Oleh :
Ardiansyah
NIM 2012730083
2015
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, Shalawat dan Salam kami panjatkan bagi Nabi Besar kita
Nabi Muhammad SAW. Dalam mengikuti kegiatan Sistem Kedokteran Komunitas kami sebagai
Mahasiswa di tuntut agar bisa memahami dan menerapkan ilmu tersebut dalam praktik
kedokteran nanti setelah menyelesaikan masa pendidikan di bangku perkuliahan.
Dalam laporan ini penulis membahas mengenai Kedokteran Kerja, yang dijelaskan cara
melakukan diagnosis penyakit akibat kerja, faktor resiko yang dihadapi pekerja, bahaya potensial
akibat jenis pekerjaan yang dilakukan, serta K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan
jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai kriteria pekerjaannya.
Adapun, unsur yang harus diperhatikan saat mengamati pada tempat kerja ialah : faktor
1) personnel meliputi, faktor usia, masa kerja, pendidikan, Indeks masa tubuh, faktor
kesehatan,perilaku 2) Equipment
kecelakaan dalam kerja 3) Material penggunaan bahan baku yang berbahaya 4) Environment
merupakan dampak dari lingkungan ; faktor fisik, kimawi, ergonomic, biologis, psikososial.
Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri
dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa setiap
pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya. Bahwa penting sekali dalam melakukan pekerjaan
diperhatikan aspek-aspek yang dapat melindungi diri sehingga tidak membawa dampak penyakit
dimasa mendatang sehingga proktuvitas dapat terganggu dan biaya untuk berobat / perawatan
tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari tempat kita bekerja.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen
pembimbing dan sahabat sahabat di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Penulis
Jakarta Mei 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi sudah
tidak dapat di tunda lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun berkembang
pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi dan subspesialisasi.
Lebih parah lagi, semakin berkembangnya komersialisasi pelayanan kesehatan dan kedokteran,
menurunnya etos profesionalisme serta banyak di temukan berbagai pelanggaran norma dan
etika kedokteran.
Pelayanan kuratif yang dianggap lebih menguntungkan justru berkembang pesat.
Pendekatan yang di anut lebih ke arah pendekatan individu,
Kedokteran Kerja , sebenarnya Ilmu Kedokteran Kerja hampir sama dengan ilmu kedokteran
biasa hanya saja dalam ilmu kedokteran kerja ini digunakan kemampuan untuk melihat potensi
dan faktor resiko dari pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja ,serta
dibutuhkan improfisasi dalam melakukan kedokteran kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahay akibat kecelakaan kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan
mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan
konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang menghabiskan banyak biaya. Melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi
jangka panjang yang memberikan keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya
kebisingan, pencahayaan (sinar), getran, kelembaban udara, dan hal-hal lain yang menyebabkan
kerusakan pada pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan
jaringan tubuh akibat sinar UV, percikan benda panas ,dan lain-lain. K3 dalam konteks kerja
berkaitan dengan waktu dan shift dalam bekerja, waktu rekreasi dan libur dan waktu pergantian
dalam shift bekerja.
Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih dari Rp.2
triliun di mana sebagian besar merupakan kerugiandunia usaha. Dengan kata lain inilah
hilangnya produktivitas dunia usaha karena faktor K3. Begitu pula survei ILO menyatakan
bahwa dari tingkat Competitiveness karena faktor K3 indonesia adalah negara ke 2 dari bawah
dari lebih 100 negara yang disurvei.
1.1. Batu Granit
A. Pengertian Batu Granit
Granit adalah batuan terobosan yang terjadi melalui proses pembekuan magma di
permukaan bumi dengan temperatur yang stabil. Batu granit memiliki sifat asam; berbutir kasar
hinggga sedang; serta bewarna terang keabuan, kecoklatan, dan kemerahan. Selain itu, batu
granit merupakan jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit
kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk
konstruksi.
Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80.
Kata granit berasal dari bahasa Latin granum.Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak
dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan
granit bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal
yang sangat rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat (Coordinate
Measuring Machine).
B. Identifikasi Granit
Batu granit memiliki warna yang terang, bertekstur kasar dengan susunan mineral acak.
