Laporan PBL GEH Gastroenterohepatologi
Laporan PBL GEH Gastroenterohepatologi
SKENARIO
Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke Puskemas dengan keluhan utama berak
encer yang disertai darah dan lendir. Keluhan ini dirasakan sejak beberapa bulan yang
lalu. Wanita ini juga mengeluhk sakit perut yang sifatnya hilang timbul dan
penurunan berat badan kurang lebih 5 kg dalam satu bulan terakhir. Ia berusaha
mengobati penyakitnya dengan meminum obat anti diare namun tidak memberikan
hasil
KATA SULIT
Diare adalah defekasi dengan konsistensi tinja cair/setengah cair dengan kandungan
air lebih dari biasanya (200 - 400 ml) per 24 jam dengan frekuensi lebih dari 3x
sehari. Berdasarkan waktunya diklasifikasikan sebagai Diare akut (< 2 minggu) dan
Diare Kronik (> 2 minggu) biasanya pada feces terdapat lendir dan/atau darah .
KATA KUNCI
Identitas : Wanita, 45 tahun
KU
: Berak encer disertai darah dan lendir
Onset
: Beberapa bulan yang lalu
KL
: Sakit perut intermitten
BB menurun > 5 kg dalam 1 bulan terakhir
Riwayat Pengobatan : obat antidiare tidak berhasil
PERTANYAAN
1.
Bagaimana Anatomi, Histologi, Faal, Biokimia organ yang berkaitan dari
2.
3.
4.
5.
6.
skenario di atas?
Bagaimana patomekanisme keluhan utama?
Bagaimana hubungan antar gejala yang dialami oleh pasien pada skenario?
Klarifikasi onset?
Anamnesis tambahan apa yg dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis?
Jenis pemeriksaan tambahan apa yang haus dilakukan untuk pasien dengan
JAWABAN
1) Berdasarkan keluhan pasien diatas, dapat disimpulkan berhubungan saluran
gastrointestinal
Anatomi
-
Intestinum Tenue
caecum.
Terdiri
dari
duodenum,
DUODENUM
Disebut
usus
12
jari
oleh
karena
di sebelah ventral dengan hepar, vesica fellea, colon transversum, intestinum tenue.
yang tersebut tadi jelas terlihat perbedaannya bila dibandingkan jejenum bagian proximal
dengan ileum bagian distal, di bagian tengah perbedaan-perbedaan tersebut kurang jelas.
Mesenterium pada jejenum kelihatan lebih terang oleh karena jaringan lemak
extraperitoneal hanya terbatas pada pangkal pembuluh darah, sedangkan pada ileum jaringan
lemak tersebut mengikuti seluruh panjang pembuluh darah sampai pada dinding ileum.
Kurang lebih 1 meter di sebelah proximal dari ujung terminal ileum terdapat
diverticulum ilei [ = diverticulum Meckeli ], sebagai sisa dari ductus omphalomesentericus.
Ukuran diverticulum ini sebesar 5 cm.
LOKALISASI
Jejenum dan ileum menempati sebagian besar cavum abdominis bahkan sampai ke dalam
cavum pelvicum. Mesenterium berbentuk kipas dengan bagian yang terlebar di bagian tengah
sebesar 20 cm, melekat pada dinding dorsal abdomen dan tempat melekatnya disebut radix
mesenterii. Panjang radix mesenterii kira-kira 15 cm, terletak miring dari kiri atas ke kanan
bawah, dimulai dari flexura duodeno-jejenalis [ setinggi corpus vertebrae lumbalis II ] sampai
setinggi articulatio sacroiliaca dextra. Oleh karena jejenum ileum bentuknya lebih panjang
daripada radix mesenterii maka jejenum ileum terletak berkelok-kelok, sangat mobil atau
mudah bergerak.
Di dalam mesenterium terdapat cabang-cabang dari a.mesenterium superior, nervus,
lymphonodus, pembuluh lymphe dan jaringan lemak.
Radix mesenterii menyilang di sebelah ventral pars horizontal duodeni, corpus vertebrae
lumbalis III dan ureter dexter.
VASCULARISASI
Aliran darah bersumber pada a.mesentrica superior melalui cabang aa.jejenales dan
aa.ileae. Pembuluh-pembuluh darah berjalan di dalam mesenterium.
INNERVASI
Jejenum ileum mendapatkan innervasi dari plexus mesentericus superior, dan
percabangan serabut saraf berjalan mengikuti cabang-cabang arteri.
LYMPHONODUS
Di dalam mesenterium terdapat banyak lymphonodus dari berbagai ukuran dan dibagi
menjadi 3 kelompok, sebagai berikut :
Intestinum Crassum
Lebih pendek daripada intestinum tenue, panjang kira-kira 1,5 meter.
Pangkalnya lebih lebar daripada ujung distalnya.
Terdiri dari :
1. caecum dan processus vermiformis
2. colon
3. rectum.
Pada intestinum crassum dapat dilihat struktur-struktur sebagai berikut :
Taenia coli, yang dibentuk oleh bersatunya serabut-serabut stratum
longitudinale lapisan muscularis; terdapat 3 taenia yang terletak pada ketiga sisi dari
intestinum crassum, yakni taenia omentalis, taenia libera dan taenia mesocolica.
Haustra, yang terbentuk oleh adanya taenia tersebut tadi; taenia lebih pendek
stratum circulare yang terjadi lebih cepat daripada stratum longitudinale, dengan
demikian terbentuk plica ke arah mucosa dan disebut plica semilunaris.
Appendices epiploicae, yaitu lipatan peritoneum yang berisi jaringan lemak
Pada caecum terdapat juga muara dari processus vermiformis [ = appendix ], dan pada
pangkalnya terdapat valvula processus vermiformis. Processus vermiformis berbentuk
silindris, mempunyai lumen dan berujung buntu. Baik letak, maupun panjang dan arah dari
processus vermiformis sangat bervariasi. Letaknya bisa retro caecal, sub caecal, retro colica,
pre ileal dan post ileal. Processus vermiformis mempunyai alat penggantung, yang disebut
mesenteriolum atau mesoappendix sehingga processus vermiformis terletak intra peritoneal.
Pada pangkal processus vermiformis ketiga taeniae coli bersatu.
COLON
Terdiri dari :
1. colon ascendens
2. colon transversum
3. colon descendens
4. colon sigmoideum
COLON ASCENDENS
Merupakan kelanjutan dari caecum ke arah cranial, mulai dari fossa iliaca dextra, berada di
sebelah ventral m.quadratus lumborum, di ventral polus inferior ren dexter, membelok ke kiri
setinggi vertebra lumbalis II, membentuk flexura coli dextra, selanjutnya menjadi colon
transversum.
Pada facies ventralis terdapat taenia libera, pada facies dorsolateral terdapat taenia omentalis
dan pada facies dorsomedial terdapat taenia mescolica.
Colon ascendens ditutupi oleh peritoneum, disebut letak retroperitoneal.
