Jurnal Salut Siap
Jurnal Salut Siap
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan penyalutan untuk obat mungkin merupakan adaptasi dari teknik
pengawetan makanan pada zaman dahulu, dan kepustakaan Perancis pada tahun
1600-an menguraikan penyalutan sebagai suatu cara untuk menutupi rasa obat. Pil
bersalut gula berkembang dengan pesat di Perancis pada pertengahan tahun 1800an, dan paten-paten yang dikeluarkan pad tahun 1837 dan 1840 menggunakan
komposisi gula untuk menyalut pil "culeb" dan "copaiba". Akibatnya pil bersalut
gula lebih disukai, baik untuk obat racikan maupun obat paten di Eropa dan
Amerika Serikat (Lieberman, 1994).
Penyalutan tablet bertujuan untuk menutupi rasa, bau, warna yang tidak
menyenangkan dari zat aktif dan yang mudah rusak kena udara luar. Di samping
itu penyalutan tablet dapat meningkatkan daya tahan terhadap pengaruh mekanik,
memudahkan waktu menelan karena permukaannya datar dan tidak mempunyai
sisi yang tajam (Anwar, 2002).
Tujuan penyalutan tablet yaitu :
a. Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadap
pengaruh udara, kelembapan atau atau cahaya.
b. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak.
c. Membuat penampilan lebih baik dan menarik.
d. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna. Misalnya tablet salut
enterik yang pecah di usus.
e. Untuk melindungi obat dari suasana dalam lambung, dengan menyalutnya
dengan salut enterik tahan asam.
f. Untuk menggabungkan obat lain atau membantu formula dalam penyalutan
untuk menghindari tidak tercampurnya obat secara kimia, atau untuk menjamin
terselenggaranya penglepasan obat secara berurutan (Lieberman, 1994).
Ada tiga komponen utama yang penting dalam penyalutan tablet : (1)
Sifat-sifat tablet, (2) Proses penyalutan (alat penyalut, tolok-ukur proses
penyalutan, fasilitas dan alat-alat tambahan, dan otomatisasi dalam proses
penyalutan) (3) Susunan penyalut (Lieberman, 1994).
1.2 Prinsip Percobaan
Prinsip penyalutan tablet lapis tipis adalah menyalut tablet inti dengan
suatu lapisan relatif tipis dari material yang cocok. Dimana terdapat daya adhesi
antara larutan penyalut dan tablet inti. Metode ini memiliki waktu pengerjaan
yang relatif lebih cepat, lebih efisien karena membutuhkan tenaga dan bahan yang
lebih sedikit dan hanya sedikit menambah berat tablet.
1.3 Tujuan Percobaan
- Untuk mengetahui cara pembuatan tablet salut selaput
- Untuk mengetahui hasil uji preformulasi tablet inti
- Untuk mengetahui hasil uji evaluasi tablet salut selaput
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
: Pati ketela
Bentuk
Warna
: putih
Bau
: tidak berbau
Rasa
: tidak berasa
Kelarutan
Konsentrasi
: 5-15 %
Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot
utilissima Pohl (Familia Euphorbiaceae) (Ditjen POM, 1995).
2.1.2 Talkum
Sinonim
formulasi farmasi. Utamanya digunakan sebagai pelicin pada kapsul dan tablet
dengan konsentrasi antara 0,25-50% (Ditjen POM, 1995).
Sifat fisika kimianya sangat halus,tida berbau,mudah digunakan,berbentuk
bubuk,kristal. Ini mudah melekat dan melapisi granul dan lembut jika disentuh
dan bebas dari bongkahan kecil (Ditjen POM, 1995).
2.2 Pengertian Tablet Salut
Tablet bersalut adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang cocok
untuk maksud dan tujuan tertentu (Ditjen POM, 1979).
Pemberian salut pada tablet merupakan langkah tambahan dalam proses
pembuatan, menaikkan biaya produksi; dengan demikian, keputusan untuk
menyalut tablet biasanya didasarkan atas salah satu atau beberapa tujuan
(Lieberman, 1994).
Penyalutan tablet bertujuan untuk menutupi rasa, bau, warna yang tidak
menyenangkan dari zat aktif dan yang mudah rusak kena udara luar. Di samping
itu penyalutan tablet dapat meningkatkan daya tahan terhadap pengaruh mekanik,
memudahkan waktu menelan karena permukaannya datar dan tidak mempunyai
sisi yang tajam, lebih menarik dan memberikan ciri yang spesifik terhadap suatu
jenis sediaan obat, sehingga memudahkan untuk identifikasi (Anwar, 2002).
2.3 Jenis-Jenis Tablet Salut
a. Tablet bersalut gula/salut gula (dragee)
Tablet ini disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk
tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium oksida yang
disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin. Kelemahan salut gula adalah
waktu penyalutan yang lama dan perlu penyalut tahan air. Hal ini memperlambat
disolusi dan memperbesar bobot tablet (Syamsuni, 2012).
Umumnya proses penyalutan tablet ini dilaksanakan secara berurutan secara
mekanis memakai panci penyalutan (coating pan) yang berbentuk bejana seperti
buah dari besi berlapiskan stainless steel atau tembaga, pada bagian muka
sebagian terbuka, dengan diameter 1-4 kaki, oleh karena itu kapasitasnya berbedabeda. Bejana yang lebih kecil dipakai dalam percobaan pengembangan dan
pekerjaan proyek percobaaan, sedangkan proyek yang lebih besar digunakan pada
pemakaian produkso dalam industri. Bejana ini dipasang dan dioperasikan dengan
kemiringan 40 yang memungkinkan tablet-tablet ini tetap tinggal di dalamnya
ketika diputar, tetapi juga memungkinkan operatornya mengawasi dan
menanganinya dan bagian ujung bejana yang terbuka. Setiap kali tablet dilapisi
bejana ini diputar oleh motor dengan kecepatan rendah, dimana tablet jatuh
menggelinding dalam bejana dan bersentuhan satu sama lainnya dengan larutan
bahan penyalut. Begitu berputar, larutan bahan penyalut dituangkan secara
perlahan atau disemprotkan ke atas tablet sebagian-sebagian dan udara hangat
dihembuskan ke dalam bejana untuk mempercepat pengeringan, sebingga tablettablet ini tidak merekat satu dengan lainnya dan seluruh proses ini pun dapat
dipercepat, karena tablet-tablet ini mungkin memiliki banyak lapisan, maka
lapisan berikutnya baru dapat dilakukan apabila lapsan sebelumnya telah kering.
Umumnya tablet yang akan disalut dibuat dengan cara kompresi tablet yang
dibentuk cembung sekali dan tepinya setipis mungkin sehingga dengan pelapisan
tepinya lebih bulat, tidak tajam (Ansel, 2005).
Tahapan pembuatan salut gula :
1. Lapisan kedap air dan lapisan penutup
Bagi tablet yang mengandung komponen-komponen yang dapat menyerap
uap air maka tablet kompresi diberi lapisan tahan air atau penyalutan dari bahan
seperti shellac sebelum diberi salut dasar. Shellac dan bahan kedap air lainnya
yang dipakai ini dalam bentuk larutan alkohol, dituangkan perlahan-lahan dan
disemprotkan sambil bejananya diputar, udara hangat dihembuskan ke dalam
bejana agar cepat kering dan tidak melekat satu sama lainnya. Mungkin lapisan
kedua perlu diberikan lagi sebagai bahan tambahan agar terjamin tidak terjadi
penguapan bahan yang lembap pada tablet kompresi tersebut (Ansel, 2005).
2. Penyalutan dasar
Setelah pelapis kedap air atau diberi lapisan penutup bila diperlukan, baru
tabler-tablet ini diberi lapisan gula atau sirup sebanyak 3-5 lapis dengan tujuan
agar tablet ini menjadi bundar dan ikatan gula pada tablet komprsi juga kuat.
Dalam penggunaan lapisan tambahan biasanya sirup kental yang mengandung
gelatin dan kadang-kadang ditambah akasia kepada tablet begitu diputar dalam
pada metode ini mengandung bisakodil, bismut, dan emetin iodida, dan
eritromisin (Rawlins, 2002).
