Anda di halaman 1dari 8

Peran Indonesia sebagai ketua ASEAN untuk menyelesaikan konflik antara

Thailand dan Kamboja


Eka Wachyu Septianingrum1
Abstrak
Penyelesaian konflik wilayah Kuil Preah Vihear memang tidak bisa terlpeas
dengan adanya pihak ketiga. Indonesia ditunjuk oleh Dewan Keamanan PBB
sebagai mediator dalam penyelesaian konflik tersebut karena Indonesia adalah
ketua dari ASEAN pada tahun 2011. Sebagai pihak ketiga (mediator) Indonesia
bertugas untuk melakukan dialog-dialog aktif yang menghasilkan solusi yang
konkret demi tercapainya kesepakatan damai antar negara-negara yang berkonflik.
Kesepakatan-kesepatan yang telah dilakukan oleh Indonesia adalah seperti
diadakannya Informal ASEAN Foreign Ministers Meeting yang belum
menunjukkan hasil, ada juga pertemuan-pertemuan seperti Joint border
committee, KTT ASEAN ke-18 yang juga belum menunjukkan hasil, pertemuan
tritelar antar 3 negara juga dilakukan, tapi juga belum juga menunjukkan hasil.
Strategi Indonesia yang terakhir untuk menyelesaikn konflik ini adalah one
package solution yang mana sedikit membuahkan hasil, kedua negara setuju
untuk menarik tentara mereka dari perbatasan akan tetapi, sebenarnya ide tersebut
bukan datang murni dari Indonesia melainkan dari Mahkamah Internasional.
Kata Kunci : Ketua ASEAN, Konflik Thailand-Kamboja, dan Peran Indonesia
Abstract

Conflict resolution Preah Vihear temple region can not be detached with any third
party. Indonesia was appointed by the UN Security Council as a mediator in the
settlement of the conflict since Indonesia is the chair of ASEAN in 2011. As a
third party (mediator) Indonesia has a duty to conduct an active dialogue that
produces concrete solutions for the achievement of a peace agreement between the
countries conflict. The agreements that have been made by Indonesia is like
holding the Informal ASEAN Foreign Minister's Meeting which has yet to show
the results, there are also meetings such as joint border committee, ASEAN
Summit 18 which also has yet to show results, the meeting tritelar between the
three countries is also carried out, but also has not show the results. Indonesia last
strategy for solve this conflict is one package solution which yielded little result,
both countries agreed to withdraw their troops from the border but, in fact the idea
did not come purely from Indonesia but from the ICJ.
Key word: Chair of ASEAN, Conflict about Thailand-Kamboja, Indonesias Role
1 Penulis adalah Mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Universitas
Muhammadiyah Malang tahun 2014, email:eka.wachyu@aiesec.net

Latar Belakang
Hubungan Internasinal merupakan bentuk interaksi antara satu aktor dengan aktor
yang lain yang mana tujuannya adalah untuk mempelajari perilaku internasional
yang terdiri dari perilaku para aktor negara dan non negara di dalam arena ineraksi
internasional. Perilaku ini bisa berwujud kerjasama, pembentukan aliansi, perang,
konflik serta interaksi dalam organisasi internasional (Mochtar Masoed 1990,28)
Organisasi Internasional adalah pola kerjasama yang melintas batas-batas negara,
dengan didasari struktur organisasi yang jelas dan lengkap serta diarapkan atau
diproyeksikan untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara
berkesinambungan dan melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuantujuan yang diperlukan serta disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan
pemerintah maupun antara sesama kelompok non-pemerintah pada pemerintah
negara yang berbeda. 2
ASEAN (Association of South East Asian Nation) yang berarti Perhimpunan
bangsa-bangsa Asia Tenggara, ASEAN merupakan organisasi regional yang
didirikan oleh 5 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Filiphina dan
Thailand yang dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 serta diawali dengan
ditandatanganinya Deklarasi Bangkok yang bertujuan untuk mempererat
pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan
dikawasan Asia Tenggara; untuk meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
dengan jalan menghormati keadilan dan tertib hukum didalam hubungan
antarnegara di kawasan asia tenggara; Untuk meningkatkan kerjasama yang aktif
serta satu sama lain di dalam masalah-masalah kepentingan bersama dalam bidang
ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi; untuk
saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana latihan dan penelitihan dalam
bidang pendidikan profesional, teknik dan administrasi; untuk bekerjasama
dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta industri,
perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan sarana pengangkutan
dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat; untuk memelihara kerjasama
yang erat dan berguna dengan organisasi-organisasi internasional dan regional
yang ada dan untuk menjajagi segala kemungkinan untuk saling bekerjasama
secara lebih erat diantara mereka sendiri.3
Sejak 1 Januari 2011 sampai akhir tahun 2011 Indonesia pernah menjadi ketua
dari ASEAN yang mana bertukar posisi dengan Brunei Darussalam yang
2 Buku Administrasi & organisasi internasional; Drs. T. May Rudy, SH., MIR., M.Sc. hal
3
3 Ibid ; hal 96

