HASIL PERIKANAN
JAKARTA
2012
iii
LEMBAR PENGESAHAN
DESAIN LAYOUT UNIT PENGOLAHAN IKAN
Koordinator,
Sutimantoro, A.Pi, MM
NIP.19590720 198503 1 001
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas berkah, rahmat dan ridho-Nya atas
selesainya penyusunan laporan kegiatan Inovasi Desain Layout Unit Pengol
ahan
Ikan Tahun 2012 dibiayai oleh Anggaran Kegiatan Balai Besar Pengembanga
n
dan Pengendalian Hasil Perikanan Tahun Anggaran 2012. Laporan kegiatan
ini
merupakan gambaran dari proses kegiatan yang dilakukan mulai dari tahap
perencanaan kegiatan sampai dengan hasil yang didapat.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala BBP2HP sebagai
pengarah teknis, Kepala Bidang Pengolahan BBP2HP sebagai pembimbing teknis
dan Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Bidang Pengolahan sebagai koordinator
serta tim kerja yang telah bekerja keras melaksanakan kegiatan hingga menyusun
laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu
saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan demi sempurnanya laporan
ini, akhirnya semoga laporan kegiatan ini bermanfaat bagi para pembaca,
khususnya yang berkecimpung dalam pasca panen hasil perikanan.
Jakarta,
Januari 2013
Pelaksana
v
RINGKASAN
Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah Pembangunan
Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk
Kesejahteraan Masyarakat. Kementerian Kelautan dan Perikanan melaksanakan
kegiatan untuk mengelola sumber daya kelautan dan perikanan secara
berkelanjutan, meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan,
serta memperluas akses pasar domestik dan Internasional.
Untuk mendukung program industrialisasi diperlukan perencanaan yang
baik untuk menghasilkan desain layout UPI yang baik dari segi penangan
an dan
pengolahan hasil perikanan,melalui modernisasi sistem produksi dan manajemen
bahan baku yang baik, yang memperhatikan higenitas, kapasitas, kualitas
dan
kemudahan perawatan dalam operasionalisasinya.
Desain layout UPI yang akan dikembangkan pada kegiatan Balai Besar
Pengembangan dan pengendalian hasil perikanan pada bidang pengolahan pada
Tahun Anggaran 2012 bertujuan untuk mendapatkan desain layout Unit
Pengolahan Ikan yang Ideal dan Standard sehingga dapat diterapkan pada UPI di
seluruh Indonesia yaitu UPI Fillet Ikan, UPI Fishjelly Product, UPI Pemindangan.
Dari kegiatan ini dihasilkan 3 ragam desain layout Unit Pengolahan Ika
n
untuk pengolahan fillet
ikan, pemindangan dan fish jelly product ikan
dengan
kapasitas kapasitas 1-3 ton/hari yang Ideal dan standard sehingga dapat
diterapkan pada UPI skala UMKM di seluruh Indonesia. Diharapkan dengan
inovasi desain layout UPI yang matang yang sesuai kapasitas dan jenis
olahannya, serta modernisasi sistem produksi dan bahan baku, diharapkan
misi
KKP untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan dan kelautan
dapat tercapai. Perlunya penyebaran inovasi desain layout Unit Pengolaha
n ikan
kepada masyarakat pelaku usaha/UMKM dan diterapkan pada UPI di seluruh
Indonesia. Perlu masukan yang konstruktif dari berbagai stakeholder, unt
uk
penyempurnaan desain layout yang berkelanjutan.
vi
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................
.........
HALAMAN TIM PELAKSANA ..........................................................
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................
..
KATA PENGANTAR .................................................................
.......
RINGKASAN ......................................................................
.............
DAFTAR ISI ....................................................................
...............
DAFTAR GAMBAR ..................................................................
.......
DAFTAR TABEL ...................................................................
..........
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................
.........
1.2. Tujuan.....................................................................
..............
1.3. Sasaran....................................................................
............
1.4. Keluaran ..................................................................
............
1.5. Dampak ....................................................................
...........
1.6. WaktudanTempat.............................................................
....
1.6.1. Waktu...................................................................
.......
1.6.2. Tempat..................................................................
......
2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................
.....
2.1. Tata Letak (Lay out) dan Alur Produksi...............................
2.1.1. Pengertian Tata Letak Pabrik.........
2.1.2. Kepentingan strategis keputusan tata letak..
2.1.3. Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak
2.1.4. Prinsip Dasar Dalam Perencanaan Tata Letak UPI.
2.2. Detail Khusus Pada Unit Pengolahan Ikan..........................
2.3. Lokasi.....................................................................
...............
2.4. Desain.....................................................................
...............
2.4.1. Sistem Lingkungan Bangunan ..................................
3. METODOLOGI..................................................................
...........
3.1. Bahan dan Peralatan .......................................................
....
3.2. Metode Pelaksanaan.........................................................
...
1
1
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
5
5
6
7
9
9
9
12
12
12
vii
3.3. Langkah-Langkah Perencanaan Tata Letak ...............................
3.4. Langkah dalam perencanan...................................................
....
4. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................
.......
4.1. Hasil Identifikasi Desain Layout Unit Pengolahan Ikan..............
4.1.1. Identifikasi desain layout unit pengolahan ikan di Jawa
Timur...........................................................................
...........
4.1.2. Identifikasi desain layout unit pengolahan ikan di Banten
4.1.3. Identifikasi desain layout unit pengolahan ikan di Jawa
Barat...........................................................................
..........
4.1.4. Identifikasi desain layout unit pengolahan ikan di Jawa
Tengah..........................................................................
......
4.2 Pembahasan..................................................................
.............
4.2.1 UPI Fillet Ikan Patin....................................................
......
4.2.2 UPI Pemindangan..........................................................
.
4.2.3 UPI Fish Jelly Product...................................................
..
4.3 Detail Umum.................................................................
..............
5. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................
....
5.1 Kesimpulan.................................................................
...............
5.2 Saran......................................................................
...................
6 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................
..........
7 LAMPIRAN ....................................................................
..................
13
14
15
15
15
19
20
22
25
25
33
37
38
40
40
40
41
42
viii
DAFTAR GAMBAR
7
21
25
27
28
29
30
30
31
32
33
34
36
37
37
ix
DAFTAR TABEL
Daftar tabel halaman
Tabel 1. Kebutuhan minimum untuk kamar mandi/cuci pekerja
11
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah Pembangunan
Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk
Kesejahteraan Masyarakat. Kementerian Kelautan dan Perikanan melaksanakan
kegiatan untuk memperkuat kelembagaan dan SDM secara terintegrasi,
mengelola sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan,
meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan, serta
memperluas akses pasar domestik dan Internasional.
Usaha meningkatan produktifitas dan daya saing berbasis pengetahuan
dan memperluas akses pasar domestik dan internasional, maka diperlukan
standar mutu produksi hasil perikanan, yang sangat dipengaruhi oleh kua
litas
sarana dan prasarana pengolahan hasil perikanan.dimana higienis menjadi ku
nci
dasar keamanan dan kualitas makanan, yang halur diterapkan mulai dari
penangkapan (harvesting), pengolahan (processing) sampai dengan distribusinya.
Program industrialisasi ini diharap bisa meningkatkan produksi hasil
perikanan di dalam negeri, dimana target produksi perikanan 2012 sebesa
r 13.8
juta ton. Angka itu terdiri dari :perikanan tngkap sebanyak 5.4 juta
ton dan
perikanan budidaya 8.4 juta ton. Perubahan lingkungan strategis perikana
n dan
kelautan sangat cepat, tapi sistem produksi perikanan kurang berkembang bahkan
kurang standard. Untuk itu diperlukan kebijakan strategis untuk merumusk
an
konsep industrialisasi perikanan nasionalserta perencanaan yang baik untu
k
menghasilkan desain layout UPI yang baik dari segi penanganan dan pengolahan
hasil perikanan,melalui modernisasi sistem produksi dan manajemen bahan baku
yang baik, yang memperhatikan higenitas, kapasitas, kualitas dan kemudah
an
perawatan dalam operasionalisasinya.
Unit Pengolahan Ikan (UPI) halus memenuhi standard, baik dari sisi
hygiene (Pre Requisite Programs) melalui SSOP (StandardSanitation Operati
ng
Procedure), GhdP (Good Handling Practices), GMP (Good
3
1.3 Sasaran
Tersedianya desain layout Unit Pengolahan Ikan skala UMKM yang Ideal
dan sesuai dengan Standar.
1.4 Keluaran
Terciptanya 3 ragam desain layout Unit Pengolahan Ikan skala UMKM
untuk pengolahan Fillet ikan, Fishjelly product (bakso), dan Pemindangan.
1.5 Dampak
Terwujudnya standar baku minimum untuk desain layout Unit Pengolahan
Ikan skala UMKM untuk pengolahan Fishjelly product, Fillet dan Pemindan
gan
sesuai dengan kapasitasnya.
1.6 Waktu dan Tempat
1.6.1 Waktu
Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan bulan
Desember 2012
1.6.2 Tempat
sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis
karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas,
proses
fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelang
gan, dan citra
perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai
sebuah
strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat.
Semua kasus desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana
untukdapat mencapai :
Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata
letak
tersebut akan perlu diubah).
2.1.3 Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak
3
Tata letak yang baik akan dapat memberikan keuntungankeuntungan dalam
sistem produksi, yaitu :
1. Menaikkan output produksi.
Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebi
h besar
atau lebih sedikit, man hours yang lebih kecil, dan/atau mengurangi ja
m kerja
mesin (machine hours).
2. Mengurangi waktu tunggu (delay).
Pengaturan tata letak yang terkoordinir dan terencana baik akan dapat
mengurangi waktu tunggu (delay) yang berlebihan.
3
Wignjosoebroto, Sritomo, 2009, TataLetak Pabrik Dan Pemindahan Bahan
6
3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling).
Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih menekan
kan
desainnya pada usahausaha mengurangi aktivitasaktivitas pemindahan bahan
pada saat proses produksi berlangsung.
4. Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service.
Perencanaan tata letak yang optimal akan mengatasi masalah pemborosan
pemakaian ruangan yang disebabkan jalan lintas, material yang menumpuk, jarak
antara mesinmesin yang berlebihan, dan lainlain semuanya akan menambah
area yang dibutuhkan untuk pabrik.
5. Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja,
dan/atau fasilitas produksi lainnya.
Faktorfaktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja, dan lainlain adalah erat
kaitannya dengan biaya produksi. Suatu tata letak yang terencana baik
akan
banyak membantu pendayagunaan elemenelemen produksi secara lebih efektif
dan lebih efisien.
2.1.4 Prinsip Dasar Dalam Perencanaan Tata Letak UPI
4
Berdasarkan tujuan, keuntungan dan aspek dasar dalam tata letak pabrik
yang
terencana dengan baik, dapat disimpulkan 6 prinsip dasar sebagai berikut :
4
Wignjosoebroto, Sritomo, 2009, TataLetak Pabrik Dan Pemindahan Bahan
7
4. Prinsip Pemanfaatan Ruangan.
Pengaturan ruangan yang akan dipakai ssecara optimum dengan
memanfaatkan tiga dimensi ruang (cubic space).
5. Prinsip Kepuasan dan Keselamatan Kerja.
Suasana kerja menjadi menyenangkan dan memuaskan sehingga dapat
meningkatkan moral karyawan.
6. Prinsip Fleksibilitas.
Tata letak direncanakan fleksibel maka penyesuaian kembali dapat dilakuk
an
dengan lebih cepat dan murah.
Menggunakan saluran air terbuka, dengan tutup grill yang mudah diangka
t
dan dibersihkan. Pada dasar saluran, berbentuk lengkung, akan sangat baik
menggunakan pipa PVC yang dibelah. Sehingga tidak ada rembesan air ke
bangunan.
4. Langit-langit
Menggunakan material yang tidak mudah rapuh, sehingga tidak
mengkontaminasi produk olahan.
5. Penghawaan
Menggunakan penghawaan mekanik, dengan cara menyedot udara panas
dari dalam ruangan menggunakan hood. Sehingga diruangan terjaga
suhunya sesuai kebutuhan.
6. Pencahayaan
Ruang workshop harus cukup terang untuk mengolah, agar bisa diminimalisir
kesalahan proses/perlakuan pada pengolahan.
7. Sumber Air Bersih
Dalam pengolahan menggunakan air bersih yang didapatkan dari tanah dan
mata air dengan perlakuan proses pengendapan. Waste Water Treatment
dilakukan secara sederhana dengan bak-bak resapan di tanah langsung.
Yang kemudian air sisanya dibuang ke saluran umum.
9
2.3. Lokasi
5
Dalam suatu perencanaan penempatan Unit Pengolah Ikan baru yang pokok
adalah pemilihan lokasi yang secara kritis, yang berujung pada keberhas
ilan atau
tidaknya. Pertimbangan penting yang harus diperhatikan untuk mengevaluasi
pemilihan suatu lokasi :
a. Suplay bahan Baku.
b. Suplay pekerja.
c. Suplay pelayanan penunjang ( listrik, air, pembuangan sampah).
d. Pembuangan effluents, offal (isi perut) dll.
e. Potensi pemasaran di masyarakat.
f. Faktor negative terhadap kepentingan umum (bau, suara, dll).
g. Biaya pengembangan lahan (pembersihan, perataan, pembangunan).
h. Kemungkinan untuk pengembangan lanjutan.
i. Aksesibilitas kepada, jalan, jalur kereta dan pelabuhan perikanan.
2.4 Desain
Pada tahap desain, sangat penting untuk menggambarkan diagram alir
sekuensial operasional, rencana dan usulan peralatan, kebutuhan sarana penunjang
(air, listrik, penyemprotan, pembuangan limbah).Yang sangat membantu dala
perencanaan untuk mencapai kinerja yang total. Pembuatan model/ maket juga bisa
sangat berguna dalam perencanaan tata letak (layout).
2.4.1 Sistem Lingkungan Bangunan
6
Faktor dalam sistem lingkungan bangunan yang perlu dipertimbangkan dalam
membentuk kondisi UPI yang baik:
a. Sistem penghawaan (ventilation)
Untuk area dengan penghawaan standar, diperlukan udara 5 ltr/det/org
sbg standar pergantian udara diperlukan untuk menjaga kenyamanan pekerja
.
5
http://www.fao.org/docrep/w0495e/w0495E06.htm
6
Neufert, Ernst, Data Arsitek 2002, erlangga jakarta, alih bahasa Sunarto Tjah
jadi
10
Untuk area khusus yang membutuhkan pergantian udara dalam ukuran tertentu
seperti cold storage, laboratorium, ruang masak panas, ruang mesin.
b. Sistem pencahayaan alami dan buatan
Pencahayaan alami sebagai pilihan terbaik untuk mengurangi pemakaian
elemen penerangan buatan, dengan bukaan di atap maksimum 20%, akan
membantu penerangan bias/diffuse dalam ruang kerja. Namun untuk lokasi
gudang dengan material karton tidak disarankan pencahayaan dari atas, karena
dapat memudarkan warna karton.sebaiknya pencahayaan alami dilakukan
secara tidak langsung (indirect) dari sisi samping.
c. Sistem pengendalian kebakaran
Salah satu prasyarat pada area industri yaitu pengendalian bahaya
kebakaran. Dilakukan dengan cara: memperkirakan dan membatasi
penyebaran api di dalam dan diluar bangunan dengan membuat ruang
pembatas kedap api, melengkapi dengan peralatan deteksi dini dan pemadam
kebakaran, memilih material bangunan, dan dalam kejadian kebakaran, siap
jalur evakuasi serta pelatihan kesiapan pekerja.
Untuk bangunan yang besar dan tinggi , untuk area luasan tertentu pada
atapnya disiapkan lubang ventilasi yang menjadi jalur asap dan mengeluark
an
panas. Sebagai usaha menahan penyebaran api, sebelum Petugas Pemadam
kebakaran menyemprot dengan branwir, air hidran, busa atau gas CO.
Perencanaan pengendalian kebakaran harus melibatkan pemilik , pengguna
dan Pegawai ahli pemadam kebakaran. Untuk area dengan resiko kebakaran
tinggi, direncanakan di tempat yang mudah dicapai untuk mempermudah
deteksi dan lokalisir bahaya kebakaran.
d. Perancangan tempat kerja / workspace
Rancangan tempat kerja merupakan dasar penting untuk memperoleh
tingkatan produktifitas setinggi tingginya.
11
Ergonomi adalah ilmu tentang hubungan antara manusia dengan mesin dan
gerakan kerja yang sebaiknya sehingga dapat menghindarkan timbulnya
kelelahan dan mempertinggi keamanan kerja.
Penanganan secara mekanis meliputi peralatan pengangkat sederhana,
sistem hidrolik, dan manipulator keseimbangan yang dapat menggantikan
tenaga maniusia, sampai conveyor, bangku kerja bahkan otomatisasi robotika.
Organisasi kerja adalah pengelompokan pekerja sesuai tugasnya. Yang
mempengaruhi
sistem alur produksi, sistem komunikasi dan perintah, ser
ta
keluwesan produktivitas.
Lingkungan adalah kebutuhan positif pada suatu ruang unit pengolahan yaitu
suhu ruang yang sesuai dengan kegiatan kerja, pencahayaan .
e. Peralatan sanitari
Tabel 1. Kebutuhan minimum untuk kamar mandi/cuci pekerja
No
Jumlah
KM/cuci/
urinoir
Untuk
Jumlah
orang
Keterangan
1. 1 20 Pekerja melakukan pekerjaan bersih
2. 1 10 Pekerja melakukan pekerjaan kotor
3. 1 5 Pekerja yang menangani zat kimia dan zat
beracun
f. Pergudangan dan bongkar muat
Ada dua pilihan yaitu ditinggikan menyesuaikan kendaraan pengangkut,
atau setinggi tanah, pemilihannya disesuaikan dengan jenis kegiatan yang
dilakukan pada UPI tersebut. Ruang bongkar muat dipisahkan antara baran
g
masuk dan barang keluar.
Pada umumnya, untuk UPI besar, bahan baku lebih efisien dibongkar dari
sisi kendaraan pengangkut, sedangkan
barang jadi
dan peti kemas leb
ih
mudah dimuatkan ke kendaraan dari sisi belakang. Perlengkapan yang seri
ng
digunakan adalah trolly, prosotan / papan bidang miring, dongkrak silan
g, dan
lifter.
12
III. METODOLOGI
3.1
Bahan dan Peralatan
1) Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam desain layout UPI meliputi :
Bahan baku : kertas kerja/tracing.
Bahan pembantu : atk, bahan alat gambar, tinta printer.
Bahan tambahan : data internet, software desain
2) Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Desain Layout Unit Pengolahan
Ikan antara lain Komputer, printer, alat gambar, alat ukur jarak laser,
kamera
dan lain-lain.
3.2
Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan untuk 3 ragam kegiatan ini yaitu :
1) Desain layout UPI Fillet Ikan Patin
2) Desain Layout UPI Pemindangan
3) Desain layout UPI Fish Jelly Product
Secara umum metode pelaksanaan dalam penyusunan rencana desain layout
Unit Pengolah ikan adalah :
identifikasi dan verifikasi
Studi literature (SNI, buku acuan)
desain awal/draft
pembahasan internal
desain final
penyusunan laporan
13
identifikasi dan verifikasi kepada daerah daerah yang mempunyai potensi
besar terutama akan bahan baku dan ragam yang berkembang di daerah itu
Studi literature (SNI, buku acuan) menngali data data terkait dari Peraturan,
Standar nasional Indonesia, Buku acuan dan data teknis acuan
Desain awal/draft yaitu kegiatan mendesain UPI dalam tahap awal, untuk
kemudian dibahas bersama tim atau pihak yang kompeten
Pembahasan internal dilakukan bersama anggota tim dan nara sumber yang
kompeten
Desain final disusun dengan mengacu pada hasil pembahasan internal
Penyusunan laporan berupa laporan kegiatan akhir dan gambar hasil desain
3.3 Langkah-Langkah Perencanaan Tata Letak
Tata letak produksi berhubungan erat dengan segala proses perencanaan dan
pengaturan letak dari pada mesin-mesin, peralatan, aliran bahan, dan or
angorangyang bekerja di tiap-tiap stasiun kerja yang ada.
Pengaturan semua fasilitas produksi direncanakan secara matang sehingga
diperoleh :
1. Transportasi yang minimum dari proses pemindahan bahan
2. Meminimumkan gerakan balik yang tidak perlu
3. Pemakaian area yang minimum
4. Pola aliran produksi yang terbaik
5. Keseimbangan penggunaan luas area yang dimiliki
6. Keseimbangan dalam lintasan area perakitan
7. Kemungkinan dan fleksibilitas untuk menghadapi ekspansi di masa mendatang.
3.4 Langkah dalam perencanan :
a. Analisa Produk
Menganalisa macam dan jumlah produk yang harus dibuat menggunakan
pertimbangan kelayakan teknis dan ekonomis.
14
b. Analisa Proses
Menganalisa macam dan urutan proses pengerjaan produksi yang telah
ditetapkan untuk dibuat.
c. Sigi dan Analisa Pasar
Mengidentifikasi macam dan jumlah produk yang dibutuhkan oleh
konsumen.untuk menentukan kapasitas produksi yang terkait banyaknya mesin
dan fasilitas produksi.
d. Analisa Macam dan Jumlah Mesin/Equipment dan Luas Area yang
Dibutuhkan
Dengan memperhatikan volume produk yang akan dibuat, waktu standard, ja
m
kerja dan efisiensi mesin maka jumlah mesin dan fasilitas yang diperlukan (juga
operator) dapat dihitung.
e. Pengembangan Alterantif Tata Letak
Sebelum menentukan tata letak terbaik yang harus dipilih, terlebih dahu
lu
dilakukan pengembangan alternative.
15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Desain Layout Unit Pengolahan Ikan
PT Alam Jaya melakukan proses Fillet ikan Patin , kakap, kerapu dan jenis
ikan lain, produksi rata-rata perhari sebanyak 10 ton dengan jumlah karyawan
sebanyak 200 orang adapun alur proses yang di lakukan adalah
Bahan baku Ikan masuk kedalan ruang penerimaan.
Di lakukan sortasi ukuran dan mutu, dalam ruang sortasi, pencucian.
Di lakukan penyiangan, pencucian, pembuangan sisik,pemfilettan,
perapihan, penimbangan dan pembungkusan dalam plastic, proses
tersebut di lakukan dalam satu ruangan namun dalam meja yang berbeda
dengan arah memanjang.
Ikan yang telah di bungkus di masukan dalan wadah untuk di masukan
kedalam ruang pembekuan secara individual.
Ikan yang telah
beku tersebut di lakukan penimbangan dan di pak da
lam
ruangan penimbangan yang menjadi satu dengan ruang penggepakan
primer dan di masukan kedalam ruang penyimpanan beku sampai
menunggu produk tersebut akan di ekspor.
Ruang pengepakan produk yang akan di ekspor yang ruangannya
berdekatan dengan coutainer.
17
2. PT Lousiana Far East
Perusahaan tersebut melakukan proses pengolahan value added dengan
bahan baku ikan maupun udang adapun alur proses adalah sebagai berikut:
Bahan baku Ikan masuk kedalam ruang penerimaan.
Ikan dilakukan pencucian, pensortasi atau di pisahkan sesuai dengan
tingkatan mutunya.
Pencucian, kulit di hilangkan, pencucian, di lakukan pengecekan
dan
di
blok dilakukan dalam ruangan yang sama hanya di pisahkan meja.
Dilakukan pembekuan dan disimpan dalam ruang penyimpanan beku.
Bahan baku siap untuk proses value added. Adapun
proses
selanjutny
a
tergantung jenis olahannya dengan ruangan yang berbeda
antara lain
breaded calamarie finger, breaded shrimp finger, breaded calamarie ball,
Breaded shrimp ball, Breaded fish ball dan crispy ball.
3. PT Mega Marine Pride
Perusahaan tersebut melakukan proses pengolahan value added dengan
bahan baku crab adapun alur proses adalah sebagai berikut:
Bahan baku crab beku, disortasi, dibersihkan pemotongan, dibersihkan,
pembersihan kulit, pengecekan terakhir, pencampuran dan penimbangan
di lakukan dalam satu ruang hanya dibedakan masing-masing meja proses
tidak terjadinya kontaminasi silang.
Daging crab tersebut dilakukan proses lanjutan antara lain frozen low cost
crab cake dan frozen crab with sundried tomato,masing-masing proses di
lakukan sesuai dengan alur proses.
Produk di simpan beku, pengepakan dalam inner carton dimasukan dalam
master carton, pengepakan dan pelabelan.
4. UPI Pemindangan Tulungagung
Pada pengolahan pindang di desa Mergayu Kecamatan Bandung
Kabupaten Tulung Agung, para pengolah pindang di desa tersebut proses
pengolahan pindang air garam adapun proses pengolahannya adalah sebagai
berikut:
18
tangan karet.
Proses ikan, dimulai dari persiapan, yaitu, pencairan(thawing) untuk pr
oduk
raw yang masih beku, dilanjutkan dengan gutting, scaling, dan pencucian
yang dilakukan di ruang terpisah
Proses fillet dilakukan pada 2 lajur, dilanjutkan dengan trimming, produk fille
t
kakap tidak dikupas kulitnya.
Setelah trimming, dilanjjutkan dnegan deboning, kemudian dicuci lagi da
n
penimbangan untuk sortasi berdasarkan beratnya.
Pembekuan dilakukan sesuai dengan batch sortasi , fillet yang mempunya
i
ukuran berat satuan seragam, dibekukan bersamaan dalam satu batch
20
menggunakan Individual Quick Freezing, setelah dibekukan cepat, kemudian
di glazing
Proses selanjutnya adalah pengemasan menggunakan kantong satuan, yang
kemudian disatukan dalam kardus dengan berat kemasan karton 10kg
Disimpan beku di ruang cold storage untuk kemudian didistriusikan
Penyebaran produknya adalah untuk pasar Eropa, amerika dan Horeca lokal.
Dilengkapi dengan fasilitras treatment air bersih dan fasilitas treatmen
t air
limbah.
2. Pemindangan Rizky Cisadane Bp. AA.Rifai
Di perusahaan pengolah pindang milik Poklah Rizki Cisadane (A.A Rifai)
di kota Tangerang. Yang pada tahun 2011 memenangkan UPI Pemindangan
paling bersih di provinsi Banten, mempunyai kapasitas produksi 800 kg - 1 ton
per hari. Terimakasih kepada Bp. Agus dan Bp. Sulardi , Penyuluh peri
kanan
(PPTK) Kota. Tangerang yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini.
Hasil survey adalah sebagai berikut :
UPI PT Fega marikultura, sudah baik sebagai contoh UPI Fillet ikan
segar dan ikan beku. UPI pemindangan Rizki Cisadane (A.A Rifai) sudah
cukup bersih untuk dijadikan contoh pemindangan
4.1.3 Identifikasi desain layout unit pengolahan ikan di Jawa Barat, p
ada
tanggal 1-3 Oktober2012 oleh M. Aditia Candra Dewa, ST nomor
tugas TU TU.420 / BB.IV.2972 / IX/2012
Jawa Barat berhadapan dengan dua sisi lautan Jawa pada bagian utara dan
samudera Hindia di bagian selatan dengan panjang pantai sekitar 1000 k
m.
Berdasarkan letak inilah Provinsi Jawa Barat memiliki potensi perikanan
yang
sangat besar. Untuk potensi perairan darat, tidak hanya dari sejumlah
sungai
yang mengalir di Jawa Barat, Tetapi potensi ini juga diperoleh dari penampungan
air / DAM saguling di Cirata dan DAM Jatiluhur yang selain menghasilkan tenaga
21
listrik juga berguna untuk mengairi area pertanian dan industri perikan
an air
tawar.
Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat, terletak di k
aki
27
Diagram Alir Proses Fillet Patin
28
Gambar 5. Denah lay out unit pengolah ikan (Fillet Ikan Patin)
32
cold storage, karton produk dilewatkan metal detector,untuk mengecek akh
ir
apakah ada logam yang tertinggal pada fillet dan kemasannya.
6) Penyimpanan dan Distribusi
Penyimpanan dilakukan pada cold strorage dengan suhu beku mencapai (minus)
- 28C sampai (minus)- 40C. tergantung spesifikasi produk yang ditetapkan.
Untuk proses penyimpanan, manggunakan pronsip FIFO yaitu first in first
out,
yaitu barang yang disimpan lebih awal, secara sistematik akan dikeluark
an
terlebih dahulu
sebelum produk lain yang masuk lebih belakangan., seh
ingga
tidak ada produk yang terlalu lama tersimpan.
Suatu Unit pengolahan ikan, harus memperhitungkan dilengkapi dengan Sistem
pendukung yang tidak dapat dilepaskan dari integrasi system pengolahan, yaitu :
sistem penanganan limbah, baik cair dan padatan, sistem penanganan air bersih,
sistem jalur transportasi, baik di lahan sendiri maupun di kawasan.
Pada kegiatan Desain layout UPI fillet Ikan Patin ini dilakukan dalam
beberapa
tahap pembahasan, sehingga menghasilkan kosep desain layout yang
keemudian dibahas melalui fullboard meeting di bulan desember.
Selain gambar, kegiatan ini juga menghasilkan maket, yang digunakan unt
uk
sarana menjelasakan dan
menyebarluaskan informasi mengenai Desain layou
t
unit pengolahan ikan fillet patin.
34
Diagram Alir Proses Ikan Pindang
Pindang Air Garam
Penerimaan
Penyiangan
Pencucian
Perendaman dalam larutan
garam
Penyusunan
Perebusan
penyiraman
Pindang Garam
Penerimaan
Penyiangan
Pencucian
Penyusunan dan
penggaraman
Perebusan I
Perebusan II
pendinginan
Gambar 12. Diagram alur proses ikan pindang
Alur proses pada UPI Pemindangan
36
Gambar 13. Lay Out Unit Pengolahan Ikan Pindang
Sistem tungku ini, didesain untuk meningkatkan higienitas ruang pengolahan
yang diharapkan meningkat pula produk olahannya. Ruang pengolahan hanya
digunakan untuk menngolah ikan dan bahan bahan penunjangnya, sehingga a
kan
tetap bersih. Kontrol tungku yang diletakkan di luar ruangan, dekat de
ngan area
penyimpanan bahan baku, dimaksudkan untuk memisahkan antara kegiatan yan
g
bersentuhan langsung dengan makanan/olahan dan jenis kegiatan yang menunjang,
dan tidak langsung bersentuhan dengan bahan makanan. Setelah direbus, i
kan
ditiriskan dan didinginkan. yang dilakukan di rak. setelah dingin, makan ikan pi
ndang
siap untuk dikemas, dan didistribusikan.
Pengemasan dilakukan dengan mesin vaccum, sehingga ikan pindang yang
dihasilkan, akan lebih tahan lama. Pada area penyimpanan sementara, bis
a
disiapkan freezer untuk menyimpan ikan yang telah dikemas dalam plastic
vaccum
dalam kondisi dingin. Dalam ruang pengolahan, sangat penting diperhatika
n
mengenai kemiringan lantai, yang harus diatur untuk memudahkan dalam
pembersihan. Untuk pembersihannya, disarankan dilengkapi dengan mesin pom
pa
air berkompresi, sehingga, sisa sisa daging ikan maupun bahan yang men
etes di
lantai akan terangkat.
37
Gambar 14. Desain tungku untuk proses pemindangan
4.2.3 UPI Fish Jelly Product
38
7. Ruang Ganti
ruang ganti pria dan wanita yang dilengkapi loker untuk menyimpan
barang barang pribadi pekerja
40
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Didapatkan 3 ragam desain layout Unit Pengolahan Ikan untuk
pengolahan fillet
ikan, pemindangan dan fish jelly product ikan denga
n
kapasitas kapasitas 1-3 ton/hari yang Ideal dan standard sehingga dapat
diterapkan pada UPI skala UMKM di seluruh Indonesia.
2. Diharapkan dengan inovasi desain layout UPI yang matang yang sesuai
kapasitas dan jenis olahannya, serta modernisasi sistem produksi dan
bahan baku, diharapkan misi KKP untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat perikanan dan kelautan dapat tercapai.
5.2 Saran
Perlunya penyebaran inovasi desain layout Unit Pengolahan ikan kepada
masyarakat pelaku usaha/UMKM dan diterapkan pada UPI di seluruh
Indonesia. Perlu masukan yang konstruktif dari berbagai stakeholder, unt
uk
penyempurnaan desain layout yang berkelanjutan.
41
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Tungku pemasakan
dengan mengunakan kayu
bakar
untuk wadah di tempatkan
dalam ruang yang terbuka
Petugas BBP2HP dengan
Dinas Kab Tulung Agung
ke tempat lokasi
pemindangan
2. Survey di PT Lousiana Far East, Jawa Timur
43
Tempat penerimaan
bahan baku
Sortir bahan baku ikan
Proses penimbangan
Proses pembekuan
Pengepakan sebelum di
deteksi logam dan
didistribusikan
3. Survey UPI di PT Indomina Provinsi Jawa Tengah
Layout PT Indomina
Masterplant PT Indomina di
Rembang
4. Survey Pemindangan di Jawa Tengah
Ruangan perebusan
pindang
Ruangan proses
pemindangan
Tempat air
Lantai pengolahan
pindang
Tempat untuk menata ikan
Tempat penampungan
pindang, dan keluar masuk
bahan baku/barang jadi
45
5. Survey UPI Fillet Ikan Patin di PT Fega Banten
Persiapan Sebelum
Processing
Proses Scaling Proses Pemfilletan