Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia telah terjalin semenjak lama.
Tercatat dalam sejarah Indonesia bahwasanya pemerintah Rusia, saat itu disebut Uni Soviet
telah mengakui kedaulatan Indonesia di sidang PBB pada tahun 19461. Semenjak itu,
hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Rusia tidak pernah terputus. Kedekatan
Ideologis antara Indonesia dan Rusia pada jaman kemerdekaanpun disinyalir sebagai salah
satu penyebab eratnya hubungan antara Indonesia dan Rusia.
Pada masa pemerintahan orde lama, presiden Soekarno tercatat telah melakukan sebanyak
empat kali kunjungan ke Rusia2. Perjalanan tersebut dilaksanakan untuk membahas
kerjasama dalam berbagai bidang. Diantara berbagai kerjasama yang diadakan, bidang militer
merupakan pokok kerjasama yang paling menonjol. Rusia memberikan bantuan dana untuk
RI agar dapat memodernisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI serta memberikan
pelatihan teknisnya. Selain itu terdapat kerjasama lain seperti perndidikan dan budaya.
Pada masa orde baru, terjadi sedikit pergeseran arah politik Indonesia. Meskipun tidak
memutus hubungan dengan Rusia, namun pemerintah RI saat itu terkesan pro barat. Hal ini
disebabkan beberapa hal. Pemberontakan PKI yang memiliki keterikatan kuat dengan Rusia 3
pada 30 September 1965 (G30S-PKI) dianggap sebagai penyebab terbesar pergeseran arah
politik ini. Hal lain yang menyebabkan pergeseran ini adalah program pemerintah orde baru
yang sangat mementingkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Dan negara barat
menawarkan solusi bagi permasalahan tersebut.

1Dr. Hj. Aelina Surya, Dra, Antara Indonesia dan Rusia Sebuah Tinjauan
Sejarah, hal 4. 2009.
2Ibid. hal 5
3 Ibid.

Kerjasama yang cukup baik dengan pihak barat menjadikan Indonesia sedikit optimis pada
sektor pembangunan dan ekonomi. Bahkan pada akhirnya Indonesia mulai membeli Alutsista
pada mereka. Dan hal ini tentu saja membuat interaksi antara Indonesia dengan Rusia
menjadi semakin kaku. Hal ini terus berlanjut hinnga sauatu waktu pada 12 November 1991
terjadi insiden Dili atau mungkin lebih dikenal dengan Insiden Santa Cruz 4, dimana Insiden
yang menewaskan lebih dari 250 orang ini membuat Amerika, selaku pimpinan blok barat
menyatakan embargo senjata terhadap Indonesia yang dituduh melanggar Hak Asasi Manusia
(HAM).
Akibat dari embargo senjata ini sangat terasa bagi militer Indonesia. Kesiapan TNI terkait
dengan Alutsista menurun drastis. Banyak dari alat tempur Indonesia yang mengalami
kerusakan namun tidak mendapatkan suku cadang yang baru. Dan juga, peralatan yang ada
pada umumnya merupakan alat-alat yang sudah tergolong tua. Untuk melindungi wilayah
Indonesia yang sangat luas, saat itu kita hanya mengandalkan empat unit jet tempur 5. Dan
benar saja, beberapa peristiwa penting tercatat pada masa embargo tersebut. Misalnya tragedi
Bom Bali 2002 dan juga darurat militer pada kasus Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada
tahun 2003.
Kondisi tersebut pada akhirnya membuat Indonesia harus mencari alternatif bagi pemenuhan
kebutuhan Alutsista Indonesia. Dan benar, pada masa presiden Megawati Soekarno Putri
dipererat kembalilah hubungan yang sempat renggang dengan Rusia. Pada tahun 2003
presiden Megawati menandatangani deklarasi tentang kerangka hubungan persahabatan dan
kemitraan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia pada abad ke-21. Penandatanganan ini
seperti menjadi angin segar bagi militer Indonesia.
Kerjasama Indonesia dengan Rusia terus berlanjut dan bahkan semakin baik pada masa
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pasalnya pada masa pemerintahan periode
pertama beliau (2004-2009) telah terjalin berbagai kerjasama antara Indonesia dan Rusia. Diantara
perjanjian-perjanjian kerjasama tersebut terlihat bahwa kerjasama dibidang militer menjadi prioritas

