ITS Paper 19356 3108100524 Paper
ITS Paper 19356 3108100524 Paper
MAKALAH
TUGAS AKHIR
PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM DENGAN
METODE SISTEM RANGKA GEDUNG
2
PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG
Nama Mahasiswa
NRP Mahasiswa
Jurusan
3
Bagaimana merancang struktur Gedung Fakultas
Kedokteran Universitas Mataram yang aman dan
kuat pada saat terjadi gempa dengan metode Sistem
Rangka Gedung?
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
Latar belakang
Banyaknya lulusan SMU yang ingin
melanjutkan studinya ke Fakultas Kedokteran
Universitas
Mataram,
membuat
Gedung
Kedokteran
yang
ada
tidak
dapat
menampung calon mahasiswa tersebut.Padahal,
saat ini kondisi gedung fakultas kedokteran yang
ada dianggap kurang layak untuk menampung
jumlah mahasiswa.Oleh karena itu, Badan
Pelaksana Harian Universitas Mataram melakukan
penambahan gedung
untuk memfasilitasi
mahasiswanya dalam proses belajar.
Perencanaan
gedung
bertingkat
perlu
memperhatikan beberapa criteria, antara lain
kriteria kekuatan, perilaku yang baik pada taraf
gempa
rencana,
serta
aspek
ekonomis.Merencanakan bangunan bertingkat
banyak
dari
segi
struktur
memerlukan
pertimbangan yang matang terutama gedung itu
dirancang tahan terhadap gempa.Pertimbanagan
struktur ini akan berpengaruh dalam menentukan
alternative perencanaan, misalnya tata letak kolom,
panjang balok dan bentang.
Dalam SNI 03-1726-2002, Indonesia terbagi
dalam 6 wilayah gempa, dimana wilayah gempa 1
adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah
sedangkan wilayah gempa 6 dengan kegempaan
paling tinggi. Gedung Fakultas Kedokteran
Universitas Mataram berada di zona 6, dan
direncanakan dengan Sistem Rangka Gedung.
Bangunan tinggi tahan gempa umumnya
menggunakan elemen-elemen struktur kaku berupa
dinding geser untuk menahan kombinasi gaya
geser, momen, dan gaya aksial yang timbul akibat
beban gempa. Dengan adanya dinding geser yang
kaku pada bangunan, sebagian besar beban gempa
akan diserap oleh dinding geser tersebut (Imran
2008). Gaya gempa yang menyeluruh pada
bangunan
diteruskan
melalui
sambungansambungan struktur ke diafragma horizontal,
diafragma mendistribusikan gaya-gaya ini ke
elemen-elemen penahan gaya lateral vertikal seperti
dinding geser dan rangka, elemen-elemen vertikal
mentransfer gaya-gaya ke dalam pondasi ( Purwono
2005 ). geser, sehingga dimensi balok dan kolom
bisa dikurangi.
Perumusan Masalah
Permasalahan utama yaitu:
Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dalam
penyusunan tugas akhir ini, maka ada batasan-batasan
masalah antara lain :
1. Tidak merencanakan metode pelaksanaan.
2. Tidak memperhitungkan kesulitan pengadaan
material serta pengaruh dan dampaknya terhadap
lingkungan selama pelaksanaan.
3. Tidak menghitung aspek ekonomis dari biaya
konstruksi.
4. Tidak memperhitungkan sistem utilitas bangunan,
instalasi air bersih dan air kotor, instalasi listrik,
finishing dsb.
5. Analisa struktur dengan program bantu ETABS
v9.7.1 dan PCACOL v3.64
6. Penggambaran mengunakan program bantu Auto
Cad 2007
7. Penulisan menggunakan Microsoft Office 2007
1.4
Tujuan Penulisan
Dari permasalahan yang ada di atas, adapun
tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan tugas akhir
ini adalah :
1. Mampu merencanakan preliminary design sistem
rangka gedung pada bangunan.
2. Mampu menerapkan design sistem rangka gedung
pada bangunan.
3. Mampu menghitung penulangan untuk struktur
utama (balok dan kolom) serta dinding geser
struktur.
1.5
Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1
Umum
Filosofi perencanaan bangunan tahan
gempa yang diadopsi hampir seluruh negara di dunia
mengikuti ketentuan berikut ini :
a.
Pada gempa kecil bangunan tidak boleh
mengalami kerusakan
b. Pada gempa menengah komponen struktural
tidak boleh rusak, namun komponen nonstruktural diijinkan mengalami kerusakan
c.
Pada gempa kuat komponen struktural boleh
mnegalami kerusakan , namun bangunan tidak
boleh mengalami keruntuhan (IITK BMTPC
2002 )
Ketika gempa menyerang konstruksi
bangunan yang berada di atas permukaan tanah,
maka di antara elemen konstruksi pembentuk
bangunan gedung yang pertama kali dikenai aksi
beban gempa adalah kolom bangunan pada level
lantai dasar, sebelum energy gempa merambat ke
kolom dan balok lantai di atasnya. Jika gempa
berarah horizontal, maka aksi dari beban gempa ini
akan diterima oleh kolom bangunan sebagai gaya
geser. Sedangkan jika gempa ini berarah vertikal,
maka aksi dari beban gempa akan diterima oleh
kolom sebagai gaya aksial. Gaya aksial maupun
gaya geser ini akan merambat k atas bangunan,
dengan kecepatan rambat tertentu sesuai dengan
modulus geser G atau modulus elastisitas E dari
material konstruksi pembentuk struktur kolom.
