Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Sebagaimana kita ketahui apabila suatu alat atau mesin digunakan secara terus
menerus dalam jangka waktu tertentu maka sangatlah mugkin bila terjadi
kerusakan atau mungkin keausan pada salah satu komponen mesin tersebut.
Kerusakan tersebut tentunya akan akan berpengaruh terhadap performa atau
kinerja mesin. Hal tersebut tentunya sangatlah tidak diharapkan karena dengan
terganggunya kinerja maka produk yang dihasilkan atau kemungkinan terjadinya
kecelakaan baik pada produk maupun operator yang menggunakannya sangatlah
besar.
Selain itu kerusakan bisa saja terjadi karena factor dari usia mesin itu sendiri.
Pengguanaan yang terus menerus juga dapat menimbulkan keausan. Keausan
mungkin terjadi pada berbagai komponen yang statis, terlebih lagi pada komponen
dinamis. Kondisi komponen perlu di cek secara berkala apakah masih baik atau
telah mengalami keausan. Perlu pertimbangan dalam melakukan pergantian
komponen karena kerusakan dapat merembet ke komponen lain. Dan hal tersebut
tentunya sangat tidak diharapkan.
Keahlian dibidang perawatan mesin ini perlu dimiliki oleh setiap individu.
Dengan berbekal pengetahuan perawatan mesin ini diharapkan kondisi mesin
tetap terjaga sehingga kemungkinan fatal dari kerusakan terparah yang terjadi
dapat dihindari. Selain itu pengetahuan mengenai perawatan yang dimiliki juga
bisa menjadi nilai plus tersendiri bagi seseorang dalam dunia karir.
I.2 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk menjelaskan secara
menyeluruh mengenai perawatan mesin yang dilakukan dalam menjaga performa
mesin agar selalu terjaga.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 1

I.3 RUANG LINGKUP KAJIAN


Ruang lingkup kajian yang dibahas pada laporan ini meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.

Definisi perawatan
Macam-macam perawatan
Media perawatan
Tahapan Proses/Langkah Kerja
Keselamatan Kerja
I.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan penelitian perawatan ini disusun dengan sistematika sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab pertama ini berisi tentang Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Ruang
Lingkup Kajian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : ISI LAPORAN
Bab ini berisi tentang tujuan praktek yang meliputi tujuan umum dan
tujuan khusus, Alat (alat utama, alat tambahan, alat keselamatan kerja), Bahan
(jenis bahan dan ukuran), Landasan teori, Langkah Kerja, Temuan Praktek dan
Pembahasan.
BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV : LAMPIRAN
Lampiran ini berisi Daftar Rujukan, Job Sheet, dan Gambar Kerja.

BAB II
ISI
PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 2

II.1 TUJUAN PRAKTEK


Tujuan praktek terdiri dari 2 bagian, yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan laporan praktek ini adalah seagai informasi
pembaca laporan ini

lebih mengetahui dan memahami langkah kerja dari

perawatan serta beberapa masalah yang dihadapi beserta penyelesaiannya.


2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah teknik perawatan

II. 2 LANDASAN TEORI


Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara,
mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna dari segala
sarana yang ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi
yang ditanam dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Ruang lingkup perawatan sangat tergantung dari besarnya/banyaknya sarana
dan prasarana dalam suatu lembagan, institusi, industri/perusahaan serta di
pengaruhi

oleh

kebijakan-kebijakan

tertentu.

Fungsi

perawatan

adalah

menyelenggarakan teknik-teknik pemeliharaan dan perlindungan dari segala


macam kegiatan produksi, non produksi

yang ada dalam lembaga,

intitusi,perusahaan tersebut.
Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan , perbaikan
dari alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta semua unit yang
berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan dengan penggunaan sarana
prasarana tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan
b) Penggantian dan distribusi dari utilitas
c) Inspeksi dan pelumasan

a) Perawatan peralatan dan perlengkapan


PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 3

Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan perbaikan,


agar mesin-mesin dan perlenkapanya (sarana-prasarana) yang berhubungan
dengan kegiatan atau penggunaan sarana prasarana tersebut selalu dalam keadaan
kondisi yang baik.
Tindakan

perawatan

yang

singkat

waktunya

adalah

yang

paling

menguntungkan, baik dipandang dari segi institusi, perusahaan maupun dari segi
pertanggung-jawaban yang harus dipikul oleh penguna tanpa mengurangi rasa
tanggung-jawabnya serta ketelitianya dan kesempurnaan cara bekerjanya. Juga
perlu pencatatan dari komponen yang mengalami kerusakan sebagai dokumentasi
dan sebagai pedoman untuk perencanaan perbaikan di waktu yang akan datang,
(diagnosa kerusakan dibuat dalam bentuk berita acara kerusakan).

b) Pergantian dan distribusi utilitas


Pergantian dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan distribusinya
karena mesin perkakas digerakkan oleh electromotor, kebutuhan kebutuhan tenaga
ini adalah tenaga listrik. Dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan terdapat
pengelompokan kerja yaitu; bagian perbaikan dan pemeliharaan mekanik dan
bagian pemeliharaan dan perbaikan kelistrikan. Namun dalam pergantian utilitas
dimaksudkan antara lain; distribusi air pendingin, komponen, pelumas(oli).
Kebanyakan hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin kelancaran
bekerja , akan lebih baik distribusi dan pergantian dari utilitas ini ditangani oleh
bagian perawatan.

c) Inspeksi dan pelumasan


Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan peralatan mesin
yang berhubungan dengan dengan kegiatan proses produksi, kegiatan inspeksi
adalah dalam rangka mencari data-data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam
perawatan, sedangkan kegiatan pelumasan sudah merupakan tindakan pencegahan
untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada bidang-bidang yang bergesekan
dan bagian yang memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas
tidak dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 4