Tujuan salut enterik oleh karena pH dalam beberapa tempat dalam saluran
cerna berbeda-beda dari pasien yang satu dengan lainnya, begitu pula kondisi
pasien berbeda-beda, hal ini menjadi pertimbangan untuk membuat tablet salut
enterik yang berdasarkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melebur atau
terlepasnya obat, tapi tidak berdasarkan pada kondisi lingkungan tertentu dari
intestinal. Diantara bahan-bahan yang dipergunakan sebagai penyalut tablet
enterik adalah : fenil salisilat (salol), suatu kombinasi dari 45 bagian n-butil
stearat, 30 bagian lilin carnauba dan 25 bagian asam stearat, dan selulosa asetat
ftalat. Bahan-bahan ini dapat dipakai dalam industri skala besar dengan metode
penyalutan biasa (Ansel, 2005)
c. Tablet salut kempa
Dalam cara yang sama dengan pembuatan tablet komprsi ganda dari suatu
bahan obat dengan intu pada bagian dalam dan kulit pada bagian luarnya, inti
tablet biasa diberi salut guala dengan cara kompresi. Bahan penyalut berbentuk
granula atau serbuk diletakkan di atas lapisan inti tablet dengan menggunakan alat
kompresi khusus. Metode ini mengurangi pemborosan waktu dan pekerjaan yang
membosankan. Penyalutan dengan tekanan merupakan pekerjaan dalam keadaan
bebas air, oleh karena itu cukup aman bagi penyalutan obat-obat yang peka
terhadap lembap air. Hasil penyalutan dengan metode ini lebih seragam dan tipus
dibandingkan, sehingga tabletnya pun ringan dan lebih kecil, maka lebih mudah
pula ditelan oleh pasien dan lebih murah biaya pengemasan, dan pengapalannya
(Ansel, 2005).
d. Tablet lepas-lambat (sustained-release tablet)
Tablet lepas lambat adalah tablet yang diformulasi tahan terhadap kondisi
asam pada lambung tetapi mudah terlarut pada cairan netral usus halus. Formulasi
yang digunakan adalah pelepasan yang disiapkan agar obat ditunda waktu
pelepasannya untuk melewati mulut lalu ke usus (Rawlins, 2002).
Tablet lepas-lambat atau tablet dengan efek diperpanjang yang dibuat
sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tetap tersedia selama jangka waktu
tertentu setelah obat diberikan (Syamsuni, 2012).
haruslah
dirancang
untuk
memenuhi
persyaratan
Good
11
selama penyalutan; (4) kecepatan perputaran panci atau udara fluidisasi yang
terlalu banyak.
3. Pengisian tanda tablet, industri mungkin ingin untuk memberikan identitas
produk mereka dengan tanda atau nama tertentu (dilakukan dengan
menggunakan punch tablet yang telah di cetak timbul dengan tanda yang
spesifik). Jika kondisi penyalutan tidak sesuai, penyalut akan melekat terlalu
banyak ke dalam tanda/nama dan tanda akan kabur sebagian. Hal ini dapat
terjadi karena : penggunaan tanda yang terlalu dalam, penggunaan larutan
penyalut yang terlalu banyak, temperatur udara yang terlalu rendah, dan
kecepatan perputaran panci yang terlalu lambat.
4. Permukaan yang kasar, salah satu masalah yang sering terjadi pada penyalutan
tablet adalah hasil produksi tablet yang memiliki permukaan yang kasar. Untuk
memperbaiki kesalahan ini kecepatan penyemprotan harus dinaikkan dan suhu
udara yang masuk diturunkan.
5. Keretakan pada lapisan penyalut, keretakan pada lapisan penyalut terjadi karena
penggunaan formulasi penyalut yang tidak sesuai.
6. Variasi warna penyalut, tablet yang telah disalut dengan polimer yang
mengandung zat warna harus memberikan warna yang seragam. Variasi warna
pada penyalutan tablet disebabkan oleh : pencampuran warna dan formulasi
penyalut yang tidak tercampur merata (Jones, 2008).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
Ayakan mesh no.12, Ayakan mesh no.14, Batang pengaduk, Corong (75
mm), Gelas ukur merk (Pyrex,25 ml) , Gelas beker (Pyrex,50 ml), Jangka
sorong, Kertas perkamen, Kuas, Lemari pengering, Loyang, Lumpang dan alu,
Mesin pencetak tablet single punch merk Erweka, Mesin uji friabilitas merk
Copley, Mesin uji waktu hancur merk Copley, Mesin uji kekerasan tablet
merk Copley, Panci penyalut konvensional, Penggaris, Penjepit tabung , Pipet
tetes, Pinset, Pot plastik besar, Serbet, Spatula, Spatel, Sudip, Timbangan
analitik (Boeco Germany), Tissue (nice 250 sheet).
