Anda di halaman 1dari 4

Tugas Pendahuluan Modul Praktikum Satuan

Proses 1

Nama Modul
Cara Kristalisasi

Pembuatan Garam Mohr (NH4)2Fe(SO4)26H2O Dengan

Nama Mahasiswa

: Renaldo

NIM

: 151411025

Kelas

: 1A D III Teknik Kimia

Perbedaan Fero sulfat dengan feri sulfat terletak pada bilangan


oksidasi/muatan ion kationnya. Fero sulfat atau dengan nama IUPAC Iron (II) sulfate
adalah garam dengan rumus kimia FeSO 4xH2O, biasanya berwarna biru kehijauan.
Sedangkan feri sulfat atau dengan nama IUPAC Iron (III) sulfate adalah garam
dengan rumus kimia Fe2(SO4)3, biasanya berwarna putih keabu-abuan atau kuning.
Besi (III) sulfat berfungsi sebagai koagulan untuk limbah industri, pembersih
permukaan alumunium dan baja.
Perbedaan fero dan feri terletak pada bilangan oksidasinya. Fero adalah ion
besi yang memiliki bilangan oksidasi 2+ (Fe 2+), bila ditulis menurut aturan nama
IUPAC menjadi besi (II). Sedangkan feri adalah ion besi yang memiliki bilangan
oksidasi 3+ (Fe3+), bila ditulis menurut aturan nama IUPAC menjadi besi (III). Ion
besi (II) merupakan reduktor kuat dan mudah dioksidasi menjadi besi (III) dalam
suasana netral atau basa. Besi (III) biasanya adalah besi paling stabil di udara
bebas.
Reaksi pembentukan FeSO4 tidak membutuhkan katalis namun menggunakan
pemanas untuk mempercepat reaksi dan reaksi berlangsung spontan. Pembentukan
FeSO4 dapat dilakukan dengan cara memanaskan campuran larutan asan sulfat
dengan serbuk besi pada suhu 50C. Apabila suhu terlalu rendah (<50C), maka
reaksi akan berlangsung lama. Namun apabila suhu yang digunakan untuk
memanaskan larutan tersebut terlalu tinggi (>50C), maka H 2 yang dihasilkan
menjadi lebih banyak dan menyebabkan semakin berkurangnya massa FeSO 4 yang
dihasilkan, seperti reaksi berikut.
Fe + H2SO4 FeSO4 + H2
Pada skala industri, dalam proses finishing baja sebelum dilapis, maka pelat
baja akan dilewatkan asam sulfat terlebih dahulu. Proses ini akan menghasilkan besi
(II) sulfat dengan kuantitas yang besar sebagai produk samping.
Fe + H2SO4 FeSO4 + H2
Sumber lain yang juga menghasilkan besi (II) sulfat dengan jumlah yang
banyak adalah produksi titanium dioksida dari ilmenit via proses sulfat. Fero sulfat
juga dapat diproduksi secara komersial dengan oksidasi mineral pirit:
2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O 2 FeSO4 + 2 H2SO4
Garam Mohr atau Ammonium iron (II) sulphate adalah senyawa anorganik
dengan rumus kimia (NH4)2Fe(SO4)26H2O. Dengan dua kation yang berbeda, yaitu
Fe2+ dan NH4+, garam mohr dikasifikasi sebagai garam rangkap (double salt) atau
campuran dua garam, yaitu FeSO 4 dan (NH4)2SO4. Perbedaan antara garam rangkap
dengan garam kompleks adalah saat dilarutkan dalam air. Garam rangkap akan
terlarut menjadi ion-ion sederhana pembentuk garam tersebut, sedangkan garam
kompleks bila terlarut dalam air akan menjadi ion kompleks pembentuk garam
tersebut (ion kompleks tidak terurai menjadi ion-ion sederhana pembentuk ion
kompleks tersebut).

Garam Mohr lebih stabil di udara dibandingkan garam besi (II) lainnya seperti
besi (II) sulfat atau besi (II) klorida dan larutannya tidak mudah dioksidasi oleh
oksigen di atmosfer. Dengan demikian, garam Mohr banyak digunakan dalam
bidang kimia analitik, yaitu dalam analisis volumetric, untuk melarutkan larutan
kalium permanganate atau kalium bikromat. Sedangkan di industri digunakan
sebagai desinfektan, pembuatan tinta, pewarna bahan kulit dan kain wool.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa permintaan pasar terhadap
garam Mohr ini cukup tinggi. Namun harga garam Mohr ini di pasaran cukup mahal,
yaitu Rp 1.165.000,- per 500 gram (Merck: 2013). Tetapi bila kita ingin memesan
dalam jumlah besar (minimum order 25 metric ton), harga garam Mohr menjadi
sekitar US$350 400/ metric ton atau sekitar lima ribu rupiah per satu kilogram.
(runzichem.cn: 2016)
Normalitas (N) menyatakan jumlah massa (gram) ekivalen zat terlarut dalam
satu liter larutan, atau jika dituliskan dalam rumus

N=

Jumlah gram ekivalen


V

Pada larutan asam/basa, gram ekivalen dapat ditentukan dengan mol


dikalikan dengan jumlah ion H+ atau OH-. Sedangkan Molaritas (M) menyatakan
jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan, atau jika dituliskan dalam rumus

M=

mol( n) massa zat terlarut ( gr )


=
V
Mr

1000
volume pelarut (ml)

Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Iron(II)_sulfate (diakses 11 Maret 2016)
https://en.wikipedia.org/wiki/Iron(III)_sulfate (diakses 11 Maret 2016)
https://en.wikipedia.org/wiki/Ferrous (diakses 11 Maret 2016)
https://en.wikipedia.org/wiki/Ferric (diakses 11 Maret 2016)
https://docs.google.com/document/d/1E3KvkqaxVZkI309VTeOpmBGiN6ryjbvRx7rcKO-4a0/edit?usp=sharing (diakses 11 Maret 2016)
https://en.wikipedia.org/wiki/Ammonium_iron(II)_sulfate
2016)

(diakses

11

Maret

https://en.wikipedia.org/wiki/Double_salt (diakses 11 Maret 2016)


Sagala, Polmer P. 2011. Jago Kimia SMA Kelas 1, 2, & 3. Jakarta: Kawan
Pustaka
Buku I bahan ajar praktikum satuan proses I
http://digilib.polban.ac.id/download.php?id=5963 (diakses 11 Maret 2016)

Anda mungkin juga menyukai