Anda di halaman 1dari 21

KUMPULAN PERTANYAAN KOMPRE GELOMBANG I

RUMAH SAKIT
1. Siapa pembimbing PKL
1. Pembimbing PKPA kampus
: Bpk. Drs. Tahoma Siregar, M.Si., Apt.
2. Pembimbing PKPA RS
: Bpk. Pipin Tasripin, S.Si., Apt.
2. Petugas gudang ??
3. Apa itu logistik
Logistik menurut bu farida
a. Perencanaan : metode konsumsi, metode morbiditas, metode kombinasi, dan anggaran
b. Pengadaan : metode penawaran terbuka, penawaran tertutup, penawaran terbatas, pembelian
langsung
c. Penerimaan : persyaratan penerimaan : sesuai spesifikasi, CA, kadaluarsa, batas waktu kirim
d. Penyimpanan : persyaratan gudang : jenis gudang, cara penyimpanan, kartu stok, buku gudang
Logistik yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.
Berdasarkan pmk 58 tahun 2014 dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alkes dan
bmhp, pengendalian, administrasi.
Di RSMM logistik dimulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemeliharaan, penghapusan, pengendalian, pelaporan
4.
Pengadaan
Berdasarkan PMK No. 58 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit,
pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan.
Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah dan waktu yang tepat dengan harga
yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Pengadaan meruopakan kegiatan yang berkesinambungan
dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan, penyesuaianm antara kebutuhan dan
dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan
proses pengadaan dan pembayaran
Cara pengadaan obat yang baik :
a. Menggunakan nama generic : untuk persaingan yang fair
b. Berdasarkan daftar obat esensial atau formularium : pilih yg aman, efektif dan cost-effective
c. Pengadaan dalam jumlah besar
d. Monitoring dan kualifikasi distributor resmi
e. Pengadaan yang bersaing
f. Komitmen sumber tunggal
g. Jumlah pemesanaan sesuai perkiraan kebutuhan sebenarnya
h. Pembayaran dan manajemen keuangan yang baik
i. Prosdur yang transparan dan tertulis
j. Pemisahan fungsi-fungsi pokok
k. Program jaminan mutu produk
l. Audit tahunan
m. Laporan periodic

Jenis pengadaan :
Pembelian : penawaran/ tender, pembelian langsung
Produksi : sediaan steril dan non steril
Sumbangan : droping, dnasi, hibah
Meminjam
Menukar
konsinyasi
Pengadaan di RSMM dilakukan melalui empat mekanisme
E-purchasing : pengadaan ini dilakukan melalui sistem LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah), mekanisme nya dengan cara barang yang sudah disetujui dalam
perencanaan di masukkan melalui sistem LKPP, distributor resmi yang telah ditunjuk oleh
principle bekerjasama dengan Rumah Sakit untuk mengirim barang ke RS
Sistem lelang : pengadaan ini ditujukan untuk obat-obat yang tidak masuk dalam e-katalog.
Mekanisme pengadaan ini dipublikasikan memlaui surat kabar atau media elektronik (LPSE)
Penunjukan langsung : pengadaan ini ditujukan untuk obat-obat non generik yang tidak ada dalam
e-katalog
Droping : pengadaan ini diberikan oleh pemerintah berupa obat-obat ARV
5. Berapa apoteknya :
Apotek nya ada satu tetapi terbagi dua bagian pelayanan. Yang pertama yaitu melayani pasien rawat
Jalan BPJS, dan yang kedua melayani pasien Rawat Inap atau Rawat Jalan Umum, Rawat Inap
BPJS, pasien IGD dan Resep Pegawai.
6. Sistem distribusi obat
Sistem distribusi obat berdasarkan pmk 58 tahun 2014
a. Sistem persediaan lengkap di ruangan (floor stok)
Pendistribusian sediaan farmasi, alkes dan bmhp untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan
dikelola oleh Instalasi Farmasi
Sediaan farmasi, alkes dan bmhp yang disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah
yang sangat dibutuhkan
Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang mengelola (di atas jam kerja)
maka pendistribusiannya didelegasikan kepada penanggung jawab ruangan
Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor stock kepada petugas farmasi
dari penanggung jawab ruangan
Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan interaksi obat pada setiap
jenis obat yang disediakan di floor stock
Total floor stock :
Distribusi obat berasal dr bagian rawat inap
Semua obat yg ada di bag farmasi disediakan di ruang rawat
Yg mengelola perawat
Keunutungan :
Obat yg dibutuhakn cepat tersedia
Meniadakan obat retur
Pasien tidak harus membayar obat berlebih

Mengurangi jumlah personil farmasi


Kelemahan :
Sering terjadi kesalahan obat (salah order dr dokter, salah peracikan oleh perawat, salah etiket
obat)
Persediaan obat diruangan banyak
Kemungkinan kehilangan dan kerusakan obat lebih besar
Menambah beban pekerjaan bagi perawat
b. Sistem resep perorang (individual prescribing)
Pendistribusian sediaan farmasi, alkes dan bmhp berdasarkan resep perorangan/ pasien rawat
jalan dan rawat inap melalui instalasi farmasi
Resep ditulis dokter untuk pasien secara individu
Perawat membawa resep ke bagian farmasi
Farmasi menyiapkan obat
Perawat mengambil obat ke bagian farmasi
Keuntungan :
Resep dikaji dulu oleh apoteker
Ada interaksi antara apoteker, dokter an perawat
Ada pengendalian persediaan
Kelemahan :
Bila obat berlebih, pasien harus bayar
Obat dapat terlambat sampai ke pasien
Masih memerlukan tenaga perawat untuk menyiapkan
Kehilangan dan berlebihan penggunaan obat masih cukup besar karena tidak adanya proses
pengawasan ganda
c. Sistem unit dosis
Pendistribusian sediaan farmasi, alkes dan bmhp berdasarkan resep perorangan yang disiapkan
dalam unit dosis tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/ pasien. Sistem unit dosis
ini digunakan untuk pasien rawat inap. Sistem pemberian obat pada pasien rawat inap dlm
kemasan satu kali pakai selama 24 jam
Keuntungan :
Pasien hanya membayar obat yg telah dipakainya
Tidak ada kelebihan obat/ yg tidak terpakai di ruang perawatan
Semua obat dipersiapkan oleh farmasi sehingga perawat mempunyai waktu yg lebih untuk
merawat pasien
Menciptakan sistem pengawasan ganda yaitu oleh farmasi ketika membaca resep dokter,
sebelum atau sesudah menyiapkan obat serta perawat ketika membaca instruksi obat
sebelum memberikan obat kepada pasien untuk mengurangi kesalahan pengobatan
Mengurangi ruang un tuk persediaan obat di ruang rawat
Memperbesar kesempatan komunikasi antara farmasi, perawat dan dokter
Memungkinkan farmasi mempunyai profil farmasi penderita yang dibutuhkan untuk drug use
reviw

Farmasi dpt keluar dr again farmasi dan masuk ke ruang rawat dimana dia dpt berfungsi sbg
konsultan obat serta membantu dokter dan perawat demi perawatan yg lebih baik
Kelemahan : membutuhkan banyak tenaga, dan harus segera siap sebelum jam makan pasien
d. Sistem kombinasi
Sistem pendistribusian sediaan farmasi, alkes dan bmhp bagi pasien rawat inap dengan
menggunakan kombinasi a+b atau b+c atau a+c
Sistem distribusi dosis unit sentralisasi dilakukan IFRS ke semua unit rawat inap di rumah
sakit secara keseluruhan, tanpa adanya depo/ satelit. Sistem distribusi dosis unit desentralisasi
dilakukan oleh beberapa depo/ satelit. Sistem ini sama dengan persediaan lengkap diruangan,
hanya saja sistem ini dikelola seluruhnya oleh apoteker.
RSMM melakukan pelayanan distribusi obat sentralisasi yaitu melakukan pelayanan
distribusi obat dilakukan oleh Instalasi Farmasi ke Unit Layanan dan Rawat Inap sehingga tidak
ada depo-depo di ruangan rawat inap. Distribusi perbekalan farmasi untuk rawat inap regular dan
BPJS menggunakan sistem kombinasi individual prescribing, daily dose dan floor stock
(persediaan di ruangan). Sistem daily dose dilakukan dengan cara setiap pagi petugas unit
layanan menyiapkan obat pasien yang dikemas dalam kemasan satu kali pakai untuk pemakaian
satu hari (pagi, siang, sore, malam) diruangan.
PENDISTRIBUSIAN : proses penyerahan perbekalan farmasi dari gudang farmasi kepada ruang
rawat/ fasilitas pelayanan kesehatan di RS untuk diberikan kpd pasien.
Cara pendistribusian : FIFO, FEFO, penempatan rak, jadwal pendsitribusian, serah terima
7. Obat-obatan
a. Obat hiv/aids
Terapi dengan kombinasi ARV, ada tiga golongan obat ARV, yaitu :
Reverse Transcriptase Inhibitor (RTI) : analog nukleosida (NARTI), analog nukleotida
(NtARTI) dan non nukleosida
HIV Protease Inhibitor (PI)
Fusion inhibitor
Contoh obat : didanosin, lamivudin, zalsitabin, zidovudin
Yg ada di ifrs yaitu : aluvia (lopinavir 200 mg.ritonavis 50 mg), evavirens, duviral
(azt+lamivudin), neviral (nevirapil), hiviral (lamivudin), reviral (zidovudin)
b. Obat hipertensi
Klasifikasi : normal
<120/80
Prehipertensi
120-139/80-89
Tahap 1 hipertensi
140-159/90-99
Tahap 2 hipertensi
>160/100
Pengobatan :
Diuretik : hydrochlortiazide, furosemid, spironolactone
Inhibitor Angiotensi-Converting Enzyme (ACE-inhibitor) : kaptopril, enalapril, lisinopril, ramipril
Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB) : losartan, valsartan
Blocker : atenolol, propanolol, bisoprolol
Penghambat Saluran Kalsium (CCB) : verapamil, diltiazem, nifedipin
Penghambat Reseptor 1 : prazosin, terazosin dan doxazosin

Antagonis 2-pusat : klonidin, metildopa


Reserpin
Vasodilator : hidralazine, minoxidil
c. Obat jantung
Penggolongan obat jantung :
Kardiotonika
Glikosida jantung : memperkuat kontraktilitas jantung, contoh : digoksin, digitoksin
Agonis 2-adrenergik : meningkatkan kontraktilitas tanpa meningkatkan frekuensi jantung
atau TD contoh : dobutamin
Angina pectoris : daya vasodiltasi atau memperlambat frekuensi jantung
Vasodilator koroner : ISDN, nitrogliserin, dipiridamol
-blocker : pro[anolol, atenolol
Antagonis calcium : nifedipin, verapamil, diltiazem
Antiangina gol antiplatelet : aspirin
Antiaritmia : dapat menormalkan frekuensi dan ritme pukulan jantung contoh : amiodaron
d. Obat kolesterol

Penggolongan obat kolesterol


Niasin/ asam nikotinat (vitamin B7) : menurunkan kadar plasma kolesterol dan TG
Derivate asam fibrat : menurunkan kadar TG darah, contoh : gemfibrozil, fenofibrat
Resin pengikat asam empedu : menurunkan kolesterol dgn mengikat asam empedu,
contoh : kolesteramin
Inhibitor HMG-CoA reduktase : menurunkan kadar plasma kolesterol pada semua tipe
hiperlipidemia, contoh : simvastatin, pravastatin, lovastatin
e. Obat diabetes

Type DM

Type I ( IDDM / insulin dependent diabetes mellitus )


terjadi pada infant, anak2, remaja ( < 40 tahun ),
terjadi juga karena turunan
terjadi penurunan berat badan dan juga terjadi three syndrome yaitu polyurea ( Urinasi
yang frekuensi tinggi ), polydipsia ( banyak minum/haus terus), polyphagia ( banyak
makan),
dan dapat menimbulkan DKA ( diabetes keto asidosis ) : terdapatnya kadar tinggi dari
badan2 keton yang beresikonya rusaknya pada sel B maka terjadi defisiensi insulin
sehingga membutuhkan injeksi insulin berulang paling sedikit 2 kali sehari
dan juga menimbulkan Gestational diabetes (terjadi pada wanita hamil dan jika melahirkan
akan hilang )
Penderitanya mencapai 5 %
Type II ( NIDDM ) :
dewasa ( > 40 tahun ),
kebnyakan terjadi karena life style , obesitas, perokok, sedentary person/orang yang malas
beraktivitas
bisa terjadi komplikasi
Bisa dirubah dengan exercise, mengurangi rokok, diet , dll
Penderitanya mencapai 95 %,
Penyebabnya kegagalan dalam toleransi glukosa
Sering terjadi resistensi insulin , banyak sel2 yang tidak respon dengan injeksi insulin dan
pada akhirnya terjadi penumpukan glukosa pada tangan dan kaki sehingga harus diamputasi
Penggolongan obat
Sulfonylurea : mekanismenya menurunkan kadar glukosa dengan merangsang sekresi
insulin oleh pancreas dan meningkatkan kepekaan jaringan terhadap insulin.
First generation : asetohelsamide, chlorprophamid ( long acting), tolazamid ( short acting ),
tolbutamid
Secondary generation : glipizide ( short acting ), gliburide,
Penggunaan regimen sulfonylurea 30menit seblum makan dengan dosis yang kemudian
meningkat selama 5- 7 hari dengan pemberian 2 kali sehari
Biguanida : metformin dalam bentuk tunggal atau bisa kombinasi dengan sulfonylurea atau
bisa dengan kombinasi insulin. metformin dapat menurunkan kadar gula, mnurunkan
tekanan darah dan trigliserida dan meningkatkan HDL , menurunkan plasminogen aktivitor
jaringan, menurunkan agregasi platelet. Metformin tidak menyebabkan secara drastis
hipoglikosemia dibandingkan sulfonylurea, Dosis metformin 500 mg 2 kali sehari sebelum
makan pagi dan sebelum makan malam, untuk 800 mg 1 kali sehari sebelum makan pagi.
Harus sebelum makan karena untuk Meminimalkan gejala Adverse pada saluran cerna.
Tiazolidine ion : Troglitazole mekanismenya menurunkan resisten insulin perifer pada otot
tulang dan juga pada jaringan lemak tanpa meningkatkan sekresi insulin. Keuntungan
Tidak menyebabkan lactic asidosis. Dosis 200 mg/perhari kemudian meningkat jika
diperlukan 600 mg/perhari , rata dosis 400 mg/perhari
Alfa glukosidase inhibitor ( Arcabose dan Miglitole )
mekanisme kerja Alfa glukosidase inhibitor menunda pencernaan dan absorpsi dari
karbohidrat kompleks, yang bekerja pada usus.
Dapat menyebabkan Adverse effect mual diare, pencernaan usus bersuara, bisa digunakan
dalam tunggal atau bisa dikombinasikan dengan sulfonylurea. Dosis 25 mg dalam bentuk
tablet diberikan 3 kali sehari.
Insulin : independent untuk tipe I , bisa juga digunakan beberapa untuk tipe II bila gagal
dalam pengaturan life style, insulin bisa diberikan tunggal atau bisa kombinasi dengan oral

f.

hipoglisemik. Terapi insulin diberikan selama diperlukan penurunan yang akut dari kadar
gula darah. Biasanya pada saat terjadi infeksi, pada saat pembedahan, atau hospitalisasi.
Tipe2 insulin :rapid acting, short acting, long acting, intermediate acting
Penyakit depresi
Merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan satu atau lebih episode depresi tanpa riwayat
mania, gabungan depresi-mania atau hipomania

Nama Generik
SSRI
Citalopram
Escitalopram
Fluoxetine
Fluvoxamine
Paroxetine
Setraline
SRI
Venlafaxine
Desvenlafaxine
Duluxetine
Aminoketone
Bupropion
Triazolopyridines
Nefazodone
Trazodone
Tetracyclic
Mintazapine
Tricyclics
Amin tersier
Amitriptyline
Clomipramine
Doxepin
Imipramine
Amin sekunder
Desipiramin
Nortriptyline
MAO
Fenelzin
Selegeline
(transd)
Tranilsipromin
g. Skizofrenia

Dosis
Awal
(mg/hari)

Rentang
Dosis
Lazim
(mg/hari)

Celexo
Lexapro
Prozac
Luvox
Paxil
Zoloft

20
10
20
50
20
50

20-60
10-20
10-80
50-300
20-50
100-200

Effexor
Pristiq
Cymbalta

37,5-75
50
30

75-375

Wellbutrin

150

150-300

Serzone
Desyrel

100
50

200-600
150-300

Remeron

15

15-45
100-300
100-250
100-300
100-300

Nama Dagang

Rekomendasi
konsentrasi
terapeutik
(nmol/L)

Elavil
Anafranii
Sinequan
Tofranil

120-250 (433-903)
200-350 (713-1248)

25
25
25
25

Norpramin
Pamelor

100-300 (375-1126)
50-150 (190-570)

25
25

180-300
50-200

15
6
10

30-90
6-12
20-60

Nardil
Emsam
Parnate

Skizofrenia merupakan sindrom heterogen kronis yang ditandai dengan pola pikir tang tidak
teratur, delusi, halusinasi, perubahan perilaku yang tidak tepat serta adanya gangguan fungsi
psikososial
Antipsikotik generasi pertama : chlorpromazine, haloperidol, loxapine, trifluoroperazine
Antipsikotik generasi kedua : clozapin, risperidone, olanzapine
8. Alkes yang ada di tempat pkl
Alkes yg ada di IFRS yaitu alkes untuk tindakan medis seperti : sarung tangan steril, catheter,
urine bag, stomach tube, feeding tube, mucus atay suction catheter, wing nnedle, infusion set,
transfusion set, spuit, jarum suntik (needle injection)
9. Obat program yang ada, sebutkan nama obat dan jenisnya
Obat ARV : aluvia (lopinavir 200 mg.ritonavis 50 mg), evavirens, duviral (azt+lamivudin), neviral
(nevirapil), hiviral (lamivudin), reviral (zidovudin)
Obat TBC : kombinasi INH, ethambutol dan rifampicin
10. Jenis obat yg dikonselingkan atau PIO, sebutkan obatnya dan alasannya
jenis obat yang dikonselingkan
a. Obat kronis dan pengobatan jangka panjang , contoh : obat TBC, diabetes, epilepsy,
HIV/AIDS
b. Obat dengan pemakaian khusus : obat dengan inhaler, suppo, insulin
c. Obat dengan penyimpanan khusus : insulin, suppo
d. Obat dengan aturan pakai yg rumit : kortikosteroid dengan tapering down
e. Obat dengan indeks terapi sempit : digoxin, phenytoin
kriteria pasien yg dikonselingkan :
Pasien yang mengalami tiga atau lebih penyakit
Pasien dengan kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi ginjal, ibu hamil dan
menyusui
Pasien dengan penyakit kronis/ terapi jangka panjang (TB. DM. Epilepsi)
Pasien yang mendapatkan obat yg perlu perhatian khusus :
- Resiko buruk tinggi , seperti warfarin dan antikanker
- Teknik administrasi , seperti inhaler, suppo
- Penaikan atau penurunan dosis (tappering down /off) seperti kortikosteroid
Pasien yg menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoxin, phenytoin)
Pasien yang mendapat obat dalam jumlah yg banyak pada waktu bersamaan
(polifarmasi)
Pasien yg mempunyai riwayat kepatuhan rendah
11. Struktur organisasi
Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009, organisasi RS paling sedikit terdiri dari :
a. Kepala RS atau Direktur RS
b. Unsur pelayanan medis
c. Unsur keperawatan
d. Unsur penunjang medis
e. Komite medis
f. Satuan pemeriksaan internal
g. Administrasi umum dan keuangan
Struktur organisasi di IFRS : IFRS dipimpin oleh seorang Ka. Instalasi yang membawahi tiga unit,
yaitu : Unit perencanaan dan distribusi, unit layanan dan unit pengendalian mutu. Ka Instalasi
berada dibawah Direktir Medik dan Keperawtan dengan pimpinan tertinggi direktur utama

12. KFT/ PFT


Adalah badan yang membantu pimpinan RS untuk menetapkan kebijakan menyeluruh tentang
pengelolaan (farmasi) dan penggunaan (dokter) obat di RS. Untuk meningkatkan efektivitas
keamanan dan nilai ekonomis dari penggunaan obat di rumah sakit.
Tugas PFT :
Memformulasikan kebijakan tentang evaluasi, seleksi dan terapi obat yg digunakan di RS
Memformulasikan kebijakan RS untuk me ningkatkan pengetahuan dokter, perawat dan farmasi
RS ttg obat dan penggunaan obat
Menyusun standar diagnose dan terapi : formularium RS< tata laksanan obat, pengkajian
penggunaan obat, MESO
Tugas khusus PFT :
a. Menentukan automatic stop order untuk obat berbahaya, contoh : narkotik, sedative,
hipnotik, antikoagulan (automatic atop order = farmasis berhak menghentikan pengobatan bila
tidak sesuai/ berbahaya dalam penggunaan obat)
b. membuat daftar obat emergensi (life saving)
c. Melaksanakan program pelaporan ESO
d. Melaksanakan pengkajian penggunaan obat (DUS)
Fungsi PFT :
Sebagai badan penasehat bagi pimpinan RS dan staf medic dalam segala hal yg menyangkut obat
Mengadakan dan mengembangkan formularium obat yg disepakati digunakan di RS
Menseleksi obat yg boleh dan ditolak digunakan di RS
Membuat kategori obat yg dipakai di RS
Membantu RS mengkaji dan mengembangkan peraturan pemakaian obat yg dikaitkan dgn
peraturan pemerintah
Mengkaji penggunaan obat di RS dan mempromosikan standar terapi untuk pengobatan yg
rasional
Mengumpulkan dan mengkaji lapora ESO
Membuat edaran/ bulletin yg bersifat ilmiah dan mendidik tentang obat unuk lingkungan RS
Struktur organisasi
Ketua
: dokter (min 4 besar spesialis sepert dokter peny.dalam, anak, kandungan dan
bedah)
Sekretaris
: Ka.instalasi (apoteker)
Anggota
: dokter, apoteker, perawat
PFT di RSMM bertugas dalam memantau penggunaan obat kesesuaiannya terhadap formularium
nasional maupun formularium RS, masalah aturan penggunaan obat serta pengkajian dan
penyusunan obat secara rasional dalam formularium RS
Struktur organisasi PFT :
Ketua
: dokter spes.jiwa
Sekretaris
: Ka.instalasi farmasi
Anggota
: dokter peny.dalam, dokter THT, dokter anastesi, dokter radiologi dan psikiater.
PFT mengadakan rapat 1 bulan sekali. Formularium diganti 2 tahun sekali dan di evaluasi 6 bulan
sekali

Apoteker menjabat sebagai sekretaris dan fungsi perawat di PFT yaitu : salah satu tugas PFT
adalah MESO, dlm alur MESO di RS, perawat adalah org pertama yg mengetahui adanya ESo
tersebut dari laporan pasien.
Fungsi apoteker sebagai sekretaris PFT :
Menetapkan jadwal pertemuan, mengajukan acara yg akan dibahas dalam pertemuan
Menyiapkan dan memberikan semua I formasi yg dibutuhkan untuk pembahasan dlm pertemuan
Mencatat semua hasil keputusan yg sudah disetujui oleh pimpinan dan seluruh pihak
Melaksanakan keputusan2 yg sudah disepakati
Menunjang pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, pedoman penggunaan antibiotic, dan pedoman
penggunaan obat dlm kelas terapi lain
Membuat formularium RS berdasar hasil kesepakatan PFT
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan
Melaksanakan pengkajian dan penggunaan obat
Melaksanakan umpan balik hasil pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat pada pihak terkait
Peran farmasis dalam PFT :
- Menyusun standar diagnosis dan terapi
- Menyusun formularium RS
- Menyusun tata laksanan obat
- Pengkajian pengunaan obat
- Monitoring ESO
13. Suntik insulin dimana
Insulin akan bekerja paling cepat saat disuntikkan ke perut, yaitu di atas atau daerah samping
pusar. Insulin akan masuk ke sistem tubuh sedikit lebih lama jika disuntikkan pada lengan atas.
Lebih lambat lagi jika disuntikkan di kaki dan paling lambat ketika disuntikkan di bokong (pantat).
Untuk hasil terbaik, sebaiknya menyuntikkan di daerah yang sama setiap kali sebelum makan.
Misalnya menyuntikkan di daerah perut sebelum sarapan dan di daerah paha sebelum makan
malam. Tapi usahakan untuk tidak menyuntikkan insulin di tempat yang sama setiap waktu, karena
jaringan parut akan muncul dan mempengaruhi penyerapan insulin.
14. Kalau pasien dapat warfarin gmn pio nya
Warfarin digunakan untuk menghindari penggumpalan darah. Warfarin digunakan untuk mencegah
serangan jantung, stroke, dan gumpalan darah arteri atau vena. Salah sattu efek samping dari
warfarin adalah pendarahan sehingga dosis harus disesuaikan dengan petunjuk dokter. Warfarin
dikontraindikasikan untuk pasien ibu hamil, hipertensi dan pasien dengan tukak lambung.
Mengkonsumsi warfarin sebaiknya tidak mengkonsumsi obat gol fenulbutazon karena akan
meningkatkan kadar warfarin sehingga terjadi pendarahan. Dan tidak mengkonsumi makanan yang
mengandung vitamin k seperti brokoli atau bayam karena melawan efek dari warfarin
15. Beda IFRS dengan apotek
UU no 44 ayat 3 pasal 15
IFRS merupakan bagian dari rumah sakit yang bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasikan,
mengatur dan mengawasi seluruh kegiatanan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan
teknis kefarmasian di RS
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker

16. Laporan narkotik dan psikotropika di RS


Pelaporan narkotika dan psikotropika menggunakan sistem SIPNAP dan dikirim ke KeMenKes di
Jakarta selatan. Sesuai dengan PerMenKes no 10 tahun 2013 tentang impor dan ekspor narkotika,
psikotropika dan perkursor farmasi.
- Laporan dioploud kemudian pilih narkotika atau psikotropika
- Masukan periode, missal des 2014
- Status pelaporan , missal pelaporan periodic
- Jenis entry melalui web form
- Kemudian masukan produknya
- Cek status transaki apakah ada transaksi dan dijadikan stok awal
- Pemasukan dari PBF dan pengeluaran untuk resep
17. Pemusnahan obat
- Pembakaran dengan incinerator (membunuh kuman-kuman dan mengurangi volume sampah
sampai 90%)
- Mengubur sampah dengan kapurisasi
Di RSMM, buat bahan aktif, dimusnahkan dalam incinerator RS untuk obat dalam jumlah kecil
dan narkotik/psikotropika. Untuk narkotika dan psikotropika disaksikan oleh dinkes dan Balai
POM. Untuk obat selain narkotika/psikotropika dalam jumlah besar diangkut oleh PT. jalan Hijau
untuk dimusnahkan
18. Keunggulan RS
Pelayanan unggulan dari RSMM adalah pelayanan di bidang kesehatan jiwa dan narkotik,
psikotropika dan zat adiktif.
- Pelayanan di bidang kesehatan jiwa seperti : pelayanan gawat darurat psikiatri, pelayanan
rawat jalan psikiatri, pelayanan rawat inap psikiatri
- Pelayanan NAPZA seperti : rawat jalan NAPZA, detoksifikasi, recovery, dan HCU NAPZA
19. Konseling dan PIO
Berdasarkan PMK 58 tahun 2014
Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat dari
Apoteker kepada pasien dan atau keluarganya. Pemberian konseling bertujuan untuk
mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko ROTD dan meningkatkan cost-effectiviness yg
pada akhirnya meningkatkan keamanan penggunan obat bagi pasien
Kegiatan dalam konseling meliputi:
a. Membuka komunikasi antara apoteker dan pasien
b. Mengidentifkasi tingkat pemahaman pasien ttg penggunaan obat melalui three prime question
Three prime questions :
Apa yg dokter katakan ttg kegunaan obat ini ? masalah atau gejala apa yg dpt diatasi
oleh obat ini ? apa yg harus dilakukan ?
Apa yg dokter katakana ttg cara penggunaan obat ini ? berapa kali didgunakan ? berapa
banyak digunakan? Berapa lama digunakan ? apa yg anda pahami, bila tertulis x kali
sehari? Apa yg dokter katakana ttg apa yg harus dilakukan bila lupa menggunakan obat
ini ?

Apa yg dikter katakana tentang harapan setelah menggunakan obat ini? Apa saja efek
baiknya? Apa saja efek buruknya? Apa saja perhatiannya? Apa yg sebaiknya dilakukan,
bila terjadi reaksi buruk setelah minum obat ini?
c. Menggali informasi lebih lanjut dgn memberi kesempatan kpd pasien untuk mengeksplorasi
masalah terkait penggunaan obat
d. Memberikan penjelasan kpd pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan obat
e. Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien.
f. Dokumentasi
Tujuan konseling :
- Untuk meninkatkan kepercayaan pasien kpd apoteker
- Menunjukan kepedulian/ perhatian kpd pasien
- Meningkatkan kepatuhan pasien dlm menjalani pengobatan
- Mencegah/ meminimalkan MTO
- Meningkatkan pemahaman pasien dlm hal terapi yg diterimanya
Tahapan konseling :
- Pengenalan : memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan konseling
- Penilaian : menilai kepahaman pasien tentang obat yg diberikan (jika perlu hubungannya dgn
penyakit yg diderita)/. Teknik : prime question , show and tell
Prime questions :
Apa yg dokter katakan ttg kegunaan obat ini ? masalah atau gejala apa yg dpt diatasi
oleh obat ini ? apa yg harus dilakukan ?
Apa yg dokter katakana ttg cara penggunaan obat ini ? berapa kali didgunakan ? berapa
banyak digunakan? Berapa lama digunakan ? apa yg anda pahami, bila tertulis x kali
sehari? Apa yg dokter katakana ttg apa yg harus dilakukan bila lupa menggunakan obat
ini ?
Apa yg dokter katakana tentang harapan setelah menggunakan obat ini? Apa saja efek
baiknya? Apa saja efek buruknya? Apa saja perhatiannya? Apa yg sebaiknya dilakukan,
bila terjadi reaksi buruk setelah minum obat ini?
Show and tell : untuk pasien yg pernah mendapatkan resep yg sama
- Apa guna anda minum obat ini ?
- Bagaimana cara penggunaan obat ini ?
- Masalah-masalah apa yg anda miliki berkaitan dgn penggunaan obat ini ?
- Pelaksanaan konseling : untuk merangsang, mengubah sikap pasien agar mengerti dan mau
mengikuti regimen terapetik. Gunakan kemahiran komunikasi lisan dan non lisan serta teknik
show and tell
- Pengujian (verifikasi) : untuk memastikan pasien memahami, mengerti apa yg sudah kita
terangkan. Betulkan atau tambahkan jika ada yg terlupa. Jawablah jika ada pertanyaan dari
pasien
- Kesimpulan dan penutup : tawarkan bantuan jika ada masalah
Berdasarkan pmk 58 tahun 2014, PIO merupakn kegiatan penyediaan dan pemberian informasi,
rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan

oleh apoteker kpd dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain
diluar RS
Tujuan PIO untuk :
Menyediakan informasi mengenai obat kpd pasien dan tenaga kesehatan di ling RS dan pihak lain
diluar RS
Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yg berhubungan dgn obat, alkes dan bmhp terutama
bagi TFT
Menunjang penggunaan obat yg rasional
Kegiatan PIO meliputi :
- Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan
- Membuat dan menyebarkan brosur/ leaflet
- Memberikan informasi dan edukasi bagi TFT sehubungan dengan penyusunan formularium
RS
- Bersama dgn tim PKRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat
inap
- Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya
- Melakukan penelitian
20. PTO
Berdasarkan PMK 58 tahun 2014
PTO merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman,
efektif dan rasional bagi pasien. Tujua adalah meningkatkan efektifitas terpi dan meminimalkan
ROTD
Kegiatan dalam PTO :
a. Pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat,respons terapi, ROTD
b. Pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat dan
c. Pemantauan efektivitas dan efek samping terapi obat
Tahapan PTO :
Pengumpulan data pasien
Identifikasi masalah terkait obat
Rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat
Pemantauan
Tindak lanjut
21. Alur penerimaan resep
Di RSMM. Secara umum alur pelayanan resep untuk pasien rawat jalan regular termasuk pasien
IGD, diawali dengan review kelengkapan administrative dan kesesuaian farmasetik, kemudian
resep dihitung harganya sesuai dengan nama obat dan jumlah yang diminta dalam resep.
Selanjutnya pasien ke loket pembayaran dan pertugas akan mencetak struk pembayaran dan
memberikan no urut pada resep serta bukti pengambilan obat. Resep yang telah lunas di review
kembali pertimbangan klinis oleh TTK sebelum diserahkan ke bagian penyiapan obat untuk
disiapkan sesuai dengan resep dan dikemas. Setelah selesai, obat diverifikasi oleh apoteker
kemudian diserahkan disertai PIO
22. Formularium

Formularium adalah kompilasi dari nama obat yang telah disepakati untuk digunakan di RS
beserta informasi dosis, indikasi, kontraindikasi, peringatan, efek samping, toksisitas.
Dasar pembentukan formularium adalah DOEN dan usulan SMF (staf Medis Fungsional) melalui
rapat pleno PFT.
Sistem formularium adalah metode dimana staf medis pada suatu institusi bekerja melalui PFT
yang mengevaluasi, memperkirakan dan menseleksi seluruh jumlah obat yg tersedia dan
dipertimbangkan agar bermanfatt untuk pelayanan pasien.
Manfaat sistem formularium :
- Terapeutik (memberikan anfaat besar bagi pasien dan dokter)
- Ekonomi (menghilangkan duplikasi obat dgn mengurangi duplikasi pengadaan obat dan
memberikan harga yg rendah kpd pasien)
- Edukasi (formularium yg baik berisi informasi bagaimana membuat resep dan dan informasi
tambahan mengenai obat untuk kepentingan edukasi
Susunan formularium :
b. Halaman judul
c. Nama anggota PFT
d. Daftar isi
e. Informasi kebijakan RS dan prosedur mengenai obat
f. Produk yg digunakan
g. Tambatan: aturan untuk menghitung dosis anak, standar waktu pemberian obat, dll
Kriteria pemilihan obat untuk masuk formularium RS berdasarkanPMK 58/2014
Mengutamakan penggunaan obat generik
Memiliki rasio manfaat-risiko yang paling menguntungkan penderita
Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavaliabilitas
Praktis dalam penyimpanan dan pengankutan
Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
Memiliki rasio manfaar biaya yang tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung
Obat lain yg terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman yang paling dibutuhkan untuk
pelayanan dengan harga yang terjangkau
Informasi khusus formularium :
Daftar singkatan yg disetujui RS
Aturan menghitung dosis anak
Tabel isis antasida
Daftar produk bebas gula
Daftar isi kotak emergensi
Petunjuk dosis untuk pasien gagal ginjal
Tabel IO
Daftar antidote untuk racun
Sistem mengjhitung berdasar skala dan tabel
23. Peran apoteker di rs

Sebagai sorang professional (klinis) dan manajerial (non klinis) untuk melakukan pelayanan
kefarmasian sesuai dengan pmk 58 tahun 2014 ttg standar pelayanan kefarmasian di RS
Apoteker bertangung jawab dalam pengelolaan sediaan farmasi, alkes dan bmhp sesuai dengan
ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas manfaat dan keamanannya. Dimulai dari
pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan administrasi yang diperlukan bagi kegitanan
pelayanan kefarmasian
Apoteker bertanggung jawab terhadap pelayanan farmasi klinis kepada pasien dalam rangka
meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat untuk
tujuan keselamatan pasien sehingga kualitas hidup pasien terjamin
Pelayanan farklin meliputi :
- Pengkajian dan pelayanan resep
- Penelusuran riwayat penggunaan obat
- Rekonsiliasi obat
- PIO
- Konseling
- Visite
- PTO
- MESO
- EPO
- Dispensing sediaan steril
- PKOD
24. Kegiatan PKPA di RS
- Mempelajari dan melihat kegiatan yang dilakukanb di IFRS yaitu pada unit perencanaan dan
distribusi, unit layanan dan unit pengendalian mutu
- Pada bagian perencanaan : dimulai dari proses pengadaan sampai distribusi
- Pada bagian pelayanan : mempelajari alur resep, mempelajari resep, melihat obat dan alkes yg
tersedia, melakukan dispensing, ikut serta dalam kegiatan daily dose
- Mempelajari mengenai penangan limbah di RSMM
- Mempelajari mengenai Rekam Medik di RSMM
25. Perencanaan di RS
berdasarkan PMK 58 tahun 2014, perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan
jumlah dan periode pengadaan sediaan farmasi, alkes dan bmhp sesuai dengan hadil kegiatan
pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang
daoat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain
konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan
anggaran yg tersedia.
Dasar perencanaan menurut bu farida
a. Daftar/ standar (DPHO, formularium, DOEN)
b. Kebutuhan
c. Persediaan/ stock, sisa

d. Anggaran tersedia
e. Prioritas (VEN)
f. Rencana pengembangan
g. Waktu tunggu
h. Antisipasi kehilangan
i. Penyesuaian kemasan
j. Metode perencanaan yg digunakan
Metoda perencanaan
Metode konsumsi : data yg digunakan bedasarkan data pemakaian periode sebelumnya yg dilihat
pada kartu stok, catatan dan laporan. Merupakan metode termudah
Metode morbiditas : data yg digunakan berdasarkan jumlah kasus, menggunakan standar/
pedoman diagnose dan terapi. Merupakan metode terbaik
Metode kombinasi : merupakan kombinasi metode konsumsi dan morbiditas, digunakan pada
kasus-kasus yang dapat di prediksi
Metode anggaran : berapa kebutuhan dana untuk pasien rawat jalan dan pasien rawat inap
Pasien RI : perlu data BOR (tempat tidur terpakai), dimana pasien RI x biaya obat
Pasien RJ : perlu data kunjungan, dimana kunjungan x biaya obat
Metode tender : metode terbaik.adanya kompetensi untuk mendapatkan harga murah, dengan dana
>100 juta. Pelaksanaannya lebih rumit
Metode pembelian langsung : pembelian langsung ke distributor dengan dana <100 juta, metode
termudah, barang cepat datang dan meniadakan stock-out. Just in time.
Di RSMM
Perencanan menggunakan metode konsumsi, metode morbiditas, dan VEN. Perencanaan dibuat
berdasarkan data pemakaian pada periode 3 bulan sebelumnya serta sisa stock di gudang farmasi.
Perencanaan dibuat juga berdasarkan fornas dan formularium RS.
Formulir perencanaan ditandatangani oleh Ka.Unit perencanaan dan Distribusi lalu diajukan ke Ka
IFRS, bila disetujui diajukan ke Direktur medic dan keperawatan dan direktur utama melalui
direktur administrasi dan keuangan. Dari direktur administrasi dan keuangan ditentuakan akan
memakai dana BLU atau rupiah murni. Setelah ditentukan dana kemudian dikembalikan ke
direktur utama untuk diajukan ke PPK untuk dibuat kkontrak selanjutnya ke ULP untuk pengadaan
26. Akreditasi rs
Akreditas merupakan pengakuan kepada RS yang telah memenuhi standar
Tujuan umum : meningkatkan mutu pelayanan RS
Tujuan khusus : - jaminan kepuasan dan perlindungan
- Pengakuan atas penerapan standar yang telah ditetapkan
- Membentuk lingkungan yang kondusif untuk penyembuhan, pengobatan dan
pencegahan sesuai standar
Sasaran : seluruh RS dan sarana kesehatan lainnya.
Instrument akreditasi pelayanan farmasi, terdiri dari 7 standar pelayanan:
Falsafah dan tujuan
ada 2 parameter
Administrasi dan pengelolaan
ada 2 parameter
Staf dan pimpinan
ada 3 parameter
Fasilitas dan peralatan
ada 2 parameter

Kebijaksanaan dan prosedur


ada 2 parameter
Pengembangan staf dan prog pendidikan
ada 2 parameter
Evaluasi dan pengendalian mutu
ada 3 parameter
Pelaksanaan akreditasi: RS dapat memilih tingkat akreditasi sesuai kemampuan
Tahap I: Akreditasi (tingkat dasar) meliputi 5 pelayanan Administrasi, Pelayanan Medik,
Gawat darurat, Keperawatan, Rekam Medis.
Tahap II: Akreditasi (tingkat lanjut) meliputi 12 pelayanan terdiri dari 5 pelayanan
ditambah Kamar Operasi, Lab, Radiologi, Farmasi, K3, PIN, Peristi.
Tahap III: Akreditasi lengkap meliputi 16 pelayanan terdiri dari 12 pelayanan ditambah
Perpustakaan, Pemeliharaan Sarana, Pelayanan Anastesi, Pelayanan Sterilisasi.
Hasil akreditasi:
Tidak terakreditasi: ada 1/lebih pelayanan yang mendapat skor <60% / nilai rata 2 dari
semua pelayanan 65%
Akreditasi bersyarat
Memenuhi persyaratan minimal
Skor total 65% < skor < 75% tanpa 1 pelayanan dengan skor <60%
Berlaku untuk 1 tahun
Akreditasi penuh
Berlaku untuk 3 tahun
Total skor 75% tanpa 1 pelayanan dengan skor <50%
Akreditasi istimewa: memenuhi standar akreditasi selama 3 periode berturut 2 dan status
akreditasi untuk masa 5 tahun.
Manfaat akreditasi :
Bagi pasien dan masyarakat
Bagi pegawai/ petugas RS
Bagi RS
Bagi pemilik RS
Bagi perusahaan asuransi
Bagi pemerintah
27. 4 spesialis dasar
Dokter spesialis anak, dokter spesialis kandungan, dokter spesialis penyakit dalam, dan dokter
bedah

28. ada udd ga


sistem distribusi Unit Dose Dispensing (UDD) sangat dianjurkan untuk pasien rawat inap
mengingat dengan sistem ini tingkat kesalahan pemberian obat dapat diminimalkan sampai kurang
dari 5% dibandingkan dengan sistem floosr stock atau resep individu yang mencapai 18%
di RSMM belum menggunakan sistem UDD
29. jumlah apoteker
pelayanan rawat inap yan meliputi pelayanan farmasi manajerial dan pelayanan farmasi klinik
dengan aktivitas pengkajian resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat,
pemnatauan obat, PIO, konseling, edukasi, visite idealnya dibutuhkan tenaga apoteker dengan
rasio 1 apoteker untuk 30 pasien

pengtungan kebutuhan apoteker berdasarkan beban kerja pada pelayanan kefarmasian di rawat
jalan yg meliputi pelayanan farmasi manajerial dan pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas
pengkajian resep, penyerahan obat, pencatatan penggunaan obat, konseling, idealnya dibutuhkan
apoteker dengan rasion 1 apoteker untuk 50 pasien
peaturan yg mengatur rasion apoteker : PMK No. 58 tahun 2014
di RSMM apoteker ada 7 orang
30. obat kanker contohnya
iressa untuk pasru, intron A untuk leukemia, sindaxel untuk mamae
31. produksi,alasannya
kegiatan produksi farmasi :
pembuatan
pengemasan kembali
pengenceran
TPN
IV admixture
Cytotoxic handling
Alasan memproduksi :
Tidak tersdianya produk di pasaran untuk penyakit tertentu
Ada di pasaran tapi tidak kontinyu
Harus dibuat segar
Dapat diproduksi dengan harga yg lebih murah sehingga biaya obat pasien rendah
Agar terjalin hubungan kerja antara dokter dan apoteker sehingga ada kemudahan dokter meminta
sediaan untuk kebutuhan klinik dan penelitian
Dibutuhkan formula khusus RS
Menurut PMK 58 / 2014
a. Sediaan farmasi tidak ada di pasaran
b. Sediaan farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri
c. Sediaan farmasi dengan formula khusus
d. Sediaan farmasi dengan kemasan yg lebih kecil (repacking)
e. Sediaan farmasi untuk penelitian
f. Sediaan farmasi yg tidak stabil dalam penyimpanan
Tahapan produksi :
Adanya master formula
Perencanaan produksi
Pengisian batch record pembuatan dan pengemasan
Evaluasi realisasi perencanaan
Pembuatan laporan mutasi
Evaluasi hasil kerja produksi
Produksi steril : TPN, IV admixture, cytotoxic handling
Produksi non steril : pengemasan kembali, pengenceran, pembuatan serbuk, salep, lotion dll
Kegiatan produksi di RSMM hanya sebatas pengemasan kembali dari skala besar menjadi
kemasan yang lebih kecil. Yaitu pembuatan H2O2 3%

32. tipe rs
klasifikasi RS menurut UU no. 44 tahun 2009
1. berdasarkan jenis pelayanan
Rumah Sakit Umum, yg memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang
a. RSU kelas A : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 4
spesialis dasar, 5 spesialis penunjang medic, 12 spesialis lain, 13 subspesialis
Jumlah TT > 1000
b. RSU kelas B : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 4
spesialis dasar, 4 spesialis penunjang medic, 8 spesialis lain, 2 subspesialis dasar
Jumlah TT : 500-1000
c. RSU kelas C : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 4
spesialis dasar, 4 spesialis penunjang medic
Jumlah TT < 200
d. RSU kelas D : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 2
spesialis dasar
Jumalah TT <100
Rumah Sakit Khusus, yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau saru jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit dll
RS khusus kelas A : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit
pelayanan medic spesialis dan pelayanan medic subspesialis sesuai kekhususan yg lengkap
RS khusus kelas B : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit
pelayanan medic spesialis dan pelayanan medic subspesialis sesuai kekhususan yg terbatas
RS khusus kelas C : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit
pelayanan medic spesialis dan pelayanan medic subspesialis sesuai kekhususan yg minimal
2. berdasarkan pengelolaannya
a. RS public, yg dpt dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan badan hokum yg
bersifat nirlaba
b. RS privat yg dikelola oleh badan hukum dgn tujuan profit yg berbentuk PT atau persero
Berdasarkam PMK 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan RS
Berdasarkan jenis pelayanan :
Rumah Sakit Umum
RSU kelas A
pelayanan yg diberikan paling sedikit meliputi pelayanan medic, pelayanan kefarmasian,
pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang medic, pelayanan
penunjang non klinik, pelayanan rawat inap
sumber daya terdiri atas tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga
kesehatan lain dan tenaga non kesehatan
peralatan terdiri dari peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inao,
rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratoium klinik, pelayanan
darah, rehabilitasi medic, farmasi, instalasi gizi dan kamar jenazah
RSU kelas B

Pelayanan yg diberikan paling sedikit pelayanan medic, pelayanan kefarmasian, pelayanan


keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang non
klinik, pelayanan rawat inap
SDM terdiri atas tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenagah kesehatan
lain dan tenaga non kesehatan
Peralatan terdiri dari peralatan medis untuk instalas gawat darurat, rawat jalan, rawat inap,
rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan dara,
rehabilitasi medic, farmasi, instalasi gizi dan kamar jenazah
RSU kelas C
Pelayanan yg diberikan paling sedikit pelayanan medic, pleyanan kefarmasian, pelayanan
kperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang non
klinik, pelayanan rawat inap
SDM terdiri atas tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan
lain dan tenaga non kesehatan
Peralatan terdiri dari peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap,
rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan
darah rehabilitasi medic, farmasi, instalasi gizi dan kamar jenzah
RSU kelas D
Pelayanan yg diberikan paling sedikit pelayanan medic, pleyanan kefarmasian, pelayanan
kperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang non
klinik, pelayanan rawat inap
SDM terdiri atas tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan
lain dan tenaga non kesehatan
Peralatan terdiri dari perakatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan rawat inap,
rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinis, pleyanan darah,
rehabilitasi medic, farmasi, instlasi gizi dan kamar jenazah
RSU kelas D pratama, didirikan dan diselenggarakan untuk menjamin ketersediaan dan
meningkatan aksesibilitas masyrakat terhadap pelayanan kesehatan tingkat kedua
Rumah Sakit Khusus, hanya dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai bidang
kekhususannya dan bidang lain yg menunjang kekhususan tersebut
Pelayanan yg diselenggarakan meliputi pelayanan medic, pelayanan kefarmasian, pelayanan
keperawatan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang nonklinik
Sumber daya manusia paling sedikit terdiri dari tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga
keperawatn, tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan
Peralatan yg memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
RS khusus kelas A
RS khusus kelas B
RS khusus kelas C
Berdasarkan bu farida
Penggolongan rumdah sakit di Indonesia :
Berdasarkan kepemilikan
Rumah Sakit Pemerintah

Dibiayai oleh pemerintah, diselenggarakan oleh departemen, TNI, Pemda atau BUMN
Rumah Sakit non Pemerintah (swasta)
Diselenggarakan oleh yayasan, disahkan oleh badan hukum dan berada di bawah naungan
organisasi sosial atau agama
Berdasarkan KepMenKes No. 806/ 1987
Rumah sakit umum swasta
Pelayanan medis umum, spesialistik, sub spesialistik
Rumah sakit umum swasta madya
Pelayanan medis umum, dan 4 spesialistik dasar lengkap yaitu kebidanan/ kandungan,
penyakit anak, penyakit dalam dan bedah
Rumah sakit umum swasta pratama
Pelayanan medis umum
Berdasarkan jenis pelayanan
Runah sakit umum
Pelayanan medis yg bersifat dasar, spesialistik, dan sub spesialistik
Rumah sakit khusus
Fungsi primer, memberikan diagnosis dan pengobatan bagi penderita dengan kondisi medis
khusus
Rumah sakit pendidikan
Melaksanakan program pendidikan di bidang kedokteran
Berdasarkan pelayanan dan jumlah tempat tidur
Rumah sakit kelas A
Pelayanan medis spesialistik luas dan sub spesialistik, berfungsi sebagai rumah sakit
pendidikan dengan jumlah tempat tidur > 1000
Rumah sakit kelas B
Pelayanan medis spesialistik luas dan subspesialistik terbatas dengan jumlah TT 500-1000
Rumah sakit kelas B1, minimal 11 pelayanan spesialistik luas dan belum memiliki sub
spesialistik luas, jumlah TT 500-750
Rumah sakit kelas B2, pelayanan spesialistik luas dan sub spesialistik, jumlah TT 300-500
Rumah sakit kelas C
Memiliki 4 pelayanan spesialistik dasar dengan jumlah TT <200
Rumah sakit kelas D
Pelayanan medis dasar, belum ada pelayanan spesialistik dengan jumlah TT <100
RSMM mempunyai 2 tipe, yaitu : Tipe A untuk pelkes jiwa da tipe C untuk pelkes umum
33. Farklin
Pelayanan farklin meliputi :
- Pengkajian dan pelayanan resep
- Penelusuran riwayat penggunaan obat
- Rekonsiliasi obat
- PIO
- Konseling
- Visite

- PTO
- MESO
- EPO
- Dispensing sediaan steril
- PKOD
Beda farklin dan pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care)
Pelayanan farklin : pelayanan langsung yg diberikan oleh APoteker kpd pasien dalam rangkan
meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat,
untuk tujuan keselamatan pasien sehingga kualitas hidup pasien terjamin
Pelayanan kefarmasian : suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kpd pasien yg berkaitan
dengan sediaan farmasi dgn maksud mencapai hasil yg pasi untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien
34. BOR di RS PKL berapa dan AV LOS
BOR : Bed Occupancy Rate = Jumlah tempat tidur terpakai
BOR di RSMM yaitu 56,57%
Kriteria BOR yg baik
Standar internasional : 80-90%
Standar Indonesia : 70-80%
Perhitungan BOR = jumlah hari perawatan
x 100%
Jumlah hari tertentu x tempat tidur
Hari perawatan : banyaknya hari rawatan untuk seorang penderita di dlm suatu periode
Jumlah hari perawatan : penjumlahan dari hasil perawatan semua penderita dalam suatu periode
AV Los : Avarages length of stay : rata-rata lama hari rawat
AVLos di RSMM untuk pasien inap umum : 3-12 hari dan pasien jiwa BPJS selama 42 hari
Standar internasional : LOS ideal 6-9 hari
LOS RS swadana : 4-10 hari
Perhitungan : AVLos : jumlah lamanya dirawat
Pasien keluar (hidup+mati)
Lamanya dirawat : banyaknya hari seorang penderita dirawat di rumah sakit
Jumlah lamanya dirawat : penjumlahan lamanya dirawat dari semua penderita yg keluar hidup maupun
meninggal selama satu periode
35. UU pelayanan farmasi di RS
PMK No 58 tahun 2014 tentnag standar pelayanan kefarmasian di RS
36. Apa itu IFRS, tugas dan fungsi ,sebutkan 2 tugas intinya.pelayanan dan farmasi klinik
dijabarin satu2
Berdasarkan UU no. 44 tahun 2009, IFRS adalah bagian dari rumah sakit yg bertugas
menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan
farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di RS
Berdasarkan pmk 58 tahun 2014
Tugas IFRS :
Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan Pelayanan
Kefarmasian yang optimal dan professional serta sesuai prosedur dan etik profesi
Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
efektif, aman, bermutu dan efisien

Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek terapi dan keamanan serta
meminimalkan risiko
Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta memberikan rekomendasi kepada
dokter, perawat dan pasien
Berperan aktif dalam Tim Farmasi dan Terapi
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan Pelayanan Kefarmasian
Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium Rumah Sakit
Fungsi Instalasi Farmasi adalah sebagai berikut :
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
Memilih Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai kebutuhan
pelayanan Rumah Sakit.
Merencanakan kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
secara efektif, efisien dan optimal.
Mengadakan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai berpedoman
pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.
Memproduksi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Menerima Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
Menyimpan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.
Mendistribusikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai ke unit-unit
pelayanan di rumah sakit.
Melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu
Melaksanakan pelayanan obat unit dose dosis sehari
Melaksanakan komputerisasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai (apabila sudah memungkinkan)
Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
Melakukan pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai yang sudah tidak dapat digunakan
Mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
Melakukan administrasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai
Pelayanan Farmasi Klinik
Mengkaji dan melaksanakan pelayanan Resep atau permintaan Obat
Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan Obat
Melaksanakan rekonsiliasi Obat
Memberikan informasi dan edukasi penggunaan Obat baik berdasarkan Resep maupun Obat
non Resep kepada pasien/ keluarga pasien
Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah terkait Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan
dan Bahan Medis Habis Pakai
Melaksanakan visite mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain
Memberikan konseling pada pasien dan atau keluarganya
Melaksanakan Pematauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan efek terapi Obat
Pemantauan efek samping Obat
Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah (PKOD)

Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)


Melaksanakan dispensing sediaan steril
Melakukan pencampuran obat suntik
Menyiapkan nutrisi parenteral
Melaksanakan penanganan sediaan sitotoksik
Melaksanakan pengemasan ulang sediaan steril yang tidak stabil
Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada tenaga kesehatan lain, pasien/keluarga
dan institusi di luar Rumah Sakit
Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
Kegiatan pelayanan farmasi di RS :
a. Perencanaan perbekalan farmasi
b. Pengadaan baik melalui pembelian atau droping
c. Penerimaan dan perbekalan farmasi
d. Penyimpanan perbekalan farmasi
e. Penyimpanan dan pengemasan kembali
f. Produksi dan pengemasan kembali
g. Distribusi dan penyerahan obat untuk pasien rawat jalan dan rawat inap
h. Penyediaan informasi dan edukasi bagi staf medic dan tenaga kesehatan lainnya dan pasien
Kegiatan pelayanan farmasi klinik :
Melakukan konseling obat
MESO
Pencampuran obat suntuk secara aseptic
Menganalisa efektivitas-biaya
Penentuan kadar obat dalam darah
Penanganan obat sitostatika
Penyiapan TPN
Pemnatauan penggunaan obat
Pengkajian penggunaan obat
Visite
37. Siapa yang bertugas/kepala cssd,sebutkan gelarnya apakah dokter,perawat apa farmasis,
knp harus farmasis
CSSD menurut bu farida
- Unit sterilisasi sentral di bawah instalasi farmasi atau berdiri sendiri
- Melaksanakan kegiatan sterilisasi alat-alat medic dan alat lain yg diperlukan dalam keadaan
steril
- Bertanggung jawab juga atas pengadaan, penyi,panan dan pendistribusian
Sterilisasi
Radiasi : UV
Sterilisasi panas :
Pemanasan kering : 160-2800 C selama 1-2 jam , struktur inaterial dapat berubah/ alat cepat rusak
Pemanasan basah : otoklaf 1210 C selama 15 menit
Sterilisasi gas : etilen oksida
CSSD RSMM tidak berada dibawah IFRS, tetapi dibawah Ins KesLing, CSSD di kepalai oleh seorang
nutrition dan kegiatannya belum sepenuhnya melakukan sterilisasi alat-alat kesehatan yg ada di RS.
Untuk pengadaan verban dan alkes pada ruang OK, sterilisasi menggunakan autoklav

Kepala CSSD harus farmasis, karena reagen untuk proses desinfektan (formaldehid 4%, fenol, alcohol
dgn berbagai konsentrasi, klorin, iodipor) bersumber dari farmasi yg berkompeten
Ruangan CSSD : area umum/desinfeksi, area persiapan/ packing, area sterilisasi, area penyimpanan
alat teril
38. Brp jumlah apoteker di RS, apakah sudah cukup dgn jumlah tempat tidur?
Apoteker jumlahnya 7 orang dan jumlah tempat tidur 568
Ratio seharusnya 1 : 30
Jd seharusnya apoteker yg ada adalah 568/30 = 19
39. Sebutkan pelayanan 1 pintu, manfaat 1 pintu
- Pengadaan dan pendistribusian merupakan tanggunga jawab instalasi farmas
- Instalasi farmasi bertangung jawab terhadap obat yg beredar di RS
- Satu kebijakan, satu SOP, satu pengawasan operasional, satu sistem informasi
Keuntunagan :
Memudahkan monitoring penggunaan obat
Memudahkan perencanaan obat
Dapat dilaksanakannya pelayanan obat dengan sistem unit dose
Dapat dilaksanakannya pelayanan informasi obat da konseling obat, baik bagi pasien rawat jalan
maupun rawat inap
Dapat dilaksankannya MESO oleh PFT
Dapat dilaksanakannya pengkajian penggunaan obat di RS, baik obat generic, obat formularium, obat
DPHO askes, antibiotika sesuai dengan program IFRS serta PFT
40. Perlakuan IV Admixture(aseptic dispensing)
Adalah pencampuran obat steril ke dalam larutan obat IV steril untuk menghasilkan suatu sediaan
steril yg bertujuan untuk penggunaan IV
Yg harus diperhatikan :
a. Ruangan steril secara rutin harus diperhatikan dari partikel bebas
b. Bahan-bahan yg tidak diperlukan dlm penyimpanan obat IV steril tidak boleh dimasukkan
dlm ruang steril
c. Semua bahan dan alat yg dimasukkan dlm ruang steril terlebih dahulu harus didesinfektan/
disterilkan
d. Pastikan diperlaukan untuk memasukan bahan ke dlm ruang steril
41. Penanganan obat sitostatik
Obat sitostatik adalah obat yg digunakan dalam pengobatan kanker (antineoplastik). Pemberian
obat sitostatika disebut kemoterapi
Pada saat ini RS umumnya menyiapkan obat sitostatika di ruang rawat oleh perawat/ dokter.
Terekspose obat sitostatika dapat terjadi pada saat penerimaan dan penyimpanan, penyiapan,
dispensing dan pemberian, disposal dan pelayanan. Ada beberapa rute terekspose sitostatika :
inhalasi (umumnya), injeksi, terteln (makanan), absoprsi (sarung tangan), kontak langsung (tidak
sengaja). Jika terekspose yg dilakukan adalah melaporakn segera pada farmasis penanggung
jawab, segera lakukan pengobatan, dan berhenti bekerja di pelayanan sitostatika untuk sementara
atau dipindahkan ke unit lain. Untuk menghindari bahaya sitostatika yaitu menyiapkan sitostatika
di dalam ruangan khusus, dilakukan oleh petugas terlatih dan mengikuti SOP
Sifat sediaan sitostatik :

Karsinogenik (menyebabkan kanker)


Mutagentik (menyebabkan mutasi)
Teratonik (membahayakan janin)
Kegiatan dalam penanganan sediaan sitostatik meliputi :
a.
Melakukan perhitungan dosis secara akurat
b.
Melarutkan sediaan obat kanker dengan pelarut yg sesuai
c.
Mencampur sediaan obat kanker sesuai dengan protocol pengobatan
d.
Mengemas dalam kemasan tertentu
e.
Membuang limbah sesuai prosedur yg berlaku
Kebutuhan minimal pelayanan sitostatika :
Gunakan LAF atau BSC untuk melarutkan
Tempatkan LAF atau BSC dalam cleanroom
Petugas memakai baju pelindung yg sesuai
Gunakan teknik aseptic
Mempunyai SOP
Mempunyai petugas yg terlatih dalam penanganan sitostatika
Jika ada tumpahan obat stostatika, yg dilakukan adalah :
Menutup bekas pakaian dengan kain
Menggunakan pakain pelindung
Mengambil pecahan vial/ ampul dengan alat penjepit, jgn langsung dengan tangan kemudian
masukkan dalam wadah khusus sitostatika
Membersihkan tumpahan dengan kain lap 2 lembar mengarah ketengah
Membersihkan bekas tumpahan dengan bahan kimia (asam atau basa) sampai bersih kemudian bilas
dgn air
Membuang sampah bekas tumpahan ke dalam kantong khusus sitostatika (kantong kuning)
42. Pengolahan limbah, sebutkan pengolahan limbah padat dan cair,penanganan limbah
infeksius dan limbah padat sitostatik
Limbah merupakan bahan sisa pada suatu kegiatan dan atau proses produksi. Limah RS adalah
limbah yg dihasilkan dari kegiatan RS dan kegiatan penunjang lain di RS. Limbah RS terbagi dua
yaitu limbah cair dan limbah padat.
LIMBAH PADAT
Tujuan :
- Melindungi petugas pembuangan sampah dr luka
- Melindungi peugas pembuangan sampah dr penyebaran penyakit
- Mencegah penularan penyakit pd masyarajat sekitar
- Membuang bahan-bahan berbahaya dengan aman
- Mencegah tempat berkembang biak serangga
- Semua karyawam yg menangani sampah diberi pelatihan
- Dilengkapi pelindung seperti pakaian tahan air, sarung tangan adan alas kaki
Sampah rumah sakit :
Sampah non medis (domestic)
- Sampah rumah tangga

Tidak terkena darah atau cairan tubuh


Tidak beracun, tidak menimbulkan infeksi dan tidak menimbulkan masalah kesehatan
Contoh : kertas, botol, kotak, wadah plastic, sisa makanan, sisa pembungkus obat
Sampah medis (infecsius)
Sampah klinis
- Bahan yg mengalami kontak dengan darah atau cairan tubuh
- Berisiko tinggi menularkan penyakit karena berisi bakteri, jamur, virus atau parasite
- Perban/ kasa/ pembalut luka atau benda-benda dari kamar operasi
- Bahan autopsy, potongan tubuh, plasenta
- Benda tajam bekas pakai seperti jarum suntik, pisaubedah, jarum jahit, tabung darah
Sampah laboratorium
- Berupa sampah dari lab seperti : darah tija, dahak nanah
- Sebelum keluar dari lab disterilisasi dulu dengan autoklav
- Berupa sampah dari patologi : organ tubuh, jaringan
- Berisiko tinggi menularkan penyakit
Sampah berbahaya
- Tidak menularkan penyakit
- Tetapi berbahaya karena racun
- Sampah zat radioaktif dari radiologi
- Sampah obat kanker dari farmasi
- Bahan-bahan kimia atau farmasi seperti wadah obat kadaluarsa, vaksin, reagen
- Sampah logam berat seperti air raksa termometer
- Wadah berisi gas seperti aerosol
Pengelolaan sampah
Pemilahan sampah
Menyediakan bak penampung sampah dilapisi kantong plastic dan tidak mudah robek
Sampah non medis
: kantong hitam
Sampah medis
: kantong kuning
Sampah obat kanker
: kantong ungu
Sampah beracun
: kantong merah
Beri label yg mudah dibaca
Tersedia saluran air untuk limbah cair
Penanganan sampah
Tidak boleh penuh, terisi 2/3 bawa ke TPA
Wadah kantong plastic diikat rapat dengan tali, diberi label dan dbuang berikut wadahnya
Label bertulis tempat penghasil limbah
Jangan mengeluarkan sampah dari wadah nya ke gerobah sampah
Sampah diangkat dengan memegang leher kantong plastic
Kereta sampah dibedakan antara sampah medis dan non medis
Mudah dibersihkan dan disinfeksi secara rutin
Petugas yg menangani harus memakai sarung tangan dan sepatu boot (APD)
Petugas harus mencuci tangan dengan sabun selesai menangani sampah

Penampungan sementara
Pada daerah yg mudah dijangkau petugas, pasien dan pengunjung
Harus bertutup, kedap air , tidak mudah bocor agar terhindar dari jangkauan serangga, tkus
dll
Hanya bersifat sementara dan tidak boleh lebih dr 1 hari, limbah tidak boleh lebih dr 24 jam
Selesai dibuang isinya, dicuci dan dikeringkan
Pembuangan/ pemusnahan
Sampahnon medis ke TPA
Sampah medis
- Pembakaran dengan incinerator : membunuh kuman-kuman , mengurangu volume
sampah sampai 90%
- Mengubur sampah, kapurisasi
Sampah farmasi dikembalikan ke distributor
Sampah radiologi ke batan
Pengelolaan Limbah di Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi IPAL (Instalasi Pengelolaan Air
limbah) berada di bawah Instalasi Kesehatan Lingkungan. Unit IPAL bertanggung jawab atas
limbah yang dihasilkan rumah sakit. Pemusnahan limbah padat termasuk resep di Rumah Sakit dr.
H. Marzoeki Mahdi sudah tidak dilakukan di insinerator Rumah Sakit sejak bulan January 2015.
Dikarenakan Rumah Sakit belum mempunyai izin mengoperasikan alat insinerator alat dan
petugas /operator untuk alat insinerator.
Seminimal mungkin melakukan pemusnahan dengan inserator karena dampak negatif
terhadap lingkungan. Pada saat ini yang memusnahkan limbah padat dilakukan oleh pihak ketiga
yaitu PT wastek. Yang diangkut oleh PT jalan hijau dan semua harus terdokumentasi. Senin,
Rabu, Jumat sampah di masukan ke dalam plastik kuning dan gerobak sampahnya juga harus
berwarna kuning kemudian dilakukan pemilahan botol infus untuk membuang cairannya agar
tidak terlalu berat, pemberian label yang berisi berat/netto sampah dimasukan ke dalam ruangan
B3. Pihak ketiga ( PT JALAN HIJAU melakukan pengangkutan sampah ) (KSO) ( PT JALAN
HIJAU -WASTEC- PPLI ) Jadi protapnya : ada yang mengirim dari pihak Instalasi Farmasi ke
insenerator.
Limbah Cair hasil dari obat racik, atau hasil limbah dari kegiatan rumah sakit
bermuara/berakhirnya masuk Bak Pengumpul Air (BPA) di IPAL dialirkan spiral spring yang
berfungsi untuk menyaring sampah sehingga air yang akan diolah sudah terbebas dari sampah,
pengelolaan secara biologi, metode yang di gunakannya sequensi dext reactor. Buffer tank
(mixer/diaduk) dan di SBR (Sequency Bets Reactor) selama 4 jam 1 cycle diolah sehingga kadar
koliform nol sehingga menghasilkan air yang jernih. (bisa digunakan untuk hidran). Tetapi jika di
RS dr. H. Marzoeki Mahdi dibuang ke badan air dengan kondisi aman (koliform nol 0) tetapi
harus mempunyai izin yang berlaku 2 tahun yang mengeluarkan BPLH (Badan Pengelola
Lingkungan Hidup) begitu juga untuk pembuangan B3 harus mempunyai izin.
Proses didalam SBR = Filling (proses Anaerob) Mixing (proses aerob) - Aerasi (prose
aerasi) membutuhkan 60 menit aerasi dan 5 menit istirahat Sedimentasi (pengendapan)
Decanting (proses penuangan air) Waiting (menunggu) - sterilisasi (pemberian klor cair) ecolinya harus di bawah 10.000
Untuk setiap alat pasti berbeda siklus (cycle) berbeda tergantung kelembaban suhu, daerah.
Resep saat ini hanya di Rajang potongan kecil2 dan diaduk2 sehingga tidak dapat dibaca dan
digunakan kembali hasil sampah tersebut masuk ke kategori limbah non medis yang masuk ke
plastik hitam. Sebelumnya di bakar di dalam insinerator.
Pretreatment harus dilakukan sebelum masuk BAK penampungan IPAL agar tidak
menganggu pengelolaan IPAL pada dapur gizi dilakukan pretreatment (untuk penjaring lemak

43.

44.
45.

46.

47.

jangan sampai masuk ke pengelolaan IPAL. Apabila di laboratorium dilakukan netralisasi PH


sebelum masuk ke BAK penmpungan air IPAL, yang belum di bangun pretreatment pada laundry
sedang proses pembangunan pretreatment (karena mengandung fosfat, logam berat yang tinggi,
keasaman tinggi juga)
Untuk box obat seharusnya masuk ke limbah khusus atau limbah spesifik karena dapat
berbahaya atau reuse oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab harus masuk ke limbah
medis. Limbah rumah tangga (limbah non medis) masuk ke dalam plastik hitam dilakukan oleh
cleaning service, kemudian dibuang ke TPS milik rumah sakit, yaitu TPA galuga.
Limbah medis masuk ke dalam plastik kuning, Untuk alkes disposible jarum suntik (limbah
padat tajam ) masuk ke safety box berwarna kuning.
Untuk Limbah Gas dari Ruang OK, ICU yang diatur adalah ventilasinya, berada di bawah
posisi tekanan positif. Di ukur 6 bln sekali. Di ukur emisinya memenuhi ketentuan atau tidak, di
cerobong asapnya
Brp jumlah dokter spesialis
dokter spesialis kandungan : 3 org
dokter spesialis penyakit dalam : 4 org
dokter spesialis bedah : 1 org
dokter spesialis mata : 1 org
dokter speialis THT : 2 org
dokter spesialis paru : 1 org
dokter spesilais okupasi : 1 org
dokter spesilais anak : 3 org
dokter spesialis ortopedi : 1 org
dokter spesialis kes jiwa : 16 org
dokter spesialis saraf : 1 org
dokter spesilais gigi anak : 1 org
dokter spesialis bedah mulut : 1 org >>total 36
Bidang pelayanan di RS pkl
Jenis pelayanan di RSMM adalah Rumah Sakit Khusus untuk pasien jiwa
Incenerator
Incinerator adalah alat untuk membakar sampah medis/ sampah klinis dengan tujuan unuk
membunuh kuman-kuman dengan pembakaran sampai suhu diatas 1000 0 C dan menjadi abu
sehingga mengurangi volume sampai sampai 90%
Contoh obat lasa
ChlorproMAZINE ChlorproPAMIDE
PHENobarbital PENTobarbital
HydrOXYZINE HydrALAZINE
LOSEC - LASIX
Tdm
TDM adalah proses pemantauan kadar bat/ metabolitnya dalam darah dalam upaya
mengoptimalkan manfaat obat
Tujuan TDM :
a.
meningkatkan manfaat obat dan terlebih lagi
b.
meningkatkan optimalisasi efek obat

obat2 yg perlu dipantau terapeutiknya dalam program TDM :


obat dengan indeks terapi rendah , co : diazepam
obat yg efek merugikan tidak mudah dipantau secara klinis, co : teofilin
obat yg farmakokinetiknya mudah dipengaruhi oleh factor fisiologis, penyakit atau factor eksterm,
seperti merokok, obat
obat yg diduga menyebabkan keracunan
obat yg diberikan dgn takaran lazim akan tetapi tidak memberikan ahsil sebagaimana diharapkan
obat yg diduga digunakan dengan takaran sub-optimal
obat yg tdk merupakan bagian dari terapi akan tetapi digunakan dgn diam2
obat yg ingin diketahui ketersediaan biologiknya pd pasien tertentu
48. Medication error
Adalah suatu kejadian yg dapat dicegah yg menyebabkan penggunaan obat yg tidak sesuai atau
membahayakan pasien dimana pengobatan tersebut dikontrol oleh tenaga medis professional,
pasien, atau konsumen, yg berhubungan dgn praktis professional, produk kesehatan, prosedur,
sistem termasuk prescribing, order communication, product labeling, packaging, compounding,
dispensing, distribution, administration, education, monitoring dan penggunaan
Contoh kasus :
Transcribing and disoensing process :
- Salah kemas obat : missal antara Zyloric 100 mg dan Zyloric 300 mg
- Salah baca : missal : histrin dan hytrin
- Salah dosis dan bentuk sediaan : elixir 4 mg. 5ml dan sol 10 mg/5 ml
Jenis kesalahan dlm medication eror
Prescribing eror (terjadi pada penulisan resep)
Kesalahan resep
Kesalahan karena yang tidak diotorisasi
Kesalahan karena dosis tidak benar
Kesalahan karena indikasi tidak diobati
Kesalahan karena pengunaan obat yg tidak diperlukan
Transcribing eror
Kesalahan karena pemantauan yg keliru
Kesalahan karena ROM
Kesalahan karena IO
Administrasi eror
Kesalahan karena lalai memberikan obat
Kesalahan karena waktu pemberian keliru
Kesalahan karena teknik pemberian yg keliru
Kesalahan karena tidaak patuh
Kesalahan karena rute pemberian tidak benar
Kesalahan karena gagal menerima obat
Dispensing eror
Kesalahan karena bentuk sediaan
Kesalahan karena pembuatan/ penyimpanan obat yg keliru

Kesalahan karena pemberian obat yg rusak


49. Sistem penerimaan-penyimpanan
Penerimaan adalah proses serah terima perbekalan farmasi dari rekanan/ distributor kepada tim
penerima barang untuk selanjutnya diserahkan ke gudang farmasi dalam keadaan baik
Tujuannya adala untuk mencegah selisih jumlah barang
Alur penerimaan barang farmasi :
dari rekanan/ distributor tim penerima barang farmasi gudang transition (karantina)
gudang farmasi
persyaratan penerimaan barang
Distributor resmi
Barang sesuai dengan SP (kemasan, bentuk sediaan, kekuatan, jumlah barang)
Barang sesuai degan faktur (harga, jumlah barang, diskon, bonus)
Disertai sertifikat analisa (CA) = untuk obat
Disertai sertifikat keaslian (CO) = untuk alat
Disertai MSDS (material safety data sheet)
Cek waktu kadaluarsa
Cek no batch
Cek wadah pengiriman
Sertifikat analisa : dokumen yg menyatakan bahwa suatu produk telah memenuhi persyaratan
kualitas yg telah ditetapkan untuk produk tersebut melalui uji kimia kualitatif dan kuantitatif
Sertifikat keaslian : dokumen yg dikeluarkan oleh produsen alat kesehatan yg menyatakan keaslian
suatu produk
MSDS : dokumen yg dikaluarkan oleh produsen yg memuat keterangan penanganan suatu bahan dari
bahaya terhadap manusia dan lingk
Penyimpanan adalah kegiatan pengamanan obat unuk menjamin mutu :
- Sedemikian rupa sehingga mendapat obat sesuai dengan yg diharapkan
- Menjamin ketersediaan
- Menjamin kelangsungan pendistribusian
Tujuan : memperpanjang umur barang dengan cara memelihara dengan baik dan memperhatikan
stabilitas, meningkatkan kegunaan, meningkatkan efisiensi dan meniadakan pemborosan
Kebutuhan untuk penyimpanan :
Tempat penyimpanan : gudang
Peralatan penyimpanan : rak obat, pallet, trolley, alat pengukur suhu, thermometer, pharmaceutical
refrigerator, lemari psiko narko
Metoda penyimpanan
- Alfabetis, bentuk sediaan, kelas terapi
- Tingkat penggunaan (slow moving dan fast moving)
- Indikasi penggunaan (obat dalam dan obat luasr)
- Sistem FEFO. FIFO agar mudah diaskes
- Narkotika dan psikotroipka
- Memudahkan control, stok opname, dan pengambilan barang

Obat high alert : obat yg perlu kewaspadaan tinggi, obat yg berisiko tinggi menyebabkan pasien
bermakna pada pasien jika obat digunakan secara salah, obat konsentart, diberi label high alert
dan double check. Contoh : KCL 7,46% 25 ml, MgSO4, NaHCO3, NaCl 3%
Tenaga kerja : terlatih, disiplin, kualifikasi memadai, jujur, kuat
Ruang administrasi gudang
50. Gudang
adalah tempat yg digunakan untuk kegiatan penerimaan, penyimpanan (gudang mekanis. Gudang
manual, ruang penyimpanan) pendistribusian, adminisreasi gudang
persyaratan gudang, gudanng farmasi harus memiliki syarat agar dpt melaksanakan fungsinya dengan
baik, yaitu :
a. Persyaratan fasilitas
Aman (dari kehilangan, kerusakan, kadaluarsa). Tidak semua org dpt masuk area gudang,
kunci dipegang staf yg bertanggung jawab
Kondisi yg sesuai (kelembaban, sinar matahari, temperature, penerangan, kerapihan)
Cukup untuk tempat persediaan barang
Lay out mudah (untuk monitoring penempatan dan pendistribusian
Terhindar dari bahaya kebakaran
Penangnan bahan berbahaya (tanda peringatan sesuai dengan standar Tim K3)
b. Persyaratan administrasi
Pencatatan yg akurat secara manual atau terkomputerisasi
Kartu stock
Buku mutas persediaan
formulir permintaan dari ruang rawat/ depo farmasi
Kartu control suhu
Formulir pengawasan persediaan
Pengawasan oleh apoteker : sewaktu-waktu (analisa ABC), periodic (stok opname)
Fungsi kartu stok :
Sebagai informasi ketersediaan obat, mutasi obat
Sebagai salah satu dasar perencanaan
Sebagai informasi dasar untuk SO
sebagai dasar untuk buat LPLPO PKM
Sebagai alat bantun penyusunan laporan, perncanaan dan pengadaan, distribusi dan
pengendalian persediaan
Ket mutasi obat
c. Persyaratan ruang penyimpanan
Sesuai instruksi dari perusahaan (brosur obat). Jika tidak tercantum disimpan pada kondisi
normal
- Tempat kering (RH 70-75%)
- Suhu terkendali (15-250C (AC)
Suhu dingin : pharmaceutical refrigerator , digunakan untuk menyimpan produk yg sensitive
terhadap panas, dilengkapi dengan kartu pengontrol suhu, contoh : produk vaksin, serum,
suppo
Ruang beku : -200C s/d -100C
Peralatan suhu tertinggi (ada thermometer)
Suhu penyimpanan
Dingin
: tidak lebih dari 80C
Sejuk
: 8-250C
Suhu kamar
: 15-300C
Hangat : 30-400C

Panas berlebih
: diatas 400C
Ruang tahan api
Ventilasi cukup
Atap dengan insulator (bahan yg menyerap panas dari glass wool yg dilapis alumunium
Terpisah dgn gudang biasa
Dpt mencegah penyebaran api
Pintu jeruji
Gudang tahan api digunakan untuk menyimpan : bahan korosif (asam asetat glasial,
ammonia, NAOH), produk mudah terbakar (aseton, eter) gas medis
K3 RS
Tujuan :
Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yg setinggi-tingginya baik fisik, mental
maupun sosial
Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan yg disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja
Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga kerja
Meningkatkan kinerja
Pihak yg mendapat keuntungan : tenaga kerja di lingk RS, pihak manajemen RS, pasien dan
masyaraat yg bekunjung ke RS dan masyarakat dan lingkungan sekitar RS
Di RSMM terdapat dua gudang. Gudang pertama ini terdiri dari perbekalan farmasi dengan boxbox dan dus-dus dalam skala besar. Penyimpanannya tidak di urutkan secara alfabetis dan tersusun
tidak rapih dengan kondisi seperti mempersulit petugas dalam pengambilan perbekalan farmasi
namun penyimpanan telah dikelompokkan sesuai dengan jenisnya. Masih terdapat barang yang tidak
disertai dengan pallet karena keterbatasan pallet yang ada disana. Digudang pertama terdapat bahan
berbahaya dan beracun (B3) yang disimpan terpisah dari sediaan farmasi lainnya. Pada gudang
pertama telah menerapkan sistem FIFO karena barang yang fast moving diletakkan di depan
sehingga memudahkan pegawai untuk mengambil barang tersebut.
Gudang kedua terdiri dari perbekalan farmasi dengan skala kecil dan obat-obat psikotropik dan
narkotik serta obat yang disimpan di dalam refrigerator. Penyimpanan barang telah disesuaikan
dengan karakteristik masing-masing barang disertai dengan daftar nama obat yang tertempel pada
rak dan telah menerapkan sistem FIFO dan FEFO. Untuk Golongan narkotika disimpan dalam
lemari khsusus, sedangkan obat golongan Psikotropika dipisah dengan golongan obat lain. Dalam
rangka patient safety obat-obat high alert dan LASA diberi label khusus. Obat LASA ditempel label
di tempat penyimpanan. Sedangkan obat high alert di tempel label high alert sampai dengan
kemasan terkecil. Penyimpanan obat hight alert dilakukan secara khusus dalam lemari penyimpanan
bertanda merah
51. Perhitungan interpolasi alcohol
contoh :
y = 5,10,15,20,25
z = 34,46,58,70,82
jika Y = 17, berapa nilai Z
Penyelesaian :
karena nilai Y = 17 itu artinya range didapat antara 15 sampai 20
dari tabel didapatkan;
H1=58
H2=70
B1=20-17=3
B2=20-15=5

nilai x didapat = 65,20


52. PIO amoxicilin sirup
Antibiotic ini harus dihabiskan sesuai dengan petunjuk dokter, obat diminum tidak boleh lebih dari
1 minggu
53. Meso
ESO adalah tiap respon terhadap obat yg merugikan atau tidak diharapkan, yg terjadi pada dosis
yg digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi
Mengapa perlu MESO : karena informasi secara lengkap mengenai obat sebelum beredar di
pasaran sulit didapat, sehingga perhatian terhadap reaksi yg tidak diinginkan selama pemakaian
sulit diketahui
Kegunaan MESO :
a. Badan Pengawas Obat : menilai hubungan kasual obat dengan gejala yg dicurigai sebagai
keluhan ESO yg berdampak pada peradaran dan penandanan
b. Perusahaan obat : pengamanan investasi yg telah ditanam dalam pengembangan dan
penelitian obat baru
c. Sesi akademik, menguji hipotesis dimana analisa struktur kimia obat atau golongan obat.
Yg harus dilaporkan : setiap kejadian ESO walau masih dugaan, bila ragu-ragu ebih baik melapor
daripada tidak melapor sama sekali
- ESO yg tidak diketahui sebelumnya oleh pelapor
- ESO yg berar
- Dugaan ketergantungan obat
Formulir MESO ; identitas pasien, reaksi yg terjadi, obat yg diberikan, kronologis timbulnya
efek samping, semua obat yg digunakan, factor resiko, nama dan alamat pelapor
Dampak laporan MESO : obat ditarik dari pasaran, ada tambahan informasi peringatan
khusus, batasan dosis/ penggunaan dll, FDA drug alert
Mengapa MESO merupakan bagian dari KFT : karena kegiatan ini menyangkut pengetahuan,
kemampuan dan kewaspadaan da dari tim pelayanan kesehatan (dokter, perawat, farmasis). KFT
merupakan forum komunikasi tentang segala aspek obat dalam seluruh kegiatan pelayanan
kesehatan di RS
54. Obat emergency
Adalah obat-obat life saving yg harus ada di ruang perawatan. Contoh : adrenalin, ephedrine,
atropine, lidocain, aminofilin
Adrenalin untuk : vasokontriksi perifer, vasodilatasi terhadap pembuluh darah jantung
Sulfas atropine, untuk memperbaiki irama jantung
Aminofilin sebagai bronkodilator
Petidin untuk mengatas nyeri dada dan menghuilangkan kecemasan pada infark miokard
Dopamin untuk meningkatkan curah jantung
55. Rekam medic

