Anda di halaman 1dari 4

_..

>1--
I
~~~

i'75JU

(PERIOPERATIVE ANESTHESIA JOURNAL)


Volume I

I N omor 1 April 2013


I

REDAKSI
Pelindung
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran
Penasehat
Pembantu Dekan II
A. Himendra W
U. Kaswiyan
Tatang Bisri
Penanggung Iawab ( Pemimpin Redaksi
Ike Sri Redjeki
Wakil Pemimpin Redaksi
Ruli Herman S
Anggota Redaksi
A. Muthalib Nawawi
Tinni T. Maskoen
Doddy Tavianto
Rudi Kurniadi K
Ezra Oktaliansah
lwan Fuadi
Suwarman
Dedi Fitri Yadi
Dewi Yulianti Bisri
Redaktur Pelaksana
Ardi Zulfariansyah
Budiana Rismawan
Dhani Budi Pratama

fBI'IJSTAtWotl ,

nn- LlPl
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME
atas diterbitkannya jurnal Anestesi Perioperatif
edisi pertama. jurnal ini diterbitkan oleh
Departemen Anestesi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Bandung dalam rangka untuk menjtebarluaskan
hasil-hasil tulisan atau peneliti~n sehingga
dapat menjadi jembatan antara penulis dan
pembaca. Kami sangat berharap jurnal ini dapat
menjadi sumber ilmu bagi kita semua demi
kemajuan dunia kedokteran di Indonesia pada
umumnya dan dunia ilmu anestesi dan terapi
intensif pada khususnya.
Selamat membaca. Terima kasih.
Dr. Ike Sri Redjeki, dr., KIC, KMN, M.Kes.
Penanggung jawabjPemimpin Redaksi

ALAMAT REDAKSI
Departemen/SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif.
R.S. DR Hasan Sadikin 8andung

JI. Pasteur No. 38 8andung 40161

Telepon' (022) 203 8285

Faksmili: (022) 203 8306

E-mail: jap_anestesi@yahoo.com

Diterbitkan Oleh:

Unit Publikasi Ilmiah dan HKI

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Koordinator Dana dan Iklan


Iwan Abdul Rahman
M. Andy Prihartono

Sekretariat
Tini Rohijah
Imas Widianti

2'1;;1 - 75 0;3

JliRNAL ANESTESI PERIOPERATIF


E ..

Pemasaran
Reza W. Sudjud
lndriasari
Ricky Aditya
Nurita Dian

_....,,---

TERBIT SETIAP 4 BULAN

April- Agustus - Desember


Uang Langganan Rp. 2S0.000,-/tahun

REKENING
Atas nama
Nama 8ank
No Rekening

: lwan Abdul Rachman - Majalah Anastesi


: Mandiri KCP 8andung RSHS
: 132-00-1361408-7

FAKULTASKEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

@J
,,'.."""r.'I'..

"'~~

jURNAL ANESTESI PERIOPERATIF


(PERIOPERATIVE ANESTHESIA JOURNAL)
Volume I I Nomor 1 I April 2013

DAFTAR lSI
EDITORIAL
1-2

Perioperative Goals Directed Therapy

Ike Sri Redjeki


ARTIKEL PENELITIAN
Korelasi Antara Kadar Laktat, Base Deficit dan Saturasi Vena Sentral dengan Skor Multiple Organ"
Dysfunction Hari Ke-3 pada Pasien Pascabedah dengan Hemodinamik Stabil di Ruang Perawatan .
