RESEP 2
Oleh
Kelompok 10:
Luh Putu Ardiyanti Sumandari
(1408515060)
(1408515061)
Agus Sutiawan
(1408515062)
(1408515063)
(1408515064)
(1408515065)
Pro : R/
An.
Putu,
bulan
Cefat
10015mg
Alamat Asvex
: Jl. Seroja
15 denpasar
1/7, 5 tab
Salbutamol 1/7.5 tab
Luminal 2 mg
m.f la syr 75 mL
S3dd cth I
Pro
Umur
Alamat
: Putu
: 15 bulan
: Jalan Seroja 15 Denpasar
Identitas dokter
Superscriptio
Inscriptio
Ada
Nama
SIP
SIK
Alamat rumah
Alamat praktek
No. Telp.
Hari dan jam praktek
Simbol R/
Nama Kota
Tanggal resep
Nama obat
3
Tidak ada
Kekuatan/potensi obat
Jumlah obat
Subscriptio
Bentuk sediaan obat (BSO)
Frekuensi pemberian
Jumlah pemberian obat
Signatura
Waktu minum obat
Informasi lain
Paraf
Penutup
Tanda tangan
Nama
Alamat
Umur
Identitas pasien
Jenis kelamin
Berat badan
Tinggi badan
Kelengkapan Salinan Resep
Nama apotek
Alamat apotek
Nama APA
Nomor SIPA APA
Tanda det atau ne det
Nomor resep
Tanggal pembuatan resep
Tanda tangan APA/APING/Apoteker Pengganti
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
Cefat
Dalam resep sudah jelas disebutkan dalam resep digunakan 100 mg
cefat untuk 75 mL, sehingga potensi cefat dalam sirup adalah 100 mg/
75 mL atau 6,67 mg/5mL.
Asvex
Potensi asvex tidak tercantum dalam resep. Jika dilihat dari produk
yang beredar di pasaran, asvex berada dalam 1 potensi, yaitu 33,21
mg. Jika tidak dituliskan berarti kekuatan yang digunakan adalah
kekuatan obat yang beredar yang paling kecil. Apabila digunakan
asvex 33,21 mg, maka dalam sediaan sirup mengandung 1/7,5 tablet
asvex dengan potensi sebesar
=
= 4,428 mg
Jadi potensi asvex dalam sirup adalah 4,428 mg/75 mL atau 0,295
mg/5mL.
Salbutamol
Dalam resep potensi salbutamol tidak tercantum. Jika dilihat dari
produk yang beredar di pasaran, salbutamol berada dalam 2 potensi,
yaitu 2 mg dan 4 mg. Jadi untuk mengetahui kandungan salbutamol
dalam sirup, perlu dikonfirmasi ke dokter mengenai salbutamol yang
digunakan dalam resep merupakan salbutamol dengan potensi 2 mg
atau 4 mg. Jika tidak dituliskan berarti kekuatan yang digunakan
adalah kekuatan obat yang beredar yang paling kecil. Apabila
digunakan salbutamol 2 mg, dalam sediaan sirup mengandung 1/7,5
tablet salbutamol, maka potensi salbutamol sebesar
=
tablet x 2 mg/tablet
= 0,267 mg
Jadi potensi salbutamol dalam sirup adalah 0,267 mg /75 mL atau
0,004 mg/mL atau 0,018 mg/5 mL.
Luminal
Dalam resep sudah jelas disebutkan dalam resep digunakan 2 mg
luminal untuk 75 mL, sehingga potensi luminal dalam sirup adalah 2
mg/75 mL atau 0,027 mg/mL 0,133 mg/5mL
6
Cefat
Cefat mengandung cefadroxil monohidrat merupakan serbuk putih,
sedikit larut (slightly soluble) dalam air, very slightly soluble dalam
alkohol (Sweetman, 2009). Sehingga cefat tidak dapat dibuat dalam
sediaan sirup.
Asvex
Asvex yang mengandung tipepidin hibenzat bersifat very slightly
soluble dalam air (1 bagian zat terlarut dalam 1000-10000 bagian
pelarut) sehingga tidak dapat dibuat sirup yang mengandung
pelarut air (Sweetman, 2009).
Salbutamol
Salbutamol yang mengandung salbutamol sulfat bersifat berupa serbuk
kristalin putih, freely soluble dalam air (1 bagian zat terlarut dalam 110 bagian pelarut); slightly soluble dalam alkohol (1 bagian zat terlarut
dalam 100-1000 bagian pelarut). Dalam hal ini salbutamol dapat
Cefat
100 mg
100
Di tempat
kering pada
suhu
25oC-30oC.