Selain perawatan mesin dan perlengkapanya, juga untuk memperlancar


tugasnya guna menunjang proses produksi dalam perusahaan atau pabrik maka
perlu juga dibantu dengan:
(1) Penyimpanan persediaan bahan dan alat
(2) Penyimpanan barang yang tidak terpakai
(3) Perlindungan dari bahaya kebakaran
(4) Pengurangan suara dan polusi
(5) Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan dan perbaikan.
(6) Pelayanan perawatan

Perawatan bertujuan untuk memelihara alat-alat, kelancaran pemakaian alatalat produksi/mesin perkakas dan perlengkapannya, keamanan instalasi, efisiensi
dari beberapa unit produksi, memperpanjang umur teknis mesin gedung, alatalat

lain,

untuk

menciptakan

kondisi

kerja

sebaik-baiknya,

sekaligus

mempertahankan kondisi sarana dalam perawatan berupa; alat-alat, mesin dan


perlengkapan agar pelaksanaan kegiatan produksi dan keamanannya, perlidungan
dari bagian-bagian yang berbahaya dapat dijamin lancer dan baik.
Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu:
(1) Perawatan rutin
Perawatan rutin ialah perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap
hari dan sifatnya terus menerus dan sistematis.
(2) Perawatan periodic
Perawatan periodic ialah perawatan yang dilakukan pada jarak waktu
tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula.
(3) Perawatan berencana
Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar
perencanaan sebelumnya sehingga segala sesuatu berjalan lancar dalam
waktu singkat.
(4) Perawatan pencegahan

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 5

Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum fasilitas


mengalami kerusakan, jadi tindakan/pekerjaan perawatan ini semata-mata
telah direncanakan sebelumnya.
(5) Tindakan perbaikan
Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami kerusakan,
karena alat-alat yang di pakai dalam perbaikan ini telah siap sebelumnya
maka kegiatan tersebut termasuk kategori perawatan.
(6) Overhaul
Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi
standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total.

d) Kerusakan Mesin
Banyak dan sedikitnya kerusakan mesin sangat tergantung pada
spesifikasi mesin itu semakin fleksibel fungsi mesin dan semakin rumit
perencanaan mesin, maka jenis kerusakannya

semakin banyak, sebagai

contoh suatu mesin bubut kecil dengan system pergerakan belt, maka
frekuensi kerusakan akan lebih kecil dibandingkan dengan mesin bubut besar
dengan system pergerakannya dengan roda gigi atau hidrolik maupun elektrik.
Kerusakan di dalam mesin dapat dikategorikan sebagai berikut:
(1)

Kerusakan elemen-elemen mekanik yang dirakit sehingga menjadi


satu kesatuan komponen mesin.

(2)

Kerusakan rangka tuangan baik bersifat tetap dan yang bergerak.


Kerusakan pada elemen-elemen mesin pada umumnya menyangkut pada

kualitas dan fungsinya elemen-elemen mesin itu tidak dapat bekerja sempurna
dalam

kelompoknya,

penyebab

kerusakannya

juga

bermacam-macam

misalnya:

Kerusakan karena aus permukaan/bidang geseknya

Kerusakan karena korosi/karat

Kerusakan karena pukulan

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 6

Kerusakan karena pengendoran baut-baut pengikat sehingga

spilingnya besar, hal ini biasanya kesalahan diwaktu penyetelan dan


adanya getaran yang dapat menyebabkan baut-baut ikat mengendor.

Kerusakan bagian rangka tuangan, dimana rangka tuangan mesin


merupakan elemen utama, rangka mesin. Pada rangka tuangan ini elemenelemen mesin dirakitkan sehingga menjadi mesin lengkap atau menjadi
komponen mesin yang lengkap.
Gaya tahan, gaya geser, getaran dan lain-lain ditahan oleh rangka tuangan,
maka lama kelamaan rangka tuangpun mengalami kelelahan atau daya
tahannya berkurang. Disamping itu masih banyak lagi kerusakan yang terjadi
pada rangka tuang diantaranya:

Kerusakan rangka tuang karena keausan

Kerusakan rangka tuang karena cacat terkena goresan, pukulan dan alatalat potong

Kerusakan rangka tuang karena getaran/pukulan yang menyebabkan


pecah, retak, cacat

Kerusakan rangka tuang karena pengaruh panas dan tekanan

Jika elemen mesin semakin tua umurnya maka daya tahan dalam bekerja
menurun sehingga frekuensi kerusakan bertambah banyak, kondisi mesin
semacam ini menunjukkan mesin harus di overhaul (turun mesin).
Suatu contoh mesin yang sering mengalami kerusakan misalnya meja
ingsut meja mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap kerusakan-kerusakan yang
terjadi antara lain adalah:

Kerusakan pada handle penggerak dan pena

Kerusakan pada poros ingsut dan mur

Kerusakan pada penyisip (spie)

Kerusakan pada lintasan luncur

Kerusakan pada peluncur

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 7

Kerusakan pada roda gigi penggerak otomatis dan seterusnya.

Alat-alat komponen mesin yang masih tergolong rusak ringan apabila


perbaikan yang dilakukan tidak membutuhkan biaya besar dan waktu
penyelesaianya singkat, disamping itu tidak mengalami adanya pembongkaran
secara besar-besaran. Alat-alat komponen mesin yang termasuk berat ialah jika
perbaikan yang harus dilakukan menyangkut pada perbaikan elemen-elemen
rangka tuang dan presisi penyetelan komponen terhadap mesin secara
keseluruhan.
Yang termasuk kerusakan sangat berat adalah jika perbaikan yang
dilakukan harus menyangkut perbaikan elemen-elemen, rangka tuang dan
presisi penyetelan komponen terhadap mesin secara keseluruhan. Masalah
kerusakan berat cara dan proses perbaikan yang harus dilakukan untuk macam
elemen

mesin

perkakas,

dimana

perbaikannya

bersifat

total

dan

mengembalikan kepada kualitas standard.


Keahlian tenaga perbaikan akan menentukan mutu perbaikan mesin
dan komponen, sering dalam prakteknya dirasakan oleh konsumen misalnya
suatu alat/mesin yang mempunyai kerusakan tertentu maka mutu perbaikan
yang diberikan oleh bengkel satu tidak sama dengan bengkel yang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu perbaikan adalah:
Kondisi elemen mesin tidak sama
Perlengkapan yang dimiliki bengkel
Teknik dan cara perbaikan berbeda
Kemampuan SDM berbeda

e) Peralatan Pemeliharaan
(1)

Peralatan mekanik
Alat peralatan mekanik harus mampu untuk mengerjakan perbaikan-

perbaikan berat, maka jenis dan ukurannya disesuaikan dengan tipe mesin
yang ada dalam perusahaan atau pabrik. Pada umumnya alat peralatan
pemeliharaan mekanik sebagai berikut:
PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 8

(a)

Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L

(b)

Jenis hekker ( kecuk, sedang dan besar )

(c)

Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan obeng tekan )

(d)

Jenis Palu (plastic, karet, tembaga, dan baja )

(e)

Jenis

pendorong

tembaga,

pipa

dan

aluminium )
(f)

Jenis kunci inggris yang kecil, sedan, besar.

(2)

Alat bantu pemeliharaan


Oleh karena yang dihadapi oleh maintenance bukan hanya kerusakan

mesin saja, melainkan masih ada alat-alat yang bukan mesin, kerusakan alat
ini juga harus diperbaiki, maka dari itu diperlukan alat-alat tambahan yaitu:
(a) Peralatan pembuat ulir yaitu snay dan tap untuk keperluan baut, mur
sebagai pengikat.
(b) Peralatan hand press
(c) Takel yang bekekuatan 0,5 ton, 1 ton, 2 ton
(d) For clip untuk mengangkat mesin dan perlenkapannya
(e) Meja kerja
(f) Sikat baja, ragum,kikit, gergaji tangan dll
(g) Alat-alat ukur peralatan mekanik dan alat-alat ukur untuk peralatan
kelistrikan
(h) Dan peralatan mesin perkakas lainnya
2)

Jenis-Jenis Minyak Pelumas


a) Jenis bahan pelumas
a)

Pelumas mineral, bahan dasarnya dihasilkan dari minyak bumi.

b)

Pelumas sintesis, bahan dasamya berasal dari gas burni yang


diolah melalui proses sintesa dan menghasilkan molekul baru yang
bentuknya serupa, sehingga dapat mencapai stabilitas termal, oksidasi dan
kinerja yang optimal. Beberapa jenis bahan dasar pelumas sintesis adalah:
PAO (Poly Alpha Olefin), Polyglycol, Polyester, Phosphate Ester, dan lainlain)

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 9

c)

Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan (Vegetable Oil).


Pelumas jenis ini sudah mulai digunakan sebagai pelumas traktor dan
mesin-mesin pertanian di negara yang sudah maju pertaniannya. Jenisjenis yang sudah dipasarkan adalah diantaranya High Oleic Sun Flower
(Minyak Bunga Matahari), rninyak Zaitun, High Oleic Rapessed, dan
sebagainya.Kegunaan pelumas

d)

Pelumas hewani, bahan dasarnya dihasilkan dari minyak


binatang.

b) Kegunaan pelumas
a)

Mencegah atau mengurangi keausan mesin dari terjadinya


gesekan bagian-bagian mesin yang bergerak, dengan cara memisahkan
bagian-bagian yang bergerak dengan lapisan pelumas yang mempunyai
kestabilan terhadap oksidasi pada suhu tinggi dan rendah, serta tahan
terhadap tekanan dan beban kejut sehingga bagian mesin yang bergerak
terhindar dari keausan.

b)

Mengendalikan

kotoran

dengan

cara

melarutkan

dan

mendispersikan kotoran berupa jelaga, hasil-hasil oksidasi, partikel logarn


keausan mesin dan lumpur (sludge) agar tidak mengganggu cara. kerja
bagian mesin.
c)

Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar dan


hasil oksidasi pelumas sehingga tidak mengganggu logam-logarn bagian
mesin.

d)

Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari mesin,


energi panas yang dihasilkan mesin diserap oleh pelumas dan dihantarkan
kebagian mesin yang lebih dingin sehingga terjadi proses pemindahan
panas keluar mesin.

e)

Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi pelumas


dalarn sistern agar tidak mengganggu pompa dan pelumasan bagian mesin
dan mencegah pengotoran udara serta bagian mesin.

c) Sifat-sifat pelumas
a)

Viskositas

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 10

Viskositas atau kekentalan didefinikan sebagai tahanan fluida untuk


mengalir. Makin tinggi viskositas, makin sulit fluida tersebut untuk mengalir
(makin kental). Satuan viskositas adalah centistokes (cSt) atau mm/s.
Viskositas

dipengaruhi

oleh

temperatur

dan

tekanan.

