penderita. Akibat tekanan tinggi akan terbentuk atrofi papil disertai dengan
ekskavasio glukomatosa. Gangguan saraf optik akan terlihat sebagai gangguan
fungsinya berupa penciutan lapang pandang. Pada waktu pengukuran bila
didapatkan tekanan bola mata normal sedang terlihat gejala gangguan fungsi saraf
optik seperti glukoma mungkin akibat adanya variasi diurnal. 2,3
12
2.10 Diagnosa
Diagnosis glukoma sudut terbuka primer ditegakan apabila ditemukan
kelainan kelainan glaukomatosa pada diskus optikus dan lapang pandang
disertai peningkatan tekaan intraokular, sudut kamera anterior terbuka dan tampak
normal, dan tidak terdapat sebab lain yang menyebabkan peningkatan tekanan
intraokular. Sekitar 50 % pasien glaukoma sudut terbuka primer memperlihatkan
tekanan intraokular yang normal sewaktu pertama kali diperiksa, sehingga untuk
menegakan diagnosis diperlukan pemeriksaan Tonometri berulang. 5,6
2.11 Pemeriksaan Glaukoma
Untuk menentukan seseorang menderita glaukoma maka dokter akan
melakukan beberapa pemeriksaan. Berbagai alat diagnostik tambahan untuk
menentukan ada atau tidak adanya glaukoma pada seseorang dan berat atau
ringannya glaukoma yang diderita, serta dini atau lanjut glaukoma yang sedang
diderita seseorang. 5
a. Pemeriksaan tekanan bola mata
Tonometri merupakan pemeriksaan untuk menentukan tekanan bola mata
seseorang berdasarkan fungsinya dimana tekanan bola mata merupakan keadaan
mempertahankan mata bulat sehingga tekanan bola mata yang normal tidak akan
memberikan kerusakan saraf optik atau yang terlihat sebagai kerusakan dalam
bentuk kerusakan glaukoma pada papil saraf optik. Batas tekanan bola mata tidak
sama pada setiap individu, karena dapat saja tekanan ukuran tertentu memberikan
kerusakan pada papil saraf optik pada orang tertentu. Untuk hal demikian yang
dapat kita temukan kemungkinan tekanan tertentu memberikan kerusakan.
Dengan tonometer Schiotz tekanan bola mata penderita diukur.
Dikenal 4 bentuk cara pengukuran tekanan bola mata:
1.
2.
3.
4.
Kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atrofi akan berwarria hijau
14
Derajat 0, bila tidak terlihat struktur sudut dan terdapat kontak, kornea
dengan iris, disebut sudut tertutup
Derajat 1, bila tidak terlihat 1/2 bagian trabekulum sebelah belakang, dan
garis Schwalbe terlihat disebut sudut sangat sempit. Sudut sangat sempit
sangat mungkin menjadi sudut tertutup
2)
3)
Kombinasi tes air minum dengan pressure congestion test : Setengah jam
setelah tes minum air dilakukan pressure congestion test. Kenaikan 11
mmHg mencurigakan, sedangkan kenaikan 39 mmHg atau lebih pasti
patologis.
4)
5)
memuaskan dan pada glaukoma akut dimana tekanan intraokular yang sangat
tinggi perlu segera dikontrol. Obat-obat ini mampu menekan pembentukan humor
akueus sebesar 40-60%. Asetazolamid dapat diberikan per oral dalam dosis 125250 mg sampai tiga kali sehari atau sebagai Diamox Sequels 500 mg sekali atau
dua kali, atau dapat diberikan secara intravena (500 mg). Inhibitor karbonat
anhidrase menimbulkan efek samping sistemik yang membatasi penggunaan obatobat ini untuk terapi jangka panjang.8
Obat-obat hiperosmotik mempengaruhi pembentukan humor akueus serta
menyebabkan dehidrasi korpus vitreum.
Fasilitasi aliran keluar humor akueus
Obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar humor akueus
dengan bekerja pada jalinan trabekular melalui kontraksi otot siliaris. Obat pilihan
adalah pilokarpin, larutan 0,5-6% yang diteteskan beberapa kali sehari atau gel
4% yang diteteskan sebelum tidur. Karbakol 0,75-3% adalah obat kolinergik
alternatif. Obat-obat antikolinesterase ireversibel merupakan obat parasimpatomimetik yang bekerja paling lama. Obat-obat ini adalah demekarium bromide
0,125 dan 0,25% dan ekotiopat iodide 0,03-0,25% yang umumnya dibatasi untuk
pasien afakik atau pseudofakik karena mempunyai potensi kataraktogenik.
Perhatian: obat-obat antikolinesterase ireversibel akan memperkuat efek
suksinilkolin yang diberikan selama anastesia dan ahli anestesi harus diberitahu
sebelum tindakan bedah. Obat-obat ini juga menimbulkan miosis kuat yang dapat
menyebabkan penutupan sudut pada pasien dengan sudut sempit. Pasien juga
harus diberitahu kemungkinan ablasio retina.9
Semua
obat
parasimpatomimetik
menimbulkan
miosis
disertai
alergi.efek samping intraokular yang dapat tejadi adalah edema makula sistoid
pada afakik dan vasokonstriksi ujung saraf optikus.Dipivefrin adalah suatu
prodrug epinefrin yang dimetabolisasi secara intraokular menjadi bentuk aktifnya.