Asvex
Salbutamol
Luminal
Sirup Racikan
1/7,5 tablet 1/7,5 tablet
2 mg
Sirup Racikan 3 x sehari
200
Di tempat
sejuk
dan
kering,
wadah
tertutup
rapat pada
8
Di
wadah
tertutup rapat
pada suhu
25oC-30oC.
Terlindung
cahaya pada
suhu
25oC-30oC
Inkompatibilitas
Cara Pemberian
Lama Pemberian
Kriteria
suhu 25oC30oC.
Sedikit larut Sangat sukar Larut dalam Sangat sukar
air.
larut dalam air.
larut air.
air.
Oral
Oral
Oral
Oral
Sirup Racikan diberikan untuk 5 hari
Sediaan
Tidak
Sesuai
Sesuai
Cefat
Asvex
Salbutamol
Bentuk
Sediaan
Luminal
Cefat
Asvex
Salbutamol
Keterangan
Berdasarkan
atas
pertimbangan
sediaan
kelarutan
sedian
pada
setiap
resep
berbeda.
Cefat sebagai antibitotik
yang
diberikan
dalam
Frekuensi
Luminal
2011).
Luminal diberikan 1-2
kali sehari
(Lacy
et al., 2011)
Potensi/
Kekuatan
Obat
Stabilitas
Inkompatibi
litas
Cefat
Asvex
Salbutamol
Luminal
Cefat
Asvex
Salbutamol
Luminal
Cefat
Asvex
Salbutamol
Luminal
Cara
Pemberian
Lama
Pemberian
Cefat
Asvex
Salbutamol
Luminal
Cefat
Asvex
Salbutamol
Obat
Luminal
yang
bukan
termasuk
golongan
10
oliguria,
laringospasm,
depresi,
respiratori,
hipoventilasi
D. Kesesuaian Dosis
Table 3. Kesesuaian Dosis
Nama obat
Cefat
(cefadroxil 6,67 mg/
5mL)
Asvex (Tipepidine
hibenzat
0,295 mg/5mL)
Dosis sekali
= 330 mg/2
= 165 mg
Dosis per oral sitrat ; 22,2 mg
tipepidine hibenzate ekuivalen
(Sweetman, 2009)
BB anak = 11 kg
= 24,2 pound
Dosis sekali
Salbutamol
(Salbutamol sulfat
0,018mg/5mL)
x 22,2 mg
= 3,5816mg
Dosis sehari
= 3 x 3,5816 mg
= 10,7448 mg
Oral Anak :
1 bulan 2 tahun = 100
mcg/kg
= 0.1 mg/kg (NHS, 2014, )
2 6 tahun = 0.1 -0.2 mg/kg
11
= 0,054 mg
(underdose)
Dosis sekali
= 100 mcg/kg x 11 kg
= 1100 mcg = 1,1 mg
Dosis sehari
= 1,1 mg x 3
= 3,3 mg
Luminal
(Phenobarbital 0,13
mg/5mL
Dosis sekali
= 66-88 mg / 2
= 33-44 mg
Table 4. Kelengkapan Klinis
Kriteria
Alergi
Efek
samping
obat
Interaksi
obat
Dosis
Sediaan
Cefat
Asvex
Salbutamol
Luminal
Cefat
Asvex
Salbutamol
Luminal
Cefat
Asvex
Salbutamol
Luminal
Cefat
Asvex
Salbutamol
Luminal
Tidak
Sesuai
Keterangan
Sesuai
12
Pembawa resep
Apoteker
Pembawa resep
Apoteker
Pembawa resep
Pembawa resep
13
Apoteker
Pembawa resep
Apoteker
Pembawa resep
Apoteker
Pembawa resep
Oleh karena itu, dalam hal ini apoteker berperan memberikan penjelasan
yang lengkap mengenai cara pakai obat tersebut.
Apoteker
Pembawa resep
Apoteker
Pembawa resep
Apoteker
Pembawa resep
:Iya mbak.
14
Apoteker
Pembawa resep
Apoteker
Pembawa resep
Indikasi/efek farmakologis
Digunakan dalam terapi pengobatan infeksi bakteri, termasuk
penyebab mereka oleh kelompok A Streptococus beta-hemolitk (Lacy
et al., 2011)
15
dispepsia,
mual,
agranulositosis,
muntah,
cholestasis,
thrombositopenia,
vaginits,
peningkatan
transaminase, demam
- Reaksi lain yang ditemukan pada antibiotic sefalosporin lain: Toxic
epidermal necrolysis, nyeri abdominal, superinfeksi, disfungsi renal,
toxic nephropathy, anemia aplastik, anemia hemolitk, perdarahan,
prothrombin
time
prolonged, peningkatan
BUN, peningkatan
rendah.
