folding stretcher
Model ini adalah untuk mengevakuasi korban dilapangan, seperti yang sering
anda lihat di pertandingan sepak bola untuk menandu pemain yang cedera.
digunakan juga untuk evakuasi korban kecelakaan atau bencana alam untuk
korban dengan cedera ringan.
b. Scoop Stretcher
Scoop Stretcher
Mungkin benda ini tidak asing bagi anda karena benda ini sering terlihat pada
evakuasi-evakuasi korban bencana, hanya saja anda tidak tahu nama benda
ini, yap benda ini namanya Scoop Stretcher, biasa digunakan untuk
mengevakuasi korban yang lokasi nya sulit dijangkau menggunakan ambulance
stretcher, dilengkapi dengan Strap untuk menahan posisi korban agar tidak
terjatuh saat evakuasi, dan rangka yang terbuat dari bahan alumunium
sehingga ringan untuk memudahkan proses evakuasi korban.
c. Ambulance Stretcher
ambulance stretcher
ini dia alat yang paling umum terpasang di kendaraan Ambulance, karena
memang sudah standartnya, yap Ambulance Stretcher alat yang di gunakan
untuk transport pasien / korban dari TKP ke ambulance dan dari ambulance ke
rumah sakit, berfungsi juga sebagai emergency bed bagi pasien, yang dapat
diatur kenyamanannya sesuai keinginan pasien, dan dilengkapi strap untuk
menjaga pasien saat proses pemindahan.
d. Automatic Multipurphose Ambulance Stretcher
difungsikan sebagai emergency bed, dan juga kursi roda. Biasanya Stretcher
jenis ini dipasang pada Ambulance Type Deluxeatau Ambulance International.
e. Landasan Stretcher
landasan stretcher
Landasan stretcher atau kalau orang bule bilang Base Plat Ambulance
Stretcher adalah alat yang dipasang didalam Ambulance lebih tepatnya di
bagian lantai sebagai landasan atau rail untuk menaruh stretcher,dilengkapi
kuncian untuk menjaga stretcher agar tidak goyang saat proses transport
kerumah sakit biasanya dilengkapi juga tempat untuk menaruh scoop stretcer
atau spinal board di bawahnya
Demikian penjelasan singkat dari stretcher dan fungsinya masing-masing.
Semoga apa yang saya jelaskan bermanfaat. untuk info lebih lanjut
silahkan hubungi kami.
f. Spinal Board / Long Spinal Board
Bentuknya mirip papan selancar, tapi ini bukan untuk berselancar, spinal board
/ long spinal board adalah salah satu jenis tandu darurat, dan salah satu
perangkat wajib kendaraan rescue, fungsinya sama seperti scoop stretcher
bedanya spinal board bisa mengapung di air, dan pasti lebih ringan karena
terbuat dari bahan plastik, lebih sering digunakan dalam evakuasi korban
bencana alam yang dalam evakuasi korban harus melewati medan yang sulit
dilalui seperti sungai, dll karena bisa mengapung di air dan ringan dibawa.
Macam-Macam Alat Bantu
1. Tongkat
Tongkat adalah alat yang ringan, dapat dipindahkan, setinggi pinggang dan terbuat
dari kayu atau logam.
a. Tipe tongkat:
Tongkat standar yang berbentuk lurus, tongkat standar mempunyai panjang 91
cm.
Tongkat kaki tiga
Tongkat kaki empat.
(kozier barbara dkk, 2009)
b. Persyaratan tongkat meliputi:
Ujung tongkat yang mengenai lantai diberi karet setebal 3,75 cm untuk
memberi stabilitas optimal pada klien.
