Anda di halaman 1dari 65

POLIMER DALAM FARMASETIK

( SISTEM PENGHANTARAN OBAT)


disampaikan kembali oleh :
Dr. Apt. Dolih Gozali, MS
 Polimer telah memainkan peran yang sang
at diperlukan dalam persiapan produk farm
asi. Aplikasinya sangat beragam mulai dari
pengemasan bahan hingga pembuatan
perangkat penghantaran obat yang paling
canggih.
 Ulasan ini mencakup berbagai polimer yan
g digunakan dalam farmasi berdasarkan
aplikasinya.
Tinjauan ini berfokus pada penggunaan
polimer farmasi untuk aplikasi penghantaran
obat yang terkontrol. Kemajuan dalam ilmu
polimer telah menyebabkan pengembangan
beberapa sistem penghantaran obat baru.
Tinjauan tersebut memberikan gambaran
tentang mekanisme polimer, sifat,
karakterisasi polimer dan masa depan
teknologi polimer yang harus
dipertimbangkan terlibat.
OUTLINES
 PENGERTIAN POLIMER
 JENIS-JENIS POLIMER
 PENGGUNAAN POLIMER DALAM
FARMASETIK ( SISTEM PENGHANTARAN
OBAT )
PENGERTIAN POLIMER
 Polimer adalah molekul orga-nik rantai pan
jang yang dirakit dari banyak
molekul kecil yang disebut monomer.
 Polimer telah disintesis untuk kebutuhan
spesifik dan untuk memecahkan masalah
yang berkaitan dengan pengembangan
sistem penghantaran obat.
 Polimer terutama digunakan untuk
mengontrol laju pelepasan obat dari formu
lasi
Mereka juga digunakan sebagai zat penutu
p
rasa, penstabil dan zat pelindung dalam
penghantaran obat oral.
 Polimer dapat mengikat partikel bentuk
padat dan juga mengubah sifat aliran dari
bentuk sediaan cair.
 Polimer adalah makromolekul yang memilik
i
rantai sangat besar mengandung berbagai
gugus fungsi, dapat dicampur dengan bah
an
lain dengan berat molekul rendah dan ting
gi.
 Polimer sebagian besar diterapkan dalam
penghantaran obat karena memiliki sifat un
ik
Berdasarkan sifat permukaan dan curah,
polimer memiliki beberapa aplikasi :
 1) Dalam pengembangan teknik
penghantaran/penargetan obat untuk
meningkatkan efisiensi terapi obat.
 2) Dalam pengembangan teknologi baru
dalam enkapsulasi berbasis polimer dan
sistem pelepasan obat terkontrol.
3) Untuk meminimalkan efek samping dalam
pengobatan medis.
4) Dalam bidang farmasi, polimer digunakan
sebagai pengikat, zat pengemulsi, zat
pengental, dll.
5) Polimer juga digunakan sebagai pelapis
film untuk menutupi rasa tidak enak untu
k
meningkatkan stabilitas obat dan dalam
perlindungan dan pengemasan.
KLASIFIKASI POLIMER
 Berdasarkan asalnya :
1) Polimer alami
Polimer alami adalah zat yang diperoleh
dari sumber alami seperti sumber
tumbuhan dan hewan.
Protein, enzim, serat otot, polimer
polisakarida, eksudat bergetah adalah
polimer alami yang digunakan dalam
memformulasi produk farmasi.
Polimer alam yang terkenal adalah kitosan,
karagenan, isapghula, akasia, gelatin, aga
r,
lak, guar gum.
Aplikasi spesifik dari polimer turunan
tumbuhan dalam formulasi farmasi
termasuk penggunaannya dalam
pembuatan :
sistem matriks monolitik padat, implan, fil
m,
manik-manik, partikel mikro, nanopartikel,
sistem inhalasi dan injeksi serta formulasi
cairan kental.
Misalnya Protein-kolagen, keratin, albumin
.
 Karbohidrat-pati, selulosa, glikogen.
 Kolagen, Kolagen adalah komponen protei
n alami terutama pada mamalia yang dibua
t
dari glisin-prolin-(hidroksi) prolin.
 Kolagen telah banyak digunakan dalam
aplikasi farmasi karena pemenuhan banyak
persyaratan dari sistem penghantaran obat
seperti biokompatibilitas yang baik,
antigenisitas rendah, dan degradabilitas p
ada
 Gel kolagen adalah salah satu polimer ala
mi pertama yang digunakan sebagai matrik
s yang menjanjikan untuk penghantaran ob
at dan rekayasa jaringan.