Pemberian
secara
oral
bersaman
dengan
makanan
untuk
16
Serbuk putih, slightly soluble dalam air, very slightly soluble dalam
alkohol. Suspensi 5 % dalam air memilki pH 4,0 6,0. Lindungi dari
cahaya (Swetman, 2009).
3.2 Asvex
Komposisi dan kekuatan obat
Tipepidine hibenzate 3,21 mg tab (MIMS Online, 2014).
Indikasi/efek farmakologis
Tipepidine hibenzate merupakan penekan batuk yang digunakan pada
batuk nonproduktif (Swetman, 2009). - Dosis (sesuai umur pasien)
Diberikan per oral sebagai hibenzate tetapi dosis dinyatakan sebagai
sitrat; 2,2 mg tipepidine hibenzate ekuivalen dengan 20 mg tipepidine
sitrat. Dosis umumnya setara dengan 20-40 mg sitrat 3 kali sehari
(Swetman, 2009).
Kontraindikasi
Hipersensitf terhadap Tipepidine hibenzate, komponen lain dalam
formulasi (Swetman, 2009).
3.3 Salbutamol
Komposisi dan kekuatan obat
Salbutamol sulfat 2 mg dan Salbutamol sulfat 4 mg (MIMS Online,
2014)
Mekanisme kerja
Relaksasi otot polos bronchial dengan aksi pada reseptor beta dengan
efek yang kecil pada heart rate (Lacy et al., 2011).
Indikasi/efek farmakologis
Sebagai bronkodilator pada obstruksi jalan napas yang reversibel karena
asthma atau COPD; pencegahan bronkospasma yang dinduksi olah
olahraga (Lacy et al., 201).
Dosis
Oral Anak :1 bulan 2 tahun :10mcg/kg (Dosis maksimal 2 mg) 3-4
kali sehari (Sweetman et al., 2009).
Kontraindikasi
17
18
megaloblastik
Renal: oliguria
19
Respiratori:
laringospasm,
depresi
respiratori,
hipoventilasi
2011)
Pemerian
Serbuk kristalin putih atau tidak berwarna, very slightly soluble dalam
air; frely soluble dalam alkohol, membentuk water-soluble compounds
dengan alkali hidroksida dan karbonat, dan dengan ammonia. Dapat
menunjukan polimorfisme. Larut 1 dalam 100 bagian air dan 1 dalam
10 bagian alkohol, sparingly soluble dalam kloroform; soluble dalam
eter dan dalam larutan fixed alkali Hydroxides dan carbonates. Larutan
jenuh dalam air memilki pH 5 (Swetman, 2009).
20
Pasien mengalami batuk pilek disertai demam yang telah diderita selama 4
hari tanpa kunjung sembuh.
Berdasarkan gejala batuk dan dugaan sesak napas yang dialami pasien
sehingga mengganggu tidur dari pasien tersebut maka anamnesa sementara
apoteker adalah pasien tersebut mengalami bronchitis akut.
4.2 Objektif
Setelah apoteker mendapatkan penilaian secara subjektif melalui wawancara
dengan pasien, maka perlu dilihat juga secara objektif kondisi pasien dengan
melihat data klinis dan data laboratorium pasien. Namun pada kasus ini tidak
terdapat hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan
indikasi obat pada resep serta penilaian subjektif dan objektif, anamnase
kefarmasian untuk pasien ini adalah batuk dan pilek yang disertai dengan
infeksi saluran pernafasan yang belum diketahui penyebabnya. Data objektif
yang dimiliki pasien adalah sebagai berikut:
Umur
: 15 Bulan
Berat Badan : 11 kg
Berdasarkan hasil skrining administratif, farmasetis, dan klinis, anamnesa
yang dilakukan apoteker, dan penggalian informasi dari pasien, apoteker masih
perlu berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan informasi mengenai terapi
pasien.
Apoteker: Selamat sore dok, saya Apoteker A. Maaf dok, Apa benar dokter
membuat resep atas nama Anak Putu? Jika diperkenankan, apa bisa
saya bertanya sebentar? Saya ingin menanyakan mengenai resep Anak
Putu yang mendapatkan 1 macam sediaan sirup racikan, yang terdiri
dari cefat, asvex, salbutamol, dan luminal.
Dokter : Baik dik, ada masalah apa ya dengan resep tersebut?
21
Apoteker: Untuk berat badan pasien tidak tercantum dok, berat badan pasien
kami butuhkan untuk menghitung dosis obat.
Dokter : Berat badan anak sebesar 11 kg.
Apoteker: Dok, dalam resep semua obat diberikan 3 kali sehari, berdasarkan
literatur, durasi pemberian Cefat adalah setiap 12 jam. Bagaimana dok,
hal ini terkait dengan sediaan yang akan kami buat. Jika rekomendasi
saya sediaan cefat yang digunakan 2 kali sehari dipisah dari 3
komponen lainnya.
Dokter
: Sediaan yang lain sudah sesuai untuk 3 kali, baik kalau begitu boleh
dipisahkan menjadi 2 bentuk sediaan.
Apoteker: Berdasarkan analisa resep yang saya lakukan, saya menduga pasien
menderita bronchitis, faringitis, atau pneumonia, apa benar seperti itu
dok?
Dokter : Iya dik, anak ini mengalami bronchitis akut. Berdasarkan gejala klinis
pasien yang mengalami batuk dan flu, kemudian disertai demam
Apoteker: Baik Dok, kemudian untuk terapi antibiotiknya memang diberikan
selama 5 hari dok? Apakah ini untuk terapi empiris atau memang
sudah spesifik pada kumannya?
Dokter : Ini terapi empiris saja, nanti saya minta pasien untuk kontrol lagi
untuk mengetahui antibiotiknya sensitif atau tidak
Apoteker: Terima kasih dok, dari data berat badan dan data yang dokter
sebutkan, saya akan melihat kerasionalan pengobatannya, Dok.
4.3. Assesment
Berdasarkan hasil analisis resep dan didukung oleh data subjektif dan objektif
maka dapat diketahui bahwa pasien menderita bronkitis akut. Bronkitis
merupakan kondisi peradangan pada daerah trakheobronkial, dimana peradangan
tidak meluas sampai alveoli. Pada bayi penyakit ini dikenal dengan nama
bronkiolitis. Bronkitis akut dapat terjadi pada semua usia, namun bronkitis kronik
hanya terjadi pada usia dewasa saja. Adapun manifestasi klinik dari bronkhitis
adalah batuk yang menetap yang bertambah parah pada malam hari serta biasanya
22
disertai sputum, lemah, lelah lesu, serta demam. Pada umumnya bronkitis
disebabkan oleh virus, namun beberapa bakteri seperti Streptococcus juga dapat
menjadi penyebab terjadinya bronkitis (DepKes RI, 2005; Dipiro et al., 2008).
Adapun manifestasi klinik dari bronkhitis adalah batuk yang menetap yang
bertambah parah pada malam hari serta biasanya disertai sputum, lemah, lelah
lesu, serta demam. Pada umumnya bronkitis disebabkan oleh virus, namun
beberapa bakteri seperti Streptococcus juga dapat menjadi penyebab terjadinya
bronkitis (DepKes RI, 2005; Dipiro et al., 2008).
subjektif sesuai dengan gejala dan tanda dari bronkitis akut yaitu batuk dan pilek
disertai demam sejak 4 hari yang lalu.
Assesment dilakukan dengan menilai kesesuaian obat yang diresepkan
terhadap hasil keluhan subyektif dan obyektif pasien. Setelah diketahui indikasi
yang diderita oleh pasien, maka selanjutnya ditentukan rasionalitas pengobatan
dan mengidentifikasi permasalahan pengobatan (DRP) dengan pendekatan 4T 1W.
Adapun perbedaan gejala antara bronchitis akut, rhinitis, sinusitis, faringitis,
pneumonia, dapat dilihat pada Tabel 4 yaitu:
Bronkhitis
Rhinitis
Sinusitis
Faringitis
Pneumonia
Batuk
Sakit tenggorokan
Sinus pain
Demam
Sesak nafas
Rhinorhea
Rongga hidung
bernanah
Sakit
tenggorokan
Radang
amandel
Batuk non
produktif
Sakit
tenggorokan
Demam
Batuk
Demam
Demam
Malaise
Demam
Batuk
Sakit kepala
Sakit dada
Serak
Perasaan bengkak di
mata dan wajah
Sakit perut
Pilek
Tidak ada
Rhinorhea,
batuk, dan
serak
Serak
Hidung
tersumbat
Sakit kepala
Sakit Kepala
Gatal-gatal pada
mata, hidung, dan
telinga
(Snellman, et all., 2003)
a. Tepat Indikasi
23
yang dialami pasien bronkhitis akut (Knutson dan Braun, 2002). Meskipun
sesak merupakan salah satu gejala bronchitis akut, pada kasus ini, pasien
tidak mengeluh sesak, sehingga pemberian salbutamol dinilai tidak tepat
indikasi, sehingga pemberian salbutamol perlu dikonsultasikan lagi kepada
dokter penulis resep.
4. Luminal
Penggunaan luminal diindikasikan sebagai antikonvulsan untuk mengatasi
kemungkinan kejang yang dialami oleh pasien. Hal ini bisa terjadi karena
pasien mengalami demam dengan suhu 380 C. Mekanisme kerja luminal
adalah dengan menekan korteks sensori, menurunkan aktivitas motorik,
serta mempengaruhi fungsi cerebellar. Pada pasien anak dengan bronchitis
akut, sering kali gejala demam yang dialami anak dapat menyebabkan
anak
tersebut
mengalami
kejang,
sehingga
dibutuhkan
terapi
yang
diberikan
kepada
pasien
dikatakan
tepat
dengan
mempertimbangkan (a) ketepatan kelas terapi dan jenis obat sesuai dengan
efek terapi yang diperlukan, (b) kemanfaatan dan keamanan obat sudah
terbukti, baik resiko efek sampingnya maupun adanya kontraindikasi, (c) jenis
obat paling mudah didapat, (d) jumlah jenis obat yang dipakai sedikit mungkin
(Chalker, 2012). Obat-obat yang diberikan kepada pasien yaitu cefat, asvex,
salbutamol, dan luminal sudah tepat indikasi dan tidak terdapat kontraindikasi
obat terhadap kondisi pasien. Seluruh obat mudah didapatkan dan jumlah jenis
obat yang digunakan sudah seminimal mungkin serta tidak terdapat obat yang
memiliki indikasi yang sama. Berdasarkan anlisa tersebut maka pemberian
keempat obat tersebut sudah tepat.
26
c. Tepat Dosis
Obat diberikan kepada pasien anak umur 15 bulan dengan berat badan 11 kg.
Pada resep tidak tercantum mengenai potensi obat-obat yang diberikan,
sehingga harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep. Dalam hal ini,
potensi obat yang digunakan adalah potensi obat terkecil yang ada di pasaran.
Perhitungan dosis untuk pasien:
A. Cefat
Dosis pada pustaka : Dosis Pediatri Oral: 30 mg/kg/hari dalam dua dosis
terbagi (Lacy et al., 2012). Sehingga dosis menurut
pustaka untuk pasien adalah:
Dosis pada resep
Kesimpulan
15 mg x 11 kg = 165
mg/5mL
: 100 mg/mL
: Dosis yang diberikan tidak sesuai dengan dosis yang
tercantum pada pustaka dimana dosis untuk 1 x
Kesimpulan
Pengatasan
C. Salbutamol
27
Kesimpulan
Pengatasan
D. Luminal
Dosis pada pustaka : Sebagai Antikonvulsan
Dosis Pediatri Oral : 6-8 mg/kg BB (FI III, 1979) dua
kali sehari per oral. Sehingga dosis menurut pustaka
untuk pasien adalah: 6-8 mg/ kg x 11 kg = 66-88 mg
(sehari pakai)
3-4mg/kg x 11 kg= 33-44 mg (sekali pakai)
: 2 mg/5 mL (sekali pakai)
: Dosis yang diberikan tidak sesuai dengan dosis yang
tercantum pada pustaka dimana dosis untuk 1 x
pemakaian under dose.
Pengatasan
d. Tepat Pasien
Tepat pasien dilihat dari kesesuaian bentuk sediaan obat yang diberikan dengan
umur pasien dan kondisi pasien sudah memenuhi kriteria tepat pasien.
Pemberian Cefat, Asvex, Salbutamol, dan Luminal sudah tepat karena tidak
dikontraindikasikan terhadap kondisi pasien serta pasien tidak memiliki riwayat
alergi terhadap obat-obat yang diresepkan. Bentuk sediaan obat yang diberikan
juga sudah tepat, mengingat pasien merupakan pasien pediatri yang belum bisa
menelan tablet.
e. Waspada Efek Samping
28
Efek samping yang perlu diwaspadai adalah adanya resiko terjadinya diare
sebesar 1-10% akibat penggunaan cefadroxil (Lacy et al., 2011).
4.3.1. Drug Related Problem (DRP)
Berdasarkan paparan analisa 4TIW diatas maka rangkuman masalah dalam resep
dapat dilihat pada tabel 4.
Problem
Medik
DRP
Keterangan
Batuk,
Need
pilek
Additional
disertai
Drug Therapy
demam
selama 4 Unnecessary
drug therapy
hari.
