Kemangi 4 PDF
Kemangi 4 PDF
id
digilib.uns.ac.id
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
WEDA KUSUMA
G0007025
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Weda Kusuma, G0007025, 2010. Efek Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum
sanctum L.) terhadap Kerusakan Hepatosit Mencit Akibat Minyak Sawit dengan
Pemanasan Berulang, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui efek ekstrak daun kemangi (Ocimum
sanctum L.) dalam mencegah kerusakan hepatosit mencit akibat minyak sawit
dengan pemanasan berulang dan apakah dengan peningkatan dosis ekstrak dapat
meningkatkan efek proteksinya.
Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan post
test only control group design. Mencit strain Swiss Webster jantan sebanyak 25
ekor dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan IIV (KP I-IV). Pada KP I-IV diberi minyak sawit dengan pemanasan berulang dari
hari pertama sampai hari ke-14. Pada 7 hari terakhir berturut-turut KP II-IV
diberikan ekstrak daun kemangi dengan dosis bertingkat (5,6 mg, 11,2 mg, dan
16,8 mg/ 20g BB mencit). Pada hari ke-15 mencit dikorbankan dan diambil
hatinya untuk pembuatan preparat. Kerusakan sel hati mencit diamati dengan
menghitung jumlah inti sel yang mengalami nekrosis pada lobulus centralis hati.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan One Way ANOVA dan LSD.
Hasil Penelitian : Pada penelitian ini diperoleh jumlah rata-rata inti sel nekrosis
pada kelompok kontrol sebesar 6,40, KP I 74,60, KP II 22,40, KP III 16,60, dan
KP IV sebesar 11,40. Hasil uji statistik One Way Anova menunjukkan adanya
perbedaan yang bermakna antara kelima kelompok penelitian p = 0,000
(p<0,050). Hasil uji statistik LSD juga menunjukkan perbedaan yang signifikan
antara kelima kelompok dengan masing-masing p = 0,000 dan p = 0,001
(p<0,050).
Simpulan Penelitian : Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak
daun kemangi dapat mencegah kerusakan sel hati pada mencit yang dipapar
minyak sawit dengan pemanasan berulang. Pemberian ekstrak daun kemangi
dengan dosis bertingkat juga terbukti semakin meningkatkan efek proteksinya
terhadap hepar.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Weda Kusuma, G0007025, 2010. The Effect of Basil (Ocimum sanctum L.)
Leaves Extract on Mice Hepatocyte Damage Induced by Palm Oil with Recurrent
Warming, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.
Objectives : The purpose of this experiment is to know the effect of basil
(Ocimum sanctum L.) leaves extract to prevent mice hepatocytes damage induced
by palm oil with recurrent warming and whether the increasing doses of the
extract can increase its protection effect.
Methods : This was a pure experiment with post test only control group design.
Twenty five male mice Swiss Webster strain divided into 5 groups; control group
and groups of I-IV. The groups of I-IV was induced by palm oil with recurrent
warming on day 1-14. On the 8th-14th day, group II-IV were administered orally
with multilevel doses of basil leaves extract (5,6 mg, 11,2 mg, dan 16,8 mg/ 20gs
body weight of mice). On the 15th day, all of mice were sacrificed for liver
histopathological study. The hepatocytes damage were observed by number of
necrosis cells on the central lobule of liver. Then the data was analyzed using One
Way Anova and LSD.
Results : The data showed that average number of necrotic nucleus in the control
group was 6,40, group I was 74,60, group II was 22,40, group was III 16,60, and
group IV was 11,40. The results of One Way ANOVA statistical test showed a
significant difference among the five groups, p = 0,000 (p <0,050). The results of
LSD test also showed a significant differences between the five groups with each
p = 0,000 and p = 0,001 (p <0,050).
Conclusion : From this experiments, it can be concluded that the leaves extract of
basil (Ocimum sanctum L.) can prevent mice hepatocytes damage induced by
palm oil with recurrent warming and the increasing doses of the extract can
increase its protection effect or can reduce the greater amount of damaged mice
liver cells.