Granit memiliki kilau yang bagus dan tahan cuaca serta hujan asam. Granit adalah jenis batuan
intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan
kuat, dan banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi bangunan. Kepadatan rata-rata
granit adalah 2,75 gr/cm dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80.
C. Terbentuknya Granit
Granit ditemukan dalam pluton-pluton besar pada benua, ketika kerak bumi telah
mengalami pengikisan yang besar.Granit mengalami proses pendinginan yang sangat lambat
pada kedalaman jauh dari permukaan tanah, untuk membentuk butiran-butiran mineral besar.
Pluton yang ukurannya kurang dari 100 km2 disebut dengan galang dan yang lebih besar disebut
batolit.Selain itu, granit juga terbentuk dari letusan gunung berapi yang mengeluarkan lava pijar.
Ketika lava keluar dari dalam perut bumi dan memenuhi daratan bumi, tetapi lava dengan
komposisi sama dengan granit hanya ke luar pada permukaan bumi. Ini berarti, granit harus
terbentuk melalui pelelehan batuan benua yang dapat terjadi karena dua alasan, yaitu
penambahan panas dan penambahan volatil (air atau karbon dioksida atau keduanya).
Permukaan benua relatif panas karena mengandung sebagian besar uranium dan potasium
yang memanaskan daerah sekelilingnya melalui peluruhan radiokatif. Proses lempeng tektonik
terutama subduksi dapat menyebabkan magma basaltik naik di bawah benua. Selain panas,
karbon dioksida ini melepaskan magma dan air yang membantu semua jenis batuan meleleh pada
suhu lebih rendah. Diperkirakan bahwa sejumlah besar magma basaltik dapat menempel ke
bagian bawah sebuah benua dalam proses yang disebut underplating. Dengan pelepasan panas
dan cairan yang lambat, sejumlah besar kerak benua bisa berubah menjadi granit pada waktu
bersamaan.
Ada tiga hal yang membedakan granit dengan batuan lainnya, yaitu :
1) Granit terbetuk dari butiran-butiran mineral besar yang bersatu erat.
2) Granit selalu terdiri atas mineral kuarsa dan feldspar, dengan atau tanpa jenis mineral lain
di dalamnya.
3) Hampir semua jenis granit berbentuk beku dan plutonik. Pengaturan acak butiran pada
batu granit merupakan bukti otentik asal plutoniknya. Batuan dengan komposisi yang
sama seperti granit bisa terbentuk melalui proses metamorfisme batuan sedimen yang
lama. Akan tetapi, jenis batuan ini memiliki corak yang kuat dan biasanya disebut dengan
granit gneiss.
D. Stuktur Mineral
Granit yang murni hanya salah satu jenis granitoid. Sebuah granitoid mengandung 2060 % kuarsa dan kandungan feldspar. Granit adalah batuan yang kuat karena memiliki
butiran mineral yang terbentuk selama periode proses pendinginan yang sangat lambat.
Penambahan kuarsa dan feldspar menunjukkan kekuatan granit lebih kuat dibandingkan baja.
Karena kekuatannya tersebut, granit banyak dipakai untuk bangunan dan benda hiasan seperti
batu nisan.Kuarsa dan Feldspar umumnya memberikan granit bercahaya terang, dari warna
merah muda sampai warna putih. Warna dasar tersebut disisipkan oleh mineral-mineral
pengaya lainnya yang warnanya lebih tua. Mineral pelengkap yang paling umum adalah mika
biotit hitam dan hornblenda amfibol hitam.
Granit merupakan batuan beku dalam bertekstur holokristalin, feneritik, berbutir
kasar, mengandung mineral-mineral : kuarsa 10-4- %, felsparkalium 30-60 %, plagioklas
natrium 0-35%, mineral mafis (biotit, hornblenda) 35-10 %.Batuan leleran dari granit adalah
Riolit. Secara fisik riolit berbutirhalus, bertekstur holokristalin hingga hipokristalin, afanitik.
Mempunyai komposisi mineral sama dengan granit. Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan
batuan leleran dalam bentuk retas, sill, dan aliran. Berwarna abu-abu kemerahan hingga
kehijauan, berbutir kasar dengan komposisi mineral feldspar, kuarsa, hornblende dan biotit.
