Case Report Perawatan Saluran Akar Satu Kunjungan
Case Report Perawatan Saluran Akar Satu Kunjungan
Program Profesi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 40164,
Indonesia
2
Bagian Ilmu Ilmu Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Kristen Maranatha,
Bandung, 40164, Indonesia
ABSTRACT
Introduction: One visit root canal treatment is one of the current treatment needs.
Treatment include cleansing, shaping, and obturation of the root canal
sterilization is done in one visit. Dental trauma fracture to the limit of the pulp
can be carried out one visit root canal treatment if trauma or new fractures occur
and teeth still vital . One visit root canal treatment is more beneficial to reduce
the risk of bacteria and also shorten the time during treatment .Case report:. Male
32 years old come to Maranatha Dental hospital complains pain on his upper
right central incisor due to trauma that happened yesterday Result: treatment for
patient is one visit endodontik upper right central insisor and the followed up by
post and crown.
Keywords: root canal treatment, trauma
ABSTRAK
Pendahuluan: Perawatan saluran akar satu kunjungan adalah salah satu
perawatan kebutuhan saat ini. Perawatan nya meliputi pembersihan, pembentukan,
sterilisasi, dan obturasi saluran akar yang dilakukan dalam satu kunjungan. Gigi
yang mengalami trauma fraktur sampai batas pulpa sebaiknya dilakukan
perawatan saluran akar satu kunjungan apabila trauma atau fraktur baru terjadi
dan gigi masih vital. Perawatan saluran akar satu kunjungan dapat memperkecil
resiko
adanya
kontaminasi
bakteri
serta
mengurangi
jumlah
kunjungan.LaporanKasus: Laki-laki 32 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Maranatha dengan keluhan gigi depan atas kanan terasa sangat linu setelah
hari sebelumnya gigi terbentur dan patah setengah mahkota Hasil: Dilakukan
perawatan saluran akar satu kunjungan pada gigi 11 kemudian follow up
dibuatkan mahkota pasak
Kata kunci: perawatan saluran akar, trauma
PENDAHULUAN
Trauma yang mengenai jaringan keras gigi dan jaringan pulpa memerlukan
penanganan operatif dengan segera. Pada gigi yang mengalami fraktur dengan
pulpa terbuka seringkali diperlukan pengambilan jaringan pulpa karena pulpa
akan mengalami nekrosis bila tidak dilakukan perawatan. Gigi anterior memiliki
fungsi estetik. Bila terjadi trauma pada gigi anterior harus segera dilakukan
perawatan agar tidak kehilangan fungsinya.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran dan keinginan orang untuk
memelihara gigi, terjadi perubahan dalam prosedur paerawatan saluran akar dalam
beberapa decade terakhir. Pola hidup masyarakat kini mengarah pada perawatan
hemat waktu. Dalam keadaan seperti ini, perawatan saluran akar satu kunjungan
menjadi sebuah kebutuhan. Perawatan saluran akar satu kali kunjungan
didefinisikan sebagai perawatan konservatif non bedah yang melibatkan gigi
mencakup cleaning, shaping, dan obturasi saluran akar dalam satu kunjungan.
LAPORAN KASUS
Laki-laki 32 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha
dengan keluhan gigi depan atas kanan terasa sangat linu setelah hari sebelumnya
gigi terbentur dan patah setengah mahkota, gigi terasa linu saat makan minum dan
saat sedang tidak dipakai makan dan minum sejak 1 hari yang lalu, tidak ada
riwayat bengkak dan pasien sebelumnya belum mengkonsumsi obat, pasien ingin
gigi nya dilakukan penambalan.
Pasien menginginkan gigi nya dilakukan penambalan, namun melalui
pemeriksaan klinis didapatkan fraktur setengan mahkota dengan keadaan
terpaparnya atap pulpa dan dentin berwarna pink kemerahan, pada pemeriksaan
radiografi didapatkan gambaran radioopak dari setengah mahkota.
Tindakan perawatan gigi:
1. Persiapan pasien dan operator
2. Foto radiologi periapikal ar/ 11
3. Anestesi infiltrasi ar/ 11
4. Open bur dengan bur fissure parallel sampai menemukan orifis
5. Ekstirpasi vital menggunakan jarum ekstirpasi
6. Dengan gerakan memutar tarik jarum ekstirpasi kemudian didapatkan jaringan
pulpa seperti cacing
7. Irigasi menggunakan larutan NaOCl dan Chlorhexidine
8. Keringkan dengan paper point
9. Pengukuran panjang kerja dari hasil foto radiologi didapatkan 20,8 mm
10. Lakukan cleaning, shaping initial file 50 dan Master apical file 70
11. Trial pengisian
12. Pengisian
13. Kontrol 1 minggu
PEMBAHASAN
Trauma pada gigi dapat menyebabkan jejas pada jarungan pulpa, dengan atau
tanpa perpindahan gigi dari soketnya. Bila mahkota mengalami fraktur
kemungkinan pulpa dapat sembuh (reversibel) atau hidup terus namun disertai
peradangan (ireversibel ), dapat segera mati atau mengalami degenerasi progresif.
Gigi yang paling sering terkena adalah gigi insisifus sentral sehingga
menyebabkan gangguan estetik.1 Menurut American Dental Association (ADA),
fraktur dental atau patah gigi merupakan hilangnya atau lepasnya fragmen dari
satu gigi lengkap yang biasanya disebabkan oleh trauma atau benturan. Fraktur
gigi dapat dimulai dari ringan melibatkan email dan dentin sampai berat
melibatkan fraktur vertical, diagonal atau horizontal akar. Biasanya fraktur
disebabkan oleh trauma, penyebab trauma dibagi menjadi 2, langsung dan tidak
langsung. Trauma langsung jika benturannya itu langsung mengenai gigi,
biasanya pada region anterior. Trauma tidak langsung terjadi ketika ada benturan
rahang bawah ke rahang atas, gigi patah pada bagian mahkota atau mahkota-akar
di gigi premolar dan molar, dan juga pada kondilus dan simfisis mandibular. Gigi
dengan fraktur akar dan masih vital dapat dilakukan perawatan saluran akar satu
kunjungan agar tidak ada kontaminasi bakteri ke saluran akar.
Perawatan saluran akar merupakan perawatan pada bagian pulpa dengan
tujuan mempertahankan gigi vital atau non vital. Perawatan saluran akar terdiri
atas perawatan pulpa yang vital dan non vital. perawatan saluran akar bertujuan
untuk
mendisinfeksi
dan
membersihkan
saluran
akar
sehinga
dapat
dan menyelesaikan pada kunjungan yang sama dan tidak dapat dilakukan untuk
kasus-kasus sulit misalnya akar yang bengkok, adanya kalsifikasi, atau adanya
saluran ganda.4
Rudner dan Oliet, yang dikutip oleh Grossman dkk, menggambarkan suatu
konsep dan teknik klinis untuk merawat gigi dengan sekali kunjungan. Mereka
melaporkan bahwa rasa nyeri pasca perawatan dan pembengkakan maupun
penyembuhan pada perawatan perawatan saluran akar satu kali kunjungan tetap
sama bila dibandingkan rasa nyeri pasca perawatan dan pembengkakan maupun
penyembuhan pada perawatan saluran akar satu kunjungan, asal diagnosis akurat,
seleksi kasus tepat dan terampil dalam teknik perawatannya. Pada kasus, pasien
tidak merasakan nyeri setelah perawatan saluran akar satu kali kunjungan, gigi
tetap berfungsi dengan baik. Pada kasus dengan indikasi yang tepat, ekstirpasi
pulpa dan pengisian saluran akar dapat dilakukan secara sempurna pada
perawaran saluran akar satu kali kunjungan.5
SIMPULAN
Gigi dengan keadaan pulpitis ireversibel akibat trauma yang baru saja terjadi
dengan tanpa disertai kelainan periapikal dapat dilakukan perawatan saluran akar
sesegera mungkin dalam satu kali kunjungan dimana cleaning, shaping dan filling
dilakukan dalam satu kunjungan. Perawatan saluran akar dilakukan sesegera
mungkin agar tidak ada kontaminasi bakteri ke saluran akar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cohen S, Hargreaves KM. Pathway of the Pulp. 9th Ed. St Louis: Mosby Co; 2006.
611-9.
2. Rhodes JS. Advanced endodontics clinical retreatment and surgery. UK: Taylor
and Francis, 2006: 138-41.
3. Inge Jl, Gooddacre CJ. Endodontics. 6th Ed. Hamilton: BC Decker Inc.; 2008.9221011.
4. Londhe SM, Garge BHG. Single visit Root Canal Treatment. MJAFI 2007; 63.
5. Wahi M. Single visit endodontics. In: Garg N, Garg A. Textbook of endodontics.
Ontario:
Unipress
Pub;2008.
www.endoweb.com/dentist/mwjwsvel.htm
Available
at: