Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7

FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 13 sd.14 November 2014

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknoogi Agroindustri


Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Mukhidin, Mustika Nuramalia Handayani
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung
mukhidin@upi.edu, mustika@upi.edu
Abstrak
Kurikulum pendidikan tinggi dirancang sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi dan dikembangkan dengan
memperhatikan perkembangan IPTEK, tuntutan kehidupan global juga berlandaskan
kebijakan pemerintah. Perpres No.08/ 2012 mengenai Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) dan Permendikbud No.73/2013 tentang Penerapan KKNI Bidang
Pendidikan Tinggi mengharuskan setiap progra46 m studi sebagai satuan kegiatan
pendidikan tinggi untuk mengembangkan kurikulumnya dengan mengacu pada KKNI.
Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri diharuskan mengembangkan kurikulum
berbasis KKNI sehingga memiliki dokumen kurikulum program studi yang dapat mengikuti
perkembangan IPTEK juga tuntutan kehidupan global. Pengembangan kurikulum pendidikan
teknologi agroindustri dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: (1) perumusan profil lulusan
melalui analisis SWOT juga tracer study; (2) perumusan learning outcome (capaian
pembelajaran) program studi mengacu pada KKNI; (3) perumusan bidang kajian dan
kedalaman mata kuliah; (4) penyusunan struktur kurikulum dan silabus kedalam dokumen
kurikulum program studi pendidikan teknologi agroindustri.
Kata kunci: KKNI, pendidikan teknologi agroindustri, pengembangan kurikulum
PENDAHULUAN
Pengembangan kurikulum dilakukan untuk menghasilkan kurikulum yang adaptif
terhadap perkembangan IPTEK juga perubahan sosial masyarakat. Dalam pelaksanaannya,
pengembangan kurikulum meliputi tujuan, isi, proses pembelajaran, dan evaluasi harus
didasarkan pada landasan filosofis, psikologis, sosiologis serta IPTEK. Landasan filosofis
pendidikan nasional di Indonesia bersumber pada pandangan dan cara hidup manusia
Indonesia, yakni Pancasila. Dengan demikian pengembangan kurikulum didasarkan pada
nilai-nilai yang dikandung pancasila sebagai falsafah bangsa, serta perangkat-perangkat
hukum yang berada di bawahnya seperti Undang-Undang. Selain itu, pengembangan
kurikulum harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip relevansi baik antara komponenkomponen kurikulum maupun relevansinya dengan tuntutan perkembangan IPTEK, juga
perkembangan kebutuhan masyarakat; prinsip efektivitas, efisiensi, kontinuitas, dan
fleksibilitas.
Setiap program studi pada perguruan tinggi di Indonesiadiwajibkan untuk menyusun
kurikulum, melaksanakan, danmengevaluasi pelaksanaan kurikulum dengan mengacu
kepada KKNI bidang pendidikan tinggi. Hal ini termaktub dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 73 tahun 2013 tentang penerapan
KKNI bidang pendidikan tinggi. Dalam Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012
dijelaskan bahwa KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) merupakan kerangka
penjenjangan kualifikasi kompetensiyang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikanantara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja sertapengalaman
kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensikerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor.
ISBN: 978-602-72004-0-1
724

Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7


FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 13 sd.14 November 2014

Selanjutnya setiap program studi diwajibkan menyusun deskripsi capaian


pembelajaranminimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai
denganjenjang.Capaian
pembelajaran
adalah
kemampuan
yang
diperoleh
melaluiinternalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, danakumulasi
pengalaman kerja. KKNI terdiri atas 9 jenjang kualifikasi dimana jenjang 9 merupakan
jenjang tertinggi.Setiap jenjang kualifikasi pada KKNI mencakup nilai-nilai sesuaideskripsi
umum dan memiliki kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui
pendidikan, pelatihankerja atau pengalaman kerja. Capaian pembelajaran yang dihasilkan
melalui pendidikan sarjana setara dengan jenjang 6 pada jenjang kualifikasi KKNI.
Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI sebagai salah satu
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang menjadi salah satu pelopor
penyedia calon tenaga pendidik SMK Agribisnis dan Agroindustri diharuskan untuk
mengembangkan kurikulum dengan mengacu pada KKNI.
PEMBAHASAN
Pengembangan kurikulum pendidikan teknologi agroindustri dilakukan dalam beberapa
tahap seperti tergambar pada gambar berikut:

Analisis SWOT

Tracer Study

Perumusan Profil
Lulusan

Perumusan Learning
Outcome

Deskripsi KKNI
Jenjang 6

Perumusan Bidang Kajian dan


Kedalaman Keluasan Mata Kuliah

Penyusunan Konsep Struktur


Kurikulum dan Silabus

Dokumen Kurikulum Program Sarjana


Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Gambar 1. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi Agroindustri Berbasis KKNI


Tahap pertama diawali dengan perumusan profil lulusan melalui analisis SWOT juga
tracer study. Menurut Sukmadinata (2007) relevansi menjadi salah satu prinsip dalam
pengembangan kurikulum. Relevansi secara internal berarti bahwa kurikulum memiliki
relevansi diantara komponen-komponen kurikulum seperti tujuan, isi, proses dan evaluasi.
Relevansi secara eksternal berarti bahwa komponen-komponen kurikulum tersebut harus
relevan dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan dan kebutuhan
perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya kesesuaian antara lulusan suatu
institusi pendidikan dengan tuntutan kehidupan yang ada di masyarakat, meliputi relevansi
pendidikan dengan lingkungan siswa atau masyarakat, relevansi dengan tuntutan pekerjaan,
relevansi dengan perkembangan kehidupan sekarang dan mendatang juga relevansi
pendidikan dengan ilmu pengetahuan (Idi, Abdullah, 2007). Salah satu cara untuk
ISBN: 978-602-72004-0-1
725

Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7


FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 13 sd.14 November 2014

memenuhi prinsip relevansi tersebut adalah dengan menggunakan analisis SWOT dan tracer
study.
Teknik analisis SWOT digunakan dalam konsep manajemen strategik di dunia
pendidikan untuk mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan (Akdon, 2009).Analisis SWOT merupakan suatu identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi yang didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities),
sekaligus meminimalkan kelemahan(weakness) dan ancaman( threats). Dengan demikian,
prodi pendidikan teknologi agroindustri dapat menyusun langkah-langkah strategis untuk
mencapai tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan
eksternal yang dihadapi, serta sumber daya dan kemampuan internal. Berikut adalah
gambaran analisis SWOT dari prodi pendidikan teknologi agroindustri:

Strengths

Weaknesses

kepakaran yang dimiliki


lokasi kampus yang
strategis
naungan lembaga yang
kuat

tenaga pendidik/ dosen


masih kurang
sarana prasarana masih
terbatas
keberadaan lembaga
belum tersosialisasi
dengan baik

Opportunities

Threats

perkembangan SMK
agribisnis & agroindustri
minimnya LPTK
penyedia guru SMK
agribisnis & agroindustri
tingginya kebutuhan guru
SMK agribisnis &
agroindustri

tingginya ekspektasi
pasar
kualitas lulusan belum
teruji di masyarakat

Gambar 2. Gambaran Analisis SWOT Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri


Tracer studyperlu dilakukan untuk mengetahui penyerapan, proses, dan posisi lulusan
dalam dunia kerja sehingga relevansi kurikulum dengan kebutuhan stakeholder tetap dapat
terevaluasi. Tracer study dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara dunia
pendidikan tinggi dengan dunia kerja dengan cara menyajikan informasi mendalam dan rinci
mengenai kecocokan kerja baik horisontal (antar berbagai bidang ilmu) maupun vertikal
(antar berbagai level/strata pendidikan).
Informasi tersebut sangat berguna dalam
pengembangan kurikulum pendidikan tinggi terutama berkaitan dengan kompetensi yang
relevan bagi dunia kerja sehingga institusi pendidikan seperti prodi pendidikan teknologi
agroindustri mampu menyiapkan lulusan sesuai dengan kompetensi yang diperlukan di dunia
kerja dan dapat menyelaraskan kebutuhan dunia kerja dengan kompetensi yang diperoleh
lulusan.
Melalui analisis SWOT dan tracer study dapat disusun profil lulusan prodi pendidikan
teknologi agroindustri seperti berikut: guru atau tenaga pendidik profesional di SMK
Agrobisnis dan agroindustri, tenaga kerja professional di bidang agroindustri atau sebagai
entrepreneur di bidang agroindustri.
Tahap kedua dari pengembangan kurikulum pendidikan teknologi agroindustri adalah
perumusan learning outcome (capaian pembelajaran) program studi mengacu pada KKNI
dalam hal ini jenjang kualifikasi 6 yang setara dengan program pendidikan sarjana. Learning
outcome program studi prodi pendidikan teknologi agroindustri (PTAG) diturunkan dari profil
lulusan dan dijabarkan dari deskripsi generik KKNI pada jenjang 6. Deskripsi kualifikasi pada
ISBN: 978-602-72004-0-1
726

Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7


FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 13 sd.14 November 2014

KKNI merefleksikan capaian pembelajaran (learning outcomes) yang diperoleh seseorang


melalui jalur pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, juga pembelajaran mandiri. Rumusan
dekskripsi generik KKNI Prodi terdiri atas parameter-parameter yang terbagi ke dalam tiga
hal yaitu: (1) kemampuan bidang kerja, (2) pengetahuan yang wajib dimiliki dan lingkup
masalah yang bisa ditanganinya, (3) kemampuan manajerial, lingkup tanggung jawab dan
standar sikap yang diperlukan.
Berikut adalah penjabaran learning outcomes program sarjana prodi pendidikan
teknologi agroindustri:
Tabel 1. Penjabaran learning outcomes program sarjana prodi pendidikan teknologi
agroindustri
Profil Lulusan
Deskripsi Generik KKNI
Learning Outcomes Program
jenjang 6
Sarjana Prodi Pendidikan
Teknologi Agroindustri
Kemampuan
di
bidang
Kerja
Guru pada SMK Agribisnis
Mampu
menerapkan
: Mampu
memanfaatkan
dan Agroindustri
konsep pembelajaran dan
dalam
bidang
teknologi pendidikan dalam
Tenaga Kerja Profesional IPTEKS
pendidikan agroindustri
pada Dunia Agribisnis dan keahliannya, dan mampu
beradaptasi terhadap situasi Mampu
Agroindustri
menerapkan
yang
dihadapi
dalam
konsep
teknologi
Entrepreneur
Dibidang
pengolahan hasil pertanian
Agribisnis
dan penyelesaian masalah.
dan pengawasan mutu
Agroindudtri
produk pertanian terhadap
setiap permasalahan di
bidang agroindustri
Mampu mengembangkan
teknologi pengolahan hasil
pertanian sebagai salah
satu
bagian
dari
entrepreneurship
agroindustri
Penguasaan
Pengetahuan Menguasai konsep teoretis
(rumpun ilmu): Menguasai
struktur dan sifat fisika,
konsep
teoritis
bidang
kimia dan biologi bahanpedagogi dan pengetahuan
bahan
hasil
pertanian
agroindustri secara umum
sebagai
bahan
baku
dan khusus dalam bidang
agroindustri
pengetahuan pedagogik dan Menguasai
prinsip
agroindustri
secara
penanganan pasca panen
mendalam.
dan
konsep
dasar
teknologi pengolahan hasil
pertanian
dan
pengembangannya.
Menguasai prinsip dan
konsep
dasar
pengawasan mutu bahan
hasil pertanian dan produk
turunannya.
Menguasai prinsip dan
konsep dasar pendidikan
dan
pembelajaran
teknologi agroindustri.
Menguasai konsep dasar
ISBN: 978-602-72004-0-1
727

Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7


FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 13 sd.14 November 2014

entrepreneurship di bidang
agroindustri
Kemampuan
manajerial, Mampu bertanggungjawab
lingkup tanggung jawab,
atas pekerjaan di bidang
standar
sikap:
Mampu
keahliannya
secara
mengambil
keputusan
mandiri
strategis
berdasarkan Mampu
mengambil
analisis informasi dan data,
keputusan
yang
tepat
juga
bertanggung
jawab
berdasarkan analisis dan
pada pekerjaan sendiri.
evaluasi
terhadap
pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya
Tahap ketiga dari pengembangan kurikulum yaitu perumusan bidang kajian dan
kedalaman mata kuliah (MK) seperti tergambar dalam tabel berikut:

No

Tabel 2. Perumusan Bidang Kajian berdasar rumusan Learning Outcomes


Rumusan Learning
Bidang Kajian
Outcomes
Pedagogik
Teknologi
Pengawasan
Ekonomi dan
Pengolahan
Mutu Hasil
Manajemen
Hasil
Pertanian
Agribisnis
Pertanian
Mampu menerapkan MK belajar
konsep
pembelajaran;
pembelajaran dan
kurikulum dan
teknologi pendidikan pembelajaran;
dalam pendidikan
media
agroindustri
pembelajaran;
evaluasi
pembelajaran
Mampu menerapkan
MK teknologi MK
konsep teknologi
pengolahan
pengawasan
pengolahan hasil
pangan;
mutu;
pertanian dan
teknologi
analisis
pengawasan mutu
pengolahan
pangan;
pertanian terhadap
hasil serealia penilaian
setiap permasalahan
umbi,
sensori
di bidang
hortikultura,
agroindustri
hewani, hasil
perkebunan;
Mampu
MK teknologi
MK
mengembangkan
pengolahan
Kewirausahaan;
teknologi pengolahan
pangan;
ekonomi
hasil pertanian
teknologi
agroindustri;
sebagai salah satu
pengolahan
manajemen
bagian dari
hasil serealia
agribisnis
entrepreneurship
umbi,
agroindustri
hortikultura,
hewani, hasil
perkebunan;
Menguasai konsep
MK
teoretis struktur dan
pengetahuan
sifat fisika, kimia dan
bahan

ISBN: 978-602-72004-0-1
728

Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7


FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 13 sd.14 November 2014

biologi bahan-bahan
hasil pertanian
sebagai bahan baku
agroindustri
5

Menguasai prinsip
penanganan pasca
panen dan konsep
dasar teknologi
pengolahan hasil
pertanian dan
pengembangannya.
Menguasai prinsip
dan konsep dasar
pengawasan mutu
bahan hasil
pertanian dan produk
turunannya.

