Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

KEGIATAN KEDOKTERAN KERJA


TUGAS SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS
JUDUL : DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PEKERJA
PEMBUAT PRASASTI DAN NISAN

Oleh :
Ardiansyah

NIM 2012730083

Riadhus Machfud Alfian NIM 2012730083

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2015

KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, Shalawat dan Salam kami panjatkan bagi Nabi Besar kita
Nabi Muhammad SAW. Dalam mengikuti kegiatan Sistem Kedokteran Komunitas kami sebagai
Mahasiswa di tuntut agar bisa memahami dan menerapkan ilmu tersebut dalam praktik
kedokteran nanti setelah menyelesaikan masa pendidikan di bangku perkuliahan.
Dalam laporan ini penulis membahas mengenai Kedokteran Kerja, yang dijelaskan cara
melakukan diagnosis penyakit akibat kerja, faktor resiko yang dihadapi pekerja, bahaya potensial
akibat jenis pekerjaan yang dilakukan, serta K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan
jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai kriteria pekerjaannya.
Adapun, unsur yang harus diperhatikan saat mengamati pada tempat kerja ialah : faktor
1) personnel meliputi, faktor usia, masa kerja, pendidikan, Indeks masa tubuh, faktor
kesehatan,perilaku 2) Equipment

meliputi, alat yang digunakan yang dapat menyebabkan

kecelakaan dalam kerja 3) Material penggunaan bahan baku yang berbahaya 4) Environment
merupakan dampak dari lingkungan ; faktor fisik, kimawi, ergonomic, biologis, psikososial.
Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri
dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa setiap
pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya. Bahwa penting sekali dalam melakukan pekerjaan
diperhatikan aspek-aspek yang dapat melindungi diri sehingga tidak membawa dampak penyakit
dimasa mendatang sehingga proktuvitas dapat terganggu dan biaya untuk berobat / perawatan
tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari tempat kita bekerja.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen
pembimbing dan sahabat sahabat di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Penulis
Jakarta Mei 2015

BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi sudah
tidak dapat di tunda lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun berkembang
pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi dan subspesialisasi.
Lebih parah lagi, semakin berkembangnya komersialisasi pelayanan kesehatan dan kedokteran,
menurunnya etos profesionalisme serta banyak di temukan berbagai pelanggaran norma dan
etika kedokteran.
Pelayanan kuratif yang dianggap lebih menguntungkan justru berkembang pesat.
Pendekatan yang di anut lebih ke arah pendekatan individu,

salah satunya adalah Ilmu

Kedokteran Kerja , sebenarnya Ilmu Kedokteran Kerja hampir sama dengan ilmu kedokteran
biasa hanya saja dalam ilmu kedokteran kerja ini digunakan kemampuan untuk melihat potensi
dan faktor resiko dari pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja ,serta
dibutuhkan improfisasi dalam melakukan kedokteran kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahay akibat kecelakaan kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan
mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan
konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang menghabiskan banyak biaya. Melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi
jangka panjang yang memberikan keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya
kebisingan, pencahayaan (sinar), getran, kelembaban udara, dan hal-hal lain yang menyebabkan
kerusakan pada pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan
jaringan tubuh akibat sinar UV, percikan benda panas ,dan lain-lain. K3 dalam konteks kerja
berkaitan dengan waktu dan shift dalam bekerja, waktu rekreasi dan libur dan waktu pergantian
dalam shift bekerja.
Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih dari Rp.2
triliun di mana sebagian besar merupakan kerugiandunia usaha. Dengan kata lain inilah
hilangnya produktivitas dunia usaha karena faktor K3. Begitu pula survei ILO menyatakan

bahwa dari tingkat Competitiveness karena faktor K3 indonesia adalah negara ke 2 dari bawah
dari lebih 100 negara yang disurvei.
1.1. Batu Granit
A. Pengertian Batu Granit
Granit adalah batuan terobosan yang terjadi melalui proses pembekuan magma di
permukaan bumi dengan temperatur yang stabil. Batu granit memiliki sifat asam; berbutir kasar
hinggga sedang; serta bewarna terang keabuan, kecoklatan, dan kemerahan. Selain itu, batu
granit merupakan jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit
kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk
konstruksi.
Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80.
Kata granit berasal dari bahasa Latin granum.Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak
dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan
granit bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal
yang sangat rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat (Coordinate
Measuring Machine).
B. Identifikasi Granit
Batu granit memiliki warna yang terang, bertekstur kasar dengan susunan mineral acak.
Granit memiliki kilau yang bagus dan tahan cuaca serta hujan asam. Granit adalah jenis batuan
intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan
kuat, dan banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi bangunan. Kepadatan rata-rata
granit adalah 2,75 gr/cm dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80.

