Anda di halaman 1dari 44

Kestabilan Lereng

(Slope Stability)

OLEH :
FERRA FAHRIANI, MT

Program Studi Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
Universitas Bangka Belitung

Lereng adalah permukaan bumi yang


membentuk sudut kemiringan tertentu
dengan bidang horizontal. Lereng dapat
terbentuk secara alami maupun buatan
manusia.

Lereng yang terbentuk secara alami


misalnya: lereng bukit dan tebing sungai,
sedangkan lereng buatan manusia
antara lain: gaiian dan timbunan untuk
membuat bendungan, tanggul dan kanal
sungai serta dinding tambang terbuka

Slope Stability dan Pertambangan


Dalam

operasi penambangan masalah


kemantapan lereng ini akan
diketemukan pada penggalian tambang ,
bendungan untuk cadangan air kerja,
tempat penimbunan limbah buangan
(tailing disposal) dan penimbunan bijih
(stockyard).
Apabila lereng-lereng yang terbentuk
sebagai akibat dari proses penambangan
(pit slope) maupun yang merupakan
sarana penunjang operasi penambangan
(seperti bendungan dan jalan) tidak
stabil, maka akan mengganggu kegiatan
produksi.

Slope Stability dan Pertambangan


Kestabilan

lereng merupakan salah satu


permasalahan yang sering dihadapai
dalam pekerjaan rekayasa konstruksi
pertambangan. Gangguan terhadap
kestabilan lereng akan mengganggu
keselamatan pekerja, kerusakan
lingkungan, kerusakan alat
penambangan, mengurangi intensitas
produksi dan menggangu kelancaran
pelaksanaan penambangan
Oleh karena itu, analisis kestabilan
lereng sangat diperlukan dalam
mencegah terjadinya gangguan akibat
bahaya longsor tersebut.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KESTABILAN LERENG
Penyebaran batuan
Kekuatan, sifat fisik dan teknis suatu jenis batuan berbeda
dengan batuan lainnya.
Struktur geologi
Struktur ini mencakup sesar, kekar, bidang perlapisan,
sinklin dan antiklin, ketidakselarasan, liniasi, dll. Struktur ini
sangat mempengaruhi kekuatan batuan karena umumnya
merupakan bidang lemah pada batuan tersebut, dan
merupakan tempat rembesan air yang mempercepat
proses pelapukan.
Morfologi
Keadaan morfologi suatu daerah akan sangat
mempengaruhi kemantapan lereng didaerah tersebut.
Morfologi yang terdiri dari keadaan fisik, karakteristik dan
bentuk permukaan bumi, sangat menentukan laju erosi dan
pengendapan yang terjadi, menent ukan arah aliran air
permukaan maupun air tanah dan proses pelapukan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KESTABILAN LERENG
Iklim
Iklim mempengaruhi temperatur dan jumlah hujan,
sehingga berpengaruh pula pada proses
pelapukan..
Tingkat pelapukan
Tingkat pelapukan mempengaruhi sifat-sifat asli
dari batuan, misalnya angka kohesi, besarnya
sudut geser dalam, bobot isi, dll. Semakin tinggi
tingkat pelapukan, maka kekuatan batuan akan
menurun.
Hasil kerja manusia
Selain faktor alamiah, manusia juga memberikan
andil yang tidak kecil. Misalnya, suatu lereng yang
awalnya mantap, karena manusia menebangi
pohon pelindung, pengolahan tanah yang tidak

Proses Kelongsoran Slope

Slope movement terjadi akibat gaya yang


bekerja melebihi batas tahanan tanah.

Sumber gaya(Driving force):


- gravity (berat sendiri)
- Climate
- Beban luar (static, dynamic)

Tahanan (Resistance): tahanan geser


tanah: c,

IWS

Penyebab Sliding

Faktor-faktor yang menyebabkan naiknya


tegangan geser:
1.Hilangnya lateral support (erosi, galian, tidak adanya dinding
penahan tanah, dsb.)
2.Beban/surcharge (berat bangunan, hujan, dsb.)
3.Gempa, ledakan, getaran mesin
4.Tekanan lateral (swelling clays)

Faktor-faktor yang mengurangi tahanan


geser tanah:
1.Initial state: - komposisi, texture, geometri lereng
2.Pelapukan tanah
3.Perubahan intergranular forces: tekanan air tanah, fractures

IWS

Jenis Slope Failure:


Falls

Tidak terdapat bidang


gelincir
Rotational

slide

Umumnya circular
Translation

slides

Terjadi sepanjang bedding


planes, fissures yang
sejajar dengan permukaan
Flows

Material terurai kemudian


bergerak mengalir

TIPE

FALL (JATUHAN)

