Bahan Kul
Bahan Kul
TINJAUAN PUSTAKA
level kebutuhan manusia yaitu (1) fisiologi, (2) keamanan, (3) sosial, (4)
penghargaan, dan (5) aktualisasi diri. Maslow menempatkan kebutuhan-kebutuhan
tersebut dalam suatu kerangka yang disebut hirarki kebutuhan. Apabila
kebutuhan-kebutuhan tersebut didapat maka orang-orang akan merasa bahwa
pekerjaan mereka menantang dan memperoleh kepuasan batin dari pekerjaan itu
(Maslow dalam Davis et.al,1989).
Herzberg menyatakan suatu teori yang berhubungan langsung dengan
kepuasan kerja, yang didasarkan pada penelitian bersama di Pitsburg dan
sekitarnya. Dari hasil penelitian ini Herzberg dalam Stoner et.al (1987)
menyatakan bahwa kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja berasal dari dua faktor
yang terpisah yang disebut faktor pemberi kepuasan (faktor motivator) dan faktor
pemberi ketidakpuasan.
Herzberg dalam Sigit (2003) menyatakan karyawan memiliki rasa
kepuasan kerja dan rasa ketidakpuasan kerja dalam pekerjaannya, tetapi faktorfaktor yang menyebabkan kepuasan kerja berbeda jika dibandingkan dengan
faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja. Selanjutnya Herzberg
menyatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kepuasan kerja
adalah pengakuan, tanggung jawab, prestasi, pertumbuhan dan pengembangan
pekerjaan itu sendiri, yang disebut sebagai faktor intrinsik. Sedangkan faktorfaktor yang membuat ketidakpuasan kerja adalah gaji, kedudukan, kondisi tempat
kerja, keselamatan kerja, serta kebijakan dan administrasi perusahaan, dan faktorfaktor ini disebut faktor ekstrinsik.
Harus ada keahlian khusus dan teknologi tinggi dalam bidang kedokteran
untuk merawat pasien di ruang ICU. Ada beberapa prioritas indikasi masuk dan
keluar ICU (Hanafie, 2007).
Indikasi masuk ICU :
-
Prioritas ketiga adalah pasien sakit kritis dan tidak stabil dimana penyakitnya
untuk sembuh tidak memungkinkan dan terapi di ICU tidak besar manfaatnya.
Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan metastase disertai
penyulit infeksi, pasien menderita penyakit jantung atau paru terminal disertai
komplikasi penyakit akut berat.
Pasien prioritas pertama adalah bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak
ada lagi, atau bila terapi telah gagal dan prognosis jangka pendek jelek dengan
kemungkinan sembuh kecil. Misalnya pasien dengan tiga atau lebih gagal
sistem organ.
Pasien prioritas ketiga bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi.
Misalnya pasien dengan penyakit lanjut (penyakit paru kronis, penyakit
jantung atau liver terminal, karsinoma yang telah menyebar luas yamg tidak
respons terhadap terapi ICU.
ventilasi
mekanis,
pelayanan
dukungan/bantuan
renal
Kepmenkes
1204/Menkes/SK/X/2004
Tentang
Persyaratan
ICU (Intensive Care Unit) : melakukan perawatan yang lebih lengkap dan
dilakukan oleh tenaga ahli yang bekerja penuh
ICU Anak
b. Setiap unit pelayanan intensif harus membuat bagan organisasi dan uraian
kerja secara tertulis bagi semua tenaga yang bekerja.
c. Unit pelayanan intensif harus dikepalai oleh tenaga medis spesialis di bidang
pelayanan medis.
d. Kepala Unit Pelayanan Intensif bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan
yang memuat sekurang-kurangnya :
-
Indikasi perawatan
Garis komando
b. Perlu adanya daftar penilaian kemampuan staf yang juga dapat merupakan
umpan balik bagi staf.
c. Semua tenaga paramedis perawatan yang ditugaskan bekerja di pelayanan
intensif harus telah lulus pendidikan / pelatihan yang disyaratkan.
Pengertian :
Pendidikan / pelatihan harus memuat :
-
dicukupi.
Standar 4. Fasilitas dan Peralatan
Rancang bangun dan peralatan di pelayanan intensif harus dapat
mendukung pelayanan secara efektif dan aman.
Kriteria :
a. Pemilihan peralatan
Pulse oximetri
EKG
Ventilator
Oksigen sentral
Emergensi troli yang berisi alat dan obat untuk keadaan emergensi seperti
airway, laringoskop, ambubag, Oksigen, adrenalin dan lain-lain.
Bronkoskopi
Echokardiografi
EEG
Hemodialisa
b. Semua peralatan harus berfungsi baik, siap pakai dan tersedia terus menerus.
Unit Pelayanan Intensif harus mempunyai program :
-
Program
pencegahan
kontaminasi
yang
mengacu
pada
program
c. Disekitar tempat tidur ruang di unit pelayanan intensif harus cukup ruang
untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan, tindakan rutin, tindakan
gawat darurat, dan juga memungkinkan menempatkan alat-alat yang
diperlukan seperti :
-
Alat- alat untuk pertolongan segera harus mudah dicapai, siap pakai, dan
berfungsi baik
Ruangan ber-AC
b. Prosedur-prosedur ini perlu diketahui dan dipahami oleh staf yang bekerja di
unit pelayanan intensif dan dikomunikasikan dengan unit lain
c. Secara berkala prosedur ini perlu ditinjau kembali.
Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan
Partisipasi staf di Unit Pelayanan Intensif dalam program pengembangan
dan pendidikan merupakan kegiatan esensial.
Kriteria :
USG
CT Scan
MRI
b. Alat respirasi
Alat pertolongan respirasi :
-
Masker Oksigen
Alat intubasi
Ventilator
Bronkoskopi
Alat-alat WSD
DC kardioversi
Cardiac pacing
Alat ginjal
Mesin hemodialisa
Perlengkapan lainnya
Kasur bertekanan
Standar infus
Troli
Tirai berpindah
8. Monitoring Elektrokardiografi
9. Monitoring Asam Basa
10. Monitoring Elektrolit
11. Monitoring pH intragastrik
12. Monitoring Serebral
Tugas seorang perawat yang bertugas di ICU yakni life support,
memonitor keadaan pasien, dan perubahan keadaan akibat pengobatan dan
mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Oleh karena itu diperlukan perawat
yang profesional dan terlatih dalam tim kerja (Tabrani, 2007).
Monitoring peralatan yang dilakukan di ruang ICU adalah sebagai berikut:
a. Tanda bahaya kegagalan pasokan gas
b. Tanda bahaya kegagalan pasokan oksigen
Alat yang secara otomatis teraktifasi untuk memonitor penurunan tekanan
pasokan oksigen, yang selalu terpasang di ventilator.
c. Pemantauan konsentrasi oksigen
Diperlukan untuk mengukur konsentrasi oksigen yang dikeluarkan oleh
ventilator atau sistem pernafasan.
d. Tanda bahaya kegagalan ventilator atau diskonsentrasi sistem pernafasan.
Pada penggunaan ventilator otomatis, harus ada alat yang dapat segera
mendeteksi kegagalan sistem pernafasan atau ventilator secara terus menerus.
e. Volume dan tekanan ventilator
Volume yang keluar dari ventilator harus dipantau. Tekanan jalan nafas dan
tekanan sirkuit pernafasan harus terpantau terus menerus dan dapat
mendeteksi tekanan yang berlebihan.
f. Suhu alat pelembab (humidifier)
Ada tanda bahaya bila terjadi peningkatan suhu udara inspirasi.
g. Elektrokardiograf
Terpasang pada setiap pasien dan dipantau terus menerus.
h. Pulse oximetry
Harus tersedia untuk setiap pasien di ICU.
i. Emboli udara
Apabila pasien sedang menjalani hemodialisis, plasmapheresis, atau alat
perfusi, harus ada pemantauan untuk emboli udara.
j. Bila ada indikasi klinis harus tersedia peralatan untuk mengukur variabel
fisiologis lain seperti tekanan intra-arterial dan tekanan arteri pulmonalis,
curah jantung, tekanan inspirasi dan aliran jalan nafas, tekanan intrakranial,
suhu, transmisi neuromuskular,kadar CO 2 ekspirasi (Hanafi,2007).
dengan terapi intensif yang menunjang fungsi vital tubuh pasien tersebut selama
masa kegawatan. Yang bertujuan agar ancaman kematian dapat dikurangi dan
harapan sembuh kembali normal dapat ditingkatkan (Depkes RI, 2003).
Fungsi utama ICU adalah untuk pasien kritis yang membutuhkan perhatian
medis dan alat-alat khusus, sehingga memudahkan pengamatan dan perawatan
oleh perawat yang sudah terlatih (WHO, 1992).
Standar ruang ICU yang memadai ditentukan desain yang baik dan
pengaturan ruang yang adekuat. Letak area ICU dibagi dalam pintu-pintu
rintangan. Pintu-pintu rintangan mempunyai fungsi untuk melindungi pasien yang
sekarat dari kuman-kuman. Ruangan sebaiknya diatur sedemikian rupa, sehingga
perawat dapat mengontrol pasien secara ergonomis, dapat mengontrol penerimaan
pasien, jalan masuk petugas, transportasi barang, dan bahan yang termasuk proses
kerja (WHO, 1992).
Letak ruangan ICU harus dekat dengan gedung gawat darurat,
laboratorium, radiologi, dan bedah supaya dapat diakses dengan cepat. Pasienpasien darurat yang memerlukan penanganan dan perawatan intensif dapat segera
dipindahkan ke ruang ICU dengan cepat. Ruang laboratorium dan radiologi harus
dekat dengan ruang ICU agar penanganan pasien di ruang ICU cepat ditangani
apabila diperlukan segera. Dan gedung harus terletak pada daerah yang tenang
(Depkes RI, 1991).
Monitoring adalah salah satu tindakan yang dilakukan perawat di ruang
ICU. Monitoring yang dilakukan bertujuan untuk memantau semua keadaan vital
dan menilai suatu tindakan termasuk pemberian obat yang dilakukan pasien
(Tabrani, 2007).
Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai
perasaan puas, rasa senang dan kelegaan serta kenyamanan dalam melakukan
tindakan. Menurut Davis dan Newstrom (1993) kepuasan kerja adalah
seperangkat perasaan karyawan tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan
mereka. Kepuasan kerja berhubungan dengan perasaan orang terhadap berbagai
aspek dari tugasnya, kondisi atau perancangan lingkungan kerjanya, juga
hubungannya dengan rekan kerjanya. Dengan demikian kepuasan kerja dalam
penelitian ini difokuskan pada kepuasan atas kondisi tempat kerja.
Variabel Dependen
Kepuasan Kerja
Perawat
Peralatan ICU