seharusnya tahun 2013. Hal ini dilakukan karena Indonesia menjadi ketua APEC
(Asia-Pasific Economic Coorperation) pada tahun 2013. ASEAN terdiri dari 10
negara yang masih aktif yaitu 5 pendiri ASEAN itu sendiri dan 5 negara yang baru
bergabung yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, Brunei
Darusalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
Tema besar dari yang dibawa oleh Indonesia untuk meneruskan visi dari ASEAN
adalah ASEAN Community, In a Global Community of Nation
(kompasiana.com, 6 desember 2010) yang mana artinya adalah antisipasi
tanggung jawab bagi ASEAN untuk meningkatkan kontribusi kolektifnya
terhadap isu-isu global di tataran regional dan multilateral. Pada tahun 2011
bertepatan dengan dijadiannya Indonesia sebagai ketua dari ASEAN, Indonesia
mempunyai peran untuk turut serta sebagai jembatan dalam mendamaikan isu
tentang sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja mengenai Kuil Preah
Vihear.
Kamboja dan Thailand merupakan negara yang berbatasan secara langsung yaitu
pada wilayah Preah Vihear berbatasan dengan wilayah Sisaket di bagian timur laut
Thailand. Wilayah Preah Vihear sejak lama menjadi rebutan antara Kamboja
dengan Thailand, pada tahun 1962 mahkamah Internasional sudah menetapkan
kuil Preah Vihear adalah milik negara Kamboja, namun status tanah disekitarnya
belum jelas.
Dalam paper kali ini, penulis akan membahas konflik antara Thailand dan
Kamboja mengenai kepemilikan kuil Preah Vihear yang berada di perbataan
antara Thailand dan Kamboja dan bagaimana peran Indonesia sebagai ketua dari
ASEAN pada tahun 2011 untuk turut menyelesaikan konflik tersebut tanpa adanya
campur tangan dari PBB.

Pembahasan
Thailand dan Kamboja merupakan dua negara yang memiliki letak geografis yang
berdekatan dan kedua negara tersebut juga termasuk negara kawasan Asia
Tenggara. Kedua negara ini memiliki daerah perbatasan yang sama yaitu di daerah
Preah Vihear yang terletak di pegunungan Dangkrek. Disekitar pegunungan ini
pula terdapat sebuah kuil yang pernah diperebutkan oleh Kamboja dan Thailand.
Kuil ini bernama Kuil Preah Vihear. Sebenarnya, perebutan kuil ini dimulai sejak
lama yaitu ketika Kamboja masih dalam penjajahan Perancis dan Thailand masih
disebut dengan Kerajaan Siam. Akan tetapi, pada tahun 1962 mahkamah
Internasional sudah menetapkan kuil Preah Vihear adalah milik negara Kamboja,
dan untuk melindungi kuil tersebut, Kamboja akhirnya mendaftarkan kuil Preah
Vihear pada UNESCO (United Nation Economic, Social and Culture

Organization) dan akhirnya pada tanggal 7 Juli 2008 UNESCO juga menetapkan
Kuil Preah Vihear sebagai daftar warisan dunia (World Heritage list), namun
status tanah masih diperdebatkan oleh Thailand. Karena, menurut peta negara
Thailand yang berasal dari Kerajaan Siam adalah bahwa kuil yang berumur lebih
kurang 900 tahun itu berada diwilayah Thailand bukan Kamboja meski bangunan
kuil tersebut diakui milik negara Kamboja. Dan jika Thailand mengabulkan tanah
tersebut menjadi milik Kamboja, Thailand merasa takut jika Kamboja akan
mengambil 2 wilayah lain yang masuk pada perbatasan antara Kamboja dan
Thailand serta kenapa wilayah kuil Preah Viher ini sangat diperebutkan adalah
karena wilayah sekitar Kuil Preah Vihear ini adalah wilayah yang kaya akan
sumber daya mineral-minyak bumi dan gas alam. Kepemilikan akan wilayah
sekitar Kuil Preah Vihear itu berarti akan menjamin terpenuhinya kebutuhan
energi negara pemiliknya, juga sekaligus akan meningkatkan pemasukan negara
tersebut dari sisi penjualan sumber energi. Hal ini menambah alasan mengapa
wilayah sekitar Kuil Preah Vihear merupakan wilayah yang layak untuk
diperebutkan, baik oleh Thailand dan Kamboja. 4
Pada bulan Juli 2008, kedua negara yang bertikai tersebut sama-sama
menempatkan tentaranya yang keseluruhannya berjumlah lebih dari 4000 pasukan
di kawasan Kuil Preah Vihear. Penempatan tentara dari negara lainnya di wilayah
tersebut merupakan bukti pelanggaran kedaulatan nasional mereka. Sengketa
wilayah ini kemudian berlanjut dengan konflik bersenjata. Dari versi Kamboja,
konflik itu bermula ketika 50 prajurit Thailand bergerak memasuki wilayah
Pagoda Keo Sikha Svara di Kamboja, sekitar 300 meter dari kuil Preah Vihear.
Memasuki Agustus 2008, konflik itu meluas ke wilayah kompleks kuil abad XIII,
Ta Moan, yang terletak 153 km di wilayah barat Preah Vihear, di mana Kamboja
menuduh pasukan Thailand menduduki wilayah Kamboja yang segera dibantah
oleh Thailand. Pasukan Kamboja dan Thailand untuk pertama kalinya terlibat
kontak senjata. Pada 24 Oktober 2008, PM kedua negara bertemu di Beijing dan
setuju menghindari bentrok bersenjata di masa depan. Namun peredaan
ketegangan ini kemudian berhenti seiring pernyataan Kamboja bahwa serdadu
Thailand terlihat menyeberangi perbatasan dekat kuil kuno, yang lantas dibantah
oleh Thailand.5
Pada 4 Februari 2011, terjadi bentrokan dan baku tembak di perbatasan Thailand
dan Kamboja. Tentara Thailand melancarkan serangan ke wilayah yang di klaim
oleh Kamboja dan beberapa tentara dari kedua belah pihak menjadi korban serta
4 Masyarakat Budaya Politik Asia Tenggara, diakses pada 24 November
2015 <http://putrinyaperwira-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail64065-Masyarakat...l>
5 Ibid