COLON TRANSVERSUM
Mulai dari flexura coli dextra, berjalan melintang ke kiri melewati linea mediana, agak
miring ke cranial sampai di tepi kanan ren sinister, d sebelah caudal lien, lalu membelok ke
caudal. Belokan ini disebut flexura coli sinistra, terletak setinggi vertebra lumbalis I, difiksasi
pada diaphragma oleh ligamentum phrenico colicum.
Pada facies ventralis terdapat taenia omentalis, pada facies inferior terdapat taenia libera dan
pada facies dorsalis terdapat taenia mesocolica.
Di sebelah cranial dari kanan ke kiri colon transversum berbatasan dengan :
hepar
vesica fellea
7
Di sebelah caudal berbatasan dengan jejenum. Di sebelah ventral ditutupi oleh omentum
majus. Di sebelah dorsal dari kanan ke kiri berbatasan dengan :
caput pancreatic
ren sinister.
sacrum dan flexura perinealis yang mengikuti lengkungan perineum. Bagian cranialis disebut
pars ampularis recti dan bagian caudalis disebut pars analis recti.
Pada pars ampularis terdapat 3 buah plica transversalis yang dibentuk oleh penebalan stratum
circulare tunica muscularis. Plica yang tengah sangat tebal, disebut plica transversalis
Kohlraush, berfungsi sebagai penahan isi rectum.
Pada pars analis terdapat plica yang arahnya longitudional dan disebut columna rectalis
Morgagni. Di sebelah analis columna rectalis bersatu membentuk anulus rectalis [ = anulus
haemorrhoidalis ]. Di sebelah profunda mucosa terdapat plexus venosus yang disebut plexus
haemorrhoidalis.
VASCULARISASI
Bersumber pada :
I.
A.coecalis anterior
A.coecalis posterior
A.appendicularis
R.ilealis
Histologi
Struktur Umum Saluran Cerna
Saluran cerna adalah tabung berongga terdiri atas lumen dengan garis tengah
bervariasi, yang dikelilimgi oleh dinding dengan empat lapisan utama: mukosa,
submukosa, muskularis eksterna dan serosa.
Mukosa terdiri atas epitel pelapis, lamina propria yang merupakan jaringan ikat
longgar dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan serat otot polos,
kadang-kadang mengandung kelenjar dan jaringan limfoid dan muskularis mukosa
umumnya terdiri atas lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapis longotudinal luar
serat otot polos yang memisahkan lapisan mukosa dari submukosa. Mukosa sering
disebut membran mukosa.
Submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah,
pembuluh limfe dan pleksus saraf submukosa(pleksus meissner). Mungkin juga
mengandung kelenjar dan jaringan limfoid
Muskularis mengandung sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral dan terbagi
dalam dua lapisan menurut arah utama perjalanan sel otot. Pada lapisan dalam (dekat
ke lumen), arah jalannya sirkular, pada lapisan luar, kebanyakan arahnya memanjang.
Lapisan muskularis juga mengandung pleksus saraf mienterikus (pleksus Aauerbach),
yang terletak diantara kedua lapisan otot tadi dan pembuluh darah serta pembuluh
limfe
terdapat
dalam
jaringan
ikat
diantara
kedua
lapisan.
Serosa adalah suatu lapisan tipis terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya
pembuluh darah dan pembuluh limfe serta jaringan lemak dan epitel selapis gepeng
sebagai pelapis (mesotel).
Fungsi utama epitel pelapis saluran cerna adalah sebagai sawar permeabel selektif
antara isi saluran cerna dan jaringan tubuh, memudahkan transfor dan pencernaan
makanan, memperbaiki penyerapan produk hasil pencernaan dan menghasilkan
hormon yang mempengaruhi aktifitas sistem pencernaan. Sel-sel pada lapisan ini
menghasilkan mukus (lendir) atau terlibat dalam pencernaan atau penyerapan
10
kumpulan
sel
saraf
yang
membentuk
ganglia
parasimpatis
kecil.
1. Rongga Mulut
Seluruh cavum oris dibatasi oleh membrana mucosa dengan epitel gepeng berlapis.
Pada waktu embrio epitel tersebut membentuk gigi dan kelejar ludah.
Cavum oris disebeleh depa dibatasi oleh suatu celah yang disebut: rima oris dengan
labium superior et inferior sebagai dindingnya. Sebelah lateral cavum oris dibatasi
oleh pipi dan sebelah bawah terdapat dasar mulut dengan lidahnya dan sebagi
atapnya adalah palatum. Sedangkan disebelah dorsal terdapat hubungan dengan
pharynx yang merupakan lubang yang disebuat faucia.
Labium oris
Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk. Sel-sel
permukaannya mempunyai inti dengan sedikit granul keratin di dalamnya. Pada
bagian bibir dapat diamati peralihan antara epitel tanpa lapisan tanduk menjadi epitel
berlapis tanduk. Lamina propria berpapil serupa pada dermis kulit dan menyatu
dengan submukosa yang mengandung kelenjar-kelenjar liur kecil secara difus.
Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi oleh
epitel berlapis gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa melekat pada
11
jaringan tulang. Bagian pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak
kelenjar mukosa dalam submukosa.
Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke
bawah dari bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian pusatnya adalah otot
dan
jaringan
ikat
areolar
yang
ditutupi
oleh
mukosa
mulut
biasa.
Baik labium oris superior maupun labium oris inferior mempunyai daerah permukaan
yang berbeda struktur histologisnya yaitu
(a) Facies externa
Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit disekitar mulut. Maka
gambaran hstologisnya sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi oleh epidermis yang
merupakan epitel gepeng berlapis berkeratin. Dibawah epidermis terdapat jaringan
pengikat yang disebut corium yang membentuk tonjolan-tonjolan ke arah epidermis
yang disebut sebagai papila corii. Sel-sel basal epidermis mengandung butir-butir
pigmen. Seperti juga pada struktur kulit lainnya pada permukaan kulit ini dilengkapi
oleh alat-alat tambahan kulit seperti glandula sudorifera, glandula sebacea dan folikel
rambut.
(b)Rubrum labii
Merupakan daerah peralihan antara facies externa dan facies interna. Epitelnya
merupakan lanjutan dari epidermis yang mengalami perubahan pada stratum
corneumnya yang makin menipis sampai menghilang. Tetapi epitelnya semakin
menebal.
Lidah
Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi membran mukosa yang strukturnya
bervariasi menurut daerah yang diamati. Serat-serat otot saling menyilang dalam 3
bidang, yang bergabung dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan ikat.
Membran mukosa melekat dengan erat pada otot, karena jaringan ikat dari lamina
propria
menyusup
ke
dalam
celah-celah
diantara
berkas-berkas
otot.
Pada permukaan bawah lidah mukosanya licin. Permukaan dorsal lidah tidak teratur,
dianterior ditutupi banyak tonjolan kecil yang disebut papila. Sepertiga bagian
posterior permukaan dorsal lidah dipisahkan dari dua per tiga bagian anteriornya oleh
batas berbentuk V. Di belakang batas ini permukaan lidah berkelompok limfosit
kecil: kelompok kecil limfonoduli dan tonsila lingualis, dengan limfonoduli
berkumpul
mengelilingi
invaginasi
(kriptus)
dari
membran
mukosa.
12
(a)nPapila
Papila adalah penonjolan epitel mulut serta lamina propria yang mengambil bentukbentuk dan fungsi berlainan. Ada empat jenisnya dari papilla tersebut yakni :
- Papila filiformis berbentuk kerucut menanjang, jumlahnya banyak dan tersebar
ndiseluruh permukaan lidah. Epitel yang tidak mengandung kuncup kecap, sebagian
ffberlapis tanduk.
- Papila fungiformis mirip jamur karena memiliki tangkai sempit dan bagian atas
ffmelebar dengan permukaannya yang licin. Papila yang mengandung kuncup kecap
ffpada permukaan atasnya tersebar secara tidak teratur di antara papila filiformis.
- Papila foliata kurang berkembang pada manusia, terdiri atas dua atau lebih rabung
ff(ridge) dan alur (furrow) paralel pada permukaan dorsolateral lidah. Duktus dari
ffkelenjar serosa bermuara pada dasar alur.
- Papila sirkumvalata adalah papila sirkular yang sangat besar, dengan permukaan
dddatarnya menonjol di atas papila lain. Papila sirkumvalata tersebar sepanjang
dddaerah posterior lidah.
Kelenjar serosa mensekresi lipase, untuk mencegah terbentuknya lapisan hidrofobik
diatas kuncup kecap yang dapat menghambat fungsinya. Aliran sekret ini penting
untuk menghanyutkan parti kel makanan dari kuncup kecap agar dapat menerima dan
mengolah rangsangan baru. Selain kelenjar serosa terdapat kelenjar mukosa dan
serosa kecil tersebar pada pelapis rongga mulut dengan fungsi sama yaitu
menyiapkan kuncup-kuncup kecap di bagian lain dari rongga mulut: epiglotis, faring,
palatum
untuk
berespon
terhadap
rangsangan
pengecap.
2.Faring
Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan
sistem pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. Faring
dilapisi oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah bagian
respirasi yang tidak mengalami gesekan. Daerah terakhir ini dilapisi oleh epitel
bertingkat silindris bersilia bersel goblet. Faring mengandung tonsila, mukosa faring
memiliki banyak kelenjar mukosa kacil dalam lapisan jaringan ikat padat. Muskular
konstriktor
dan
longitudinalis
faring
terletak
di
luar
lapisan
ini.
13
Pada oramg dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar dalam 2
lengkung simetris bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8 gigi pada
pada setiap kuadrannya: 2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap
didahului oleh 20 gigi susu (desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak memiliki
pendahulu gigi desiduanya. Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas
gingiva (gusi), bagian mahkota (korona), satu atau lebih radiks di bawah gingiva
yang menahan gigi dalam soket tulang yang disebut alveolus. Korona ditutupi oleh
email yang sangat keras, sedangkan radiks oleh sementum. Kedua pelapis ini
bertemu pada bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam gigi mengandung materi lain
yang disebut dentin, yang mengelilingi rongga berisi jaringan yang dikenal sebagai
rongga pulpa. Rongga pulpa meluas ke apeks radiks (saluran radiks), tempat sebuah
muara (foramen apikal) memungkinkan masuk dan keluarnya pembuluh darah,
pembuluh limfe dan saraf dari rongga pulpa. Ligamen (membran periodontal) adalah
struktur fibrosa berkolagen yang tertanam dalam sementum yang berfungsi menahan
gigi
dengan
erat
pada
soket
tulangnya
(alveolus).
Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih keras karena
kandungan garam kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat kering). Terutama terdiri
atas serat kolagen tipe 1, glikosaminoglikan dan garam kalsium dalam bentuk kristal
hidroksiapatit. Matriks organik dentin dihasilkan oleh odontoblas, sel yang melapisi
permukaan dalam gigi, memisahkan dari rongga pulpa.
Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya menghasilkan matriks
organik pada permukaan dentin. Sel-sel inti memiliki struktur sel penghasil sekret
terpolarisasi dengan gradul sekresi yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel ini
mengandung sebuah inti pada basisnya. Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma
halus yang menerobos secara tagak lurus terhadap lebar dentin yaitu juluran
odontoblas. Juluran-juluran halus ini secara berangsur memanjang seiring dengan
menebalnya dentin, berjalan dalam saluran halus disebut tubul dentin yang bercabang
dekat batas dentin dan email. Juluran odontoblas berangsur menipis ke arah ujung
distalnya. Matriks yang dihasilkan odontoblas belum mengandung mineral dan
disebut predentin. Mineralisasi dari dentin yang berkembang dimulai bila vesikel
bermembran (vesikel matriks) mulai muncul, mengandung kristal hidroksiapatit
14
halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai tempat nukleasi bagi pengendapan mineral
selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya.
Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan bermineral untuk waktu
yang
lama
setelah
musnahnya
odontoblas.
Karena
dimungkinkan
untuk
mempertahankan gigi yang pulpa serta odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi.
Pada gigi orang dewasa, pengrusakan email penutup oleh erosi akibat pemakaian
atau karies dentis (lubang gigi) biasanya memicu reaksi dalam dentin yang
menyebabkan membuatmkomponen-komponennya.
Email adalah unsur paling keras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung
kalsium. Ia terdiri atas lebih berkurang 95% garam kalsium (terutama hidroksiapatit),
0,5% materi organik dan sisanya adalah air. Email dibentuk oleh sel-sel ektodermal,
kebanyakan struktur lain dari gigi berkembang dari mesodermal atau sel kristal
neural. Matriks organik email tidak terdiri atas serabut-serabut kolagen tetapi terdiri
atas sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan
enamelin. Peran protein ini dalam mengatur unsur mineral dari email sedang. Email
terdiri atas batang atau kolom kristal hidroksiapatit memanjang, batang (prisma)
email digabung menjadi satu oleh email antar-batang. Email antar-batang dan batang
email dibentuk oleh kristal hidroksiapatit, hanya berbeda dalam orientasi kristalnya.
Setiap
batang
terbentang
pada
keseluruhan
tebal
lapisan
email.
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Sel silindris tinggi ini
mempunyai banyak mitokondria di daerah di bawah inti. Retikulum endoplasma
kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik, terdapat di atas inti. Setiap
ameloblas memiliki juluran apikal dikenal sebagai prosesus tomes, mengandung
banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein yang menyusun matriks
email.
Pulpa gigi terdiri atas jaringan ikat longgar. Unsur utamanya ialah odontoblas,
fibroblas, serabut kolagen halus dan substansi dasar dengan glikosaminoglikans.
Pulpa adalah jaringan dengan banyak saraf dan pembuluh darah. Pembuluh darah dan
serat
saraf
bermielin
memasuki
foramen
apikal
dan
bercabang
banyak.
