Anatomi Payudara
Payudara dewasa masing-masing terletak di torak depan dengan dasarnya terletak dari
kira-kira iga kedua sampai iga keenam. Medial payudara mencapai pinggir sternum dan dilateral
setentang garis mid aksilaris dan meluas keatas ke aksila melalui suatu ekor aksila berbentuk
piramid.Payudara terletak diatas lapisan fasia otot pektoralis mayor pada duapertiga
superomedial dan sepertiga lateral bawah otot seratus anterior.Pada 15 % kasus jaringan
payudara meluas kebawah garis tepi iga dan 2 % melewati pinggir anterior otot latissimus
dorsi.Payudara yang asimetri sering dijumpai diantara wanita normal dan penderita tidak begitu
menyadarinya atau mungkin menerimanya sebagai variasi normal. Separoh wanita mempunyai
perbedaan volume 10 % antara 2 payudara kiri dan kanan dan seperempatnya dengan perbedaan
20 %. Payudara kiri selalu lebih besar dibanding yang sebelah kanan.
Ada tiga rute drainase kelenjar getah bening aksila yaitu : Aksilari, transpektoral dan
mamari interna. KGB intramammari ditandai untuk keperluan staging. KGB supraklavikular
diklasifikasi sebagai KGB regional juga untuk maksud staging. Metastase ke KGB yang lain
termasuk servikal atau KGB mammari interna kontralateral di klassifikasikan sebagai metastase
jauh (M1).
Kelenjar getah bening regional adalah sebagai berikut:
1. Aksilar (ipsilateral) : KGB interpektoral (Rotters) dan KGB sepanjang vena aksilaris
dan cabang-cabangnya di bagi kedalam beberapa level :
a. Level I (Low axilla) : KGB terletak di sisi lateral dari otot pektoralis minor.
b. Level II (Mid axilla) : KGB terletak sisi lateral dan medial otot pektoralis minor
dan interpektoral ( Rotters node ).
c. Level III (Apical axilla) : KGB terletak di sisi medial otot pektoralis minor.
2. Mammari interna (ipsilateral) : KGB terletak di celah interkostal sepanjang tepi
sternum di dalam fasia endotorasik.
3. Supraklavikular : KGB di fossa supraklavikular yang didefinisikan sebagai suatu
segitiga yang di bentuk oleh otot omohioideus dan tendon (bagian superior dan
lateral), vena jugular interna (bagian medial), klavikula dan vena subklavia(bagian
bawah).Diluar dari KGB sekitar segitiga dianggap sebagai KGB lower cervical
(M1). (AJCC, 2002)
Adanya pembesaran kelenjar getah bening belum tentu terdapat metastase tumor ganas
payudara ataupun sebaliknya pada tumor dengan kelenjar getah bening yang unpalbable belum
tentu tidak ada metastas.
Faktor prognostik yang paling penting pada pasien dengan kanker payudara adalah
adanya keterlibatan metastase KGB aksila. Aliran KGB dari payudara penting dalam
hubungannya dengan penyakit keganasan melalui kelenjar aksila dan kelenjar mamari interna.
Kelenjar aksila menerima kira-kira dari total aliran KGB., dan ini menggambarkan besarnya
frekwensi metastase tumor ke kelenjar ini.
Ada 20 jumlah KGB diaksila, dengan 13 KGB di level I, 5 KGB di level II, dan 2
KGB dilevel III. Beberapa studi menunjukkan bahwa metastase yang sering terjadi adalah pada
level I, hanya sebagian kecil yang melibatkan level II dan sejumlah kecil (0-9 %) terjadi pada
level III. Diseksi aksila direkomendasikan antara lain untuk pengangkatan dan pemeriksaan
patologi KGB aksila yang merupakan prosedur standard pada pasien dengan karsinoma mamma
invasif dini, untuk staging yang akurat dan mengurangi rekurensi di aksila.