3.2 Bahan
12
Laktosa
Amilum manihot
Mg stearat
Talkum
22,5 gram
1,25 gram
0,25 gram
0,25 gram
Akuades
20 mL
HPMC
1,875 gram
Pewarna
Alkohol
Propilen Glikol
0,75 gram
30 mL
0,5 mL
3.2.1 Formula
R/
Tablet Inti
Amilum manihot
5%
30 %
Talkum
1%
Mg. Stearat
1%
Laktosa
qs
m.f.tab.dtd No.C
Larutan Penyalut
R/ HPMC
1,875
Propilen Glikol
0,5
Pewarna
0,75
Air panas
20 mL
Alkohol
30 mL
Rencana kerja
Metode
: Granulasi basah
Diameter
: 9 mm
Bobot tablet
: 250 mg
30
100
x 25 = 7,5 gram
13
10
x 75 = 0,75 gram
100
Berat Air = 7,5 gram 0,75 gram = 6,75 gram
- Bahan pengembang
5
Amilum manihot 5 % =
x 25 gram = 1,25 gram
100
o
Pengembang dalam = 0,625 gram
o
Pengembang luar = 0,625 gram
- Bahan pelicin
Mucilago Amili 10 % =
Talkum
1
100
Mg stearat
1
100
Bahan pengisi
Laktosa = 25 gram (0,75 gram + 1,25 gram + 0,25 gram + 0,25
gram) = 22,5 gram
Bahan pengikat yang terpakai (musilago gelatin)
Persentase bahan pengikat yang terpakai
Bahan pengikat yang sisa
Berat granulat basah
Berat granulat kering
= 6,83 gram
= 91,06 %
= 0,67 gram
= 42,83 gram
= 38,80 gram
3.4 Prosedur
3.4.1 Pembuatan larutan gelatin
Ditara beker gelas dan batang pengaduk
Diambil 0,625 gr amilum manihot
Dimaukkan air 12 ml
Dipanaskan diatas hot-plate hingga terbentuk massa yang sedikit kental
3.4.2 Pembuatan tablet
basah
Dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 400- 600 C
Granul kering diayak dengan ayakan mesh nomor 14. Dicatat berat granul
kering
14
Dicampur homogen
3.4.4
Pencetakan tablet
Disiapkan mesin pencetak tablet single punch, dipasang punch bawah
dengan diameter sesuai tablet yang akan dicetak dan diatur dienya
Dimasukkan massa tablet ke dalam hopper, lalu diatur sekrup atas dan
15
3.4.5
Uji evaluasi
3.4.5.1 Keseragaman bobot
Dibersihkan tablet, diambil 20 tablet kemudian ditimbang
3.4.5.2 Friabilitas
Bersihkan 20 Tablet dari debu dan ditimbang yang merupakan berat awal
Tablet dimasukkan kedalam alat dengan putaran 100 kali selama 4 menit
Dikeluarkan tablet, ditimbang berat akhirnya.