Pengatasan
-
Wrong Drug
Dose to high
Dose to low
Adverse
reaction
Drug
Interaction
drug
29
Dikonsultasikan kepada
dokter mengenai frekuensi
pemberian cefadroksil
menjadi 2 kali sehari dengan
selang waktu 12 jam
Dilakukan perhitungan
dosis, seperti pada sub
bagian 4T1W (bagian tepat
dosis), sehingga pemberian
keempat obat disesuaikan
dengan dosis terapi pada
pasien.
Sampaikan kepada dokter
mengenai interaksi yang
terjadi, interaksi yang
terjadi dapat dimonitor
Inappropriate
adherence
Apoteker : Apakah pasien mengalami sesak nafas dok, sehingga diberikan terapi
salbutamol?
Dokter : Iya dik, anak tersebut mengami sesak nafas karena bronkhitis yang
dialaminya
Apoteker :Baik dok, selanjutnya untuk dosis dari keempat obat ini, setelah saya
melakukan perhitungan sesuai literatur, ternyata keempat obat tersebut
underdose dok. Berdasarkan sediaan yang diberikan, semua komponen
dibuat menjadi 75 mL sediaan. Bagaimana nggih dok..?
Dokter : Baiklah, kalau begitu tolong dilakukan perhitungan dosis yang sesuai
dik
Apoteker : Baik dok. Kemudian terkait interaksi obat, memang ada interaksi obat
antara Luminal dan Salbutamol. Tetapi interaksinya tidak memerlukan
penggantian obat. Hanya saja perlu dimonitor dok.
Dokter : Baik, ada lagi yang kurang terkait terapinya dik?
Apoteker : Tidak dokter, terimakasih atas bantuan dokter, Selamat Sore dok.
4.3.3. Kesimpulan Hasil Konfirmasi pada Dokter
Tabel 5. Rangkuman Diskusi dengan Dokter terkait DRP
30
No
Tipe DRP
Deskripsi
1.
2.
Dose
high
3.
to Frekuensi
pemberian terapi
antibiotik cefat
berlebih,
seharusnya
diberikan 2 kali
sehari, pada resep
diberikan 3 kali
sehari
Dose to low Cefat, Asvex,
Salbutamol, dan
Luminal:Pemberian
keempat jenis obat
di atas berada di
bawah rentang
terapi (wrong dose)
Rencana Pengatasan
Hasil
Konsultasi
Dokter
Pasien
mengalami
sesak, sehingga
salbutamol
tetap diberikan
Dilakukan perhitungan
dosis, seperti pada sub
bagian 4T1W (bagian
tepat dosis), sehingga
pemberian keempat obat
disesuaikan dengan dosis
terapi pada pasien.
31
- Cefat
diberikan dalam
bentuk sirup
kering
Diberikan dosis
165 mg/5mL
sirup digunakan
2 x sehari.
Asvex,
salbutamol, dan
luminal dibuat
dalam
bentuk puyer.
Masing-masing
puyer
mengandung,
4.
Drug
Interaction
Terdapat interaksi
obat antara
salbutamol dan
luminal
(fenobarbital)
3,95 mg
Asvex, 1100
mcg,
salbutamol, dan
33 mg
luminal. Dosis
ini untuk sekali
minum
Sampaikan kepada dokter Dilakukan
mengenai interaksi yang
Monitoring
terjadi, interaksi yang
interaksi kedua
terjadi dapat dimonitor obat
tanpa penggantian obat
4.4. Plan
Berdasarkan hasil percakapan dengan pasien dan dilihat dari obat yang
diresepkan dokter maka diduga pasien mengalami bronchitis akut yang
ditandai dengan gejala batuk, pilek dan demam.
a. Care Plan
Terapi non Farmakologi
b. Istirahat yang cukup
c. Minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi
d. Mandi air hangat
e. Penggunaan uap air hangat dengan ataupun tanpa zat aromatik yang
mudah menguap untuk membantu mengatasi kongesti.
f. Posisi tidur diperhatikan
Terapi Farmakologi
a. Pasien diberikan terapi cefat yang mengandung sefadroksil dalam
bentuk sediaan sirup kering. Sediannya dipisahkan dari ketiga obat
lainnya.
b. Pasien diberikan asvex, salbutamol, dan luminal dalam bentuk sediaan
pulveres.
c. Implementasi Care Plan
Orang tua pasien diberikan KIE mengenai obat yang digunakan, cara
penggunaan obat, aturan pakai obat, waktu penggunaan obat, dan efek
samping obat yang mungkin terjadi serta mengenai terapi non farmakologi
32
Karena dipasaran tersedia sediaan cefat dengan dosis 125 mg/5 mL maka
sediaan diberikan 2 kali sehari 1 sendok teh. Sehingga dosis sehari yang
diberikan adalah :
Diketahui :
1 sendok teh = 7,5 mL
sediaan 125 mg/5mL = 1 mL sediaan mengandung 25 mg cefadroksil.