Pengetahuan tentang keterlibatan daerah ini dan kepentingannya perlu dalam
merencanakan terapi. KGB aksila merupakan daerah prinsipal dari metastase regional kanker
payudara dan 40 % dari pasien menunjukkan bukti penyebaran ke KGB aksila.
Metastase KGB aksila dapat dilihat pada 12 37 % dari tumor yang berukuran 1 cm atau
kurang. Silverstein dan kawan kawan melaporkan metastase KGB aksila hanya 3 % dari 96
pasien dengan tumor berukuran 0,5 cm atau lebih kecil, tapi 50 % pasien-pasien ini menderita
karsinoma insitu intraduktal dengan ditemukannya daerah-daerah yang didapati karsinoma
mikroinvasif. Data sebelumnya dari penulis juga menyatakan bahwa tumor dengan ukuran 0,5
1 cm, maka resiko keterlibatan KGB aksila berhubungan dengan metode deteksi tumor, tumor
yang terdeteksi dengan mamografi memiliki insidensi adanya metastase KGB 7 % dan tumor
yang teraba memiliki tingkat insidensi adanya metastase sebanyak 24 %.
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan pembesaran KGB antara lain:
Besar tumor
Tumor dengan diferensiasi jelek (grade III).
Adanya invasi ke sistem limfatik dan vaskular di dalam dan sekitar tumor
Kemungkinan keterlibatan KGB aksila tampaknya berhubungan langsung dengan ukuran
tumor primer. Deteksi keterlibatan KGB aksila dengan pemeriksaan fisik menunjukkan fals (+)
dan false (-) yang tinggi. Jika KGB aksila dapat dipalpasi, bukti histologis dari metastase tidak
ditemukan pada 25 % pasien. Sebaliknya jika KGB aksila tidak teraba, keterlibatan histologis
terdeteksi pada 30 % pasien. Keterlibatan histologi KGB aksila mempunyai korelasi dengan
prognosis. Pasien dengan tanpa keterlibatan KGB aksila kemungkinan hidup lebih besar dari
pada yang terlibat KGB aksilanya.
Klasifikasi patologi memerlukan reseksi sekurang-kurangnya pada KGB aksila (level I).
Suatu reseksi biasanya meliputi 6 atau lebih KGB.(Hermanek dkk, 1997).Mathiesen
menunjukkan bahwa indentifikasi mikro metastase yang potensial mencapai 10 KGB pada
pengangkatan KGB aksila.
Sistem Persarafan
Pada prinsipnya persarafan payudara oleh nervus sensori somatik dan otonom bergabung
pembuluh darah. Secara umum areola dan nipel disuplai oleh sistem otonom yang muncul
semata-mata menjadi simpatis. Tidak ada aktivitas parasimpatis yang ditunjukkan pada payudara.
Suplai nervus sensori somatik superior dan lateral berasal dari nervus supraklavikular (C3
dan C4) dari cabang lateral nervus interkostal torasik (34 ). Aspek medial dari payudara
menerima suplai dari cabang anterior nervus interkostal torasik yang menembus pektoralis
mayor mencapai kulit payudara.Suplai terbesar dari kwadran lateral atas payudara melalui nervus
interkostobrakialis ( C8 dan T1 ) .Nervus pektoralis lateralis mempersarafi m,pektoralis mayor
& minor,berjalan medial terhadap m.pektoralis minor,harus dilindungi sewaktu melakukan
mastoidektomi radikal dimodifkasi.untuk mencegah atrofi m.pektoralis mayor.
PATOGENESIS
A. Karsinogen :
3 golongan karsinogen kimiawi :
Direct acting carcinogen. Bahan ini sangat aktif dan secara langsung dapat menimbulkan
Co-carcinogen. Bahan ini tidak atau hanya sedikit sekali mempunyai aktifitas
karsinogenesis, tapi dapat memperbesar reaktivitas direct acting carcinogen atau procarcinogen.