(Darmawan, Straupalia, dan Nisa 2010)
Beban angin juga diperhitungkan dalam
mendesain struktur bangunan. Beban angin yang
diperhitungkan ini tidak hanya bergantung pada
kecepatan angin rata-rata, tetapi juga faktor
turbulensi kecepatan angin itu sendiri. (Pattipawaej
2010)
2.2 Spektrum Respon
Keteraturan (beraturan atau tidak) atau
konfigurasi gedung akan sangat mempengaruhi
kinerja gedung sewaktu kena gempa rencana, karena
itu struktur gedung dibedakan atas 2 golongan yaitu
yang beraturan dan yang tidak berdasarkan
konfigurasi denah dan elevasi gedung. Analisa
gedung beraturan dapat dilakukan berdasarkan
analisa statik ekuivalen sedangkan yang tidak,
pengaruh gempa rencana harus ditinjau sebagai
pengaruh pembebanan dinamik, sehingga analisisnya
dilakukan berdasarkan analisa respons dinamis.
(Purwono 2005)
Untuk
mengurangi
bencana
yang
diakibatkan oleh gempa diperlukan pemahan yang
lebih baik mengenai perilaku gempa. Pembicaraan
masalah gempa tidak terlepas dari spektrum respon
(response spectrum).
Spektrum respon yang
merupakan grafik respon maksimum struktur untuk
bermacam-macam frekuensi dapat memudahkan
seseorang dalam menganalisa dan mendesian suatu
struktur tahan hancur. (Pattipawaej 2010)
2.3
5
untuk sistem ganda dengan rangka SRG adalah 5,5. (
BSN, 2002)
BAB III
METODOLOGI
3.1
PRELIMINARY DESIGN
4.1
Perencanaan Dimensi Balok
Di dalam peraturan SNI 03-2847-2002 dalam tabel 8
disebutkan tebal minimum balok di atas dua tumpuan
sederhana disyaratkan l /16.
Dari perhitungan didapatkan dimensi balok induk:
Start
Preliminary Desain
Type
hmin
b/h
B1
600
37,50
35 / 50
B2
500
31,25
35 / 50
B3
400
25,00
35 / 50
BA
400
19,05
20 / 30
4.2
Perencanaan dimensi pelat
Dari Perhitungan didapatkan:
Pelat atap
: 120mm
Pelat lantai
: 120 mm
Struktur Sekunder
Tidak
No.
Pembebanan
Kontrol
OK
Tidak
Output Gaya
Dalam
Perhitungan Struktur Utama
Atas:
1. Balok
2. Kolom
3. HBK
4. Dinding Geser
4.3
Perencanaan Dimensi Kolom
Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 10.8.1 : kolom
harus direncanakan untuk memikul beban aksial
terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap
dan momen maksimum dari beban terfaktor pada
satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang
ditinjau.
Dari perhitungan didapatkan dimensi kolom :
K1
: 60/60
Syarat
OK
Gambar Detail
Finish
3.2
Penjelasan Diagram Alur Perencanaan)
Dari Diagram alir di atas dapat dijelaskan metodologi
yang dipakai dalam penyusunan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data dan Studi Literatur
a. Pengumpulan data untuk perencanaan gedung,
meliputi:
b. Studi Literatur
2. Pemilihan kriteria design
a. Dari data struktur Gedung Fakultas Kedokteran
Universitas Mataram akan dirancang dengan
metode Sistem Rangka Gedung, dengan wilayah
gempa 5
b. Beberapa hal yang perlu diketahui:
- Type bangunan : Kantor
- Letak bangunan : Jauh pantai
- Zone gempa
: Zone 5
- Tinggi bangunan : 28 m
- Jumlah lantai
: 7 lantai
- Struktr bangunan : Beton bertulang
- Struktur pondasi : Pondasi Tiang Pancang
- Mutu beton (fc) : 30 Mpa
- Mutu baja (fy) : BJ TD 400 Mpa
BJ TP 240 Mpa
BAB IV
4.4
Panjang (Ly)
(cm)
P1
P2
P3
P4
P5
500
400
400
400
300
Lebar
(Lx)
(cm)
400
300
400
200
200
Ly/Lx
1.25
1.33
1
2
1,5
Jenis
Pelat
Dua Arah
Dua Arah
Dua Arah
Satu Arah
Dua Arah
6
3 D19
6 D19
12-150
12-150
:
:
:
:
12-200 mm
12-200 mm
12-200 mm
12-200 mm
6 D19
12-150
6 D19
3 D19
3 D19
TUMPUAN
40
LAPANGAN
40
40
40
6 D19
3 D19
120
120
400
12-150
400
12-150
40
40
3 D19
300
5.4
5.2
Perancangan Balok Anak
Momen-momen dan gaya melintang akibat beban
terbagi merata
-1/24 -1/11
-1/11 -1/11
-1/11 -1/11
+1/14
+1/16
+1/16
4.00
4.00
4.00
-1/11
-1/24
+1/14
Perancangan Tangga
