Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah
zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya
benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
Kanker testikuler, yang menempati peringkat pertama dalam kematian
akibat kanker diantara pria dalam kelompok umur 20 sampai 35 tahun, adalah
kanker yang paling umum pada pria yang berusia 15 tahun hingga 35 tahun
dan merupakan malignansi yang paling umum kedua pada kelompok usia 35
tahun hingga 39 tahun. Kanker yang demikian diklasifikasikan sebagai
germinal atau nongerminal. Tumor germinal timbul dari sel-sel germinal
testis (seminoma, terakokarsinoma, dan karsinoma embrional); tumor
germinal timbul dari epithelium.
Teratoma berasal dari bahasa Yunani teratos yang artinya monster
dan onkoma yang artinya tumor. Teratoma merupakan jenis tumor sel
germinal yang berasal dari sel pluripoten dan tersusun oleh unsur berbagai
jenis jaringan yang berbeda dari satu atau lebih ketiga lapisan sel germinal;
paling sering ditemukan dalam ovarium atau testis orang dewasa dan pada
daerah sacrococcygeus anak-anak. Teratoma berkisar dari jinak (matur,
dermoid, dan kistik) sampai ganas (imatur dan padat).
Willis mendefinisikan teratoma sebagai tumor atau neoplasma yang
tersusun oleh jaringan multipel yang bersifat asing bagi tempat dimana tumor
itu tumbuh. Tumor ini dapat mengandung elemen kulit, jaringan neural, gigi,
kartilago, kalsifikasi, lemak dan mukosa usus.
Tumor ini tersusun dari ketiga lapis embrionik. Biasanya jinak, tetapi
dapat mengandung elemen ganas. Tempat bervariasi, paling sering pada area
sakrokoksigeus (40%). Tempat lainnya termasuk mediastinum anterior,
ovarium, retroperitoneum, testis dan leher.

Semimoma dan teratoma testis

Page 1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANATOMI ALAT REPRODUKSI PRIA
A. PENIS
Penis (dari bahasa Latin yang artinya ekor, akar katanya sama
dengan phallus, yang berarti sama) adalah alat kelamin jantan. Penis
merupakan organ eksternal, karena berada di luar ruang tubuh. Pada
manusia, penis terdiri atas tiga bangunan silinder berisi jaringan spons.
Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus
kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa
jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Ujung
penis disebut dengan glan penis. Uretra pada penis dikelilingi oleh
jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh
darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga
tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan
mengembang (ereksi).
Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa
metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu
reproduksi. Penis sejati dimiliki oleh mamalia. Reptilia tidak memiliki
penis sejati karena hanya berupa tonjolan kecil serta tidak tampak dari
luar, sehingga disebut sebagai hemipenis (setengah penis).

Semimoma dan teratoma testis

Page 2

B. SKROTUM
Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang
membungkus testis atau buah zakar. Skrotum terletak di antara penis
dan anus serta di depan perineum. Pada wanita, bagian ini serupa
dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum
kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri
dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga
dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat seratserat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang
disebut otot kremaster. Pada skrotum manusia dan beberapa mamalia
bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai tumbuh sejak masa
pubertas.
Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis
suatu lingkungan yang memiliki suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan
temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan
adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang menarik testis
mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis
menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu testis
sekitar 34C. Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau
melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak mendekat atau
menjauhi tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin
dan bergerak menjauh pada suhu panas.

C. TESTIS

Semimoma dan teratoma testis

Page 3

Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia.


Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis dibungkus oleh
skrotum, kantong kulit di bawah perut. Pada manusia, testis terletak di
luar tubuh, dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di
dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis
pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu
tubuh (< 37C).
Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila
berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu
testis akan diturunkan, otot kremaster akan berelaksasi dan testis akan
menjauhi tubuh. Fenomena ini dikenal dengan refleks kremaster.
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai
spermatogenesis. Ukuran testis bergantung pada produksi sperma
(banyaknya spermatogenesis), cairan intersisial, dan produksi cairan
dari sel sertoli.
Pada umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah
satu terletak lebih rendah dari yang lainnya. Hal ini diakibatkan
perbedaan struktur anatomis pembuluh darah pada testis kiri dan kanan.
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi
testis:

Memproduksi sperma (spermatozoa)


Memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.
Kerja testis di bawah pengawasan hormon gonadotropik dari

kelenjar pituitari bagian anterior:

Luteinizing hormone (LH)


Follicle-stimulating hormone (FSH)
Testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika

albuginea. Di dalam testis terdapat banyak saluran yang disebut tubulus


seminiferus. Tubulus ini dipenuhi oleh lapisan sel sperma yang sudah
atau tengah berkembang.

Semimoma dan teratoma testis

Page 4

Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk diejakulasikan),


akan bergerak dari tubulus menuju rete testis, duktus efferen, dan
epididimis. Bila mendapat rangsangan seksual, spermatozoa dan
cairannya (semua disebut air mani) akan dikeluarkan ke luar tubuh
melalui vas deferen dan akhirnya, penis. Di antara tubulus seminiferus
terdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig. Sel Leydig
memproduksi

hormon

testosteron.

orchidektomi atau kastrasi.

D. SALURAN REPRODUKSI

Semimoma dan teratoma testis

Page 5

Pengangkatan

testis

disebut

Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri


dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
a. Epididimis (tempat pematangan sperma)
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di
dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis
berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma
sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas
deferens
b. Vas deferens (saluran sperma dari testis ke kantong
sperma)
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens)
merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan
merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak
menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di
dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai
saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju
kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
c. Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang
menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini

Semimoma dan teratoma testis

Page 6

berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke


dalam uretra.
d. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang
terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran
kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk
membuang urin dari kantung kemih.
E. KELENJAR AKSESORIS
a) Vesikula seminalis (tempat penampungan sperma)
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani)
merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang
kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat
makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total
volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa
(yang menyediakan sebagian besar energi yang digunakan oleh
sperma), enzim pengkoagulasi, asam askorbat, dan prostaglandin.
b) Kelenjar prostat (penghasil cairan basa untuk melindungi sperma)
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak
di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat adalah kelenjar
pensekresi terbesar. Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu,
mengandung enzim antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma),
sedikit asam, kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma.
c) Kelenjar bulbouretra / cowper
Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang
terletak disepanjang uretra, dibawah prostat. Kelenjar Cowper
(kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya
langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah
yang bersifat alkali (basa).

Semimoma dan teratoma testis

Page 7

2.2 KANKER TESTIS


A. DEFINIS
Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis
(buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan
adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
Kanker testikuler, yang menempati peringkat pertama dalam
kematian akibat kanker diantara pria dalam kelompok umur 20 sampai 35
tahun, adalah kanker yang paling umum pada pria yang berusia 15 tahun
hingga 35 tahun dan merupakan malignansi yang paling umum kedua pada
kelompok usia 35 tahun hingga 39 tahun. Kanker yang demikian
diklasifikasikan sebagai germinal atau nongerminal. Tumor germinal
timbul dari sel-sel germinal testis (seminoma, terakokarsinoma, dan
karsinoma embrional); tumor germinal timbul dari epithelium.
B. ETIOLOGI
Penyebabnya yang pasti belum diketahui, tetapi insiden yang
terbanyak pada pria umur 20 sampai 40 tahun. Ada beberapa faktor yang
menunjang terjadinya kanker testis:Testis undesensus (testis yang tidak
turun ke dalam skrotum) walaupun telah dikoreksi dengan operasi.Bagi
pria yang ibunya menggunakan obat dietistibistreol (DES) sewaktu
mengalami kehamilan. Perkembangan testis yang abnormal.Sindroma
Klinefelter (suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan
rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, ginekomastia dan testis yang
kecil). Faktor lainnya yang kemungkinan menjadi penyebab dari kanker
testis tetapi masih dalam taraf penelitian adalah pemaparan bahan kimia
tertentu dan infeksi oleh HIV, infeksi genetik dan endokrin. Jika di dalam
keluarga ada riwayat kanker testis, maka resikonya akan meningkat.
Kanker testis jarang dijumpai pada pria berkulit berwarna dan
angka kematian tidak lebih dari 1%. Kanker ini akan menyebar ke
limfonodus dan kemungkinan ke paru-paru, hati, visera, dan tulang 1%
dari semua kanker pada pria merupakan kanker testis. Kanker testis
merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada pria berusia 15
sampai 40 tahun.