B. Radiasi
Karena radiasi mungkin timbul malformasi sel, gangguan mitosis, mutasi gen. Ini semua
mengakibatkan timbulnya sel liar yaitu sel kanker yang pertumbuhannya tak
terkendalikan lagi.
Radiasi ini umumnya menimbulkan kanker kulit, darah, paru. Puncak insiden leukimia
terjadi 6-8 tahun. Masa inkubasi untuk kanker mamma dan paru selama 12-18 tahun.
C. Virus
D. Hormon
Hormon menimbulkan kanker hanya pada beberapa organ saja yang pertumbuhannya
dipengaruhi oleh hormon seperti payudara, uterus dan prostat. Kanker diduga timbul karena ada
gangguan keseimbangan hormonal. Estrone dan estradiol dianggap sebagai karsinogen dan
estriol sebagai anti karsinogen.
BIOLOGI MOLEKULER
Kanker terjadi karena ada kerusakan atau transformasi protoonkogen dan supressor gen
sehingga terjadi perubahan dalam cetakan protein yang mengakibatkan timbulnya sel kanker.
Karena itu terjadi kekeliruan transkripsi dan translasi gen sehingga terbentuklah protein
abnormal.
Protoonkogen : Gen pengatur prolierasi sel yang jika mengalami mutasi mengakibatkan
memacu apoptosis.
Pada sel normal pertumbuhan sel dan diferensiasi sel diatur oleh gen yang disebut :
Protoonkogen.
Mengkode produksi protein yang berfungsi sebagai faktor pertumbuhan yang berlebihan
Inisiasi
Promosi
Progresi
Inisiasi
Tahap pertama ialah permulaan dimana sel normal berubah jadi pre-maligna. Pada tahap
inisiasi karsinogen bereaksi dengan DNA menyebabkan amplifikasi gen dan produksi
Promosi
Promotor adalah zat non mutagen tapi dapat menaikkan reaksi karsinogen dan tidak
3. Progresi
Pada progresi ini terjadi aktivasi, mutasi atau hilangnya gen. Pada progresi ini timbul perubahan
benigna jadi pra-maligna dan maligna.
Dalam karsinogenesis ada 3 mekanisme yang terlibat
Jinak
Ganas
Tumbuh
Lambat
Cepat
Cara tumbuh
Ekspansif
Batas
Jelas (berkapsul)
Tidak jelas
Pemeriksaan
Residif
(-)
(+)
Metastasis
(-)
(+)
Transplantasi ke (-)
(+)
binatang
percobaan
Karsinoma
Sarkoma
Asal
Epitel
Mesenkhim
Insiden
Sering
Jarang
Usia
> 40 tahun
Semua
usia
(sering
muda)
Metastasis
Limfogen
Hematogen
Keganasan
Kurang
Lebih ganas
Cara tumbuh
Berkelompok, lambat
Difus, cepat
Faktor-faktor Etiologi
Dapat dicatat bahwa faktor etiologi kanker payudara sampai saat ini belum diketahui
dengan pasti, namun diduga bahwa penyebabnya sangat mungkin multifaktorial yang saling
mempengaruhi satu sama lain, seperti :
Geografi
Dinegara barat angka kejadian kanker payudara banyak dijumpai, merupakan 3-5
% penyebab kematian dan merupakan tumor yang jarang di Jepang. Dinegara
berkembang merupakan 1-3 % penyebab kematian.
Usia
Diet
Oleh karena kanker payudara sering pada wanita-wanita negara berkembang , faktor diet
memainkan peranan sebagai penyebab. Hal ini berhubungan dngan tingginya diet asam lemak
jenuh (saturated fatty acids) dan kurang mengkonsumsi vitamin C. Tingginya intake alkohol
mungkin juga berhubungan dengan meningkatnya perkembangan kanker payudara.