Untuk

menunjukkan ketahanan viskositas terhadap perubahan temperatur pada


tekanan atmosfer, dipakai indikator yang disebut viscosity index (VI), dimana
perubahan viskositas diukur pada temperatur 40C dan 100C. Pelumas yang
stabil (tidak banyak mengalami perubahan viskositas dengan adanya
perubahan. temperatur) mempunyai VI yang tinggi, dan sebaliknya.

b)

Pour Point
Pour point atau titik tuang adalah temperatur terendah dirnana pelumas

masih dapat mengalir.

c)

Stabilitas terhadap oksidasi


Sifat ini sangat penting bagi semua pelumas, terutama untuk
penggunaan pada temperatur tinggi.

d)

Total Base Number


Total Base Number (TBN) menunjukkan kernarnpuan pelumas
menetralisasi

asam

hasil

oksidasi,

kemampuan

detergensi

dan

dispersansi guna mernbersilikan mesin dari kotoran atau deposit yang


terbentuk dari hasil pernbakaran bahan bakar maupun hasil oksidasi
pelurnas itu. sendiri.

e)

Total Acid Number


Total Acid Number (TAN) menunjukkan tingkat keasarnan yang
berasal dari aditif (untuk Fresh Oil). Peningkatan nilai TAN pada
pelurnas yang telah digunakan untuk mengindikasikan terbentuknya

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 11

asarn lemah dalarn pelurnas dan pada nilai tertentu menunjukkan tanda
bahwa pelurnas sudah tidak dapat digunakan lagi.

f)

Sifat anti karat


Sifat ini penting bila pelumas terkontarninasi air dalarn sistern
peralatan atau mesin. Partikel karat dalarn pelumas dapat berfungsi
sebagai katalis untuk mempercepat oksidasi pelurnas, bersarna
kontarninan lain dalarn sistem sirkulasi, karat dapat menyumbat filter
atau "Servo Valve.
g) Demulsibility
Demulsibility adalah sifat kemudahan untuk terpisah dari air. Sifat ini
penting bagi pelurnas turbin, hidrolik, kornpressor, sistern sirkulasi dan
pelurnas mesin diesel putaran menengah sampai lambat yang dilengkapi
dengan water separator.

h)

Flash Point dan Fire Point


Flash point atau titik nyala adalah temperatur minimum pelumas yang
dapat menguap pada tekanan atmosfer sehingga dapat menyala bila
didekatkan pada api. Fire point atau titik bakar adalah temperatur
minimum dimana uap pelumas cukup banyak dan dapat terbakar. Fire
point pelumas biasanya 30C diatas flash point-nya.

i)

Copper Strip Corrosion


Sifat ini digunakan secara luas untuk mengevaluasi pengaruh korosi
pelumas terhadap tembaga karena umumnya mesin atau peralatan
industri mengandung bagian metal yang terbuat dari tembaga.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 12

j)

Densitas
Densitas adalah perhandingan berat dengan volume. Karena volume
berubah terhadap tekanan dan suhu, maka densitas demikian pula.
Densitas penting untuk menghitung volume menjadi satuan berat atau
sebaliknya guna perhitungan biaya angkutan.
Secific Gravity (SG) atau berat jenis pelumas adalah perbandingan
antara densitas pelumas terhadap densitas air. Sebagai standar, untuk
pelumas digunakan SG pada 15/4C, yang berarti pelumas diukur pada
suhu 15C, sementara air diukur pada suhu 4C, keduanya pada tekanan
atmosfer.

k)

Warna
Warna pelumas secara normal tidak ada hubungannya dengan sifatsifat pelumasan kecuali untuk melihat adanya kontaminasi atau sebagai
petunjuk untuk kesamaan dari produk bersangkutan.

d) Pelumas mesin industri


a)

Pelumas roda gigi


Untuk roda gigi industri yang beban/kondisi operasinya ringan
dimana risiko kerusakan permukaannya relatif kecil, dapat digunakan
straight mineral base oil. Untuk roda gigi seperti ini pemilihan viskositas
hanya ditentukan oleh besarnya daya yang ditransmisikan dan kecepatan
putar pinionnya. Pada pelumas roda gigi jenis tertentu berlaku ketentuan
umum yaitu bila kecepatan putar semakin tinggi diperlukan pelumas
yang viskositasnya rendah, dan bila daya yang ditransmisikan makin
besar

diperlukan

viskositas

makin

tinggi.

Hal

tersebut

dapat

dipergunakan terutama pada roda gigi jenis spur dengan beban rendah.
Pada kondisi operasi roda gigi sangat berat atau beban kejut besar
perlu digunakan tribological additives. Pada roda gigi jenis spur, helical,
worm dan bevel dengan beban berat, biasa digunakan beberapa jenis
tribological additives antara lain yang mengandung unsur sulfur dan
PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 13

fosfor, aditif tersebut memberikan perlindungan yang sangat baik pada


sifat anti wear dan extreme pressure pada berbagai kondisi operasi.
Untuk roda gigi terbuka dapat digunakan pelumas dengan viskositas
sangat tinggi dengan sifat adhesi yang bagus.
Untuk roda gigi dengan kondisi operasi yang sangat berat (beban
dan temperatur tinggi) penggunaan mineral base oil kadang-kadang tidak
memadai sehingga sering digunakan syntetic base oil, antara lain
polypropylene glycol (misal, shell tivela dan mobil glygoyle) capacity
yang baik, viskositas indeksnya sangat tinggi, titik tuang rendah dan
memiliki sifat "low frictional characteristic".
Gemuk lumas khusus dan pelumas semi fluid kadang-kadang
juga digunakan pada beberapa aplikasi roda gigi industri, diantaranya
pelumas akan memberikan pelumasan yang sangat memuaskan pada
roda gigi dengan logarn baja/bronze pada kondisi temperature operasi
yang bervariasi. Untuk roda gigi terbuka, diperlukan pelumas yang
memiliki karakteristik tahan terhadap air, anti wear dan sifat anti rust.
(a)

Sifat penting pelumas roda gigi


Pelumasan yang digunakan untuk roda gigi industri harus memenuhl
beberapa kriteria dasar tersebut dibawah ini,

Mencegah terjadinya

keausan (wear

prevention)

Mengurangi gesekan

Mencegah scoring/scuffing dan welding

Sebagai media pendingin

Melindungi dari karat.

