Anda di halaman 1dari 22

BAB VII

PERCOBAAN 6
COMMON BASIS

7.1

Tujuan Percobaan
1.
2.
3.
4.
5.

Mengetahui karakteristik penguat basis bersama (CB).


Mengetahui cara kerja penguat basis bersama (CB).
Mengenal sifat sifat yang dimiliki penguat basis bersama (CB).
Mengetahui cara merangkai rangkaian basis bersama.
Mengenal fungsi dari Amplitude dan RL pada rangkaian penguat basis
bersama.

7.2

Alat dan Bahan


1. Jumper
2. Transistor F9013
3. Supply tegangan DC +12V
4. Audio Generator 013 GW Model GAG 808G
5. Proto Board
6. Resistor (56, 2,2k, 3,9k, 10k, 27k, 33k, 47 k, 180 k,
220 k, 270k, 680k)
7. OWON PDS5022T 25 MHz Digital Oscilloscope
8. Kapastior 100F

7.3

Gambar Rangkaian

Gambar 7.1 Rangkaian Common Basis

Keterangan :
RL = 10K, 27K, 33K, 47K, 180K, 220K, 270K, 680K
7.4

Langkah Percobaan
1. Melakukan kalibrasi pada osiloskop
2. Merangkai rangkaian penguat Common Basis seperti pada gambar 7.1
3. Meneliti rangkaian kembali apakah sudah benar agar tidak terjadi
4.
5.
6.
7.
8.
9.

kerusakan
Mengatur frekuensi AFG sebesar 100 KHz
Mengatur Vpp input sebesar 1 volt
Menghubungkan rangkaian ke Vcc 12 volt
Mengukur Vin pada rangkaian menggunakan osiloskop
Mengukur Vout pada RL dengan menggunakan osiloskop
Menggambarkan dan mencatat ragam gelombang tegangan keluaran

(Vo), gelombang tegangan masukan (Vi).


10. Mengulangi langkah 1-9 dengan variasi RL yang berbeda (10K;
27K; 33K; 47 k; 180 k; 220 k; 270K; 680K)

7.5

Data Percobaan
Tabel 7.1 Hasil percobaan Common Basis

No

Frekuensi
(kHz)

100

Rd

Ragam Gelombang
Masukan (Vi)

56

RL()

100

56

3.4 V

270k

580 mV

100

56

3.6 V

180k

980 mV

100

56

3.8 V

20k

1.04 V

100

Keluaran (VO)

33k

580 mV

Ragam Gelombang

56

1.84 V

680k

1.04 V

4.2 V

100

56

100k

1.04 V

100

56

4V

4k7

1.04 V

100

56

4V

2k2

1.04 V

1.76 V

7.6 Dasar Teori


Penguat common base (CB) merupakan bentuk aplikasi dari rangkaian
prasikap tegangan konfigurasi transistor CB yang bekerja pada daerah aktif.
Pada daerah kerja aktif, persambungan kolektor diberi prategangan balik
(Junction C bernilai negatif) dan persambungan emitter diberi prategangan
maju (Junction E bernilai positif).
Penguat basis bersama paling cocok digunakan dalam rangkaian yang
membutuhkan kenaikan tingkat tegangan (V)

hal ini disebabkan bati

tegangannnya memiliki nilai yang cukup tinggi (hampir sama dengan harga
konfigurasi CE) sedangkan nilai bati arusnya kurang dari.Untuk nilai Ri
memiliki nilai yang sangat kecil sedangkan nilai Ro memiliki nilai yang
sangat besar daripada ketiga konfigurasi yang lain.Penggunaan konfigurasi
CB diperalatan elektronik berfungsi sebagai penyearah (match) sumber
berimpedansi rendah dengan beban berimpedansi tinggi yang di gerakannya
atau juga dapat berfungsi sebagai penguat tak terinversi(non inverting
amplifier)dengan bati tegangan yang lebih dari satu .Konfigurasi ini juga
dapat digunakan sebagai sumber arus tetap misalnya sebagai rangkaian
lejang atau rangkaian sweep (sweep circuit)untuk mengisi kapasitor secara
linier.

Gambar 7.2 Konfigurasi Common Base

Dalam Rangkaian Common Base, emitter sebagai input, collector


sebagai output, dan base sebagai ground.