Endokrin
Kanker payudara sering dijumpai pada wanita-wanita nullipara dan tidak menyusukan.
Juga terlindung pada yang mempunyai anak pertama pada usia dini dan khususnya sehubungan
dengan haid pertama yang terlambat dan menopause dini. Diketahui bahwa pada wanita post
menopause kanker payudara lebih sering dijumpai pada wanita yang tidak dapat mengontrol
berat badan (obese). Ini dipikirkan menjadi penyebab meningkatnya konversi hormon steroid
menjadi oestradiol dalam lemak tubuh. Peranan hormon eksogen pada kenyataannya pil
kontrasepsi dan terapi penggantian hormon pada kanker payudara di negara-negara berkembang
masih kontroversi.
Penyakit fibrokistik Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit
meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga
Penentuan Stadium Secara Klinis dan Penegakan Diagnosis
Stadium klinis meliputi pemeriksaan klinis yang teliti dengan inspeksi dan palpasi pada
kulit, kelenjar payudara dan kelenjar getah bening (aksila, supraklavikular dan servikal),
penyinaran (imaging) dan pemeriksaan patologi dari jaringan payudara.
Untuk sampai kepada diagnosis kanker payudara diperlukan urutan pemeriksaan sebagai
berikut :
1. Posisi tegak
Lengan penderita jatuh bebas di samping tubuh, pemeriksa berdiri didepan dalam
posisi yang lebih kurang sama tinggi. Pada inspeksi dilihat simetri payudara kiri dan
kanan, kelainan papila, letak dan bentuknya, adakah retraksi puting susu, kelainan
kulit ,tanda-tanda radang, peau dorange, dimpling, ulserasi dan lain-lain.
2. Posisi berbaring
Penderita berbaring dan di usahakan agar payudara jatuh tersebar rata di atas
lapangan dada, jika perlu bahu atau punggung diganjal dengan bantal terutama pada
penderita yang payudaranya besar.Palpasi dilakukan dengan mempergunakan falamg
distal dan falang medialjari II,III dan IV, yang dikerjakan secara sistematis mulai dari
kranial setinggi iga ke 6 sampai daerah sentral subareolar dan papil. Atau dari tepi ke
sentral (sentrifugal) berakhir didaerah papil. Terakhir diadakan pemeriksaan kalau ada
cairan keluar dengan menekan daerah sekitar papil.
Pada pemeriksaan ini ditentukan lokasi tumor berdasarkan kwadrant, ukuran
tumor (diameter terbesar), konsistensi, batas tumor dan mobilitasnya terhadap kulit dan
dinding dada.
3. Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening regional Aksila
Sebaiknya dalam posisi duduk, pada pemeriksaan aksila kanan tangan kanan
penderita diletakkan ditangan kanan pemeriksa dan aksila diperiksa dengan tangan kiri
pemeriksa. Diraba kelompok KGB mammari eksterna dibagian anterior dan di bawah tepi
muskulus pektoralis aksila, subskapularis diposterior aksila, sentral dibagian pusat aksila
dan apikal diujung atas fossa aksilaris. Pada perabaan ditentukan besar, konsistensi,
jumlah, apakah terfiksasi satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya.Supra dan infra
klavikular Dipalpasi dengan cermat dan teliti
T0
Tis
: Karsinoma insitu
T1
: Tumor 2cm
T1a
T1b
T1c
T2
T3
T4
: Berapapun ukuran tumor dengan ekstensi langsung kedinding dada dan kulit.
T4a
T4b
: Edema (termasuk peau dorange) atau ulserasi kulit payudara, atau satelit nodul
pada kulit.