KELONGSORAN

ROTASIKELONGSORAN

LERENG

TRANSLASI
TIPE KELONGSORAN

Tekanan Tanah
Lateral

Tekanan Tanah Dalam


Keadaan Diam (At Rest)

Bila suatu dinding dalam keadaan diam, yaitu bila


suatu dinding tidak bergerak ke satu arah baik ke
kanan maupun ke kiri dari posisi awal, maka
massa tanah tersebut dalam keadaan
keseimbangan elastik. Rasio antara tekanan arah
vertikal dan horizontal dinamakan
koefesien
h
Ko
tekanan tanah dalam keadaan
diam (Ko)
v

Menurut Jaky (1944) , Ko untuk tanah berbutir :


Ko = 1- sin
Menurut Brooke dan Jreland (1965), Ko untuk
tanah lempung : Ko = 0,95 - sin

Tekanan Aktif

Jika suatu dinding yang membatasi suatu


massa tanah tersebut diijinkan bergerak, maka
tekanan tanah horizontal dalam element
tersebut akan berkurang secara terus menerus
dan akhirnya dicapai suatu keseimbangan
plastis.
Kondisi tersebut dinamakan sebagai kondisi
aktif menurut Rankine (1857)
Tekanan tanah yang bekerja pada dinding
tersebut (a) dinamakan tekanan tanah aktif :
a = v x ka- 2c
ka = koefisien tekanan tanah aktif = tg 2 ( 45/2)

Tekanan Tanah

Keadaan tanah pasif adalah apabila suatu


dinding didorong untuk masuk secara
perlahan-lahan kearah dalam tanah, maka
tegangan horizontal (h) akan bertambah
secara terus menerus . Pada keadaan ini,
keruntuhan tanah akan terjadi yang dikenal
sebagai tekanan tanah pasif menurut Rankine
(1857)
Tekanan tanah yang bekerja pada dinding
tersebut (p) dinamakan tekanan tanah pasif

p= v x kp+2c

kp= koefisien tekanan tanah pasif = tg2


( 45+/2)

Faktor Keamanan Lereng


Dalam

menentukan kestabilan atau kemantapan


lereng dikenal istilah faktor keamanan (safety
factor) yang merupakan perbandingan antara
gaya-gaya yang menahan gerakan terhadap
gaya-gaya yang menggerakkan tanah tersebut
dianggap stabil, bila dirumuskan sebagai berikut :
Faktor kemanan (F) = gaya penahan / gaya
penggerak
Dimana untuk keadaan :
F > 1,0 : lereng dalam keadaan mantap
F = 1,0 : lereng dalam keadaan seimbnag, dan
siap untuk longsor
F < 1,0 : lereng tidak mantap

Konsep Faktor Keamanan

Analisis Stabilitas Lereng


dengan Bidang Longsor
Datar
A.Lereng Tak Hingga ( Infinite
Slope)
B.Lereng Terbatas (Finite Slope)

1. Lereng Tak Hingga ( Infinite


Slope)

Faktor Keamanan untuk


Kondisi Tanpa Rembesan

Contoh

Faktor Keamanan untuk


Kondisi dengan Rembesan di
Permukaan Lereng

Contoh:

Faktor Keamanan untuk


Kondisi dengan Rembesan di
Bawah Permukaan Lereng

Contoh:

2. Lereng Terbatas (Finite


Slope)

Faktor Keamanan
F = Tr/Ta
Dengan :
F= Faktor Keamanan
Tr = Gaya yang menahan geseran = N tg
N = Gaya Normal = w cos
= sudut geser dalam
C = gaya kohesi = c A
c = kohesi
A = L/sin = H.1/ sin
w = berat tanah diatas bidang longsoran
Ta= Gaya geser yang bekerja = W sin

+C

Contoh

Analisis Stabilitas Lereng


dengan Bidang Longsor
Kelongsoran lereng dari jenis tanah kohesif banyak
Lengkungan
terjadi karena bertambahnya kadar air tanah
y
R

Conto
h

Method of Slices (Metode


Irisan)
Pembagian suatu lereng ke dalam beberapa irisan:

Contoh Soal:
c . L + W cos . tan
n

Fs =

W sin n
30.493 . 20 + 1638.04 . tan 20

776.75
1.553

= 16 kN / m3
c = 20 kN/m2
= 20

Tabel Perhitungan Dengan Metoda Irisan

c . Ln + W cos n . tan
W sin n
30.493 . 20 + 1638.04 . tan 20

776.75
1.553

Fs =

Anda mungkin juga menyukai