Menguasai prinsip
dan konsep dasar
pendidikan dan
pembelajaran
teknologi
agroindustri.

Menguasai konsep
dasar
entrepreneurship di
bidang agroindustri
Mampu
bertanggungjawab
atas pekerjaan di
bidang keahliannya
secara mandiri
Mampu mengambil
keputusan yang
tepat berdasarkan
analisis dan evaluasi
terhadap pekerjaan
yang menjadi
tanggung jawabnya

10

agroindustri;
kimia
pangan;
biokimia
pangan
MK teknologi
pengolahan
hasil
pertanian;
perancangan
percobaan
MK
pengawasan
mutu;
analisis
pangan;
penilaian
sensori
MK landasan
pendidikan;
psikologi
pendidikan ;
pengelolaan
pendidikan;
penelitian
pendidikan;

MK penelitian
pendidikan;
skripsi

MK
perancangan
percobaan;
tugas akhir

MK analisis
pangan;
penilaian
sensori

MK penelitian
pendidikan;
skripsi

MK
perancangan
percobaan;
tugas akhir

MK analisis
pangan;
penilaian
sensori

MK
Kewirausahaan;
ekonomi
agroindustri
MK manajemen
agribisnis;
kewirausahaan

MK manajemen
agribisnis;
kewirausahaan

Tahap keempat dari pengembangan kurikulum pendidikan teknologi industri berbasis


KKNI adalah penyusunan struktur kurikulum dan silabus kedalam dokumen kurikulum
program studi pendidikan teknologi agroindustri.Struktur kurikulum dan silabus
dikembangkan dari perumusan bidang kajian. Pengembangan silabus pada kurikulum prodi
di lingkungan UPI menganut pendekatan sistematik dan efektif (TPK UPI, 2014). Prinsip
sistematik berarti adanya keterkatian diantara komponen silabus dan satuan acara
perkuliahan (SAP) sedangkan efektif menekankan bahwa silabus dan SAP yang dirancang
harus dapat menjamin semua yang dirumuskan dalam capaian pembelajaran (learning
outcomes) suatu mata kuliah dan dapat dicapai diakhir pembelajaran (semester) yang
ISBN: 978-602-72004-0-1
729

Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7


FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 13 sd.14 November 2014

dibuktikan melalui serangkaian penilaian baik yang mencakup tes maupun non-tes. Berdasar
pedoman pengembanan silabus dan SAP yang disusun oleh TPK UPI (2014), pendekatan
sistematik dalam pengembangan silabus dan SAP dilakukan dengan cara mengidentifikasi
kompetensi lulusan (program learning outcomes)yang berbasis capaian pembelajaran/KKNI
mencakup tiga elemen: (a) pengetahuan (konseptual, faktual, prosedural, metakognitif)
terkait bidang kajian dalam MK terkait, (b) keterampilan (mengunakan bahan, metode, alat
termasuk keterampilan berpikir), dan (c) sikap dan perilaku yang dibutuhkan agar lulusan
dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kaidah, nilai atau norma
yang berlaku dalam lingkup pekerjaan atau profesinya.
KESIMPULAN
Pengembangan kurikulum pendidikan teknologi agroindustri berbasis KKNI dilakukan
dalam beberapa tahap yaitu: (1) perumusan profil lulusan melalui analisis SWOT juga tracer
study; (2) perumusan learning outcome (capaian pembelajaran) program studi mengacu
pada KKNI; (3) perumusan bidang kajian dan kedalaman mata kuliah; (4) penyusunan
struktur kurikulum dan silabus kedalam dokumen kurikulum program studi pendidikan
teknologi agroindustri.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. 2009. Strategic Management for Educational Management. Bandung: Alfabeta.
Dirjen Dikti Kemendiknas RI. 2010. Pedoman KKNI Edisi 1
Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Yogyakarta: Ar Ruzz
Media.
Kementerian Agama RI. 2013. Petunjuk Teknis Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi Dengan Merujuk Pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
Kementerian Agama RI Dirjen Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 73 tahun 2013 tentang penerapan
KKNI bidang Pendidikan Tinggi.
Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia.
Sukmadinata, Nana S. 2007. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya
TPK. 2014. Pedoman Pengembangan Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Berbasis
Capaian Pembelajaran. UPI.

ISBN: 978-602-72004-0-1
730

Anda mungkin juga menyukai