T4c
T4d
: Karsinoma Inflamasi
terbukti
adanya
metastase
KGB
aksila
atau
adanya
metastase
KGB
N3 : Metastase pada KGB infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB
aksila atau dalam klinis tampak KGB mamari interna ipsilateral dan secara klinis
terbukti
adanya
metastase
KGB
aksila
atau
adanya
metastase
KGB
Tis
N0
M0
Stadium I
T1
N0
M0
Stadium II A
T0
N1
M0
T1
N1
M0
T2
N0
M0
T2
N1
M0
T3
N0
M0
T0
N2
M0
Stadium II B
Stadium III A
Stadium III B
T1
N2
M0
T2
N2
M0
T3
N1
M0
T3
N2
M0
T4
N0
M0
T4
N1
M0
T4
N2
M0
Stadium III C
Semua T
N3
M0
Stadium IV
Semua T
Semua N
M1
Karsinoma skirus
Karsinoma medular
Karsinoma mukoid (musinus)
Penyakit Paget
Karsinoma Lobulus
Secara histologi menunjukkan gambaran sel-sel anaplastik yang semuanya terletak
didalam lobulus-lobulus. Membrana basalis tetap utuh, karena itu dianggap sebagai
karsinoma insitu.
Karsinoma Intraduktus (karsinoma komedo)
Karsinoma duktus invasive merupakan kelompok terbesar (65-80%) dari seluruh tumor
ganas payudara. Secara mikroskopik tampak proliferasi anaplastik epitel duktus yang
dapat memenuhi dan menyumbat duktus.
Karsinoma Skirus
Merupakan separuh dari jumlah kanker payudara. Pada pemeriksaan mikroskopik tumor
terdiri dari stroma yang padat dengan kelompok sel epitel yang terlepas atau membentuk
kelenjar. Sel-sel berbentuk bulat atau poligonal, hiperkromatik.
Karsinoma Medular
Tumor jenis ini jarang ditemukan berkisar 5 7% dari seluruh kanker payudara.
Gambaran histologi menunjukkan stroma yang sedikit dan penuh berisi kelompok sel
yang luas dan tidak teratur serta tidak jelas membentuk kelenjar atau pertumbuhan
kapiler. Kadang-kadang terdapat sebukan limfosit yang menjolok pada stroma didalam
tumor.
Karsinoma mukoid (musinus)
Merupakan jenis karsinoma yang jarang ditemukan, dengan angka kejadian 3 % dari
seluruh kanker payudara. Tumor ini tumbuh perlahan-lahan dan secara mikroskopik sel
tumor membentuk musin dan tersusun membentuk asinus pada beberapa tempat. Juga
tampak sel-sel cincin stempel (signet ring cells).
Penyakit Paget
Merupakan karsinoma intraduktus pada saluran ekskresi utama yang menyebar kekulit
puting susu dan areola, sehingga terjadi kelainan menyerupai eksim. Kelainan ini
ditemukan pada wanita berusia lebih tua dari kanker payudara umumnya dan berkisar 1%
dari seluruh penderita kanker payudara.
Tanda khas adalah adanya penyebukan epidermis oleh sel ganas yang disebut sel paget.
Diagnosis dan Skrining
SADARI (periksa payudara sendiri saat menstruasi) di rumah secara rutin dan menyarankan
dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara.
Jenis tes yang baru menyertakan juga tes gen HER2 (human epidermal growth factor receptor-2)
untuk tumor. Gen ini berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker yang agresif. Pasien
dikatakan HER2-positif jika pada tumor ditemukan HER2 dalam jumlah besar. Kanker dengan
HER2-positif dikenal sebagai bentuk agresif dari kanker payudara dan memiliki perkiraan
perjalanan penyakit yang lebih buruk dari pada pasien dengan HER2-negatif. Diperkirakan satu
dari empat sampai lima pasien dengan kanker payudara tahap akhir memiliki HER2-positif.
Age 20-39
> 40
BSE
Monthly
Monthly
Clinc Breast Ex
Ev 3 years
Annualy
Mammography
None
Annualy
Terapi
1.
dengan rekonstruksi segera merupakan pembedahan yang disarankan bila pasien memilih
pengobatan radikal.