Semimoma dan teratoma testis

Page 8

Kanker testis diklasifikasikan menjadi:


Tumor Sel Germinal (GTC)
Tumor Sel Germinal (GTC) yang berasal dari sel-sel yang
memproduksi sperma dan dibatasi oleh tubulus seminiferus, dengan
jumlah 95%. GTC secara luas dibagi dalam subtipe seminoma dan
nonseminoma.
1) Seminoma
Seminoma

terjadi

dalam

testis

dan

jarang

dalam

mediastinum selama atau sesudah remaja. Seminoma adalah tipe


GTC yang paling sering 30%-40% dari semua jenis tumor testis.
Cenderung untuk tumbuh lebih lambat, dan timbul pada dekade
keempat kehidupan.

2) Non-seminoma
Non-seminoma, pasangan ovarium dari seminoma, secara
morfologis dan histologis identik dengan sel benih primordial.
Tidak seperi seminoma, tumor ini sering terjadi sebelum pubertas.
Sekitar 75% non-seminoma telah menyebar ke kelenjar limfe
ketika terdiagnosa.. Dibagi lagi menjadi beberapa subkategori:
Karsinoma embrional
Karsinoma embrional terdiri dari sel yang kurang
berdiferensiasi dengan gambaran epithelial. Sekitar 20% dari
kanker testis, terjadi pada usia 20 sampai 30 tahun dan sangat
ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke paruparu dan hati.
Tumor yolk sac
Karsinoma yolk sac juga disebut tumor sinus endodermal
karena menyerupai sinus endodermal plasenta tikus. Secara
histologis, adanya benda Schiller-Duval adalah diagnostik
Semimoma dan teratoma testis

Page 9

kenaikan kadar -fetoprotein (AFP) serum merupakan tanda


biologik. Sekitar 60% dari semua jenis kanker testis pada anak
laki-laki.
Teratoma
Teratoma biasanya tumor sel benih jinak yang terdiri paling
sedikit atas dua, dan kadang-kadang tiga lapis benih. Derajat
keganasan dinilai secara histologis dengan menggunakan
sistem pentahapan yang berkorelasi dengan potensi keganasan
dan kemampuan untuk metastasis. Sekitar 7% dari kanker testis
pada pria dewasa dan 40% pada anak laki-laki.

Koriokarsinoma.
Tumor yang sangat ganas yang dapat terjadi dalam gonad
(kelenjar yang mengasilkan gamet ovarium atau testis) maupun
ekstragonad. Kariokarsinoma ovarium dapat timbul sebelum
pubertas, sedangkan kariokarsinoma testis dan mediastinum
hanya ditemukan pada penderita yang mencapai masa pubertas.
Secara mikroskopik, tumor itu terdiri atas sitotrofoblas dan
sinsitiotrofoblas, sering dengan nekrosis dan perdarahan. Kadar
gonadotropin korionik manusia (-HCG) serum yang tinggi
yang dihasilkan oleh tumor ini memberi informasi penting pada
waktu diagnosis dan selama terapi.
Tumor sel stroma
Tumor yang terdiri dari sel-sel Leydig, sel Sertoli dan sel
granulosa. Tumor ini merupakan 3%-4% dari seluruh jenis
tumor testis. Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang
bisa menyebabkan salah satu gejala kanker testis, yaitu

Semimoma dan teratoma testis

Page 10

ginekomastia (perkembangan kelenjar susu laki-laki yang


berlebihan , bahkan sampai tingkat fungsional).
Sex Cord Tumors
Sex Cord Tumors yang berasal dari sel-sel penunjang testis
spesialis maupun yang nonspesialis dengan jumlah kurang dari
5%.