Sehingga :
Dosis sehari
= (7,5 mL x 25 mg) x 2
= 375 mg
375mg x 3 hari
125mg/5mL
=
= 45 mL unruk 3hari pemberian
Dengan kata lain sediaan cefat 60 mL dapat mencukupi kebutuhan selama 3
hari terapi.
b. Pulveres
- Pulveres Asvex
Dosis sekali pakai adalah 3,59 mg, terapi diberikan sehari 3 kali selama 5 hari,
sehingga jumlah asvex yang diperlukan untuk 5 hari adalah :
Perhitungan
= 3,59 mg x 3 x 5
= 53,85 mg
34
Sediaan Asvex yang beredar dalam bentuk tablet dengan potensi 33,21
mg/tablet. Sehingga jumlah tablet yang dibutuhkan adalah :
Jumlah tabet
- Pulveres Salbutamol
Dosis sekali pakai adalah 1,1 mg, terapi diberikan sehari 3 kali selama 5 hari,
sehingga jumlah salbutamol yang diperlukan adalah :
Perhitungan Salbutamol = 1,1 mg x 3 x 5
= 16,5 mg
Sediaan Salbutamol yang beredar dalam bentuk tablet dengan potensi 2
mg/tablet. Sehingga jumlah tablet yang dibutuhkan adalah :
Jumlah tablet
= 16,5 mg : 2 mg/tablet
= 8,25 tablet
5.3 Pengemasan
a. Cefat
Setelah direkonstitusi, sediaan dikemas kembali dalam box yang sudah
disediakan dari pabrik (kemasan sekunder)
b. Pulveres
1) Kertas perkamen diletak di atas permukaan yang rata. Lipat kira-kira
0,5 inchi ke arah pelipat
2) Serbuk yang telah homogen diletakkan di atas kertas perkamen
tersebut. Kertas dilipat satu kali mengarah ke seberang pelipat
3) Sisi panjang yang belum dilipat ke atas ditarik dan diletakkan pada
garis lipatan pertama
4) Lipatan dipegang dan ditekan sampai menyentuh dasar kertas
5) Kertas yang telah terlipat memanjang diambil dengan hati-hati dan
lipatan menghadap ke atas. Lipat bagian ujung kertas dan masukkan ke
dalam rongga yang terbentuk
Cara pembungkusan :
38
5.5 Pelabelan
a. Cefat (Sirup Kering)
Tgl: 24/09/2014
Sirup Kering
Diminum 2 x sehari 1 1/2 sendok teh
Pada pukul 8 pagi dan 8 malam
Setelah Makan
KOCOK DAHULU
TTD apoteker
b. Pulveres Asvex
No :02
Namapasien : An. Putu
Umur
: 15 bulan
Tgl: 24/09/2014
Pulveres Asvex 39
Diminum 3 x sehari 1 bungkus setelah makan
Pada pukul 8 pagi, 2 siang, dan 8 malam
TTD apoteker
c. Pulveres Salbutamol
APOTEK SARI FARMA
Jln. TukadBilok No 40 Denpasar
Apoteker :Sariasih, S. farm., Apt
SIPA : 448/19.22/3333/2014
No :02
Namapasien : An. Putu
Umur
: 15 bulan
Tgl: 24/09/2014
Pulveres Salbutamol
Diminum 3 x sehari 1 bungkus setelah makan
Pada pukul 8 pagi, 2 siang, dan 8 malam
d. Pulveres Luminal
APOTEK SARI FARMA
Jln. TukadBilok No 40 Denpasar
Apoteker :Sariasih, S. farm., Apt
SIPA : 448/19.22/3333/2014
No :02
Namapasien : An. Putu
Umur
: 15 bulan
TTD apoteker
Tgl: 24/09/2014
Pulveres Luminal
Diminum 2 x sehari 1 bungkus setelah makan
Pada pukul 8 pagi, dan 8 malam
TTD apoteker
penggunaan obat, efek samping yang mungkin muncul, dan beberapa hal yang
perlu dilakukan oleh pasien mencakup pelaksanaan terapi non farmakologi.
