Anda di halaman 1dari 34

AGREGAT

Perancangan Perkerasan Jalan


Mirka Pataras, ST. MT.

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
2009

Agregat adalah suatu bahan keras dan kaku atau umumnya


disebut batu (material) yang digunakan sebagai bahan
campuran, berupa berbagai jenis butiran atau pecahan. Yang
termasuk di dalamnya antara lain : pasir, kerikil, agregat
pecah, terak dapur tinggi, abu (debu) agregat.
Proses alami terbentuknya batuan : menurut ilmu
batuan/petrologi.

Siklus
Batuan

Pemadatan
Sementasi
Kristalisasi

Batuan
Sedimen

Sedimentasi
Pemindahan
(Transport)
Erosi
Pelapukan

Metamorfosis

Batuan
Beku

Batuan
Metamorf

Pendinginan
Pemanasan

Magma

Pelapukan
Sempurna

Tanah

Berdasarkan proses terjadinya, maka akan didapat agregat


yang berasal dari :

Batuan alami :
Batuan beku (igneous rock)
Batuan endapan (sedimentary rock)
Batuan malihan (methamorphic rock)

Batuan buatan (synthetic or artificial aggregate)


Batuan sisa/bekas (waste material)

Agregat dari Batuan Beku (Igneous/Vulcanic Rock)

Agregat ini terjadi akibat pendinginan dan pembekuan dari bahan-bahan


yang meleleh akibat panas (magma bumi).
Jenis batuan ini dibedakan atas :
Batuan beku luar (Ekstrusif)

Terjadi akibat dilempar keluar (udara) dan mendingin dengan cepat, sehingga
mempunyai sifat utama :
Berbutir halus
Struktur padat keras dan cenderung menjadi getas/rapuh
Contohnya : pyolite, andesite, dan basalt

Batuan beku dalam (Intrunsif)

Terjadi akibat batuan yang mendingin dengan lambat, di bawah permukaan dan
diperoleh sebagai singkapan. Mempunyai sifat utama :
Berbutir kasar
Kekerasan cukup
Kelekatan kurang
Contohnya : granit, diorit, dan gabro

Agregat dari Batuan Endapan (Sedimentary Rock)

Agregat jenis ini terjadi dari hasil endapan halus yang


merupakan hasil dari proses pelapukan batuan bebas,
tumbuh-tumbuhan maupun jenis binatang. Dengan
mengalami proses pelekatan dan penekanan oleh alam maka
menjadi batuan endapan. Mempunyai sifat kurang baik
karena rapuh, mudah pecah, tidak mempunyai kekuatan
mekanik, kelekatan kurang. Contohnya : Batuan kapur,
batuan silika (quartsite), batuan pasir.

Agregat dari Batuan Malihan (Methamorphic)


Agregat jenis ini terbentuk akibat modifikasi, perubahan fisik
maupun kimia dari batuan endapan ataupun batuan beku
sebagai hasil dari tekanan yang kuat, akibat gesekan bumi
dan panas yang berlebih-lebihan. Sebagai contoh antara lain:
Batuan kapur, berubah jadi marmer
Batuan pasir, berubah jadi kwarsa
Akibat metamorphosa batuan menjadi tidak homogen. Sifat
utama sama dengan batuan endapan, namun lebih keras.

AGREGAT BUATAN
Selain agregat yang terjadi oleh alam, banyak juga jenis
agregat yang terjadi akibat hasil proses buatan yang biasa
disebut dengan agregat buatan, antara lain :
Kerak dapur

Agregat ringan dan tahan terhadap cuaca

Hasil pembakaran tanah liat, diantaranya batu bata/klinker

SUMBER AGREGAT
Agregat untuk bahan perkerasan dapat digolongkan sesuai dengan sumbernya atau
menurut cara mempersiapkannya, antara lain sebagai berikut :

Pit bank agregat (pit run)


- Agregat sudah tersedia dan terbentuk oleh proses alam. Misal kerikil atau pasir yang biasa
terdapat disungai, laut atau pantai.

PEMILIHAN AGREGAT
Agregat yang akan digunakan sebagai bahan perkerasan jalan tergantung dari :

Agregat sebagai hasil proses tertentu


- Meliputi kerikil atau agregat lainnya yang telah dipecah (crushed stone) dan disaring.

Tersedianya bahan setempat


Mutu bahan
Bentuk/jenis konstruksi yang digunakan

Untuk pekerjaan jalan, karena alasan teknis, umumnya yang digunakan adalah batuan
beku walaupun tidak menutup kemungkinan dipakai bahan lainnya.

