Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori
Tablet adalah suatu sediaan padat baik yang mengandung maupun
tidak mengandung bahan- bahan tambahan seperti lubricant, disintegrant,
diluents atau zat pengisi, dan zat-zat tambahanyang lainnya. Ada beberapa
macam tablet berdasarkan proses pengerjaannya, yaitu : Tablet dengan
Proses Granulasi Basah (Wet Granulation ), Tablet dengan proses
Granulasi Kering (Dry Granulation, dan juga dengan Direct Compress
( Kempa Langsung )). Seluruh macam tablet tersebut memiliki
karakteristik tersendiri. Dan juga memiliki syarat-syarat tersendiri dalam
pembuatannya. (Siregar,2008).
Proses penyalutan menggunakan panci farmasetik didasarkan pada
proses yang digunakan dalam industri permen, yang tekniknya
berkembang pesat, bahkan dalam abad pertengahan. Dewasa ini,
kebanyakan panci penyalut dibuat dari baja tahan karat, sedangkan dulu
panci dibuat daritembaga karena pengeringan dilakukan dengan sumber
panas dariluar panci. Pada penyalutan dengan panci konvensional tablet
yang disalut harus dikeringkan menggunakan suplai udara yang
dipanaskan. Semetara itu, kelembapan dan debu dari sekitar panci
dihilangkan dengan cara system ekstraksi udara.(Martindale,1989).
Tablet salut gula adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa
lapisan tipis berturut-turut dengan larutan sukrosa dengan atau tanpa
pewarna. Penyalut ini berguna karena dapat melindungi bahan obat dengan
berperan sebagai barrier terhadap kelembaban dan udara, menutupi bahan
obat yang rasa dan baunya tidak enak dan memperbaiki penampilan tablet.
Salut dapat bervariasi dalam ketebalan dan warna dari tambahan bahan-
bahan celupan ke salut gula (King,1984).
Perbedaannya dengan salut gula adalah tablet salut gula merupakan
tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik
berwarna maupun tidak. Supaya dapat menahan bantingan selama proses
penyalutan tablet inti harus memiliki resistensi dan kekerasan yang cukup
di dalam panci penyalut yang berputar terus menerus selama proses
berlangsung. Kekerasan yang cukup juga akan berperanan memperlambat
penyalut pada waktu dilakukan penyalutan dan sebaiknya permukaan
tablet berbentuk. Bentuk tablet inti yang ideal untuk disalut ialah: sferis,
elip, bikonvek bulat atau bikonvekoval. Tinggi antara permukaan tablet
sedapat mungkin agak rendah (Ansel,1989).
Tablet-tablet yang akan disalut harus mempunyai sifat fisik tertentu
yang sesuai. Dalam proses penyalutan, tablet-tablet bergulir di dalam panci
atau berhamburan dalam aliran udara dari suatu penyalut suspensi udara
ketika proses penyalutan berlangsung. Agar mampu menahan benturan
sesama tablet atau benturan tablet dengan dinding panci, maka tablet harus
tahan terhadap abrasidan gumpil. Permukaan tablet yang rapuh, yang
lunak oleh pemanasan, atau yang rusak oleh campuran penyalut,
cenderung menjadi kasar pada tahap awal proses penyalutan dan tidak
cocok untuk disalut dengan lapisan tipis. Bahan penyalut yang membentuk
lapisan tipis melekat keseluruh permukaan yang terpapar, sehingga
permukaan yang tidak sempurna akan disalut dan tidak dibuang. Mutu dari
penyalut lapisan tipis yang melekat pada tablet cetak biasanya lebih
banyak tergantung pada mutu tablet awal yang dipakai dalam proses,
daripada waktu yang dibutuhkan dalam penyalutan gula.
Penyalutan gula mengandung banyak zat padat, sehingga lebih
lambat mengering dan dapat mengisi banyak cacat kecil di permukaan
tablet yang dapat terjadi pada tahap awal proses penyalutan selain
permukaan yang halus, maka bentuk fisik tablet juga sangat penting.
Bentuk ideal tablet yang akan disalut adalah bulat, yang memungkinkan
tablet tersebut bergulir bebas didalam panci penyalut, dengan kotak sekecil
mungkin sesama tablet (Augsburger & Hoag,2008).
Proses penyalutan tablet terbagi atas beberapa tahap yaitu:
protective, gum syrup, built up syrup, smoothing syrup, colouring syrup,
dan polishing. Lapisan penutup merupakan tahap pemberian lapisan
pelindung agar air dari larutan berikutnya tidak masuk ke dalam tablet inti.
Lapisan elastis merupakan lapisan dasar dari salut gula yang bertujuan
untuk melapisi gum syrup agar tablet tidak retak selama proses atau
selama penyimpanan. Built up syrup merupakan proses pemberian lapisan
sebenarnya dari salut gula, sedangkan smoothing syrup bertujuan untuk
membuat permukaan tablet licin sehingga zat warna dapat melapisi tablet
secara merata. Colouring bertujuan untuk memberikan warna pada
permukaan tablet dan polishing merupakan proses pengkilatan permukaan
tablet sehingga menjadi mengkilat (Asmarini, 2007).
B. Deskripsi bahan praktikum
1.Gula
Glukosa (dekrosa) adalah suatu gula yang diperoleh dari hidrolisis pati.
Glukosa mengandung sau molekul air hidrat/anhidrat, berbentuk hablur
tidak berwarna/serbuk granul putih, tidak berbau dan berasa manis.
Glukosa mudah larut dalam air , sangat mudah larut dalam air mendidih ,
larut dalam etanol mendidih tetapi sukar larut dalam etanol (Annonim,
1995).
2.PGA
PGA (pulvis gom arab) Gom arab atau gom akasia adalah eksudat, yang
mengeras di udara seperti gom, yang mengalir secara alami atau dengan
penorehan batang dan cabang Acacia senegal L. Willdenow (Famili
Leguminosae) dan spesies lain Acacia yang berasal dari Afrika
(Departemen Kesehatan RI, 1995). Pulvis gom arab memiliki pemerian
berupa serbuk; putih atau putih kekuningan; tidak berbau. PGA larut
sempurna dalam air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa bagian
tanaman dalam jumlah sangat sedikit, dan memberikan cairan seperti
mucilago, tidak berwarna, lengket, transparan; praktis tidak larut dalam
etanol dan dalam eter (Departemen Kesehatan RI, 1995). Penggunaan
PGA sebagai bahan pengikat tablet adalah 1-5% bobot tablet (Kibbe,
2006).
3.Gelatin
Gelatin adalah suatu zat yang di hasilkan dari hidrolisa parsial kolagen
dari kulit, jaringan ikat putih tulang dan hewan. Gelatin berbentuk
lembaran, kepingan, atau potongan dan berbentuk serbuk kasar sampai
halus yang berwarna kuning lemah/ coklat terang. Warnanya bervariasi
tergantung ukuran partikel. Larutan gelatin berbau seperti kaldu. Gelatin
stabil di udara jika kering dan tetapi mudah terurai oleh mikroba jika
lembab dalam bentuk larutan (Annonim,1995)
4.Aquadest
Aquadest merupakan air hasil dari destilasi atau penyulingan, dapat
disebut juga air murni (H2O). karena H2O hampir tidak mengandung
mineral. Sedangkan air mineral merupakan pelarut yang universal. Air
tersebut mudah menyerap atau melarutkan berbagai partikel yang
ditemuinya dan dengan mudah menjadi terkontaminasi. Dalam siklusnya
di dalam tanah, air terus bertemu dan melarutkan berbagai mineral
anorganik, logam berat dan mikroorganisme (Santosa, 2008).
5. Tablet Glyseril guaicolat
Menurut Ditjen POM (1995), sifat fisika dan kimia gliseril guaikolat
adalah sebagai berikut :
Sinonim: Guaifenesin
Rumus molekul : C10H14O4
Berat molekul: 198,22
Pemerian: Serbuk hablur, putih sampai agak kelabu, bau khas lemah;rasa
pahit
Kelarutan : Larut dalam air, dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam
propilen glikol; agak sukar larut dalam gliserin
Daftar Pustaka

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 822, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta

Augsburger, L.L. & Hoag, S.W, 2008, Pharmaceutical Dosage Forms Tablets.
3rd Edition, Informa health care USA, New York.
Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, 551, 713.
Jakarta.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI

Kibbe, A. H., 2006, Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 5th Edition, 214-


216, Phamaceutical Press London, United Kingdom dan American
Pharmaceutical Association, Washington, D. C.

King, R. E., 1984, Dispending Of Medication, Ninth Edition, Mack Publishing


Company, Philadelphia.
Martindale, 1989, The Extra Pharmacopeia, 29th Edition, The Pharmaceutical
Press, London.
Murtini,Gloria, Yetri Elisa. (2018). Bahan Ajar Farmasi : Teknoogi Sediaan
Solid, Edisi 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Santosa, B. A., et.al. "Characteristics of extrudate from four varieties of corn with
aquadest addition." Indonesian Journal of Agriculture 1.2 (2008): 85-94.
Siregar .Charles, 2008, Tekhnologi Farmasi Sediaan Tablet ,EGC ,Jakarta.
Voight, R. (1984). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh
Soewandhi, S.N., Edisi 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai