Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

PENDIDIKAN VOKASI SEBAGAI PONDASI BANGSA


MATA KULIAH KARYA TULIS ILMIAH
Dosen Pengampu Dr. Suyitno, M.Pd

OLEH

ANDI AGUS TRIANTO


182170090

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 3 & 6 Purworejo 54111 Tel./Fax. : (0275) 321494
2021

i
PENDIDIKAN VOKASI SEBAGAI PONDASI
BANGSA MENGHADAPI GLOBALISASI

Oleh:
ANDI AGUS TRIANTO
Email: angandiagustrianto@gmail.com

Prodi Pendidikan Teknik Otomotif, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Abstrak

Salah satu indikator era globalisasi adalah ditandai dengan munculnya perdagangan
bebas, barang-barang bebas keluar masuk tidak mengenal batas negara (borderless), Indikasi
ini menunjukkan bahwa tenagakerja dengan kualifikasi profesional sangat dituntut dalam
dunia kerja di era globalisasi ini.
Dalam sistem penyelenggaraan pendidikan berorientasi dunia kerja di Indonesia,
terdapat dua istilah pendidikan yang digunakan, yaitu: pendidikan kejuruan dan pendidikan
vokasi. Dalam Pasal 15 Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan
pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu, sedangkan pendidikan vokasi merupakan
pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan
keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Dengan demikian,
pendidikan vokasi merupakan penyelenggaraan jalur pendidikan formal yang diselenggarakan
pada pendidikan tinggi, seperti: politeknik, program diploma, atau sejenisnya yang berkaitan
langsung dengan kemajuan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi calon tenaga
kerja di bidang rekayasa maupun industri jasa. Pendidikan vokasi membangun 8 Kompetensi
Lulusan, yakni: Communication Skills, Critical and Creative Thinking, Information/Digital
Literacy, Inquiry/Reasoning Skills, Interpersonal Skills, Multicultural/Multilingual Literacy,
Problem Solving, Technological Skills.
Dengan pendidikan vokasi yang efektif dan efisien ini diharapkan dapat menghasilkan
calon tenaga kerja yang memiliki soft skills dan hard skills dengan kemampuan berfikir kritis
dan ketrampilan dalam memecahkan masalah untuk menghadapi dunia kerja dalam era
globalisasi.

Kata Kunci : Pendidikan Vokasi, Globalisasi

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ....................................................................................................................................................I

ABSTRAK.................................................................................................................................................II

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR................................................................................................................................2

PENDAHULUAN......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4

METODE......................................................................................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
MODEL PENDIDIKAN VOKASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN..............................................................6
STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN VOKASI.......................................................................................7
STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN VOKASI.................................................................................7
MODEL PENGEMBANGAN PENINGKATAN KOMPETENSI DAN KERANGKA PENDUKUNG
KUALIFIKASI KEJURUAN NASIONAL BIDANG TEKNOLOGI OTOMOTIF........................................8
MENGEMBANGKAN ALAT PERAGA PEMOTONGAN ALAT PEMADAM API UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA STUDI K3 UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOREJO......................................................................................................................9

PENUTUP................................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................11

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pendidikan Vokasi Sebagai Pondasi Bangsa
Menghadapi Globalisasi" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Peradaban Teknologi Khususnya dibidang otomotif
vokasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu selaku dosen di pendidikan teknik
otomotif khusunya yang maengajar di mata kuliah karya tulis ilmiah. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah mensupport diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Purworejo, 3 juli 2021

Penulis

2
PENDAHULUAN

Salah satu indikator era globalisasi adalah ditandai dengan munculnya perdagangan bebas,
barang-barang bebas keluar masuk tidak mengenal batas negara (borderless). Di sisi lain, era
globalisasi tersebut menimbulkan persaingan yang makin ketat dalam hal barang, jasa, modal
maupun tenaga kerja/sumberdaya manusia. Untuk dapat berkiprah dalam era tersebut
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai daya saing secara terbuka dengan
negara lain, adaptif dan antisipatif terhadap berbagai perubahan dan kondisi baru, terbuka
terhadap perubahan, mampu belajar bagaimana belajar (learning how to learn), memiliki
berbagai keterampilan, mudah dilatih ulang, serta memiliki dasar-dasar kemampuan luas, kuat,
dan mendasar untuk berkembang di masa yang akan datang. Indikasi ini menunjukkan bahwa
tenaga kerja dengan kualifikasi profesional sangat dituntut dalam dunia kerja di era globalisasi
ini.
Dengan demikian kualitas SDM merupakan salah satu faktor penentu terpenting dalam
mencapai keberhasilan program pembangunan. SDM yang berkualitas akan mampu mengelola
sumber daya alam dengan baik dan efisien. Masalah SDM tidak bisa lepas dari masalah tenaga
kerja. Kualitas tenaga kerja sangat tergantung pada kualitas SDM. Oleh karena itu, kualitas
SDM harus mendapatkan prioritas utama untuk ditingkatkan dan dikembangkan guna
mendapatkan kualitas tenaga kerja yang baik. Tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki etos
kerja yang tinggi akan memperkuat posisi industri yang pada akhirnya akan mempekuat
perekonomian negara.
Peningkatan kemampuan dan keterampilan SDM bagi generasi muda calon tenaga kerja
merupakan tanggung jawab dunia pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal.
Pendidikan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses penyiapan
SDM yang berkualitas, tangguh dan terampil. Dengan kata lain, melalui pendidikan akan
diperoleh calon tenaga kerja yang berkualitas sehingga lebih produktif dan Sistem
pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan
mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan
nasional. Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, sistem pendidikan
nasional dibedakan menjadi satuan pendidikan, jalur pendidikan, jenis pendidikan, dan jenjang
pendidikan. Satuan pendidikan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar yang
dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan
melalui dua jalur, yaitu: jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur
pendidikan

3
PEMBAHASAN

Sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar


mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan luar
sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar-
mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.
Selanjutnya, dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia, penyelenggaraan pendidikan
dapat dibedakan dalam dua kelompok pendidikan, yaitu: (1) pendidikan akademik, dan (2)
pendidikan profesional.
Pendidikan akademik merupakan penyelenggaraan program pendidikan yang bertujuan
mempersiapkan peserta didik mengembangkan potensi akademik untuk melanjutkan studi ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan profesional merupakan penyelenggaraan
program pendidikan yang mempersiapkan peserta didik meningkatkan potensi kompetensi
sesuai bidang keahliannya. mampu bersaing dengan rekan mereka dari negara lain.
Pendidikan profesional ini termasuk dalam kategori penyelenggaan pendidikan yang
berorientasi dunia kerja. Dalam sistem penyelenggaraan pendidikan berorientasi dunia kerja di
Indonesia, terdapat dua istilah pendidikan yang digunakan, yaitu: pendidikan kejuruan dan
pendidikan vokasi. Dalam Pasal 15 Undang- undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003
dijelaskan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu, sedangkan pendidikan vokasi
merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan
dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Dengan demikian,
pendidikan kejuruan merupakan penyelenggaraan jalur pendidikan formal yang dilaksanakan
pada jenjang pendidikan tingkat menengah, yaitu: pendidikan menengah kejuruan yang
berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan vokasi merupakan
penyelenggaraan jalur pendidikan formal yang diselenggarakan pada pendidikan tinggi,
seperti: politeknik, program diploma, atau sejenisnya. Uraian di atas menunjukkan bahwa
pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi merupakan penyelenggaraan program pendidikan
yang terkait erat dengan ketenagakerjaan. Menurut Sapto Kuntoro sebagaimana dikutip
Soeharsono (1989), hubungan antara jenjang pendidikan di sekolah dengan ketenagakerjaan
dapat diilustrasikan seperti Gambar 1.

Gambar 1. Piramida Ketenagakerjaan dan Jenjang Pendidikan Sekolah

4
Kondisi di atas menunjukkan bahwa pendidikan vokasi harus mampu memenuhi permintaan masyarakat
pengetahuan (knowledge society) pada era ekonomi kreatif. Dengan pendidikan vokasi yang efektif dan
efisien ini diharapkan dapat menghasilkan calon tenaga kerja yang memiliki soft skills dan hard skills
dengan kemampuan berfikir kritis dan ketrampilan dalam memecahkan masalah untuk menghadapi dunia
kerja dalam era globalisasi. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti melakukan penelitian
dengan judul” Pendidikan Vokasi Sebagai Pondasi Bangsa Menghadapi Globalisasi”

METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian deskriptif dan studi pustaka.
1. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
fenomena-fenomena yang ada dan yang sedang berlangsung saat ini maupun yang lampau.
2. Studi pustaka
Yaitu mencari data serta mengambil data dari referensi buku-buku atau sejenisnya yang terkait
dengan objek yang sedang dicari informasinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pendidikan vokasi merupakan jenjang pendidikan yang selalu dinamis dalam melakukan
perubahan kurikulum pendidikan sesuai dengan pertumbuhan pasar kerja dan beradaptasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini berarti pendidikan vokasi akan selalu
mengalami pergeseran paradigma. Menurut Pavlova (2009) dengan pertimbangan bahwa
aktivitas ekonomi sangat ditentukan adanya perubahan teknologi yang cepat pada masa
mendatang, maka orientasi pendidikan vokasi diarahkan menjadi pendidikan bekerja (work
education) atau pendidikan teknologi (technology education).
Selanjutnya, menurut Pavlova (2009) pendidikan bekerja merupakan program pendidikan
dengan tiga komponen yang saling terkait, yaitu: pembelajaran untuk bekerja (learning for work),
pembelajaran tentang bekerja (learning about work), dan pemahaman sifat dasar bekerja
(understanding the nature of work). Secara tradisional, menurut Pavlova
(2009) pendidikan vokasi merupakan
pendidikan dengan tujuan utama mempersiapkan untuk bekerja dengan menggunakan pendekatan
pendidikan berbasis kompetensi.
Pendidikan teknologi merupakan program pendidikan yang mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, sikap (attitudes), dan nilai (values) yang memungkinkan siswa
dapat memaksimalkan keluwesan dan beradaptasi dengan pekerjaan di masa mendatang.
Teknologi dalam pendidikan teknologi digunakan dalam empat kajian, yaitu: teknologi sebagai
obyek (technology-as-object), teknologi sebagai pengetahuan (technology-asknowledge),
teknologi sebagai proses (technology-as-process), dan teknologi sebagai kemauan (technology-
as-volition). Komponen pembelajaran untuk bekerja mencakup pengetahuan dan praktik yang
berkaitan dengan pekerjaan, komponen pembelajaran tentang bekerja meliputi situasi dan kondisi
(setting and condition), dan komponen pemahaman sifat dasar bekerja berkaitan dengan sosial-
budaya, tekanan ekonomi dan politik yang mempengaruhi pekerjaan.
Teknologi sebagai obyek dimaksudkan sebagai utilitas, alat, mesin, dan piranti
cybernetik. Teknologi sebagai pengetahuan digunakan sebagai hukum, teori, dan pengetahuan
teknik. Teknologi sebagai proses dimanfaatkan sebagai perencanaan, pembuatan, pemakaian, dan
pemeliharaan. Teknologi sebagai kemauan dimaksudkan sebagai alasan, kebutuhan, dan
perhatian. Uraian di atas menunjukkan bahwa orietasi pendidikan bekerja dan pendidikan
teknologi merupakan alternatif solusi yang dapat dipertimbangkan untuk menghadapi tantangan
spektrum pekerjaan pada era ekonomi kreatif.

5
MODEL PENDIDIKAN VOKASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
Yang menjadi tujuan utama dalam pendidikan vokasi adalah membangun Delapan
kompetensi kelulusan :
1. Communication Skills
2. Critical and Creative Thinking
3. Information/Digital Literacy
4. Inquiry/Reasoning Skills
5. Interpersonal Skills
6. Multicultural/Multilingual Literacy
7. Problem Solving
8. Technological Skills
Kompetensi 1 s.d. 7 disebut soft skills, sedangkan Kompetensi 8 disebut hard skills. Untuk
menghasilkan calon tenaga keja yang memiliki Delapan Kompetensi Lulusan sebagaimana
dirumuskan di atas, model pendidikan vokasi yang efektif dan efisien seperti pada Gambar 2
berikut.

Gambar 2. Tiga Jalur Alternatif Model Pendidikan Vokasi

Keterangan :
DUDI : Milik pihak ketiga
Teaching factory : Milik bersama beberapa sekolah
Sifat pendidikan formal, jenjang SMK, tempat pendidikan sekolah dan DUDI atau teaching
factory.
Jalur 1.
Siswa baru (input) terdaftar di pendidikan vokasi. Pendidikan aspek soft skills ditambah dasar-
dasar kejuruan, dan kewirausahaan dilaksanakan di sekolah, sedangkan pendidikan aspek hard
skills dilaksanakan di DUDI.
Jalur 2.
Siswa baru (input) terdaftar di pendidikan vokasi. Pendidikan aspek soft skills saja yang
dilaksanakan di sekolah. Pendidikan aspek lainnya (aspek hard skills, dasar-dasar kejuruan, dan
kewirausahaan) dilaksanakan langsung sambil praktek kerja di DUDI.
Jalur 3.
Siswa baru (input) terdaftar di pendidikan vokasi. Pendidikan aspek soft skills saja yang
dilaksanakan di sekolah. Pendidikan aspek lainnya (aspek hard skills, dasar-dasar kejuruan, dan
kewirausahaan) dilaksanakan langsung sambil praktek kerja di teaching factory.