C. Terbentuknya Granit
Granit ditemukan dalam pluton-pluton besar pada benua, ketika kerak bumi telah
mengalami pengikisan yang besar.Granit mengalami proses pendinginan yang sangat lambat
pada kedalaman jauh dari permukaan tanah, untuk membentuk butiran-butiran mineral besar.

Pluton yang ukurannya kurang dari 100 km2 disebut dengan galang dan yang lebih besar disebut
batolit.Selain itu, granit juga terbentuk dari letusan gunung berapi yang mengeluarkan lava pijar.
Ketika lava keluar dari dalam perut bumi dan memenuhi daratan bumi, tetapi lava dengan
komposisi sama dengan granit hanya ke luar pada permukaan bumi. Ini berarti, granit harus
terbentuk melalui pelelehan batuan benua yang dapat terjadi karena dua alasan, yaitu
penambahan panas dan penambahan volatil (air atau karbon dioksida atau keduanya).
Permukaan benua relatif panas karena mengandung sebagian besar uranium dan potasium
yang memanaskan daerah sekelilingnya melalui peluruhan radiokatif. Proses lempeng tektonik
terutama subduksi dapat menyebabkan magma basaltik naik di bawah benua. Selain panas,
karbon dioksida ini melepaskan magma dan air yang membantu semua jenis batuan meleleh pada
suhu lebih rendah. Diperkirakan bahwa sejumlah besar magma basaltik dapat menempel ke
bagian bawah sebuah benua dalam proses yang disebut underplating. Dengan pelepasan panas
dan cairan yang lambat, sejumlah besar kerak benua bisa berubah menjadi granit pada waktu
bersamaan.
Ada tiga hal yang membedakan granit dengan batuan lainnya, yaitu :
1) Granit terbetuk dari butiran-butiran mineral besar yang bersatu erat.
2) Granit selalu terdiri atas mineral kuarsa dan feldspar, dengan atau tanpa jenis mineral lain
di dalamnya.
3) Hampir semua jenis granit berbentuk beku dan plutonik. Pengaturan acak butiran pada
batu granit merupakan bukti otentik asal plutoniknya. Batuan dengan komposisi yang
sama seperti granit bisa terbentuk melalui proses metamorfisme batuan sedimen yang
lama. Akan tetapi, jenis batuan ini memiliki corak yang kuat dan biasanya disebut dengan
granit gneiss.
D. Stuktur Mineral
Granit yang murni hanya salah satu jenis granitoid. Sebuah granitoid mengandung 2060 % kuarsa dan kandungan feldspar. Granit adalah batuan yang kuat karena memiliki
butiran mineral yang terbentuk selama periode proses pendinginan yang sangat lambat.
Penambahan kuarsa dan feldspar menunjukkan kekuatan granit lebih kuat dibandingkan baja.
Karena kekuatannya tersebut, granit banyak dipakai untuk bangunan dan benda hiasan seperti
batu nisan.Kuarsa dan Feldspar umumnya memberikan granit bercahaya terang, dari warna

