Raya
Bangbangbiaung Desa Desa Duda, Kecamatan Selat Kabupaten karangasem
Sekolah ini menempati tanah desa adat yang dipakai sebagai hak guna pakai. Letak
dan posisi sekolah sangat mendukung untuk proses pembelajaran mengingat jauh
dari keramaian jalanan umum. Suasananya sepi dan sejuk sehingga SMAN 1 selat
berani mengibarkan motto DATANG UNTUK SEBUAH CITA-CITA PERGI UNTUK MASA
DEPAN.
Dalam kesehariannya, sebagai satu-satunya sekolah negeri di Kecamatan Selat,
SMAN 1 selat mengusung visi yang sangat visioner yakni Unggul dalam prestasi
akademik dan non akademik, yang berkarakter budaya bangsa serta berwawasan
dan berbudaya lingkungan hidup. . Sebagai indicator dari visi tersebut adalah
beriman dalam arti meningkatkan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
tidak tergoyahkan serta teguh dan tetap pendirian, bertaqwa dalam arti
terpeliharanya sifat diri agar taat melaksanakan perintah Tuhan dan ajarannya seta
menjauhi larangannya, berkualitas dalam arti selalu meningkatkan mutu serta
unggul dalam prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik dan
berbudaya dalam arti berbudi pekerti luhur serta berbudaya lingkungan hidup
sebagai acuan sekolah ADIWIYATA.
Para guru, karyawan dan para siswa terus bergerak dinamis untuk mencapai misi
yang diidamkan bersama yakni; mewujudkan sekolah sebagai pusat wawasan
wiyata mandala melalui penegakan disipin, peningkatan rasa toleransi dan peduli
lingkungan hidup, dengan upaya pelestarian lingkungan hidup, pencegahan
pencemaran lingkungan hidup, serta pengawasan terhadap lingkungan hidup.
SMA Negeri 1 Selat mempunyai budaya khusus yang ada kaitannya dengan
Program Adiwiyata yaitu untuk membina, mendidik, mengarahkan siswa menuju
keberhasilan. Diantara budaya khusus yang dibuat sekolah yaitu;
-
Melaksanakan 3R
Bebas 5 P
Budaya 10 K
Budayakan hidup sehat dan bersih
Gerkan hemat energy untuk selamatkan bumi.
Buang sampah pada tempatnya
Dilarang menginjak rumput
Hidup lebih sehat tanpa asap rokok, alcohol dan narkoba
Gunakan listrik seperlunya
Di tahun 2016 ini, SMA Negeri 1 Selat sudah berumur tiga (16) tahun. Suatu
usia yang masih sangat muda, bila diibaratkan sebagai remaja, maka SMA Negeri 1
Selat sedang memasuki tahap belajar mengenal lingkungan, melatih kaki agar
semakin kuat berpijak, berjalan dan berlari.Demikian juga yang sudah dan sedang
dilakukan SMA Negeri 1 Selat kini.Diusia yang masih sangat muda saat ini SMA
Negeri 1 selat sedang giat-giatnya mengenalkan eksistensinya pada lingkungan dan
melakukan berbagai usaha unrtuk memperkuat keberadaannya sebagai salah satu
institusi pendidikan menengah di Kabupaten Karangasem yang melaksanakan
program ADIWIYATA. Untuk lebih jelasnya, perkembangan SMA Negeri 1 Selat dapat
diuraikan sebagai berikut.
SMA Negeri 1 Bebandem mulai menerima siswa baru pada tahun ajaran
2003/2004 sebanyak 3 kelas dengan jumlah 79 orang.Sebelum memiliki gedung
sendiri di Dusun Yeh Bunga, Desa Jungutan, SMA ini meninjam gedung di SD N 1
Sibetan dengan waktu belajar mengambil waktu sore dari pukul 12.30 sampai
dengan 17.30.Diawal berdirinya, operasional sekolah ini dilaksanakan oleh Drs. I
Komang Mariasa yang pada saat itu menjabat sebagai Ka UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan Bebandem dan dibantu oleh salah satu stafnya yaitu I Made Suti yang
menangani penerimaan pendaftaran siswa baru. Setelah sejumlah siswa terdaftar,
Dinas Pendidikan Kabupaten Karangsem menunjuk Drs. I Gede Jabang sebagi
pelaksana teknis sekolah ini sebelum Kepala Sekolah definitif ditentukan. Staf
pengajar sementara direkrut dari guru- guru sekolah menengah lain yang
berdomisili di sekitar sekolah. Kebetulan sekolah ini dibuka bersamaan dengan
penempatan guru bantu pusat tahun 2003 sehingga SMA Negeri 1 Bebandem juga
mendapat jatah lima (5 ) oeang guru bantu untuk membantu pelaksanaan proses
KBM yaitu guru Bahasa Inggris, Biologi (2 orang ), Kwn, dan Matematika. Meskipun
jumlah guru pada saat itu sangat terbatas dan belum memenuhi semua mata
pelajaran namun proses KBM bisa bejalan sebagai mana mestinya karena beberapa
guru mengajar bidang studi rangkap.Selain itu, beberapa bagian dari struktur
sekolah juga sudah mulai dibentuk seperti wali kelas dan guru piket.