6
Struktur Kurikulum Pendidikan Vokasi
Berdasarkan tuntutan kompetensi yang seperti dituliskan di atas, maka untuk
mencapainya disusun kurikulum yang sesederhana mungkin. Jenis mata pelajaran yang
diajarkan meliputi :
1. Mata pelajaran wajib berdasar Kurikulum Nasional
2. Dasar-dasar Komunikasi
3. Matematika Terapan
4. Komputer
5. Metoda Ilmiah
6. Bahasa Indonesia
7. Bahasa Inggris
8. Project Work and Enterpreneurship
9. Praktek Kejuruan

Tabel 1. Struktur Kurikulum dan Tempat Pendidikan

Nama-nama mata pelajaran itu sifatnya tidak mengikat. Yang penting esensi silabus
mata pelajaran tersebut tercermin dari namanya. Sesungguhnya nama-nama mata pelajaran di
atas diperlukan untuk proses pendidikan di sekolah. Jika proses pendidikan pembentukan
kompetensi dilakukan di DUDI atau teaching factory, mata pelajarannya melebur dengan
kegiatan sehari-hari yang dilakukan siswa di tempat kerja.

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN VOKASI


Strategi pembelajaran yang diterapkan sangat tergantung dimana tempat pendidikan
berlangsung. Jika tempat pendidikan disekolah/kampus pendidikan vokasi, maka strategi-strategi di
bawah ini relevan untuk dipakai. Namun, jika tempat pendidikan di DUDI dan di teaching factory,
maka strategi yang paling tepat adalah learning by doing, dengan diikuti metode evaluasi performance
test.
Untuk memberikan gambaran strategi pembelajaran mana yang akan dipilih di sekolah, di
bawah ini diberikan contoh-contoh strategi pembelajaran yang bisa dipakai.
1. Teori dan praktek komunikasi (presentasi dan diskusi)
2. Aplikasi teori matematika dalam kehidupan sehari-hari
3. Teori dan aplikasi computer untuk berbagai keperluan
4. Melakukan penelitian laboratorium/lapangan
5. Membuat karya ilmiah dalam bahasa Indonesia Baku
6. Teori dan praktek bahasa Inggris (reading, listening, conversation)
7. Project work dan praktek kewirausahaan
8. Praktekkejuruandibengkel/laboratorium/la pangan
Model Pengembangan Peningkatan Kompetensi dan Kerangka Pendukung Kualifikasi
Kejuruan Nasional Bidang Teknologi Otomotif
Kompetensi teknis BNSP mendapatkan legalitas yang tinggi dari sisi industri, sedangkan tidak
semua peserta tes dapat memperolehnya. Hingga saat ini kajian yang membahas model uji
kompetensi yang relevan pada teknologi mesin otomotif masih terbatas, tidak spesifik atau
bahkan tidak ada. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Model Uji Kompetensi Engine
Tune Up System Injection dan menentukan karakteristik setelah model tersebut
diterapkan. Subyek pembinaan terdiri dari asesor (lulusan pendidikan vokasi, tenaga kerja dan
pendidik), tenaga ahli, dan asesor dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) terkait. Validasi
instrumen dilakukan melalui expert judgement dan uji kelayakan. Uji reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan analisis koefisien alpha dan interrater. Hasil analisis uji meliputi (1)
penilaian model uji kompetensi dengan pendekatan CBA; (2) elemen dimensi kompetensi dalam
pengembangan instrumen berupa TS, TMS, CMS, EMS, dan JRES; dan (3) karakteristik
penilaian kompetensi meliputi kelengkapan verifikasi kecukupan, menghindari
ketidakberpihakan, memenuhi persyaratan, transparan dan akuntabel, serta mampu menghasilkan
rekomendasi sebagai “kompeten” dan “tidak kompeten”. Temuan yang diperoleh menunjukkan
bahwa model uji kompetensi yang dikembangkan dapat digunakan sebagai acuan untuk
digunakan dalam pendidikan kejuruan. menghindari ketidakberpihakan, memenuhi persyaratan,
transparan dan akuntabel, serta mampu menghasilkan rekomendasi sebagai “kompeten” dan
“non-kompeten”. Temuan yang diperoleh menunjukkan bahwa model uji kompetensi yang
dikembangkan dapat digunakan sebagai acuan untuk digunakan dalam pendidikan
kejuruan. menghindari ketidakberpihakan, memenuhi persyaratan, transparan dan akuntabel,
serta mampu menghasilkan rekomendasi sebagai “kompeten” dan “non-kompeten”. Temuan
yang diperoleh menunjukkan bahwa model uji kompetensi yang dikembangkan dapat digunakan
sebagai acuan untuk digunakan dalam pendidikan kejuruan.
Pengembangan Model, Pembelajaran Berbasis Kerja Terpadu
1. pengembangan konsep dilakukan pada tataran filosofis, tataran teoritis, tataran
metodologis, dan praktik di kelas,
2. rata-rata skor total menjadi empat setelah divalidasi oleh 12 ahli dengan menggunakan
buku panduan. Artinya buku pedoman IWBL kompetensi teknik roda ringan di SMK
sudah valid. 
3. Proses IWBL meliputi (a) interaksi terstruktur, (b) adaptasi siswa, (c) standar kerja,
semua indikator berjalan dengan baik dan mencapai target. 
4. Respon siswa menunjukkan