merah muda sampai warna putih. Warna dasar tersebut disisipkan oleh mineral-mineral
pengaya lainnya yang warnanya lebih tua. Mineral pelengkap yang paling umum adalah mika
biotit hitam dan hornblenda amfibol hitam.
Granit merupakan batuan beku dalam bertekstur holokristalin, feneritik, berbutir
kasar, mengandung mineral-mineral : kuarsa 10-4- %, felsparkalium 30-60 %, plagioklas
natrium 0-35%, mineral mafis (biotit, hornblenda) 35-10 %.Batuan leleran dari granit adalah
Riolit. Secara fisik riolit berbutirhalus, bertekstur holokristalin hingga hipokristalin, afanitik.
Mempunyai komposisi mineral sama dengan granit. Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan
batuan leleran dalam bentuk retas, sill, dan aliran. Berwarna abu-abu kemerahan hingga
kehijauan, berbutir kasar dengan komposisi mineral feldspar, kuarsa, hornblende dan biotit.
E. Cara Penambangan
Tekinik penembangan granit atau granodiorit dilakukan seperti pada penambangan
andesit.Mempertimbangkan warna dan tekstur granit atau granodiorit lebih indah
dibandingdengan andesit, penambangan dalam bentuk balok untuk selanjutnya dipotong
ataudigrenda dengan ukuran tertentu, kemuduan dipoles sangat dianjurkan. Sisa hasil
pemotongan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan teraso.
F. Pemanfaatan batu granit
Manfaat batu granit antara lain sebagai bahan baku pembuatan tegel, batu hias, selain
itulembaran granit atau granodiorit yang sudah dipoles dapat dipergunakan sebagai lantai
atau ornamen dinding. Batuan ini apabila terkena sinar matahari dan air hujan relatif lebih
resisten dibanding dengan marmer. Disamping itu granit atau granodiorit dimanfaatkan juga
sebagai meja dan lainnya. Sia potongan granit atau granodiorit dicetak bersqma semen putih
untuk membuat teraso

Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Usaha


1. Jenis Pengamatan

: Kunjungan

2. Cara Pengamatan

: Wawancara dan laporan

3. Jenis Usaha

: Usaha pengrajin batu pahat granit

4. Waktu Pelaksanaan

: Jumat, 8 Mei 2015

5. Lokasi

: Ciputat, Tangerang selatan

Adapun topik yang saya pilih dalam pengerjaan tugas Field Trip Sistem Kedokteran
Komunitas adalah mengenai Kedokteran Kerja yang membahas Diagnosis Penyakit Akibat
Kerja (PAK) , Pencegahan PAK, Kegiatan Penunjang dalam pencegahan PAK dan Pengendalian
Faktor Resiko Potensial.
Dalam

tugas

ini

saya

melakukan

diagnosis

Penyakit

Akibat

Kerja

kepada

pekerja/pengrajin batu granit. Beliau bekerja sehari-hari hanya sebagai pemahat batu granit
. Dalam sehari beliau bisa mengerjaan kerajinan batu granit 1 sampai 2 buah kerajinan
bergantung dari tingkat kesulitan dan ukuran dengan hari bekerja dari senin sampai minggu ,
berikut deskripsi waktu kerja bapak Yanto :
Pagi

: pukul 08.00-12.00 WIB

Istirahat

: pukul 12.00-1300 WIB

Siang

: pukul 03.00-17.00 WIB

Saat melakukan proses pembuatan batu nisan , saya mengamati bapak Yanto hanya
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) berupa kacamata.
Kemudian saya mencoba untuk bertanya kepada bapak Yanto APD (Alat pelindung Diri)
apa yang bapak gunakan
Pak berkata : seharusnya memang menggunakan masker, kacamata, baju lengan panjang, sarung
tangan. Tetapi jarang di pakai karena kurang nyaman,dan yang biasa dipakai hanya kacamata
saja. Masker di gunakan apabila saat proses pembuatannya sangat berdebu. Alas kaki saya hanya
menggunakan sandal biasa saja. dari semua proses pembuatan batu nisan saya lakukan dengan
posisi jongkok dan saya sering merasakan pegal-pegal di leher bagian belakang, kaki, tangan,
dan pundak.

Setelah saya bertanya kepada bapak Yanto ternyata Bahaya Potensi akibat pembuatan
kerajinan batu pahat sangat tinggi karena APD yang digunakan tidak sesuai dan jarang
digunakan. Selain itu posisi yang tidak ergonomis menyebabkan keluhan pegal-pegal pada leher
pada bapak Yanto. Resiko kecelakaan akibat kerja juga cukup tinggi karena Bapak Yanto kurang
mengetahui cara dan prosedur operasional yang aman dalam melakukan pembuatan kerajinan
batu granit , mungkin faktor pendidikan bapak Yanto kurang mendapatkan informasi bagaimana
melakukan tindakan dan pekerjaan yang aman dan baik.
Kebisaan yang kurang baik untuk menjaga kesehatan pada Pak Yanto adalah , Kebiasaan
Merokok kebiasaan merokok ini yang akan menyebabkan kerja dari Pak Yanto menjadi berat
sehingga kadang-kadang mengalami batuk..
Terkadang kebiasaan yang kurang minum air putih badan pak Yanto sering menjadi
lemas, terkadang bapak Yanto juga tidak sarapan pada pagi hari. Jika hal ini dibiarkan kondisi
kesehatan bapak Yanto akan terganggu dan produktivitas bekerja bapak Yanto akan menurun
serta hal yang tidak diharapkan lainnya seperti kecelakaan saat bekerja, penyakit yang timbul
pada waktu yang lama seperti terkena paparan debu dari hasil pemahatan dan pemotongan batu
granit.