3.4.5.3 Kekerasan tablet
Sebuah tablet dimasukkan diantara anvil dan punch
Tablet dijepit dengan cara memutar sekrup sampai lampu stop menyala
Tekan tombol sampai tablet retak
Catat angka yang ditunjukkan oleh skala alat
Percobaan dilakukan untuk 5 tablet
3.4.5.4 Waktu hancur
Dimasukkan 6 tablet pada masing-masing tabung dikeranjang, lalu
16
3.5 Flowsheet
3.5.1.1 Pembuatan Mucilago Amilum 10%
Amilum Manihot
- Ditimbang amilum manihot dan laktosa
- Dimasukkan aquadest ke dalam gelas ukur
- Dimasukkan aquadest ke dalam beker gelas yang telah
berisi amilum manihot
- Dipanaskan hingga kental dan transparan sambil diaduk
Hasil mucilago amili
sebanyak 7,5g
3.5.1.2 Pencetakan tablet
Massa tablet
- Disiapkan mesin pencetak tablet single punch
- Disiapkan mesin pencetak tablet single punch
dipasang punch bawah dengan diameter sesuai
tablet yang akan dicetak
- Dimasukkan massa tablet ke dalam hopper
- Dicetak 1 buah tablet, dicek beratnya
- Ditimbang tablet apakah sudah sesuai dengan
berat yang diinginkan
- Dicetak 10 tablet lagi
- Di uji kembali berat serta kekerasannya
- Dicatat jumlah tablet yang tercetak
Tablet yang tercetak =
73 tablet
17
18
3.5.2
19
20
Memenuhi Syarat
3.5.3 Pembuatan bahan penyalut
HPMC
-
alkohol
Digerus homogen
Di tambahkan pewarna
Di masukkan kedalam alat penyemprot
Bahan penyalut
3.5.4 Penyalutan tablet
Tablet inti
- Dimasukkan kedalam panci penyalutan
- Dijalankan alat
-Disemprotkan bahan penyalut ke tablet
sambil dikeringkan dengan hair dryer
Tablet salut
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Data hasil uji preformulasi
4.1.1.1 Sudut diam
No.
Tinggi (h=cm)
Diameter (d=cm)
1
2
3
Rata-rata
2,8 cm
3,0 cm
2,5 cm
2,77 cm
12,5 cm
12,2 cm
12,5 cm
12,4 cm
2h
d
2 ( 2,77 ) cm
=
12,4 cm
Tan=
= 24,07o
Kesimpulan : Granul yang akan dicetak memenuhi syarat uji sudut diam dengan
= 24,07 . Karena masih dalam rentang syarat uji sudut diam yaitu 200< <400
4.1.1.2 Waktu alir
No.
2,63 detik
2,87 detik
2,57 detik
T rata-rata
2,69 detik
Kesimpulan : Granul yang akan dicetak menjadi tablet memenuhi syarat uji waktu
alir dengan rata-rata t alir 2,69 detik, karena talir < 10 detik.
22
No.
Vo (ml)
Vtap (ml)
I rata-rata
25 ml
23 ml
8%
25 ml
21,5 ml
14%
25 ml
22,5 ml
10%
Rata- rata
10,6%
Kesimpulan : Granul yang akan dicetak menjadi tablet memenuhi syarat uji Indek
Tap dengan rata-rata Vtap = 10,6% dimana syarat uji Indeks Tap adalah tidak
lebih dari 20% .
4.1.2 Pencetakan tablet
Jumlah tablet yang tercetak : 73 tablet
4.1.3 Data hasil evaluasi tablet inti
4.1.3.1 Keseragaman bobot
Berat 20 tablet = 15,28 gr
Berat ratarata=
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Bobot (mg)
330
320
325
330
320
320
325
310
310
330
Deviasi
10
0
5
10
0
0
5
10
10
10
NO
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
23
Bobot (mg)
330
320
330
330
315
275
330
330
315
320
x 100%
Deviasi
10
0
10
10
5
45
10
10
5
0
A3 =
5
320
x 100% = 1,56 %
Kesimpulan : Tablet Memenuhi syarat uji keseragaman bobot dimana hanya satu
tablet yang melebihi kolom A yaitu A1= 14,06 %; A2= 3,12 % dan A3= 1,56%.
4.1.3.2 Friabilitas
Data A
DataB
Friabilitas
= 15,28 gr
= 14,90 gr
AB
=
x 100%
A
15,2814,90
=
x 100 %
15,28
= 2,48%
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat karena hasil uji friabilitas yang diperoleh
adalah 2,48% dan syarat yang ditentukan adalah tidak lebih dari 0,8%
4.1.3.3 Kekerasan tablet
NO
1
2
3
4
5
Rata-rata
Kekerasan (kg)
7,74
7,18
7,28
7,06
6,87
7,23 kg
Dengan Cakram
02.57
03.10
3
4
5
6
Rata-rata
03.22
03.26
04.26
05.50
03.65 menit
Kesimpulan : Dari hasil yang diperoleh, waktu hancur dari 6 tablet adalah 3,65
menit. Hasil dari waktu hancur memenuhi syarat dimana t < 15 menit.