2.2.1

SEMINOMA
A. DEFINISI
Seminoma

terjadi

dalam

testis

dan

jarang

dalam

mediastinum selama atau sesudah remaja. Secara histologis,


tumor itu terdiri dari sel terang yang beragregasi dalam lobulus
dan dipisahkan oleh stroma fibrosa. Tidak ada pertanda
biologik yang terkait jika penderita itu mempunyai kadar HCG atau AFP yang meningkat, analisis histologis harus
ditinjau ulang apakah ada elemen ganas lainnya. Seminoma
adalah tipe GTC yang paling sering 30%-40% dari semua jenis
tumor testis. Biasanya ditemukan pada pria berusia 30 sampai
40 tahun dan terbatas pada testis. Cenderung untuk tumbuh
lebih lambat, dan timbul pada dekade keempat kehidupan.
Mediastinal seminoma pada umumnya ditemukan dalam
ukuran yang besar dan mempunyai kecenderungan yang
menginfiltrasi struktur di sekitarnya. Tumor ini terdiri dari sel
yang

besar

dengan

banyak

inti,

yang

menyerupai

syncytiotrophoblast. Berbeda dengan tumor germ cell yang


lain, seminoma mempunyai kecenderungan berada di rongga

Semimoma dan teratoma testis

Page 11

dada, dan hanya kadang kadang menginfiltrasi struktur yang


ada di sekitarnya. Tetapi sering kali tumor ini terlambat
ditemukan,

dan

penyebaran

ekstratorakal

sering

juga

ditemukan. Penyebaran mediastinal seminoma ini adalah secara


hematogen, dan organ yang paling sering terkena proses
metastase dari tumor ini adalah paru, hati dan tulang.

B. GEJALA KLINIS :

Pasien dengan mediastinal seminoma gejala klinisnya


muncul karena adanya penekanan atau invasi terhadap

organ sekitarnya, jarang sebagai efek sistemik.


Penderira mengeluh nyeri dada sejak 2 bulan, nyeri dada ini
disebabkan karena tumor mediastinum yang tumbuh dan
membesar menyebabkan vaskularisasi di daerah tersebut
tidak

mencukupi

berkurang.

Hal

sehingga
ini

suplai

mengakibatkan

oksigen

menjadi

jaringan

tumor

mengalami nekrosis dan sel sel tumor menjadi rusak.


Dinding sel yang berupa fosfolipid akan mengeluarkan
asam

arakidonat

siklooksigenase

dan

akan

dengan

mengeluarkan

pengaruh
leukotrien

enzim
dan

meningkatkan terbentuknya prostaglandin E. Sintesa ini


dapat terjadi hamper pada semua jaringan. Pada konsentrasi
rendah tidak mengaktifkan

reseptor nyeri, namun pada

konsentrasi yang cukup prostaglandin E meningkatkan


sensitivitas nosiseptor sehingga lebih peka terhadap
bradikinin yang merupakan mediator penyebab nyeri.

Semimoma dan teratoma testis

Page 12

Penderita juga mengeluh adanya batuk, batuk ini terjadi


karena massa mediastinum yang membesar akan menekan

organ paru dan bronkus.


Bengkak di leher, dada dan tangan kanan pada penderita
sejak 8 hari SMRS yang merupakan gejala dari sindrom
vena kava superior terjadi karena pertumbuhan massa
tumor yang menekan vena kava superior.

Penderita juga mengeluh nafsu makan dan berat badan yang


menurun,

pada

neoplasma

abnormalitas

metabolik

kakheksia berbeda dengan malnutrisi kronis. Faktor


humoral merangsang abnormalitas fisik dan kimia seperti
intoleransi

glukosa,

peningkatan

turnover

glukosa,

meningkatkan produksi laktat dan menurunkan sintesa


protein sehingga terjadi muscular wasting dan penurunan
lipogenesis, bahkan mungkin peningkatan energy basal.
Beberapa

bukti

menyatakan

tumor

related

factors

(cachectin, IL-1, IL-6 dan interferon ) dapat menyebabkan


gangguan metabolic seperti anoreksia dan penurunan berat
badan.
C. DIAGNOSA
Gambaran Radiologis
Usaha menegakkan diagnosa tumor mediastinum dilakukan
dengan pemeriksaan foto toraks posteroanterior dan lateral.
Hal ini dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
mengetahui ukuran, lokasi anatomi, dan komposisi massa.
CT scan digunakan untuk menentukan karakteristik tumor
mediastinum, hubungannya dengan struktur sekitar, serta
untuk mengidentifikasi vaskular dan jaringan lunak.

Semimoma dan teratoma testis

Page 13

Gambaran foto toraks penderita mediastinal seminoma


sering kali tampak sebagai suatu bayangan massa besar,
dengan lokasi banyak dijumpai pada bagian mediastinum
anterior dekat dengan pembuluh darah besar, tumor dapat
membesar ke arah posterior dan lateral sehingga mendesak
paru.

Gambaran CT scan mediastinal seminoma umumnya massa


berukuran besar, dengan densitas yang non homogen,
terdapat fokus fokus perdarahan dan nekrosis juga dapat
disertai dengan gambaran efusi pleura serta pendesakan

pada struktur sekitarnya.


Pada penderita ini, lokasi tumor ada di daerah mediastinum
anterior sampai medius dengan gambaran opasitas yang
hampir memenuhi seluruh hemitoraks kanan dan sebagian
hemitoraks kiri, pada CT scan toraks tampak massa
medastinum anterior sampai medius, lobulated, ukuran 10 x
12 x 13 cm, batas dengan jantung dan aorta masih baik
disertai penekanan pada vena kava superior dengan tanda
sekunder vena kolateral, nodul di hepar segmen 4,
hipervaskuler (pada dinamik kontras enhancment mengarah
ke lesi malignan.

D. STADIUM
Moran dkk merekomendasikan stadium klinis germ cell
tumor mediastinum sebagai berikut:
Stadium I : tumor berbatas tegas dengan atau tanpa adhesi fokal
ke pleura atau pericardial namun tanpa infiltrasi ke struktur
sekitarnya secara mikroskopik.

Semimoma dan teratoma testis

Page 14

Stadium II : tumor terbatas pada mediastinum secara


makroskopis dan atau mikroskopis, serta terdapat infiltrasi ke
struktur sekitarnya (misalnya pleura, perikard dan pembuluh
darah besar)
Stadium III : tumor dengan metastase
- Stadium III A :
metastase organ intratorakal (paru,
-

kelenjar getah bening)


Stadium III B :
metastase ekstratorakal.

E. PENATALAKSANAAN
Terapi terkini untuk seminoma tergantung dari
gambaran dan stadium penyakit saat ditegakkan, terapi
biasanya terdiri atas kombinasi reseksi, kemoterapi dan
radioterapi.