4 Rifan Syamodo, Insiden Dili, 12 November 1991,


http://warofweekly.blogspot.com/2011/04/insiden-dili-12-november-1991.html
(diakses pada 3 Desember 2014)
5 Analisis Militer, embargo militer: masa suram alutsista militer Indonesia,
http://analisismiliter.com/artikel/part/8/Embargo_Militer_Masa_Suram_Alutsista_Mi
liter_Indonesia (diakses pada 3 Desember 2014)

bagi Indonesia. Indonesia seperti melepaskan dahaganya setelah di embargo selama belasan tahun
oleh pihak barat.
Setelah Persetujuan antara pemerintah republik Indonesia dan pemerintah Federasi

Rusia mengenai kerjasama teknik-militer di Moskow, Rusia pada 21 April 2003 6 dimasa
Presiden Megawati, Indonesia terus melakukan beberapa perjanjian militer penting bersama
Rusia. Diantaranya adalah catatan pertemuan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia
mengenai peningkatan kerjasama bilateral di bidang pertahanan dan keamanan di Jakarta,
pada 17 September 20047. Selanjutnya memorandum saling pengertian antara pemerintah
Republik Indonesia dan pemerintah Federasi Rusia mengenai bantuan dalam rangka
pelaksanaan program kerjasama teknik-militer Indonesia Rusia tahun 2006-2010 di Moskow
pada 1 Desember 20068. Prosesnya langsung dilakukan oleh Presiden Yudoyono pada saat
kunjungannya ke Moskow pada akhir tahun 2006 tersebut.
Pada dasarnya tujuan seluruh kerjasama Indonesia dan Rusia dibidang Militer ini merupakan
suatu tindakan demi memenuhi tuntutan dari kebutuhan minimal pertahanan Indonesia demi
memenuhi kepentingan nasional Indonesia. Kepentingan nasional Indonesia pada hakikatnya
adalah tetap tegaknya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 19459.
Sedangkan embargo senjata pada dekade sebelumnya membuat Indonesia sangat tertinggal
dalam bidang militer. Dan akibatnya Alutsista Indonesia tidak cukup untuk melindungi
17.000 lebih pulau-pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke. Dan jelas saja ini akan
mengganggu stabilitas keamanan Negara Indonesia.
Selain

mengutamakan kerjasama pengadaan senjata dari Rusia, Indonesia juga

memanfaatkan momen ini untuk menjadi latihan bagi teknisi-teknisi senjata asal Indonesia,
agar dapat belajar dan menimba ilmu sehingga nantinya Indonesia dapat memiliki teknologi
militer yang tidak kalah dari negara-negara maju lain. Misalnya saja persetujuan lain pada 1
6 Kementrian Luar Negeri Indonesia, daftar perjanjian Internasional Rusia,
http://www.kemlu.go.id/Daftar%20Perjanjian%20Internasional/rusia.htm (diakses
pada 6 desember 2014)
7 Ibid.
8 Ibid.
9 Departemen Pertahanan Republik Indonesia, Buku putih pertahanan Indonesia
2008, hal 39.

desember 2006 tersebut antara pemerintah republik Indonesia dan pemerintah Federasi Rusia
mengenai perlindungan timbal balik atas hak-hak hasil aktifitas intelektual yang diterapkan
dan diperoleh dalam rangka kerjasama bilateral teknik-militer10.
Sampai saat ini telah banyak teknisi Indonesia yang mampu mengembangkan teknologi yang
didapat dari Rusia. Misalnya saja pengembangan adapter pengisi bahan bakar jet tempur
sukhoi yang dibuat/dimodifikasi oleh teknisi asli Indonesia. Dengan adanya perkembangan
yang sangat signifikan ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai pengaruh hubungan diplomatik Indonesia dan Federasi Russia terhadap
perkembangan militer Indonesia.

I.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dan dengan harapan
penelitian ini mencapai tujuannya, maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah sebagai
berikut:
Bagaimana pengarui hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Federasi Rusia
terhadap perkembangan militer Indonesia?.