a. skor motivasi siswa meningkat. Rata-rata adalah 4,39. Artinya model IWBL
dapat memotivasi siswa dalam belajar.
b. Nilai partisipasi siswa dalam model IWBL meningkat. Rata-rata adalah
4,22. Artinya IWBL dapat diterapkan di SMK, kompetensi teknik roda ringan.
Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Pada Pembelajaran
Praktik Teknik Pembentukan Dasar dengan Menggunakan Metode Project Based Learning
Penelitian ini merupakan Penilitian Tindakan Kelas (PTK) dan setiap siklus dimulai dari
perencanaan (planning), tindakan (Action), pengamatan (observation) dan refleksi
(reflection). Subyek penelitian adalah mahasiswa semester II Program Studi Pendidikan
Teknik Otomotif UM Purworejo dengan jumlah total 36 mahasiswa. Pengumpulan data
menggunakan teknik observasi, catatan lapangan, wawancara dan studi dokumen. Analisis
data dalam penelitian ini dilakukan sebelum dilakukan perlakukan, pada saat pelakuan dan
setelah dilakukan perlakuan. Pada pra-siklus dilakukan terhadap data hasil study
pendahuluan yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Dari data hasil
penelitian selama proses pembelajaran diolah dan dianalisis secara deskripsi kualitatif.
Mengembangkan Alat Peraga Pemotongan Alat Pemadam Api Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Mahasiswa Studi K3 Universitas Muhammadiyah Purworejo
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Memproduksi alat peraga pemotongan APAR untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
2. Menganalisis kelayakan alat peraga yang dikembangkan di SMK,
3. Menganalisis keefektifan alat peraga yang dikembangkan di SMK. 
Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian design and development dengan 4 D
(Four D) yang terdiri dari,
1. Define,
2. Design,
3. Develop,
4. Disseminate.
Data dianalisis menggunakan T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Hasil belajar K3 di SMK belum memenuhi harapan; 
2. Pembelajaran alat peraga pemotongan alat pemadam kebakaran dikembangkan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, dan; 
3. pengembangan alat peraga pemotongan alat pemadam kebakaran efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
model pembelajaran berbasis proyek dengan objek nyata dalam pembelajaran SMK
Pembelajaran di SMK tidak cukup hanya berpusat pada guru karena materi yang
disampaikan tidak hanya mencakup aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan
psikomotorik. Pada kenyataannya masih banyak guru yang menggunakan mode
konvensional, termasuk pembelajaran gambar teknik, sehingga hasil belajar siswa
rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar model PjBL dengan
menggunakan media benda nyata lebih baik daripada metode konvensional pada mata
pelajaran menggambar teknik. Sebuah kuasi-eksperimen digunakan dalam penelitian
dengan desain kelompok kontrol nonequivalent. Populasi penelitian adalah 42 siswa
kelas X TP. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling. Kelas X TP1
sebagai kelas kontrol dengan 23 siswa dan Kelas X TP2 sebagai kelas eksperimen
dengan 19 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes. Instrumen
penelitian berupa lembar tes. Analisis data menggunakan analisis uji-t dengan uji
prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan pengujian uji hipotesis,
disimpulkan bahwa model PjBL dengan objek nyata memberikan hasil belajar yang lebih
baik dibandingkan dengan metode konvensional hasil belajar gambar teknik.
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat diketahui bahwa potensi
pasar tenaga kerja lulusan pendidikan vokasih masih sangat luas. Kompetensi yang
dibutuhkan secara garis besar meliputi soft skills dan hard skills yang dirumuskan ke
dalam Delapan Kompetensi Lulusan. Untuk menghasilkan tenaga kerja yang memilik
kompetensi tersebut dapat ditempuh melalui tiga Jalur Alternatif. Ketiga jalur tersebut jika
dilaksanakan dengan struktur kurikulum yang sederhana dan strategi pembelajaran yang
produktif, serta didukung oleh guru/instruktur yang kreatif diyakini efektif dan efisien bila
dibanding dengan sistem yang sekarang ini berjalan. Efektifitasnya berada pada
simplisitas sistem yang ditawarkan yang bercirikan to the point. Efisiensi bisa dicapai
dengan optimalisasi kerja sama dengan DUDI dan learning by doing in the teaching
factory, maka dihasilkan calon tenaga kerja yang memiliki soft skills dan hard skills
dengan kemampuan berfikir kritis dan ketrampilan dalam memecahkan masalah untuk
menghadapi dunia kerja dalam era globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, 1997. Keterampilan Menjelang 2020 untuk Era Global. Jakarta.