4.00
D
2 D16
3 D16
10-120
10-150
2 D16
3 D16
2 D16
TUMPUAN
40
LAPANGAN
40
40
40
3 D16
2 D16
120
120
10-120
300
10-150
300
40
40
2 D16
200
3 D16
200
5.3
Perancangan Balok Lift
Tipe Lift
= Standart
Merk
= Hyundai
Kapasitas
= 1000 kg
Kecepatan
= 60 m/menit
Lebar pintu
= 1000 mm
Dimensi sangkar (car size)
- Outside
=1890 x 1685 mm2
- Inside
=1800 x 1500 mm2
Dimensi ruang luncur (Hoistway)
- Passengger
= 2400 x 2200 mm2
Dimensi ruang mesin
= 2700 x 4000 mm2
Beban reaksi ruang mesin
R1 = 8000 kg (berat mesin penggerak lift + beban
kereta + perlengkapan)
R2 = 5200 kg (berat bandul pemberat + perlengkapan)
Detail Penulangan Balok Lift
6 D19
300
BAB VI
7
Wilayah Gempa 1
Wilayah Gempa 2
0.50
Lantai
0.38
T
Kriteria
Analisa0.30
0.08
C
C
(Tanah
sedang)
Tinggi struktur
gedung dari taraf penjepitan C<= 40
m
atau
<
10
T
Tidak Ok
0.20
0.20
lantai
0.05
C=
(Tanah keras)
0.15
Denah struktur
persegi
panjang
dan
boleh
terdapat
tonjolan
T
0.13
0.10 dari 25 % dari ukuran terbesar denah struktur
Ok 0.12
yang tidak lebih
0.08
dalam arah yang
0.05 ditinjau.
0.04
Denah struktur tidak terdapat coakan sudut dan kaluapun ada
0.2 0.5 0.6
1.0
2.0
ukurannya tidak0 lebih
dari 15 %
dari ukuran denah
terbesar 3.0
Tidak Ok 0
T
dalam arah sisi coakan
Sistem struktur gedung terbentuk oleh subsistem-subsistem
penahan beban lateral yang arahnya saling tegak lurus dan
Ok
0.85
Wilayah Gempa 3
sejajar dengan sumbu utama struktur.
1
2
0.75
0.75 muka
5 Sistem gedung tidak menunjukkan bidang loncatan
C=
(Tanah lunak)
Ok
C=
0.45
0.23
1.0
0.70
0.24
Tidak Ok
0
0.83
1
2
3
4
5
6
7
0
0,32
0,20.30 (Tanah 0,83
keras)
0,6 T
0,83
0,7
0,71
0,8
0,63
0,9
0,56
1
0,50
1,1
0,45
1,2
0,423.0
2.0
1,3
0,38
1,4
0,36
1,5
0,33
Wilayah
1,6 Gempa
0,316
0.95
0,29
C = 1,7 (Tanah lun ak)
1,8
1,9
2
2,1
2,2
2,3
2,4
2,5
2,6
2,7
2,8
2,9
3
0,28
0,26
0,25
0,24
0,23
0,22
0,21
0,20
0,19
0,19
0,18
0,17
0,17
0.35
(Tanah keras)
T
0.54
(Tanah sedang)
T
PermodelanC =Struktur
Gedung
0.42
(Tanah keras)
0.2
0.5 0.6
1.0
2.0
3.0
0 0.2
Lantai
0.38
0.36
0.33
Pusat Massa
4.00
8.00
12.00
16.00
20.00
24.00
28.00
0.85
(Tanah lunak)
T
C=
0.28
1
2
3
4
5
6
7
1.0
0.95
0.90
0.36
0.32
Elv.
0.5 0.6
0.50
(Tanah sedang)
T
C=
Lantai
0.2
0.90
(Tanah lun ak)
T
C=
3.0
0.42
C=
(Tanah sedang)
T
0.28
Wilayah Gempa 5
C=
C=
0.34
Ok
( kgm )
202,226,884.427
218,423,116.427
218,423,116.427
218,423,116.427
218,423,116.427
235,869,116.427
271,123,443.413
TidakC Ok
3.0
T
Faktor Respons Gempa Rencana
WG 5
0.83
2.0
MMI
Kg
765,044.960
826,316.960
826,316.960
826,316.960
826,316.960
892,316.960
1,025,687.680
5,988,317.440
(Tanah keras)
2.0
0.90
1.0
Berat Lantai
C=
0.23
Sistem gedung
memiliki unsur-unsur vertikal dan sistem
8
0.18
penahan beban lateral yang menerus.
9 Sistem gedung memiliki lantai tingkat yang menerus.
0.5 0.6
0.5 0.6
0.60
0.30
0.2
0.2
0.70
Ok
Atap
6
5
4
3
2
1
0.50
Beban
C=
(Tanah lunak)
Beban
T Mati
Hidup
0.23
C=
(Tanah sedang)
Kg
Kg
T
739,365.00.15 25,680.0
C=
(Tanah keras)
790,317.0 T 36,000.0
790,317.0
36,000.0
790,317.0
36,000.0
790,317.0
36,000.0
856,317.0
36,000.0
965,087.68 60,600.00
Berat Total :
Pusat Kekakuan
Ex
Ey
7.931
7.926
7.926
7.926
7.926
7.926
7.935
27.000
27.000
27.000
27.000
27.000
27.000
27.000
8.000
8.000
8.000
8.000
8.000
8.000
8.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.069
0.074
0.074
0.074
0.074
0.074
0.065
Eksentrisitas rencana
ed = 1,5 e + 0,05 b
ed = e - 0,05 b
edx
edy
edx
edy
2.70
2.70
2.70
2.70
2.70
2.70
2.70
0.90
0.91
0.91
0.91
0.91
0.91
0.90
-2.70
-2.70
-2.70
-2.70
-2.70
-2.70
-2.70
-0.73
-0.73
-0.73
-0.73
-0.73
-0.73
-0.73
2.0
3.0
Eksentrisitas
4.00
8.00
12.00
16.00
20.00
24.00
28.00
1.0
27.000
27.000
27.000
27.000
27.000
27.000
27.000
Elv.