Penyerahan obat dan KIE kepada pasien meliputi:
1. Terapi Farmakologi
Nama
Obat
Cefat
Sebelum
Pagi
Setelah
makan
makan
5 mL pada
makan
makan
makan
makan
6 mL pada
pukul 8
pukul 8
pagi
Puyer
asvex
Puyer
salbutamol
Puyer
luminal
1 bungkus
-
pada pukul
8 pagi
1 bungkus
-
pada pukul
8 pagi
pada
pada
pukul 2
pukul 8
siang
1 bungkus
malam
1 bungkus
pada
pukul 2
siang
1 bungkus
1 bungkus
-
1 bungkus
malam
1 bungkus
pada pukul
8 pagi
pada
pukul 2
siang
pada
pukul 8
malam
1 bungkus
pada
pukul 8
malam
Cefat
- Indikasi: mengobati infeksi yang menyebabkan bronchitis pada pasien
41
42
Pasien
: Iya.
Apoteker
Pasien
: Iya mbak.
Apoteker
Pasien
: Oke mbak.
Apoteker : Obat yang kedua ini puyer bu, digunakan untuk mengobati
gejala batuk dan sesak anak ibu. Puyer ini diminum 3 kali
sehari dengan dicampur air ya bu. Diminum 1 jam sebelum
makan atau 2 jam sesudah makan. Jika gejala batuk dan
sesak anak ibu sudah hilang, obat ini bisa dihentikan
pemakaiannya bu.
Pasien
: Iya mbak.
43
Apoteker
Pasien
Apoteker
: Baik bu. Oh iya bu, jika terjadi diare pada anak ibu, ibu
dapat memberikan yogurt untuk mengatasinya. Jangan lupa
untuk mengajak anak ibu kontrol kembali ke dokter setelah
3 hari ya bu. Saya juga sudah menuliskan aturan pakai
obatnya di kemasan bu, tapi jika nanti ada yang ingin ibu
tanyakan ibu dapat menghubungi saya di (0361) 987654.
Terima kasih atas waktunya bu, semoga anak ibu lekas
sembuh ya bu.
Pasien
pasien telah memberikan obat kepada pasien sesuai dengan aturan pakainya
atau tidak.
- Efektivitas Terapi
Kondisi klinik :
Monitoring efektivitas terapi dapat dilakukan dengan melihat kondisi gejala
penyakit pasien apakah sudah membaik, atau dengan menanyakan masih atau
tidaknya demam, batuk, dan flu yang dialami pasien.
Monitoring efek sedasi yang dialami pasien.
- Monitoring efek sampig Obat
Monitoring efek samping terapi dapat dilakukan dengan menanyakan ada atau
tidaknya gejala-gejala yang ditimbulkan akibat pengkonsumsian obat cefat
yang diberikan, seperti diare.
DAFTAR PUSTAKA
45
Chalker, J. 2012. Managing for Rational Medicine Use. In: MDS-3: Managing
Access Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management
Sciences for Health Inc.
Depkes RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Infeksi Salura
Pernapasan. Jakarta: Depkes RI.
Dipiro, Joseph T. Robert L. Talber, Gary C. Yee, Gary R. Matzke, Barbara G.
Wells, L. Michael Posey. 2005. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic
Approach, 7th Edition. USA: The Mc-Graw-Hill Companies, Inc.
Knutson, D. and Braun, C. 2002. Diagnosis and Management of Acute Bronchitis.
Columbus: Ohio State Univesity School of Medicine and Public Health
Lacy, C. F., L. L. Amstrong, M. P. Goldman, L. L. Lance. 2011. DruG
Information Handbook 20th Edition. America: Lexicomp.
MenKes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2406/Menkes/Per/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia
MIMS online. 2014. [serial on line] Available at: htp:/www.mims.com.
Snellman, L., Adams, W., Anderson, G. 2003. Health Care Guideline Diagnosis
and Treatment of Respiratory Illness inChildren and Adults. USA: Institute
for Clinical Systems Improvement
Swetman, S. 209. Martindale: The Complete Drug Reference, 36th Editon.
London: The Pharmaceuticals Pres.
Watanabe, H., and Murao, S. 2013. Acute Confosional State Caused by Tipepidine
Hibenzanate. Jounal of Medical Cases
46
28-9-2014
28-9-2014
Name of
Medication/
dose/frequen
cy
Cefat
(Cefadroxil
125mg/5mL).
Diminum 2x
sehari 6 mL
sesudah
makan
Puyer Asvex
(mengandung
3,95 mg
asvex), puyer
Date
Stopped
30-9-2014
Bila gejala
batuk, flu,
dan sesak
47
salbutamol
(mengandung
1100 mcg,
Salbutamol),
dan puyer
luminal
(mengandung
hilang
33 mg
luminal.).
Diminum 3x
sehari 1
bungkus
sebelum
makan.
( List any medical condition you have on the back of this form)
48