BAB II
PEMBAHASAN
A. STATUS KESEHATAN PENDERITA

STATUS KESEHATAN PENDERITA


( DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA )
No.Status : 001
I.
Identitas Penderita
a. Nama
b. Usia
c. Kedudukan dalam keluarga
d. Jenis Kelamin
e. Pendidikan
f. Pekerjaan
g. Perusahaan
h. Status Perkawinan
i. Tanggal Kunjungan
II.

Kode: 01
: Tn. Yanto
: 32 tahun
: Kepala Keluarga
: Laki-laki
: SMA
: Bekerja sejak tahun 2010 -2015 (lima tahun)
: Usaha Mandiri ( pengrajin batu granit)
: Menikah , dengan 1 istri & 2 orang anak
: Ciputat, 8 Mei 2015 , pukul : 10.30 WIB

Riwayat Penyakit
Keluhan Utama : suka pegal-pegal semenjak kerja menjadi pengrajin batu

granit
Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang :
Pegal-pegal di leher, kaki, pundak, tangan, pundak .Mata sering
berwarna merah ,terkadang ada batuk juga
Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak pernah menderita sakit seperti ini
sebelumnya.
Riwayat penyakit dalam keluarga : Sebelumnya dikeluarga tidak ada yang
menderita sakit yang sama

III.

Riwayat Pekerjaan
a. Jenis Pekerjaan
Jenis

Bahan

Alat yang

Tempat

pekerjaan

yang

digunakan

Kerja

Lama Kerja

Pembuat

digunakan
- Batu granit - Gerinda

- Berupa toko

prasasti dan - Marmer

- Bor

kecil,

nisan

- Baja

- Kebersihan

- Keramik

- Cat pinang - Penggaris


padi

- Baja

Pagi :08.00-12.00 WIB


Istirahat :12.00-1300 WIB
Siang:03.00-17.00 WIB

kurang di
jaga

- Pelarut cat - Pahat


- Ukir

*(Sudah bekerja sebagai pembuat


prasasti dan batu nisan selama 5
tahun, sejak tahun 2000-2015)

- Tatah
b. Uraian tugas / pekerjaan
cara membuat prasasti yang biasa kami lakukan adalah dengan tehnik manual atau
proses ukir tatah, pengerjaan dengan tehnik ini umumnya hasil dan kualitas pekerjaan
akan ditentukan oleh kemampuan individu yang sangat sulit bagi orang lain untuk
menirukan kualitas dan hasil pekerjaan kami, pekerjaan pembuatan prasasti marmer,
dan prasasti granit ini adalah murni ketrampilan tangan dan ini bisa dipelajari
tentunya dengan kesabaran tingkat tinggi.
Pengendalian emosi karena pekerjaan seni jenis ini bukan hanya butuh kecerdasan
tapi juga butuh kesabaran yang tanpa batas jadi kesimpulanya siapa saja sebenarnya
bisa belajar menjadi seorang pembuat prasasti baik prasasti marmer, prasasti granit
atau prasasti batu alam sejenis batu kali dan batu gunung, bongpay, nomer rumah,
prasasti makam, papan nama, papan nama marmer, papan nama granit, grafir prasasti,
ukir prasasti, atau pengrajin prasasti dan lain sebagainya banyak sebutan untuk
menjuluki karya seni ini karena memang setiap adat daerah tempat dan tata bahasa
yang ada di indonesia ini beraneka ragam, cara pembuatan prasasti yang biasa kami
lakuakan adalahsebagai berikut :
menyiapkan marmer atau granit sesuai ukuran yang dipesan oleh costumer
semisal ukuran 40 x 60 cm, setelah siap anda bisa mencetak huruf dengan menulis
manual atau menggunakan cutting stiker atau dengan media lain ke permukaan