0.5 0.6
No.
Kombinasi
15.07%
84.93%
19.31%
80.69%
12.88%
87.12%
19.06%
80.94%
10.45%
89.55%
23.56%
76.44%
10.50%
89.50%
23.51%
76.49%
12.85%
87.15%
19.24%
80.76%
12.89%
87.11%
19.03%
80.97%
10.44%
89.56%
23.56%
76.44%
10.51%
89.49%
23.50%
76.50%
8
RSP X
X (mm)
Y (mm)
RSP Y
X (mm) Y (mm)
28.00
52.5824
23.3891
16.1043
76.6065
24.00
44.7298
20.0432
13.6941
65.7088
71.5322 72.3107
20.00
36.2159
16.3892
11.0842
53.7812
71.5324 90.1214
16.00
27.5272
12.6275
8.4223
41.4897
0.0006
91.063
90.122
12.00
19.0081
8.8636
5.8136
29.1696
0.0198
0.0756
91.0829 90.1976
8.00
0.0001
6.0592
91.083
11.0753
5.2481
3.3859
17.3045
4.00
4.3248
2.0513
1.3214
6.7774
Base
0.00
Tingkat
Z
(m)
71.7728
71.3317 71.7806
0.5301
0.0002
17.8107
0.436198 19.5306
0.337906
0.298399
Mode
Period
UX
UY
UZ SumUX SumUY
2.142045
0.0024
71.7728
0.0024
1.608215 71.3293
0.0078
1.275579
0.2005
0.592995
96.2567
0,03
tinggi tingkat atau
R
0,03
h , dengan h = 4 m ; R = 5,5 ( SRG )
R
0,03
s
4000mm = 21,82 mm
5,5
=
faktorskala
(SNI 0317262002 Ps. 8.2.1)
R
= 5,5 (dinding geser dengan SRG)
Sehingga dipakai faktor skala = 1, maka:
9
Tingkat
(m)
(mm)
Drift Syarat
m
(s) Drift (s)
(mm)
(mm)
(mm)
Drift
Syarat
(m) Drift (m) Ket.
(mm)
(mm)
28.00 52.58
7.85
21.82
30.23
-2.55
80
Ok
24.00 44.73
8.51
21.82
32.78
20.00 36.22
8.69
21.82
33.45
-0.67
80
Ok
0.65
80
Ok
16.00 27.53
8.52
21.82
12.00 19.01
7.93
21.82
32.80
2.26
80
Ok
30.54
4.55
80
Ok
8.00 11.08
6.75
21.82
25.99
9.34
80
Ok
4.00
4.32
4.32
21.82
16.65
16.65
80
Ok
Base
0.00
0.00
0.00
21.82
0.00
0.00
80
Ok
(m)
(mm)
Drift Syarat
m
(s) Drift (s)
(mm)
(mm)
(mm)
Drift Syarat
(m) Drift (m) Ket.
(mm)
(mm)
28.00 76.61
10.90
21.82
41.96
-3.97
80
Ok
24.00 65.71
11.93
21.82
45.92
-1.40
80
Ok
20.00 53.78
12.29
21.82
47.32
-0.11
80
Ok
16.00 41.49
12.32
21.82
47.43
1.75
80
Ok
12.00 29.17
11.87
21.82
45.68
5.15
80
Ok
8.00 17.30
10.53
21.82
40.53
14.44
80
Ok
4.00
6.78
6.78
21.82
26.09
26.09
80
Ok
Base
0.00
0.00
0.00
21.82
0.00
0.00
80
Ok
BAB VII
PERANCANGAN STRUKTUR PRIMER
7.1
No.
