PENDAHULUAN
1Dr. Hj. Aelina Surya, Dra, Antara Indonesia dan Rusia Sebuah Tinjauan
Sejarah, hal 4. 2009.
2Ibid. hal 5
3 Ibid.
Kerjasama yang cukup baik dengan pihak barat menjadikan Indonesia sedikit optimis pada
sektor pembangunan dan ekonomi. Bahkan pada akhirnya Indonesia mulai membeli Alutsista
pada mereka. Dan hal ini tentu saja membuat interaksi antara Indonesia dengan Rusia
menjadi semakin kaku. Hal ini terus berlanjut hinnga sauatu waktu pada 12 November 1991
terjadi insiden Dili atau mungkin lebih dikenal dengan Insiden Santa Cruz 4, dimana Insiden
yang menewaskan lebih dari 250 orang ini membuat Amerika, selaku pimpinan blok barat
menyatakan embargo senjata terhadap Indonesia yang dituduh melanggar Hak Asasi Manusia
(HAM).
Akibat dari embargo senjata ini sangat terasa bagi militer Indonesia. Kesiapan TNI terkait
dengan Alutsista menurun drastis. Banyak dari alat tempur Indonesia yang mengalami
kerusakan namun tidak mendapatkan suku cadang yang baru. Dan juga, peralatan yang ada
pada umumnya merupakan alat-alat yang sudah tergolong tua. Untuk melindungi wilayah
Indonesia yang sangat luas, saat itu kita hanya mengandalkan empat unit jet tempur 5. Dan
benar saja, beberapa peristiwa penting tercatat pada masa embargo tersebut. Misalnya tragedi
Bom Bali 2002 dan juga darurat militer pada kasus Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada
tahun 2003.
Kondisi tersebut pada akhirnya membuat Indonesia harus mencari alternatif bagi pemenuhan
kebutuhan Alutsista Indonesia. Dan benar, pada masa presiden Megawati Soekarno Putri
dipererat kembalilah hubungan yang sempat renggang dengan Rusia. Pada tahun 2003
presiden Megawati menandatangani deklarasi tentang kerangka hubungan persahabatan dan
kemitraan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia pada abad ke-21. Penandatanganan ini
seperti menjadi angin segar bagi militer Indonesia.
Kerjasama Indonesia dengan Rusia terus berlanjut dan bahkan semakin baik pada masa
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pasalnya pada masa pemerintahan periode
pertama beliau (2004-2009) telah terjalin berbagai kerjasama antara Indonesia dan Rusia. Diantara
perjanjian-perjanjian kerjasama tersebut terlihat bahwa kerjasama dibidang militer menjadi prioritas
bagi Indonesia. Indonesia seperti melepaskan dahaganya setelah di embargo selama belasan tahun
oleh pihak barat.
Setelah Persetujuan antara pemerintah republik Indonesia dan pemerintah Federasi
Rusia mengenai kerjasama teknik-militer di Moskow, Rusia pada 21 April 2003 6 dimasa
Presiden Megawati, Indonesia terus melakukan beberapa perjanjian militer penting bersama
Rusia. Diantaranya adalah catatan pertemuan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia
mengenai peningkatan kerjasama bilateral di bidang pertahanan dan keamanan di Jakarta,
pada 17 September 20047. Selanjutnya memorandum saling pengertian antara pemerintah
Republik Indonesia dan pemerintah Federasi Rusia mengenai bantuan dalam rangka
pelaksanaan program kerjasama teknik-militer Indonesia Rusia tahun 2006-2010 di Moskow
pada 1 Desember 20068. Prosesnya langsung dilakukan oleh Presiden Yudoyono pada saat
kunjungannya ke Moskow pada akhir tahun 2006 tersebut.
Pada dasarnya tujuan seluruh kerjasama Indonesia dan Rusia dibidang Militer ini merupakan
suatu tindakan demi memenuhi tuntutan dari kebutuhan minimal pertahanan Indonesia demi
memenuhi kepentingan nasional Indonesia. Kepentingan nasional Indonesia pada hakikatnya
adalah tetap tegaknya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 19459.
Sedangkan embargo senjata pada dekade sebelumnya membuat Indonesia sangat tertinggal
dalam bidang militer. Dan akibatnya Alutsista Indonesia tidak cukup untuk melindungi
17.000 lebih pulau-pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke. Dan jelas saja ini akan
mengganggu stabilitas keamanan Negara Indonesia.
Selain
memanfaatkan momen ini untuk menjadi latihan bagi teknisi-teknisi senjata asal Indonesia,
agar dapat belajar dan menimba ilmu sehingga nantinya Indonesia dapat memiliki teknologi
militer yang tidak kalah dari negara-negara maju lain. Misalnya saja persetujuan lain pada 1
6 Kementrian Luar Negeri Indonesia, daftar perjanjian Internasional Rusia,
http://www.kemlu.go.id/Daftar%20Perjanjian%20Internasional/rusia.htm (diakses
pada 6 desember 2014)
7 Ibid.
8 Ibid.
9 Departemen Pertahanan Republik Indonesia, Buku putih pertahanan Indonesia
2008, hal 39.
desember 2006 tersebut antara pemerintah republik Indonesia dan pemerintah Federasi Rusia
mengenai perlindungan timbal balik atas hak-hak hasil aktifitas intelektual yang diterapkan
dan diperoleh dalam rangka kerjasama bilateral teknik-militer10.
Sampai saat ini telah banyak teknisi Indonesia yang mampu mengembangkan teknologi yang
didapat dari Rusia. Misalnya saja pengembangan adapter pengisi bahan bakar jet tempur
sukhoi yang dibuat/dimodifikasi oleh teknisi asli Indonesia. Dengan adanya perkembangan
yang sangat signifikan ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai pengaruh hubungan diplomatik Indonesia dan Federasi Russia terhadap
perkembangan militer Indonesia.
I.4. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah, Hubungan diplomatik Indo-Rusia sangat
mempengaruhi peta kekuatan militer Indonesia.
dan
menyeluruh.
Dimulai
dari
zaman
pra-kemerdekaan,
pasca
kemerdekaan, orde lama, orde baru, reformasi dan sampai pada masa sekarang.
Penulis juga menjabarkan beberapa sektor kerjasama penting antara Indonesia dan
Rusia
2. Artikel tentang Insiden Dili, 12 November 1991 yang ditulis oleh Rifan Syamodo,
memberikan informasi yang bagus untuk mengetahui penyebab embargo senjata yang
dialami Indonesia setelah tragedi ini. Penulis menjelaskan bagaimana Timor Leste
yang dulunya merupakan bagian dari Indonesia bisa terlepas. Penulis bahkan
memberikan gambaran kejadian tersebut. Namun, penulis tidak melibatkan informasi
tentang penyebab insiden itu terjadi.
3. Artikel selanjutnya embargo militer: masa suram alutsista militer Indonesia, yang
diakses di analisismiliter.com, menjelaskan bagaimana keterpurukan militer Indonesia
pada masa embargo senjata. Pada artikel ini dituliskan bahwa Indonesia sangat
kekurangan peralatan militer. Dan juga penulis juga menggambarkan bagaimana
sikap-sikap Negara lain menanggapi masalah yang tengah melanda Indonesia.
4. Data yang diambil dari website Kementrian Luar Negeri Indonesia, tentang daftar
perjanjian Internasional Rusia, pada website ini dijabarkan seluruh kerjasama antar
kedua Negara. Namun tidak dijelaskan secara lebih detail.
5. Sumber terakhir merupakan sebuah Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008 yang
diterbitkan oleh departemen pertahanan RI. Pada buku ini dijelaskan dengan detail
tentang seluk beluk pertahanan Negara. Dari isu keamanan global, kebijakan strategis
mengenai pertahanan nasional, kerjasama pertahanan dengan berbagai Negara. Buku
ini juga memberikan informasi yang mudah dimengerti oleh masyarakat luas.
Menurut seorang Niccolo Machiavelli, dua dasar penting bagi negara adalah hukum yang
sehat dan pasukan-pasukan militer yang kuat11. Begitulah pandangan dari pemikiran realis
bahwasanya kekuatan militer merupakan hal yang sangat mutlak dalam memelihara
kedaulatan Negara.
peristiwa yang telah dijabarkan akan kita kaitkan dengan perkembangan Alutsista Indonesia
pada masa selanjutnya.
Daftar Pustaka
1. Surya , Aelina. Antara Indonesia dan Rusia Sebuah Tinjauan Sejarah. Prodi Hubungan
Internasional, Universitas Padjajaran, 2009.
2. Analisis Militer. embargo militer: masa suram alutsista militer Indonesia.
http://analisismiliter.com/artikel/part/8/Embargo_Militer_Masa_Suram_Alutsista_Mil
iter_Indonesia (diakses pada 3 Desember 2014)
3. Kementrian Luar Negeri Indonesia. daftar perjanjian Internasional Rusia.
http://www.kemlu.go.id/Daftar%20Perjanjian%20Internasional/rusia.htm (diakses
pada 6 desember 2014)
4. Departemen Pertahanan Republik Indonesia. Buku putih pertahanan Indonesia 2008.
5. Syamodo, Rifan. Insiden Dili, 12 November 1991.
http://warofweekly.blogspot.com/2011/04/insiden-dili-12-november-1991.html
(diakses pada 3 Desember 2014)
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
RIGO SEMPATI
1210852015