warga dari kedua belah pihak yang tinggal di seita perbatasan terpaksa untuk
mengungsi di daerah lain.
Perdana Mentri Kamboja pada saat itu adalah Hun Sen mendesak Perseriatan
Bangsa-Bangsa untuk turun tangan membantu menyelesaian masalah ini karena
Thailand dapat merusak warisan budaya yang telah dilindungi tersebut.
Sementara itu, perdana menteri Thailand Abhisit menolak keras adanya
keterlibatan dari pihak ketiga karena isu yang terjadi ini hanya persoalan bilateral.
Jika adanya campur tangan pihak ketiga, Thailand berpikir hasilnya akan terlalu
beresiko (antaranews.com)
Oleh karena itu, PBB menyarankan agar ASEAN dapat menyelesaikan konflik
yang terjadi karena isu sengketa tanah tersebut terjadi masih dalam kawasan
ASEAN. ASEAN juga berpikir bahwa persoalan tersebut dapat merusak
kestabilan keamanan kawasan. Indonesia yang pada saat itu telah menjabat sebgai
Ketua dari ASEAN mulai menyiapkan langkah-langkah untuk menyelesaikan
konflik perbatasan antara Kmboja dan Thailand.
Langkah-langkah itu antara lain pertama, Indonesia sebgaai ketua ASEAN
meminta Kmboja dan Thailand untu menegaskan komitmen penyelesaian masalah
secara damai lewat mekanisme Treaty of Amity and Coorperation (TAC).
Keduanya, baik Kamboja dan Thailand diminta untuk menstabilkan genjatan
senjata. Ketiga, menggulirkan kembali forum diplomasi yang sudah dibentuk oleh
kedua negara yakni Joint Boundary Committee (JBC) (www.dunia.vivanews.com)
Upaya penyelsaian konflik antara Kamboja dan Thailand diawali dengan langsung
datangnya menlu Indonesia Martyn ke Thailand pada tanggal 7-8 Februari 2011
dan mendengar apa yang sebenarnya terjadi dari edua belah pihak. Kemudian
pada tangggal 22 Februari digelarnya dialog informal ASEAN foreign ministers
Meeting dengan agenda pembahasan penyelesaian konflik Kamboja-Thailand.
Pada pertemuan tersebut, belum terlihat adanya hasil yang signifikan mengenai
penyelesaian konflik, karena keduanya masih bersikeras terhadap pendapat
mereka tentang bagaimana cara penyelesaian konflik. Thailand ingin
menyelesaikan konflik dengan cara bilateral sedangkan Kamboja ingin adanya
mediator atau pihak ketiga unuk menyelesaikan konflik karena Kamboja tidak
percaya lagi dengan Thailand dalam hal perundingan perbatasan.
Karena tidak adanya hasil, maka dari itu Indonesia berinisiatif untuk melakuan
pertemuan lanjutan yaitu Joint Boundary Committee (JBC) pada tanggal 7-8 April
2011 yang didatangi oleh menlu dari Kamboja dan sekertaris Menlu dari Thailand
di Bogor karena di wilayah perbatasan masih terjadi adanya baku tembak dari
kedua belah pihak. Akan tetapi, Pada pertemuan tersebut belum menunjukkan
hasil yang signifian karena meski Kamboja dan Thailand sudah beromitmen untuk

menyelesaikan konflik perbatasan karena pihak Thailand menginginkan JBC


hanya dilakukan oleh kedua negara (Kamboja dan Thailand) tanpa peran dari
Indonesia padahal Thailand mengaku ingin menyelesaikan masalah perbatasan
dengan damai, dan Indonesia mendapat mandat dari DK PBB dalam masalah ini.
seharusnya perundingan perbatasan itu dapat selesai dalam sehari jika Thailand
menyetujui tuntutan-tuntutan dari pihak Kamboja. Yakni, mengadakan kembli
JBC di Indonesia.
Pada KTT ASEAN ke-18 di Jakarta, penyelesaian Konflik antara Kamboja dan
Thailand juga menjadi salah satu agenda pembahasan. Akan tetapi seperti
sebelumnya, masalah ini belum menemukan titik terang karena kedua negara tidak
sepakat mengenai mekanisme penyelesaian yang diajukan oleh peserta kongres.
Padahal sebenarnya masalah ini dapat diselesaikan dengan perundingan dua
negara. Akan tetapi, Kamboja yang diwakili oleh Perdana Menteri Hun Sen justru
menolak perundingan bilateral. Kamboja menekankan agar tim observasi
Indonesia segera masuk ke perbatasan sebagai juru damai.
Dan beberapa hari setelah KTT ASEAN, Indonesia kembali menggelar pertemuan
Tritelar dengan Kamboja dan Thailand. Dan akhirnya Indonesia menawarkan one
packing solution untuk mengirimkan obsever ke perbatasan Kamboja dan
Thailand. Pada pertemuan GBC Thailand-Kamboja mengatakan sepakat untuk
menarik pasukan dari daerah perbatasan wilayah konflik atas saran dari ICJ
(International Court Justice) atau Mahkamah konstitusi. Penarikan pasukan akan
dilakukan seluruhnya dan secara bersamaan. Menteri pertahanan kedua negara
setuju dengan adanya pemindahan pasukan dari daerah yang bersengketa dan
kedua belah pihak juga sepakat untuk membentuk sebuah kelompk kerja yang
mengawasi personel militer mereka seluruhnya dan secara bersamaan dari posisi
mereka di zona demiliterasasi.6 Pertemuan berlangsung di Phnon Penh yang
dihadiri oleh menteri pertahanan kedua negara serta didampingi pejabat militer.
Aturan pemantauan tersebut dilakukan oleh bantuan tim dari Indonesia.
Meskipun pada akhirnya kedua negara mau menarik pasukannya dari wilayah
perbatasan dengan bantuan obsever Indonesia, tetapi hal tersebut bukan karena
keberhasilan Indonesia dalam menyelesaikan konflik, tetapi ada campur tangan
dari mahkamah Internasional. Dan juga permasalahannya sampai ahun 2012
Indonesia masih dalam tahap penyempurnaan tim obsever karena disesuaikan
dengan perkembangan terakhir yang terjadi di kedua negara, prinsip Indonesia
pada dasarnya kapan Kamboja dan Thailand siap, maka Indonesia siap menjadi
peninjau bukan peacekeeping force (international.okezone.com).
6
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2012/07/120718_kamboj_thailand.
shtml , diakses pada 02 desember 2015