Beban
Lokasi
Mati (DL)
Hidup (LL)
RSPX
RSPY
1,4 DL
0,9DL + 1,0LL
1,2DL + 1,6LL
0,9DL 1,0RSPx
0,9DL 1,0RSPy
10
11
Tump. Kiri
Lapangan
Tump. Kanan
Tump. Kiri
Lapangan
Tump. Kanan
Tump. Kiri
Lapangan
Tump. Kanan
Tump. Kiri
Lapangan
Tump. Kanan
Tump. Kiri
Lapangan
Tump. Kanan
Tump. Kiri
Lapangan
Tump. Kanan
Tump. Kiri
Lapangan
Tump. Kanan
Tump. Kiri
Lapangan
Tump. Kanan
Tump. Kiri
Lapangan
Tump. Kanan
Tump. Kiri
Lapangan
Tump. Kanan
Tump. Kiri
Lapangan
Tump. Kanan
Momen
(kg-m)
-18,164.3600
14,124.4300
-19,014.7510
-1,082.8900
1,151.7450
-1,162.9580
17,598.0500
455.8400
18,216.7700
5,585.2700
850.8800
5,534.8600
-25,430.1100
19,955.7300
-26,620.6500
-17,430.8160
13,994.3700
-18,276.2340
-23,529.8580
18,970.0100
-24,678.4340
-29,931.9400
13,284.5300
-31,240.1700
-17,919.1700
13,691.1400
-18,558.2600
-34,901.2700
18,726.4400
-36,511.4900
-22,888.5000
19,133.0500
-23,829.5800
Momen
(kN-m)
-181.64
141.24
-190.15
-10.83
11.52
-11.63
175.98
4.56
182.17
55.85
8.51
55.35
-254.30
199.56
-266.21
-174.31
139.94
-182.76
-235.30
189.70
-246.78
-299.32
132.85
-312.40
-179.19
136.91
-185.58
-349.01
187.26
-365.11
-228.89
191.33
-238.30
kN-m
kN-m
400
350
300
250
200
150
100
50
400
350
300
250
200
150
100
50
10
11
50
100
150
200
250
400
350
300
250
200
150
100
50
50
100
150
200
250
365,11 kN-m
349,01 kN-m
8,51 kN-m
175,98 kN-m
199,56 kN-m
182,17 kN-m
50
100
150
200
250
400
350
300
250
200
150
100
50
50
100
150
200
250
LAPANGAN
40
40
40
8 D22
3 D22
120
120
2 D22
500
12-90
2 D22
500
12-200
40
5 D22
350
40
5 D22
350
10
2h
2h
< 50 mm
3 D22
8 D22
< 50 mm
500
8 D22
5 D22
5 D22
6D12-100
500
5 D22
600
40
2 D12-90
600
1000
2 D12-200
2 D12-90
4000
1000
600
28 D22
6000
900
600
6D12-100
40
40
28 D22
2h
< 50 mm
3 D22
8 D22
TUMPUAN
< 50 mm
4000
500
8 D22
5 D22
2 D12-90
600
1000
28 D22
1700 900
5 D22
5 D22
2 12-200
6D12-125
6D12-125
600
2 D12-90
4000
1000
40
40
600
6000
600
28 D22
7.2
Beban
P
( kN )
Mx
(kN-m)
900
Mati (DL)
Hidup (LL)
-5,171.440
-3.320
-321.320
-0.420
RSPX
-4.220
179.890
91.390
217.250
RSPY
1,4 DL
73.540
300.610
27.700
-7,240.020
-4.650
-60.340
0,9DL + 1,0LL
-4,975.620
-3.410
-43.010
1,2DL + 1,6LL
-6,719.850
-4.660
-58.470
0,9DL 1,0RSPx
-4,834.190
-94.380
-256.040
-104.350
28 D22
40
LAPANGAN
My
(kN-m)
40
40
6D12-100
500
-43.200
0,9DL 1,0RSPy
-4,727.840
-303.600
10
-6,706.940
-95.800
-273.800
11
-6,600.590
-305.010
-121.500
7.3
950.000 N
950 kN
Mpr(-)
Mpr(+)
= 481,99 kN-m
= 291,67 kN-m
Mpr Mpr 481,99 291,67
Mu =
=
= 386,785 kNm
2
2
Vh =
M pr
()
M pr
()
hin
Vc = 1,7 f'c A j
= 0,80 1,7 30 600 600
Mu = 386,785 kN-m
Vh = 221,02 kN
Kolom
Atas
As = 8 D22
Balok Kiri
T1 = 1.520,5 kN
C2 = T2
Mpr(+) = 291,67 kN-m
T2 = 950 kN
Balok
Kanan
As = 5 D22
Kolom
Bawah
Vh = 221,02 kN
Mu = 386,785 kN-m
11
7.4
Kombinasi Beban
Momen 3 (kN.m)
Momen 2 (kN.m)
( kN )
Bottom
Top
Bottom
Top
-17950.11
34609.088
28912.8
43583.896
28169.678
-22614.13
-29664.45
Torsi
Geser V2
Geser V3
( kN.m )
( kN )
( kN )
8328.071
1881.37
4637.4
-8690.351
-2104.26
-4416.76
Panel 2
Panel 1
Pu M u . y
0,2 f c'
Ag
I
22614,13 43.583,89 0,5 6
0,2 30.000
1 6 3 0,4
6 0,4
12
600( u / hw )
Dimana :
- ( u / hw ) tidak boleh diambil kurang dari 0,007.
- Nilai
u adalah
masing-masing arah.
Dari Tabel control drift didapat M arah x tiap tingkat.
M = 41,96 mm
Nilai syarat komponen batas :
Arah x :
Maka pakai
u
hw
= 0,007
12
Menurut SNI 2847 ps 23.4.4.2, spasi tulangan Boundary
Element tidak boleh lebih dari :
- 1 b = 1 400 = 100 mm
- 6.d b = 6 22 = 132 mm
- s x = 100 350 hx
3
350 0,5 400 2 22 12
2 = 189 mm
- s x = 100
3
( Karena s x tidak perlu > 150 mm, maka dipakai s x =
150 mm)
Jadi, digunakan sengkang boundary element D12 75
mm
A
f
Ash
yh
= 0,09 s hc f 'c
f yh
Ash
Dengan :
Ash = Luas penampang total tulangan transversal
(mm2)
s = spasi tulangan transversal pada arah longitudinal
(mm)
hc = dimensi penampang inti kolom dihitung dari
sumbu
sumbu tulangan pengekang (mm)
Ag = Luas bruto penampang (mm2)
Ach = Luas penampang komponen struktur dari sisi luar
ke sisi
luar tulangan transversal (mm2)
= 0,09 s h f 'c
c
Ash
600 0,007
600 u
hw
2178 mm
Sehingga panel tersebut harus diberi boundary element.
Menurut SNI 2847 ps 23.6.6.4(a), boundary element
harus dipasang secara horisontal dari sisi serat tekan
terluar tidak kurang daripada
(c 0,1 w) dan
(c 0,1 w)
c
.
2
(menentukan)
c 2178
=
2
2
ch
0,09
f yh
75 400 2 22 12 30
400
= 174,15mm2
s =
terpasang =
As
1696,46
= 0,014 > 0,009 (ok)
=
b.d 1600 75
2D12-200
2D22-250
= 1089 mm
13
Sampai disini desain penulangan shearwall tipe AB-12,
memenuhi persyaratan dinding struktural beton khusus
sebagai bagian dalam sistem pemikul beban gempa.
BAB VIII
PERENCANAAN PONDASI
8.1
Perancangan Pondasi Kolom (As. H/4)
Sebagai contoh perhitungan diambil pondasi kolom as
H/4, karena kolom ini mempunyai gaya-gaya dalam
paling maksimum. Sehingga untuk pondasi kolom yang
lain direncanakan typical.
Dari analisa struktur ETABS v9.7.1 pada kaki kolom
bawah didapat gaya-gaya dalam akibat kombinasi
adalah sbb :
Pu
= 692.015,81 kg
Muy = 12.677,41 kgm
Mux = 30.442,72 kgm
Hx
= 7.336,04 kg
Hy
= 12.855,22 kg
Data-data dalam perencanaan pondasi adalah :
berdasarkan data tiang pancang milik PT. WIKA Beton
Diameter tiang pancang (D)
= 45 cm
Keliling tiang pancang (Ktp)
=d
= 45 = 142 cm
Luas tiang pancang (Atp)
= d2
= 452 =
2
1.591 cm
Panjang tiang pancang
= 10 m
Pbahan
= 178.200 kg
8.1.1.1 Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal (As.
H/4)
No.
JHP
SF1 SF2
Qult
8.0
70
1076
1591 142
67,682
8.5
76
1192
1591 142
74,158
9.0
75
1352
1591 142
78,172
9.5
79
1536
1591 142
85,519
10.0
80
1726
1591 142
91,445
10.5
80
1926
1591 142
97,125
11.0
90
2146
1591 142
108,676
11.5
95
2431
1591 142
119,422
11.8
110
2616
1591 142
132,631
Pijin
Jumlah
94,981
tiang
yang
diperlukan
Pu ETABS
Puit 1tiang
692015,81
= 7,28
94.981
Mx
)
=
1
-
D (m 1).n (n 1).m
arc tg
90.m.n
S
Dimana :
D
= diameter tiang pancang (mm)
S
= jarak antar tiang pancang (mm)
m
= jumlah tiang pancang dalam 1 baris = 3
n
= jumlah baris tiang pancang dalam kolom = 3
Efisiensi : ( ) =
1-
450 (3 1) 3 (3 1) 3 = 0,81
arc tg
90 3 3
1150
Sehingga
= 0,81 9 94.981 kg
Qijin = n Q ijin 1tiang
= 697.090 kg > 692.015,81 kg
Momen yang bekerja pada poer akibat adanya gaya
horisontal :
14
Pi =
V M x . ymax M y .xmax
n
yi2
xi2
Dimana :
Pi = Total beban yang bekerja pada tiang yang ditinjau
ymax = jarak maksimum tiang yang ditinjau dalam arah y
xmax = jarak maksimum tiang yang ditinjau dalam arah x
xi2 = jumlah kuadrat jarak tiang pancang terhadap as
poer arah x
yi2 = jumlah kuadrat jarak tiang pancang terhadap as
poer arah y
= 6(1,15)2 = 7,935 m2
xi2
2
= 6(1,15)2 = 7,935 m2
yi
Momen yang bekerja :
Mx = Mux + (Hy tpoer)
= 30.442,72+ (12.855,22 1 ) = 43.297,97 kg
My = Muy+ (Hx tpoer)
= 12.677,41+ (7.336,04 1 ) = 20.013,45kg
Perhitungan Beban Aksial Maksimum Pondasi
Kelompok :
a. Reaksi kolom
= 692.015,81kg
b. Berat poer : 3,65 3,65 1 2400 = 31.974
Berat total (V)
= 723.989,81kg
Mu
max
min
kgR+n
kg
= 86.718,37kg
9