4.1.3.5 Keseragaman ukuran
24
No
1
2
3
Tebal
8 mm
8,75 mm
8.25 mm
8,25 mm
Diameter
4,9 mm
4,95 mm
5,15 mm
5 mm
1
3
tebal tablet.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
beratseluruh nya
20 tablet
Bobot
275 mg
300 mg
330 mg
335 mg
325 mg
280 mg
235 mg
250 mg
290 mg
235 mg
A1 =
A2 =
A3 =
Deviasi
21,25
3,75
33,75
38,75
28,75
16,25
28,5
61,25
46,25
6,25
63 , 7 5
X 100%
296 ,2 5
51,5
X 100%
296,25
48,5
X 100%
296,25
5,925 gram
20
No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
= 296,25 mg
Bobot
290 mg
265 mg
360 mg
340 mg
355 mg
285 mg
315 mg
235 mg
265 mg
260 mg
Deviasi
6,25
31,25
63,75
43,75
58,75
11,25
18,75
61,25
31,25
36,25
= 21,51 %
= 20,67 %
= 20,67 %
Kesimpulan : Tablet tidak memenuhi syarat uji keseragaman bobot dimana lebih
dari dua tablet yang melebihi kolom A yaitu 21,51 % ; 20,67% dan 20,67%.
25
Kesimpulan : Dari hasil yang diperoleh, waktu hancur dari 6 tablet adalah 11,17
menit. Hasil dari waktu hancur memenuhi syarat.
Kekerasan (kg)
3,91
2,24
9,11
4.50
7,03
5,358
AB
A
X 100%
5 9255840
5925
= 1,43 %
=
X 100%
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat karena hasil uji friabilitas yang diperoleh
adalah 1,43 % dan syarat yang ditentukan adalah tidak lebih dari 0,8%.
4.1.4.5 Uji Keseragaman Ukuran
26
N
o
1
2
3
Diameter
7,45 mm
7,45 mm
7,25 mm
Rata-Rata = 7,83 mm
Tebal
4,05 mm
4,80 mm
4,55 mm
4,46 mm
13,38 mm
Diameter tablet = 3 x tebal
tablet = 3 x 4,46 =
5,94 mm
Kesimpulan: Tablet
27
dapat dilihat dari tablet ke empat yang diuji kekerasan dan pada uji friabilitas
menunjukkan bahwa tablet lebih rapuh dilihat dari besarnya persen friabilitas. Hal
ini terjadi karena proses penyalutan yang tidak bagus ditunjukkan dengan adanya
sebagian tablet yang menjadi lebih keras dan ada yang menjadi lebih rapuh.
Tablet salut selaput. Proses penyalutan dengan selaput dimana tablet
akan disalut oleh selaput seperti bahan plastik yang tipis, telah dikembangkan
untuk menghasilkan suatu tablet bersalut yang pada dasarnya berat, ukuran dan
bentuknya sama dengan tablet kompresi asalnya. Penyalutan ini cukup tipis untuk
menampakan suatu monogram yang diukirkan pada tablet dengan punch tablet.
Sebagai tambahan tablet bersalut selaput ini lebih tahan terhadap kerusakan akibat
goresan daripada tablet bersalut gula dan sebagaimana tablet bersalut gula, dapat
diberi warna agar lebih baik dan menarik (Ansel, 2008).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
-
tersalut dikeringkan.
Tablet inti yang dihasilkan memenuhi persyaratan, dimana pada uji
5.2 Saran
-
28
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta :
UI Press. Hal. 273-280.
Anwar, A. (2002). Pemanfaatan Maltodekstrin dari Pati Singkong Sebagai Bahan
Penyalut Lapis Tipis Tablet. Depok : FMIPA UI. Hal. 50-51.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI. Hal. 6, 37.
Jones, D. (2008). Pharmaceutics-Dossage Form and Design. London :
Pharmaceutical Press. Hal. 249-251.
Lieberman, H.A. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Jakarta : UIPress. Hal. 738-755.
Rawlins, E.A. (2002). Bentleys : Textbook of Pharmaceutics. Eighth Edition.
London : Bailliere Tindall. Hal. 289.
Syamsuni, A. H. (2012). Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hal.168-170.
29