Anda di halaman 1dari 10

PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN

TEGANGAN TINGGI DC

BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan sistem tenaga listrik yang pesat membutuhkan transmisi


tegangan tinggi. Lingkup studi tegangan tinggi sangat luas, antara lain meliputi
fenomena tegangan tinggi, seperti perhitungan medan listrik, gejala tembus listrik
dielektrik,

dan

lain-lain.

Pembangkitan

tegangan

tinggi

terbagi

menjadi

pembangkitan tegangan tinggi bolak-balik, pembangkitan tegangan tinggi searah,


dan pembangkitan tegangan tinggi impuls.
Yang dimaksud dengan tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik
(elektrik power engineering) adalah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi
sehingga diperlukan pengujian dan pengukuran tegangan tinggi yang semuanya
bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik tertentu (sujektif), atau dimana gejalagejala tegangan tinggi mulai terjadi (objektif). Batas yang menyatakan kapan suatu
tegangan dapat dikatakan tinggi H.V (high Voltage), dan kapan sudah ahrus dsebut
tinggi sekali E.H.V (Extra High Voltage) serta Ultra tinggi U.H.V (Ultra High
Voltage).
Tegangan ini berbeda-beda untuk setiap negara atau perusahaan tenaga listrik
dinegara-negara tersebut, dan biasanya tergantung kepada kemajuan tekniknya
masing-masinng. Salah satu faktor yang menentukan ialah tingginya tegangan
transmisi yang dipakai. Sebagimana diketahui, ini tegantung kepada besarnya tenaga
yang harus disalurkan dari pusat-pusat listrik kepusat beban (load centres) dan jarak
yang harus ditempuh untuk memindahkan tenaga tersebut secara ekonomis. Dinegara
negara yang sudah maju H.V. dianggap mulai pada tegangan 20-30 kV, E.H.V pada
tegangan 220 kV, sedangkan U.H.V pada tegangan 765 kV. Tentu saja harga-harga

tersebut dapat berubah menurut keadaan setempat dan kemajuan kemajuan yang
tercapai.
Besarnya tegangan pengujian yang harus diterapkan pada pengujian tegangan
tinggi tergantung pada tegangan nominal alat lisrik yang diuji pada standar yang
berlaku. Tegangan tinggi yang diterapkan atau yang dialami oleh sistem tenaga dapat
berupa :

Tegangan biasa (nominal) yaitu tegangan yang seharusnya dapat ditahan oleh
sistem tersebut untuk waktu yang tak terhingga.

Tegangan lebih (Over Voltage) yang hanya dapat ditahan untuk waktu terbatas.

Pada pengujian tegangan tinggi tersebut terdapat pengujian yang bersifat merusak
dan tidak merusak alat yang diuji, pengujian yang sifatnya merusak pada umumnya
terdiri dari tahap yang tegantung pada tingkat tegangan. Pengujian Tegangan Tinggi
dikelompokkan menjadi :
a. Pengujian sifat-sifat dielektrik temuan baru
b. Pengujian untuk memeriksa kualitas isolasi peralatan listrik
c. Mengetahui ketahanan isolasi peralatan dalam memikul tegangan lebih yang
terjadi

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pembangkit Tegangan Tinggi Searah
Sebelum adanya diode penyearah tegangan tinggi, maka orang menggunakan
generator searah. Sekarang telah ditemukan diode tegangan tinggi sehingga orang
dengan mudah untuk menggunakan dan memperoleh tegangan tinggi searah.
Pembangkitan

tegangan

tinggi

searah

di

laboratorium

umumnya

menggunakan diode semi konduktor yang terpasang seri pada kutup tabung hampa
seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Diode tegangan tinggi

Untuk mendapatkan tegangan tinggi searah biasanya dilakukan dengan cara


menyearahkan tegangan bolak balik melali suatu penyearah (biasanya digunakan
diode semikonduktor). Untuk mempertinggi nilai tegangan searah digunakan suatu
rangkaian pengganda tegangan searah

Gambar 2.2 Penyearah semikonduktor


Untuk membangkitkan tegangan tinggi DC kita membutuhkan dioda banyak
yang dihubungkan seri karena sebuah dioda hanya digunakan pada tegangan rendah.
Hubungan dioda ini dimasukkan ke dalam tabung dan diisolasi oleh minyak sebagai

pendingin. Dari kedua tipe diatas mempunyai perbedaan yaitu : Pada dioda terjadi
drop tegangan yang realtif besar di bandingkan tabung. Keuntungan dioda adalah
tidak perlu pemanasan dan langsung di operasikan. Kemudian pada dioda arus balik
masih ada atau sangat kecil sedangkan pada tabung arus balik nol.
Rangkaian paling sederhana untuk membangkitkan tegangan tinggi searah
adalah dengan menggunakan penyearah setengah gelombang (half wave rectifier).
RL adalah resistansi beban dan C adalah kapasitor untuk meratakan tegangan
keluaran DC

Jika kapasitor tidak terhubung tegangan terminal keluaran dc masih


bergelombang. Dengan adanya kapasitor akan meratakan tegangan keluaran sehingga
hasil tegangan keluaran mendekati tegangan dc murni. Gambar a menunjukkan
rangkaian penyearah setengah gelombang, gambar b menunjukan tegangan keluaran
sebelum diberikan kapasitor sebagai perata tegangan keluaran,sedangkan gambar c
menunjukan tegangan keluaran setelah diberikan kapasitor perata.
Tegangan output V tidak lagi konstan jika rangkaian dibebani, dalam satu
periode T = 1/f dari tegangan A.C tegangan muatan Q ditransfer ke beban RL yang
dapat direpresentasikan dalam persamaan :

I adalah nilai rata rata dari tegangan output dc iL(t) dan V(t) yang diikuti
dengan ripple seperti gambar berikut :

Perubahan muatan pada kapasitor perata selama periode padam didapatkan


dari persamaan

Dengan demikian ripel dapat dikurangi dengan memperbesar kapasitas


kapasitor perata atau dengan mempertinggi frekuensi

Untuk membangkitkan tegangan tinggi searah ada beberapa metode yaitu :


a. Rangkaian Villard
Rangkaian ini merupakan rangkaian pengganda, tegangan yang paling sederhana
Kapasitor C dimuati hingga tegangan puncak U T sehingga meningkatkan

potensial terminal keluaran tegangan tinggi terhadap trafo sebesar tegangan


tersebut. Untuk kondisi tanpa beban berlaku persamaan berikut:
Rangkaian villard dapat dilihat pada gambar berikut ;

Gambar 2.5. Rangkaian Villard diagram rangkaian, (b) kurva tegangan


b. Rangkain Pengganda Grainacher

Gambar 2.6. Rangkaian pongganda Greinacher (a) diagram rangkaian, (b)


kurva tegangan
Rangkaian Pengganda Greinacher Dalam gambar 4. 5 ditunjukkan perluasan
rangkaian Villard dengan penyearah V2 yang memungkinkan pemasangan
kapasitor perata C2. Untuk kondisi tanpa beban berlaku persamaan berikut:

Jumlah tegangan balik dari penyearah dalam rangkaian ini sama dengan-dua
kali tegangan keluaran U yang juga berlaku untuk setiap rangkaian penyearah
yang memuat komponen perata tegangan searah.
c. Rangkaian Zimmermansi-Wittka

Gambar 2.7 Rangkaian Zimmermansi-Wittka (kondisi tanpa beban) (a)


diagram rangkaian, (b) kurva tegangan
Rangkaian ini merupakan penggabungan dua rangkaian Villard yang
dihubungkan berhadapan pada terminal keluaran dengan nilai puncak sebesar
tiga kali tegangan trafo dan tegangan rata-rata pada kondisi tanpa beban
sebesar U = 2 U T. Rangkaian ini dapat dibumikan pada sebarang titik asalkan
isolasi belitan trafo mencukupi; hal ini juga berlaku untuk rangkaian lain.
d. Rangkaian Kaskade Grainacher

Gambar 2.8 Rangkaian Kaskade Greinacher (kondisi tanpa beban)

Rangkaian ini dikemukakan H. Greinacher pada tahun 1927. rangkaian


tersebut merupakan rangkaian tiga tingkat untuk mendapatkan jatuh tegangan
yang lebih merata maka dipilih kapasitansi Co = 2C1. C1 berfungsi sebagai
kapasitor perata. Kaskade grainacher dibuat untuk tegangan 5 mV dengan
kapasitas arus rangkaian uji sekitar 10mA.
Contoh lain rangkaian kaskade dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.9 Contoh rangkaian penyearah (kondisi tanpa beban)


Gambar diatas digunakan untuk arus keluaran yang cukup besar (100 mA)
maka masukan arus bolak-balik untuk masing-masing rangkaian harus
diberikan pada potensial yang tinggi dan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan trafo-trafo pemisah atau alternator-altemator yang saling
terpisah.

2.2 Pengukuran Tegangan Tinggi DC


Tegangan tinggi arus searah dapat diukur dengan berbagai cara :
a. Pengukuran dengan resistor tegangan tinggi.
Arus yang digunakan untuk pengukuran ini harus sangat kecil yaitu berkisar 1
mA, dikarenakan batas pembebanan pada sumber tegangan serta pemanasan
pada resistor ukur. Akan tetapi arus yang kecil mudah terganggu oleh arus
arus galat berupa arus arus bocor dalam bahan isolasi dan permukaan isolasi
serta berupa peluahan korona. Konstruksi resistor tegangan tinggi dibentuk
dengan menhubungkan elemen elemen resistor secara seri.

b. Pengukuran dengan menghubung seri mikroammeter dengan resistor.


Tegangan tinggi DC biasanya diukur dengan menghubungkan tahanan yang
sangat

tinggi

(beberapa

ratus

megaohm)

terhubung

seri

dengan

microammeter, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.


Arus I yang mengalir melalui resistansi R diukur oleh moving coil
microammeter. Besar tegangan sumber adalah :
V=IR
Dalam hal ini drop tegangan dalam meter diabaikan, oleh karena
impedansi meter sangat kecil dibanding dengan resistansi seri R. Peralatan
proteksi seperti paper gap, neon glow tube atau zener diode, merupakan
media proteksi bagi microammeter terhadap tegangan tinggi, ketika R
mengalami kegagalan atau flash over.

c. Pengukuran dengan Pemakaian Pembagi Tegangan


Untuk mengukur tegangan arus searah yang tinggi dibutuhkan pembagi
tegangan. Alat ini dipakai untuk menurunkan tegangan yang tinggi menjadi
tegangan yang rendah sehinga dapat disambungkan ke meter atau CRO. Nilai
tegangan ini cukup besar sehingga tidak akan membahayakan alat ukur itu
sendiri atau pemakai. Berdasarkan elemen-elemen yang dipakai, pembagi
tegangan ini dapat dibedakan menjadi :

1. Pembagi tegangan resistif, berisi elemen tahanan.


2. Pembagi tegangan kapasitif, berisi elemen kapasitor.
3. Pembagi tahanan campuran antara resistor dan kapasitor.

Jenis pembagi tegangan Z1 dan Z2 dapat berupa tahanan, kapasitor atau


campuran RC. Elemen tahanan dan kapasitor bila diterapkan pada tegangan
tinggi selalu terdapat pengaruh tahanan dan kapassitansi. Selain itu tahanan
yang dipakai harus mempunyai induktansi yang kecil.

10

Anda mungkin juga menyukai