Kernampuan pelumas untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut


diatas ditentukan oleh properti dasar, yang telah tersedia pada sifat dasar
base-oilnya, sementara properties lannya terpaksa harus dipenuhi dengan
menambahlean beberapa aditif.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 14

(b)

Standar unjuk kerja pelumas roda gigi


Spesifikasi atau standard performance pelumas roda gigi dikeluarkan
oleh beberapa asosiasi (AGMA, US, Steel, DIN, dsb) maupun beberapa
OEM terkenal, misalnya David Brown. Cincinnati Milacron dan Ford.
Spesifikasi tersebut secara luas diakui dan gunakan oleh para produsen
pelumas maupun para produsen gearbox.
Beberapa standar performance pelumas roda gigi industri yang
umurn dipergunakan adalah berikut:

US.Steel 224

AGMA 250.04 EP

DIN 51517 (Part 3)

David Brown Number S 1.53 101

b)

Pelumas hidurolik
Kemampuan pelumas hidrolik untuk melumasi mencegah korosi dan
kebocoran system tergantung kepada sifat-sifat dasar yang tingkatannya
dapat lebih besar atau kecil.
Beberapa sifat penting pelumas hidrolik adalah viskositas, kestabilan
oksidasi, Sifat anti aus, Demilsibility, dan air realese.
Air release, adalah kemampuan pelumas untuk tidak membentuk
buih yang stabil dengan udara, sehingga selalu membebaskan udarayang
masuk.
Pelumas hidrolik produksi Pertamina antara lain :

(a)

Turalik series ISO VG 22, 32, 37, 46, 68, 100.

(b)

Turalik C Series, meliputi : ISO VG5, 10, 22, 68, 100, 220 dan
320.

c)

Pelumas bantalan

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 15

Pelumas yang digunakan untuk melumasi bantalan yang merupakan


produk Pertamina antara lain :
(a)

Sebana series (ISO VG 100, 220, 320, dan 680)


Minyak pelumas ini digunakan untuk berbagai kepentingan seperti untuk
mesin-mesin atau peralatan dengan oil-drop atau pelumas bath dan
pada bantalan gelincir dan bantalan gelinding pada industri.

(b)

Sebana P Series (ISO VG9, 22, 32, 46, 68, 100, 150,
220, 320, 460)
Pelumas Sebana P Series merupakan minyak mineral kualitas tinggi
untuk memberikan kepuasan hasil dalam pelumasannya dimana
diperlukan pelumas tanpa aditif.

3)

Jadwal Perawatan Mesin


Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode
perawatan preventive diklasifikasikan sebagai berikut :
Inspeksi

Reparasi kecil

Reparasi medium

Bongkar total

Inspeksi (I)
- Amati bagian luar mesin perkakas terhadap bagian yang rusak,
-

ketidakberesan, setel bagian yang kendur dan berpasangan.


Periksa bagian transmisi dan mekanis lainnya.
Setel kembali poros utama mesin.
Periksa dan setel kembali pada bagian yang bergesekan.
Setel kelonggaran pada poros transportir dengan ulir pasangannya pada

eretan, dan bagian penggerak lainnya.


Atur kembali tegangan pegas.
Periksa dan setel kembali fungsi tombol stopper pembeli.
Periksa, setel, atau perbaiki bagian-bagian yang berputar, misalnya rantai

sabuk penggerak, dan lain-lain.


Periksa dan setel kembali bagian-bagian yang bergerak seperti meja
eretan, eretan atas, eretan melintang pembawa dan lain-lain.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 16

Periksa pada bagian-bagian pemegang.


Periksa permukaan meja mesin.
Periksa permukaan pembawa, atau bagian lain yang saling bergesekan.
Perbaikan pada bagian-bagian yang cacat.
Periksa dan setel pada bagian-bagian gigi penggerak.
Periksa dan setel kembali pada bagian kopling.
Periksa dan setel baut pengikat yang kendur.
Periksa bagian sirkulasi minyak pelumas.
Periksa bagian sirkulasi minyak pendingin atau diadakan perbaikan

ringan.
Periksa pada bagian pengaman bila perlu diadakan perbaikan ringan.
Periksa minyak pelumas, atau sistem hidrolisnya bila mungkin diadakan

perbaikan ringan.
Ganti minyak pelumas pada bak penampung.
Pencatatan pada suku cadang yang perlu diganti untuk perawatan

berikutnya.
Periksa dan pasang kembali perlengkapan mesin.
Lakukan pemeriksaan-pemeriksaan khusus sesuai dengan anjuran dari
pabrik pembuat mesin tersebut.

Reparasi Kecil (K)


Yang dimaksud reparasi kecil adalah tindakan-tindakan atau kegiatankegiatan yang perlu dilakukan oleh teknisi-teknisi di bengkel pemesinan
dalam usaha perawatan preventif, hal-hal yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
-

Bongkar bagian-bagian yang penting pada mesin yang kelihatan aus atau

kotor, kemudian periksa bagian dalamnya dan bersihkan/cuci.


Perbaiki bagian-bagian yang mengalami kerusakan kecil.
Bersihkan kotoran yang ada pada poros ulir.
Bersihkan benda-benda tajam yang ada pada permukaan benda yang

kotor.
Bersihkan permukaan sarung kopling gesek.
Setel kopling sehingga baik kembali seperti semula.
Perbaiki rem.
Perbaiki pada bagian tepi roda gigi bila terjadi kerusakan.
Ganti roda gigi bila terjadi keausan.
Ganti pemegang pahat bila terjadi kerusakan atau patah.
Ganti baut-baut pengikat yang rusak.
Ganti pelat-pelat pembantu yang rusak.
Periksa poros transportir, pembawa dan bagian lainnya, ganti mur
setangkup bila telah aus.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 17

Periksa, dan setel kembali tuas pembalik putaran. Periksa dan setel

kembali tuas penahan, pengikat.