Key words : basil leaves, palm oil, liver cells damage
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
x
1
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan beta karotene (Hidayati, 2008). Beta karotene yang terkandung dalam
kemangi merupakan senyawa antioksidan yang dapat mencegah kerusakan sel
tubuh manusia (Jannah, 2009).
Zat antioksidan yang terkandung di dalam kemangi terutama pada
daunnya diperkirakan dapat mengurangi kerusakan sel hepar yang diakibatkan
oleh pemberian minyak sawit dengan pemanasan berulang. Penelitian yang
dilakukan oleh Chattopadhyay et al. (1992) telah membuktikan bahwa ekstrak
daun Ocimum sanctum L. memiliki efek hepatoprotektif terhadap tikus yang
yang diinduksi dengan parasetamol. Alasan inilah yang mendorong penulis
untuk melakukan penelitian apakah pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum
sanctum L.) dapat mencegah kerusakan hepatosit mencit akibat pemberian
minyak sawit dengan pemanasan berulang.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah pada penelitian ini, yaitu :
1. Apakah pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dapat
mencegah kerusakan hepatosit mencit akibat pemberian minyak sawit
dengan pemanasan berulang?
2. Apakah peningkatan dosis ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.)
dapat meningkatkan efek proteksi terhadap kerusakan hepatosit mencit
akibat pemberian minyak sawit dengan pemanasan berulang?
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum
sanctum L.) dapat mencegah kerusakan hepatosit mencit akibat pemberian
minyak sawit dengan pemanasan berulang.
2. Untuk mengetahui apakah dengan peningkatan dosis ekstrak daun
kemangi (Ocimum sanctum L.) dapat meningkatkan efek proteksi terhadap
kerusakan hepatosit mencit akibat pemberian minyak sawit dengan
pemanasan berulang.
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek
hepatoprotektor ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) pada mencit
yang dipapar minyak sawit dengan pemanasan berulang.
2. Aspek aplikatif
Penelitian ini dapat dijadikan pedoman pengolahan maupun
penelitian lebih lanjut mengenai daun kemangi sebagai obat herbal alami
yang dapat mencegah kerusakan hati.
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kemangi (Ocimum sanctum L.)
a. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Tubiflorae
Famili
: Lamiaceae
Genus
: Ocimum
Spesies
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bali
: Uku-uku
Manado
: Balakama
Maluku
: Lufe-lufe (Ternate)
Minahasa : Baramakusu
(BPTO, 2004)
c. Nama asing
Ajaka, bai gka-prow, bai gkaprow, baranda, basilici herba,
brinda, common basil, garden basil, green holy basil, hot basil, Indian
basil, kala tulasi, kala tulsi, kemangen manjari, Krishna tulsi,
krishnamul, Manjari tulsi, orientin, parnasa, patra-puspha, Rama tulsi,
red holy basil, sacred basil, sacred purple basil, shayama tulsi, St.
Joseph's wort, suvasa tulasi, Thai basil, thulasi, thulsi, Trittavu, tulasi,
tulshi, tulsi, tulsi chajadha, vicenin, Vishnu priya.
d. Deskripsi
Tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis ini merupakan
herba tegak atau semak, tajuk membulat, bercabang banyak, sangat
harum dengan tinggi 0,3-1,5 m. Batang pokoknya tidak jelas, berwarna
hijau sering keunguan, dan berambut atau tidak (Sudarsono dkk., 2002).
Daun tunggal, berhadapan, dan tersusun dari bawah ke atas.
Panjang tangkai daun 0,25-3 cm dengan setiap helaian daun yang
berbentuk bulat telur sampai elips, memanjang, dan ujung meruncing
atau tumpul. Pangkal daun pasak sampai membulat, di kedua
commit to user
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berbau
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemangi
diantaranya
1,8
sineol,
anthol,
apigenin,
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lainnya,
kemangi
termasuk
sayuran
yang
banyak
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bahwa minyak
goreng yang digunakan berulang kali pada suhu tinggi akan mengalami
proses oksidasi membentuk radikal bebas, senyawa toksin, dan senyawa
peroksida yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia (Detak, 2009).
Apabila minyak tersebut diberikan kepada hewan percobaan akan
menyebabkan kehilangan berat badan, gangguan pertumbuhan, kerusakan
hepar dan akumulasi peroksida dalam jaringan (Fennema, 1985).
commit to user
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menimbun
metabolit,
menetralisasi
dan
mengeluarkan
substansi toksik yang terbawa oleh aliran darah. Sebagian besar darah
yang menuju ke hepar dipasok dari vena porta, dan sebagian kecil dipasok
dari arteri hepatika (Amirudin, 2007; Junqueira dan Carneiro, 2007). Hati
mempunyai peran yang dominan, seperti tempat utama untuk aktivitas
sintesis, katabolik, dan detoksifikasi dalam tubuh, menentukan ekspresi
pigmen darah (heme), serta berperan dalam reaksi imunologik (Robbins et
al., 2004).
Secara makroskopis, hepar tebagi atas beberapa lobus dan tiap
lobus hepar terbagi menjadi struktur yang dinamakan lobulus, yang
merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ. Secara mikroskopis, di
dalam hati manusia terdapat 50.000-100.000 lobuli. Setiap lobulus
berbentuk heksagonal yang terdiri atas lembaran sel hepar berbentuk
kubus yang tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Diantara lembaran
sel hepar terdapat kapiler-kapiler yang disebut sinusoid, sinusoid
merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika. Selain cabang-cabang
vena porta dan arteri hepatika yang melingkari bagian perifer lobulus
commit to user
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Zona 2
Zona 3
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Parenkim hepar
Parenkim hepar terdiri atas sel-sel hepar (hepatosit) yang
tersusun berderet secara radier dalam lobulus hepar (Junqueira dan
Carneiro, 2007). Sel-sel hepar ini berbentuk polyhedral dengan ukuran
yang berbeda-beda, nukleusnya lebar, bulat, berada di tengah,
mengandung satu atau lebih nuckleoli serta terdapat bercak-bercak
kromatin. Pada sel hepar tikus dapat juga ditemui polipoid nukleus,
binukleus dan multinukleus. Sitoplasma sel hepar bervariasi dalam
penampakan, tergantung dari nutrisi dan status fungsionalnya.
(Bergman et al., 1996).
Lempeng-lempeng sel-sel hepar atau hepatosit ini secara radial
bermula dari tepian lobulus menuju ke vena sentralis sebagai pusatnya.
Lembaran-lembaran ini bercabang-cabang dan beranastomose secara
bebas sehingga diantara lempeng-lempeng tersebut terdapat ruangan
sinusoid. Permukaan sel hepar berkontak dengan dinding sinusoid
melalui celah Disse dan juga kontak dengan permukaan hepatosit lain
(Junqueira dan Carneiro, 2007; Lesson dkk., 1996).
c. Sinusoid hepar
Sinusoid hati merupakan suatu pembuluh yang melebar tidak
teratur dan hanya terdiri dari satu lapisan sel-sel endotel yang tidak
kontinyu (Jones, 1993). Sinusoid terdapat diantara lempeng-lempeng sel
hepar dan mengikuti percabangannya (Eroschenko, 2000). Sinusoid hati
membentuk jaringan intralobuler yang kaya akan susunan pembuluh darah
commit to user
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang saling bertemu satu sama lainnya pada vena sentralis. Menurut tipe
kapilernya dibedakan menjadi dua : (1) sinusoid yang lebar dan bervariasi
dalam ukuran diameter, dan (2) sinusoid yang dindingnya terdiri atas dua
tipe sel yang dapat dibedakan, yaitu sel endotel, dan sel Kupffer (Jones,
1993). Sel Kupffer berbentuk stelat dengan sifat histologis seperti vakuola
jernih, lisosom dan retikuloendoplasma granular tersebar di seluruh
sitoplasma. Ini membedakan sel-sel Kupffer dan sel-sel endotel (Junqueira
dan Carneiro, 2007). Sel Kupffer di sini bersifat "endogeneous peroxidase
activity" dan beregenerasi atau berproliferasi dengan sendirinya. Sel
Kupffer ini berperan dalam produksi benda-benda imun, fagositosis, dan
formasi darah (Jones, 1993).
Sinusoid hati juga mengandung sel-sel darah dan pada neonatus
mengandung elemen hemopoetik. Diantara sinusoid terdapat sebuah celah,
disebut celah disse, memisahkan permukaan hepatosit yang menghadap
sinusoid dengan barisan sel endotel (Damjanov and Linder, 1996).
d. Kanalikuli Biliferus
Merupakan celah tubuler yang hanya dibatasi oleh membran
plasma hepatosit dan mempunyai sedikit mikrovili pada bagian
dalamnya. Kanalikuli biliferus membentuk anastomosis yang kompleks
di sepanjang lempeng-lempeng lobulus hati dan berakhir dalam daerah
porta. Oleh karena itu, empedu mengalir berlawanan arah dengan aliran
darah, yaitu dari tengah ke tepi lobulus. Beberapa kanalikuli biliferus
commit to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22
digilib.uns.ac.id
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembentukan
radikal
bebas,
misalnya
Superoxide
Dismutase (SOD), Glutathion Peroxidase (GPx), Vitamin C, Vitamin E, bkarotene, dll. Antioksidan tersier ialah golongan antioksidan yang
berfungsi memperbaiki jaringan tubuh yang rusak oleh radikal bebas.
Vitamin E dan b-karotene (antioksidan sekunder) yang terkandung
dalam daun kemangi merupakan pertahanan utama melawan oksigen
perusak, khususnya khususnya radikal bebas dan peroksidasi lipid dalam
jaringan hati (Maslachah et al., 2001). Vitamin E dan b-karotene bersifat
lipofilik sehingga dapat berperan pada membran sel untuk mencegah
peroksidasi lipid. Walaupun nantinya akan terbentuk radikal vitamin E,
senyawa tersebut tidak terlalu reaktif karena terjadinya resonansi. Terdapat
tiga cara untuk menghilangkan
radikal
vitamin E yaitu (1) radikal vitamin
commit
to user
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Minyak sawit dengan
pemanasan berulang
Tokoferol (Vit E)
Asam palmitat
Asam ursolic
b-karoten
Senyawa fenolik
flavonoid, tannin
Senyawa nitrogen
alkaloid
Antioksidan alami
Penangkap radikal bebas
Peroksidasi lipid pada
membran sel
Nekrosis
(inti piknotik, karioreksis, kariolisis)
commit
to user
Gambar 2.2 Skema
Kerangka
Berpikir Konseptual
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Hipotesis
1. Pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dapat mencegah
kerusakan hepatosit mencit akibat pemberian minyak sawit dengan
pemanasan berulang.
2. Peningkatan dosis ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dapat
meningkatkan efek proteksi terhadap kerusakan hepatosit akibat
pemberian minyak sawit dengan pemanasan berulang.
commit to user
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.
Penelitian ini merupakan langkah awal dalam penelitian sebelum hasil
penelitian diterapkan pada manusia (trial clinic). Peneliti memberikan
perlakuan
terhadap
sampel
berupa
hewan
coba
di
laboratorium
(Taufiqurrahman, 2003).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit (Mus
musculus) yang didapat dari Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi
Surakarta dengan kriteria subjek berjenis kelamin jantan, strain Swiss
Webster dan berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20 gr.
2. Besar sampel: dua puluh lima (25) ekor mencit
Banyaknya jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus
Federer (Purawisastra, 2001)
Rumus Federer :
(k-1) (n-1) > 15
k : jumlah kelompok
commit to user
28
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
;k=5
> 15
4n
>19
Sampel
Mencit
25 ekor
KK
O0
KP1
O1
KP2
O2
KP3
O3
KP4
O4
Bandingkan
dengan uji
statistik
perpustakaan.uns.ac.id
30
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
KK : Kelompok kontrol, hanya diberi diet standar (pellet dan air minum)
serta propylen glycol 50 mg/ml pada 7 hari terakhir.
KP1 : Kelompok perlakuan 1, diberikan diet standar dan minyak sawit dengan
pemanasan berulang peroral sebanyak 0,06 ml/20g BB mencit perhari
serta propylen glycol 50 mg/ml pada 7 hari terakhir.
KP2 : Kelompok perlakuan 2, diberi diet standar dan minyak sawit dengan
pemanasan berulang peroral sebanyak 0,06 ml/20g BB mencit perhari
selama 14 hari, dimana 7 hari terakhir berturut-turut setelah selang 1
jam diberikan pula ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.)
sebanyak 5,6 mg/20 g BB mencit.
KP3 : Kelompok perlakuan 3, diberi diet standar dan minyak sawit dengan
pemanasan berulang peroral sebanyak 0,06 ml/20g BB mencit perhari
selama 14 hari, dimana 7 hari terakhir berturut-turut setelah selang 1
jam diberikan pula ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.)
sebanyak 11,2 mg//20 g BB mencit.
KP4 : Kelompok perlakuan 4, diberi diet standar dan minyak sawit dengan
pemanasan berulang peroral sebanyak 0,06 ml/20g BB mencit perhari
selama 14 hari, dimana 7 hari terakhir berturut-turut setelah selang 1
jam diberikan pula ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.)
sebanyak 16,8 mg//20 g BB mencit.
O0 : Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis, dan kariolisis
dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok kontrol (KK)
commit to user
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Variabel terikat
3. Variabel luar
a. Variabel luar terkendali
Jenis makanan, minuman, galur mencit, umur mencit, jenis kelamin mencit,
berat badan mencit, suhu udara ruangan.
b. Variabel luar tak terkendali
Kondisi psikologis mencit, patogenesis suatu zat yang dapat merusak
hepar selain radikal bebas yaitu efek toksik dan hipersensitivitas
commit to user
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(alergi), keadaan awal hati mencit, daya regenerasi sel hati dari masingmasing hewan coba dan imunitas dari masing-masing hewan coba.
perpustakaan.uns.ac.id
33
digilib.uns.ac.id
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Suhu ruangan
Hewan percobaan diletakkan dalam ruangan dengan suhu udara
berkisar antara 25-28o C.
commit to user
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Cara Kerja
1. Persiapan percobaan
a. Sampel
Sampel mencit 25 ekor dilakukan pengelompokkan secara
random menjadi 5 kelompok, masing-masing berisi 5 ekor mencit.
commit to user
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kelompok K
mencit 5 ekor
Kelompok P1
mencit 5 ekor
Kelompok P2
mencit 5 ekor
Kelompok P3
mencit 5 ekor
Kelompok P4
mencit 5 ekor
DIET STANDAR
HARI KE 1 - 14
minyak sawit dengan
pemanasan berulang
0,06 ml/20g BB
mencit
HARI KE 7 - 14
propylene glycol 50
mg/ml
HARI KE 1 - 14
minyak sawit dengan pemanasan berulang 0,06
ml/20g BB mencit
HARI KE 7 - 14
ekstrak daun
kemangi dosis 5,6
mg/20g BB
mencit
HARI KE 7 - 14
ekstrak daun
kemangi dosis
11,2 mg/20g BB
mencit
HARI KE 15
Semua hewan coba dikorbankan
Pembuatan preparat
Pengamatan inti sel hati
normal dan nekrosis
Analisis statistik
Gambar 3.2 Skema Alur Penelitian
commit to user
HARI KE 7 - 14
ekstrak daun
kemangi dosis
16,8 mg/20g BB
mencit
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Pengukuran hasil
Pada hari ke-15 semua hewan percobaan dikorbankan dengan cara
cervical dislocation. Kemudian organ hepar diambil untuk selanjutnya
dibuat preparat histologi dengan metode blok paraffin dengan pengecatan
HE. Pembuatan preparat dilakukan pada hari ke-15 agar efek perlakuan
tampak nyata. Lobus hepar yang diambil adalah lobus kanan dan irisan
untuk preparat diambil pada bagian tengah dari lobus tersebut. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan preparat yang seragam. Tebal irisan hepar
3-8 mm.
Dari 25 hewan coba yang ada dibuat 3 preparat untuk masingmasing hewan coba sehingga akan didapatkan 75 preparat hepar yang akan
diamati. Pengamatan preparat dengan pembesaran 100 kali untuk
mengamati seluruh lapang pandang, kemudian ditentukan daerah yang
akan diamati pada sentrolobuler lobulus hepar yaitu dipilih 4 lapang
pandang (pada arah jam 12, jam 3, jam 6, dan jam 9) yang persebaran
kerusakan selnya terdistribusi merata. Dari tiap zona sentrolobuler lobulus
hepar tersebut dengan pembesaran 1000 kali kemudian ditentukan jumlah
sel yang mengalami nekrosis yaitu yang ditandai dengan inti piknosis,
karioreksis dan kariolisis dari tiap 100 sel. Hasil yang diperoleh dari tiap
kelompok kemudian dirata-rata dan selanjutnya dibandingkan dengan ratarata kelompok lainnya dengan uji Oneway ANOVA. Jika terdapat
perbedaan yang bermakna maka dilanjutkan dengan uji Post Hoc.
commit to user
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
J.
commit to user
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian berupa data rasio jumlah inti sel hati yang
mengalami nekrosis yang dihitung dari 100 sel pada lobulus centralis hati
dengan perbesaran 1000 kali.
Hasil pengamatan jumlah inti sel normal dan yang mengalami
nekrosis untuk masing-masing kelompok akan disajikan dalam tabel berikut
ini:
Tabel 4.1 Rata-rata inti sel hati yang mengalami nekrosis dari 100 sel pada
lobulus centralis hati untuk masing-masing kelompok percobaan
Kelompok
KK (diet standar + propylene glycol 50mg/ml 0,5 ml)
KP I (minyak sawit dengan pemanasan berulang 0,06 ml +
propylene glycol 50mg/ml 0,5 ml)
KP II (minyak sawit dengan pemanasan berulang 0,06 ml
+ ekstrak daun kemangi 5,6 mg)
KP III (minyak sawit dengan pemanasan berulang 0,06 ml
+ ekstrak daun kemangi 11,2 mg)
KP IV (minyak sawit dengan pemanasan berulang 0,06 ml
+ ekstrak daun kemangi 16,8 mg)
40 user
commit to
Inti nekrosis
Mean
SD
6,40
1,516
74,60
2,701
22,40
2,191
16,60
1,342
11,40
2,074
perpustakaan.uns.ac.id
41
digilib.uns.ac.id
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pasangan kelompok
Simpulan
1.
KK KP I
0,000
Berbeda signifikan
2.
KK KP II
0,000
Berbeda signifikan
3.
KK KP III
0,000
Berbeda signifikan
4.
KK KP IV
0,001
Berbeda signifikan
5.
KP I KP II
0,000
Berbeda signifikan
6.
KP I KP III
0,000
Berbeda signifikan
7.
KP I KP IV
0,000
Berbeda signifikan
8.
KP II KP III
0,000
Berbeda signifikan
9.
KP II KP IV
0,000
Berbeda signifikan
10. KP III KP IV
0,001
commit to user
Berbeda signifikan
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
44
perpustakaan.uns.ac.id
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
46
digilib.uns.ac.id
yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Menurut Robbins et al.
(2004), kerusakan sel oleh radikal bebas yang berasal dari oksigen didahului oleh
penyerangan radikal bebas pada ikatan rangkap membran sel sehingga terbentuk
senyawa peroksida lipid. Hasil peroksidasi lipid membran sel oleh radikal bebas
berefek langsung terhadap kerusakan membran sel, antara lain dengan mengubah
struktur dan fungsi membran, akhirnya akan menyebabkan kematian sel.
Hasil uji LSD antar kelompok perlakuan I (diberikan minyak goreng
dengan pemanasan berulang dan propylene glycol) dan kelompok perlakuan II
(diberikan minyak sawit dengan pemanasan berulang dan ekstrak daun kemangi
sebanyak 5,6 mg/20 g BB mencit) menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna. Perbedaan yang signifikan juga tampak antara kelompok perlakuan I
dengan kelompok perlakuan III (diberikan minyak sawit dengan pemanasan
berulang dan ekstrak daun kemangi sebanyak 11,2 mg/20 g BB mencit) dan
kelompok perlakuan IV (diberikan minyak sawit dengan pemanasan berulang dan
ekstrak daun kemangi sebanyak 16,8 mg/20 g BB mencit). Pada grafik 4.1 dapat
dilihat rata-rata inti sel nekrosis pada KP I sebesar 74,6, pada KP II sebesar 22,4,
pada KP III sebesar 16,6, dan KP IV 11,4. Hal ini berarti pemberian ekstrak daun
kemangi dapat mengurangi kerusakan sel hati akibat paparan minyak sawit
dengan pemanasan berulang. Menurut Mishra et al. (2007) dan Hidayati (2008),
daun kemangi mengandung berbagai macam antioksidan seperti asam askorbat
(Vitamin C), tokoferol (Vitamin E), b-karotene, b-sitosterol, eugenol, asam
palmitat, asam ursolic, senyawa fenolik (flavonoid, asam fenolat), dan senyawa
nitrogen (alkaloid, turunan klorofil, asam amino, dan amina). Antioksidan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
47
digilib.uns.ac.id
berperan penting dalam meredam dampak negatif dari radikal bebas dan
peroksidasi lipid sehingga kematian sel hati pun dapat dicegah.
Hasil uji LSD antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan II
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Perbedaan yang bermakna juga
tampak antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan III dan IV. Hal ini
berarti kerusakan sel hati yang terjadi akibat pemberian minyak sawit dengan
pemanasan berulang sebanyak 0,06 ml/20g BB mencit perhari belum mampu
diperbaiki sampai mendekati normal oleh pemberian ekstrak daun kemangi
dengan dosis 5,6 mg/20g BB mencit perhari, 11,2 mg/20g BB mencit, maupun
16,8 mg/20 g BB mencit perhari. Hal ini mungkin disebabkan karena sampel pada
kelompok perlakuan II, III, dan IV masih mendapat paparan radikal bebas dari
minyak sawit dengan pemanasan berulang selama pemberian ekstrak daun
kemangi. Perbedaan yang signifikan tersebut dapat pula disebabkan karena dosis
ekstrak daun kemangi yang masih kurang sehingga dampak negatif dari radikal
bebas belum mampu diredam sepenuhnya oleh antioksidan yang terkandung di
dalam ekstrak daun kemangi.
Hasil uji LSD antara kelompok perlakuan II dengan kelompok perlakuan
III dan kelompok perlakuan IV menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna.
Hal ini berarti ekstrak daun kemangi dengan dosis 16,8 mg/20 g BB mencit
perhari mampu mencegah kerusakan sel hati lebih baik dibandingkan ekstrak daun
kemangi dengan dosis 5,6 mg/20 g BB mencit dan 11,2 mg/20 g BB mencit
perhari walaupun dengan ketiga dosis tersebut belum mampu mencegah hingga
mendekati keadaan normal. Hal tersebut dapat terjadi karena kandungan
commit to user
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
antioksidan pada ekstrak daun kemangi dengan dosis 16,8 mg/20g BB mencit
perhari lebih banyak daripada ekstrak daun kemangi dengan dosis 5,6 mg/20g BB
mencit dan 11,2 mg/20g BB mencit perhari.
Dari hasil dan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun kemangi dapat mencegah kerusakan
sel hati pada mencit yang dipapar minyak sawit dengan pemanasan berulang.
Pemberian ekstrak daun kemangi dengan dosis bertingkat juga terbukti semakin
mengurangi jumlah kerusakan sel hati mencit, walaupun belum mampu mendekati
hingga keadaan normal. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menunjukkan
dosis efektif ekstrak daun kemangi yang dapat mencegah kerusakan sel hati
hingga mendekati keadaan normal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dapat mencegah
kerusakan hepatosit mencit akibat pemberian minyak sawit dengan
pemanasan berulang.
2. Peningkatan dosis ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dapat
meningkatkan efek proteksi terhadap kerusakan hepatosit mencit akibat
pemberian minyak sawit dengan pemanasan berulang. Namun pada dosis
tertinggi hingga 16,8 mg/20g BB mencit perhari belum mampu mencegah
kerusakan sel hati hingga mendekati keadaaan normal.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis ekstrak daun
kemangi yang mampu mencegah kerusakan sel hati hingga mendekati
normal.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai antioksidan yang spesifik
dalam mencegah kerusakan sel hati.
commit to user
49