Ukuran tongkat setinggi pangkal paha
Siku klien dapat defleksi (pembelokan) diatas tongkat kira-kira 25-300
(suratun dkk,2008)
c. Tujuan mobilisasi
Mempertahankan tonus otot
Meningkatkan peristaltik usus sehingga mencegah obstipasi
Memperlancar peredaran darah
Mempertahankan fungsi tubuh
Mengembalikan pada aktivitas semula
(suratun dkk,2008)
d. Tekhnik berjalan dengan tongkat:
Cuci tangan untuk mengurangi transmisi organisme
Jelaskan prosedur dan tujuan dilakukan tindakan tersebut pada klien
Gunakan tongkat pada sisi tubuh klien yang terkuat
Jelaskan pada klien untuk memegang tongkat dengan tangan yang sehat
Klien mulai melangkah dengan kaki yang terlemah, bergerak maju dengan
tongkat, sehingga berat badan klien terbagi antaratongkat dan kaki yang
terkuat
Kaki yang terkuat maju melangkah setelah tongkat, sehingga kaki terlemah dan
berat badan klien disokong oleh tongkat dan kaki terkuat.
Berjalanlah disisi bagian tungkai klien yang lemah. Klen kemungkinan jatuh ke
arah bagian tungkai yang lemah tersebut.
Ajak klien berjalan selama waktu atau jarak yang telah ditetapkan dalam
rencana keperawatan.
Jika klien kehilangan keseimbangan atau kekuatannya dan tidak segera pulih,
masukkan tangan anda keketiak klien, dan ambil jarak berdiri yang luas untuk
mendapatkan dasar tumpuan yang baik. Sandarkan klien pada pinggul
andasampai tiba bantuan, atau rendahkan badan andadan turunkan klien
secara perlahan ke lantai
Dokumentasikan kemajuan klien.
(kozier barbara dkk, 2009)
2. Kruk
Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara
berpasangan yang di ciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan
berjalan.
(suratun dkk,2008)
a. Indikasi penggunaan kruk
Pasca amputasi kaki
Hemiparese
Paraparese
Fraktur pada ekstremitas bawah
Terpasang gibs
Pasca pemasangan gibs
(suratun dkk,2008)
b. Kontra Indikasi
Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37o C.
Penderita dalam keadaan bedrest.
c. Manfaat Penggunaan Kruk
Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.
Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok.
Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.
(suratun dkk,2008)
d. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kruk
Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika klien akan menggunakan
kruk.
Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk dan observasi untuk beberapa
saat sampai problem hilang.
Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan.
Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan.
Perhatikan lingkungan sekitar.
(suratun dkk,2008)
Turun:
Bebankan berat badan pada kaki yang tidak sakit
Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai memindahkan berat badan pada
kruk, gerakkan kaki yang sakit kedepan
Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk
Ajarkan klien tentang cara duduk di kursi dancara beranjakdari kursi.
Duduk:
Klien diposisi tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki menyentuh kursi
Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai yang
sakit. Jika kedua tungkai sakit kruk ditahan dan pegang pada tangan klien yang
lebih kuat
Klien meraih tangan kursi dengan tangan yang lain dan merendahkan tubuh
kekursi
Bangun:
Lakukan tiga langkah di atas dalam urutan sebaliknya.
Cuci tangan
Catat cara berjalan dan prosedur yang diajarkan serta kemampuan klien untuk
melakukan cara berjalan dalam catatan perawat.
(suratun dkk,2008)
3. Kursi Roda
Ada dua tipe kursi roda yaitu kursi roda manual dan listrik. Kursi roda listrik merupakan
kursi roda yang digerakkan dengan motor listrik biasanya digunakan untuk perjalanan
jauh bagi penderita cacat atau bagi penderita cacat ganda sehingga tidak mampu
untuk menjalankan sendiri kursi roda, untuk menjalankan kursi roda mereka cukup
dengan menggunakan tuas seperti joystick untuk menjalankan maju, mengubah arah
kursi roda belok kiri atau belok kanan dan untuk mengerem jalannya kursi roda.
Biasanya kursi roda listrik dilengkapi dengan alat untuk mengecas/mengisi ulang
aki/baterainya yang dapat terus dimasukkan dalam stop kontak dirumah/bangunan
yang dikunjungi.
Kursi roda manual memiliki bentuk lipat atau rangka kaku. kursi roda digerakkan
dengan tangan si penderita cacat, merupakan kursi roda yang biasa digunakan untuk
semua kegiatan. Kursi roda manual dapat dioperasikan dengan bantuan orang lain
maupun oleh penggunanya sendiri. Kursi roda seperti ini tidak dapat dioperasikan oleh
penderita cacat yang mempunyai kecacatan ditangan
(wikipedia.com)
Ads by google:
a. Hal-hal yang harus diperhatikan:
Tentukan ukuran tubuh klien
Tentukan kemampuan klien intuk mengikuti perintah
Kekuatan otot dan pergerakan sendi klien,
Adanya paralisis.