Beberapa serat saraf hilang selubung mielinnya dan menyusup untuk jarak tertentu ke
dalam tubul dentin. Serabut-serabut ini peka terhadap nyeri, satu-satunya sensasi
padaagigi.
15
StukturaTerkait
Struktur yang berfungsi mempertahankan gigi dalam tulang dan maksila dan
mandibula terdiri atas sementum, ligamen periodontal, tulang alveolus dan gingiva.
(a).vSementum
Jaringan ini menutupi dentin radiks dan komposisinya serupa tulang, meskipun tidak
ada sistem Havers dan pembuluh darah. Pada bagian apikal radiks lebih tebal,
terdapal sel-sel yang mirip osteosit, yaitu sementosit. Seperti osteosit, mereka
terkurung dalam lakuna yang saling berhubungan melalui kanalikuli. Seperti jaringan
tulang, sementum adalah labil dan bereaksi dengan resorpsi atau produksi jaringan
baru sesuai dengan stres yang dialaminya. Bila ligamen periodontal dihancurkan,
sementum akan mengalami nekrosis dan mungkin diserap. Produksi sementum
mengatur pertumbuhan normal gigi dan memelihara kontak erat antara radiks gigi
danbsoketnya.
(b).bLigamenmPeriodontal
Ligamen periodontal terdiri atas jaringan ikat padat, yamg serat-seratnya masuk ke
dalam sementum gigi dan menambatnya pada dinding tulang sakunya. Berfungsi
sebagai periosteum bagi tulang alveolus. Serat-serat disusun sedemikian rupa agar
dapat menahan tekanan sewaktu mengunyah, hal ini mencegah pemindahan tekanan
langsung pada tulang, suatu proses yang akan menimbulkan resorpsi setempat.
Kolagen dari ligamen periodontal memiliki kecepatan pergantian protein yang tinggi
dan banyak mengandung kolagen yang larut. Celah-celah diantara serat-seratnya
terisi dengan glikosaminoglikans. Kecepatan pembaruan kolagen yang tinggi dalam
ligamen periodontal memberi peluang bagi proses-proses yang mempengaruhi
pembuatan kolagen atau protein, misalnya defisiensi protein atau vitamin C
mengakibatkan atrofi pada ligamen ini.
(c).nTulangmAlveolus
Bagian tulang ini berkontak langsung dengan ligamen periodontal. Tulang dari jenis
belum dewasa ini (tulang primer) dengan serat-serat kolagen yang tidak disusun
menurut pola berlamel khas pada tulang dewasa. Tulang yamg paling dekat pada akar
gigi membentuk soket gigi. Pembuluh dan saraf melintasi tulang alveolus ini menuju
foramen apikal dan radiks untuk memasuki pulpa.
16
(d).hGingiva
Gingiva adalah membran mukosa yang secara erat melekat pada periosteum tulang
maksila atau mandibula. Ia terdiri atas epitel berlapis gepeng dan banyak papil
jaringan ikat. Epitel ini melekat pada email gigi oleh kutikula yang menyerupai
lamina
basal
tebal
dan
membentuk
perlekatan
epitel
Gottlieb.
Sel-sel epitel melekat pada kutikula oleh hemidesmosom. Diantara email dan epitel
terdapat
celah
gingiva,
lekukan
sempit
di
sekeliling
korona.
Perkembangan Gigi
Pada minggu keenam kehamilan, lapis basal epitel mulut (ektoderm) berproliferasi
dan tumbuh ke dalam ektomesenkim di bawahnya, yang berkembang dari krista
neural. Sabuk berbentuk tapal kuda yang dikenal sebagai lamina dentis dibentuk pada
tiap rahang. Penjuluran ektodermal ini membentuk sungkup di atas kelompok
ektomesenkim dan setiap kelompok sel (kuncup gigi) akan berkembang menjadi gigi
desidua. Ektomesenkim dibentuk oleh sel-sel mesenkim sehubungan dengan sel
krista neural yang berasal dari ektoderm. Sel-sel ektodermal kemudian berdegenerasi
dan menghilang. Komponen ektodermal kuncup gigi membentuk organ email yang
berfungsi untuk menghasilkan email. Komponen ektomesenkim membentuk papila
dentis yang akan mengembangkan sel odontoblas (sel yang menghasilkan dentin) dan
struktur pulpa dentis lainnya. Mesenkim juga memadat disekitar organ email dan
akhirnya berkembang menjadi sementoblas (sel yang membentuk sementum) dan
ligamen periodontal.
Organ email terus membesar dan mengambil bentuk genta pada minggu ke-8
kehamilan. Epitel email luar (eksterna), yang berhubungan dengan lamina dentis
bertakuk oleh banyak pembuluh kapiler. Sel berbatasan dengan papila dentis menjadi
silindris dan menyusun epitel email dalam (interna). Sel ini berkembang menjadi
ameloblas (sel yang akan menghasilkan email). Sel epitelial di antara lapis luar dan
dalam menyusun retikulum stelata dan stratum intermedium.
Sebelum ameloblas mulai mensekresi email, mereka merangsang sel-sel lapisan
superfisial dari papila dentis untuk memanjang dan berkembang menjadi odontoblas.
Odontoblas mulai mensekresi predentin, yang merangsang pembentukan email oleh
ameloblas.
Pembentukan Dentin
17
18
bakal gigi molar permanen berturut-turut terlepas. Bakal gigi molar kedua dan ketiga
tidak dibentuk sampai sesudah lahir.
4.kEsofagus
Merupakan sebuah tabung lurus yang ada pada orang dewasa panjangnya sekitar 25
cm, berfungsi memindahkan makanan dari mulut ke dalam lambung. Sebagian besar
terdapat dalam mediastinum, setelah melalui diaphragma masuk dalam cavum
abdominalis untuk bermuara dalam gaster. Ia dilapisi oleh epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosa terdapat kelompokan kelenjar penghasil
mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada lamina propria dekat lambung terdapat
kelompokan kelenjar yang disebut kelenjar kardia esofagus yang juga menghasilkan
mukus. Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas serat otot polos, pada
bagian tengah terdapat campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat otot polos,
pada ujung proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam
rongga peritoneum yang ditutupi oleh serosa. Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat
longgar yang disebut adventisia.
A. Tunica mucosa
Karena kontraksi otot-otot stratum circulare tunica muskular maka tunica mukosa
membentuk lipatan-lipatan memanjang.
1. Epitil, tebalnya mencapai 300 mikron dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa
keratinasi dengan kira-kira 25 lapis sel.
2. Lamina propria, merupakan jaringan pengikat longgar yang tidak banyak
mengandung sel-sel. Bentuk tubuler dan saluran keluarnya melalui puncak papila
untuk bermuara dalam lumen. Bentuknya mirip glandula cardiaca maka disebut
sebagai glandula oesophagea cardiaca.
3. Lamina muskularis mucosa, merupakan lapisan otot polos yang tebal. Hanya
memiliki lapisan serabut-serabut yang tersusun longitudinal.
