Rancangan Pedoman
Rancangan Pedoman
PROGRAM
PERTUKARAN MAHASISWA TANAH AIR NUSANTARA
(PROGRAM PERMATA)
Daftar ISI
Rancangan Pedoman
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan.
Perguruan
tinggi
berperan
dalam
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Peran strategis ini dimainkan oleh perguruan tinggi dengan sejumlah
tantangan baik yang berasal dari internal perguruan tinggi maupun
lingkungan eksternal. Tantangan internal perguruan tinggi terutama berasal
dari tata kelola perguruan tinggi yang belum dilakukan sesuai standar tata
kelola perguruan tinggi yang baik (good university governance). Pengelolaan
perguruan tinggi di Indonesia masih banyak yang dilakukan secara
tradisional, tanpa didasarkan pada suatu perencanaan strategis yang
bersinergis dengan kebutuhan stakeholder atau rencana strategis dan
prioritas nasional yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
Tantangan
eksternal
berupa
semakin
kritisnya
masyarakat
terhadap
bersamaan
pendidikan.
dengan
Globalisasi,
terjadinya
termasuk
globalisasi,
dalam
bidang
termasuk
globalisasi
pendidikan
tinggi,
Kerjasama sesama perguruan tinggi maupun dengan lembaga lain sangat penting bagi
pembangunan mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Kerjasama pendidikan tersebut akan
memberikan peluang bagi pendidikan tinggi nasional untuk meningkatkan mutu pendidikan,
memperluas akses dan memperkuat jejaring antar perguran tinggi nasional. Kerjasama tersebut
akan berdampak pada perluasan wawasan kebangsaan bagi sivitas akademika perguruan tinggi,
meningkatan sinergi antara perguruan tinggi, meningkatkan efisiensi sumberdaya unutk
pembelajaran dan riset, menumbuhkembangkan Center of Excellence, meningkatkan standar
mutu antar perguruan tinggi nasional, membangun kapasitas bersama untuk meningkatkan dayasaing bangsa, dan memperkuat peran perguruan tinggi sebagai perekat persatuan negara.
Sebagai komitmen sejak awal berdirinya, Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia
(MRPTNI), dimana para rektor Perguruan Tinggi Negeri se Indonesia, yang menjadi anggota
dari majelis ini telah menyepakati untuk mengambil peran sebagai wadah perekat bangsa di
tengah-tengah isu kemajemukan, desintegrasi, otonomisasi dan globalisasi yang lagi marak saat
ini. Bias yang begitu luas dari perkembangan isu ini, dinilai sangat berpotensi mengikis akar
budaya, karakter dan jati diri bangsa Indonesia, bila tidak diiringi dengan keawasan, kedewasaan
dan wawasan kebangsaan yang baik dari seluruh komponen bangsa.
Perguruan Tinggi sebagai pusat pencerdasan dan peningkatan derajat martabat sumber daya
manusia dan kapasitasnya sebagai rahim budaya perdamaian, harus mengambil inisiatif dalam
mencegah keretakan bangsa ini melalui pendidikan, yang dipercaya dapat memperluas
pemahaman berkehidupan kebangsaan di tengah kemajemukan bangsa. Generasi muda dan
mahasiswa pada khususnya, harus dapat memposisikan diri sebagai perisai peradaban bangsa,
sehingga kedepan dapat menjadi pilar-pilar bangsa yang
besarnya ketimpangan mutu, fasilitas dan kemandiriannya. Perguruan Tinggi maju semakin
melaju meninggalkan Perguruan Tinggi yang
memicu pudarnya nilai integritas kebangsaan di antara mahasiswa dan generasi muda yang ada
didalamnya.
Atas pertimbangan tersebut, MRPTNI dengan bimbingan dan arahan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan kemudian bertekad untuk menyelenggarakan kegiatan PERMATA Pertukaran
Mahasiswa Tanah Air-Nusantara, yaitu kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan kepada mahasiwa PTN dan institusi LPTK lainnya se tanah air untuk mengikuti
pekuliahan yang relevan di PTN lainnya di seluruh nusantara, sepanjang memenuhi krteria yang
telah ditetapkan, dalam bentuk kegiatan akademik atau credit earning or credit transfer.
I.2 Dasar Hukum Program PERMATA
Pelaksanaan Program PERMATA didasarkan pada peraturan perundang-undangan sebagai
berikut:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 .
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5336).
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5157).
