Identitas Pasien
Nama
: Tn O.S
Usia
: 45 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan
: Tentara
Alamat
: Jl. ASR Yonkav 7 RT 04 RW 06
KEL Baru
Tanggal Masuk
: 19 Desember 2015, pukul jam
06:39 WIB
Anamnesis
Keluhan Utama:
Keluhan tambahan:
Status Generalis
Tanda vital
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Frekuensi nadi
: 72 x/menit
Respiratory rate : 20 x/menit
Suhu
: 36,4o C
Pemeriksaan Fisik
Kepala
: Normocephal
Mata :
Sklera ikterik +/+,
conjungtiva anemis +/+,
refleks cahaya langsung +/+,
edema kelopak mata -/-
Telinga
Leher :
:
Pendengaran baik
Tidak terdapat adanya sekret maupun darah
Paru :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris pada
keadaan statis
dan dinamis kanan kiri, tidak terlihat
luka, sikatrik dan
massa.
Palpasi : Fremitus taktil dan vokalis simetris paru kanan
dan kiri.
Tidak teraba adanya massa.
Perkusi
: Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+ ronkhi -/- wheezing
-/ Abdomen :
Inspeksi
: Tampak perut membucit simetris, tidak
terlihat
adanya luka, sikatris
Auskultasi : Bising usus positif
Perkusi
: Timpani pada 4 kuadran abdomen, shifting
dullnes (+)
Palpasi
: Supel, nyeri tekan dan lepas (-), hepar dan lien
t
idak teraba, massa tidak teraba, undulasi (+)
Ekstremitas :
Akral hangat
Edema ekstremitas (-) ada ekstremitas atas dan bawah
Palmar eritema (-)
Capillary refil time 2 detik
Pemeriksaan penunjang
Hematologi
19/12/15
21/12/15
22/12/15
26/12/15
29/12/15
Hb
9 g/dL (L)
Hematokrit
25 % (L)
22 % (L)
30 % (L)
30% (L)
26% (L)
Leukosit
11.000 uL (H)
6.510 uL
5.330 uL
3.860 uL
4.530 uL
Eritrosit
Trombosit
112.000uL (L)
78.000 uL (L)
75.000 uL (L)
61.000 uL (L)
70.000 uL (L)
Hitung Jenis
Basofil
0%
0%
0%
0%
0%
Eosinofil
1%
3%
3%
5% (H)
4% (H)
Neutrofil
0% (L)
0% (L)
0% (L)
0% (L)
0% (L)
Batang
Neutrofil
80% (H)
67%
65%
43% (L)
65%
Segmen
Limfosit
14% (L)
23% (L)
25%
40%
24% (L)
Monosit
4%
6%
5%
8%
5%
Kimia
21/12/15
Nilai
Kimia Klinik
19/12/2015
SGOT (AST)
SGPT (ALT)
Ureum Darah
31 mg/dL
Kreatinin Darah
1,45 mg/dL
eGFR
55,9 mL/min/1,73 m2
Reaktif
GDS
142 mg/Dl
zone
Elektrolit
Natrium
139 mmol/L
Kalium
4,2 mmol/L
Anti
Klorida
106 mmol/L
total
Klinik
Albumin
Hepatitis
Rujukan
3.40-4.80
2,21 g/dL
Marker
HBsAg
0,19
Non reaktif:
Non reaktif
<0,99
1.00-
50.00
Reaktif
HCV > 11.00
Reaktif
>50.00
Non reaktif
Hemostasis
26/12/2015
29/12/2015
Masa Protrombin
PT (Kontrol))
12,9 detik
13,2 detik
PT
14,9 detik
INR
1,50
1.23
APTT
38.8 detik
41.4 detik
APTT (Kontrol)
32.1detik
35.8 detik
Kimia Klinik
29/12/15
Nilai Rujukan
Albumin
3.40-4.80
Gamma GT
42 U/L (H)
0-30
Alkali Fosfatase
120 U/L
30-120
2.05 ng/mL
<5
Gastroskopi
Hasil:
USG Abdomen
Kesan:
Asites masiv intraabdominal
Splenomegali
Resume
Pada anamnesis didapatkan adanya keluhan muntah bercampur darah
warna kehitaman sebanyak 9 kali 4 jam smrs. Buang air besar berwarna
hitam seperti aspal. Mata kuning kurang lebih sejak 2 minggu smrs.
Pasien juga mengeluhkan mual, nyeri ulu hati dan lemas. Keluhan
disangkal demam. Hari ketiga di RS perut pasien membucit dan terasa
kembung. Tidak terdapat adanya edema tungkai. Pasien menyangkal
adanya riwayat penyakit kuning dahulu dan menyangkal adanya riwayat
kuning di keluarga. Terdapat riwayat diabetes melitus dan batu saluran
kemih.pasien mengatakan sering melakukan donor darah.