Reseksi

dilakukan

pada

seminoma

yang

ukurannya masih kecil, tidak ada infiltrasi ke jaringan sekitar


dan tanpa metastase ke organ lain, tetapi jika ukuran tumor
sudah sangat besar, menginfiltrasi jaringan sekitar ataupu
metastase ke organ lain, maka modalitas terapi yang
digunakan adalah kemoterapi, radioterapi, dan kombinasi
antara kemoterapi dengan radioterapi. Dengan pembedahan
hasil yang didapatkan sangat bervariasi dari jelek sampai
sedang, dengan reseksi yang dilakukan secara komplit angka
harapan hidup pasien untuk 5 tahun kurang dari 50%, dengan
angka kekambuhan lebih dari 40%.
Hingga akhir 90 an radioterapi masih menjadi
pilihan utama untuk terapi seminoma dengan menghasilkan
angka harapan hidup untuk 5 tahun sekitar 40 - 50%. Cara
pemberiannya adalah setiap hari dengan dosis 45 60 Gy
setiap hari selama 6 minggu. Kombinasi antara radioterapi
dengan pembedahan sangat tidak logis karena keduanya
bekerja secara local. Karena tumor biasanya sangat besar
maka pemberian radioterapi tidak bias mengenai keseluruhan
tumor.
Semimoma dan teratoma testis

Page 15

Akhir akhir ini

pemberian kemoterapi yang

dikombinasi dengan radioterapi menunjukkan hasil yang


sangat menjanjikan dengan angka harapan hidup 5 tahun
mencapai 60 80%.

Pada pasien ini dilakukan kemoterapi dengan


menggunakan cisplatin base yang dikombinasi dengan
gemcitabine sebanyak 4 siklus dan radioterapi yang diberikan
sebanyak 15 kali. Hasil evaluasi menunjukkan normalnya
tumor marker bHCG dan LDH, pengurangan massa tumor
berdasarkan kriteria recist versi 1.1 mencapai 69% serta
nodul di hepar juga tidak ditemukan lagi.
F. PROGNOSIS
Prognosis dari mediastinal seminoma dibagi atas 3, yaitu :
1. Baik

: tidak ada metastase non pulmonary, normal

AFP, kenaikan bHCG ataupun LDH, mempunyai angka


harapan hidup 5 tahun mencapai 88%.
2. Sedang

: jika ditemukan metastase ke organ di luar paru,

normal AFP, kenaikan bHCG dan LDH, angka harapan hidup 5


tahun mencapai 72%.
3. Jelek

: jika tidak bisa diklasifikasikan ke dalam

baik dan sedang.


Prognosis pasien ini termasuk kategori sedang karena
ditemukan mestastase di hepar dengan kenaikan bHCG dan
LDH dengan angka harapan hidup 5 tahun mencapai 72%.

Semimoma dan teratoma testis

Page 16

2.3 TERATOMA TESTIS


A. DEFINIS
Teratoma adalah tumor sel germinal yang umumnya terdiri dari
beberapa jenis sel yang berasal dari satu atau lebih dari 3 lapisan germinal
endoderm, mesoderm, dan ekktoderm. Teratoma berasal dari bahasa
yunani yaitu teras yang berarti monster. Teratoma dibagi dalam tiga
kategori yaitu teratoma matur (jinak), teratoma imatur, dan teratoma
monodermal dengan diferensiasi khusus. Teratoma bervariasi dari bentuk
yang jinak yaitu lesi kistik well differentiated (mature) sampai bentuk
yang solid dan maligna (immature). Umumnya teratoma kistik adalah jinak
dan yang padat adalah ganas.
Teratoma imatur merupakan keganasan tumor sel germinal ke tiga
tersering setelah disgerminoma dan tumor sinus endodermal. Selain itu,
ada juga yang memiliki komponen tertentu (umumnya squamous) yang
mengalami transformasi maligna, namun jarang ditemukan.

Semimoma dan teratoma testis

Page 17

B. ETIOLOGI
Keberadaan teratoma telah diakui selama berabad-abad, selama itu
pula asal penyebabnya masih berupa spekulasi dan perdebatan. Dahulu
masyarakat mempercayai penyebabnya adalah karena menelan gigi dan
rambut, kutukan dari penyihir, mimpi buruk, atau berhubungan dengan
setan. Teori yang paling banyak dipakai saat ini adalah parthenogenik yang
mengatakan teratoma berasal dari sel germinal primordial. Teori ini
didukung oleh distribusi anatomi dari tumor yaitu sepanjang jalur migrasi
sel germinal primordial dari kantung yolk pada gonad primitif. Linder dan
rekan

melakukan

ovarium . Mereka

penelitian
menggunakan

dari

teratoma

teknik

kistik

sitogenetik

matur

canggih

dari
untuk

menunjukkan bahwa tumor ini berasal dari sel germinal dan timbul dari sel
germinal tunggal setelah pembelahan meiosis pertama.