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor No 103 tahun 2007 tentang
Pengesahan
Regional
Convention
on
the
Recognition
of
Studies,
Secara
khusus
Program
PERMATA
ditujukan
untuk
membangun
dan
BAB II
PERSIAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PERMATA
II.1
Perguruan
Tinggi
Penerima
adalah
perguruan
tinggi
tempat
Perguruan
Tinggi
Pengirim
wajib
memenuhi
persyaratan-
Perguruan
Tinggi
Pengirim
Akreditasi
Nasional
telah
Perguruan
terakreditasi
Tinggi
sesuai
oleh
Badan
ketentuan
Program Studi
Program
PERMATA
wajib
memiliki
ijin
Operasional
dari
Pendidikan
Tinggi
sesuai
ketentuan
perundang-
Program Studi
Perguruan
Tinggi
Penerima
wajib
memenuhi
persyaratan-
Nasional
Perguruan
Tinggi
sesuai
ketentuan
Program Studi
Program Studi
penurunan
peringkat
Akreditasi
Program
Studi
dari
Penerima
sehingga
menjadi
tidak
terakreditasi,
maka
II.2 Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama Antara Perguruan Tinggi Pengirim
Dan Perguruan Tinggi Penerima
1. Sebelum dilaksanakannya Program PERMATA antara dua atau lebih Perguruan
Tinggi yang telah memenuhi persyaratan-persyaratan Program PERMATA, maka
terlebih dahulu wajib menanditandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding) dan Perjanjian Kerjasama (Memorandum of Agreement) antara
perguruan tinggi-perguruan tinggi peserta Program PERMATA
2. Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) dan Perjanjian Kerjasama
(Memorandum of Agreement) ditandatangani oleh Rektor masing-masing perguruan
tinggi.
3. Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) sekurang-kurangnya memuat:
a. Identitas Perguruan Tinggi yang melaksanakan kerjasama
b. Tujuan Nota Kesepahaman
c. Jangka Waktu Nota Kesepahaman
d. Pokok-pokok Kesepahaman yang disepakati
e. Berakhirnya Nota Kesepahaman
4. Dalam jangka waktu yang disepakati oleh Para Pihak, Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding) harus ditindaklanjuti dengan membuat dan
menyepekati Perjanjian Kerjasama (Memorandum of Agreement) yang berisi
ketentuan yang lebih rinci dan lebih teknis dari pelaksanaan kerjasama pertukaran
mahasiswa.
5. Perjanjian Kerjasama (Memorandum of Agreement) sekurang-kurangnya memuat :
a. Identitas Perguruan Tinggi yang melaksanakan kerjasama
b. Jangka Waktu Perjanjian Kerjasama
c. Deskripsi program kerja sama secara rinci yang sekurang-kurangnya memuat
tentang:
Seluruh
Perguruan
Tinggi
Negeri
yang
tergabung
dalam
melaksanakan
sosialisasi
Program
PERMATA
di
lingkungan
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM PERMATA
III.1 Persyaratan Mahasiswa Peserta Program
1. Peserta adalah mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri anggota MRPTNI diseluruh
Indonesia yang memenuhi syarat kualifikasi sebagai berikut :
a
Mahasiswa yang dapat mengambil transfer SKS adalah mahasiswa aktif pada
b
c
Surat ijin dari orang tua atau wali bagi mahasiswa yang kedua orangtuanya telah
meninggal dunia
b. Surat rekomendasi dari Dekan atau Ketua Program Studi
c. Surat rekomendasi dari Pembantu Rektor/Wakil Rektor Bidang Akademik di
Perguruan Tinggi Pengirim;
d. Menandatangani kesediaan untuk mengikuti ketentuan administrasi, akademik
e.
3. Perguruan Tinggi
5. Perguruan Tinggi Penerima berhak menyeleksi pelamar untuk dapat diterima sebagai
peserta program alih kredit dengan mempertimbangkan:
a. Daya tampung yang tersedia di Perguruan Tinggi Penerima
b. Mata kuliah prasyarat yang harus ditempuh.
c.
Dokumen-dokumen
pendukung
yang
dikirimkan
oleh
Mahasiswa
peserta
transfer
SKS
mengikuti
seluruh
kegiatan
praktikum
dan
praktek
lapangan
(bila
ada),
tugas
Transfer SKS dilaksanakan dalam satu semester penuh sesuai kalender akademik
yang ditetapkan oleh Program Studi/Perguruan Tinggi Penerima.
Seorang mahasiswa hanya memiliki kesempatan satu kali untuk mengambil dan
mendapat pengakuan nilai transfer SKS selama satu semester dan hanya pada satu
Program Studi pada Perguruan Tinggi Penerima.
Jumlah SKS yang dapat diambil dan diakui dalam satu semester adalah 15 sampai
dengan 21 SKS.
Dalam satu semester berjalan jumlah peserta transfer SKS untuk satu mata kuliah
maksimal 5 (lima) orang, namun dengan pertimbangan tertentu Program
Studi/Perguruan Tinggi Penerima dapat meningkatkan daya terimanya sesuai dengan
kesediaan dan daya tampung Program Studi/ Perguruan Tinggi yang bersangkutan.
dosen
pengampu
dan
dan
kegiatan kemahasiswaan di Perguruan Tinggi Penerima,
Sistem penilaian bagi mahasiswa peserta transfer SKS dilakukan dengan mengikuti
sistem yang berlaku di Program Studi/Perguruan Tinggi Penerima.
Pada akhir masa transfer SKS mahasiswa berhak mendapat transkrip nilai untuk mata
kuliah yang telah diambilnya yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di
Perguruan Tinggi Penerima.
Perguruan Tinggi Pengirim dan Perguruan Tinggi Penerima masingmasing menunjuk petugas yang bertanggungjawab dalam urusan
pemberangkatan dan penerimaan mahasiswa peserta Program.
Penerima,
kepada
mahasiswa
Peserta
Program
telah
Petugas
pemberangkatan
dari
Perguruan
Tinggi
Pengirim
Petugas
menjemput
penjemputan
mahasiswa
dari
Perguruan
Peserta
Tinggi
Penerima
Program
di
serta
menerima
penjelasan
tentang
peraturan
petugas
untuk
mendampingi
mahasiswa/mahasiswa-mahasiswa
peserta
dan
Program
membantu
mengurus
d.
Konseling dan keadaan darurat (nomor dan pihak yang bertanggung jawab selama
program berlangsung)
e. hal-hal lain yang diperlukan
Petugas
pendamping
membawa
Peserta
Program
menghadap
2.
Peserta Program wajib mematuhi setiap peraturan akademik, peraturan disiplin, etika
mahasiswa dan peraturan-peraturan lainnya yang diberlakukan oleh Perguruan Tinggi
Penerima.
3.
Mengikuti
persyaratan/ketentuan
pelaksanaan
transfer
SKS
Penerima
pada
transkrip
akhir
mahasiswa
yang
bersangkutan.
c
Dalam
hal
mahasiswa
peserta
program
transfer
SKS
Pada akhir masa transfer SKS mahasiswa berhak mendapat transkrip nilai untuk mata
kuliah yang telah diambilnya yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di
Perguruan Tinggi Penerima.
Jenis Biaya
(2)
Penanggungjawab
(3)
Keterangan
(4)
01.
Biaya SPP
02.
Biaya transportasi
Jumlah biaya
keberangkatan ke Perguruan
Tinggi Penerima
ditetapkan oleh
Perguruan Tinggi
Pengirim
Jumlah biaya
ditetapkan oleh
Perguruan Tinggi
Pengirim
03.
Biaya transportasi
Perguruan Tinggi Pengirim
keberangkatan ke Perguruan
Tinggi Pengirim pada saat
Program Berakhir
04.
05.
06.
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
IV.1 Monitoring Program
1
Pada setiap akhir semester, Perguruan Tinggi Penerima membuat dan menyampaikan
Laporan Kemajuan yang memuat kemajuan pelaksanaan kegiatan, yang
mencakup identifikasi hambatan, langkah penanganan, dan analisis
serta evaluasi.
dalam bentuk
hasil
Tinggi
monitoring
Pengirim
dan
dan
laporan-laporan
Perguruan
Tinggi
kegiatan,
Penerima
Program
menghasilkan
keputusan
bersama
tentang
BAB V
PENUTUP
Pedoman ini dibuat sebagai rujukan yang wajib dipedomani oleh seluruh anggota MRPTNI yang
melakukan kerjasama dalam Program PERMATA. Pedoman ini sebagai rujukan dalam
merumuskan Manual Prosedur/Standard Operating Procedure (SOP) pertukaran mahasiswa
pada masing-masing Perguruan Tinggi Negeri anggota MRPTNI.
Lingkup keberlakuan Pedoman ini terbatas pada perguruan tinggi negeri anggota MRPTNI yang
saling bekerjasama dalam Program PERMATA dalam bentuk transfer SKS. Oleh karena itu,
apabila terdapat kerjasama pertukaran mahasiswa yang dilakukan oleh PTN anggota MRPTNI
dengan perguruan tinggi lain bukan anggota MRPTNI, termasuk perguruan tinggi di luar negeri,
maka kerjasama tersebut dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan perguruan tinggi yang
bekerjasama dengan tetap merujuk pada peraturan perundang-undangan.
Apabila terdapat ketentuan-ketentuan dalam Pedoman ini yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku pada saat ini ataupun yang ada dikemudian hari, maka
ketentuan-ketentuan dalam Pedoman ini akan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan
tersebut.
UNAIR, USU, UNPATTI, UNHAS, UNPAD, UNTAN, UNSTRAT, UNSRI, UNDIP, LPKTK
(POLITEKNIK).
Lampiran
Nama Dan Nomor Kontak Penanggung Jawab Program PERMATA
pada Masing Masing Perguruan Tinggi
No.
NAMA
NIP
JABATAN
NOMOR
TELEPON/HP