PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Apron
Apron didefinisikan sebagai area terbuka pada suatu bandara yang diharapkan
dapat memuat pesawat untuk maksud menaik turunkan penumpang, barang pos
atau muatan, mengisi bahan bakar, parkir serta pemeliharaan. Apron dapat
diklasifikasikan menurut maksud dan tujuan utama. Kebutuhan dan ukuran apron
sebaiknya diperkirakan berdasarkan pada tipe dan ramalan volume lalu lintas
pada suatu bandara. Selain sebagai tempat keberadaan pesawat, apron
dihubungkan oleh taxi ways, jalan layanan apron dan parker untuk perlengkapan
layanan, bisa dimasukkan dalam satu bagian sistem apron. serta pemeliharaan.
Apron dapat diklasifikasikan menurut maksud dan tujuan utama. Kebutuhan dan
ukuran apron sebaiknya diperkirakan berdasarkan pada tipe dan ramalan volume
lalu lintas pada suatu bandara. Selain sebagai tempat keberadaan pesawat, apron
dihubungkan oleh taxiways, jalan layanan apron dan parker untuk perlengkapan
layanan, bisa dimasukkan dalam satu bagian sistem apron.
2.2.
1.
2.
3.
4.
Fungsi Runway
Tempat parker pesawat
Tempat menaikkan/menurunkan penumpang
Mengisi bahan bakar
Perbaikan kecil
b) Ukuran Apron
Perencanaan suatu apron secara teliti bergantung pada maksud dan
tujuannya. Parameter dasar yang harus dipertimbangkan adalah :
Ukuran pesawat yang ada saat ini atau yang akan datang.
Campuran tipe pesawat, baik yang ada saat ini maupunyang akan
datang.
Bentuk konfigurasi parkir pesawat terhadap terminal dan area
sekeliling yang tersedia untuk pengembangan.
Syarat kebutuhan jarak ruangan antara pesawat dengan pesawat,
gedung dengan benda lain.
Metode petunjuk pesawat atas parkir pesawat.
Kebutuhan ruang untuk pemeliharaan pesawat.
Landas hubung dan jalur pelayanan.
yang
mempengaruhi
posisi
parkir
pesawat
dan
karenannya,
yang
ada,
sebaiknya
menghubungi
dulu
perusahaan
yang merugikan seperti kebisingan, semburan jet dan cuaca serta biaya-biaya
pemeliharaan dan operasi dari peralatan darat yang dibutuhkan.
1. Konfigurasi Parkir Hidung Kedalam
Dalam konfigurasi hidung kedalam ini (nose-in) pesawat diparkir tegak lurus
gedung terminal, dengan hidung pesawat berjarak sedekat mungkin dengan
gedung terminal. Pesawat melakukan manuper kedalam posisi parkir tanpa
bantuan peralatan penarik. Untuk meninggalkan taxiway , pesawat harus didorong
sampai suatu jarak yang cukup untuk memungkinkan pesawat bergerak dengan
kekuatan sendiri. Keuntungan dari konfigurasi ini adalah ia membutuhkan daerah
ditaxiway yang paling kecil untuk sebuah pesawat yang ditentukan, menimbulkan
tingkat kebisingan yang lebih rendah karena ia meninggalkan taxiway tidak
dengan kekuatan mesin sendiri, tidak menimbulkan semburan jet ke gedung
terminal dan memudahkan penumpang naik ke pesawat karena hidung pesawat
terletak dekat gedung terminal. Kerugiannya adalah harus disediakan alat
pendorong dan pintu belakang pesawat tidak digunakan secara efektif oleh
penumpang.
bahwa
pesawat
tidak
diparkir
tegak
lurus
gedung
terminal.
Keuntungannya bahwa pesawat dapat memasuki dan keluar dari taxiway dengan
kekuatan sendiri. Meskipun demikian, konfigurasi ini membutuhkan daerah parkir
di taxiway yang lebih luas dan menimbulkan kebisingan yang lebih tinggi
daripada konfigurasi hidung kedalam.
5. Apron Utility
Pesawat harus dilayani diposisi parkirnya pada saat disambungkan ke pintu
hubung, sehingga diperlukan instalasi-instalasi tertentu yang tetap di apron.
Kemacetan di apron selalu merupakan masalah dan karenanya kecenderungan di
bandar-bandar udara yang besar untuk mengganti mobil pelayanan dengan
fasilitas yang tetap.
6. Pengisian Bahan Bakar Pesawat
Pengisian bahan bakar pesawat di apron dilakukan oleh truk tangki, sistem
penampungan bahan bakar (fereling pit) dan sistem hidran (hidrant). Di bandarbandar udara yang lebih kecil dan bahkan di banda-bandar udara yang lebih besar,
penggunaan truk tangki lebih disukai, tetapi bandar-bandar udara yang
membutuhkan bahan bakar yang sangat banyak digunakan sistem pipa.
Keuntungan utama dari truk tangki adalah fleksibilitasnya. Pesawat dapat diisi
dimana saja pada apron, jumlah truk dapat ditambah atau dikurangisesuai dengan
kebutuhan dan sistem in relatif ekonomis. Meskipun demikian, sistem truk tangki
mempunyai beberapa kerugian. Pesawat jet yang besar membutuhkan bahan
bakar yang dalam jumlah yang banyak, dari sekitar 8000 galon Amerika untuk
Boing 727-100 sampai hampir 50000 galon Amerika Boing 747-100. Pada
umumnya dibutuhkan dua unit truk tangki, untuk pesawat jet yang besar kadangkadang dibutuhkan truk tangki cadangan bahan bakar. Hal ini bahwa terdapat
banyak truk tangki pada apron selama periode puncak, sehingga menimbulkan
kemungkinan bahaya tabrakan dengan manusia, namun dapat pula menimbulkan
bahaya kebakaran ketika bergerak disekitar apron dimana kegiatan lain sedang
berjalan disamping itu harus disediakan tempat parkir untuk truk dan juga harus
disediakan perkerasan yang cukup untuk jalan truk-truk yang besar untuk
mendukung beban tangki tersebut. Cara pengisian bahan bakar yang lain adalah
dengan memasang pipa dari tempat penyimpanan bahan bakar terpusat yang
terletak dekat dengan daerah pendaratan ke bak penyimpanan (pits) yang terletak
di posisi parkir pada apron. Setiap bak penyimpanan berisi sebuah meteran,
pemisah udara (air separator), selang karet, gulungan selang dan penyaring.
Bahan bakar dialirkan ke bak penyimpanan bahan bakar. Bak tersebut harus
diletakkan dekat pemasukan bahan bakar pada sayap pesawat ketika pesawat
sudah berada pada tempatnya di apron.
7. Tenaga Listrik
Tenaga listrik dibutuhkan di apron untuk melayani pesawat selama mesin
bekerja. Tenaga listrik eksternal juga sering dibutuhkan untuk menghidupkan
mesin. Kebutuhan tenaga listrik sangat bervariasi untuk pesawat yang berbeda,
oleh karenanya diperlukan menghubungi perusahaan penerbangan sehubungan
dengan hal itu. Tenaga listrik dapat disediakan oleh unit yang dapat berpindahpindah tempat atau dengan instalasi terpasang untuk mengurangi kebisingan yang
ditimbulkan oleh motor pembangkit listrik (generator) untuk instalasi yang
terpasang, teknik yang paling memuaskan adalah dengan menanam pipa dibawah
apron, yang menghentikannya pada titik-titik pembagi (suply pints) dengan jarak
tertentu dari katup hidran, tetapi cukup dekat dengan pesawat.
8. Fasilitas Grounding Pesawat
Fasilitas hubungan tanah (grounding) harus disediakan di apron untuk
melindungi pesawat dan truk tangki dari arus listri statik, terutama selama operasi
pengisian bahan bakar letak fasilitas hubungan tanah akan ditentukan oleh letak
katup hidran. Untuk pengisian bahan bakar dalam jumlah yang banyak, fasilitas
hubungan tanah harus disediakan.
kebingungan
dan
menyilaukan
pandangan.
Suatu
sistem
b. Linear Concept
Konsep ini lebih baik dari simple Concept. Penggunaan Tipe NoseIn/Push-out lebih efisien dalam pemanfaatan ruang apron serta
penanganan pesawat dan penumpang. Lorong antara tepi apron dan
terminal dapat digunakan untuk sirkulasi lalu lintas pada apron, area di
depan pesawat yang parkir dapat digunakan untuk menempatkan peralatan
servis.
c. Pier (Finger) Concept
Konsep ini merupakan bangunan menyerupai jari karena adanya
percabangan dari gedung terminal utama. Percabangan ini biasa disebut
dengan dermaga. Apabila ada dua atau lebih dermaga, maka harus
disediakan ruang yang cukup bagi pesawat-pesawat itu. Jika salah satu
dermaga melayani lalu lintas yang besar, maka penyediaan taxiway
rangkap akan menghindarkan adanya masalah antara pesawat yang
menuju atau meninggalkan parkir. Letak parkir pesawat bervariasi,
biasanya diatur mengelilingi sumbu terminal dalam suatu pengaturan
sejajar atau bagian depan pesawat mengarah ke terminal
d. Satellite Concept
Konsep ini terdiri dari sebuah gedung, dikelilingi oleh pesawat yang
terpisah dari terminal. Akses dari terminal menuju apron bisa berupa jalur
bawah tanah atau melalui elevator. Cara parkir pesawat dengan radial atau
melingkar. Konsep ini membutuhkan area yang cukup besar.
e. Transporter Concept
Apron terletak jauh dari terminal dan lebih dekat ke runway, sehingga
memerlukan pengangkutan untuk penumpang dan bagasi.
f. Hibryd Concept
Merupakan kombinasi antara konsep- konsep yang ada. Untuk
memperjelas keterangan tersebut lihat
2.7. Persyaratan Geometris
Kemiringan permukaan perkerasan apron harus direncanakan dengan baik
untuk
mencegah
tergenangnya
air
di
permukaan
apron
dengan
juga
pesawat(aircraft
stand)
kemiringan
maksimum
adalah
1%.
Kemiringan
Pesawat Rencana
Jumlah Penumpang
Kapasitas
Panjang
Bentang Sayap
Tinggi
Berat Kosong (kg)
MTOW (kg)
Panjang Landhasan
Tenaga
Kecepatan Maksimum
Jarak Tempuh
Ketinggian Jelajah
: Boeing 737-900
: 215 Orang
: 195 215
: 42,1 m
: 28,3 34,3 m
: 12,5 m
: 11.250
: 174.200 lbs
: m (3.822 feet )
: 2 x Pratt Whitney JT8D
: 440 KTS (815 km/ jam)
: 2,745 mil
: 45.000 feet ( 9.500 m )
b. Data Teknis
Data Umum
Runway / Landasan
- Arah Landasan Pacu : 06- 24
- Dimensi
- Turning Area
- Strenght
: 1850 m x 30 m
: 2 buah
: Boeing 737-900
Keterangan :
Dimana :
V = volume jumlah pesawat datang dan berangkat (penerbangan/jam)
T
Data :
V =
2 Pesawat
0.6
T =
20 Menit
T =
20/60 jam
G =
2x (VxT)/U
2 x (20/60) / 0,6
1.11
1 Pesawat
Maka :
= 200 m
- Gradien
= 10 %
- Temperatur reference
= 30
- Kenaikan temperatur
= 1,2 c
- Basic length
b. Koreksi Elevasi
L1 = LD (1+0.07 x (E / 300 ))
= 1.981 (1+0.07 x (200 / 300 ))
= 6.81599 m
c. Koreksi Temperatur
L2 = L1 ( 1 + 0,01 To )
= 1.981 ( 1 + 0.01 x 1,2 )
= 2.004772 m
d. Koreksi Gradient
L3 = L2 ( 1 + 0,1a )
=1.981 ( 1 + 1.2 )
= 4.3582 m
2.9. Pavement Atau Perkerasan Apron.
1) Annual Departure of Design Aircraft
Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari beberapa lapisan dengan
perkerasan dan daya dukung yang berlainan. Perkerasan berfungsi sebagai
tumpuan rata-rata pesawat. Permukaan yang rata menghasilkan jalan pesawat
yang compart, dari fungsinya maka harus dijamin bahwa tiap tiap lapisan
dari atas ke bawah cukup kekerasan dan ketebalannya sehingga tidak
mengalami Distress (percobaan karena tidak mampu menahan beban).
Maka dari itu dalam rancangan lalu lintas pesawat, perkerasan harus
dapat melayani berbagai macam jenis pesawat yang melaluinya dengan
7.59m
ATR
42-500
22.67 m
Lapisan Aspal
Lapisan Pondasi Atas
Tanah Dasar
55 m
5 inch = 12,7 cm
4 inch = 10,16 cm
12 inch = 30,48 cm
Tanah Dasar
21inch=53,34cm
Lapisan Aspal
7.59 m
ATR
42-500
22.67 m
Plat Beton (concrete slab)
55 m
Ruji / dowel
4 inch = 10,16 cm