PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah
zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya
benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
Kanker testikuler, yang menempati peringkat pertama dalam kematian
akibat kanker diantara pria dalam kelompok umur 20 sampai 35 tahun, adalah
kanker yang paling umum pada pria yang berusia 15 tahun hingga 35 tahun
dan merupakan malignansi yang paling umum kedua pada kelompok usia 35
tahun hingga 39 tahun. Kanker yang demikian diklasifikasikan sebagai
germinal atau nongerminal. Tumor germinal timbul dari sel-sel germinal
testis (seminoma, terakokarsinoma, dan karsinoma embrional); tumor
germinal timbul dari epithelium.
Teratoma berasal dari bahasa Yunani teratos yang artinya monster
dan onkoma yang artinya tumor. Teratoma merupakan jenis tumor sel
germinal yang berasal dari sel pluripoten dan tersusun oleh unsur berbagai
jenis jaringan yang berbeda dari satu atau lebih ketiga lapisan sel germinal;
paling sering ditemukan dalam ovarium atau testis orang dewasa dan pada
daerah sacrococcygeus anak-anak. Teratoma berkisar dari jinak (matur,
dermoid, dan kistik) sampai ganas (imatur dan padat).
Willis mendefinisikan teratoma sebagai tumor atau neoplasma yang
tersusun oleh jaringan multipel yang bersifat asing bagi tempat dimana tumor
itu tumbuh. Tumor ini dapat mengandung elemen kulit, jaringan neural, gigi,
kartilago, kalsifikasi, lemak dan mukosa usus.
Tumor ini tersusun dari ketiga lapis embrionik. Biasanya jinak, tetapi
dapat mengandung elemen ganas. Tempat bervariasi, paling sering pada area
sakrokoksigeus (40%). Tempat lainnya termasuk mediastinum anterior,
ovarium, retroperitoneum, testis dan leher.
Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANATOMI ALAT REPRODUKSI PRIA
A. PENIS
Penis (dari bahasa Latin yang artinya ekor, akar katanya sama
dengan phallus, yang berarti sama) adalah alat kelamin jantan. Penis
merupakan organ eksternal, karena berada di luar ruang tubuh. Pada
manusia, penis terdiri atas tiga bangunan silinder berisi jaringan spons.
Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus
kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa
jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Ujung
penis disebut dengan glan penis. Uretra pada penis dikelilingi oleh
jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh
darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga
tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan
mengembang (ereksi).
Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa
metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu
reproduksi. Penis sejati dimiliki oleh mamalia. Reptilia tidak memiliki
penis sejati karena hanya berupa tonjolan kecil serta tidak tampak dari
luar, sehingga disebut sebagai hemipenis (setengah penis).
Page 2
B. SKROTUM
Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang
membungkus testis atau buah zakar. Skrotum terletak di antara penis
dan anus serta di depan perineum. Pada wanita, bagian ini serupa
dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum
kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri
dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga
dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat seratserat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang
disebut otot kremaster. Pada skrotum manusia dan beberapa mamalia
bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai tumbuh sejak masa
pubertas.
Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis
suatu lingkungan yang memiliki suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan
temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan
adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang menarik testis
mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis
menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu testis
sekitar 34C. Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau
melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak mendekat atau
menjauhi tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin
dan bergerak menjauh pada suhu panas.
C. TESTIS
Page 3
Page 4
hormon
testosteron.
D. SALURAN REPRODUKSI
Page 5
Pengangkatan
testis
disebut
Page 6
Page 7
Page 8
terjadi
dalam
testis
dan
jarang
dalam
2) Non-seminoma
Non-seminoma, pasangan ovarium dari seminoma, secara
morfologis dan histologis identik dengan sel benih primordial.
Tidak seperi seminoma, tumor ini sering terjadi sebelum pubertas.
Sekitar 75% non-seminoma telah menyebar ke kelenjar limfe
ketika terdiagnosa.. Dibagi lagi menjadi beberapa subkategori:
Karsinoma embrional
Karsinoma embrional terdiri dari sel yang kurang
berdiferensiasi dengan gambaran epithelial. Sekitar 20% dari
kanker testis, terjadi pada usia 20 sampai 30 tahun dan sangat
ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke paruparu dan hati.
