Anda di halaman 1dari 4

1.

Great Man Theory

Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat
(leader are born, not made). dan dilandasi oleh keyakinan bahwa pemimpin merupakan
orang yang memiliki sifat-sifat luar biasa dan dilahirkan dengan kualitas istimewa yang
dibawa sejak lahir dan ditakdirkan menjadi seorang pemimpin di berbagai macam
organisasi. Orang yang memiliki kualitas dapat dikatakan orang yang sukses dan
disegani oleh bawahannya serta menjadi pemimpin besar. Senada dengan hal tersebut,
Kartini Kartono dalam bukunya membagi definisi teori ini dalam dua poin, yaitu seorang
pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi terlahir menjadi pemimpin oleh bakat-bakat alami
yang luar biasa sejak lahirnya dan yang kedua dia ditakdirkan lahir menjadi seorang
pemimpin dalam situasi kondisi yang bagaimanpun juga. James (1980), menyatakan
bahwa setiap jaman memiliki pemimpin besar. Perubahan sosial terjadi karena para
pemimpin besar memulai dan memimpin perubahan serta menghalangi orang lain yang
berusaha membawa masyarakat kearah yang berlawanan.
Teori kepemimpinan ini dikembangkan dari penelitian awal yang mencangkup studi
pemimpin besar. Para pemimpin berasal dari kelas yang istimewa dan memegang gelar
turun-temurun. Sangat sedikit orang dari kelas bawah memiliki kesempatan untuk
menjadi seorang pemimpin. Teori great man didasarkan pada gagasan bahwa setiap
kali ada kebutuhan kepemimpinan, maka munculah seorang manusia yang luar biasa
dan memecahkan masalah. Ketika teori great man diusulkan, sebagian besar pemimpin
adalah orang laki-laki dan hal itu tidak bisa ditawar. Bahkan para peneliti adalah orang
laki-laki juga, yang menjadi alasan untuk nama teori tersebut great man. Konsep
kepemimpinan pada teori ini yang disebut orang besar adalah atibut tertentu yang
melekat pada diri pemimpin atau sifat personal, yang membedakan antara pemimpin
dan pengikutnya.
Teori ini secara garis besar merupakan penjelasan tentang orang besar dengan
pengaruh individualnya berupa karisma, intelegensi, kebijaksanaan atau dalam bidang
politik tentang pengaruh kekuasaannya yang berdampak terhadap sejarah. Pada teori
ini sabagian besar bersandar pada pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh
Thomas Charly di abad 19 yang penah menyatakan bahwa sejarah dunia tidak
melainkan sejarah hidup orang-orang besar. Menurutnya, seorang pemimpin besar
akan lahir saat dibutuhkan sehingga para pemimpin ini tidak bisa diciptakan.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/20/teori-teori-kepemimpinan/

Teori Great Man dan Teori Bang


Teori yang usianya sudah cukup tua ini menyatakan kepemimpinan merupakan bakat atau
bawaan sejak seseorang lahir dari kedua orang tuanya. Bennis dan Nanus (1990, p. 3)
menjelaskan bahwa teori Great Man berasumsi pemimpin di lahirkan bukan di ciptakan. Teori ini
melihat bahwa kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses pewarisan
memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan mereka memiliki bakat untuk
menempati posisi sebagai pemimpin.
Bennis dan Nanus (1993, p. 3) juga menyatakan bahwa dalam perkembangan berikutnya,
teori kepemimpinan berdasarkan bakat cenderung di tolak dan lahirlah teori Big Bang. Teori
kepemimpinan yang baru di zamannya itu menyatakan bahwa sesuatu peristiwa besar di ciptakan
atau dapat membuat seseorang menjadi pemimpin. Teori ini mengintegrasikan antara situasi dan
anggota organisasi sebagai jalan yang dapat mengantarkan seseorang menjadi pemimpin. Situasi
yang di maksud adalah kejadian besar seperti revolusi, kekacauan, pemberontakan, reformasi dl
http://ratihs.blogspot.co.id/2012/05/teori-kepemimpinan.html

2.1. Sejarah Perkembangan Teori Kepemimpinan


Kepemimpinan merupakan kegiatan sentral di dalam sebuah kelompok (organisasi),
dengan seorang pemimpin puncak sebagai figur sentral yang memiliki wewenang dan tanggung
jawab dalam mengefektifkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Pemimpin sebagai figur
sentral menyandang peran mempersatukan anggota organisasi yang terdiri dari individu-individu,
agar menjadi satu kesatuan kekuatan yang bergerak ke arah yang sama dalam melaksanakan
volume dan beban kerja organisasi.
Dari uraian-uraian singkat di atas berarti pemimpin menduduki posisi yang sangat
penting dan utama karena merupakan pihak yang menentukan berbagai aspek dalam kehidupan
organisasinya, seperti menetapkan tujuan, pembagian, dan pembidangan kerja, struktur, cara
kerja dll. Moeftie Wiriadirja (1978, h..88) mengatakan bahwa essensi dasar kepemimpinan
adalah (1) kemampuan mempengaruhi orang lain, (2) adanya pengikut (anggota organisasi) yang
dapat dipengaruhi melalui ajakan, bujukan, sugesti perintah, saran atau bentuk lainnya, dan (3)
adanya tujuan yang hendak dicapai.
Selama bertahun-tahun sampai sekarang ini masih dipersoalkan mengenai orang yang
mampu melaksanakan kepemimpinan atau siapa pemimpin itu, apa tipe dan atau gaya
kepemimpinan yang efektif, atau bagaimana pelaksanaan kepemimpinan yang efektif dll yang
seluruhnya dapat difokuskan pada masalah bagaimana pemimpin mengefektifkan organisasi
dalam usaha mencapai tujuannya. Selama waktu yang panjang dapat diinventarisir lahirnya
berbagai teori kepemiminan yang berusaha memberikan jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan tersebut di atas. Oleh karena itu uraian-uraian berikut akan membahas berbagai teori
kepemimpinan dengan maksud untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan dan
pemahaman mengenai kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi dalam mencapai
tujuannya. Materi yang dibahas akan dapat pula digunakan sebagai bahan banding dalam rangka
mencari pola kepemimpinan yang efektif bagi para pemimpin/calon pemimpin dan atau
manajer/calon manajer. Beberapa teori kepemimpinan dimaksud akan diketengahkan berikut ini.
2.1.1

Teori The Great Man dan Teori Big Bang


Teori the great man menyatakan bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin
akan menjadi pemimpin tanpa memperhatikan apakah ia mempunyai sifat atau tidak mempunyai
sifat sebagai pemimpin. Teori ini melihat bahwa kekuasaan berada pada pada sejumlah orang
tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena
keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin. Dengan katra lain
para pemimpin menurut teori ini berasal dari keturunan tertentu (di Indonesia disebut keturunan
berdarah biru) yan g berhak menjadi pemimpin, sedang orang lain tidka ada pilihan selain
menjadi pihak yang dipimpin. Misalnya ungkapan yang menyatakan asal raja menjadi rajayang
dapat diartiakn meurut teori bahwa anak rraja pasti meiliki bakat untuk mrnjadi raja sebagai
pemimpin rakyatnya. Contoh dalam sejarah adalah Napoleon. Ia dikatakan mempunyai
kemampuan alamiah sebagai pemompin, yang dapat menjadikannya sebagai pemim pin besar
pada setipa situasi.
Bennis dan Nanus (1993, p.3) menyatakan bahwa dalam perkembangan berikutnya, teori
kepemimpinan berdasarkna bakat cednderung ditolak dan lahirlah teori big bang. Teori
kepemimpinan yang baru di zamannya itu menyatakan bahwa suatu peristiwa besar menciptakan
atau dapat membuat seseorang menjadi pemimpin. Teori ini mengintregrasikan antara situasi

dan pengiukut/anggota organisasi sebagai jalan yang dapat mengantarkan seseorang menjadi
pemimpin. Situasi yang dimaksud adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian besar seperti
revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dll. Yang memunculkan seseorang
menjadi pemimpin. Sedang yang dimaksud pengikut/pendukung adalah orang-orang yang
menokohkan orang tersebut dan bersedia patuh dan taat pada keputusan-keputusan atau perintahperintahnya dalam kejadian atau peristiwa tertentu.

Teori Kontingensi atau Teori Situasional


Teori Kontingensi atau Teori Situasional ini menyebutkan bahwa resistensi atas teori kepemimpinan
sebelumnya yang memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi. Teori ini berpendapat bhw
tidak ada satu jalan (kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan mengurus satu organisasi.

https://rosdianya.wordpress.com/2011/12/20/teori-teori-kepemimpinan/

Anda mungkin juga menyukai