I.3. Pertanyaan Penelitian


Agar penelitian ini menjadi lebih konsisten dan mudah dipahami pembaca, maka
disini penulis melakukan penelitian didasari beberapa pertanyaan berikut:
1. Bagaimana sejarah kerjasama bidang militer Indonesia-Rusia pasca kemerdekaan?.
2. Bagaimana keadaan Alutsista Indonesia pada masa Embargo senjata 1990-an?.
3. Apakah Indonesia memanfaatkan sejarah pertemanan dengan Rusia demi memenuhi
kepentingan nasional Indonesia?
4. Bagaimana perkembangan militer Indonesia setelah bekerjasama kembali bersama
Rusia?
10 Kementrian Luar Negeri Indonesia, daftar perjanjian Internasional Rusia,
http://www.kemlu.go.id/Daftar%20Perjanjian%20Internasional/rusia.htm (diakses pada 6
desember 2014)

I.4. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah, Hubungan diplomatik Indo-Rusia sangat
mempengaruhi peta kekuatan militer Indonesia.

I.5. Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah:
1. Untuk mengetahui bagaimana usaha yang dilakukan Indonesia untuk mengatasi
kelangkaan Alutsista dan suku cadangnya akibat embargo yang diberikan barat.
2. Untuk mengingat dan mengkaji kembali penerapan konsep politik bebas-aktif
Indonesia.
I.6. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memperkaya pengetahuan bagi peneliti sebagai seorang penuntut ilmu.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Indonesia dalam mengambil dan
menjalankan kebijakan luar negeri.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam perkembangan militer Indonesia
4. Sebagai media edukasi bagi masyarakat(pembaca) dan,
5. Menjadi bahan bacaan bagi peneliti lain yang ingin menulis tentang isu-isu terkait.

I.7. Study Pustaka


Beberapa jurnal dan artikel yang menjadi rujukan dalam penulisan latar belakang
masalah tersebut ialah:
1. Antara Indonesia dan Rusia, Sebuah Tinjauan Sejarah yang ditulis oleh Dr. Hj.
Aelina Surya dari prodi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Padjajaran
mengupas sejarah hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia. Penjelasan
mengenai perkembangan hubungan diplomatik kedua negara dijalaskan secara
sistematis

dan

menyeluruh.

Dimulai

dari

zaman

pra-kemerdekaan,

pasca

kemerdekaan, orde lama, orde baru, reformasi dan sampai pada masa sekarang.

Penulis juga menjabarkan beberapa sektor kerjasama penting antara Indonesia dan
Rusia
2. Artikel tentang Insiden Dili, 12 November 1991 yang ditulis oleh Rifan Syamodo,
memberikan informasi yang bagus untuk mengetahui penyebab embargo senjata yang
dialami Indonesia setelah tragedi ini. Penulis menjelaskan bagaimana Timor Leste
yang dulunya merupakan bagian dari Indonesia bisa terlepas. Penulis bahkan
memberikan gambaran kejadian tersebut. Namun, penulis tidak melibatkan informasi
tentang penyebab insiden itu terjadi.
3. Artikel selanjutnya embargo militer: masa suram alutsista militer Indonesia, yang
diakses di analisismiliter.com, menjelaskan bagaimana keterpurukan militer Indonesia
pada masa embargo senjata. Pada artikel ini dituliskan bahwa Indonesia sangat
kekurangan peralatan militer. Dan juga penulis juga menggambarkan bagaimana
sikap-sikap Negara lain menanggapi masalah yang tengah melanda Indonesia.
4. Data yang diambil dari website Kementrian Luar Negeri Indonesia, tentang daftar
perjanjian Internasional Rusia, pada website ini dijabarkan seluruh kerjasama antar
kedua Negara. Namun tidak dijelaskan secara lebih detail.
5. Sumber terakhir merupakan sebuah Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008 yang
diterbitkan oleh departemen pertahanan RI. Pada buku ini dijelaskan dengan detail
tentang seluk beluk pertahanan Negara. Dari isu keamanan global, kebijakan strategis
mengenai pertahanan nasional, kerjasama pertahanan dengan berbagai Negara. Buku
ini juga memberikan informasi yang mudah dimengerti oleh masyarakat luas.