 Contoh : Kombinasi liposom dan teknologi
berbasis kolagen telah digunakan.
 Dalam farmasetik dan agen bioaktif
lainnya pertama-tama dienkapsulasi dala
m
liposom dan kemudian disematkan di dala
m
depot yang terdiri dari sistem berbasis
kolagen, termasuk perancah dan gel.
 Kombinasi kedua teknologi ini (yaitu, lipos
om dan sistem berbasis kolagen) telah
meningkatkan stabilitas penyimpanan,
memperpanjang laju pelepasan obat, dan
meningkatkan kemanjuran terapeutik.
Polimer dilihat di mikroskop
Gambar 1. Obat dalam polimer
b) Polimer sintetis
 Polimer sintetik adalah zat kimia yang
diproduksi industri yang terdiri dari sejuml
ah
molekul yang dihubungkan bersama deng
an
ikatan kovalen.
 Tersedia berbagai macam polimer sintetik
dengan variasi rantai utama dan rantai
samping.
 Polimer sintetik yang paling umum digunak
an adalah polythene dan polystyrene.
 Misalnya poliester, polianhidrida, poliamida
,
asam poliglikolat.
 Asam poliglikolat (PGA= polyglycolic acid)
 PGA umumnya diperoleh dengan polimeri
sasi pembukaan cincin dari diester siklik a
sam glikolat, glikolida.
 PGA adalah polimer kristal keras, tangguh
,
dengan suhu leleh 0,225 °C dan suhu
transisi gelas, Tg, 36 °C.
 PGA memiliki sifat pembentuk serat yang s
angat baik dan secara komersialdiperkenal
kan pada tahun 1970 sebagai benang oper
asi
sintetis pertama yang dapat diserap
(biodegradable) dengan nama dagang
Dexon.
 Kelarutan yang rendah dan titik leleh yang
tinggi dari PGA membatasi penggunaanny
a
untuk aplikasi penghantaran obat, karena
tidak dapat dibuat menjadi film, batang,
kapsul, atau mikrosfer menggunakan tekni
k
pelarutan atau lelehan.
b) Berdasarkan Bio-stabilitas
Polimer yang dapat terurai secara hayati
( biodegradable). Polimer yang dapat terur
ai
secara hayati adalah polimer yang degrad
asi
nya dihasilkan dari kerja mikroorganisme
yang terjadi secara alami seperti bakteri,
jamur.
 Polimer yang dapat terurai secara hayati
sangat diinginkan dalam kondisi mereka
karena mereka terdegradasi dalam tubuh
menjadi molekul yang inert dan kompatibel
secara biologis.
Polimer ini termasuk poliester, protein,
karbohidrat, dll.
Alginat
 Alginat juga salah satu contoh polisakarid
a
linier alami.
 Alginat banyak digunakan oleh banyak
ilmuwan farmasi untuk penghantaran obat
karena banyak sifat uniknya seperti
biokompatibilitas, biodegradabilitas, toksis
itas
rendah, non-imunogenisitas, kelarutan dal
am
air, biaya yang relatif rendah, kemampuan
 Metodologi cross linking dilakukan pada
suhu kamar dan pH fisiologis.
 Sistem berbasis alginat telah berhasil digu
nakan sebagai matriks untuk enkapsulasi s
el
punca dan untuk pelepasan terkontrol prot
ein
, gen, dan obat-obatan.
 Berikut ini adalah polimer non-biodegrada
ble yang digunakan dalam formulasi farma
si
 Misalnya etil selulosa, HPMC, polimer akrili
k, poli (etilen glikol).Polietilen glikol (PEG)
 Polietilenglikol disintesis oleh interaksi etile
n oksida dengan air, etilen glikol atau oligo
mer etilenglikol.
 PEG cocok untuk aplikasi biologis karena
larut dalam air dan memiliki toksisitas intrin
sik
yang rendah.
Sifat hidrofilik yang tinggi dari PEG
meningkatkan kelarutan obat atau pemba
wa
hidrofobik ketika terkonjugasi dengan
mereka.
Ini meningkatkan stabilitas fisik dan kimia
obat dan mencegah agregasi obat in vivo
selama penyimpanan.