Epinefrin dan dipivefrin jangan digunakan untuk mata dengan sudut kamera
anterior sempit. 10
Laser Trabeculoplasty (LTP)
Laser Trabeculoplasty (LTP) adalah prosedur laser yang biasanya
digunakan untuk menangani glaucoma sudut terbuka.1
Penggunaan laser (biasanya argon) untuk menimbulkan luka bakar melalui
suatu goniolensa ke jaringan trabekular dapat mempermudah aliran ke luar humor
akueus karena efek luka bakar tersebut pada jaringan trabekular dan kanalis
Schlemm serta terjadinya proses-proses selular yang meningkatkan fungsi
jaringan trabekular. Teknik ini dapat diterapkan untuk berbagai macam bentuk
glaukoma sudut terbuka dan hasilnya bervariasi tergantung pada penyebab yang
mendasari. Penurunan tekanan biasanya memungkinkan pengurangan terapi medis
dan penundaan tindakan bedah glaukoma. Pengobatan dapat diulang. Penelitianpenelitian terakhir memperlihatkan peran trabekuloplasti laser untuk terapi awal
glaukoma sudut terbuka primer.
Ada kalanya Anda tetap perlu melanjutkan penggunaan obat tetes mata
glaukoma sesudah Laser Trabeculoplasty.2
2.13 Prognosa
Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini 1. Bila
tidak mendapat pengobatan yang tepat dan cepat, maka kebutaan akan terjadi
dalam waktu yang pendek sekali. Pengawasn dan pengamatan mata yang tidak
mendapat serangan diperlukan karma dapat memberikan keadaan yang sama
seperti mata yang dalam serangan. 2
18
BAB III
KESIMPULAN
Glaukoma adalah keadaan di mana tekanan bola mata seseorang demikian
tinggi atau tidak normal sehingga mengakibatkan penggangguan saraf optik dan
mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandangan. Hal ini
juga dikenali sebagai penyebab kebutaan kedua yang dilaporkan di Amerika.
Berdasarkan gangguan aliran humor akuos, glaukoma diklasifikasikan
menjadi glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Sedangkan
berdasarkan adanya keadaan lain yang berhubungan dengan peningkatan tekanan
intra okuler (TIO), glaukoma dibedakan menjadi glaukoma primer dan sekunder.
Glaukoma yang sering ditemukan adalah glaukoma sudut terbuka. Pada
orang normal jalan keluar cairan mata seimbang, sedangkan pada glaukoma sudut
terbuka terjadi pembendungan. Bila hal ini terjadi maka cairan akan tertimbun
sehingga tekanan bola mata akan meningkat.
Untuk menentukan seseorang menderita glaukoma maka dokter akan
melakukan beberapa pemeriksaan, seperti :
a. Pemeriksaan tekanan bola mata
b. Pemeriksaan kelainan papil saraf optik
c. Pemeriksaan sudut bilik mata
d. Pemeriksaan lapangan pandang
e. Tes provokasi
Penghambat adrenergik beta adalah obat yang sekarang paling luas
digunakan untuk terapi glaukoma. Obat-obat ini dapat digunakan tersendiri atau
dikombinasi dengan obat lain. Timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25%
dan 0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5% dan metipranolol 0,3% merupakan
preparat-preparat yang sekarang tersedia.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan DG, Eva RP, Asbury T., Oftalmologi Umum. Edisi 14. Widya
Medika. Jakarta. 2000.
2. American Health Asisstance Foundation. How The Build Up of Aqueous
Humor Can Damage TheOptic Nerve 2000; available at: http://www.ahaf.
org/glaucoma/about/understanding/buil-up-of-aqueous.html, 2000.
3. Kanski J J. Atlas Bantu Oftalmologi. Hipokrates. Jakarta 1992.
4.
Epstein DL. Chandler and Grants Glaucoma 3 ed. Philadelphia: Lea &
Febiger, 1986.
5. Sidarta, I., Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2001.
6. ____, Tanzil M, Salamun, Azhar Z. Sari Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 2000.
7. ____. Atlas Ilmu Penyakit Mata. Sagung Seto. Jakarta. 2001.
8. ____, Dasar Teknik Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 2000.
9. Anonymous, Glukoma, available at: www.utusan.com.my/utusan/archive.asp,
10. Wijaya, N., Ilmu Penyakit Mata, Cetakan ke-6, 1993.
11. Anonymous, Glaucoma Sudut Terbuka, available at: http://karikaturijo.
blogspot.com/2010/10/glaukoma-sudut-terbukasimpleks-kronis.html, 2010.
12. Anonymous, Glaucoma, available at: http://www.ahaf.org/glaucoma/about/
glabout.htm, 2009.
20