Dapat atau tidaknya agregat yang akan digunakan untuk


konstruksi perkerasan ditentukan berdasarkan hasil
pemeriksaan atau penelitian laboratorium sebagai berikut :

Ukuran dan gradasi (size and grading)


Kekerasan/keausan (toughness)
Ketahanan terhadap pelapukan (soundness)
Daya pelekatan terhadap aspal (affinity to asphalt)
Betuk butiran (particle shape)
Susunan/bentuk permukaan (surface texture)
Daya absorsi (absorbtion)
Kebersihan (cleaness)
Berat jenis (specific gravity)

TES KUALITAS AGREGAT

PHYSICAL TEST (Bentuk pisisk)

Ukuran dan gradasi


Bentuk
Kepadatan
Kandungan mineral

MECHANICAL TEST

Strength

Durability

-AIV (Aggregate Impac value)


-ACV (Aggregate Crusshing Value)
-TPFV (Ten Percent Fine Value)
-AAV (Aggregate Attrition Value)
-PSV (Polished Stone Value)

CHEMICAL TEST

Kadar chlorida
Kadar sulfat
Kadar organik
Adhesiviti

Alat Uji Agregat

Aggregate Crushing Machine

Aggregate Impact Machine

Alat Uji Agregat

Los Angeles Abrasion Test

AGREGAT SEBAGAI BAHAN JALAN

Secara umum agregat sebagai bahan jalan harus memenuhi persyaratan :


Tahan lama (durable ---- resistance to abrasive wear)
Batuan harus mempunyai kualitas yang cukup tahan terhadap pemecahan degradasi dan disintegrasi.
Degradasi : adalah timbulnya bahan-bahan yang halus yang besarnya lolos saringan # 100 dan tertahan # 200 yang
disebabkan oleh adanya gaya-gaya mekanis (lalu lintas) atau gaya yang berlebihan sebelum dilakukan mixing
(pencampuran).
Disintegrasi : adalah pemecahan atau pemisahan partikel-partikel batuan yang disebabkan karena gaya-gaya kimia (oleh air).
Kuat, keras, ulet (strong, hard, tough)
Resistance to slow/rapid loading
Khusus untuk bahan lapis permukaan, harus diperhatikan :
a. Keuletan/toughness
Agregat harus memiliki keuletan yang cukup yang akan memberikan tahanan terhadap :
slow crusshing load (diperiksa dengan ACT, 10% Fine)
rapid impact load (diperiksa dengan AIT, LAT)
b. Kekerasan/hardness
Akan memberikan tahanan terhadap abration/attation (diperiksa dengan DT =Deval test, AAT=Aggregate abrasion test dan
LAT = Los Angeles Test )
c. Polishing (pengausan/pelicinan)
Agregat harus memiliki tahanan terhadap polishing agar dapat menyediakan koefisien gesek yang cukup dan bertahan lama.
Untuk ini diadakan pemeriksaan dengan Accelerated Polishing Test, hasilnya disebut Polished Stone Value (PSV).
d. Stripping (pengelupasan permukaan bahan)
Agar agregat tahan terhadap stripping harus mempunyai adhesi yang baik dengan bahan lainnya. Untuk ini dapat diadakan
pemeriksaan dengan test kelekatan aspal agregat.
e. Weathering (tahan cuaca)
Agregat harus memiliki ketahanan terhadap cuaca/weather, antara lain terhadap perubahan suhu, air, kembang susut, frost,
untuk ini dapat diadakan pemeriksaan dengan water absorbtion test atau soundness test.

SIFAT AGREGAT

Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai bahan konstruksi jalan dapat
dikelompokkan menjadi :
Kekuatan dan keawetan (strength and durability), dipengaruhi oleh :

Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, dipengaruhi oleh :

Gradasi
Ukuran maksimum
Kadar lempung
Kekerasan dan ketahanan
Bentuk butir
Tekstur permukaan
Porositas
Kemungkinan basah
Jenis agregat

Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan aman,
dipengaruhi oleh :

Tahanan geser (skid resistance)


Campuran yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaan (bituminous mix workability)

UKURAN DAN GRADASI AGREGAT


Ukuran batuan dinyatakan dengan diameter butiran.
Butiran agregat mempunyai bentuk yang tidak seragam,
ukuran masing-masing sisi yang tidak seragam; untuk
mendapatkan ukuran batuan yang sama persis dalam jumlah
yang besar sangat mustahil. Untuk itu ukuran butiran
biasanya dinyatakan dengan lolos suatu saringan dengan
ukuran tertentu atau tertahan pada saringan dengan ukuran
tertentu. Untuk mendapatkan ukuran agregat dilakukan
dengan analisis saringan

