Anda di halaman 1dari 3

BAHASA DAERAH VS BAHASA GAUL (ALAY)

Oleh Gemmy Rozalia

Di era modern seperti sekarang ini, kita dapat melihat bahwa pengguna bahasa
daerah sudah mulai memudar, terutama dikalangan remaja sudah mulai banyak yang
meninggalkannya dan beralih ke bahasa gaul (alay) dalam berkomunikasi, entah itu
berkomunikasi dengan temannya, dengan oranglain bahkan dengan orangtuanya
sendiri. Dapat kita temukan, hanya sedikit saja remaja yang masih
mempertahankannya dan masih menggunakannya dalam berkomunikasi. Sehingga
dikhawatirkan remaja sekarang tidak lagi mengerti bahasa daerahnya sendiri.
Kebanyakan remaja saat ini menggunakan bahasa gaul (alay) sebagai proses
komunikasi dengan teman- temannya.
Mereka lebih sering dan suka menggunakan bahasa gaul (alay) daripada
menggunakan bahasa daerahnya sendiri dalam berkomunikasi sehari- hari. Hal ini
mungkin karena mereka merasa malu, merasa ketinggalan jaman atau merasa tidak
gaul (alay) jika mereka masih menggunakan bahasa daerahnya. Bahkan, tidak hanya
remaja- remaja saja yang sekarang menggunakan bahasa gaul (alay), namun anakanak Sekolah Dasar (SD) pun sudah tidak lagi menggunakan bahasa daerahnya dan
mulai ikut- ikutan menggunakan bahasa gaul (alay) dalam berkomunikasi sehari- hari
dengan teman- temannya.
Pengaruh memudarnya penggunaan bahasa daerah mungkin salah satunya yaitu
pengaruh sinetron- sinetron yang sekarang ini sedang popular di kalangan remaja.
Dalam sinetron tersebut, kita dapat melihat bahwa penggunaan dialognya tidak
menggunakan tata bahasa Indonesia yang baku dan malah menggunakan bahasa gaul
(alay). Itulah yang membuat remaja dan anak- anak sekarang lebih suka dan sering
menggunakan bahasa gaul (alay) dalam berkomunikasi, karena mereka sering
menonton sinetron yang mereka sukai dan pastinya jika mereka menyukainya maka
merekapun akan mengikuti atau menirunya. Sehingga tak jarang jika kita sering
mendengar remaja dan anak- anak mengatakan, OMG hello!!!! atau juga kata
keleus, dalam komunikasinya, dan masih banyak kata- kata lainnya. Bahkan tidak
hanya untuk komunikasi secara lisan saja, bahasa gaul (alay) juga digunakan para

remaja dalam sms ataupun status di facebook. Contoh bahasa alay yang sering di
gunakan yaitu :

Gue : W, Wa, Q, Qu, Gw.

Aku : Akyu, Akuwh, Akku, q.

Lo/kamu : U, Loe, Elo,

Aja : Ja, Ajj (Ajj bacanya apa ya?)

Banget : Bangedh, Beud, Beut (sekalian aja baut sama obeng)

Ya/Iya : Yupz, Ia, Iupz, Yuhuu, Ea.

Ketawa : wkwkwk, xixixi, haghaghag, w.k.k.k.k.k., wkowkowkwo (bacanya apa


coba tolong jelaskan)

Nggak : Gga, Gax, Gag, Gz

Hai : Ui (Apa Ui? Universitas Indonesia?)

Mengeluh : Hufft
Dan itulah sedikit contoh bahasa alay yang sering digunakan, namun masih

banyak lagi kata- kata lainnya. Jika setiap hari remaja menggunakan bahasa gaul
(alay) dalam berkomunikasi entah itu dalam lisan maupun tulisan, maka yang
dikhawatirkan adalah remaja akan linglung jika mereka dihadapkan untuk
mengerjakan soal- soal bahasa Indonesia yang mempunyai aturan baku tentang huruf
besar dan kecil, tanda baca, dan lainnya. Dan mungkin mereka akan lupa bahasa
daerah mereka sendiri.
Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa keberadaan bahasa gaul (alay)
malah dapat memperkaya kajian para ahli linguistik. Bahasa Indonesia justru akan
teruji dan berkembang sesuai zamannya, dengan adanya berbagai variasi bahasa di
sekitarnya, ujar sulaeman, yang tengah menyusun disertasi dengan fokus
penggunaan bahasa gaul di berbagai situs jaringan sosial. Dan ada yang berpandapat
bahwa penggunaan bahasa gaul (alay) tidak masalah selama penggunaanya itu dalam
situasi atau tempat yang sesuai. Misalnya dalam berkomunikasi dengan teman
sebaya, kita menggunakan bahasa yang santai dan tidak perlu menggunakan bahasa
yang resmi tetapi masih dalam batasan bahasa yang wajar. Namun, disisi lain ada juga
yang berpendapat bahwa bahasa gaul (alay) akan mengancam dan merusak bahasa
Indonesia. Bahasa alay juga merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap

bahasa Indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi


sekarang. Sehingga, keberadaan bahasa gaul (alay) tersebut terdapat dampak positif
dan dampak negatifnya. Namun jika di lihat- lihat banyak dampak negatifnya, salah
satunya yaitu, bahasa gaul (alay) dapat merusak tatanan bahasa Indonesia yang baku,
bahasa gaul (alay) menggeser keberadaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia,
penggunaan bahasa gaul (alay) menjadikan remaja meninggalkan dan melupakan
bahasa daerahnya. Dampak negatif lainnya, bahasa Alay dapat mengganggu siapapun
yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak
semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata Alay tersebut. Terlebih lagi dalam
bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk
memahaminya.
Sekarang ini Perlu adanya kesadaran untuk menggunakan bahasa daerah dalam
berkomunikasi di kalangan remaja. Sebab, jika remaja terus menerus menggunakan
bahasa gaul (alay) dalam berkomunikasi di khawatirkan mereka akan lupa akan
bahasa daerahnya sendiri. Selain itu, perlu adanya peran orang terdekat misalnya
orang tua kita untuk mengingatkan dan membiasakan agar kita selalumenggunakan
bahasa daerah kita untuk berkomunikasi, yaitu dengan cara membiasakan
berkomunikasi di rimah menggunakan bahasa daerah kita. Sehingga jika kita sudah
terbiasa maka kemungkinan besar untuk melupakan bahasa daerah kita akan lebih
sedikit.
Jika bahasa daerah kita yang beragam ini punah, yang akan rugi tentunya kita
sendiri. Bangsa yang besar dari keberagaman suku, budaya, dan bahasa ini akan
hilang keunikannya jika bahasa daerah yang kita miliki ini menghilang dari bumi
Indonesia. Setuju jika bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa persatuan dan
setuju jika bahasa gaul (alay) digunakan untuk berkomunikasi dalam pergaulan
remaja, asalkan masih dalam kaidah bahasa yang baik dan tidak melupakan bahasa
daerah kita sendiri. Banggalah dengan bahasa daerah kita masing- masing, karena
dengan itu keindonesiaan kita akan nampak.

Anda mungkin juga menyukai