Gambar 7.3 Rangkaian penguat common base (CB)

Gambar diatas melukiskan penguat basis yang ditanahkan atau basis


bersama. Catu VEE membias forward dioda emitter, dan catu VCC membias
reverse dioda kolektor. Arus emitter DC sama dengan tegangan pada resistor
emitter dibagi dengan resistansi. Dalam symbol:

Tegangan kolektor ke tanah sama dengan tegangan catu VCC dikurangi


penurunan pada resistor kolektor.

Gambar dibawah menunjukkan rangkaian ekivalen AC. Tegangan


output AC adalah

Gambar 7.4 Rangkaian Ekivalen AC

Dan tegangan input AC adalah

Karena itu, penguatan tegangan adalah

Identik dengan penguatan tegangan dari penguat CE.


Penguat CB jarang digunakan karena impedansi inputnya rendah.
Dengan melihat ke emitter, sumber AC hanya melihat Zin(emitter) = re
Tingkat tersebut hanya mempunyai impedansi input sebesar

Atau

Karena

secara tipikal jauh lebih besar dari

. Karena itu untuk

, impedansi input kira-kira dari CB hanya 25.


Impedansi input dari penguat CB adalah rendah sekali sehingga
membebani lebih kebanyakan sumber sinyal. Karena ini, penguat CB
hampir tidak pernah digunakan pada frekuensi rendah, dia kadang-kadang
digunakan dalam pemakaian frekuensi diatas 10 MHz dimana impedansi
sumber rendah adalah umum.
Perhitungan terhadap bati tegangan ,bati arus ,hambatan masukan
dan hambatan keluaran dapat digunakan persamaan dibawah ini;

Gambar 7.5 Rangkaian penguat transistor dengan konfigurasi Common Base

Dari gambar diatas didapatkan nilai :


Bati Arus

Dimana nilai arus masukan (Ii) adalah:

Dan arus keluaran adalah

Bati tegangan

Trans resistans (Rm)

Transkonduktivitas(Gm)

7.7 Analisa dan Pembahasan


7.7.1
Simulasi Proteus Rangkaian Common Base
7.7.1.1 Gambar Rangkaian Simulasi Proteus Common Base

Gambar 7.6 Rangkaian Proteus konfigurasi Common Base

Keterangan :
RL = 680 k; 270 k; 180 k; 100 k; 33 k; 20 k; 4,7 k; 2,2
k.
7.7.1.2 Data Percobaan Simulasi Proteus Common Base
Dari simulasi rangkaian Common Base diatas, dengan variasi
RL yang berbeda didapatkan data sebagai berikut.
Tabel 7.2 Data Hasil Percobaan Proteus Rangkaian Common Base

No

Frekuensi (kHz)

Rd ()

RL ()

Vi (V)

Vo (V)

1.

56

680k

1,72

4,7

2.

56

270k

1,72

4,6

3.

56

180k

1,72

4,4

4.

56

100k

1,72

4,24

5.

56

33k

1,72

4,2

6.

56

20k

1,72

7.

56

4,7k

1,72

2,8

8.

56

2,2k

1,72

2,16

Dari data diatas, terlihat bahwa semakin besar nilai RL, maka
semakin besar nilai Vo (Tegangan Keluaran) ataupun sebaliknya.
Dapat disimpulkan bahwa nilai RL berbanding lurus dengan Vo. Hal

ini menunjukkan bahwa percobaan sesuai dengan teori bahwa


rangkaian penguat Common Base adalah rangkaian penguat tegangan.
7.7.2

Perhitungan Parameter Penguat dengan Hybrid


7.7.2.1 Perhitungan Hybrid

Gambar 7.7 Rangkaian ekuivalen hybrid Common Base

Persamaan untuk penguat masukan transistor dan hambatan


keluaran, bati tegangan dan arus dapat diperoleh dari hubungan :
Vi=hib. I i +hrb V o ...................................(1)
I o=hfb . I i +hob .V o .................................(2)
Tegangan di beban (RL) sama dengan tegangan di keluaran
terminal transistor.
Vo=I L . R L ' =I o . RL '
RL

(karena

= RL//(RC+10K)
=

(3,9 K +10 K ) .680 K


(3,9 K +10 K )+680 K

= 13622

I L =I o )

Nilai parameter h untuk penguat CB :


h11=hib = 28
h12=hrb = 5 . 10-4
h21=hfb= -0,98
h22=hob= 0,34 . 10-6
h=hib .hobhrb . hfb