lntensif Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
Ruby Satria Nugraha, Ike Sri Redjeki. Tatang Bisri

3-8

Perbandingan Antara Kombinasi Bupivakain 0,125% dan Dexmedetomidin 1 Ilgjkgbb dengan


Bupivakain 0,125% Melalui Blok Kaudal Terhadap Lama Analgesi Pascaoperasi Hipospadia
Sardinata, Muthalib Nawawi. Himendra Wargahadibrata

9-17

Perbandingan lnsidensi Post Dural Puncture Headache (PDPH) Pascaseksio Sesarea dengan
Anestesi Spinal antara Tirah Baring 24jam dengan Mobilisasi Dini
M.Andy Prihartono. Ezra Oktaliansah. H.A Himendra Wargahadibrata

18-25

Pengaruh Penggunaan Plastic Wrap terhadap Core Temperature Pasien Pediatrik 1-3 Tahun yang
Menjalani Operasi Palatoplasty
Mikhail Averoes. Suwarman. Eri Surahman

26-31

Perbandingan Pemberian Cairan Ringerfundin Saat Anestesi Spinal (Coload) dengan Cairan HES
Sebelum Anestesi Spinal (Preload) Terhadap Hemodinamik lbu dan Skor APGAR Bayi pada Seksio
Sesarea
Erik Efendi. Ruli Herman S. Tini T Maskoen
Perbandingan Granisetron 0,01 MgjKg.Bb dengan Ondansetron 0,08 MgjKg.Bb untuk Mencegah
Mual Muntah Pascaoperasi Dini Mastektomi Radikal Modifikasi
Budi Fitriyana. Erwin Pradian. Muthalib Nawawi

32-38

39-45

LAPORAN KASUS

Penatalaksanaan Anestesi pada Pasien dengan Sick Sinus Syndrome yang Menjalani Laparotomi
Ec Perforasi Gaster
Radian A H. Doddy T

46-50

Prosedur Anestesi Timektomi pada Kasus Timoma Tanpa Gejala Miastenia Gravis
Laporan Kasus
Fitri S, Doddy T. U. Kaswiyan

51-57

Sebuah

TINlAUAN PUSTAKA
Komplikasi dan Pemantauan Susunan Saraf Pusat pada Operasi Jantung
Reza Widianto Sudjud*, I Made Adi Parmana**

58-67

]urnal Anestesi Perioperatif


2013; I [l) : 1 - 2

Perioperative Goals Directed Therapy


Ike Sri Redjeki
Departemen Anestesiologi dan Terapi lntensif

Fakultas Kedokteran Universitas PadjadJaran-RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung

Akhir-akhir ini keselamatan pasien/


patient safety merupakan pokok pembicaraan
yang hangat dalam berbagai literatur dan
acara-acara ilmiah, hal ini dikarenakan
keselamatan pasien merupakan target utama
outcome dari suatu pelayanan medis.
Keselamatan pasien/patient safety merupa
kan parameter dari kualitas pelayanan medis
yang diberikan. Pada penatalaksanaan pasien
perioperatif, patient safety juga merupakan
suatu permasalahan penting yang mendapat
perhatian dari dokter-dokter yang terlibat.
]umlah tindakan anestesi diseluruh
dunia setiap tahunnya dapat mencapai 240
juta tindakan, 10% tindakan tersebut
dilakukan pada pasien dengan risiko tinggi
dengan angka mortalitas mencapai 80%.
]umlah pasien dengan risiko moderat
mencapai 40%, dan jumlah komplikasi minor
mencapai 40% dimana komplikasi minor ini
akan meningkatkan biaya dari suatu
pembedahan. Sebagian besar komplikasi ini
berhubungan dengan tindakan resusitasi
yang tidak adekuat dan adanya hipoperfusi
jaringan. Berdasarkan fakta tersebut, moni
toring terhadap keseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen menjadi bagian yang
penting pada periode perioperatif.
Untuk menjamin kecukupan 02 jaringan
terdapat 2 faktor penting yang harus
diperhatikan, yaitu: 1. tekanan perfusi yang
adekuat yang akan menjamin aliran darah
pad a sistim kapiler (ditentukan oleh tekanan
darah/Mean Arterial Pressure (MAP)),
2.Curah jantung yang adekuat sehingga akan
menjamin kecukupan Delivery 02 (D02 =
Cardiac Output x Hb x 1,3 x Sp02). Penerapan
strategi preemptif dengan mempertimbang
kan faktor - faktor tersebut yang merupakan
bagian dari monitoring hemodinamik diduga
dapat
menurunkan
angka
mortalitas
perioperatif.

Survival jangka panjang dari pasien


pasien perioperatif dipengaruhi oleh usia dan
komplikasi yang terjadi saat pembedahan,
oleh karena itu short term gaol directed
therapy pada periode periop~ratif dapat
menurunkan
angka mortalitas
jangka
panjang.
Pada monitoring terhadap keseimbang
an suplai dan kebutuhan 02, terdapat 2
parameter penting, yaitu: cardiac output (CO)
dan MAP. MAP ditentukan oleh rumus
sebagai berikut: MAP= ( CO x Systemic
Vascular Resistance ) + (right arterial
pressure - Central Venous Pressure), kalau
diperhatikan dari rumus diatas, komponen
CO adalah Strake Volume (SV) x laju nadi, dan
SV sendiri sangat dipengaruhi oleh volume
intravaskuler yang optimal. Akan tetapi ,
volume intravaskuler berlebihan juga akan
menyebabkan penurunan CO akibat dari
terganggunya kontraktilitas. Bedasarkan
kenyataan diatas tampaklah bahwa terapi
cairan perioperatif memegang peranan
penting sekali.
Prinsip umum untuk meningkatkan
percepatan pemulihan pascabedah dan
mencegah komplikasi pascabedah, antara lain
adalah
dengan
melakukan .persiapan
preoperatif
berupa
hidrasi \adekuat,
pemberian minuman bening (clear fluid) yang
mengandung gula sebelum pembedahan, dan
mencegah pemberian obat pencahar.
