Anda di halaman 1dari 2

Kerja sama bilateral

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bilateral berarti dari dua belah pihak atau antara dua
pihak.Menurut Cambridge English Dictionary, bilateral adalah situasi di mana dua negara atau organisasi
memiliki perjanjian perdagangan atau bekerja bersama untuk mencapai sesuatu.Dalam Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional (2005) karya Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, hubungan
bilateral adalah keadaan yang menggambarkan hubungan timbal balik antara kedua belah pihak yang
terlibat dan aktor utama dalam pelaksanaan hubungan bilateral itu adalah negara.

Bilateralisme menyangkut hubungan atau kebijakan aksi bersama antara dua pihak.Bilateral adalah
hubungan antara dua negara yang tujuannya saling menguntungkan kedua belah pihak.Istilah bilateral
biasanya diaplikasikan pada persoalan politik, ekonomi dan keamanan antar dua negara.Dapat terjadi
bila kedua negara memiliki hubungan diplomatik dan saling menempatkan wakilnya di tiap-tiap negara

.Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani mengatakan, dalam proses hubungan bilateral
biasanya ditentukan oleh tiga motif yaitu:

Memelihara kepentingan nasional.

Memelihara perdamaian.

Meningkatkan kesejahteraan ekonomi.i

Dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, saat ini Indonesia telah menjalin kerja
sama bilateral dengan 162 negara serta satu teritori khusus yang berupa non-self governing territory.

Negara-negara mitra kerja sama Indonesia ini terbagi dalam delapan kawasan.

Delapan kawasan itu meliputi Afrika, Timur Tengah, Asia Timur dan Pasifik, Asia Selatan dan Tengah,
Amerika Utara dan Tengah, Amerika Selatan dan Karibia, Eropa Barat serta Eropa Tengah dan Timur.

Contoh: kerja sama Indonesia dengan Jepang, kerja sama Indonesia dengan Cina, kerja sama Indonesia
dengan Amerika dan lainnya.

Setidaknya ada dua sengketa yang harus jadi prioritas untuk diselesaikan. Pertama, sengketa perbatasan
Thailand-Kamboja, yang telah terjadi kenaikan level konflik satu tingkat tahun 2008-2011. Insiden April-
Mei 2011 bahkan memakan korban sipil dan memaksa lebih dari 85.000 orang mengungsi, terburuk
sejak ketegangan mulai muncul pada Juli 2008.

Upaya diplomasi mengalami kendala karena kedua negara mengajukan pendekatan yang berbeda.
Thailand menginginkan pendekatan bilateral, sementara Kamboja lebih memilih multilateral. ASEAN
sebenarnya telah berupaya mempertemukan keduanya dalam satu meja. Namun, solusi yang
ditawarkan berupa pengiriman tim pemantau ke area sengketa belum disepakati kedua negara.

Upaya ASEAN kemudian mendapatkan angin segar ketika Mahkamah Internasional memutuskan agar
Thailand-Kamboja menarik semua pasukannya dan mengizinkan tim pemantau ASEAN memasuki zona
demiliterisasi. Jika ASEAN bisa memanfaatkan momentum ini, diharapkan insiden bersenjata tidak akan
terjadi lagi.

Anda mungkin juga menyukai