Jurnal Anestesi Perioperatif PDF
Jurnal Anestesi Perioperatif PDF
>1--
I
~~~
i'75JU
REDAKSI
Pelindung
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran
Penasehat
Pembantu Dekan II
A. Himendra W
U. Kaswiyan
Tatang Bisri
Penanggung Iawab ( Pemimpin Redaksi
Ike Sri Redjeki
Wakil Pemimpin Redaksi
Ruli Herman S
Anggota Redaksi
A. Muthalib Nawawi
Tinni T. Maskoen
Doddy Tavianto
Rudi Kurniadi K
Ezra Oktaliansah
lwan Fuadi
Suwarman
Dedi Fitri Yadi
Dewi Yulianti Bisri
Redaktur Pelaksana
Ardi Zulfariansyah
Budiana Rismawan
Dhani Budi Pratama
fBI'IJSTAtWotl ,
nn- LlPl
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME
atas diterbitkannya jurnal Anestesi Perioperatif
edisi pertama. jurnal ini diterbitkan oleh
Departemen Anestesi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Bandung dalam rangka untuk menjtebarluaskan
hasil-hasil tulisan atau peneliti~n sehingga
dapat menjadi jembatan antara penulis dan
pembaca. Kami sangat berharap jurnal ini dapat
menjadi sumber ilmu bagi kita semua demi
kemajuan dunia kedokteran di Indonesia pada
umumnya dan dunia ilmu anestesi dan terapi
intensif pada khususnya.
Selamat membaca. Terima kasih.
Dr. Ike Sri Redjeki, dr., KIC, KMN, M.Kes.
Penanggung jawabjPemimpin Redaksi
ALAMAT REDAKSI
Departemen/SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif.
R.S. DR Hasan Sadikin 8andung
E-mail: jap_anestesi@yahoo.com
Diterbitkan Oleh:
Sekretariat
Tini Rohijah
Imas Widianti
2'1;;1 - 75 0;3
Pemasaran
Reza W. Sudjud
lndriasari
Ricky Aditya
Nurita Dian
_....,,---
REKENING
Atas nama
Nama 8ank
No Rekening
FAKULTASKEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
@J
,,'.."""r.'I'..
"'~~
DAFTAR lSI
EDITORIAL
1-2
3-8
9-17
Perbandingan lnsidensi Post Dural Puncture Headache (PDPH) Pascaseksio Sesarea dengan
Anestesi Spinal antara Tirah Baring 24jam dengan Mobilisasi Dini
M.Andy Prihartono. Ezra Oktaliansah. H.A Himendra Wargahadibrata
18-25
Pengaruh Penggunaan Plastic Wrap terhadap Core Temperature Pasien Pediatrik 1-3 Tahun yang
Menjalani Operasi Palatoplasty
Mikhail Averoes. Suwarman. Eri Surahman
26-31
Perbandingan Pemberian Cairan Ringerfundin Saat Anestesi Spinal (Coload) dengan Cairan HES
Sebelum Anestesi Spinal (Preload) Terhadap Hemodinamik lbu dan Skor APGAR Bayi pada Seksio
Sesarea
Erik Efendi. Ruli Herman S. Tini T Maskoen
Perbandingan Granisetron 0,01 MgjKg.Bb dengan Ondansetron 0,08 MgjKg.Bb untuk Mencegah
Mual Muntah Pascaoperasi Dini Mastektomi Radikal Modifikasi
Budi Fitriyana. Erwin Pradian. Muthalib Nawawi
32-38
39-45
LAPORAN KASUS
Penatalaksanaan Anestesi pada Pasien dengan Sick Sinus Syndrome yang Menjalani Laparotomi
Ec Perforasi Gaster
Radian A H. Doddy T
46-50
Prosedur Anestesi Timektomi pada Kasus Timoma Tanpa Gejala Miastenia Gravis
Laporan Kasus
Fitri S, Doddy T. U. Kaswiyan
51-57
Sebuah
TINlAUAN PUSTAKA
Komplikasi dan Pemantauan Susunan Saraf Pusat pada Operasi Jantung
Reza Widianto Sudjud*, I Made Adi Parmana**
58-67
2 I Jurnal Anestesi
Perioperatif
Pada
periode
pascabedah
harus
diusahakan pemberian cairan yang cukup,
tidak berlebihan tetapi juga tidak kurang.
Perhitungkan jumlah cairan rumatan dan
cairan pengganti insensible loss secukupnya,
dan usahakan keduanya dapat diberikan
peroral. Apabila diperlukan resusitasi cairan
maka dapat digunakan Goal Directed Fluid
Therapy. Terdapat suatu strategi perawatan
pascabedah yang dinamakan Enhance
recovery (ER) yang melakukan strategi
manajemen cairan dengan target antara lain:
suhu sentral normal, tidak ada tanda-tanda
hipovolemia, hipoperfusi jaringan, dan
hipoksia, tidak ada tanda-tanda hipervolemia
atau kelebihan cairan, Hb > 7 gr%, tidak
didapatkan koagulopati, dan penggunaan
vasopresor minimal.
Komplikasi perioperatif berhubungan
dengan usia lanjut, status ASA yang tinggi,
perdarahan,
pembedahan
yang
lama,
hipovolemia dan hipoperfusi (asidosis
metabolik, kadar laktat darah > 2 mmol/I,
saturasi vena sentral < 70%), penggunaan
vasopresor dosis tinggi, pemberian cairan
total > 3,5 liter, balans cairan positif
mencapai > 2 liter pada hari pertama
pascabedah. Bila didapatkan faktor-faktor
tersebut diatas, merupakan salah satu
indikator
kemungkinan
diperlukan
perawatan ICU atau HCU pascabedah.
ER dapat dicapai dengan individualisasi
dari goal directed fluid therapy, tujuannya
adalah mencegah hipovolemia dan hiper
volemia. lndikator hipovolemia sentral antara
lain; kehilangan darah/cairan, takikardia,
hipotensi, perifer dingin, CVP rendah, CO
rendah, stroke volume rendah, adanya pulse
pressure variation yang besar saat ventilasi
mekanik, preload responsiveness dan Scv02
yang rendah, serta peningkatan kadar laktat.
Hipovolemia sentral biasanya dapat diper
baiki dengan pemberian terapi cairan.
Daftar Pustaka
1. Mythen MG, Swart M, Acheson M,
Crawford R, jones K, martin K, Kuoer M,
Mc Grath jS, Horgan A. Perioperative fluid
management: Consensus statement from
the enhanced recovery partnership.
Perioperative Medicine 2012; 1 : 2 - 3.
2. Drage S, Boyd o. Perioperative goal
directed haemodynamic therapy - do it,
bin it, or finally investigate it properly?
Critical Care 2007; 11:170 - 2.
3. Dalfino L, Giglio MT, Puntillo F, Marucci
M, Brienza N. Haemodynamic goal
directed therapy and postoperative
infections: earlier is better. A systematic
review and meta-analysis. Critical Care
2011; 15: 154 - 68.
4. Chappell D, jacob M, Hofmann-Kiefer K,
Conzen P, Rehm M:A Rational approa~h to
peri operative
fluid
management.
Anesthesiology 2008; 109: 723- 40.
5. Kern jW, Shoemaker WC:Meta-analysis of
hemodynamic optimization in high-risk
patient.Crit Care Med 2002; 30:1686-92.