E. Cara Penambangan
Tekinik penembangan granit atau granodiorit dilakukan seperti pada penambangan
andesit.Mempertimbangkan warna dan tekstur granit atau granodiorit lebih indah
dibandingdengan andesit, penambangan dalam bentuk balok untuk selanjutnya dipotong
ataudigrenda dengan ukuran tertentu, kemuduan dipoles sangat dianjurkan. Sisa hasil
pemotongan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan teraso.
F. Pemanfaatan batu granit
Manfaat batu granit antara lain sebagai bahan baku pembuatan tegel, batu hias, selain
itulembaran granit atau granodiorit yang sudah dipoles dapat dipergunakan sebagai lantai
atau ornamen dinding. Batuan ini apabila terkena sinar matahari dan air hujan relatif lebih
resisten dibanding dengan marmer. Disamping itu granit atau granodiorit dimanfaatkan juga
sebagai meja dan lainnya. Sia potongan granit atau granodiorit dicetak bersqma semen putih
untuk membuat teraso
: Kunjungan
2. Cara Pengamatan
3. Jenis Usaha
4. Waktu Pelaksanaan
5. Lokasi
Adapun topik yang saya pilih dalam pengerjaan tugas Field Trip Sistem Kedokteran
Komunitas adalah mengenai Kedokteran Kerja yang membahas Diagnosis Penyakit Akibat
Kerja (PAK) , Pencegahan PAK, Kegiatan Penunjang dalam pencegahan PAK dan Pengendalian
Faktor Resiko Potensial.
Dalam
tugas
ini
saya
melakukan
diagnosis
Penyakit
Akibat
Kerja
kepada
pekerja/pengrajin batu granit. Beliau bekerja sehari-hari hanya sebagai pemahat batu granit
. Dalam sehari beliau bisa mengerjaan kerajinan batu granit 1 sampai 2 buah kerajinan
bergantung dari tingkat kesulitan dan ukuran dengan hari bekerja dari senin sampai minggu ,
berikut deskripsi waktu kerja bapak Yanto :
Pagi
Istirahat
Siang
Saat melakukan proses pembuatan batu nisan , saya mengamati bapak Yanto hanya
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) berupa kacamata.
Kemudian saya mencoba untuk bertanya kepada bapak Yanto APD (Alat pelindung Diri)
apa yang bapak gunakan
Pak berkata : seharusnya memang menggunakan masker, kacamata, baju lengan panjang, sarung
tangan. Tetapi jarang di pakai karena kurang nyaman,dan yang biasa dipakai hanya kacamata
saja. Masker di gunakan apabila saat proses pembuatannya sangat berdebu. Alas kaki saya hanya
menggunakan sandal biasa saja. dari semua proses pembuatan batu nisan saya lakukan dengan
posisi jongkok dan saya sering merasakan pegal-pegal di leher bagian belakang, kaki, tangan,
dan pundak.
Setelah saya bertanya kepada bapak Yanto ternyata Bahaya Potensi akibat pembuatan
kerajinan batu pahat sangat tinggi karena APD yang digunakan tidak sesuai dan jarang
digunakan. Selain itu posisi yang tidak ergonomis menyebabkan keluhan pegal-pegal pada leher
pada bapak Yanto. Resiko kecelakaan akibat kerja juga cukup tinggi karena Bapak Yanto kurang
mengetahui cara dan prosedur operasional yang aman dalam melakukan pembuatan kerajinan
batu granit , mungkin faktor pendidikan bapak Yanto kurang mendapatkan informasi bagaimana
melakukan tindakan dan pekerjaan yang aman dan baik.
Kebisaan yang kurang baik untuk menjaga kesehatan pada Pak Yanto adalah , Kebiasaan
Merokok kebiasaan merokok ini yang akan menyebabkan kerja dari Pak Yanto menjadi berat
sehingga kadang-kadang mengalami batuk..
