Senyawa
Kimia
Kuantitatif
Hasil:
Ada atau tidaknya zat
yang dimaksudkan
Hasil:
kadar zat yang dimaksudkan
(dapat dinyatakan dalam b,
b/v, v/v, dsb)
Analisis Kuantitatif
Ada 2 teknik yang digunakan dalam analisis kuantitatif :
1. Metode konvensional
misal : volumetri (titrasi), Gravimetri
2. Metode instrumentasi
misal : spektrofotometri, kromatografi gas, KCKT (HPLC), Atomic
Absorption -Spectrofotometer (AAS) dsb
Analisis Kuantitatif
METODE KONVENSIONAL
Kelebihan :
Murah
Prosesnya sederhana
Alat mudah didapatkan
Kekurangan :
Kepekaan kurang
Jumlah sampel yang dibutuhkan banyak
Analisis Kuantitatif
METODE INSTRUMENTASI
Kelebihan :
Kepekaan tinggi
Jumlah sampel yg dibutuhkan sedikit
Cepat
Kekurangan :
Mahal
Alat sulit didapatkan
Titran
Titrat
Konsentrasi Larutan
MOLARITAS (M) : banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1 liter larutan.
NORMALITAS (N) : banyaknya mol ekivalen zat yang terlarut dalam 1 Liter
larutan.
MOLALITAS (m) : banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1 kg pelarut.
.
=
()
.
=
. ()
=
. ()
=
. ()
BE =
10
=
Contoh:
Bagaimana cara membuat larutan berikut ini:
Standar Sekunder
Larutan NaOH 0,1N (BM = 40,00)
Masa berbentuk pelet putih, bila dibiarkan diudara cepat menyerap CO2 dan
lembab. Mudah larut dalam air dan dalam etanol. NaOH mengandung tidak
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 100,5% alkali, dan mengandung Na2CO3
tidak lebih dari 3,0%. Larutkan NaOH dalam air bebas CO2. FI ed IV 1995
Larutan H2SO4 0,1N (BM = 98,07)
yang tersedia asam sulfat pekat, mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak
lebih dari 98,0%b/b H2SO4; Bj = 1,84) FI ed IV 1995
dengan 1 mol H+ (asam basa), 1 mol elektron (redoks), atau 1 mol kation
bervalensi satu (pengendapan dan pembentukan kompleks)
Reaksi netralisasi, setiap senyawa akan melepaskan atau menerima atom hidrogen. Jadi berat
ekivalen (BE) berdasarkan reaksi netralisasi (asam basa) dapat ditentukan sebagai berikut :
Masa molekul realtif (Mr)
BE = ____________________________
Banyaknya atom H yang dilepas atau diterima
Berat ekivalen suatu senyawa dalam reaksi pengendapan dan pengomplekan ditentukan oleh
valensi dari senyawa tersebut.
Masa molekul relatif (Mr)
BE = ______________________
Valensi senyawa tsb.
Berat ekivalen (BE) dalam redoks didasarkan pada banyaknya elektron yang dilepaskan
atau diikat dalam suatu reaksi oksidasi atau reduksi.
Masa molekul relatif (Mr)
BE = _____________________________________
Banyaknya elektron yang dilepas atau diikat
Asetosal
Asam asetilsalisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan
tidak lebih dari 100,5% C9H8O4 dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan
(1 ml NaOH 0,5N setara dengan 45,04 mg C9H8O4)
Tablet asetosal
Tablet asetosal mengandung asam asetilsalisilat C9H8O4 tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket
Contoh Perhitungan :
1. Berapa Normalitas (N) H2SO4 pekat dengan BJ = 1,19 dan konsentrasinya 98%
(Mr=98) ?
2. Tersedia HCl pekat (BJ = 1,1878; konsentrasi = 37%, BM = 36,5) di laboratorium.
Bagaimana cara anda untuk membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 1000 mL yang
dibuat dari HCl pekat ? berapa volume HCl pekat yg dibutuhkan ?
3. Bagaimana membuat 200 ml H2SO4 4M dari asam sulfat pekat (konsentrasi
98%, massa jenis 1,8 Kg.L-1. BM asam sulfat = 98)
4. Berapa ml air yang harus dicampur ke dalam 100 ml larutan NaOH 0,5 M
sehingga menjadi 0,2 M ? Jwb: (tambahkan air ad 250 ml, maka vol air = 250100 = 150 ml air)
5. Berapa gram asam oksalat (H2C2O4. 2H2O) yang harus ditimbang untuk
membuat larutan Baku Primer 100 ml asam oksalat 0,1N . (Jwb 0,630 gram)
M= (1,8 x 10 x 98)/98=18 M
Molaritas asam sulfat 98 % = 18 M., maka volume yang diperlukan :
Volume (ml) = (200 ml x 4M) / 18M = 44,44 ml.
Jadi, volume H2SO4 pekat yang di ambil = 44,44 ml.
Ingat, Pembuatannya dilakukan di lemari asam. Tuangkan asam sulfat pekat
dari botolnya ke dalam beker gelas secara perlahan-lahan. Gunakan pipet ukur
untuk mengambil larutan asam pekat, Lalu tuangkan ke gelas ukur melalui
dinding secara perlahan-lahan.
Terimakasih