7,935
7,935
723989,81 43297,97 1,15 20013,45 1,15
P3 =
= 89.618,87kg
9
7,935
7,935
723989,81 43297,97 0 20013,45 1,15
P4 =
= 77.542,81kg
9
7,935
7,935
723989,81 43297,97 0 20013,45 0
P5 =
= 80.443,31kg
9
7,935
7,935
723989,81 43297,97 0 20013,45 1,15
P6 =
= 83.343,81kg
9
7,935
7,935
723989,81 43297,97 1,15 20013,45 1,15
P7 =
= 71.267,75kg
9
7,935
7,935
723989,81 43297,97 1,15 20013,45 0
P8 =
= 74.168,25kg
9
7,935
7,935
P9 =
= 77.068,75kg
9
7,935
7,935
400
600 400
Pi =
P2 =
= 83.817,88kg
9
7,935
7,935
t1 1 t 2 x2 1 2 qu x2
= P x P
Sehingga didapatkan :
V M x . ymax M y .xmax
n
yi2
xi2
= 350.961 kg
= 355.938 kg
15,69
400
As perlu
4339,41
= 8,8 10 batang
490,87
As1tul
1000
Jarak tulangan terpasang =
= 100 mm
10
1
1000
As akt = 252
4
100
=
= 357.532 kg
= 369.081 kg
15
Pt2
s d
f 'c bo d
2
6
bo
1
Vc = f 'c bo d
3
Vc =
qu
6
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Pt1
Mu
t1 1 t 2 x2 1 2 qu x2
= P x P
1 11.700 3,252
2
900
400
600 400
max
min
Rn = M u 2 = 13.078.268.750 2 = 1,26Mpa
0,8 b d
0,8 65001412,5
fy
0,85 f ' c
10
11
12
13
14
15
17
18
19
20
23
24
25
Penampang
Kritis
400
= 15,69
0,85 30
16
Kolom 90x90
21
1
2 15,69 1,26 = 0,0032
1 1
15,69
400
22
As perlu
As1tul
4565,7
= 9,3 10 batang
490,87
1000 1000
=
=
= 100 mm
10
n
1
1000 = 4.908,7 mm2 > 4.565,7
As akt = 252
4
100
mm2 (ok)
Vc = 1
2 f 'c bo d
c
6
P 1.729.914
=
= 40.945 kg/m2
A
6,5 6,5
Vc
1
3
f c ' bo d
16
1
30 9350 1437,5 = 24.539.112 N
3
(menentukan)
Vc = 0,75 24.539.112 N
= 18.404.334 N > Vu = 15.450.310 N (ok)
tidak memerlukan tulangan geser
Vu = 77.788 kg = 777.880 N
Cek Kuat Geser Pons :
Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 13.12.2 :
1
f c ' bo d
3
1
=
30 2.261 1.437,5 = 5.934.003 N
3
Vc
Vc = 0,75 5.934.003 N
1
10 n f c ' bw d
18
d
1
3250
=
10
30 6500 1437,5
18
1437,5
Vn
Vn
= 34.860.259 N
= 0,7534.860.259 = 26.145.194 N > Vu (ok)
= 0,25
2
d tiang
2 S1
2
10
Kolom 90x90
Penampang
Kritis
Penampang
Kritis
6
bkolom
d
2
11
12
13
14
15
10
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Kolom 90x90
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
P
75.807
=
=
= 1.794 kg/m2
A
6,5 6,5
B L 1 4 0,25 d b S
u
tiang
2
1
d btiang
S1
S1
2
2
1,4375 0,5
2
17946,5 6,5 1 0,25 1,4375 0,5 0,75 2 0,75
0,75
2
2
4
P 355.938
=
= 8.425 kg/m2
A
6,5 6,5
Vu = u B bO
= 8.4256,51,3625 = 74.614 kg = 746.140 N
17
Cek Kuat Geser Pons :
Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 13.12.2 :
Vc
B
My
1
f c ' bo d
3
1
=
30 1362,5 1437,5 = 3.575.887 N
3
= 0,75 3.575.887 N
Vc
1
Ycg
Hx
Hy
10
12
13
14
15
11
D25 - 100
D25 - 100
Mx
Xcg
Vx
Vy
Mx
My
( kN )
( kN )
( kN )
( kN.m )
( kN.m )
17938,19
-3416,46
Type
16
17
18
D25 - 100
19
20
SW
D25 - 100
21
22
23
-64,54
140,15
-158,75
25
Point
65
Penulangan Poer
SKALA 1:100
Kolom 90/90
Vx
Vy
Mx
My
( kN )
( kN )
( kN )
( kN.m )
( kN.m )
16518,33
138,46
-376,48
936,27
=
=
=
=
My sw
My Psw
My k 65
My P k 65
=
=
=
=
140,15
17.938,19 1,55
-376,48
16.518,33 -3,50
Mx
-158,75
17.938,19 -1,59
936,27
16.518,33 3,60
My
0.00
295,34
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
140,15 kN-m
27.804,19 kN-m
-376,48 kN-m
-57.814,16 kN-m
-30.246,29 kN-m
-158,75 kN-m
-28.521,72 kN-m
936,27 kN-m
59.465,99 kN-m
31.721,78 kN-m
Vx
Vy
Mx
My
( kN )
( kN )
( kN )
( kN.m )
( kN.m )
SKALA 1:100
Perancangan
Pondasi
Tiang
Pancang
Shearwall
8.2.1 Perancangan Pondasi Shearwall
Sebagai contoh perhitungan diambil pondasi
shearwall AB-12 Dari section designer ETABS v9.7.1
didapatkan garis netral sebagai berikut:
Puit 1tiang
3.445.652
= 31,4
109.735
18
125
< S < 150
Dipakai S = 125 cm
Untuk jarak tepi tiang pancang :
1,5D < S < 2D
1,550 < S < 250
75
< S < 100
Dipakai S1 = 75 cm
My
Y
Mx
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
Gambar 8.8.
1250
90 9 7
Sehingga :
Qijin = n Q ijin 1tiang
= 0,56 63 109.735
kg
= 3.871.451 kg > 3.445.652 kg (ok)
Gaya yang bekerja pada sebuah tiang akibat beban
luar :
Pi =
yi2
xi2
V M x . ymax M y .xmax
n
yi2
xi2
2
0,70 x
fc
0,70
30 = 3,834
Mpa
Tegangan tarik yang terjadi :
fr
Pu
1.425.740
=
= 3,713 Mpa <
b.h 0,80 600 800
frijin Ok
2
V M x . ymax M y .xmax
Pi =
n
yi2
xi2
3694052 3336741 3,75 3179570 5
= 104.640kg
63
393,75
656,25
3694052 3336741 3,75 3179570 5
=
= 2.632kg
63
393,75
656,25
Pmax =
Pmax
Gambar 8.9.
19
Tabel 8.1 Kesimpulan
TUMPUAN
LAPANGAN
50
KOMPONEN STRUKTUR
50
7 D22
7 D22
2D13-300
800
2D13-300
800
7 D22
600
7 D22
600
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan penulisan Tugas Akhir
ini, maka Berdasarkan keseluruhan hasil analisa yang
telah dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam perencanaan struktur yang terletak pada
daerah yang memiliki intensitas gempa yang tinggi
perlu dipertimbangkan adanya gaya lateral yang
bekerja terhadap struktur. Karena beban gempa ini
sangat mempengaruhi dalam perencananaan struktur.
Beban ini merupakan salah satu faktor dari kegagalan
suatu struktur.
2. Di dalam suatu perencanaaan perlu berpedoman pada
peraturan yang ada sesuai dengan tempat berlakunya
peraturan tersebut. Dalam hal ini peraturan yang
digunakan adalah SNI 0328472002 mengenai
peraturan umum pada perencanaan struktur dan SNI
031726 2002 mengenai tata cara ketahanan gempa
untuk bangunan gedung. Kedua peraturan tersebut
merupakan peraturan baru di Indonesia. Kedua
peraturan tersebut berturut turut mengambil
ketentuan dan persyaratan dari UBC 1997 untuk
pedoman ketahanan gempa dan ACI 318 tahun 1999
da318 1002 untuk mendisain dan elemen struktur
dengan beberapa modifikasi.
3. Sistem Rangka Gedung ini ada 2 hal yang mendasar
yaitu :
Dinding geser memikul minimal 90% beban
gempa, sisanya dipikul oleh sistem rangka.
Balok perangkai didesain sesuai dengan
komponen SPBL (Sistem Pemikul Beban Lateral),
sedangkan rangka ruang lainnya dianggap sebagai
komponen non SPBL..
4. Dari hasil analisa struktur dan perhitungan
penulangan elemen struktur didapatkan data data
perencanaan sebagai berikut :
Data Perancanaan
Mutu Beton
: 30 MPa
Mutu Baja
: 400 Mpa
Tebal Pelat Lantai
: 12 cm
Tebal Pelat Atap
: 12 cm
Jumlah Lantai
: 7 lantai
Ketinggian Tiap Lantai
: 4 meter
Tinggi Total Gedung
: 28 m
Luas Total Bangunan
: 546 m2
Struktur atas dengan menggunakan beton
bertulang dengan dimensi sebagai berikut:
PLAT
BALOK BI-1
BALOK BA
KOLOM C3
DINDING GESER
DIMENSI
h
35 cm
20 cm
60 cm
50 cm
30 cm
60 cm
tebal
12 cm
40 cm
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pekerjaan Umum,1971. Pedoman Beton 1971.
Departemen Pekerjaan Umum.
Badan Standarisasi Nasional,2002. Tata Cara
Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung, SNI 03-2847,2002. Jakarta : Standar
Nasional Indonesia
Badan Standarisasi Nasional,2002. Tata Cara
perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002. Jakarta :
Standar Nasional Indonesia.
Cormac, Jack C. Mc, 2003. Desain Beton
Bertulang Jilid 2. Jakarta : Erlangga, Edisi
kelima.
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk
Gedung 1983. Bandung : Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan.
H Kusuma Gideon - Andriono Takim, 1997.
Desain Struktur Rangka Beton bertulang di
daerah Rawan Gempa (CUR3). Jakarta :
Erlangga, Edisi kedua.
Mufida E., 2008. Sistem Pengaku Lateral. < URL
: http:// uii.co.id >
Purwono R, 2005. Perencanaan Struktur Beton
Bertulang Tahan Gempa. Surabaya : ITS Press.
Tavio, Benny Kusuma,2009. Desain Sistem
Rangka Pemikul Momen dan Dinding Struktur
Beton Bertulang Tahan Gempa. Surabaya : ITS
Press.
Wang,Ciu Kwa, dan Salmon Charles G, 1990.
Disain Beton Bertulang. Jakarta : Erlangga, Edisi
ke 4
20