B. Tunica submukosa
Lapisan sangat longgar hubungannya dengan lapisan dibawahnya hingga dapat
membentuk lipatan-lipatan memanjang. Tebalnya sekitar 300-700 mikron. Di dalam
tunica submukosa terdapat kelenjar yang berbentuk tubulo alveolar kompleks dan
menghasilkan mukus. Saluran keluarnya menembus muscularis mukosa kemudian
melalui diantara papila untuk bermuara ke dalam lumen. Kelenjar ini dinamakan
glandula oesophagea propria.
19
C. Tunica muskularis
Terdiri atas dua lapisan masing-masing sebagai:
Stratum circulare : disebelah dalam
Stratum longitudinale : disebelah luar
Di bagian atas stratum circular menebal membentuk m. Sphincter oesophageus
superior. Pada bagian sebelah oral, seluruhnya terdiri atas otot bercorak. Pada
bagian tengah terdiri atas campuran otot bercorak dan otot polos. Pada bagian anal
terdiri seluruhnya stas otot polos. Pada perbatasan dengan ventrikulus terdapat m.
Sphincter oesophageus inferior.
D. Tunica adventitia
Pada bagian terluar dari lapisan ini merupakan jaringan pengikat longgar. 2-3 cm
sebelum ventrikulus terdapat banyak serabut-serabut elastis yang melekat pada
diaphragma. Fungsi oesophagus terutama untuk menyalurkan makanan dari pharynx
ke ventrikulus.
5.vGaster
Gaster merupakan pembesaran tractus digestivus yang berbentuk sebagai kantong.
Dalam keadaan kosong ruang di dalamnya tidak jauh lebih besar daripada ruang
usus. Makanan dan minuman dari eosophagus akan bermuara dalam cardia.
Disebelah kiri cardia, dinding ventriculus sedikit lebih membesar, dimana terdapat
fundus ventriculi. Sisi yang melengkung di sebelah kanan dan kiri masing-masing
disebut sebagai curvatura minor dan curvatura mayor. Kedua sisi ini membatasi
permukaan facies anterior dan fascies pesterior. Bagian terbesar yaitu corpus
ventriculi yang melanjutkan diri dengan menyempit disebut pylorus ventriculi.
Selanjutnya
pylorus
akan
bermuara
dalam
duodenum.
A. Tunica mucosa
Pada keadaan hidup biasanya terlihat merah muda kecuali pada daerah cardia dan
pylorus agak pucat. Tampak pada permukaan lipatan-lipatan yang disebut rugae
karena longgarnya tunica submucosa di bawahnya. Terdapat gambaran yang lebih
menetap yaitu tonjolan-tonjolan yang membentuk bulat dipisahkan oleh alur-alur
disekitarnya yang dinamakan areola gastrica. Sebagian besar tunica mucosa terisi
oleh kelenjar lambung yaitu : glandula cardiaca, glandula fundica, dan glandula
pylorica.
20
Epitel
Dilapisi oleh epitel silindris selapis. Didaerah cardia terdapat peralihan dari epitel
oesophagus. Semua sel epitel merupakan sel yang menghasilkan mucus. Sel-sel
epitel tersebut dijumpai adanya terminal bars. Dengan mikroskop elektron
tampak microvili pada permukaan dengan lapisan karbohidrat pada membran
plasma. Pada sitoplasma terdapat butir musigen, bentuk bintang dengan warna
gelap dan homogen. Dalam keadaan normal sel-sel epitel ini selalu diperbarui
setiap 3 hari. Tanda-tanda regenerasi tampak pada bagian dasar foveola gastrica.
Sel-sel yang terbentuk baru akan mendorong ke atas utuk menggantikan sel-sel
yang dilepaskan.
Laminakpropria
Jaringan pengikat pada lamina propria ini sangat sedikit karena terdesak oleh
kelenjar-kelenjar yang begitu rapat, yaitu jaringan ikat kolagen dan retikuler.
Infiltrasi limfosit tersebar secara difusi dan kadang-kadang ditemukan
lymphanodulus solitarius.
Ventriculi terdapat 3 macam kelenjar :
-gGlandulafcardiaca
Kelenjar ini terdapat disekitar muara oesophagus di dalam gaster. Glandula
cardiaca merupakan kelenjar tubuler kompleks yang bermuara pada dasar
foveola gastrica. Pada kelenjar ini hanya ditemukan satu jenis sel yaitu sel
mukosa yang mirip dengan sel mukosa pada glandula pylorica atau sel mukosa
leher dari glandula fundica.
-bGlandula fundica/glandula gastrica propria
Merupakan kelenjar utama pada dinding ventriculus yang menghasilkan getah
lambung. Bentuk masing-masing kelenjar ialah tubuler simplex bercabang,
bermuara pada dasar foveola. Ujung-ujungnya sedikit membesar dan bercabang
menjadi 23 buah. Ujung-ujung kelenjar mencapai lamina muscularis mucosa.
Dalam sebuah lambung terdapat sekitar 15 juta kelenjar.
Dalam kelenjar ini dibedakan 4 macam sel :
1) Sel principal = sel zimogen atau sel utama (chief cell)
Bentuk sel : silindris pendek atau kuboid, tersusun selapis pada atau 1/3
bagian distal dari kelenjar, Mudah rusak, tapi jika tidak ada asam lambung
21
2)
warna basofil
Sel parietal
Terdapat tersebar diantara sel utama sepanjang dinding kelenjar, Bentuk sel
seperti pyramid atau agak bulat pada dasarnya yang terdesak ke basal oleh
sel utama, Inti bulat, sitoplasma tampak asidofil serta adanya canaliculi
secretori yang tampak sebagai bangunan intraseluler, Diduga menghasilkan
asam HCl dalam getah lambung. Dengan mikroskop elektron terlihat :
- Permukaan sel yang mengadakan invaginasi membentuk canalikuli
- Microvili panjang
- Hubungan dengan sel utama diperkuat oleh zenula occluden dan
3)
desmosom
- Mitokondria tampak asidofil
- Kompleks golgi terdapat antara inti dan basal
Sel mukosa leher
Relatif sedikit dan terletak antara sel-sel parietal di daerah leher kelenjar,
Pada pewarnaan biasa mirip sel utama, tapi inti di basal agak pipih
Untuk membedakan dengan sel parietal, diwarnai dengan past/mucicarmine.
4)
tempat
sintesa
dan
penimbunan
serotonin,
Sifat-sifat lain : Lumen besar, Terdapat satu macam sel saja, Sel-selnya
berbentuk silindris dengan sitoplasma pucat yang mengandung butir-butir
tidak jelas, inti terdesak ke basal sel, Tampak kapiler sekretori di antara selsel kelenjar Dengan pewrnaan HE tampak sebagai sel zymogen atau sel
mucosa leher
- lamina muskularis mucosa gaster
terdiri atas serabut-serabut otot polos sirkuler sebelah dalam dan
longitudinal sebelah luar. Kadang-kadang terdapat lagi serabut sirkuler di
luar.
- Tunika submucosa
Merupakan jaringan ikat padat yang mengandung sel-sel lemak, mast cells,
sel limfoid
Tunika muscularis
Terdiri dari 3 lapisan berturut-turut dari dalam keluar, yaitu:
a. Stratum oblique
Terutama pada facies ventralis dan dorsalis di daerah fundus dan
corpus ventriculi.
b. Stratum circulare
Merupakan lapisan yang paling merata di seluruh bagian ventriculus,
di pylorus membentuk muskulus sphincter pylori.
c. Stratum longitudinal
Banyak pada daerah curvatura minor dan curvatura major.
Tunika serosa
Merupakan jaringan pengikat biasa yang sebelah luar dilapisi oleh mesotil
sebagai lanjutan dari peritoneum viscerale yang meneruskan sebagai
omentum majus. Pada perlekatan sepanjang curvatura minor dan major
tidak dilapisi oleh mesotil.
Fungsi Gaster
Tempat penimbunan sementara makanan dan minuman, dan tempat
mengadakan pencernaan yang dilaksanakan secara kimia dan mekanik
Menghasilkan getah lambung yang mengandung mucus air, electrolit,
pepsin, rennin
Sel parietal diduga menghasilkan gastric intrinsic factor untuk absorbsi
vit B12
Di dalam pilorus lambung segera sebelum peralihannya menjadi
duodenum disebut sfingter pilorus, dibentuk terutama oleh penebalan
hebat dari lapisan sirkuler muskularis eksterna.
23
Liberkhun.
Di
dalam
lamina
propria
yang
sebenarnya
Intestinum tenue atau usus halus ini dibedakan dalam 3 segmen berturut-turut
yaitu :
Duodenum
Panjang sekitar 30cm, letak retroperitoneal yang tertutup oleh peritoneum
parietale di sebelah ventralnya.
Jejunum
Ileum
Jejunum dan ileum dibungkus
seluruhnya
oleh
peritoneus
viscerale.
Dindingnya :
A. Tunika mucosa
Untuk memenuhi fungsi utama yaitu absorbsi makanan, maka perlu perluasan
dari permukaan tunika mucosa. Perluasan tersebut dilaksanakan dalam beberapa
tingkat :
Lipatan-lipatan tunika mucosa sampai tunika submucosa, yang melingkarlingkar yang disebut plica circularis atau valvula kerckingi (mirip lipatan).
Lipatan ini merupakan bangunan yang tetap yang tidak berubah karena
pembesaran usus. Lipatan tersebut dimulai 5cm distal dari pylorus yang
makin membesar dan paling besar pada akhir duodenum dan awal jejunum
Microvili
Dengan adanya microvili, maka luas permukaan diperbesar sekitar 30x. Pada
permukaan sel-sel epitel gambaran bergaris-garis yang disebut striated
border, yang merupakan tonjolan sitoplasmatis diliputi membrane sel.
Epitel
Bentuk epitel silindris selapis
Oleh vili intestinalis dan glandula dibagi 4 sel, yaitu :
a) Sel absorbtif
- Berbentuk silindris dengan tinggi 20 26
- Bentuk inti ovoid pada basal sel
- Pada permukaan bebas terdapat microvili
25
sebagai
plexus
nervosus,
submucosa
meisseri.
sepanjang intestinum.
b. Glandula duodenalis bruneri
26
menghilang.
c. Tunika muscularis
- Terdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :
Stratum circulare di sebelah dalam
Stratum longitudinal di sebelah luar
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat plexus myentericus aurbach
d. Tunika serosa
Merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan peritoneum viscerale
INTESTINUM CRASUM
Saluran usus ini mempunyai panjang sekitar 1,5 m, diameternya dua kali lipat
intestinum tenue. Tidak ada plica circularis dan juga vili intestinalis, sehingga
permukaan dalamnya tampak lebih halus. Glandula intestinal lebih panjang
dan rapat. Epitel yang melapisi tunika mucosanya pada umumnya sejenis.
Berdasarkan letak dan struktrunya, dibedakan dalam beberapa segmen, yaitu:
i. Colon, yang meliputi :
- caecum dan appendix vermiformis
- colon ascendes
- colon tranversum
- colon descendens
- colon sigmoideum
ii. Rectum, yang meliputi :
- pars empularis recti
- pars analis recti
- anus
1. Colon
Kecuali appendix, seluruh colon dan caecum mempunyai struktur yang
sama. Dari luar colon tampak segmen yang melintang menggelembung
yang disebut haustra. Disamping itu tampak adanya tiga jalur sebagai pita
yang memanjang mengikuti sumbu panjang colon yang disebut taenia coli.
Di antara colon, yang terletak intraperitoneal ialah caecum dengan
appendia, colon transversum dan colon sigmoideum. Sedang yang terletak
retro
peritoneal
ialah
conon
ascendens
dan
colon
descendens.
Appendix vermicularis
27
Bangunan ini merupakan tonjolan sebagai jari atau cacing, yang berpangkal
pada caecum. Dindingnya relatif tebal dibandingkan lumennya. Adanya
lipatan tunica mucosa kedalam dinding menyebabkan bentuk lumen yang
tidak teratur. Pada orang dewasa lumen agak membulat. Kadang-kadang
lumennya berisi sisa-sisa sel sampai tersumbat. Appendix ini berakhir
buntu.
Dindingnya berstruktur sebagai berikut :
A. Tunica mucosa
Tidak mempunyai villi intestinalis.
1. Epitel, berbentuk silindris selpais dengan sel piala. Banyak
2.
3.
lieberkuhn
Lamina muscularis mucosa, sangat tipis dan terdesak oleh
histologisnya
tidak
berbeda
dengan
colon
yang
lain.
28
2. Lamina propria
Susunan jaringan pengikat seperti pada intestinum tenue. Lebih
banyak pula nodulus lymphaticus soliterius yang kadang-kadang
meluas ke tunica submucosa.
Jaringan
limfoid
lebih
sedikit
daripada
digeolony.
Tunica
muscularisnya terdiri dari dua lapisan tetapi tidak terdapat taenia lagi.
Tunica serosa diganti oleh tunica adventitia, hingga tidak dilapisi
oleh mesotil.
Pars analis recti
Tunica mucosa membentuk lipatan longitudinal, sebanyak sekitar 8
buah. Lipatan longitudinale ini disebut Columna rectalis Norgagni.
Ujung lipatan-lipatan tersebut bersatu membatasi lubang anus. Maka
terbentuk sebagai katup valvula analis dan ruang yang disebut sinus
analis. Pada apeks katup anus, epitel silindris rektum digantikan
langsung oleh epitel gepeng berlapis tanpa kornifikasi dari saluran
anus. Kelenjar intestinal berakhir di sini, lamina propria rektum
digantikan oleh jaringan ikat padat ireguler dalam lamina propria
saluran anus. Submukosa rektum bersatu dengan lamina propria
saluran anus.
Lamina propria dan submukosa keduanya amat vaskular pada daerah
ini. Plexus haemoroidalis interna yang terdiri dari vena terletak di
dalam mukosa saluran anus dan pembuluh darah meluas dari sini ke
dalam submukosa rektum. Hemoroid interna adalah hasil dilatasi
patologik
dari
pembuluh-pembuluh
ini.