Pada periode perioperatif diusahakan
menggunakan teknoiogi yang tepat untuk
pemberian cairan sehingga dapat digunakan
individualisasi dari goal directed fluid
therapy. Hindari pemberian cal ran kristaloid
yang berlebihan untuk mencegah terjadinya
kelebihan cairan dan natrium, jumlah cairan
rumatan sebaiknya tidak melebihi 2
cc/kgBB/jam
(termasuk
obat-obatan).
Penggunaan cairan Ringer laktat dapat
mencegah asidosis hiperkloremik.
1

2 I Jurnal Anestesi

Perioperatif

Pada
periode
pascabedah
harus
diusahakan pemberian cairan yang cukup,
tidak berlebihan tetapi juga tidak kurang.
Perhitungkan jumlah cairan rumatan dan
cairan pengganti insensible loss secukupnya,
dan usahakan keduanya dapat diberikan
peroral. Apabila diperlukan resusitasi cairan
maka dapat digunakan Goal Directed Fluid
Therapy. Terdapat suatu strategi perawatan
pascabedah yang dinamakan Enhance
recovery (ER) yang melakukan strategi
manajemen cairan dengan target antara lain:
suhu sentral normal, tidak ada tanda-tanda
hipovolemia, hipoperfusi jaringan, dan
hipoksia, tidak ada tanda-tanda hipervolemia
atau kelebihan cairan, Hb > 7 gr%, tidak
didapatkan koagulopati, dan penggunaan
vasopresor minimal.
Komplikasi perioperatif berhubungan
dengan usia lanjut, status ASA yang tinggi,
perdarahan,
pembedahan
yang
lama,
hipovolemia dan hipoperfusi (asidosis
metabolik, kadar laktat darah > 2 mmol/I,
saturasi vena sentral < 70%), penggunaan
vasopresor dosis tinggi, pemberian cairan
total > 3,5 liter, balans cairan positif
mencapai > 2 liter pada hari pertama
pascabedah. Bila didapatkan faktor-faktor
tersebut diatas, merupakan salah satu
indikator
kemungkinan
diperlukan
perawatan ICU atau HCU pascabedah.
ER dapat dicapai dengan individualisasi
dari goal directed fluid therapy, tujuannya
adalah mencegah hipovolemia dan hiper
volemia. lndikator hipovolemia sentral antara
lain; kehilangan darah/cairan, takikardia,
hipotensi, perifer dingin, CVP rendah, CO
rendah, stroke volume rendah, adanya pulse
pressure variation yang besar saat ventilasi
mekanik, preload responsiveness dan Scv02
yang rendah, serta peningkatan kadar laktat.
Hipovolemia sentral biasanya dapat diper
baiki dengan pemberian terapi cairan.

Penggunaan Intraoperative fluid mana


gement technologies (dengan berbagai
strategi) dianjurkan pada kondisi-kondisi
sebagai berikut: pembedahan besar dengan
mortality rate hari ke 30 diduga > 1%,
pembedahan besar dengan kemungkinan
perdarahan > 500 cc, pembedahan intra
abdominal,
pembedahan
intermediate
(prediksi mortalitas hari ke 30 > 0,5%) pada
pasien2 risiko tinggi (usia> 80 thn, riwayat
hipertrofi ventrikel kiri, infark miokard,
cerebra vascular accident, dan penyakit
vaskuler arterial perifer), kehilangan darah
yang tidak terduga dan memerlukan > 2 liter
cairan untuk resusitasinya, pasiel) dengan
gejala hipovolemia dan hipoperfusi yang
persisten. Berdasarkan panduan diatas maka
monitoring perioperatif dapat dilakukan
dengan lebih terarah, efektif, dan efisien.

Daftar Pustaka
1. Mythen MG, Swart M, Acheson M,
Crawford R, jones K, martin K, Kuoer M,
Mc Grath jS, Horgan A. Perioperative fluid
management: Consensus statement from
the enhanced recovery partnership.
Perioperative Medicine 2012; 1 : 2 - 3.
2. Drage S, Boyd o. Perioperative goal
directed haemodynamic therapy - do it,
bin it, or finally investigate it properly?
Critical Care 2007; 11:170 - 2.
3. Dalfino L, Giglio MT, Puntillo F, Marucci
M, Brienza N. Haemodynamic goal
directed therapy and postoperative
infections: earlier is better. A systematic
review and meta-analysis. Critical Care
2011; 15: 154 - 68.
4. Chappell D, jacob M, Hofmann-Kiefer K,
Conzen P, Rehm M:A Rational approa~h to
peri operative
fluid
management.
Anesthesiology 2008; 109: 723- 40.
5. Kern jW, Shoemaker WC:Meta-analysis of
hemodynamic optimization in high-risk
patient.Crit Care Med 2002; 30:1686-92.

Anda mungkin juga menyukai