PENDAHULUAN
1.1.
masyarakat
yang
berada
di
wilayah
pedesaan.
Dalam
konteks
dengan sistem tertentu dan dapat dipertanggung jawabkan. Kegiatan ini disebut
dengan istilah Kearsipan.
Kearsipan sebagai salah satu kegiatan perkantoran merupakan hal yang
sangat penting dan tidak mudah. Arsip yang dimiliki oleh organisasi harus
dikelola dengan baik sebab keunggulan pada bidang kearsipan akan sangat
membantu tugas pimpinan serta membantu mekanisme kerja dari seluruh
karyawan instansi yang bersangkutan dalam pencapaian tujuan secara lebih efisien
dan efektif.
Titik berat dari kearsipan adalah pada segi penemuan kembali, bukan pada
penyimpanannya.
Informasi
yang
tertulis
disimpan
untuk kemungkinan
Dalam pengelolaan arsip yang dilakukan di Kantor Desa Paloan masih ada
kegiatan yang belum dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari kegiatan
penataan
kearsipannya
yang
menyangkut
penyimpanan,
peletakan
dan
1.2.
Pembatasan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang penelitian, penyelenggaraan pemerintahan desa
di dukung oleh banyak faktor antara lain kepemimpinan kepala desa, keuangan
desa, manajemen pemerintahan desa, sumberdaya manusianya serta administrasi
desa. Penelitian yang peneliti lakukan ini berkaitan dengan administrasi desa yang
lebih fokus kepada kearsipan desa, oleh karena itu permasalahan yang ada dalam
penelitian ini dibatasi pada pengelolaan kearsipan di Kantor Desa Paloan
Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak.
1.3.
Rumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang penelitian
1.4.
Tujuan Penelitian
1.5.
Manfaat Penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Teori
2.1.1. Kearsipan
Menurut Bhartos dalam bukunya mengenai manajemen kearsipan,
Istilah Kearsipan berasal dari akar kata "Arsip". Arsip (Record) yang dalam
istilah bahasa Indonesia ada yang menyebutkan sebagai warkat, pada
pokoknya dapat diberikan pengertian sebagai: setiap catatan tertulis baik
dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan
mengenai subjek (pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang
untuk membantu daya ingatan orang (itu) pula.
Atas dasar pengertian diatas, maka yang termasuk dalam pengertian
arsip itu misalnya: surat-surat, kwitansi, faktur, pembukuan, daftar gaji,
daftar harga, kartu penduduk, bagan organisasi, foto-foto dan lain
sebagainya.
Beberapa pengertian lain mengenai arsip, akan dikemukakan dibawah
ini :
10
11
Sedangkan nama badan terdiri dari nama badan pemerintah, nama badan
swasta dan nama organisasi.
2. Sistem Subjek (Subject Filing System).
Sistem subjek adalah sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan
kepada isi dari dokumen bersangkutan. Dengan kata lain sistem ini
merupakan suatu sistem penyimpanan dokumen yang didasarkan pada isi
dokumen dan kepentingan dokumen.
Sistem penyimpanan subjek lebih tepat digunakan :
a. Pada kantor yang pengelolaan kearsipannya dilakukan secara terpusat
(sentralisasi), sehingga ada kecenderungan penyimpanan dokumen
yang terdiri berbagai pokok permasalahan.
b. Pada penyimpanan data pada toko serba ada, yang memiliki data
tentang berbagai jenis barang yang dijual.
Untuk jumlah arsip yang banyak dengan berbagai macam subjek, maka
pada sistem subjek harus dibuatkan suatu daftar tingkat-tingkat kelasnya.
Tingkat-tingkat kelas digunakan agar subjek-subjek yang banyak tersebut
dapat dirinci dari subjek besar sampai subjek kecil. Nama kelompok
sering di tunjukkan dengan nama yang bervariasi yang dapat dipilih
sendiri seperti devisi, kelas, subjek atau tingkat.
3. Sistem Nomor (Numerical Filing System).
Sistem nomor merupakan sistem penyimpanan
dokumen
yang
berdasarkan kode nomor sebagai pengganti dari nama orang atau nama
badan. Hampir sama dengan sistem abjad yang penyimpanan dokumen
didasarkan pada nama, sistem nomorpun penyimpanan dokumen
berdasarkan nama, hanya diganti dengan kode nomor.
Pada sistem
12
nomor terdapat 3 (tiga) unsur yaitu: File Utama, Indeks disini adalah
suatu alat bantu untuk mengetahui nomor file yang diberikan kepada
sesuatu koresponden atau nama bila mana nomor yang bersangkutan
tidak diketahui dan Buku Nomor yang merupakan buku yang berisi
nomor-nomor yang sudah dipergunakan sebagai nomor koresponden
(nama) dalam file sistem nama.
4. Sistem Kronologi ( Chronological Filing System).
Sistem penyimpanan kronologi merupakan sistem penyimpanan yang di
dasarkan pada urutan waktu. Waktu disini dapat dijabarkan sebagai
tanggal, bulan, tahun, dekade, ataupun abad. Dalam sistem ini semua
dokumen diurutkan pada urutan tanggal, bulan dan tahun dokumen itu
disimpan. Dari segi peletakan dan penyimpanan, sistem ini mudah
dilakukan karena hanya didasarkan pada urutan tanggl, bulan serta tahun.
Tetapi dalam hal penemuan kembali didokumen yang telah disimpan,
sistem ini kurang efektif karena biasanya permintaan dokumen jarang
dilakukan berdasarkan kata panggil tanggal.
5. Sistem Wilayah atau Daerah ( Geographical Filing System).
Sistem wilayah atau daerah adalah sistem penyimpanan dokumen
berdasarkan kepada pengelompokkan menurut nama tempat. Sistem ini
timbul karena adanya kenyataan bahwa dokumen-dokumen tertentu lebih
mudah dikelompokkan menuut tempat asal pengirimannya atau nama
tempat tujuan dibandingkan dengan nama badan, nama individu ataupun
isi dokumen yang bersangkutan. Sistem wilayah atau tempat dapat
dikelompokkan menurut tiga tingkatan yaitu menurut nama depan
13
14
pengolah, atau arsip yang sudah tidak dipergunakan atau arsip inaktif
dikelola di Sentral Arsip.
2.1.4. Pemeliharaan, Perawatan dan Pengamanan Arsip
Fungsi yang penting tetapi sering diabaikan dalam penataan arsip
untuk menjamin kelestarian informasi yang di kandung di dalam arsip itu
adalah pemeliharaan dan perawatan fisik. Mengingat begitu pentingnya
arsip yang kita miliki, maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk
menjaga keberadaan arsip tersebut sehingga keberadaan arsip yang kita
miliki tetap mendukung kegiatan dikantor dalam waktu lama atau sesuai
umur arsip yang sudah ditentukan.
Sugiarto dan Wahyono dalam bukunya Manajemen Kerasipan
Modern (2005:83) mengemukakan bahwa untuk menjaga keberadaan arsip
ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
a. Pemeliharaan Arsip
Pemeliharaan arsip adalah usaha penjagaan arsip agar kondisi
fisiknya tidak rusak selama masih mempunyai nilai guna. Untuk dapat
memelihara arsip dengan baik, perlu diketahui beberapa faktor penyebab
kerusakan arsip dan cara pencegahannya.
1. Penyebab kerusakan arsip
Faktor penyebab kerusakan arsip dapat dibedakan menjadi faktor
intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik ialah penyebab kerusakan yang
berasal dari benda arsip itu sendiri, misalnya kualitas kerta, pengaruh tinta,
pengaruh lem perekat dan lain-lain. Faktor ekstrinsik ialah faktor
15
penyebab kerusakan yang berasal dari luar benda arsip yakni lingkungan
fisik, organisasi perusak dan kelalaian manusia.
2. Usaha pencegahannya
Ada beberapa upaya untuk mencegah kerusakan akibat faktor-faktor
penyebab kerusakan tersebut, yaitu:
1. Sedapat mungkin gunakan kertas, pita, tinta, karbon, lem dan bahanbahan lain yang bermutu tinggi.
2. Lokasi ruangan/gedung arsip sebaiknya terletak diluar daaerah
industri dengan luas yang cukup untuk menyimpan arsip yang sudah
diperkirakan.
3. Konstruksi bangunan sebaiknya tidak menggunakan kayu yang
langsung menyentuh tanah untuk menghindari serangan rayap.
4. Ruangan sebaliknya dilengkapi dengan penerangan, pengatur
temperatur
ruangan
yang
bermanfaat
untuk
mengendalikan
16
yang vital bagi organisasinya, mana arsip yang tidak terlalu penting, mana
yang sangat rahasia dan sebagainya. Untuk pengamannya antara lain
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Petugas arsip harus betul-betul orang yang dapat menyimpan rahasia.
b. Harus dilakukan pengendalian dalam peminjaman arsip. Misalnya dapat
ditetapkan bahwa peminjaman arsip hanya boleh dilakukan oleh petugas
atau unit kerja yahng bersangkutan dengan penyelesaian surat itu.
c. Diberlakukan larangan bagi semua orang selain petugas arsip mengambil
arsip dari tempatnya.
d. Arsip diletakkan pada tempatnya yang aman dari pencurian.
2.2.
Hasil Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya terkait dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu:
1) Penelitian yang dilakukan oleh Ermin Kartianti yang berjudul Pengelolaan
Arsip Pada Bagian Tata Usaha Kantor Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
Kabupaten Jepara pada tahun 2007 ( Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Malang ).
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa :
a. Kantor dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten jepara dalam
pelaksanaan arsip menggunakan prinsip kesamaan urusan.
b. Kurang memperhatikan masalah perawatan arsip.
c. Belum mempunyai tenaga ahli kearsipan.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyah Yang berjudul Sistem Pengelolaan
Kearsipan Pada Kantor Kecamatan Lamongan pada tahun 2007 ( Program
Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Malang). Hasil penelitian ini menunjukkan
pengelolaan kearsipan yang dilakukan di Kantor Kecamatan Lamongan dilihat
17
2.3.
desa
sebagai
ujung
tombak
pemerintahan
daerah
18
baik dan benar. Hal ini sejalan dengan tujuan kearsipan yaitu untuk menjamin
keselamatan
bahan
pertanggungjawaban
nasional
tentang
perencanaan,
Fenomena:
1. Penyimpanan arsip yang tidak sesuai di Kantor Desa Paloan.
2. Arsip rusak.
3. Arsip Monografi Desa hilang.
4. Tidak tersedianya arsip mengenai data tingkatan penduduk menurut
pekerjaan dan umur.
19
Teori:
1. Pengelolaan kearsipan yang meliputi aspek POAC.
2. Penataan atau penyimpanan arsip.
3. Pemeliharaan,perawatan dan pengamanan arsip
Pertanyaan Penelitian
Bagaimana pengelolaan kearsipan yang ada di Kantor Desa Paloan yang
2.1.
20
biasanya dilakukan karena ada suatu masalah yang memerlukan jawaban atau
ingin membuktikan sesuatu yang telah dialami selama hidup atau mengetahui
berbagai latar belakang terjadinya sesuatu.
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui
pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,
melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,
dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang
menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita
empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu
penggunaan
pendekatan
kualitatif
dalam
penelitian
ini
adalah
dengan
2.2.
Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1) Tahap Pra-lapangan, meliputi kegiatan: penentuan fokus penelitian,
penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup
observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti,
konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian.
2) Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan pengelolaan kearsipan desa dalam mendukung pelayan
publik di desa paloan kecamatan sengah temila kabupaten landak. Data
21
dan
2.3.
22
Kantor Desa paloan merupakan salah satu kantor desa yang terletak di ibu
kota kecamatan, sehingga intensitas pelayanan kepada masyarakat cukup sering
dilakukan dibandingkan dengan desa-desa yang berada jauh dari ibu kota
kecamatan. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi
yang positif pada Kantor Desa Paloan khususnya mengenai pengelolaan kearsipan
yang ada di kantor desa paloan itu sendiri.
Waktu penelitian dilakukan sesuai dengan Tanggal, Bulan dan Tahun
peneliti mulai melakukan penelitian yaitu dengan di keluarkannya Surat
Keputusan oleh pihak pengelola sampai dengan selesainya proses pengumpulan
data penelitian dan proses penelitiaan.
23
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
BulanNo
KEGIATAN
1
2
3
4
5
Bimbingan proposal
Seminar Proposal
Finalisasi Proposal
Penelitian
Bimbingan
6
7
Penulisan Skripsi
Ujian skripsi
Finalisasi atau
Mei 2012
1
x
1 2 3 4
2 3 4
x x x
Agustus
2012
2 3 4 1 2
3 4
x x
x x
x
x
x x x x x
x
x
perbaikan skripsi
Sumber : Data diolah oleh peneliti (Tohardi, 2008:133)
2.4.
Urusan (Kaur) dan 8 orang Kepala dusun serta tokoh masyarakat. Objek penelitian
yaitu lebih berfokus atau terarah pada bagaimana pengelolaan kearsipan di Kantor
Desa Paloan.
2.5.
24
2.6.
penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data
agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang
sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1) Wawancara Semi Terstruktur ( Semistructure Interview)
Jenis wawancara ini termasuk kedalam kategori in-dept interview. Tujuan
dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan
mencatat apa yang dikemukakan oleh informan ( Sugiyono, 2009:233 ).
2) Observasi Partisipatif
25
3.7.
data kualitatif. Analisis data ini dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode periode tertentu.
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang di
wawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
memuaskan maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap
tertentu, sehingga diperoleh data yang dianggap kredibel. Menurut Miles dan
26
Gambar 3.1
Analisis Data (Flow Model)
Selama
Setelah
Analisis
Display Data
Selama
Setelah
Kesimpulan/verifikasi
Selama
Setelah
3.8.
27
kualitatif
dapat
dilakukan
dengan
perpanjangan
pengamatan,
28
Daftar Pustaka
29
Buku:
Amsyah, Zulkifli. 2001. Manajemen Kearsipan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Bhartos, Basir. 2009. Manajemen Kearsipan untuk Lembaga Negara, Swasta dan
Perguruan Tinggi. Jakarta : Bumi Aksara.
Dewi, Irra Chrisyanti. 2011. Manajemen Kearsipan. Jakarta : PT. Prestasi Pustaka.
Saebeni, Beni Ahmad., Afifuddin. 2009 . Metode Penelitian Kualitatif. Bandung :
Pustaka Setia.
Soedarmayanti.
2009.
Dasar-Dasar
Pengetahuan
Tentang
Manajemen
Peraturan Undang-Undang :
Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah.
Undang-Undang No 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.
Hasil Penelitian:
30
Kartianti, Ermin. 2007. Pengelolaan Arsip Pada Bagian Tata Usaha Kantor
Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Jepara. Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Malang.
Pedoman Wawancara
31
Pedoman Observasi
No
1
2
3
4
5
6
Baik
Kurang
Tidak tersedia
Jumlah
32
7
8
Pengingat)
Lemari Arsip
Rak (Arsip)