 PEG membantu dalam mengurangi agrega
si sel darah merah dan juga meningkatkan
kompatibilitas darah kopolimer PEG yang
ditanamkan sebagai perangkat
kardiovaskular seperti stent.
 Hal ini terutama digunakan dalam penyimp
anan darah dan organ. Baik gel hidro yang
responsif terhadap suhu dan secara kimia
wi
telah terbentuk dari PEG.
Beberapa polimer linier yang dig
unakan dalam Farmasetika
 Sifat fisik yang berkontribusi pada laju biod
egradasi polimer.
 Permeabilitas air dan kelarutan air
 Refleksi dari volume bebas polimer dan
hidrofilisitasnya akan menentukan laju
hidrolisis dan apakah terjadi degradasi
hidrolitik massal atau permukaan.
 Kristalinitas polimer
Hanya fase amorf dari polimer yang dapat
diserap (yaitu obat air) dan serangan enzima
tik.Suhu transisi kaca
Sifat polimer seperti kaca atau karet akan ter
cermin dalam permeabilitas dan mobilitas r
antai molekulnya.
Mobilitas rantai tampaknya menjadi faktor
penting dalam menentukan kerentanan
terhadap serangan enzimatik.
Dimensi fisik
 (Misalnya ukuran dan rasio permukaan-ke
-volume) ini tampaknya menjadi signifikan
pada
tahap lanjut biodegradasi, ketika fagositosi
s
mungkin ikut belibat.
 Kebutuhan polimer biodegradable
 Polimer non-biodegradable mahal, invasif
karena memerlukan operasi pengangkatan
setelah pelepasan obat selesai dan dapat
menyebabkan toksisitas jaringan jika
 Sementara pelepasan terkontrol difusi adal
ah cara yang sangat baik untuk mencapai
penghantaran obat yang terkontrol, hal itu
dibatasi oleh permeabilitas polimer dan kar
akteristik
obat yang meningkat, koefisien difusinya
menurun.
 Polimer biodegradable tidak memerlukan
operasi kedua untuk menghilangkan polim
er
karena mengalami auto-biodegradasi.
Karakterisasi polimer
 Secara umum, polimer untuk aplikasi
biomedis dan farmasi dicirikan untuk
menentukan berat molekul, komposisi, dan
sifat termalnya.
Semua karakteristik ini dapat mempengaru
hi
sifat perangkat akhir atau obat.
Teknik karakterisasi banyak digunakan untu
k
menentukan massa molekul, struktur
 Berat molekul polimer dapat bervariasi dari
beberapa ratus hingga beberapa juta gram
per mol, sedangkan polimer ikatan silang
memiliki berat molekul tak terbatas.
 Polimer yang diperoleh dari sintesis kimia
membentuk famili spesies makromolekul y
ang
dicirikan oleh berat molekul rata-rata deng
an
distribusi tertentu, yang disebut sebagai
 Efek ini menambah heterogenitas pada ko
polimer yang disintesis secara kimia, dan s
atu-
satunya cara untuk menghargai efek ini
adalah dengan menganalisis komposisi
polimer pada tingkat konversi rendah sela
ma
sintesis polimer.
Karakteristik polimer ideal
 Itu harus inert dan kompatibel dengan
lingkungan.
 Harus tidak beracun dan inert secara
fisiologis.
 Harus mudah diatur.
 Harus mudah dibuat dan harus murah.
 Memiliki kekuatan mekanik yang baik.
 Harus memiliki kompatibilitas dengan seba
gian besar obat.
 Tidak boleh mempengaruhi kecepatan
pelepasan obat.
 Tidak memiliki kecenderungan untuk tertah
an di jaringan dan harus merupakan bahan
biodegradable yang baik.
Teknik karakterisasi yang digunakan untuk
mempelajari degradasi polimer
Mekanisme pelepasan obat
dari polimer
 Erosi permukaan polimer dengan pelepasa
n obat yang terperangkap secara fisik
 Ketika polimer kaca (kering) bersentuhan
dengan air atau media lain yang kompatib
el
secara termodinamika, polimer tersebut ak
an
tertelan dan difusi terjadi.
Gambar 2. Difusi dari matriks
2) Pemutusan ikatan kovalen antara polimer
dan obat, yang terjadi dalam jumlah besar
polimer atau pada permukaan, diikuti oleh
difusi obat.