Semimoma dan teratoma testis

Page 18

C. PATOFISIOLOGI
Teratoma tersusun atas berbagai jenis sel parenkimal yang berasal
lebih dari satu lapisan germinal dan sering berasal dari ketiga lapisan.
Tumor ini berasal dari sel-sel totipoten, umumnya pada garis tengah atau
paraxial. Lokasi yang paling sering adalah sacrococcygeal (57%). Karena
berasal dari sel totipoten, sehingga sering ditemukan di kelenjar gonad
(29%). Sejauh ini, lokasi gonad yang paling sering terjadi adalah pada
ovarium, disusul pada testis. Kista teratoma kadang muncul pada
sequestered midline embryonic cell rests dan bisa pada mediastinum (7%),
retroperitonial (4%), cervical (3%) dan intrakranial (3%). Sel-sel
berdiferensiasi sesuai lapisan germinal, yang terdiri dari berbagai jaringan
pada tubuh, seperti rambut, gigi, lemak, kulit, otot, dan jaringan endokrin.

D. EPIDEMIOLOGI
Teratoma testis terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi insiden
dan perjalanan penyakitnya sangat berbeda. Teratoma murni tersusun atas
38% tumor sel germinal pada bayi dan ank-anak, tetapi hanya 2% saja
setelah pubertas. Pada anak-anak, biasanya bersifat jinak, sementara pada
remaja dan dewasa sering kali mengalami metastase. Oleh karena, tidak
adanya metastase pada kasus prepubertas, maka morbiditas terbatas pada
komplikasi pembedahan dan pascaoperasi.
Selama dan setelah pubertas, semua teratoma dianggap ganas
karena meskipun teratoma matur (yang secara histologis komponennya
matur)

dapat

mengalami

metastasis

ke

kelenjar

getah

bening

retroperitonial atau pada tempat lain. Tingkat metastasis bervariasi dari 2976%. Morbiditas dihubungkan dengan pertumbuhan dari tumor, yang
dapat menginvasi atau mengobstruksi struktur lokal, sehingga menjadi
tidak dapat direseksi. Sekitar 20% pasien mengalami kekambuhan selama
periode pengawasan.
F. DIAGNOSA
Semimoma dan teratoma testis

Page 19

Anamnesa
Seringkali muncul sebagai massa di skrotum yang tidak
menimbulkan rasa sakit, kecuali pada teratoma yang mengalami
torsi. Dalam kebanyakan kasus, massa tegas atau keras, tidak ada nyeri
tekan, dan tidak bertransiluminasi.
Hidrokel sering dikaitkan dengan teratoma di masa kecil. Pada
pemeriksaan, testis mengalami pembesaran yang difus, bukan nodular.
Sebuah karsinoma testis

terdapat

rawan kebiruan dengan

warna

campuran tulang

merah dan jaringan

tumor putih.

Secara mikroskopis terdiri dari teratoma, tetapi terdapat

pula

daerah karsinoma embrional.


Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Peningkatan serum alpha-fetoprotein (AFP) dan betahuman

chorionic

gonadotropin

(HCG)

tingkat

mungkin

menunjukkan keganasan.
Radiologi
Pemeriksaan penunjang untuk teratoma sebagian besar
radiografi, dan gambarannya hampir sama meskipun pada lokasi

yang bervariasi.
Histologi
Dalam teratoma, bagian luar dari dinding tumor biasanya
dilapisi dengan jaringan aslinya. Rongga kista sering dilapisi
dengan epitel skuamosa keratin dan biasanya berisi banyak sebasea
dan kelenjar keringat. Rambut dan kulit pelengkap lainnya
biasanya muncul. Kadang-kadang, dinding kista dilapisi oleh epitel
bronkial atau gastrointestinal. Reaksi Giant-cell dapat dilihat di
berbagai

tumor

dan

mungkin,

dalam

kasus

teratoma

intraperitoneal, menyebabkan pembentukan adhesi yang luas jika


isi tumor pecah. Jaringan ectodermal ditemui mungkin termasuk
otak, glia, jaringan saraf, retina, choroids, dan ganglia. Mesodermal
jaringan diwakili oleh tulang, tulang rawan, otot polos, dan
jaringan berserat.