marmer atau granit setelah selesai siapkan pahat, tatah, jek, alat ukir dan mulailah
memahat atau mengukir sesuai dengan teks yang telah diaplikasikan ke permukaan
marmer.
Prasasti peresmian satu persatu huruf yang telah di cetak tadi kita pahat dengan
telaten dan dengan penuh kesabaran sehingga akan menghasilkan pahat atau ukiran
seperti pada, cara pembuatan prasasti marmer, dan prasasti granit simpel sederhana
itulah pekerjaan pembuatan prasasti dan karena kesederhanaan proses ini cukup
memakan waktu yang lumayan lam dalam pengerjaanya, namun hasil yang akan
didapatkan sangat memuaskan karena luka hasil pahat atau tatah akan sangat awet
dan tahan lama di bandingkan dengan grafir menggunakan mesin, Detil aktifitas
selama 8 jam kerja
Urutan aktifitas jam kerja :
Pagi

: pukul 08.00-12.00 WIB

Istirahat

: pukul 12.00-1300 WIB

Siang

: pukul 03.00-17.00 WIB

Dalam sehari bisa mendapat 1-2 pelanggan dengan bermacam-macam keinginan


pelanggan,dan berdasarkan ukuruan batu yang di pahat .

Bahan yang digunakan


Bahan yang diguanakan adalah sebagai berikut , bahan dan alat ini biasa
yng digunakan untuk menglas sehari-hari :
Granit/marmer : sebgai media yang dipahat
Cat pinang padi : digunakan sebagai mewarnai hasil dari grafir
Alur tiap kegiatan
1. Pukul 07.30 berangkat dari rumah menuju toko dengan
menggunakan sepeda motor.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk mengerjakan prasasti atau
pesanan pelanggan.
3. setelah siap anda bisa mencetak huruf dengan menulis manual atau
menggunakan cutting stiker atau dengan media lain ke permukaan
marmer atau granit setelah selesai siapkan pahat, tatah, jek, alat

ukir dan mulailah memahat atau mengukir sesuai dengan teks yang
telah diaplikasikan ke permukaan marmer.
4. prasasti peresmian satu persatu huruf yang telah di cetak tadi kita
pahat dengan telaten dan dengan penuh kesabaran sehingga akan
menghasilkan pahat atau ukiran sesuai dengan teks yang yang telah
di aplikasikan ke permukaan batu marmer atau pun granit .
5. Diambil kawat las kemudian semburan api diarahkan ke besi yang
akan dilas untuk menyambungkan antara besi dengan besi
c. Bahaya potensial :
1) Alat Pelindung Diri :
Alat Pelindung diri yang dikenakan oleh pekerja adalah :
a) Menggunakan masker tetapi jarang digunakan.
b) Kacamata sesuai dengan standar keselamatan kerja
terkadang tidak dipakai.
2) Bahaya Potensial
- Fisik :
a) Suara
: Tuli
b) getaran
: Myospasm e.t getaran mesin gerinda
c) Percikan batu dan debu
: iritasi mata, konjungtivitis,
bronchitis.
-

Kimia :
a) Debu : Pneumoniosis antara lain : Silicosis, Asbetosis
b) Uap : Keracuanan : Demam uap logam metal Fumer
fever
c) Gas :
- Keracunan gas karbon monoksida (CO) gas ini
memiliki afinitas yang tinggi terhadap hemoglobin
sehingga akan menurunkan daya penyerapan
terhadap oksigen,
- Gas Karbon dioksida (CO2) ,
- Gas Nitrogen dioksida (NO2) menyebabkan
kekurangan oksigen dan membahayakan sistem
syaraf

- Gas Nitrogen dioksida (NO2) Gas Ini memberikan


rangsangan yang kuat terhadap mata dan lapisan
pernafasan. Menyebabkan sakit mata dan batukbatuk pada operator. Keracunan gak ini dalam
jangka waktu lama akan menyebabkan operator
menderita TBC atau gangguan paru-paru
- Gas-gas beracun yang terbentuk karena penguraian
-

dari bahan pembersih dan pelindung terhadap karat


Biologis
: Bakteri , bentuk ( + ) maupun ( - )
Ergonomi
:
Posisi yang tidak sesuai (tidak ergonomis), sikap badan
yang kurang baik , menyebabkan kelainan tulang belakang

atau alat gerak yang lain perubahan fisik pekerja


Psikososial
:
a) Kerja yang monoton jenuh
b) Keadaan yang membosankan
c) Kebiasaan Merokok 1 bungkus perhari , semakin
memperberat kerja paru-paru. Sehingga sering merasakan