2.
Pembedahan
Radikal mastektomi merupakan reseksi en bloc dari kanker payudara, sebagian besar
kulit, otot pektoralis mayor dan minor, dan semua kelenjer aksila sekaligus.
Breast Conserving Treatment (BCT) atau lumpectomy mengangkat tumor dengan
membawa 0,5-1 cm jaringan normal. Dilakukan bila tidak direncanakan pengangkatan
KGB aksila.
Axillary Lymph Node Dissection (ALND)
Hormonal
Indikasi pemberian terapi hormonal adalah bila penyakit menjadi sistemik akibat
Tujuan dari terapi hormonal adalah untuk menginduksi pengurangan kadar estrogen pada
tumor. Hal ini bisa dicapai dengan :
- Blockade reseptor dengan menggunakan satu dari selective estrogen receptor
-
Khemoterapi
Terapi ini bersifat sistemik, bekerja pada tingkat sel. Terutama diberikan kepada kanker
payudara yang sudah lanjut, bersifat paliatif, tetapi dapat pula diberikan pada kanker
payudara yang sudah dilakukan operasi mastektomi, bersifat terapi ajuvan. Tujuan dari terapi
ajuvan adalah untuk menghancurkan mikrometastasis yang biasanya terdapat pada pasien
yang kelenjer aksilanya sudah mengandung metastasis. Bisanya diberikan terapi kombinasi
CMF (Cyclophospamide, Methotrexate, 5 Fluorouracil) selama 6 bulan pada wanita usia pra
menopause.
Adjuvant Chemotherapy Regimens for Breast Cancer
Regimen
CMF (standard)
Cyclophosphamide
Methotrexate
5-Fluorouracil
Cycle Interval,
d
Cycles
28
28
28
6
6
6
600 mg/m2 IV
40 mg/m2 IV
600 mg/m2 IV
21
21
21
12
12
12
CAF
Cyclophosphamide
Doxorubicin (Adriamycin)
28
28
6
6
5-Fluorouracil
28
21-28
21-28
21-28
4-6
4-6
4-6
60 mg/m2 IV day 1
600 mg/m2 IV day 1
21
21
4
4
21
21
21
4
4
4 (after AC)
AC followed by CMF
Doxorubicin
Cyclophosphamide
Methotrexate
5-Fluorouracil
21
21
21
21
CAF
Cyclophosphamide
Doxorubicin
5-Fluorouracil
AC
Doxorubicin
Cyclophosphamide
75 mg/m2 IV day 1
600 mg/m2 IV day 1
40 mg/m2 IV day 1
600 mg/m2 IV day 1
4
8 (cycles 5-12)
8 (cycles 5-12)
8 (cycles 5-12)
Radioterapi
Radioterapi biasanya digunakan sebagai terapi kuratif dengan mempertahankan mammae dan
sebagai terapi tambahan atau terapi paliatif. Terapi ini juga menurunkan resiko rekurensi
local dan berpotensi menurunkan mortalitas jangka panjang pada kanker payudara.
Radioterapi untuk payudara diindikasikan setelak lumpektomi pada pasien dengan stadium
awal sebagai bagian dari rencana pengobatan, dan diindikasikan setelah mastektomi pada
tumor yang cukup luas (>5cm), batas tegas, dan mengenai 4 atau lebih KGB.
Komplikasi
Mastectomy
o
Paresthesia dada
Seroma
Lymphedema
Lymphedema
Chemotherapy
o
Radiation therapy
o
Necrosis dari soft tissue payudara, udem payudara dalam jangka waktu yang
lama.
Lung cancer:
Endometrial cancer.
Cataracts
Prognosis
5-year survival rate berdasarkan ukuran tumor dan KGB axila yang dikenai :
Tumor < 2 cm
o
Tumor 2-5 cm
o
Tumor > 5 cm
o