Anda di halaman 1dari 25

641.

1
Ind
k

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 1995/MENKES/SK/XII/2010
TENTANG

STANDAR ANTROPOMETRI PENILAIAN STATUS GIZI ANAK

http://www.gizi.depkes.go.id
http://www.gizi.depkes.go.id/sigizi
email: subditbkg@yahoo.com

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
DIREKTORAT BINA GIZI
2012

Cetakan Pertama : Tahun 2011


Cetakan Kedua : Tahun 2012

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI


641.1
Ind
k

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal


Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1995/Menkes/SK/XII/2010. Tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI, 2010
I. Judul 1. STATUS GIZI ANAK 2. LAW AND LEGILATION

KATA PENGANTAR
641.1
Ind
k

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 1995/MENKES/SK/XII/2010

TENTANG
STANDAR ANTROPROMETRI PENILAIAN STATUS GIZI ANAK

Dalam bidang gizi, antropometri telah diaplikasikan secara luas untuk menilai
status gizi masyarakat. Ukuran tubuh yang sering digunakan adalah berat
badan dan panjang badan atau tinggi badan. Selain itu, ukuran tubuh lainnya
seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak dibawah kulit, tinggi duduk, lingkaran
perut, dan lingkaran pinggul juga sering digunakan dalam penilaian status gizi.
Penilaian status gizi masyarakat dengan antropometri pada dasarnya adalah
mengukur perubahan pertumbuhan anak yang mencakup pengukuran berat
badan dan panjang badan atau tinggi badan dengan membandingkan hasil
pengukuran dengan baku sesuai indeks antropometri yang digunakan, seperti
indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan menurut Panjang
Badan atau Tinggi Badan (BB/PB, BB/TB), Panjang Badan atau Tinggi Badan
menurut Umur (PB/U atau TB/U), atau dengan indeks antropometri yang
lainnya.
Dalam perkembangannya, penggunaan baku antropometri di Indonesia telah 3
kali mengalami perubahan. Pada tahun 1974, ketika pertama kali Kartu Menuju
Sehat (KMS) diperkenalkan, baku antropometri yang digunakan adalah baku
Harvard. Kemudian, pada tahun 1990 digunakan baku World Health
Organization - National Center for Health Statistic (WHO-NCHS), dan
selanjutnya pada tahun 2008 digunakan baku World Health Organization Multicenter Growth Reference Study (WHO-MGRS) 2005 yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1995/Menkes/SK/XII/2010 tanggal 30 Desember 2010.
Baku WHO 2005 tersebut telah dipublikasikan dan disebarluaskan sebagai
acuan bagi tenaga kesehatan dan pihak lain yang terkait dalam menilai status
gizi anak. Mempertimbangkan bahwa baku WHO 2005 tersebut perlu diketahui
dan digunakan oleh masyarakat luas, maka Direktorat Bina Gizi, Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI,
mengadakan pencetakan ulang khususnya untuk memenuhi kebutuhan
petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Jakarta, Januari 2012
Direktur Bina Gizi

Direktorat Jend
eral
Bina Gizi dan Ke
sehatan
Ibu dan Anak

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
DIREKTORAT BINA GIZI
2012

DR. Minarto, MPS


NIP 195412111978111001

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2

Anda mungkin juga menyukai