Anda di halaman 1dari 5

A.

Penempatan Guru PNS


PERATURAN BERSAMA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA & REFORMASI
BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, DAN
MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5/VIII/PB/2014
NOMOR 05/SKB/MENPAN,RB/VIII/2014
NOMOR 14/PBM/2014
TENTANG
PENEMPATAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKOLAH/MADRASAH
YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT
Pasal 1
Pemerintah dapat menempatkan guru pegawai negeri sipil (PNS) pada sekolah/madrasah
yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Pasal 2
Penempatan guru PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 untuk memberikan bantuan
kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Pasal 3
Penempatan guru PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilaksanakan dalam bentuk
pengangkatan dan/atau penempatan guru PNS yang diperbantukan pada sekolah/madrasah
yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Pasal 4
Pengangkatan dan/atau penempatan guru PNS pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan
oleh masyarakat dilakukan dengan memperhatikan :
a. kecukupan jumlah dan formasi guru PNS pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan
oleh Pemerintah atau pemerintah daerah; dan
b. kesesuaian antara kualifikasi akademik dan kompetensi guru PNS dengan kebutuhan guru
di sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Pasal 5
Sekolah/madrasah yang diselenggarakan masyarakat dapat menerima penempatan guru PNS
setelah melalui pertimbangan oleh Pemerintah atas dana pendidikan pada sekolah/madrasah
yang bersangkutan yang bersumber dari masyarakat dan/atau sumber lain.

Pasal 6
Penyelenggara sekolah/madrasah yang menerima penempatan guru PNS dari Pemerintah
wajib melaksanakan peraturan kepegawaian dalam rangka pembinaan Pegawai
Negeri Sipil yang diperbantukan di sekolah/madrasah yang diselenggarakannya.
Pasal 7
Ketententuan lebih lanjut tentang persyaratan, prosedur, evaluasi, dan penghentian
pengangkatan dan/atau penempatan guru PNS pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan
oleh masyarakat diatur dalam Peraturan Menteri yang bertanggungjawab dalam bidang
pendidikan.
Pasal 8
Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bersama ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
B. Program SM3T (SARJANA MENDIDIK daerah TERDEPAN TERLUAR
dan TERTINGGAL)
Program SM-3T adalah Program Pengabdian Sarjana
Pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan
pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan
pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program
Pendidikan Profesi Guru. SM3T ini hampir sama seperti KKN
seperti masa kuliah. Akan tetapi semua biaya sudah ditanggulani
oleh pemerintah. SM3T ini berlangsung selama sekiranya 2 tahun
kontrak yaitu 1 tahun untuk mengajar pada daerah 3T sedangkan
1 tahunnya lagi digunakan untuk sekolah PPG berasrama.
Program SM3T adalah program Kemendikbud. Tetapi ketika
sudah diangkat menjadi PNS, status kepegawaiannya bukan
menginduk ke Kemendikbud namun akan menjadi tanggung
jawab daerah.
Karena berstatus sebagai pegawai pemda tempat
mengajar, maka PNS dari program SM3T tidak bisa memilih
sekolah di daerah asal atau di kawasan perkotaan dengan
syarat 5 tahun / sesuai ketentuan daerah tempat mengabdi baru
bisa pindah. Program SM3T ini menempatkan sarjana pendidikan