Konflik yang terjadi di Thailand dan Kamboja juga belum sepenuhnya selesai
karena meihat dari kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan hanya berupa
perdamaian sementara yang setiap saat bisa pecah kembal seperti halnya konflik
Thailand dan Kamboa yang terjadi pada tahun 2008 dan kembali pecah pada
tahun 2011 padahal apa yang dilakukan oleh Indonesia melalui proses yang sangat
panjang dari awal tahun 2011 hingga akhir masa jabatan Indonesia sebagai ketua
ASEAN.

Kesimpulan
Sebagai Ketua dari ASEAN tahun 2011, Indonesia sudah mengalami kemajuan
yang positif karena dapat menjaga kestabilitas keamanan kawasan asia tenggara
dengan dapat menyelesaikan konflik yang terjadi di kawasan Asia Tenggara
seperti konflik pada perebutan wilayah kuil Preah Vihear antara Thailand dan
Kamboja. meskipun banyak kendala yang terjadi, akhirnya konflik ini dapat
diselesaikan karena adanya komitmen untuk damai dari kedua negara yang
bertikai. Jika mereka tetap bersih kukuh terhadap pendapat mereka masingmasing tentang bagaimana cara menyelesaikan konflik yang terjadi, konflik
perebutan wilayah ini tidaklah selesai. Bagaimanapun juga Indonesia seharusnya
lebih berperan aktif sebagai ketua ASEAN dalam menyelesaikan masalah tersebut
tanpa campur tangan dari Mahkamah Internasional. Sebenarnya ide yang dapat
membuat kedua negara setuju untuk menarik pasukan mereka adalah ide yang
berasal dari mahkamah internasional, Indonesia hanya sebagai penerima instruksi
dari Mahkamah Internasional. Dan pada kenyataannya konflik yang terjadi di
Thailand dan Kamboja juga belum sepenuhnya selesai karena melihat dari
kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan hanya berupa perdamaian sementara
dan dapat kembali terjadi seperti ditahun sebelumnya.
Referensi
Buku
Mohtar Masoed; Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi
Drs. T. May Rudy, SH., MR., M.Sc; Administrasi & Organisasi Internasional
Web
http://www.antaranews.com/print/257381/konflik-thailand-kamboja-di-mataorang-thai, diakses pada 30 November 2015

http://www.iisip.ac.id/content/peran-indonesia-sebagai-ketua-asean-dalam-,
diakses pada 30 November 2015
menyelesaikan-konflik-antara-kamboja-dan-thailand-, diakses pada 30 November
2015
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2012/07/120718_kamboj_thailand.shtml ,
diakses pada 30 November 2015
http://www.kompasiana.com/fachturrizki/indonesia-ketua-asean2011_55004f7fa333111870510749 ,diakses pada 14 desember2015
http://putrinyaperwira-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-64065Masyarakat%20Budaya%20dan%20Politik%20Asia%20Tenggara-Konflik
%20Kuil%20Preah%20Vihear.html, diakses pada 24 November 2015
http://news.okezone.com/read/2011/08/13/411/491577/era-baruhubungan-thailand-kamboja , diakses pada 14 Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai