Wound Care
Wound Care
Perawatan Luka adalah suatu teknik aseptik yang bertujuan membersihkan luka dari debris
untuk mempercepat proses penyembuhan luka.
Penyembuhan Luka Primer (First Intention)
Dikatakan Penyembuhan luka Primer apabila fase penyembuhan luka berjalan cepat,
disebabkan tidak adanya benda asing, tidak terjadi infeksi pada luka tersebut.
Penyembuhan Luka Sekunder (Second Intention)
Dikatakan Penyembuhan luka Sekunder apabila fase kesembuhan berjalan lama karena luka
terlalu lebar, ada benda asing atau infeksi, sehingga luka akan ditutup dengan jaringan
granulasi.
Teknik Perawatan Luka
Desinfeksi, Pembersihan Luka (Wound Toilet), Debridement (Wound Excision), Perawatan
Perdarahan, Penjahitan lukaTutup, Angkat Jahitan
Prinsip-prinsip Perawatan Luka
Ada dua prinsip utama dalam perawatan luka. Prinsip pertama menyangkut
pembersihan/pencucian luka. Luka kering (tidak mengeluarkan cairan) dibersihkan dengan
teknik swabbing, yaitu ditekan dan digosok pelan-pelan menggunakan kasa steril atau kain
bersih yang dibasahi dengan air steril atau NaCl 0,9 %.
Sedang luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik irrigasi, yaitu disemprot
lembut dengan air steril (kalau tidak ada bisa diganti air matang) atau NaCl 0,9 %. Jika
memungkinkan bisa direndam selama 10 menit dalam larutan kalium permanganat (PK)
1:10.000 (1 gram bubuk PK dilarutkan dalam 10 liter air), atau dikompres larutan kalium
permanganat 1:10.000 atau rivanol 1:1000 menggunakan kain kasa.
Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika terdapat infeksi, karena dapat
merusak fibriblast yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka, menimbulkan alergi,
bahkan menimbulkan luka di kulit sekitarnya. Jika dibutuhkan antiseptik, yang cukup aman
adalah feracrylum 1% karena tidak menimbulkan bekas warna, bau, dan tidak menimbulkan
reaksi alergi.
Penatalaksanaan
Antisepsis sekitar luka
Cuci dengan betadine
Pada fraktur terbuka : cuci dengan NaCl 0,9%
Antisepsis luka
Untuk luka kotor : cuci dengan H2O2 (perhidrol) kemudian NaCl 0,9%
Pada kondisi terputusnya pembuluh darah besar -> klem/dep/ tampon yang kuat dengan kasa
steril -> rujuk ke RSUD dengan infus terpasang
Selesai menjahit, dengan pinset sirurgi tepi kulit dibuat ektropion (membuka keluar)
Kontrol sebaiknya pada hari 3-4 setelah dijahit -> angkat jahitan pada hari ke 6-7
Pada luka yang terlalu panjang atau terjadi infeksi -> jahitan diangkat selang-seling (tidak
sekaligus)
Pada waktu mengangkat jahitan, benang yang dipotong yaitu pada ujung yang berlawanan
dengan simpul (untuk menghindari benang bagian luar ikut menyusup ke dalam)
Kalau pada jahitan terdapat PUS -> buka -> bersihkan, kompres dengan Revanol 2 kali sehari
Tidak semua luka perlu ATS -> lihat kriteria di atas
Daftar pustaka :
1.Kaplan NE, Hentz VR, Emergency Management of Skin and Soft Tissue Wounds, An
Illustrated Guide, Little Brown, Boston, USA, 1992.2.Oswari E, Bedah dan perawatannya,
Gramedia, Jakarta, 1993.3.Thorek P, Atlas Teknik Bedah, EGC , Jakarta, 1994.
4.Saleh M, Sodera VK, Ilustrasi Ilmu Bedah Minor, Bina rupa Aksara, Jakarta 1991.
5.Wind GG, Rich NM, Prinsip-prinsip Teknik Bedah, Hipokrates Jakarta, 1992.
6.Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S, Pedoman Tindakan Medik dan Bedah,
EGC Jakarta 2000.
7.Bachsinar B, Bedah Minor, Hipokrates, Jakarta, 1995.
8.Puruhito, Dasar-daasar Teknik Pembedahan, AUP Surabaya, 1987.
9.Zachary CB, Basic Cutaneous Surgery, A Primer in Technique, Churchill Livingstone,
London GB, 1990.