Bersihkan bagian/ujung yang tajam atau rusak pada permukaan meja

mesin, pembawa peluncur.


Perbaiki pagar pengaman, pengaman sabuk, pengaman pulley, pelindung

beram, pelindung kotoran yang sudah rusak.


Periksa dan perbaiki sistem pelumasan yang rusak.
Periksa pompa hidrolik dan perbaiki bila ada kerusakan.
Ganti minyak pelumas dalam bak persediaan.
Setel pengepasan pada eretan-eretan, meja, dan pelat pencekamnya.
Setel kembali tegangan pegas yang ada pada mesin.
Setel kembali hubungan antara gigi cacing dengan roda giginya, dan

hubungan-hubungan yang lainnya.


Setel fungsi stopper, pembalik, pembatas.
Perbaiki sambungan-sambungan pipa minyak pelumas, dan minyak

pendingin.
Periksa ketelitian/kepresisian mesin sebagaimana mestinya sesuai

dengan petunjuk.
Buat catatan suku cadang yang harus diganti pada perawatan berikutnya
(K, M, B).

Reparasi Menengah (M)


Periksa basis-basis permukaan sebelum mengadakan reparasi.
Periksa mesin sebelum melaksanakan pembongkaran.
Buat daftar kerusakan tiap bagian dan tentukan reparasinya.
Reparasi dan bongkar bagian demi bagian.
Bersihkan kotoran yang ada pada bagian-bagian dari unit yang

dibongkar.
Periksa bagian demi bagian yang telah dibongkar.
Perbaiki pada permukaan dari komponen yang rusak.
Ganti atau perbaiki poros penggerak yang rusak.
Gerinda permukaan poros yang rusak.
Ganti bantalan yang sudah rusak atau aus.
Ganti pelat kopling yang aus atau rusak.
Ganti sepatu rem yang rusak.
Perbaiki atau ganti rem piringan.
Ganti roda gigi pemindah yang rusak.
Ganti atau perbaiki cacing dan roda cacing dan roda cacing yang sudah

aus atau rusak.


Perbaiki atau ganti mur pasangan transportir yang telah rusak.
Perbaiki atau ganti mur pasangan transportir, gerak memanjang dan

gerak pemakanan.
Ganti baut-baut pengikat dan sekerup-sekerup lainnya yang rusak.
Periksa dan bersihkan bagian-bagian mekanis lainnya.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 18

Rakit kembali komponen-komponen yang telah dibersihkan atau

diperbaiki.
Cat kembali badan mesin seperti keadaan semula.
Periksa dan hidupkan mesin dengan tanpa beban, dan berbeban pada

masing-masing kecepatan.
Periksa kepresisian hasil pekerjaan setelah mesin diperbaiki.

Bongkar Seluruh (B)


Bongkar seluruh komponen-komponen mesin tersebut.
Cuci dan bersihkan kotoran yang ada pada komponen mesin.
Periksa semua komponen yang telah dicuci.
perbaiki atau ganti komponen-komponen yang rusak.
Periksa dan perbaiki kondisi landasan mesin atau pondasinya.
Gerinda, lamak semua permukaan yang berfungsi sebagai peluncur.
Perbaiki sistem pelumasan dan pompa hidrolisnya.
Pasang kembali komponen-komponen yang telah dibongkar.
Cat kembali permukaan mesin bagian dalam dan luar dari badan mesin

seperti semula.
Periksa dan hidupkan mesin dengan tanpa beban pada masing-masing

kecepatan.
Periksa dan hidupkan mesin dengan berbeban pada masingmasing

kecepatan dan pemakanan.


Periksa ketelitian permukaan hasil percobaan, harus sesuai dengan

petunjuk.
Periksa kondisi pondasi mesin untuk mesin-mesin yang besar.
Periksa instalasi kelistrikan pada mesin tersebut.
Periksa ketelitian bagian-bagian mesin dengan menggunakan alat-alat,

misalnya jig dan alat-alat pemegang yang lain.


Pasang kembali komponen-komponen yang telah dibongkar.
Jalankan mesin kemudian periksa suara yang terjadi dan panas yang
ditimbulkan.
Contoh siklus perawatan :
Periode

Repair
Complexity

Siklus

K M

antara
masa
(bulan)

0 s/d 30

B-I1-K1-I2-

6 2

dua

Periode antara
B

ke

(tahun)
9

K2-I3-M1I4-K3-I5-

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 19

K4-I6-M2I7-K5-I8K6-I9-B1

Periode antara dua masa perawatan dalam bulan adalah jarak antara
B ke I1, atau dari I1 ke K1, atau dari K1 ke I2 dan seterusnya sampai I9
ke B1.
Periode antara dua masa bongkar total adalah jarak antara B ke B1
yang pada siklus ini berjumlah 18 kali berarti apabila priode antara dua
masa perawatan mesin adalah 6 bulan berarti periode antara B ke B1
adalah 18 x 6 bulan = 9 tahun.
Periode antara dua masa perawatan dan priode antara bongkar total
dapat berubah untuk tipe produksi yang berbeda, seperti :
a) Tipe produksi (msssal/berantai/satuan)
b) Jenis material yang dikerjakan (baja/besi tuang/almunium/perunggu)
c) Shift atau giliran kerja per hari.
d) Memakai pendingin alat potong atau tidak.

Perencanaan penjadwalan disusun dengan bertitik tolak dari


perencanaan

operasi

perusahaan

secara

keseluruhan,

sebelum

menetapkan rencana harus dilakukan analisis terlebih dahulu untuk


menetapkan sampai sejauh mana posisi kita sekarang. Faktor-faktor
yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan untuk untuk
menetapkan jadwal perawatan mesin adalah sebagai berikut:
a) Tingkat kerumitan perawatan
b) Jadwal perkiraan waktu produksi
c) Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan
d) Kartu riwavat mesin
e) Kernampuan personil pelakasna peawatan mesin

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 20

Mesin-mesin yang mempunyai tingkat kerumitan perawatan yang


sama, harus dibagi merata selarna setahun, untuk menghindari beban
kerja perawatan yang tidak merata. Jumlah jam kerja orang, (man hour)
setiap bulannya harus seimbang, dan sesuai dengan.waktu kerja dari
perusahaan secara keseluruhan sehingga tidak terjadi kelebihan waktu
kerja (over time) yang seharusnya tidak usah terjadi.
Jadwal perawatan mesin harus dibagi menjadi jadwal perawatan
mesin jangka pendek, jangka menengah dan jadwal perawatan mesin
jangka panjang.
Jadwal perawatan mesin jangka pendek adalah jadwal perawatan
mesin harian yang berupa pelumasan pada waktu-mesin dan peluman
mesin pada waktu mesin selesai dipakai.
Perawatan ini dapat dilaksanakan oleh operator dari mesin vang
bersangkutan. Petunjuk-petunjuk tentang perawatan ini harus dijelaskan
dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan pernberian pelumas.
Simbol-simbol pelumasan harus ditempelkan didekat mesin tersebut.
Untuk mesin-mesin dengan pelumasan otomatis atau dengan
pelumasan sentral, harus diberikan petunjuk untuk melaksanakan
pelumasan tersebut.
Jadwal perawatan mesin jangka sedang adalah perawatan mesin
bulanan yang disusun dari jadwal perawatan mesin tahunan yang dalarn
penyuunannya harus disesuaikan dengan jadwal operasi produksi pada
bulan yang bersangkutan, sehingga tidak terjadi bentrokan.
Jadwal perawatan bulanan merencanakan kapan ; berapa lama dan
berapa hari perawatan tersebut akan dilaksanakan sehingga jam kerja
orang (man hour) untuk kegfatan perawatan tersebut dapat direncanakan.
Jadwal perawatan mesin jangka sedang juga berupa perneriksaan
kualitas dan tingkat pelumasan seluruh mesin yang berupa penambahan,
perbaikan dan pemeriksaan tingkat pelumasan dan kebersihan peluncurpeluncur.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 21

II. 3 TEMUAN MASALAH DAN PENYELESAIAN:


PERAWATAN MESIN BUBUT KNUTH BASIC PLUS
Pada dasarnya mesin bubut type Knuth Basic Plus ini masih
berfungsi sangat baik. Hanya diperlukan sedikit perawatan berkala juga
perawatan yang bersifat preventif demi menjaga performa kerja yang
diharapkan. Berikut uraian masalah yang ditemukan pada mesin bubut type
Knuth Basic Plus.
A. Pembersihan permukaan mesin dari kotoran
Di permukaan mesin masih terdapat kotoran berupa sisa hasil
pembubutan dan noda pelumas yang menempel. Selain itu juga terdapat
karat pada permukaan kepala tetap. Penyelesaian yang dilakukan adalah
dengan membersihkan sisa pembubutan karena bisa berbahaya bagi mesin
dan berpotensi menimbulkan korosi. Lumasi bagian yang bergerak dengan
menggunakan minyak pelumas atau gemuk. Pastikan gerakan dari
komponen tersebut lancar tanpa ada hambatan berarti
B. Pengecekan kelengkapan peralatan mesin bubut
Setiap mesin bubut biasanya memiliki perlengkapannya masingmasing. Namun disini yang akan diperbaiki adalah penyimpanan dari
kelengkapan

tersebut

agar

memudahkan

operator

ketika

hendak

menggunakan salah satu dari kelengkapan tersebut. Adapun setelah


dilakukan pendataan didapat kelengkapan mesin bubut yang ada adalah
sebagai berikut:
No
1
2
4
5
6
7
8
9
10
11

Nama Tools
Kunci Pas
Kunci Pas
Kunci Pas
Kunci Tool Post
Kunci L
Kunci L
Kunci L
Kunci L
Kunci Chuck
Rahang Chuck 3

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Ukuran
14,12
9,11
3
4
8
10

Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Page 22

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Sarung Pengurang
Obeng Min
Obeng Kembang
Roda Gigi (m = 1,25)
Roda Gigi (m = 1,25)
Roda Gigi (m = 1,25)
Roda Gigi (m = 1,25)
Roda Gigi (m = 1,25)
Roda Gigi (m = 1,25)
Roda Gigi (m = 1,25)
Roda Gigi (m = 1,25)

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Z = 30
Z = 54
Z = 56
Z = 57
Z = 63
Z = 66
Z = 69
Z = 70

C. Pembuatan alas kelengkapan mesin bubut


Membuat alas kelengkapan mesin bubut dan mengatur layout
penempatan kelengkapan mesin bubut agar mudah di ambil dan di simpan
kembali. Alas dibuat untuk komponen yang paling sering digunakan. Untuk
komponen yang besar dan jarang digunakan tidak dibuatkan alas mengingat
space yang ada cukup sempit. Berikut susunan kelengkapan benda kerja
sesuai dengan pengelompokan fungsinya.
Alas 1
No
1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Nama Tools
Kunci Pas
Kunci Pas
Kunci Pas
Kunci Tool Post
Kunci L
Kunci L
Kunci L
Kunci L
Kunci Chuck
Rahang Chuck 3
Sarung Pengurang
Obeng Min
Obeng Kembang