Terkadang kebiasaan yang kurang minum air putih badan pak Yanto sering menjadi
lemas, terkadang bapak Yanto juga tidak sarapan pada pagi hari. Jika hal ini dibiarkan kondisi
kesehatan bapak Yanto akan terganggu dan produktivitas bekerja bapak Yanto akan menurun
serta hal yang tidak diharapkan lainnya seperti kecelakaan saat bekerja, penyakit yang timbul
pada waktu yang lama seperti terkena paparan debu dari hasil pemahatan dan pemotongan batu
granit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. STATUS KESEHATAN PENDERITA
Kode: 01
: Tn. Yanto
: 32 tahun
: Kepala Keluarga
: Laki-laki
: SMA
: Bekerja sejak tahun 2010 -2015 (lima tahun)
: Usaha Mandiri ( pengrajin batu granit)
: Menikah , dengan 1 istri & 2 orang anak
: Ciputat, 8 Mei 2015 , pukul : 10.30 WIB
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama : suka pegal-pegal semenjak kerja menjadi pengrajin batu
granit
Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang :
Pegal-pegal di leher, kaki, pundak, tangan, pundak .Mata sering
berwarna merah ,terkadang ada batuk juga
Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak pernah menderita sakit seperti ini
sebelumnya.
Riwayat penyakit dalam keluarga : Sebelumnya dikeluarga tidak ada yang
menderita sakit yang sama
III.
Riwayat Pekerjaan
a. Jenis Pekerjaan
Jenis
Bahan
Alat yang
Tempat
pekerjaan
yang
digunakan
Kerja
Lama Kerja
Pembuat
digunakan
- Batu granit - Gerinda
- Berupa toko
- Bor
kecil,
nisan
- Baja
- Kebersihan
- Keramik
- Baja
kurang di
jaga
- Tatah
b. Uraian tugas / pekerjaan
cara membuat prasasti yang biasa kami lakukan adalah dengan tehnik manual atau
proses ukir tatah, pengerjaan dengan tehnik ini umumnya hasil dan kualitas pekerjaan
akan ditentukan oleh kemampuan individu yang sangat sulit bagi orang lain untuk
menirukan kualitas dan hasil pekerjaan kami, pekerjaan pembuatan prasasti marmer,
dan prasasti granit ini adalah murni ketrampilan tangan dan ini bisa dipelajari
tentunya dengan kesabaran tingkat tinggi.
Pengendalian emosi karena pekerjaan seni jenis ini bukan hanya butuh kecerdasan
tapi juga butuh kesabaran yang tanpa batas jadi kesimpulanya siapa saja sebenarnya
bisa belajar menjadi seorang pembuat prasasti baik prasasti marmer, prasasti granit
atau prasasti batu alam sejenis batu kali dan batu gunung, bongpay, nomer rumah,
prasasti makam, papan nama, papan nama marmer, papan nama granit, grafir prasasti,
ukir prasasti, atau pengrajin prasasti dan lain sebagainya banyak sebutan untuk
menjuluki karya seni ini karena memang setiap adat daerah tempat dan tata bahasa
yang ada di indonesia ini beraneka ragam, cara pembuatan prasasti yang biasa kami
lakuakan adalahsebagai berikut :
menyiapkan marmer atau granit sesuai ukuran yang dipesan oleh costumer
semisal ukuran 40 x 60 cm, setelah siap anda bisa mencetak huruf dengan menulis
manual atau menggunakan cutting stiker atau dengan media lain ke permukaan
marmer atau granit setelah selesai siapkan pahat, tatah, jek, alat ukir dan mulailah
memahat atau mengukir sesuai dengan teks yang telah diaplikasikan ke permukaan
marmer.
Prasasti peresmian satu persatu huruf yang telah di cetak tadi kita pahat dengan
telaten dan dengan penuh kesabaran sehingga akan menghasilkan pahat atau ukiran
seperti pada, cara pembuatan prasasti marmer, dan prasasti granit simpel sederhana
itulah pekerjaan pembuatan prasasti dan karena kesederhanaan proses ini cukup
memakan waktu yang lumayan lam dalam pengerjaanya, namun hasil yang akan
didapatkan sangat memuaskan karena luka hasil pahat atau tatah akan sangat awet
dan tahan lama di bandingkan dengan grafir menggunakan mesin, Detil aktifitas
selama 8 jam kerja
Urutan aktifitas jam kerja :
Pagi
Istirahat
Siang
ukir dan mulailah memahat atau mengukir sesuai dengan teks yang
telah diaplikasikan ke permukaan marmer.
