Anda di halaman 1dari 5

1.

Kebijakan politik etis dikemukakan oleh


A. Van Hoevel
B. Van Deventer
C. Douwes Dekker
D. Van Den Bosch
E. Daendels
2. Ketua kongres perempuan I tanggal 22 desember 1928 adalah
A. Ny.Mangun Sarkoro
B. Ny. Ki Hajar Dewantoro
C. R.A Sukanto.
D. R.A Kartini.

E. Siti Wardah
3. Sarekat Dagang Islam didirikan oleh Haji Samanhudi di Kota
A. Surabaya
B. Yogyakarta
C. Jakarta
D. Surakarta
E. Banten
4. Pemimpin Indische Partij yang dikenal dengan sebutan tiga serangkai adalah
A. K.H Samanhudi, Abdul Muis, dan Hos Tjokroaminoto
B. Semaun, Mr. Sartono, dan Darsono
C. Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Suwardi Suryaningrat
D. Ki hajar Dewantaa, Douwes Dekker, dan dr Tjipto Mangunkusumo
E. Ir. Soekarno, Douwes Dekker, Abdul Muis
5. Partai partai yang menggunakan taktik kooperatif dan partai-partai menggunakan taktik
non-kooperatif mempunyai persamaan dalam hal
A. Struktur organisasinya
B. Modal perjuangannya
C. Sikap perjuangannya
D. Tujuan perjuangggannya
E. Pemimpin organisasinya
6. Organisasi pergerakan yang pada mulanya didirikan di Negri Belanda adalah
A. Indische Partij
B. Indische Vereeniging
C. Pemuda Indonesia
D. Partai Indonesia
E. Budi Utomo

7. Nasionloisme dapat dipandang sebagai suatu paham kebangsaan yang dapat diwujudkan
dalam kesetiaan terhadap
A. Diri sendiri
B. Orang lain
C. Suku sendiri

D. Negara
E. Daerah sendiri
8. Ikrar pemuda tanggal 28 oktober 1928 mencerminkan kesadaran perjuangan mencapai
kemerdekaan yang dilandasi oleh
A. Semangat patriotisme
B. Kesediaan rela berkorban
C. Semangat pengabdian yang tinggi
D. Kesediaan untuk bekerja sama dengan pihak penjajah
E. Semangat persatuan dan kesatuan
9. Tokoh penting pendiri Budi Utomo adalah
A. Suwardi Suryaningrat
B. dr. wahidin Sudirohusodo
C. dr. Cipto mangunkusumo
D. KI Hajar Dewantara
E. Ir. Sukarno
10. H.O.S., Cokroaminoto merupakan tokoh pemimpin organisasi
A. Muhammadiyah
B. NU
C. SDI
D. Sarekat Islam
E. Budi Utomo
11. Ketua Partai Nasional Indonesia adalah
A. Ir. Sukarno
B. Drs. Moh. Hatta
C. Mr. Sartono
D. Mr. Moh. Husni Thamrin
E. M. Yamin
12. Dibawah ini yang merupakan organisasi gabungan dari beberapa organisasi, yaitu
A. Gerindo
B. Parindra
C. Budi utomo
D. PNI baru
E. NU

13. Organisasi wanita yang didirikan oleh Siti Wardah tanggal 22 April 1917 adalah
A. Aisiyah
B. Putri Mardika
C. Keutamaan Isteri
D. Kerajinan Amai Setia
E. Taman Siswa
14. Pada saat konggres ke II dikumandangkan lagu Indonesia Raya ciptaan
A. Suwardi Suryaningrat
B. Ki Hajar Dewantara
C. W.R Supratman
D. Ir. Soekarno

E. M. Yamin
15. Kumpulan surat dari R.A Kartini keada sahabatnya dibukukan dengan judul
A. Habis Gelap Terbitlah Terang
B. Surat-surat Kartini
C. Teranglah Wahai Gelap
D. Habis Gelap Pasti berlalu
E. Wanita Indonesia
Essay
1. Jelaskan pengaruh berkembangnya Revolusi Amerika terhadap perkembangan pergerakan
nasional di Indonesia!
Revolusi Amerika yang berhasil menyatakan Declaration of Independence pada tahun 1776
telah melahirkan negara Amerika Serikat lepas dari negara induk Inggris. Declaration of
Independence yang menyuarakan adanya hak-hak asasi manusia seperti hak hidup, hak
kebebasan, dan hak untuk memiliki sesuatu telah menggema di Benua Amerika dan menyebar
luas ke kawasan lain di negara-negara di Asia dan Afrika. Pernyataan tersebut merupakan
pernyataan yang progresif. Amerika merupakan contoh pertama sebuah negara koloni yang
berjuang untuk kemerdekaan dan mewujudkan suatu pemerintahan yang demokratis.
Dengan demikian Revolusi Amerika telah mendorong munculnya gerakan untuk menentang
penjajahan asing di Indonesia. Gerakan yang semula bersifat kedaerahan, kemudian berkembang
menjadi gerakan nasional. Gerakan nasional di Indonesia bertujuan untuk memperoleh
kemerdekaan dan membentuk pemerintahan yang demokratis.
2. Jelaskan Penyebab berakhirnya Budi Utomo di Indonesia!
Dekade ketiga abad XX kondisi-kondisi sosio-politik makin matang dan BU mulai mencari
orientasi politik yang mantap dan mencari masaa yang lebih luas. Kebijaksanaan politik yang
dilakukan oleh pemerintah Kolonial, khususnya tekanan terhadap pergerakan nasional maka BU
mulai kehilangan wibawa, terjadilah perpisahan kelompok moderat dan radikal dalam BU.
Pengaruh BU makin berkurang pada tahun 1935 dan resmi dibubarkan pada tahun 1935.
Kemudian organisasi itu bergabung dengan organisasi lain menjadi Partai Indonesia Raya
(Parindra). Sejak saat itu BU terus mundur dari arena politik dan kembali ke keadaan
sebelumnya. Walaupun ketua partai itu dr. Sutomo, salah seorang yang menerima ilham dari dr.
Wahidin Sudirohusodo, orang sudah tidak banyak mengharapkan lebih banyak kegiatan dan
pemimpinnya. Namun demikian, dengan segala kekurangannya, BU telah mewakili aspirasi
pertama rakyat Jawa ke arah kebangkitan dan juga aspirasi rakyat Indonesia. Hampir semua
pimpinan terkemuka dari gerakan-gerakan nasionalis Indonesia pada permulaan abad XX paling
kurang telah mempunyai kontak dengan organisasi ini
3. Bagaimana peran kaum terpelajar Indonesia dalam menumbuhkan rasa kebangsaan dalam
masyarakat Indonesia?
Peran kaum terpelajar di Indonesia dalam menumbuhkan rasa kebangsaan dalam
masyarakatIndonesia adalah kondisi kehidupan multi-etnik memungkinkan tejadinya proses
transfer pemikirandan ide antara tokoh terpelajar yang satu dengan yang lainnya. Mereka saling

bertukar pikiran danpengalaman. Proses transfer pemikiran dan ide seperti ini lambat laut
menumbuhkan rasapersatuan, senasib, dan semangat untuk memperbaiki bangsanya.
4. Jelaskan hubungan antara pergerakan kebangsaan di Asia dengan kebangkitan
nasionalisme diIndonesia!
Pergerakan kebangsaan di Asia dengan kebangkitan nasionalisme di Indonesia
memilikihubungannya sangat erat. Pergerakan kebangsaan di Asia yang memotivasi bangsa
Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan, kebebasan dari penderitaan penjajah. Dan juga
memicu kesadaranbersama bangsa Indonesia untuk lepas dari
penjajah.
5. Sebutkan dan jelaskan faktor intern munculnya pergerakan nasional di Indonesia!
a. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang
Indonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman nasional pada masa kebesaran
Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama Majapahit memainkan
peranan sebagai negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara.
Kebesaran ini membawa pikiran dan angan-angan bangsa Indonesia untuk senantiasa
dapat menikmati kebesaran itu. Hal ini dapat menggugah perasaan nasionalisme
golongan terpelajar pada dekade awal abad XX.

b . Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan

Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa
Portugis. Politik devide et impera, monopoli perdagangan, sistem tanam paksa, dan kerja
rodi merupakan bencana bagi rakyat Indonesia. Penderitaan itu menjadikan rakyat
Indonesia muncul kesadaran nasionalnya dan mulai memahami perlunya menggalang
persatuan. Atas prakarsa para kaum intelektual, persatuan itu dapat diwujudkan dalam
bentuk perjuangan yang bersifat modern. Perjuangan tidak lagi menggunakan kekuatan
senjata tetapi dengan menggunakan organisasi-organisasi pemuda.

c . Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia


Perkembangan sistem pendidikan pada masa Hindia Belanda tidak dapat dipisahkan dari
politik etis. Ini berarti bahwa terjadinya perubahan di negeri jajahan (Indonesia) banyak
dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di negeri Belanda. Tekanan datang dari Partai
Sosial Demokrat yang di dalamnya ada van Deventer. Pada tahun 1899, Mr. Courad
Theodore van Deventer melancarkan kritikan-kritikan yang tajam terhadap pemerintah
penjajahan Belanda. Kritikan itu ditulis dan dimuat dalam jurnal Belanda, de Gids dengan

judul Een eereschuld yang berarti hutang budi atau hutang kehormatan. Dalam tulisan
tersebut dijelaskan bahwa kekosongan kas negeri Belanda telah dapat diisi kembali
berkat pengorbanan orang-orang Indonesia. Oleh karena itu, Belanda telah berhutang
budi kepada rakyat Indonesia. Untuk itu harus dibayar dengan peningkatan kesejahteraan
melalui gagasannya yang dikenal dengan Trilogi van Deventer. Apakah kalian masih
ingat dengan isi Trilogi van Deventer? Politik yang diperjuangkan dalam rangka
mengadakan kesejahteraan rakyat dikenal dengan nama politik etis. Untuk mendukung
pelaksanaan politik etis, pemerintah Belanda mencanangkan Politik Asosiasi dengan
semboyan unifikasi. Politik Asosiasi berkaitan dengan sikap damai dan menciptakan
hubungan harmonis antara Barat (Belanda) dan Timur (rakyat pribumi). Dalam bidang
pendidikan, tujuan Belanda semula adalah untuk mendapatkan tenaga kerja atau pegawai
murahan dan mandor-mandor yang dapat membaca dengan gaji yang murah. Untuk
kepentingan tersebut Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk rakyat pribumi. Dengan
demikian, jelaslah bahwa pelaksanaan politik etis tidak terlepas dari kepentingan
pemerintah Belanda. Sistem pengajaran kolonial dibagi dalam dua jenis yaitu pengajaran
pendidikan umum dan pengajaran kejuruan. Keduanya diselenggarakan untuk tingkat
menengah ke atas. Berikut ini contoh-contoh sekolah yang didirikan pada zaman kolonial
Belanda.

Anda mungkin juga menyukai