Ukuran
14 & 12
9 & 11
3
4
8
10

Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Ukuran
Z = 30

Jumlah
1

Alas 2
No
1

Nama Tools
Roda Gigi (m = 1,25)

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 23

2
3
4
5
6
7
8

Roda Gigi (m = 1,25)


Roda Gigi (m = 1,25)
Roda Gigi (m = 1,25)
Roda Gigi (m = 1,25)
Roda Gigi (m = 1,25)
Roda Gigi (m = 1,25)
Roda Gigi (m = 1,25)

Z = 54
Z = 56
Z = 57
Z = 63
Z = 66
Z = 69
Z = 70

1
1
1
1
1
1
1

D. Pergantian minyak pelumas pada apron, headstock dan gearbox


Setelah menghitung total jam operasional mesin dan waktu pakai
minyak pelumas. Sesuai dengan buku pedoman penggunaan mesin maka
diharuskan melakukan pergantian minyak pelumas pada apron, headstock
dan gearbox. Untuk jenis minyak pelumas yang dipakai adalah type Shell.

PERAWATAN MESIN BUBUT SHINWEI


Pada mesin bubut shinwei ini mengalami kerusakan yang cukup
signifikan. Karena faktor usia dari mesin dan jam operasionalnya yang telah
banyak jadi wajar saja apabila mengalami kerusakan. Perlu sedikit perhatian
yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yang ada. Berikut kerusakan
yang terjadi pada mesin bubut shinwei;
A. Permukaan mesin kotor
Di permukaan mesin masih terdapat kotoran berupa sisa hasil
pembubutan dan noda pelumas yang menempel juga debu yang cukup tebal.
Selain itu juga terdapat karat pada beberapa permukaan. Penyelesaian yang
dilakukan adalah dengan membersihkan sisa pembubutan karena bisa
berbahaya bagi mesin dan berpotensi menimbulkan korosi. Lumasi bagian
yang bergerak dengan menggunakan minyak pelumas atau gemuk. Pastikan
gerakan dari komponen tersebut lancar tanpa ada hambatan berarti
B. Pasak spindel kepala lepas hilang
Keberadaan dari pasak spindel kepala lepas sangat penting untuk
menggerakan center putar maju ataupun mundur. Karena bentuk dan dimensi

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 24

dari pasak spindel kepala lepas tidak rumit maka perbaikan yang dilakukan
adalah dengan jalan membuat ulang pasak spindel kepala lepas.
C. Gerakan eretan atas kurang lancar / terhambat
Pergerakan dari eretan atas yang terhambat diakibatkan oleh ketidak
cocokan antara pasak dengan celah pasak pada eretan atas. Jadi perbaikan
yang dilakukan adalah dengan memperkecil ukuran pasak eretan atas dan
memeriksa kemiringan sudut pada celah penempatan pasak eretan atas.
Apabila permukaannya tidak rata atau tidak sejajar di kedua sisinya maka
lakukan pembentukan ulang dengan cara di frais sampai benar-benar rata
dan sejajar.

D. Mesin tidak dapat berputar Reverse


Putaran mesin pada umumnya terdiri dari 2 yaitu searah jarum jam dan
berlawanan jarum jam. Kemungkinan dari tidak berfungsinya putaran
berlawanan jarum jam adalah ada kesalahan pada pemasangan kabel
penghubung pada rangkaian kelistrikan. Atau juga ada kabel yang terputus
sehingga arus tidak sampai ke motor. Langkah perbaikan yangdiambila
adalah dengan cara mengurut arus listrik dari sumber arus sampai pada
motor. Apabila terdapat kerusakan pada komponen maka lakukan pergantian.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 25

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III. 1 KESIMPULAN
Dari materi dan praktek yang penulis lakukan secara langsung maka penulis bisa
menyimpulkan beberapa point, antara lain:

Factor usia dan jam penggunaan mesin memungkinkan terjadinya keausan dan

kerusakan pada komponen


Perawatan mutlak harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih

parah
Pergantian komponen harus segera dilakukan untuk mencegah kerusaka

merembet pada komponen lainnya


Apabila komponen yang rusak masih bisa dibuat maka langkah perbaikannya
adalah dengan membuat ulang komponen tersebut. Namun bila komponen
tersebut ada di pasaran dan harganya lebih murah maka langkah perbaikan
yang diambil adalah dengan membeli komponen tersebut demi alas an
efisiensi waktu

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 26

III. 2 SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan antara lain:

Selalu

permasalahan yang tidak bisa dipecahkan sendiri


Lakukan analisis terlebih dahulu terhadap suatu kerusakan sebelum

menentukan langkah perbaikan yang diambil


Manfaatkan waktu yang ada seefektif mungkin untuk menyelesaikan

pekerjaan
Hindari prilaku tidak terpuji atau kecerobohan yang dapat menimbulkan

berkonsultasi

dengan

dosen

pembimbing

apabila

menemui

kecelakaan kerja

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, 1987, Mesin Pengerjaan Logam, Penerbit Tarsito, Bandung


Gerling, Heinrich, 1965, All About Machine Tools, Wiley Eastern Ltd, India
http://www.awandilangit.co.cc/2010/03/perawatan-mesin-bubut_8321.html
http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1280&bih=578&&sa=X&ei=OENTcX6BcHtrQevtIj5Cw&ved=0CBcQvwUoAQ&q=perawatan+mesin+bekerja+dengan+me
sin+umum&spell=1&fp=4ba4fd3435162061

Higgins, LR., PE. And LC. Morrow. Maintenance Engineering Handbook,

rd

edition. Mc. GrawHill Book Company.

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 27

LAMPIRAN - LAMPIRAN

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 28

PERAWATAN MESIN PERKAKAS

Page 29

Anda mungkin juga menyukai