I.8. Kerangka Konseptual


Perspektif Realisme
Berbicara tentang isu pertahanan dan keamanan Negara tidak akan terlepas dari
perspektif realisme. Realisme merupakan suatu aliran pemikiran klasik dalam Hubungan
Internasional yang memandang bahwa negara merupakan aktor utama dalam Hubungan
Internasional. Perkembangan dari pendekatan realism telah ada sejak berkembangnya sejarah
Eropa. Tokoh-tokohnya yang terkenal diantaranya, Tuchidides, Niccolo Machiavelli, dan
Hans J. Morgenthau.
Menurut para pemikir realis, Negara harus memberikan perhatian yang tinggi pada
nilai-nilai keamanan nasional karena Negara berada dalam suatu sistem global yang anarki.

Menurut seorang Niccolo Machiavelli, dua dasar penting bagi negara adalah hukum yang
sehat dan pasukan-pasukan militer yang kuat11. Begitulah pandangan dari pemikiran realis
bahwasanya kekuatan militer merupakan hal yang sangat mutlak dalam memelihara
kedaulatan Negara.

Konsep sistem Pertahanan Negara


Menurut undang-undang No. 3 tahun 2002, system pertahanan Negara dalah sistem
pertahanan yang bersifat semesta. Dan melibatkan seluruh warga Negara, wilayah Negara.
Sistem ini dipersiapkan oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total dan terpadu dalam
menegakkan kedaulatan dan keutuhan wilayah serta menjaga keselamatan seluruh bangsa
Indonesia.
I.9. Metode Penelitian
I.9.1. Teknik pengumpulan data
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dikemukakan sebelumnya,
maka jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan telaah pustaka library research
sebagai metode pengumpulan data. Maksudnya penulis menggunakan data-data dari literature
yang berkaitan dengan pokok masalah yang dibahas pada penelitian.
I.9.2. Batasan masalah
Demi mendapatkan penelitian yang lebih konsisten dan terarah maka penulis
memberikan batasan masalah agar penelitian lebih terfokus. Selanjutnya masalah yang akan
menjadi objek penelitian akan dibatasi pada kerjasama luar negeri Indonesia-Rusia yang
mempengaruhi perkembangan militer Indonesia.
I.9.3. Tipe penelitian
Penelitian ini mengarah pada historical representation dimana penulis akan
mencoba menjabarkan peristiwa-peristiwa berdasarkan urutan waktu kejadian. Dan lalu
11 Niccolo Machiavelli, The Prince.

peristiwa yang telah dijabarkan akan kita kaitkan dengan perkembangan Alutsista Indonesia
pada masa selanjutnya.

Daftar Pustaka

1. Surya , Aelina. Antara Indonesia dan Rusia Sebuah Tinjauan Sejarah. Prodi Hubungan
Internasional, Universitas Padjajaran, 2009.
2. Analisis Militer. embargo militer: masa suram alutsista militer Indonesia.
http://analisismiliter.com/artikel/part/8/Embargo_Militer_Masa_Suram_Alutsista_Mil
iter_Indonesia (diakses pada 3 Desember 2014)
3. Kementrian Luar Negeri Indonesia. daftar perjanjian Internasional Rusia.
http://www.kemlu.go.id/Daftar%20Perjanjian%20Internasional/rusia.htm (diakses
pada 6 desember 2014)
4. Departemen Pertahanan Republik Indonesia. Buku putih pertahanan Indonesia 2008.
5. Syamodo, Rifan. Insiden Dili, 12 November 1991.
http://warofweekly.blogspot.com/2011/04/insiden-dili-12-november-1991.html
(diakses pada 3 Desember 2014)

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH HUBUNGAN DIPLOMATIK INDONESIA DAN


FEDERASI RUSIA TERHADAP PERKEMBANGAN MILITER
INDONESIA

OLEH:
RIGO SEMPATI
1210852015

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVESITAS ANDALAS
2014

Anda mungkin juga menyukai