4. prasasti peresmian satu persatu huruf yang telah di cetak tadi kita
pahat dengan telaten dan dengan penuh kesabaran sehingga akan
menghasilkan pahat atau ukiran sesuai dengan teks yang yang telah
di aplikasikan ke permukaan batu marmer atau pun granit .
5. Diambil kawat las kemudian semburan api diarahkan ke besi yang
akan dilas untuk menyambungkan antara besi dengan besi
c. Bahaya potensial :
1) Alat Pelindung Diri :
Alat Pelindung diri yang dikenakan oleh pekerja adalah :
a) Menggunakan masker tetapi jarang digunakan.
b) Kacamata sesuai dengan standar keselamatan kerja
terkadang tidak dipakai.
2) Bahaya Potensial
- Fisik :
a) Suara
: Tuli
b) getaran
: Myospasm e.t getaran mesin gerinda
c) Percikan batu dan debu
: iritasi mata, konjungtivitis,
bronchitis.
-
Kimia :
a) Debu : Pneumoniosis antara lain : Silicosis, Asbetosis
b) Uap : Keracuanan : Demam uap logam metal Fumer
fever
c) Gas :
- Keracunan gas karbon monoksida (CO) gas ini
memiliki afinitas yang tinggi terhadap hemoglobin
sehingga akan menurunkan daya penyerapan
terhadap oksigen,
- Gas Karbon dioksida (CO2) ,
- Gas Nitrogen dioksida (NO2) menyebabkan
kekurangan oksigen dan membahayakan sistem
syaraf
Pemeriksaan :
a. Pemeriksaan Fisik (secara umum)
1)
Keadaan umum : Baik
2)
Tanda Vital :
- Tekanan Darah
: 120/70 mmHg (normal)
- Frekuensi Nadi
: 73 kali/menit (normal)
3)
- Frekuensi Nafas
- Suhu
Keadaan Gizi :
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- BMI
: 16 kali/menit (normal)
: 370 C (normal)
: 62 Kg
: 165 cm
: BB (kg)/ TB(m)2
62/(1.65)2 = 22,7
: Gizi normal/Cukup . BMI =(22,7)
- Kesan
b. Pemeriksaan Klinis
1)
Kelenjar limph :
- Leher
: Normal
- Axilla
: Normal
- Groin
: Normal
- Inguinal: Normal
2)
3)
4)
Mata :
- Pupil
: bulat isokor/bulat isokor
- Reflex cahaya : postif/positif
- Sklera
: normal/normal
- Konjungtiva
: normal
- Bola mata
: normal/normal
- Visus
: Dx 6/30 / Sx 6/30
- Persepsi warna
: baik/baik
Hidung
:
- Septum nasi : normal
- Mukosa
: baik
- Penciuman
: normosmik/normosmik
Gigi / Gusi : Baik
- 87654321
-87654321
- 87654321
-87654321
- Pada pasien terdapat gigi tetap dengan jumlah 32
Tiap setengah rahang terdapat : 8 buah gigi yaitu, 2 gigi insivus
(gigi seri), 1 kaninus (taring), 2 premolar (yang menggantikan gigi
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
V.
Anorectal
: Normal
Ekstremitas & muscular sistem :
Tangan
Otot
kekuatan
Tulang
Sensoris
Lain-lain (tendon)
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Kanan
Kaki
Otot
kekuatan
Tulang
Sensoris
Lain-lain (tendon)
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Kiri
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Kanan
Kiri
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
12)
Refleks fisiologi : tendon (baik)
13)
refleks patologis : Babinsky (negatif)
14)
Kulit
: terdapat luka/lesi kecil akibat terpercik besi panas.
15)
Status lokalis : 16)
Resume lain yang didapat : Pemeriksaan Laboratorium :
a. Laboratorium rutin
Darah : tidak dilakukan
1. Pemeriksaan laju endap darah (-)
2. Pemeriksaan blood cell : (-)
- Pemeriksaan konsentrasi hemoglobin (-)
- Periksaan Sel Darah Putih (-)
- Platelet time (-)
- Hitung hematocrit (-)
Urin : tidak dilakukan
1. Pemeriksaan Fisik (meliputi pemeriksaan warna, kekeruhan, berat jenis,
volume)
2. Pemeriksaan Kimiawi (meliputi pemeriksaan spesific gravity, pH, Blood,
Leukocyte esterase, Nitrit, protein, glukosa, Keton, Bilirubin & Urobilinogen )
3. Pemeriksaan Mikroskopik (White blood cells, Red
blood Cells,
Epithelial cells, crystal, bacteria
Feces : Tidak dilakukan
anatomis
VI.
VII.
5 tahun sudah menjalani bisnis mengelas ini dan beliau tidak memiliki pekerjaan lain
Menegakkan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja
Diagnosa Kerja :
Cumulative trauma disorder (myalgia pain)
Diagnosa Differensial :
Myofascial pain
Oversuse injury
Fibromyalgia
Diagnosa Okupasi :
1. Myalgia pain et. causa akibat posisi kerja,durasi kerja dan alat yang
I
II
digunakan
2. Respiratory inflamation et. causa menghirup serpihan debu dan batu
3. Conjungtivitis et.causa serpihan debu
Kategori Kesehatan
Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan
Prognosa
III
Jenis Permasalahan
APD yang tidak sesuai
Rencana Tindakan
Mengganti dengan
Evaluasi
Prosedur monitor &
pemeriksaan
lingkungan kerja :
Evaluasi pajanan saat
kerja (8 jam kerja) ,
pada pasien ini
karena tidak ada shift
kerja maka yang di
Pelindung muka
Diaplikasikan teknik
ergonomic
sebagai pemahat
prasati dan nisan.
Evaluasi shortterm
exposure
Myalgia pain
Pengobatan Simptomatik
Pemberian :
Analgesik
Terapi oksigen
Nutrisi
Banyak
mengkonsumsi air
Dampak stress
putih
Permasalahan pada bapak
yanto adalah selalu bekerja
dari senin- Sabtu kurang
sekali waktu istirahat dan
berlibur/rekreasi dirumah,
sehingga di perlukan waktu
untuk libur dari
pekerjaan/cuti. Dikarenakan
bapak Yanto tidak bekerja
pada suatu perusahaan
maka bapak Ali
memerlukan Manage
Work Time Untuk
mengurangi dampak stress
PEMECAHAN MASALAH
Untuk dapat memecahkan masalah tersebut maka perlu adanya perhatian
yang khusus dari beberapa pihak. Dikarenakan Bpk Yanto bekerja secara
individu sebagai Tukang pemahat prasasti dan nisan pengetahuan akan
pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri dan Posisi saat bekerja sangat
kurang dimiliki oleh Bpk Yanto.
Mungkin dengan adanya suatu lembaga yang mampu mengumpulkan
pekerja wirausaha dan memberikan pelatihan kepada pekerja tetang K3 bisa
Gambar .1
Sumber :
www.lintas.me/lifestyle/health/universiade-belgrade2009.info/alat-pelindung-diri-
BAB III
KESIMPULAN & SARAN
A Kesimpulan
Kecelakaan pada saat proses memahat dan memotong batu pada
umumnya disebabkan oleh kelalaian operator pada saat pengerjaan, pemakaian
pelindung yang kurang tepat. Selain itu faktor kebiasaan dari pekerja seperi
merokok saat melakukan pekerjaan membuat resiko kecelakaan akibat kerja
menjadi Usaha menghindari kecelakaan khususnya di lokasi kerja , dengan
meningkatkan rasa tanggung jawab pada saat pengerjaan las, pemakaian
pelindung yang tepat, pengaturan lingkungan, menambah makanan/minuman
suplemen, menambah ruang ventilasi.
B Saran
Alat Pelindung Diri di usahan untuk selalu digunakan dalam melakukan
pengerjaan , walau terlihat atau dirasakan hanya sebuah pekerjaan mudah dan
ringan sehingga timbul kecelakaan kerja yang berakibat sangat fatal. Perlu rasa
tanggung jawad dan kedisiplinan pekerja/individu dalam mengendalikan
kecelakaan saat bekerja dan dampak potensial buruk dimasa mendatang.
Kecelakaan & Penyakit Akibat Kerja tidak dapat dihindari , akan tetapi dapat dikendalikan
Gambar :
Anamnesis
Pemotongan
batu
Produk pekerja
Anamnesis
Lanjutan
Proses
pemahatan
Bersama
pekerja