Pada pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal. Status
generalis pada pemeriksaan abdomen didapatkan perut tampak
cembung simetris, shifting dullnes (+), tes undulasi (+), hepar tidak
teraba, dan lien tidak teraba. Pemeriksaan penunjang usg abdomen
didapatkan hasil asites masif intraabdominal dan splenomegali.
Pemeriksaan endoskopi didapatkan hasil perdarahan esofagus grade II-III
dan gastropati portal hipertensi sedang. Pada pemeriksaan laboraturium
anti-HCV reaktif, hipoalbuminemia, anemia, trombositopenia dan
peningkatan kadara SGOT/SGPT.
Diagnosa
Perdarahan varises esofagus dengan sirosis
hepatis ec hepatitis C
Diagnosa Banding
Gastritis erosif
Tatalaksana
Tatalaksana saat di IGD
O2 3 liter
IVFD: NaCl 0,9%/ 8 jam
Inj. Transamin I amp (extra)
Inj. Vit K I amp (extra)
Inj. Ranitidin I amp (extra)
Inj. Ondansentron I amp (extra)
Transfusi PRC 250 cc
Puasa
NGT dialirkan
Spooling
Impepsa 3x15 ml
Vit K 3x1 iv
Transamin 3x1 iv
Cefotaxime 3x1 gr iv
Ozid (omeprazol) 2x1 iv
Ondansentron 2x1 iv
Tatalaksana di Ruangan
Vit K 3x1
Transamin 3x1
Cefotaxime 3x1 gr
Ondansentron 3x1
Lasix 2x1
Spironolacton 1x100
Propanolol 3x10
Obat pulang:
Propanolol 3x10
Ulsafat 3x1
Spironolacton 1x100
Omeprazole 2x1
Prognosis
Ad vitam: ad bonam
Ad functionam: ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi esofagus
Varises Esofagus
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Faktor resiko
Patofisiologi
Kolateral
Tekanan
aliran
dinding
portosistemik
portal
vaskuler
meningkat
sangat tinggi
Perdarahan
Aliran
Varises
Hipertensi
Hepatic
darah
esofagus
venous
portal
varises
portal
pressure
meningkat
esofagus
gradient
> 12 mmHg
Klasifikasi
Menurut Dagradi, berdasarkan hasil pemeriksaan esofagoskopi
dengan Eder Hufford esofagoskop, maka varises esofagus dapat
dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu:
Manifestasi Klinis
Anoreksia
Diagnosis
Anamnesis
Tatalaksana
Tatalaksana awal
Resusitasi
Transfusi darah
Tatalaksana definitif
Komplikasi
Ensefalopati hepatik
Syok hipovolemik
Striktur esofagus
Prognosis
Sirosis Hati
Definisi
Etiologi
Klasifikasi
Secara morfologi, Sherlock membagi Sirosis hati atas 3 jenis,
yaitu :
1. Mikronodular <3mm
2. Makronodular >3mm
3. Campuran
Secara Fungsional Sirosis terbagi atas :
Child-pugh
Patogenesis
Proliferasi
Miofibroblas
Reaksi inflamasi
Aktivasi
Produksi
sel
matriks
stelata
yang ekstraseluler
berkontraksi (kolagen tipe I dan III)
Manifestasi Klinis
Tanda gangguan endokrin:
. Spider angioma yaitu suatu lesi vaskular yang dikelilingi vena-vena kecil.
Tanda ini ditemukan di bahu, muka, dan lengan atas. Mekanisme ini
dikaitkan dengan peningkatan estradiol/testosteron bebas.
. Eritema palmaris, warna merah saga pada thenar dan hipotenar telapak
tangan. Hal ini juga dikaitkan dengan metabolisme hormon estrogen.
. Ginekomastia merupakan proliferasi benigna jaringan glandula mammae
laki-laki, kemungkinan akibat peningkatan androstenedion.
. Alopesia pada dada dan aksila.
. Atrofi testis hipogonadisme menyebabkan impotensi dan infertil.
1. Kuku muchrche berupa pita putih horisontal dipisahkan dengan warna
normal kuku. Diperkirakan akibat hipoalbuminemia.
2. Kontraktur dupuytren akibat fibrosis fasia palmaris menimbulkan
kontraktur fleksi jari-jari.
3. Fetor hepatikum yaitu bau napas yang khas pada pasien sirosis hepatis
disebabkan peningkatan dimetil sulfid akibata pintasan porto sistemik
yang berat.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
Diagnosis
Skor aktivitas
F4= Sirosis
Tatalaksana
Prognosis
Klasifikasi
Child A
100%
Child B
80%
Child C
45%
Daftar Pustaka