letih, lelah dan nafsu makan berkurang


d. Gangguan Kesehatan yang mungkin timbul
1)
Bising
: tuli sensorineural
2)
Getar
: gangguan pada otot rangka dan tulang
3)
debu
: iritasi saluran pernafasan dan mata
4)
Pelarut cat
: kerusakan hati
5)
Posisi tidak ergonomi
: LBP (low back pain)
6)
Jenuh
: stress, lelah

e. Resiko kecelakaan kerja


1)
Tertimpa batu
2)
Tersengat listrik
3)
Terkena mesin gerinda dan palu (alat pekerja)
4)
Tuli (Bising jalan raya)
IV.

Pemeriksaan :
a. Pemeriksaan Fisik (secara umum)
1)
Keadaan umum : Baik
2)
Tanda Vital :
- Tekanan Darah
: 120/70 mmHg (normal)
- Frekuensi Nadi
: 73 kali/menit (normal)

3)

- Frekuensi Nafas
- Suhu
Keadaan Gizi :
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- BMI

: 16 kali/menit (normal)
: 370 C (normal)

: 62 Kg
: 165 cm
: BB (kg)/ TB(m)2
62/(1.65)2 = 22,7
: Gizi normal/Cukup . BMI =(22,7)

- Kesan
b. Pemeriksaan Klinis
1)
Kelenjar limph :
- Leher
: Normal
- Axilla
: Normal
- Groin
: Normal
- Inguinal: Normal

2)

3)

4)

Mata :
- Pupil
: bulat isokor/bulat isokor
- Reflex cahaya : postif/positif
- Sklera
: normal/normal
- Konjungtiva
: normal
- Bola mata
: normal/normal
- Visus
: Dx 6/30 / Sx 6/30
- Persepsi warna
: baik/baik
Hidung
:
- Septum nasi : normal
- Mukosa
: baik
- Penciuman
: normosmik/normosmik
Gigi / Gusi : Baik
- 87654321
-87654321
- 87654321
-87654321
- Pada pasien terdapat gigi tetap dengan jumlah 32
Tiap setengah rahang terdapat : 8 buah gigi yaitu, 2 gigi insivus
(gigi seri), 1 kaninus (taring), 2 premolar (yang menggantikan gigi

5)
6)
7)
8)
9)

susu) gigi molar/geraham


Tenggorokan :
(pharing/nasopharing/laring/tonsil) normal
Leher :
Kelenjar thyroid normal / JVP normal
Thorak :
Paru-paru (ronkhi) / jantung dalam batas normal
Abdomen :
Hati/limfa (tidak terdapat pembesaran)
Genito urinary
: Normal

10)
11)

V.

Anorectal
: Normal
Ekstremitas & muscular sistem :
Tangan
Otot
kekuatan
Tulang
Sensoris
Lain-lain (tendon)

Normal
Normal
Normal
Normal
Normal

Kanan

Kaki
Otot
kekuatan
Tulang
Sensoris
Lain-lain (tendon)

Normal
Normal
Normal
Normal
Normal

Kiri
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal

Kanan

Kiri
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal

12)
Refleks fisiologi : tendon (baik)
13)
refleks patologis : Babinsky (negatif)
14)
Kulit
: terdapat luka/lesi kecil akibat terpercik besi panas.
15)
Status lokalis : 16)
Resume lain yang didapat : Pemeriksaan Laboratorium :
a. Laboratorium rutin
Darah : tidak dilakukan
1. Pemeriksaan laju endap darah (-)
2. Pemeriksaan blood cell : (-)
- Pemeriksaan konsentrasi hemoglobin (-)
- Periksaan Sel Darah Putih (-)
- Platelet time (-)
- Hitung hematocrit (-)
Urin : tidak dilakukan
1. Pemeriksaan Fisik (meliputi pemeriksaan warna, kekeruhan, berat jenis,
volume)
2. Pemeriksaan Kimiawi (meliputi pemeriksaan spesific gravity, pH, Blood,
Leukocyte esterase, Nitrit, protein, glukosa, Keton, Bilirubin & Urobilinogen )
3. Pemeriksaan Mikroskopik (White blood cells, Red
blood Cells,
Epithelial cells, crystal, bacteria
Feces : Tidak dilakukan