Ukuran saringan dapat terdiri dari space dan mesh


Space adalah ukuran sebenarnya ruangan bersih antara kawat-kawat ayakan misalnya
2
1/2
1/2

3/8
1
1/4
7/8
1/8
Mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam jarak satu inchi diukur dari sumbu ke sumbu kawat.
Contoh : # 4, artinya dalam 1 inch dibagi 4 lubang
Ukuran mesh yang biasa digunakan antara lain :

# 4 4,76 mm

# 8 2,36 mm

# 10 2,00 mm

# 30 0,60 mm

# 40 0,42 mm

# 60 0,25 mm

# 80 0,177 mm

# 100 0,15 mm

# 120 0,12 mm

# 140 0,105 mm

# 200 0,074 mm
Untuk mengetahui ukuran batuan butiran dilakukan pengayakan pada susunan ukuran tertentu. Susunan ukuran
yang dipasang sesuai dengan kebutuhan, atau syarat spesifikasi yang dituntut.

Gradasi atau distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran


agregat merupakan hal yang penting dalam menentukan
stabilitas perkerasan.

Gradasi agregat diperoleh dari hasil analisa saringan (sieve analysis)


dengan menggunakan 1 set saringan dimana saringan yang paling
kasar diletakkan di atas dan yang paling halus terletak paling bawah.
Analisa saringan dapat dilakukan dengan menggunakan :

- Analisa kering
- Analisa basah, digunakan jika agregat yang disaring mengandung butirbutir halus.

Pengambilan sample untuk analisa saringan harus representatif atau


dapat mewakili. Untuk hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
quartering atau menggunakan alat pengambil sampel (riffle box).

Cara melakukan analisa saringan (cara kering) :

Agregat yang akan disaring dikeringkan


Diambil sebagian dan ditimbang
Diayak dengan susunan tertentu, dapat dilakukan dengan bantuan
vibrator selama 15 menit
Timbang agregat yang tertinggal pada masing-masing ayakan
Hitung presentase pada masing-masing ayakan terhadap total
agregat yang diayak
Buat grafik akumulative (semi logaritma)

Berdasarkan ukuran, agregat dapat dibedakan atas :

Agregat kasar : tertinggal # 4


Agregat halus : lolos # 4 tertinggal # 200
Agregat filler : lolos # 200

Gradasi agregat dapat dibedakan atas :


Well graded / Dense graded / Countinous graded

Gap graded / poorly graded

Merupakan campuran agregat kasar dan halus, dalam porsi tertimbang, sehingga dinamakan juga
agregat tergradasi menerus atau gradasi rapat.
Agregat dengan gradasi rapat biasanya digunakan untuk campuran beraspal jenis Asphalt Concrete
(AC)
Stabilitas tinggi
Kurang kedap air
Sifat drainase jelek
Berat volume besar
Ada bagian fraksi yang tidak ada.
Gradasi gap (senjang) biasa digunakan untuk campuran teraspal jenis tipe A, Gassas phalt, SMA.

Uniform graded / open graded / single size

Adalah agregat dengan ukuran yang hampir sama (seragam), sehingga tidak dapat mengisi rongga
antar agregat.
Agregat dengan gradasi seragam akan menghasilkan lapisan perkerasan dengn sifat :
Permeabilitas tinggi
Stabilitas kurang
Berat volume kecil