28.0,34 .1065.104 . (0.98 )


4,99.10

9,52.10 +4,9.10

Current Gain (AI)


Current Gain atau Bati Arus adalah perbandingan arus
keluaran (IC) dengan arus masukan (Ii) secara matematis Bati Arus :

AI =

I L I O
=
Ii
Ie
Dengan memasukkan nilai Vo (sama dengan -iC.RL) di persamaan
(2)
I o=hfb . I i +hob (I o . RL ' )=hfb. I i hob . I o RL '
I o+ hob . I o RL '=hfb . I i
I o (1+ hob . R L ')=hfb. I i
Io
hfb
=
I i (1+hob . R L ')

Sehingga

A I=

Io
hfb
=
..............(3)
I i (1+ hob . R L ')

AI

(0,98)
1+0,34. 106 .13622

AI

0.98
1+ 4.63 .103

AI

= 0.985

Impedansi masukan (Ri)

Karena tidak ada komponen reaktif, maka lebih tepat disebut


hambatan masukan (resistansi masukan) bukan impedansi masukan..
Nilai dari hambatan masukan adalah hasil dari pembagian tegangan
masukan (Vi) oleh arus masukan (Ii), secara matematis dinyatakan,
Ri=

Vi Ve
=
Ii Ie

Dengan memasukkan nilai Vo (sama dengan Io.RL) di persamaan


(1)
Vi=hib. Ie+ hrb .Vo
Vi=hib . Iihrb .( Io . R L' )
Kemudian membagi persamaan di atas dengan Ii di tiap sisi
'

Vi hib . Iihrb . ( Io . R L )
=
Ii
Ii
Vi
Io
=hibhrb . . R L'
Ii
Ii

Langkah selanjutnya dengan mengganti

Vi
Ii

dengan Ri dan

Io
Ii

dengan AI di persamaan di atas.


Ri=hibhrb .(AI ) . R L'
Ri=hib+ hrb . AI . R L' ................................(4)

Dengan memasukkan nilai

AI =

(3), maka diperoleh


Ri=hib+ hrb .(

hfb
'
). R L
'
(1+hob . RL )

hfb
(1+ hob . R L ' )

dari persamaan

Ri=hib(

hrb .hfb
)
1
.............................(5)
+hob
'
RL

Karena dalam rangkaian terdapat hambatan depan maka Ri ditambah


dengan Rd

((

Ri=hib

hrb . hfb
+ Rd
1
+ hob
RL'

5.104 .0,98
28
+56
1
+0,34.106
13622

150,44

Voltage Gain (AV)

Voltage Gain atau Bati Tegangan adalah perbandingan tegangan


keluaran (Vo) dengan tegangan masukan (Vi)
AV =

Vo Vo
=
Vi Ve

Io . R L'
Vi

( Vo=I o . R L ' )

Dengan memasukkan nilai Io (sama dengan AI.Ii)


AV =

AI . I i R'L
Ii
= AI . R L ' ( )
Vi
Vi
Kemudian ganti

AV =

AI . R L
Ri

'

Vi
Ii

dengan Ri, maka

Substitusikan nilai AI (sama dengan

hib

dengan

((

hfb
) dan Ri (sama
(1+hob . R L ' )

hrb . hfb
+ Rd
1
) dan menyederhanakannya maka
+hob
RL '

menjadi,
AV =

hfb. RL'
hib+ Rd +(ho . Rd+ hib. hobhrb . hfb) RL'

Jika hib . hobhrb . hfb= h maka persamaan di atas menjadi


AV =

hfb . RL '
hib+ Rd +( ho . Rd+ h) RL '

AV =

0,98.13622
28+56+(0,34.106 .56+ 4,99.104 ) 13622

AV =133,4

Tegangan Keluaran
AV =

Vo
Vi

Vo= AV .Vi
133.,4 . 0,58
77,372V

Hambatan Keluaran (Ro)

Hambatan keluaran adalah rasio dari tegangan keluaran (Vo) dan


arus dari sumber tegangan (Io), secara matematis dinyatakan,
Ro=

Vo
Vo
=
......................(6)
Io (hfb . I i +hob . V o )

Nilai Ii dapat dicari menggunakan Hukum Kirchoff di bagian input


rangkaian penguat transistor.
Rs . Ii+hib . Ii+ hrb .Vo=0
Dengan

Ii=

hrb .Vo
( Rs+ hib)

Maka persamaannya menjadi


Vo
hfb (hrb . Vo )
+ hob .Vo
Rs+hib

Ro=

Ro=

( Rs+ hib)
hfb . hrb+ ( Rs+ hib ) hob

Ro=

(Rs+hib)
Rs .hob+ hib. hobhfb. hrb

Ro=

(Rs+ hib)
Rs .hob+ h

56+ 28
56. 0,34.106 + 4,99.104

161.987,041

Trans Resistansi (Rm)

Rm= A I . Ri

Gm=

Rm=0,985. 150,44

Rm=148,1

Trans konduktansi (Gm)


AI
Ri

Gm=

0,985
150,44

Gm=0,00655

Dengan cara yang sama, maka didapat data sebagai berikut :


Tabel 7.3 Hasil Perhitungan Hybrid

RL

RL

()

()

68000
0
27000
0
18000
0
10000
0

AI

13622

0,985

13219

0,984

12904

0,984

12204

0,984

33000

9780,4

0,983

20000

8200,6

0,983

4700

3512,4

0,981

2200

55,775

0,98

7.7.2.2

Ri
()
150,4
4
148,4
9
146,9
5
143,5
5
131,7
7
124,0
7
101,1
9
84,27
3

AV

Vo
(V)

133,4

138,8

129,7

75,25

126,9

124,3

120,4

125,2

97,74

56,69

82,64

85,95

36,3

37,75

0,588

0,611

h
0,00049
0,00049
0,00049
0,00049
0,00049
0,00049
0,00049
0,00049

Ro ()

Rm

Gm

161987.041

148,1 0,00655

161987.041

146,2 0,00663

161987.041

144,7

161987.041

141,3 0,00686

161987.041

129,6 0,00746

161987.041

121,9 0,00792

161987.041

99,29

0,0097

161987.041

82,59

0,01163

Hubungan RL terhadap Vo

Dari perhitungan, didapatkan perbandingan data sebagai berikut.

0,0067

Tabel 7.4 Hubungan RL dan Vo

RL ()
680000
270000
180000
100000
33000
20000
4700
2200

Vo (V)
138,8
75,25
124,3
125,2
56,69
85,95
37,75
0,611

Chart Title
6
5
4
3
2
1
0
Category 1

Category 2
Series 1

Category 3
Series 2

Series 3

Gambar 7.8 Grafik Hubungan RL dengan Vo

Dari tabel dan grafik terlihat bahwa nilai Vo menurun seiring


menurunnya nilai RL ataupun sebaliknya. Hal ini berarti Vo
berbanding lurus dengan RL, sehingga dapat diketahui bahwa
rangkaian penguatan common base berguna untuk penguatan
tegangan.
7.7.2.3

Hubungan RL terhadap AV

Dari perhitungan, didapatkan perbandingan data sebagai berikut.


Tabel 7.5 Hubungan RL dan AV

Category 4

RL ()
680000
270000
180000
100000
33000
20000
4700
2200

AV
133,4
129,7
126,9
120,4
97,74
82,64
36,3
0,588

Gambar 7.9 Grafik Hubungan RL dengan AV

Dari tabel terlihat bahwa semakin kecil nilai RL, maka


semakin kecil pula nilai AV (Voltage Gain) ataupun sebaliknya. Hal
ini menunjukkan RL berbanding lurus dengan AV sesuai dengan RL
yang juga berbanding lurus dengan Vo.

7.7.2.4

Hubungan RL terhadap AI

Dari perhitungan, didapatkan perbandingan data sebagai berikut.


Tabel 7.6 Hubungan RL dan AI

RL ()

AI

680000
270000
180000
100000
33000
20000
4700
2200

0,985
0,984
0,984
0,984
0,983
0,983
0,981
0,98

Gambar 7.10 Grafik Hubungan RL dengan AI

Dari tabel terlihat bahwa walaupun nilai RL naik, nilai AI


relatif tetap. Hal ini bisa disebabkan karena faktor pembulatan.
Namun demikian, perbedaan tersebut cukup kecil sehingga dapat
disimpulkan bahwa RL relatif tidak berpengaruh terhadap nilai AI
dan percobaan telah sesuai dengan teori, , maka diketahui bahwa
rangkaian penguat common base tidak digunakan untuk memperkuat
nilai arus.
7.7.3