Depdiknas, 2002. Pendidikan Berorientasi Kecakapan Kidup (Life Skills) melalui Pendekatan
Pendidikan Berbasis Luas. Jakarta.

Suyitno, Suyitno, et al. "Development of Learning Media for Automotive Charging System Based on
Macromedia Flash Vocational School." Universal Journal of Educational Research 8.11C
(2020): 64-71.

Suyitno, S., Purwoko, R. Y., Widiyono, Y., Jatmoko, D., Nurtanto, M., & Hassan, Z. (2020).
Development of Learning Media for Automotive Charging System Based on Macromedia
Flash Vocational School. Universal Journal of Educational Research, 8(11C), 64-71.

Suyitno, Suyitno, Riawan Yudi Purwoko, Yuli Widiyono, Dwi Jatmoko, M. Nurtanto, and Zainudin
Hassan. "Development of Learning Media for Automotive Charging System Based on
Macromedia Flash Vocational School." Universal Journal of Educational Research 8, no. 11C
(2020): 64-71.

Suyitno, S., Purwoko, R.Y., Widiyono, Y., Jatmoko, D., Nurtanto, M. and Hassan, Z., 2020.
Development of Learning Media for Automotive Charging System Based on Macromedia
Flash Vocational School. Universal Journal of Educational Research, 8(11C), pp.64-71.

Suyitno S, Purwoko RY, Widiyono Y, Jatmoko D, Nurtanto M, Hassan Z. Development of Learning


Media for Automotive Charging System Based on Macromedia Flash Vocational School.
Universal Journal of Educational Research. 2020;8(11C):64-71.

Suyitno, Suyitno, et al. "Automotive Electrical Learning Module to Improve Students Interest and
Learning Achievement of Vocational School." Proceedings of the 1st International Conference
on Science and Technology for an Internet of Things. European Alliance for Innovation (EAI),
2018.

Suyitno, S., Jatmoko, D., Ardiansyah, N., & Anitasar, M. (2018). Automotive Electrical Learning
Module to Improve Students Interest and Learning Achievement of Vocational School. In
Proceedings of the 1st International Conference on Science and Technology for an Internet of
Things. European Alliance for Innovation (EAI).

Suyitno, S., Jatmoko, D., Ardiansyah, N. and Anitasar, M., 2018. Automotive Electrical Learning
Module to Improve Students Interest and Learning Achievement of Vocational School. In
Proceedings of the 1st International Conference on Science and Technology for an Internet of
Things. European Alliance for Innovation (EAI).

Suyitno S, Jatmoko D, Ardiansyah N, Anitasar M. Automotive Electrical Learning Module to Improve


Students Interest and Learning Achievement of Vocational School. InProceedings of the 1st
International Conference on Science and Technology for an Internet of Things 2018. European
Alliance for Innovation (EAI).

Anda mungkin juga menyukai