Pada mekanisme ini terjadi pemutusan
ikatan kovalen antara polimer dan obat.
Terjadi baik dalam jumlah besar polimer a
tau
di permukaan yang dapat menyebabkan
difusi obat.
3) Pelepasan terkontrol difusi dari obat yang
terperangkap secara fisik, dengan bio-
absorpsi polimer tertunda sampai setelah
obat habis.
Pendekatan ketiga menghindari
ireprodusibilitas laju erosi hayati dan
kesulitan mencoba menyinkronkan prose
s
difusi dan erosi hayati untuk mencapai yan
g
ditentukan tingkat penghantarannya.
 Polimer yang akan digunakan dalam siste
m
pengiriman biodegradable harus disesuaik
an
untuk memenuhi sejumlah persyaratan, ya
ng
paling penting adalah permeabilitas,
biodegradabilitas, dan kekuatan tarikannya
.
 Sifat-sifat ini saling bergantung sampai
tingkat tertentu dan modifikasi polimer unt
uk
mengoptimalkan satu sifat akan berpengar
uh
pada tiga sifat lainnya.
 Sejumlah sistem polimer yang berpotensi
biodegradable digunakan berdasarkan :
 Kerentanan analog monomernya untuk
mengalami penguraian dalam kondisi
hidrolitik ringan.
PROSPEK MASA DEPAN
 Peluang paling menarik dalam penghantar
an obat polimer terletak pada arena sistem
penghantaran responsif, yang memungkin
kan
penghantaran obat melalui perangkat impl
an
sebagai respons terhadap tingkat darah ya
ng
diukur untuk mengantarkan obat secara te
pat
 o Sebagian besar pengembangan bahan b
aru dalam penghantaran obat terkontrol be
rfokus pada persiapan dan penggunaan p
olimer responsif ini dengan fitur struktural
dan kimia mikroskopis dan mikroskopis ya
ng dirancang khusus. sistem tersebut meli
puti:
 Kopolimer dengan interaksi hidrofilik/
hidrofobik yang diinginkan.
 Blok atau cangkok polimerJaringan komple
ksasi merespons melalui ikatan hidrogen at
au
ion.
Dendrit atau polimer bintang sebagai
nanopartikel untuk imobilisasi enzim,
obat-obatan, peptida atau bahan biologis
lainnya.
 Polimer biodegradable baru.
 Campuran baru hidrokoloid dan polimer
berbasis karbohidrat.
 Dendrimer menyediakan platform untuk
perlekatan obat atau gen dan pelepasanny
a
melalui beberapa mekanisme.
Bagaimanapun, tujuan selain pengendalia
n
penghantaran obat adalah untuk mencapai
terapi yang lebih efektif baik di bawah
maupun di atas dosis.
KESIMPULAN
 Tinjauan ini telah mencakup perhatian uta
ma tentang polimer alami dan sintetis, klas
ifikasinya, mekanisme dan berbagai aplika
sinya.
 Saat ini, ada beberapa polimer larut air ya
ng dapat terurai secara hayati yang tersedi
a
secara komersial.
Polimer biodegradable telah diteliti, tetapi
polimer berbasis sumber terbarukan (teruta
ma pada pati) paling diinginkan.
 Kelemahan yang terkait dengan bentuk
sediaan konvensional telah diatasi denga
n
memanfaatkan polimer yang disintesis
secara khusus untuk memecahkan masala
h.
 Penggunaan polimer baru tidak hanya men
awarkan tetapi juga dapat terbukti berbaha
ya
karena toksisitas dan ketidakcocokan lain
yang terkait dengannya.
 Pengembangan harus dilakukan untuk
memilih polimer dengan benar saat
merancang sistem Penghantaran obat.
 Tujuan utamanya adalah untuk
memperkenalkan polimer yang hemat biay
a,
biokompatibel, multifungsi, dan kurang tok
sik
sehingga sistem pengiriman melewati
berbagai fase uji klinis dan bermanfaat ba
gi
masyarakat.
 Diyakini bahwa kemajuan dalam ilmu polim
er akan merevolusi desain, pengembangan
, dan kinerja sistem penghantaran obat ber
basis
polimer.
 Polimer yang dapat terurai secara hayati
telah membuktikan potensinya untuk
pengembangan sistem penghantaran obat
yang baru, maju dan efisien.
TERIMAKASIH !!!
HATUR NUHUN !!!

Anda mungkin juga menyukai