(kozier barbara dkk,2009)
b. Indikasi penggunaan kursi roda:
Paraplegia
Tidak dapat berjalan atau tirah baring
Pada pelaksanaan prosedur tindakan, misal klien akan foto rontgen
Pasca amputasi kedua kaki
(suratun dkk,2008)
c. Penatalaksanaan:
Cuci tangan untuk mengurangi transmisi organisme
Jelaskan prosedur pelaksanaan
Rendahkan posisi tempat tidur pada posisi terendah sehinggaa kaki klien dapat
menyentuh lantai. Kunci semua roda tempat tidur
Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat mungkin dengan tempat tidur. Kunci
semua roda dari kursi roda. Bantu klien pada posisi duduk di tepi tempat tidur
Kaji adanya hipotensi ssebelum memindahkan klien dari tempat tidur
Ketika klien turun dari tempat tidur, perawat harus berdiri tepat dihadapannya
dan klien meletakkan tangannya dipundak perawat. Selanjutnya, perawat
meletakkan tangannya dipinggang klien.
Sementara klien mendorong badannya keposisi berdiri, perawat membantu
mengangkat bagian atas tubuh klien.
Klien dibiarkan berdiri selama beberapa detik untuk memastikan tidak adanya
pusing
Perawat tetap berdiri menghadap klien lalu memutar tubuh klien sehingga
membelakangi kursi roda. Setelah itu, perawat memajukan salah satu kakinya
dan memegang kedua lutut untuk menjaga keseimbangan, kemudian
membantu klien untuk duduk di kursi roda.
(suratun dkk,2008)
4. Walker Kruk
Walker ditujukan bagi klien yang membutuhkan lebih banyak bantuan dari yang bisa
diberikan oleh tongkat. Tipe standar walker terbuat dari alumunium yang telah
dihaluskan. Walker mempunyai empat kaki dengan ujung dilapisi karet dan pegangan
tangan yang dilapisi plastik. Walker standar membutuhkan kekuatan parsial pada
kedua tangan dan pergelanga tangan; ekstensor siku yang kuat, dan depresor bahu
yang kuat pula. Selainitu klien juga harus mampu menahan setengahberat badan
pada kedua tungkai. Walkker dengan empat roda atau walker beroda tidak perlu
diangkat ketika hendak bergerak, namun walker jenis ini kurang stabil dibandingkan
dengan walker jenis standar. Beberapa jenis walker beroda mempunyai tempat duduk
pada bagian belakang sehingga klien dapat duduk untuk istirahat jika diinginkan.
Walker jenis lain mempunyai dua ujung karet dan dua roda. Klien memiringkan
walker,mengangkat ujung karet sementara rodanya tetap di permukaan tanah,
kemudian mendorong walker tersebut kearah depan.
Perawat mungkin harus menyesuaikan tinggi walker sehingga penyangga tangan
berada dibawah pinggang klien dan siku klien agak fleksi. Walker yang terlalu rendah
dapat menyebabkan klien membungkuk, sementara yang terlalu tinggi dapat
membuat klien tidak dapat meluruskan lengannya.
Cara penggunaan walker kruk
a. Ketika klien membutuhkan bantuan maksimal.
Gerakkan walker kedepan kira-kira 15cm sementara berat badan bertumpu
pada kedua tungkai
Kemudian gerakkan kaki kanan hingga mendekakti walker sementara berat
badan dibebankan pada tungkai kiri dan kedua tangan.
Selanjutnya, gerakkan kaki kiri hingga mendekati kaki kanan sementara berat
badan bertumpu pada tungkai kanan dan kedua lengan.
b. Jika salah satu tungkai klien lemah
Gerakkan tungkai yang lemah kedepan secara bersamaan sekitar 15 cm (6
inchi) sementara berat badan bertumpu pada tungkai yang kuat
Kemudian, gerakkan tungkai yang lebih kuat ke depan sementara beratbadan
bertumpu pada tungkai lemah dan kedua lengan.