Hemoroid
eksterna
30
sebacea.
Galndula suderifera bersifat apokrin seperti di axilla, disebut glndula
circum-anale
yang
berbentuk
tubuler.
besar
terdapat
pada
sebelah
kanan.
Berat organ ini pada orang dewasa sekitar 1,5 kg. Permukaan hepar
sebagian ditutupi peritoneum yang merupakan Capsula Glissoni.
Hepar terdiri atas :
lobus dexter
lobus sinister
lobus caudatus
lobus quadrates
Jika hepar segar diiris maka tampak warna merah tua dengan
gambaran bulat-bulat yang tersebar rata dan di sekelilingnya terdapat
pembuluh darah besar
Struktur Histologis
Hepar dibagi menjadi unit-unit berbentuk prisma polygonal yang
disebut lobulus, terdiri atas parenchyma hepar dengan diameter 0,7
2 mm. pada potongan terlihat bahwa lobulus berbentuk sebagai segi
31
perifer
lobulus
yang
meluas
ke
pusat
lobulus.
rangkaian sel-sel
oleh
jaringan
dalam
tubuh.
Demikian
Penimbunan
pula
bahan
peredaran
makanan
untuk
bilirubin2.
atau
vitamin
kadar
beberapa
zat
dalam
darah
33
pada permukaan. Pada liatan yang besar akan terdapat lipatan-lipatan yang lebih
kecil. Lipatan-lipatan tersebut akan mendatar apabila vesica fellea berisi penuh.
Epitel
Terdiri atas selapis sel silindris tanpa sel piala. Sel-selnya mempunyai inti oval
dengan bbutir-butir kromatin halus. Inti terdapat di bagian basal sel. Pada
permukaan sel terdapat banyak microvilli.
Lamina Propria
Sebagai jaringan pengikat di bawah pitel. Tidak diketemukan kelenjar kecuali
pada collum yang berbentuk tubulo alveolar dengan sel-sel yang berbentuk
kuboid jernih, dengan inti gelap terdesak ke basal. Kelenjar ini menghasilkan
mucus
2. Tunica Muscularis
Terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler,
longitudinal
dan
menyerong
dengan
disertai
serabut-serabut
elastis.
3. Tunica Perimuscularis
Merupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh vesica
fellea dan melanjutkan diri kedalam jaringn interlobular hepar. Di dalamnya
banyak mengandung serabut-serabut elastis dengan beberapa fibroblast, sel
lemak, sel limfoid, pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf.
4. Tunica Serosa
Bagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar dibungkus
oleh peritoneum yang melanjutkan diri membungkus hepar. Peritoneum yang
menutupi vesica fellea merupakan tunica serosa.
Vesicsa fellea pada collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus. Pada
permukaan dalamnya terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula spiralis heister
yang disebabkan karena penebalan sebagian dari tunica mucularis luarnya.
Histofisiologi Vesica Fellea
1. Vesica fellea dipergunakan untuk menampung dan menyimpan empedu yang
dihasilkan oleh hepar terutama pada waktu pencernaan lemak. Cairan empedu
disalurkan dari vesica fellea melalui ductus cholodochus ke dalam duodenum.
Hal ini disebabkan kontraksi otot-otot vesica fellea yang dipengaruhi oleh
hormon cholecystokinin yang ikeluarkan oleh tunica mucosa usus dibawa
melalui darah ke otot-otot vesica fellea.
34
Akibatnya
cairan
empedu
akan
lebih
pekat.
PANCREAS
Pancreas merupakan kelenjar campuran pada system digestive yang tarbesar
setelah hepar.
Terdiri atas dua bagian, yaitu:
- Kelenjar eksokrin
- Kelenjar endokrin
Pankreas terdapat retro peritoneal yang melintang dari bagian kanan menyerong
ke kiri atas diantara duodenum. Ujung kiri yang disebut cauda pankreatis
menempel pada lien.
Ukuran pada prang dewasa yaitu:
Panjang 2030 cm
Berat 60160 cm
Bagian-bagiannya yaitu:
Caput pankreatis
Corpus pankreatis
Caudal pankreatis
Kelenjar Eksokrin
Kelenjar ini terdiri dari gabungan kelenjar acinus yang membentuk lobulus dan
digabungkan masing-masing oleh jaringan pengikat longgar yang dilalui oleh
pembuluh darah, pembuluh limfe, serabut dan saluran keluar kelenjarkelenjarnya.
Tiap asiunus dibentuk oleh selapis sel yang berbentuk piramidal yang pada
bagian basalnya bertumpu pada anyaman retikuler. Bagian puncaknya
membatasi lumen membesar berisi sekret. Diantara sel asini tadi terdapat kapiler
sekretoris yang bermuara dalam lumen kelenjar.
Di daerah basal terlihat gambaran bergaris-garis yang merupakan granular
endoplasmik retikulum yang saling beranyaman tampak basofil. Daerah
supranuklear terlihat butir-butir sekresi yang asidofil, butir-butir sekresi ini
berisi enzim-enzim proteolitik, lipolitik dan penghancur karbohidrat. Diantara
35
yang
berjalan
sejajar
dan
saling
berhubungan.
Dalam sitoplasma terdapat pula ribosom yang bebas. Riboson tersebut yang
menyebabkan warna basofil.
Mitokondria tidak begitu banyak terdapat. Sebagian besar terdapat di bagian
basal sel di antara granular endoplasmik retikulum. Kompleks golgi terletak di
daerah supranuklear yang bermacam-macam bentuknya.
Butir-butir sekresiu yagn telah terbentuk berkumpul di puncak sel. Butir-butir
sekresi ini diliputi membran yang permukaannya halus.
Saluran Keluar
Saluran keluar dimulai dalam asinus sebagai sel-sel sentreasiner yaitu sel saluran
kelenjar yang masuk ke dalam asinus. Dapat pula dimulai dari duktus ternalatus
yang kemudian menjadi duktus interlobularis.
Duktus interlobularis mempunyai dinding berepitel silindris pendek selapis yang
bertumpu pada bagian retikulum di bawahnya.
Duktus pankreatikus warsungi merupakan saluran keluar utama pankreas.
Duktus ini dimulai dari cauda pankreatis berjalan melintang sepanjang pankreas
dan menerima saluran-saluran yang lebih kecil sepanjang perjalanannya.
Kadang-kadang saluran utama ini bermuara sendiri di dalam duodenum pada
ampula vateri. Sebelah cranial dari duktus ini terdapat duktus accessorius
Santorini. Saluran ini mempunyai epitel silindris selapis yang diperkuat oleh
jaringan pengikat padat.