yang baru lulus dari PTN seluruh Indonesia, ke daerah-daerah


terpencil.
Jadi tidak jarang sarjana dari pulau Jawa, mengajar di
Maluku atau NTT. Kemudian sarjana pendidikan dari Makassar,
banyak yang ditempatkan di pedalaman Papua dan Papua Barat.
Program SM3T ini sangat baik. Sebab semangatnya adalah
pemerataan akses kualitas pembelajaran di seluruh Indonesia.
Dengan diturunkannya sarjana-sarjana pendidikan dari
kampus negeri, diharapkan layanan pendidikan di daerah
terpencil bisa lebih berkualitas. Keluhan selama ini, guru PNS asli
yang mengajar di sekolah terpencil sering tidak ada di
sekolah. Mereka lebih menyibukkan diri di pusat kabupaten
dengan alasan urusan adminsitrasi, ketimbang mengajar para
siswa di pedalaman.
Peminat program SM3T saat ini terus meningkat. Setiap
tahun, rata-rata jumlah pelamar program SM3T se-Indonesia
berjumlah 8 hingga 9 juta orang. Tetapi karena terbatasnya
anggaran, yang diterima hanya sekitar 3 ribu orang saja. Hingga
tahun 2015 program ini dalam proses dalam mengadakan
angkatan ke 5.
1. Tujuan SM3T
a. Membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan
pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik.
b. Memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana
pendidikan sehingga terbentuk sikap profesional, cinta
tanah

air,

bela

negara,

peduli,

empati,

terampil

memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung


jawab terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa
ketahanmalangan dalam mengembangkan pendidikan
pada daerah-daerah tergolong 3T.

c. Menyiapkan

calon

pendidik

yang

memiliki

jiwa

keterpanggilan untuk mengabdikan dirinya sebagai


pendidik profesional pada daerah 3T.
d. Mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum
mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
2. Ruang Lingkup SM3T
a. Melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan
pendidikan

sesuai

dengan

bidang

keahlian

dan

tuntutan kondisi setempat.


b. Mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah.
c. Melakukan kegiatan ekstra kurikuler.
d. Membantu
tugas-tugas
yang
terkait
dengan
manajemen pendidikan di sekolah.
e. Melakukan
pemberdayaan
masyarakat
mendukung

program

pembangunan

untuk

pendidikan

di

daerah 3T.
f. Melaksanakan tugas sosial kemasyarakatan.
Persyaratan mengikuti SM3T bagi angkatan 2015
1. Warga Negara Indonesia, dibuktikan dengan identitas diri berupa
KTP yang masih berlaku;
2. Lulusan program studi kependidikan S-1 (bukan transfer) tiga tahun
terakhir (2013, 2014, 2015) dari program studi terakreditasi yang
sesuai dengan mata pelajaran dan/atau bidang keahlian yang
dibutuhkan, dibuktikan dengan fotokopi ijazah yang telah disahkan
(legalisasi). Peserta harus tercatat di Pangkalan Data Pendidikan
Tinggi (PDDIKTI) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
3. Berusia maksimum 27 tahun per 31 Desember 2015;
4. IPK minimal 3,00 yang dibuktikan dengan fotokopi transkrip nilai
yang telah disahkan (legalisasi);
5. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
6. Bebas dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) yang
dibuktikan dengan Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN) dari
pejabat yang berwenang;

7. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan


Catatan Kepolisian (SKCK) yang dikeluarkan oleh Polres/Polresta;
dan
8. Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama mengikuti
Program SM-3T dan PPG, yang dibuktikan dengan surat pernyataan
bermaterai 6000 rupiah
9. Belum pernah mengikuti program SM-3T pada tahun sebelumnya
dan sanggup mengikuti program PPG yang dibuktikan dengan surat
pernyataan bermeterai.
Bukti persyaratan nomor 1) s.d. nomor 9) dibawa pada saat tes
wawancara. Khusus lulusan tahun 2015 yang belum memiliki ijazah
dapat menggunakan Surat Keterangan Lulus (SKL) yang
ditandatangani dan/atau diketahui Pembantu/Wakil Rektor Bidang
Akademik, sedangkan ijazah asli wajib ditunjukkan pada saat
wawancara.
Untuk mendaftarkan diri bisa melihat ke PTN/PTS sesuai dengan
yang terdapat pada website SM3T yaitu Perguruan Tinggi Negeri di
Indonesia dan Perguruan Tinggi Swasta
Sedangkan Lokasi untuk melaksanakan SM3T sudah
ditentukan daerahnya. Mereka diantaranya ditempatkan di
pedalaman provinsi Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara,
Papua, Papua Barat, dan Kepulauan Riau. Kemudian juga ada di
Maluku dan Kalimantan Timur.

Anda mungkin juga menyukai