Perbandingan Data Percobaan dan Data Simulasi

Dari data percobaan dan data simulasi, diperoleh tabel sebagai berikut.
Tabel 7.7 Perbandingan Data Percobaan dan Data Simulasi

RL ()
680000
270000
180000
100000
33000
20000

Frekuensi

Vi (V)

Vo simulasi

Vo percobaan

(kHz)
1
1
1
1
1
1

1,04
0,58
0,98
1,04
0,58
1,04

(V)
138,8
75,25
124,3
125,2
56,69
85,95

(V)
3,4
3,6
3,8
1,84
4,2
4

4700
2200

1
1

1,04
1,04

37,75
0,611

2,4
1,76

Gambar 7.11 Grafik Perbandingan Data Percobaan dan Data Simulasi

Dari tabel terlihat perbedaan data yang tidak begitu jauh. Hal
ini dapat disebabkan oleh kesalahan dalam pengukuran, kesalahan
pengambilan data, kurang presisinya alat ukur yang digunakan, atau
kemungkinan komponen yang rusak. Namun terlihat bahwa
keduanya menunjukan nilai Vo yang sama-sama meningkat sesuai
dengan pertambahan nilai RL. Hal ini berarti percobaan telah sesuai
dengan teori bahwa penguat common base berguna untuk
menguatkan tegangan.
7.7.4

Perbandingan Data Percobaan dan Data Perhitungan dengan


Hybrid
Dari data percobaan dan data simulasi, diperoleh tabel sebagai
berikut.

Tabel 7.8 Perbandingan Data Percobaan dan Data Perhitungan

RL ()

Frekuensi

Vi (V)

(kHz)
1

0,86

680000

(V)

(V)

0,86

270000

42.48
1

0,86

180000

42.11
1

0,86

0,86

33000

41.26
37.77

1
20000

Vo Percobaan

42.92
1

100000

Vo Perhitungan

0,86
34.9

6,8
6,6
6,6
6,4
6,2
5,36

0,86

4700

21.45
1

0,86

2200

13.64

4
2,8

Gambar 7.12 Grafik Perbandingan Data Percobaan dan Data Perhitungan

Dari tabel terlihat perbedaan data yang sangat jauh. Hal ini
dapat disebabkan oleh kesalahan dalam pengukuran, kesalahan
pengambilan data, kurang presisinya alat ukur yang digunakan, atau
kemungkinan komponen yang rusak. Namun terlihat bahwa
keduanya menunjukan nilai Vo yang sama-sama meningkat sesuai
dengan pertambahan nilai RL. Hal ini berarti percobaan telah sesuai
dengan teori bahwa penguat common base berguna untuk
menguatkan tegangan.
7.8

Kesimpulan
1. Rangkaian penguat common base adalah rangkaian penguat yang berguna
sebagai penguat tegangan.
2. Nilai Voltage Gain penguat common base relatif tinggi seiring semakin
besarnya tahanan beban.
3. Rangkaian penguat common base tidak cocok menjadi penguat arus.
4. Rangkaian penguat common base memiliki Rm tinggi yang berarti
penguat ini cenderung memiliki arus kecil, sedangkan tegangannya besar.
5. Rangkaian penguat common base memiliki nilai Gm yang rendah, hal ini
berarti penguat ini dengan tegangan masukan kecil, tegangan keluaran
cenderung lebih besar dan arusnya kecil.
6. Perbedaan hasil percobaan dengan simulasi dalam Proteus memiliki
perbedaan, hal ini disebabkan karena kurang presisinya alat ukur yang
digunakkan dalam percobaan serta kemungkinan komponen yang rusak.

7. Perbedaan hasil percobaan dengan hasil perhitungan memiliki perbedaan


yang cukup jauh, hal ini disebabkan karena nilai parameter hybrid yang
merupakan tetapan yang memungkinkan untuk perhitungan yang akurat.
8. Voltage Gain atau Bati Tegangan menunjukkan seberapa besar penguatan
tegangan rangkaian penguat Common Base. Voltage Gain berbanding
lurus dengan peningkatan nilai RL.
9. Current Gain dalam percobaan cenderung bernilai tetap walaupun sudah
divariasi nilai RL. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada penguatan arus
pada rangkaian common base.
10. Nilai tahanan beban (RL) berbanding lurus dengan nilai tegangan (Vo)
membuktikan bahwa common base merupakan penguat tegangan.

Anda mungkin juga menyukai