1. Pemeriksaan Makroskopik : warna, konsistensi, bentuk


2. Microscopik : melihat ada tropozoit, telur parasit, maupun telur cacing.
Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk melihat leukosit dalam feses
b. Laboratorium khusus (tidak dilakukan)
Fungsi Hati (lever): Bilirubin, SGOT, SGPT, Protein, Albumin, Alkali fosfatase.
Fungsi Ginjal: Kreatinin, Ureum, Asam Urat.
Pemeriksaan lemak : trigliserida, Kolesterol total, kolesterol HDL dan
Kolesterol LDL.
Pemeriksaan elektrolit : Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium dan Magnesium
menggambarkan keadaan keseimbangan elektrolit cairan tubuh.
c. Pemeriksaan radiologis
Foto Rontgen thorax PA/lateral
d. Pemeriksaan Non-Lab
Spirometri:
- melihat fungsi paru
- fungsi yang terganggu belum tentu terlihat pada gambaran
Audiometri: - dilakukan untuk medical check up
- jenis gangguan pendengaran
- fungsi dari telinga

anatomis

VI.

Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita


1. Pemeriksaan ruang/tempat kerja :
Pekerjaan dilakukan di luar toko. Dalam toko yang ukuranya sempit kira-kira 3x3
m. terdapat bahan-bahan pembuatan prasasti dan nisan , keadaan rangan toko
sangat kotor dan berdebu.
Oksigen yang digunakan tercukupi, getaran akibat penghalusan batu oleh gerinda,
saat pemahatan batu juga lama kelamaan bisa menggangu proses bekerja.selain
itu kebisingan karena toko yang berada di sisi jalan raya. Kemudian posisi
kerjanya yang tidak ergonomis, bisa mengakibatkan kecelakaan akibat kerja dan
penyakit sendi.
2. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja:
Pasien bekerja membuat prasasti adanya debu, cat dan pelarut cat. APD
yang digunakan pasien tidak memadai. Keluhan yang ia derita berkurang ketika
menghentikan pekerjaannya. Keluhan lain berupa batuk-batuk.
3. Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar pekerjaan :
Aktifitas di luar pekerjaan selain membuat prasasti tidak ada. Bapak Yanto selama

VII.

5 tahun sudah menjalani bisnis mengelas ini dan beliau tidak memiliki pekerjaan lain
Menegakkan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja
Diagnosa Kerja :
Cumulative trauma disorder (myalgia pain)
Diagnosa Differensial :
Myofascial pain
Oversuse injury
Fibromyalgia

Diagnosa Okupasi :
1. Myalgia pain et. causa akibat posisi kerja,durasi kerja dan alat yang

I
II

digunakan
2. Respiratory inflamation et. causa menghirup serpihan debu dan batu
3. Conjungtivitis et.causa serpihan debu
Kategori Kesehatan
Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan
Prognosa

Ad Vitam : Ad Bonam (menyangkut kehidupan)


Ad Sanasionam : Ad Bonam (menyangkut kesembuhan)
Ad Fungsionam : Ad Bonam (menyangkut fungsional)

Prognosa Okupasi : Ad Bonam

III

Permasalahan pasien dan rencana penatalaksanaannya

Jenis Permasalahan
APD yang tidak sesuai

Rencana Tindakan

Target Waktu &

Mengganti dengan

Evaluasi
Prosedur monitor &

menggunakan APD yang

pemeriksaan

sesuai standart yang


direkomendasikan.
Dengan :
sarung tangan,
Masker
Kacamata khusus
Alas kaki yang sesuai

lingkungan kerja :
Evaluasi pajanan saat
kerja (8 jam kerja) ,
pada pasien ini
karena tidak ada shift
kerja maka yang di

Pelindung muka

evaluasi adalah lama

Pelindung muka dipakai untuk

pajanan saat bekerja

melindungi seluruh muka

dan lama profesi

terhadap debu dan serpihan batu


yang dapat dilindungi dengan
hanya memakai pelindung mata
saja. Bentuk dari pelindung muka
bermacam-macam dapat berupa
helmet dan dapat berupa
pelindung yang harus dipegang
(Harsono, 1996).

Posisi bekerja yang tidak

Diaplikasikan teknik

ergonomic

(mendesain peralatan kerja,


mesin, lingkungan kerja,
cara kerja serta prosedur
kerja agar mengakomodasi
keterbatasan pekerja

sebagai pemahat
prasati dan nisan.
Evaluasi shortterm
exposure

Myalgia pain

Pengobatan Simptomatik
Pemberian :

Analgesik
Terapi oksigen
Nutrisi
Banyak
mengkonsumsi air

Dampak stress

putih
Permasalahan pada bapak
yanto adalah selalu bekerja
dari senin- Sabtu kurang
sekali waktu istirahat dan
berlibur/rekreasi dirumah,
sehingga di perlukan waktu
untuk libur dari
pekerjaan/cuti. Dikarenakan
bapak Yanto tidak bekerja
pada suatu perusahaan
maka bapak Ali
memerlukan Manage
Work Time Untuk
mengurangi dampak stress

PEMECAHAN MASALAH
Untuk dapat memecahkan masalah tersebut maka perlu adanya perhatian
yang khusus dari beberapa pihak. Dikarenakan Bpk Yanto bekerja secara
individu sebagai Tukang pemahat prasasti dan nisan pengetahuan akan
pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri dan Posisi saat bekerja sangat
kurang dimiliki oleh Bpk Yanto.
Mungkin dengan adanya suatu lembaga yang mampu mengumpulkan
pekerja wirausaha dan memberikan pelatihan kepada pekerja tetang K3 bisa

membantu mereka dalam membiasakan memproteksi diri dan mengendalikan


kecelakaan dalam bekerja, Permasalahannya adalah jumlah pekerja ini yang
jumlahnya banyak dan menyebar di berbagai pelosok menyulitkan penyampaian.
Akan tetapi Penyuluhan yang baik oleh petugas kesehatan seperti General
Practicioner/dokter umum, bidang kesehatan masyarakat mampu dan sanggup
memberikan arahan proses K3 yang baik, sebagai dokter umum kita dapat
memberikan masukan dan pengetahuan K3 melalui konselling dimana saat
pasien yang datang dengan keluhanan akibat pajanan dari kerja / pengelasan ,
selain kita beri perawatan kita memberikan masukan Alat Pelindung Diri apa saja
yang sesuai, posisi apa saja yang baik, gizi apa saja yang diperlukan dan
sebagainya.
Oleh karena itu bahaya-bahaya yang diakibatkan oleh pembuat prasasti
dan nisan dapat dihindari , misalnya:
a Penggunaan APD yang sesuai
b Menyediakan Space kerja yang ergonomi sehingga tidak jongkok
c Melakukan pekerjaan ditempat yang ventilasinya baik
d Terhindar dari bising suara kendaraan yang berlebih
e Makan-makanan yang bergizi , serta minum air putih yang cukup untuk
menghindari dehidrasi.

Contoh APD yang sesuai

Gambar .1
Sumber :
www.lintas.me/lifestyle/health/universiade-belgrade2009.info/alat-pelindung-diri-

BAB III
KESIMPULAN & SARAN
A Kesimpulan
Kecelakaan pada saat proses memahat dan memotong batu pada
umumnya disebabkan oleh kelalaian operator pada saat pengerjaan, pemakaian
pelindung yang kurang tepat. Selain itu faktor kebiasaan dari pekerja seperi
merokok saat melakukan pekerjaan membuat resiko kecelakaan akibat kerja
menjadi Usaha menghindari kecelakaan khususnya di lokasi kerja , dengan
meningkatkan rasa tanggung jawab pada saat pengerjaan las, pemakaian
pelindung yang tepat, pengaturan lingkungan, menambah makanan/minuman
suplemen, menambah ruang ventilasi.
B Saran
Alat Pelindung Diri di usahan untuk selalu digunakan dalam melakukan
pengerjaan , walau terlihat atau dirasakan hanya sebuah pekerjaan mudah dan
ringan sehingga timbul kecelakaan kerja yang berakibat sangat fatal. Perlu rasa
tanggung jawad dan kedisiplinan pekerja/individu dalam mengendalikan
kecelakaan saat bekerja dan dampak potensial buruk dimasa mendatang.
Kecelakaan & Penyakit Akibat Kerja tidak dapat dihindari , akan tetapi dapat dikendalikan

Gambar :

Anamnesis

Pemotongan
batu

Produk pekerja

Anamnesis
Lanjutan

Proses
pemahatan

Bersama
pekerja

Anda mungkin juga menyukai