37
terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan masuk ke dalam
lambung dari kerongkonan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa
membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya
kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin
guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai
penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
Usus Halus
Lambung melepaskan makanan ke dalam
usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum
melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang
bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
38
39
berperan
dalam pembuangan
limbah
tertentu
dari
tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol
Usus Besar
Usus besar terdiri dari :
Kolon transversum
keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
lannya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
Biokimia
-
Karbohidrat
Kanji
yang
tiba
di
duodenum
akan
dan
kedua-duanya
glukosa,
oligosakarida.
dicernakan
Kemudian,
ke
bentuk
fruktosa
dan
Maltase,
dextrinase,
glucoamyla
se
glukosa
melewati sel absorptive dengan proses difusi. Sebagian besar fruktose akan dirubah ke dalam
bentuk glukosa setelah berada di intraseluler. Glukosa, galaktosa dan sebagian sisa fruktosa
akan difusi ke dalam villus, kemudian dibawa ke dalam pembuluh darah portal lalu dibawa
ke hati.
Protein
Ketika makanan masuk ke oral cavity, tiada reaksi yang berlaku kerana tiada enzim yang
bekerja untuk mencernakan protein. Ketika bolus masuk ke gaster, asam lambung (HCl) akan
mengaktifkan enzim pepsin yang bertindak menghidrolisiskan ikatan peptida menjadi ikatan
polipeptida yang lebih kecil. Apabila chyme tiba di duodenum, enzim pepsin akan di nonaktifkan dan diganti oleh enzim trypsin dan chymotripsin yang diterdapat dalam getah
pankreas. Kedua-dua enzim ini akan menghidrolisis ikatan polipeptida menjadi ikatan
oligopeptida. Kemudian, enzim carboxypeptidase akan bertindak memutuskan ikatan asam
amino yang terdapat pada ujung ikatan COOH pada oligopeptida.
Absopsi protein
Terdapat 3 macam enzim yang berperan dalam memutuskan ikatan asam amino yaitu
carboxypeptidase (memutuskan asam amino yang terdapat di ujung COOH), aminopeptidase
42
(memutuskan asam amino yang terdapat di ujung -NH , dan dipeptidase (memutuskan ikatan
asam amino pada dipeptida). Asam amino yang telah terbebas akan masuk ke dalam sel
absoprtive dengan bantuan Sodium-dependent asam amino co-transporter. Asam amino ini
akan dibawa ke dalam pembuluh darah villus, kemudian masuk ke pembuluh darah portal
hepatic, dan terus dibawa ke hati.
Lipid
Fat gobule yang terlalu besar menyebabkan pencernaan lipid menjadi kurang efisien. Oleh
karena itu, lecithin dan asam empedu akan memecahkan globul lipid yang besar menjadi
bentuk yang lebih kecil (droplet). Ketika di duodenum, enzim pankreas akan bertindak pada
droplets lipid dengan memecahkan ikatan pada trigliserida sehingga menghasilkan 1
monoglyserida dan 2 asam lemak.
Absorpsi
43
Monoglyserida, asam lemak, kolesterol dan vitamin yang larut lemak akan membentuk
gumpalan lipid baru yang disebut micelles. Micelles yang diliputi asam empedu yang bersifar
hidrophilic dengan mudah larut dan masuk ke dalam sel(proses difusi). Ketika berada di
intraseluler, micelles akan dihydrolisis kembali menjadi asam lemak dan monoglyserida(yang
akan membentuk semula menjadi triglyserida). Triglyserida akan bergabung sama
phospholipid dan kolesterol membentuk kilomikron. Kilomikron akan dibebaskan oleh badan
golgi keluar dari sel (exocytosis) dan kemudian akan masuk ke dalam lacteal (lymphatic
capilary) di villus. Kemudian kilomikron ini akan mengalir di dalam saluran limfe ke vena
subclavia kiri.
Perdarahan
Inflamasi, keganasanpembesaran pada usus makanan yang lewat membentur
dinding usus mukosa usus rusak pendarahan
Nyeri abdomen
merupakan kelainan yang tidak khas, dapat terjadi pada kelainan organik maupaun
kelainan fungsional organik, lokasi nyeri menetap fungsional, lokasi nyeri dapat
berubah baik tempat maupun penyebarannya. kelainan usus halus di sekitar
umbilkus . kelaianan pada usus besar memberikan rasa nyeri pada daerah
44
suprapubik, kanan, atau kiri bawah. Nyeri terus menerus menandakan adanya
ulserasi yang berat pada usus atau adanya komplikasi abses.
3. Klarifikasi onset
Sekretorik diare
Peningkatan sekresi aktif atau terhambatnya absorpsi
Penyebab terbanyak adalah cholera toxin yang merangsang sekresi
anemia, hipoalbuminemia
Sekretorik diare
Sekresi hormon: gastrinoma, karsinoma pada medulla thyroid
Malabsorpsi garam empedu: reseksi ileum, Crohns disease
Adenoma vili
Gejala: Volume feses > 1 L/hari, penurunan BB kecil diikuti rasa lapar
kecuali pada diare akibat malabsorpsi garam empedu
Inflamasi
45
Kolitis ulcerative
Crohns disease
Enteritis
Maligna: lymphoma, adenocarcinoma
Gejala: demam, hematochezia, nyeri abdominal
Gangguan motilitas
Pasca operasi: vagotomy, gastrectomy parsial
Gangguan sistemik: hipertiroidism, DM, skleroderma
Irritable bowel syndrome
4. Differential Diagnosis
Colitis infektif
IBD = Crohns disease dan Ulcerative Colitis
Colitis amoeba
Divertikulosis
Karsinoma pd GI
Psikogenik
5. Obat Antidiare
- Jenis
Antibiotik
yakni memberantas bakteri penyebab diare, seperti antibiotika, sulfonamida,
46
REFERENSI
1. Wilson F. Practical .Lower Gastrointestinal Bleeding. 5th ed. Singapore:
American Academy of ophthalmology. 2005. 65-6, 90-2
2. Ilyas S. Kelainan Gastroenterology. 2nd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
2006. 1-14, 35-48
3. Eva RP. Anatomi dan embriologi. In: Vaughan DG, Asbury T, Eva RP,. 14th ed.
Jakarta: Penerbit Widya Medika. 2000. 7-15
4. Lang GK. Secretory Diarrheaa short textbook. Stuttgart: Thieme. 2000. 117-9
5. Snell RS, Lemp MA. Clinical anatomy of Gastroenterology. 2nd ed. Oxford:
Blackwell Publishing. 2006. 143-9, 171, 197-207
6. Rabbets RB, Mallen EE. In The Gastrointestinal System at a Glance. 4th
ed. Edinburgh: Elsevier. 2007. 129-31
7. American Academy of diagnosis & treatment Gastroenterology. Section 3.
American Academy. 2003. 118-9, 50
8. Schlote T, Rohrbach J, Grueb M, Mielke J. Pocket atlas of Gastrointestinal.
2006. 135-7
9. Scheie HG, Albert DM. Textbook of ophthalmology. 9th ed. Philadelphia: WB
Saunders Company. 269-70, 72-73
10. Olver J, Cassidy L. Colonic Absorption and Secretion. . Massachusetts:
Blackwell Science. 2005 22-4
47