Adalah berkas yg berisikan catatan dan dokumentasi tentang identitas, anamnesa, pemeriksaan
diagnosa pengobata, tindakan dan pelayanan lainnya yg diberikan kpd seseorang pasien selama di
rumah sakit yg dilakukan di unit rawat jalan termasuk unit gawat darurat dan rawat inap
Instalasi rekam medis bersifat sentralisasi untuk rawat jalan dan rawat inap
Fungsi :
a. Sebagai pusat informasi bagi tenaga medis
b. Sebagai informasi untuk mengetahui pola penyakit sehingga dapat membantu dalam proses
perencanaan obat
c. Sebagai informasi untuk mengevaluasi standar mutu pelayanan RS misalnya data BOR
d. Sebagai alat komunikasi antar dokter
56. DRP
Adalah keadaan yg tidak diinginkan oleh pasien yg menyebabkan atau yg diduga menyebabkan
terapi obat yg secara actual atau potensial mengganggu hasil terapi yg diinginkan
Klasifikasi DRP :
Pasien mengalami masalah kesehatan karena :
- Obat tidak diberikan untuk mengatasi masalah
- Obat yg diberikan tidak sesuai/ salah
- Obat yg diberikan dosis terlalu kecil
- Obat yg menyebabkan ROTD
- IO
- Terapi obat yg tidak diperlkan
- Pasien tidak memakan obat
Mengidentifikasi DRP : engan mengambil data pasien, melakukan evaluasi penggunaan obat,
mewawancarai pasien pada pemberian obat berikutnya
57. Rekonsiliasi obat
Berdasarkan pmk 58/2014, adalah proses membandingkan instruksi pengobatan dengan obat yg
telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahn obat seperti obat
tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi.
Tujuan dilakukan rekonsiliasi :
Memastikan informasi yg akurat tentang obat yg digunakan
Mengidentifikasikan ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya instruksi dokter dan
Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi dokter
Kegiatan :
Pengumpulan data
Mencatat dan memverifikasi obat yg sedang dan akan digunakan pasien, nama obat, dosis,
frekuensi, rute, obat mulai diberikan, diganti, dilanjutkan atau dihentikan
ES alergi : tgl kejadian, obat ybs, tingkat keparahan
Komparasi
Membandingkan dengan obat yg pernah, sedang dan akan digunakan
Konfirmasi dokter
Bila ada ketidaksesuaian, hub kurang dari 24 jam
Komunikasi

Ke pasien/ keluarga atau perawat ttg perubahan terapi yg terjadi. Apoteker bertanggung jawab
terhadap info obat yg diberikan
58. Farklin yg di tmpat pkl
a. Pengkajian resep
Kegiatan ini untuk menganalisa adanya masalah terkait obat, bila ditemukan masalah terkait
obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep. Apoteker harus melakukan pengkajian
resep sesuai persyaratan admnistrasi, persyaratan farmasetik dan pertimbangan klinis
Persyaratan administrasi : nama umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien ; nama,
nomor izin, alamat dan paraf dokter; tanggal resep, ruangan/ unit asal resep
Persyaratan farmasetik : nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan; dosis dan jumlah obat;
stabilitas; aturan dan cara penggunaan
Pertimbangan klinis : keterangan duplikasi, dosis dan wakltu penggunaan obat; duplikasi
pengobatan; alergi dan ROTD; KI; IO
b. dispensing sediaan non steril
c. MESO
d. PIO

APOTEK
1. Apa itu apotek
Menurut PMK 35 tahun 2014 dan PP 51 tahun 2009, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukannya praktik kefarmasian oleh Apoteker
2. Penjabaran pekerjaan kefarmasian
Berdasar PP 51 tahun 2009, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran
obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional
3. Perizinan Pengadaan
4.

Skrining resep
Kajian administratif meliputi :
Nama pasien, umur, jenis kelamin dan BB
Nama dokter, nomor SIP, alamt, no telp dan paraf
Tgl penulisan resep
Kajian kesesuaian farmasetik, meliputi :
Bentuk dan kekuatan sediaan
Stabilitas dan
Kompatibilitas
Pertimbangan klinis meliputi :
Ketepatan indikasi dan dosis obat

Aturan, cara dan lama penggunaan obat


Duplikasi dan atau [polifarmasi
ROTD (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis
KI
Interaksi
Apabila ada ketidaksesuain maka apoteker harus mengubungi dokter penulis resep
5. Narkotika dan psikotropik
Menurut UU no. 35 tahun 2009 ttg narkotika, narkotika adalah zat atau obat yg berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yg dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan, yg dibedakan ke dalam golongan-golongan.
Narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
Narkotika golongan I adalah narkotika yg hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : kokain
Narkotika golongan II adalah narkotika yg berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
metadon
Narkotika golongan III adalah narkotika yg berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : etilmorfina
Penyimpanan
Narkotika ygberada di apotek wajib disimpan secara khusus sesuai dengan ketentuan yg
ditetapkan oleh menkes dlm UU no. 35 tahun 2009 pasal 14 ayat 1. Adapun tata cara
penyimpanan narkotika diatur dalam kepmenkes no 28 tahun 1978 pasal 5 yaitu apotek harus
memiliki tempat khusus untuk menyimpan narkotika. Tempat khusus tersebut harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Pelayanan resep narkotika
Pelaporan
pemusnahan
Menurut UU no. 5 tahun 1997 ttg psikotropika, psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintesis bukan narkotika yg berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yg menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku
Psikotropika digolongkan menjadi :
Psikotropika golongan I adalah psikotropika yg hanya dpt digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan, contoh : etisiklidina
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yg berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : amfetamin

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.

Psikotropika golongan III adalah psikotropika yg berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan, contoh : pentobarbital
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yg berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan, contoh : diazepam
Sistem distribusi obat
OTC apa
Ethical apa
Perencanaan obat
Pengertian obat
Pelayanan dan alur resep di tmpt pkl
Peracikannya gmn tahapannya
Ada pio ga?
Beda pio sm konseling
Uu standar pelayanan di apotek
Apa saja yang di informasikan ke pasien pada saat penyerahan obat
Tata cara perizinan
Alasan pencabutan izin
PIO obat supositoria
Tujuan pkpa di apotek
Definisi apotek
Definisi pekerjaan kefarmasian di PP 51
Perbedaan pkpa apotek kalian dengan teori
Cara meningkatkan omset apotek
Bab 2
Obat dowa
Perbedaan obat bebas dan bebas terbatas
Penanganan narkotik dr pemesanan smp pemusnahan
Obat narkotika (isi, berita acara pemusnahan
Obat bebas dan bebas terbatas
Izin apotek
Pekerjaan kefarmasian
Tugas dan fungsi apotek
Pendirian apotek
Syarat SIPA dan APA
Lap narkotik dan psikotropik
Bab 2 banget
Stock opname diapotek
Fungsi kartu stok
Pelayanan farmasi di apotek
Struktur organisasi

42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.

Jobdesk
Obat2 yg di apotek
Sebagai apoteker bagaimana meningkatkan omset
Bagaimana keadaan tempat pkpa
Perbedaan penataan obat di ruang tunggu dgn ruang racik
Sebutkan ada beberapa personel jika kita mau buka apotek
Juru resep di struktur ada di mana
struktur organisasi
beda narkotik n psikotropik
beda obat bebas dan bebas terbatas
Obat2 DOWA
Penyimpanan, pemesanan narkotik n psikotropik'administrasi di apotek
Apa tugas dari APA secra profesional dan manager
Jika anda sebagai APA, bagaimana cara melakukan promosi di apotek
Apa yg dilakukan dlm studi kelayakan?apa kriterianya
Apakah ada AA di apotek?apakah suatu apotek boleh tidak ada AA,jlskan alasannya
Bagaimana cara pemusnahan resep diapotek,berapa lama penyimpanan resep
Bagaimana cara pemusnahan obat biasa,narkotik dan psikotropik
Apa saja yg dilaporkan ke dinkes/sudin?obat narkotik n psikotropik. Knp harus
dilaporkan?perbedaan obat narkotik n psikotropik,contoh obat2nya
Berapa jumlah apoteker yg diwajibkan dlm apotek
PP 51
Contoh pasien di beri obat paten karena ga punya uang minta obat generik, apa tindakan
apoteker, memberi atau mengkonfirmasi, alasannya apa, berdasarkan UU brp
Izin apotek
UU narkotik
Standar pelayanan farmasi di apotek bagaimana (UU 1027 thn 2010)
Kemana mengurus SIPA dan SIKA
Bila sudah mempunyai SIKA kemudian akan bekerja di apotek, apa yg anda lakukan
APA,PSA dan Apping
Bila waktu kerja di apotek dr pukul 8 sampai 22.00 wib, apakah perlu Appin?jelaskan dgn
peraturan kerja di menaker dan faktor kelelahan shg terjadi kesalahan dan ketelitian
Manajemen mulai dari perencanaan smp peracikan
Pemesanan obat
Pemusnahan resep
Skrining resep
Perizinan dan pencabutan
Syarat lemari narkotik
Lap narkotik

PEMERINTAHAN
Pak fauzi

Standar kompetensi apoteker


Jabatan struktural dan fungsional apoteker dalam pemerintahan
Apa yang kamu lakukan di tempat pkl, terangkan
Apa tugas apoteker di sana
Beda dinkes dgn sudin
Tupoksi sudin
PP ttg apotek
Beda apotek rakyat sm apotek biasa
Peran farmasis di sudin
Tugas dinkes dan sudinkes
Ngpain aja
Posisi apoteker sbg apa
Singkatan bpom
Logo bpom
Beda dan hubungan badan dan balai pom, bpom dgn binfar, bpom dgn dinkes
Alur registrasi
Pekerjaan kefarmasian di bpom
Post marketing
Bu mellova
Visi misi
Beda sudin, dinkes ma bpom
Tupoksi
Binwasdalnya seperti apa
Tugas apt di sudin
Seberapa penting apt di sudin
Jumlah apotek di sudin
Tujuan pkpa
Pak sri harsojo
Pertanyaan diluar laporan
tupoksi
Bu tiah
Fungsi dinas kesehatan
Kepala dinas bertanggung jawab kpd siapa
Sebutkan struktur organisasi dinkes
Nama kepala dinkes
PKPA di bagian apa
Struktur bidang pelayanan kesehatan
Siapa kepala farmasi dan POM
Tupoksi seksi farmasi dan POM
Brp jumlah sumber daya manusia apoteker di bag farmasi dan POM
Brp jumlah semua sumber daya di bagian farmasi dan POM
Sebutkan sarana kesehatan pemerintah dan swasta

Tugas dan tanggung jawab apoteker


Tugas pengawasan obat dan makanan dinkes
Pengelolaan gudang farmasi dinkes
Siklus perencanaan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pelaporan dan
evaluasi di seksi farmasi dan POM dan siklus penggunaan obat di puskesmas
Struktur organisasi
Pekerjaan kefarmasian di sudin, jumlah apoteker
Hub dinkes dgn bpom
Sudin jakut
Adakah gudang farmasi di sudin/dinkes?siapa penanggung jwbnya, apoteker bukan,knp hrs
apoteker
Apa tupoksi bidang farmasi dan POM
Apa saja yang di awasi/dikontrol di sudin/dinkes?toko obat, apotek ikot,dll. Bagaimana
perizinannya
Apa fungsi KFN,sebutkan tugasnya
Apa beda POM dan bidang farmasi dan POM/farmakmin di sudin/dinkes
Bagaimana cara kontrol makanan/minuman yg beredar dipasaran (IRTP) apakah sudin/dinkes
melakukan perizinan/registrasi juga IRTP? Sampel yg diambil dipasaran? Apa saja yg di cek?
Kalau obat yang sudah beredar di pasaran siapa yg ngecek
IKOT kepanjangan dr ap? Apakah diawasi juga di sudin/dinkes
Lplpo
Pengadaan, pendistribusian, pengawasan

Anda mungkin juga menyukai