tempat di SDN 1 Sibetan. Sejak itulah penataan lingkungan sekolah mulai intensif
dilakanakan karena penataan lingkungan disini membutuhkan kerja keras
mengingat gedung sekolah didirikan diatas daerah bekas bencana alam Gunung
Agung yang berbatu dan berpasir.
1. Kepala Sekolah
2. Wakasek Kurikulum
3. Wakasek Kesiswaan
4. Wakasek Humas
5. Wakasek Sarana
Para Wakasek dibantu oleh satu ( 1 ) orang asisten dalam melaksanakan tugasnya.
Struktur sekolah juga dilengkapi dengan wali kelas sesuai jumlah kelas yang ada.
Selain itu, sejumlah kordinator kegiatan juga dibentuk, yaitu :
( PKB 2005 ) serta juara II Darma Wacana Tk. Kab. Karangasem ( Utsawa Darma Gita
2005 ).
Dari segi jumlah, tenaga pengajar tetap di SMAN 1 Bebandem belumlah mencukupi
kebutuhan sekolah, oleh karena itu pihk sekolah mengangkat sembilan 11 guru
honorer untuk mengatasi kekurangan tersebut. Sedangkan untuk pegawai, baru
terdapat 13 pegawai dengan 3 pegawai tetap dengan tingat pndidikannya SMA dan
11 pegawai tidak tetap dengan 10 orang berpendidikan SMA dan 1 orang juru kunci
yang tingkat pendidikannya SD.Dengan jumlah guru dan pegawai yang masih
tebatas, peningkatan mutu dilaksanakan melalui rapat kordinasi yang rutin
dilaksnakan setiap bulan,brosur, juklak, pelatihan maupun penataran.
Diusia yang sangat muda bahkan kalau diandaikan manusia maka masih balita,
namun hal itu tidak berlaku dalam hal prestasi karena banyak prestasi yang telah
ditorehkan oleh SMAN 1 Bebandem baik ditingkat kecamatan, kabupaten maupun
tingkat propinsi. Namun keberhasilan yang dicapai tidaklah merupakan pekerjaan
yang mudah karena memerlukan kerjakeras dan dukungan berbagai pihak di
antaranya kepala sekolah, guru, staf pegawai, komite sekolah dan tentunya siswa.
Namun atas keberhasilan yang dicapai tidak lantas membuat berbesar hati tetapi
sebagai motipator untuk berbuat lebih baik lagi dalam segala aspek baik dari segi
akademis maupun non akademis.
SMA 1 Rendang merupakan satu-satunya sekolah menengah atas yang ada di desa
Rendang. SMA ini terletak di kecamatan paling barat di kabupaten Karangasem
yakni di Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem Provinsi Bali.
Sekolah ini menempati tanah desa adat yang dipakai sebagai hak guna pakai. Letak
dan posisi sekolah sangat mendukung untuk proses pembelajaran mengingat jauh
dari keramaian jalanan umum. Suasananya sepi dan sejuk sehingga SMAN Rendang
berani mengibarkan motto SENI, yakni sejuk, elok, nyaman dan indah.
Para guru, karyawan dan para siswa terus bergerak dinamis untuk mencapai misi
yang diidamkan bersama yakni; menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran
agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam
bertindak, melaksakan pembelajaran dan bimbingan serara efektif, sehingga setiap
siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang
dimiliki.Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya,
sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal dan menerapkan manajemen
partisipatif dengan melibatkan seluruk warga sekolah, masyarakat dan komite
sekolah.
SMA Negeri 1 Rendang mempunyai aturan khusus di luar aturan pemerintah untuk
membina, mendidik, mengarahkan siswa menuju keberhasilan. Diantara aturan
khusus yang dibuat sekolah yaitu; Semua warga sekolah tidak boleh merokok di
kawasan atau areal bebas asap rokok, siswa putri harus memakai pita sesuai
dengan tingkat kelasnya,Siswa hanya boleh permisi setelah jam 11.00 atau jika
dijemput orang tua dan dengan adanya tenaga atau tukang cukur, siswa putra yang
berambut panjang dicukur rambutnya di sekolah.
Untuk memberi teladan atau contoh serta pelayanan yang baik kepada siswa,
maupun dewan guru, staff pegawai dan bahkan tamu, SMA Negeri 1 Rendang selalu
berwawasan 6S yaitu Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun dan Simpati.
Sejak berdiri pada tahun 1997 SMAN 1 Rendang pernah dipimpin oleh kepala
sekolah Drs. A.A. Gede Raka Suarka (1997 2002), Drs. I Made Puri Suatika (20022003 atau hanya 6 bulan), Drs. I Putu Gede Arimbawa (2003-2008), dan Drs. I Made
Diarta yang memimpin sekolah ini sejak 18 April 2008 sampai sekarang. SMAN 1
Rendang dikelola oleh 35 guru tetap dan 10 guru tidak tetap. Gus/@ksara
Saat ini SMAN 1 Rendang dipimpin oleh Drs. I Made Diarta. Jabatan ini dipangkunya
sejak 18 April 2008 sampai sekarang. Ia dikenal sebagai pemimpin yang visioner,
yang ingin membawa SMAN 1 Rendang ke arah yang lebih berkualitas dan disegani.
Sosok pria yang rendah hati ini sebelumnya adalah Kepala SMP Negeri 1 Rendang
yang kemudian dibenum oleh Disdikpora Kabupaten Karangasem untuk memimpin
satu-satunya SMA negeri di kecamatan Rendang ini. Sebagai pemimpin ia tentu
punya visi dan misi. Baginya merencanakan program positif di SMAN Rendang
adalah keharusan, termasuk program pembangunan UKS. Baginya, pembangunan
UKS memang dimaksudkan agar SMAN 1 Rendang layak mengikuti berbagai lomba
UKS. Selain itu dengan UKS di sekolah para siswa senantiasa diingatkan betapa
pentingnya kesehatan atau hidup sehat, khususnya di lingkungan sekolah.
1 Rendang lebih berkualitas dan disegani karena prestasi akademik maupun non
akademik. Hal ini juga karena ia belajar dari pengalaman yang tidak menyenangkan
saat-saat awal memimpin sekolah ini.
Ketika tahun pertama memimpin SMAN 1 Rendang, enam siswa dari jurusan IPS
tidak lulus ujian nasional tahun ajaran 2009/2010. Diarta mengaku, sebagai
pemimpin di sekolah itu ia merasa sedih, bahkan lebih sedih dari siswa yang gagal
di ujian nasional. Bercermin dari pengalaman itu, ia bertekad ujian nasional tahun
ajaran 2010/2011 tak boleh ada siswa yang gagal. Dan hal itu menjadi kenyataan.
Bagi Diarta, kesuksesan anak-anak di ujian nasional tidak hanya tergantung pada
guru semata, tetapi juga orang tua dan terutama para siswa-siswi itu sendiri.
Bimbingan dari orang tua, pihak sekolah dan kemauan anak-anak untuk belajar
merupakanb kunci utama untuk mencapai kesuksesan.
Bangkita dari kegagalan, itu penting untuk dilakukan. Maka setelah enam siswanya
dinyatakan tidak lulus pada ujian nasional tahun ajaran 2009/2010, Diarta mengaku
melakukan analisisi penyebab utama dari ketidaklulusan para siswa dan
mengalokasikan waktu lebih banyak untuk mengerjakan soal-soal pada
pemantapan agar hal itu dapat dijadikan sebagai tolok ukur oleh para siswa dalam
meningkatkan minat demi mencapai nilai yang maksimal dalam menempuh UN
tahun ajaran 2010/2011.
Ujian nasional tahun ajaran 2011/2012 memang masih jauh di pelupuk mata.
Namun Diarta menghimbau para siswa kelas XII di sekolahnya untuk belajar lebih
giat di rumah ataupun di sekolah dengan cara membuat catatan-catatan kecil atau
resume untuk memudahkan siswa dalam belajar. Kepada para siswanya ia
memberikan moticasi agar jangan pernah pesimistis dalam menghadapi masalah
sesulit apapun. Para siswa harus menanamkan sikap optimism dalam belajar seharihari serta meningkatkan disiplin dan prestasi dalam segala aspek
kehidupan.Gus/@ksara