Tumor yolk sac
Karsinoma yolk sac juga disebut tumor sinus endodermal
karena menyerupai sinus endodermal plasenta tikus. Secara
histologis, adanya benda Schiller-Duval adalah diagnostik
Semimoma dan teratoma testis
Page 9
Koriokarsinoma.
Tumor yang sangat ganas yang dapat terjadi dalam gonad
(kelenjar yang mengasilkan gamet ovarium atau testis) maupun
ekstragonad. Kariokarsinoma ovarium dapat timbul sebelum
pubertas, sedangkan kariokarsinoma testis dan mediastinum
hanya ditemukan pada penderita yang mencapai masa pubertas.
Secara mikroskopik, tumor itu terdiri atas sitotrofoblas dan
sinsitiotrofoblas, sering dengan nekrosis dan perdarahan. Kadar
gonadotropin korionik manusia (-HCG) serum yang tinggi
yang dihasilkan oleh tumor ini memberi informasi penting pada
waktu diagnosis dan selama terapi.
Tumor sel stroma
Tumor yang terdiri dari sel-sel Leydig, sel Sertoli dan sel
granulosa. Tumor ini merupakan 3%-4% dari seluruh jenis
tumor testis. Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang
bisa menyebabkan salah satu gejala kanker testis, yaitu
Page 10
2.2.1
SEMINOMA
A. DEFINISI
Seminoma
terjadi
dalam
testis
dan
jarang
dalam
besar
dengan
banyak
inti,
yang
menyerupai
Page 11
dan
penyebaran
ekstratorakal
sering
juga
B. GEJALA KLINIS :
mencukupi
berkurang.
Hal
sehingga
ini
suplai
mengakibatkan
oksigen
menjadi
jaringan
tumor
arakidonat
siklooksigenase
dan
akan
dengan
mengeluarkan
pengaruh
leukotrien
enzim
dan
Page 12
pada
neoplasma
abnormalitas
metabolik
glukosa,
peningkatan
turnover
glukosa,
bukti
menyatakan
tumor
related
factors
Page 13
D. STADIUM
Moran dkk merekomendasikan stadium klinis germ cell
tumor mediastinum sebagai berikut:
Stadium I : tumor berbatas tegas dengan atau tanpa adhesi fokal
ke pleura atau pericardial namun tanpa infiltrasi ke struktur
sekitarnya secara mikroskopik.
Page 14
E. PENATALAKSANAAN
Terapi terkini untuk seminoma tergantung dari
gambaran dan stadium penyakit saat ditegakkan, terapi
biasanya terdiri atas kombinasi reseksi, kemoterapi dan
radioterapi.
Reseksi
dilakukan
pada
seminoma
yang
Page 15
Page 16
Page 17
B. ETIOLOGI
Keberadaan teratoma telah diakui selama berabad-abad, selama itu
pula asal penyebabnya masih berupa spekulasi dan perdebatan. Dahulu
masyarakat mempercayai penyebabnya adalah karena menelan gigi dan
rambut, kutukan dari penyihir, mimpi buruk, atau berhubungan dengan
setan. Teori yang paling banyak dipakai saat ini adalah parthenogenik yang
mengatakan teratoma berasal dari sel germinal primordial. Teori ini
didukung oleh distribusi anatomi dari tumor yaitu sepanjang jalur migrasi
sel germinal primordial dari kantung yolk pada gonad primitif. Linder dan
rekan
melakukan
ovarium . Mereka
penelitian
menggunakan
dari
teratoma
teknik
kistik
sitogenetik
matur
canggih
dari
untuk
menunjukkan bahwa tumor ini berasal dari sel germinal dan timbul dari sel
germinal tunggal setelah pembelahan meiosis pertama.
Page 18
C. PATOFISIOLOGI
Teratoma tersusun atas berbagai jenis sel parenkimal yang berasal
lebih dari satu lapisan germinal dan sering berasal dari ketiga lapisan.
Tumor ini berasal dari sel-sel totipoten, umumnya pada garis tengah atau
paraxial. Lokasi yang paling sering adalah sacrococcygeal (57%). Karena
berasal dari sel totipoten, sehingga sering ditemukan di kelenjar gonad
(29%). Sejauh ini, lokasi gonad yang paling sering terjadi adalah pada
ovarium, disusul pada testis. Kista teratoma kadang muncul pada
sequestered midline embryonic cell rests dan bisa pada mediastinum (7%),
retroperitonial (4%), cervical (3%) dan intrakranial (3%). Sel-sel
berdiferensiasi sesuai lapisan germinal, yang terdiri dari berbagai jaringan
pada tubuh, seperti rambut, gigi, lemak, kulit, otot, dan jaringan endokrin.