Well graded / Dense graded / Countinous graded


Gradasi Menerus (skematis)
Proporsi

Grafik
Komulatif

Grafik

Ilustrasi Gradasi

Ukuran
Butir

Ilustrasi Setting

- Prinsip Interlocking
- Sifat Kaku
- Kebutuhan Aspal Sedang

Gap graded / poorly graded


2a. Gradasi Senjang (skematis)
Proporsi

Grafik
Komulatif

Grafik

Ukuran
Butir
Ukuran
yang
hilang

Ilustrasi Gradasi

Ilustrasi Setting

- Prinsip Suspensi Mortar


- Sifat Lentur
- Kebutuhan Aspal Tinggi

Uniform graded / open graded / single size


3a. Gradasi Seragam (skematis)
Proporsi

Grafik
Komulatif

Ukuran
Butir

Grafik

Ilustrasi Setting
Dominasi
Ukuran

Ilustrasi Gradasi

- Prinsip Max Tekstur Makro


- Sifat Kasar
- Kebutuhan Aspal Khusus

Contoh Grafik Gradasi


100%
90%
80%
70%

50%
40%
30%
20%
10%
0%
0,01

0,1

1
No. Saringan

10

100

% Lolos

60%

Didalam pelaksanaan lapis perkerasan, ukuran dan gradasi agregat mempunyai tujuan tertentu antara lain :
Menentukan tebal penyebaran / penghamparan dan berat padat
Gradasi mempunyai hubungan dalam pelaksanaan pemadatan
Antara lain : Kestabilan lapisan, kecepatan/waktu pemadatan
Cara lain untuk menunjukkan kekasaran dari gradasi adalah dengan parameter koefisien keseragaman
(uniformity coefficient). Cu dan koefisien gradasi (gradation coeeficient) Cz yang diberikan menurut persamaan :
D60
(D30)2
Cu = Cz =
D10 (D60) (D10)

Jika Cu kecil berarti agregat tersebut seragam


Cu > 35 dan Cz < 6 berarti well graded
Cu > 15 dan Cz < 6 berarti medium graded
Cu < 15 dan Cz < 6 berarti poorly graded (uniform)
Cu > 35 dan Cz > 6 berarti gap graded
Cu = koefisien keseragaman
D60 = ukuran butir yang sepadan dengan 60 % melalui ayakan
D10 = ukuran effective
Cz = koefisien gradasi / koefisien lengkung (kurva)
D30 = ukuran butir yang sepadan dengan 30 % melalui ayakan

BENTUK DAN TEKSTUR AGREGAT


Bentuk dan tekstur mempengaruhi stabilitas dari lapisan perkerasan yang dibentuk oleh
agregat tersebut.
Partikel agregat dapat berbentuk :

Bulat (Rounded)
Partikel agregat bulat saling bersentuhan dengan luas bidang kontak yang kecil, sehingga
mengakibatkan :

-interlocking tidak ada atau sangat kecil


-mudah tergelincir
-namun workability bagus
Angulary Number (AN) = V 33% --------> (0 9)
V = Volume
Bentuk sudut :
67 100 W , W = berat agregat
c6a
c = volume silinder
a = berat jenis agregat
Nilai AN makin tinggi mendekati batu pecah

British Standard Institution (BSI), 1975 membagi bentuk


bentuk agregat dalam enam kategori yaitu :
Bulat (Rounded)
Tidak beraturan (Irregular)
Bersudut (Angular)
Pipih (Flaky)
Lonjong (Elongated)
Pipih dan lonjong (Flaky and elongated)

Alat Uji Agregat

Alat Pengukur Kepipihan Agregat

Alat Pengukur Kelonjongan Agregat

BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY) AGREGAT


Berat jenis agregat adalah perbandingan antara berat volume
agregat dan berat volume air. Besarnya berat jenis agregat
penting dalam perencanaan campuran agregat dengan aspal
karena umumnya direncanakan berdasarkan perbandingan
berat dan juga untuk menentukan banyak pori. Agregat
dengan berat jenis yang kecil mempunyai volume yang besar
sehingga dengan berat yang sama membutuhkan jumlah
aspal yang lebih banyak.
Ada 3 jenis berat jenis :

Bulk specific gravity


Apparent specific gravity
Effective specific gravity

Ilustrasi berat jenis


Bulk specific gravity
Adalah berat jenis dimana volume yang diperhitungkan adalah seluruh
volume pori yang ada (volume pori yang dapat diserap air dan volume
pori yang tak dapat diserap air).
Ws
Ws
Bulk SG =
=
(Vs + Vip + Vpp) w
Bj Ba

Ws = ovendry weight of agregat

w = density of water = 1 gr per cc

Bj = berat dalam keadaan jenuh air

Ba = berat agregat di dalam air

Jika dianggap aspal hanya menyelimuti bagian luar dari agregat maka
digunakan bulk specific gravity.

Apparent specific gravity


Jika volume yang diperhitungkan adalah volume partikel dan
bagian yang dapat diserap air. Penggunaan berat jenis ini
dalam perhitungan jika dianggap aspal dapat meresapi
seluruh bagian yang dapat diserap air.
Ws
Ws
Apparent SG =
=
(Vs + Vip) w
Bk Ba
Bk = berat agregat kering
Apparent = Ws / Vs
ditest pakai helium piknometer

Effective specific gravity


Pada kenyataannya aspal yang digunakan secara normal
hanya akan meresapi sebagian dari pori yang diresapi oleh air
itu. Dengan demikian sebaiknya menggunakan berat jenis
effective.
Ws
Bj
Effective SG =
=
(Vs + Vip + Vpp + Vap) w
Bj Ba
Effective SG = Bulk + Apparent

Selesai

Anda mungkin juga menyukai