Semimoma dan teratoma testis

Page 20

G. STADIUM
Secara mikroskopis dipakai sistem diferensiasi dari Norris yang
dimodifikasi oleh Robboy dan Scully:
Derajat 0

: Jaringan seluruh tumor

Derajat 1

: Sebagian besar jaringan imatur, terutama ganglia. Mitosis


dapat ditemukan, tetapi epitel neural tidak ditemukan atau
terbatas pada 1 lapangan pandang per slaid

Derajat 2

: Sebagian besar imatur dengan epitel neural 1-3 per slaid

Derajat 3

: Jaringan imatur berat dengan epitel neural > 4 per slaid


dan sering menyerupai koriokarsinoma.

Departemen Bedah dari American Academy of Pediatrics, Altman


dan rekan melaporkan sistem penggolongan tipe teratoma Sacrococcygeal
sebagai berikut:
Tipe I

: Sebagian besar adalah tumor eksternal, melekat pada tulang ekor,


dan mungkin memiliki komponen presacral kecil (45,8%).Tidak
ada metastasis dikaitkan dengan kelompok ini.

Tipe II : Tumor memiliki massa baik eksternal dan ekstensi panggul


signifikan presacral (34%) dan memiliki tingkat metastasis 6%.
Tipe III: tumor terlihat dari luar, tetapi massa yang dominan adalah panggul
dan intraabdominal (8,6%). Tingkat 20% dari metastase ditemukan
dalam kelompok ini.
Tipe IV: lesi tidak terlihat dari luar tetapi sepenuhnya presacral (9,6%) dan
memiliki tingkat metastasis 8%.
F. PENATALAKSANAAN
Semimoma dan teratoma testis

Page 21

Penatalaksanaan dari teratoma sebagian besar terapi bedah.


Teratoma testis diobati dengan orchiectomy sederhana atau radikal. Barubaru ini, eksisi konservatif dengan enukleasi juga telah direkomendasikan
pada masa prepubertas pada testis. Resiko keganasan meningkat seiring
pematangan test.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Mediastinal seminoma pada umumnya ditemukan dalam ukuran yang
besar dan mempunyai kecenderungan yang menginfiltrasi struktur di
sekitarnya. Tumor ini terdiri dari sel yang besar dengan banyak inti, yang
menyerupai syncytiotrophoblast. Berbeda dengan tumor germ cell yang lain,
seminoma mempunyai kecenderungan berada di rongga dada, dan hanya
kadang kadang menginfiltrasi struktur yang ada di sekitarnya. Tetapi sering
kali tumor ini terlambat ditemukan, dan penyebaran ekstratorakal sering juga
ditemukan. Penyebaran mediastinal seminoma ini adalah secara hematogen,
dan organ yang paling sering terkena proses metastase dari tumor ini adalah
paru, hati dan tulang.
Teratoma adalah tumor sel germinal yang umumnya terdiri dari beberapa
jenis sel yang berasal dari satu atau lebih dari 3 lapisan germinal endoderm,
mesoderm, dan ekktoderm. Teori yang paling banyak dipakai saat ini adalah
parthenogenik yang mengatakan teratoma berasal dari sel germinal
primordial. Teratoma testis terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi insiden
dan perjalanan penyakitnya sangat berbeda.

Semimoma dan teratoma testis

Page 22

DAFTAR PUSTAKA

Semimoma dan teratoma testis

Page 23

Anda mungkin juga menyukai