D. EPIDEMIOLOGI
Teratoma testis terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi insiden
dan perjalanan penyakitnya sangat berbeda. Teratoma murni tersusun atas
38% tumor sel germinal pada bayi dan ank-anak, tetapi hanya 2% saja
setelah pubertas. Pada anak-anak, biasanya bersifat jinak, sementara pada
remaja dan dewasa sering kali mengalami metastase. Oleh karena, tidak
adanya metastase pada kasus prepubertas, maka morbiditas terbatas pada
komplikasi pembedahan dan pascaoperasi.
Selama dan setelah pubertas, semua teratoma dianggap ganas
karena meskipun teratoma matur (yang secara histologis komponennya
matur)
dapat
mengalami
metastasis
ke
kelenjar
getah
bening
retroperitonial atau pada tempat lain. Tingkat metastasis bervariasi dari 2976%. Morbiditas dihubungkan dengan pertumbuhan dari tumor, yang
dapat menginvasi atau mengobstruksi struktur lokal, sehingga menjadi
tidak dapat direseksi. Sekitar 20% pasien mengalami kekambuhan selama
periode pengawasan.
F. DIAGNOSA
Semimoma dan teratoma testis
Page 19
Anamnesa
Seringkali muncul sebagai massa di skrotum yang tidak
menimbulkan rasa sakit, kecuali pada teratoma yang mengalami
torsi. Dalam kebanyakan kasus, massa tegas atau keras, tidak ada nyeri
tekan, dan tidak bertransiluminasi.
Hidrokel sering dikaitkan dengan teratoma di masa kecil. Pada
pemeriksaan, testis mengalami pembesaran yang difus, bukan nodular.
Sebuah karsinoma testis
terdapat
warna
campuran tulang
tumor putih.
pula
chorionic
gonadotropin
(HCG)
tingkat
mungkin
menunjukkan keganasan.
Radiologi
Pemeriksaan penunjang untuk teratoma sebagian besar
radiografi, dan gambarannya hampir sama meskipun pada lokasi
yang bervariasi.
Histologi
Dalam teratoma, bagian luar dari dinding tumor biasanya
dilapisi dengan jaringan aslinya. Rongga kista sering dilapisi
dengan epitel skuamosa keratin dan biasanya berisi banyak sebasea
dan kelenjar keringat. Rambut dan kulit pelengkap lainnya
biasanya muncul. Kadang-kadang, dinding kista dilapisi oleh epitel
bronkial atau gastrointestinal. Reaksi Giant-cell dapat dilihat di
berbagai
tumor
dan
mungkin,
dalam
kasus
teratoma
Page 20
G. STADIUM
Secara mikroskopis dipakai sistem diferensiasi dari Norris yang
dimodifikasi oleh Robboy dan Scully:
Derajat 0
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3
Page 21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Mediastinal seminoma pada umumnya ditemukan dalam ukuran yang
besar dan mempunyai kecenderungan yang menginfiltrasi struktur di
sekitarnya. Tumor ini terdiri dari sel yang besar dengan banyak inti, yang
menyerupai syncytiotrophoblast. Berbeda dengan tumor germ cell yang lain,
seminoma mempunyai kecenderungan berada di rongga dada, dan hanya
kadang kadang menginfiltrasi struktur yang ada di sekitarnya. Tetapi sering
kali tumor ini terlambat ditemukan, dan penyebaran ekstratorakal sering juga
ditemukan. Penyebaran mediastinal seminoma ini adalah secara hematogen,
dan organ yang paling sering terkena proses metastase dari tumor ini adalah
paru, hati dan tulang.
Teratoma adalah tumor sel germinal yang umumnya terdiri dari beberapa
jenis sel yang berasal dari satu atau lebih dari 3 lapisan germinal endoderm,
mesoderm, dan ekktoderm. Teori yang paling banyak dipakai saat ini adalah
parthenogenik yang mengatakan teratoma berasal dari sel germinal
primordial. Teratoma testis terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi insiden
dan perjalanan penyakitnya sangat berbeda.
Page 22
DAFTAR PUSTAKA
Page 23