Anda di halaman 1dari 29

REALITAS

ETOS KERJA MUSLIM


Oleh : Slamet Irwanto
NIM : 41115320059
FAKULTAS : TEKNIK SIPIL
Email : slametirwanto8@gmail.com

A. Pendahuluan
B. Akhlak Manusia Menurut Islam
C. Fenomena Etos Kerja Muslim
- Fenomena Etos Kerja Muslim
- Analisa Etos Kerja Muslim
D. Penutup
201
6

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

E. Daftar Pustaka

A. Pendahuluan
Seperti yang dijelaskan di Al-Quran dan Hadits yang sampai
kepada kita masih otentik dan terjaga keorisinalannya, Islam
merupakan tuntunan dan pegangan bagi kaum muslimin yang tidak
hanya mengatur dalam segi ibadah saja, melainkan juga mengatur umat
dalam memberikan tuntutan dalam masalah yang berkenaan dengan
kerja.
Rasulullah SAW bersabda:berkerjalah untuk duniamu seakanakan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu
seakan-akan kamu mati besok. Terdapat juga ungkapan lain, Tangan
di atas lebih baik dari pada tangan di bawah, Memikul kayu lebih
mulia dari pada mengemis, Mukmin yang kuat lebih baik dari pada
muslim yang lemah. Allah menyukai mukmin yang kuat berkerja.
Tetapi dalam kenyataannya justru sikap berlawanan dari ungkapan
diataslah yang terjadi.
201
6

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

Dalam hal yang berkaitan dengan kerja ada peranan penting dari
Akhlak yang merupakan pilar ajaran Islam. Etos kerja yang baik
merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan kebaikan
akhlak. Etos kerja diibaratkan sebagai

suatu bangunan yang

menjulang tinggi karena adanya pondasi yang kuat. Jadi, tidak mungkin
etos kerja ini terwujud pada diri seseorang jika dia tidak memiliki
akhlak yang baik.

B. Akhlak Manusia Menurut Islam


B.1 Pengertian Akhlak
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq, jamaknya akhlq
yang berarti tabiat atau budi pekerti dan sifat jiwa yang mengakar.
Faidh Kasyani mendefinisikan akhlak sebagai berikut, Khulq [48]
adalah suatu bentuk (haiah) yang mengakar dalam jiwa manusia
sehingga ada perbuatan-perbuatan tertentu yang bersumber darinya
tanpa membutuhkan pemikiran. Bila perbuatan yang bersumber darinya
terpuji secara akal dan syariat, maka ia dinamakan akhlak terpuji. Bila
ia menjadi sumber perbuatan buruk, ia disebut akhlak tercela.
Menurut para ulama, definisi perbuatan akhlak (fi`l akhlaqi) adalah:
Perbuatan atau sifat yang kebaikan atau keburukannya diketahui akal
sehat dan semua manusia, di semua zaman dan tempat, sepakat tentang
kebaikan atau keburukannya. Perbuatan akhlak adalah suatu tindakan
yang kebaikannya diketahui nurani dan seorang merasa harus
melakukannya atau tindakan yang keburukannya diketahui nurani
201
6

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

manusia hingga membuatnya merasa bahwa itu tidak sesuai dengan


sifat insaninya dan harus ditinggalkan. Dalam Islam, akhlak memiliki
kedudukan dan nilai yang sangat penting hingga disebut sebagai salah
satu tanda keimanan. Akhlak disebut sebagai salah satu amalan yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap timbangan di hari akhir.
Sedemikian pentingnya mengembangkan akhlak hingga menjadi salah
satu tujuan pengutusan Nabi saw.
Al-Quran berkata, Allah memberi anugerah kepada orang-orang
beriman dengan cara mengutus seorang rasul dari mereka. (Ia diutus)
untuk membacakan ayat-ayat Allah kepada mereka, menyucikan diri
mereka dan mengajarkan kitab dan hikmah kepada mereka, walau
sebelum ini, mereka berada dalam kesesatan nyata.
Rasulullah saw bersabda, Aku berpesan kepada kalian untuk
berakhlak mulia, karena Allah mengutusku untuk tujuan ini.
Beliau juga bersabda, Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
mulia.
Imam Muhammad Baqir as berkata, Orang mukmin yang imannya
paling sempurna adalah yang berakhlak lebih baik.
Sabda Rasul saw lainnya berbunyi, Pada hari kiamat, tidak ada
sesuatu yang lebih berat timbangannya daripada akhlak yang terpuji.
Imam Shadiq as mengatakan, Allah memberi pahala kepada
hamba-Nya berkat akhlak terpujinya sama seperti pahala yang
diberikan pagi dan malam kepada seorang pejuang di jalan-Nya.
Dalam hadis lain, Rasul saw bersabda, Akhlak terpuji adalah
setengah iman.
Islam memberi banyak petuah/wejangan kepada umat muslim
dalam hal penyucian hati dan pengembangan akhlak terpuji. Terdapat
banyak ayat-ayat al-Quran yang berbicara tentang akhlak dan moral,
201
6

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

bahkan kebanyakan kisah-kisahnya bertujuan membentuk akhlak mulia


dalam diri manusia. Ribuan hadits dirujuk dari Rasul saw dan para
Imam as seputar masalah akhlak terpuji dan tercela. Pahala yang
dijanjikan untuk akhlak terpuji dan hukuman bagi akhlak tercela
pastilah tidak lebih sedikit dari pahala dan hukuman untuk hal-hal
wajib dan haram, karena keduanya adalah faktor kesempurnaan jiwa
dan kedekatan kepada Allah atau kehinaan jiwa dan keterasingan dari
Allah.
Maka itu, hal-hal yang berkaitan dengan akhlak harus disandingkan
dengan hukum syariat atau bahkan diprioritaskan. Pada prinsipnya,
kehidupan manusia tidak mungkin lepas dari akhlak terpuji.
B.2 Kategori Akhlak
Akhlak mempunyai makna yang sangat luas, yang dapat mencakup
sifat lahiriyah maupun batiniah. Akhlak menurut pandangan Islam
mencakup berbagai aspek, dapat mencakup akhlak terhadap Allah dan
terhadap sesama makhluk seperti manusia dan lingkungan.
1. Akhlak terhadap Allah Swt.
Dasar landasan umum berakhlak terhadap Allah Swt adalah
pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat
terpuji; demikian agung sifat itu yang semua makhluk tidak dapat
mengetahui dengan baik dan benar betapa kesempurnaan dan
keterpujian Allah swt. Oleh karena itu, sebelum memuji-Nya, bertasbih
terlebih dahulu dalam arti menyucikan-Nya. Jadi jangan sampai pujian
yang diucapkan tidak sesuai dengan kebesaran-Nya, sebagaimana alQuran surat ash-Shaffat (37): 159-160, yang artinya: Mahasuci Allah
dari segala sifat yang mereka sifatkan kepada-Nya, kecuali (dari)
201
6

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

hamba-hamba Allah yang terpilih. Demikian juga al-Quran surat asySyura (42): 5 menetapkan: Dan para malaikat menyucikan sambil
memuji Tuhan mereka. Begitu juga al-Quran surat ar-Raad (13): 13
menjelaskan: Guntur menyucikan (Tuhan) sambil memuji-Nya.
Selanjutnya al-Quran surat al-Isra (17): 44, menetapkan: Dan tidak
ada sesuatupun kecuali bertasbih (menyucikan Allah) sambil memujiNya.
Seperti yang telah uraian tentang kesempurnaan Allah Swt, maka
al-Quran memerintahkan manusia untuk berserah diri kepada-Nya,
karena segala yang bersumber dari Allah adalah baik, benar, indah, dan
sempurna.
2. Akhlak terhadap sesama manusia.
Al-Quran menjelaskan perlakuan sesama manusia, baik berupa
larangan, seperti membunuh, menyakiti badan atau harta tanpa alasan
yang benar, juga termasuk larangan menyakiti hati, walaupun disertai
dengan memberi. Lihat (QS al-Baqarah [2]: 263). Selain itu, al-Quran
menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukkan secara wajar,
termasuk Nabi Muhammad Saw. dinyatakan pula sebagai manusia
biasa, namun dinyatakan pula beliau adalah Rasul yang memperoleh
wahyu dari Allah. Atas dasar ini beliau berhak memperoleh
penghormatan melebihi manusia lain, seperti dalam al-Quran (QS alHujurat [49]: 2; QS an-Nur [24]: 63). Al-Quran juga menekankan
perlunya privasi (kekuasaan atau kebebasan pribadi), (QS an-Nur [24]:
27 dan 58); salam yang diucapkan wajib dijawab dengan salam yang
serupa, dan dianjurkan agar dijawab dengan salam yang lebih baik (QS
an-Nisa [4]: 86); Setiap ucapan harus ucapan yang baik (QS al-Baqarah
[2]: 83 dan QS al-Ahzab [33]: 70) Seseorang tidak boleh mengolok201
6

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

olokkan orang lain atau kelompok lain dan tidak boleh memanggil
dengan gelar-gelar yang buruk. Demikian juga seseorang tidak boleh
berprasangka buruk, mencari kesalahan orang lain, dan menggunjing
orang lain. Al-Quran menjelaskan juga di antara ciri-ciri orang yang
bertakwa (QS Ali Imran [3]: 134-135). Selain itu, al-Quran menetapkan
harus mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri
sendiri (QS al-Hasyr [59]: 9).

3. Akhlak terhadap lingkungan.


Akhlak terhadap lingkungan yang di maksud di sini adalah
segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuhtumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak
yang diajarkan al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi
manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan ini menuntut adanya interaksi
antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam.
Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, dan
pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.
Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan
mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum
matang, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada
makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia
dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang
berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Hal ini
mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga ia tidak
201
6

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

melakukan perusakan terhadap lingkungan di sekitarnya. Binatang,


tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan oleh
Allah

Swt.

dan

menjadi

milik-Nya,

serta

semua

memiliki

ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini meyakinkan setiap muslim


untuk menyadari bahwa semuanya adalah umat Tuhan yang harus
diperlakukan secara wajar dan baik.
Berkaitan dengan hal ini, al-Quran surat al-Anam (6): 38
menegaskan bahwa binatang-binatang yang ada di bumi dan burungburung yang terbang dengan kedua sayapnya merupakan umat-umat
juga seperti manusia, sehingga semuanya tidak boleh diperlakuka
secara aniaya, baik dalam masa damai maupun ketika terjadi
peperangan. Termasuk mencabut atau menebang pepohonan pun
terlarang, kecuali jika terpaksa, tetapi inipun harus seizin Allah, dalam
arti harus sejalan dengan tujuan penciptaan dan demi kemaslahatan (QS
al-Hasyr [59]: 5). Dengan pengakuan semua milik Allah, mengantarkan
manusia kepada kesadaran bahwa apapun yang berada dalam
genggaman-Nya,

tidak

lain

kecuali

amanat

yang

harus

dipertanggungjawabkan (QS at-Takatsur (102): 8. Manusia dituntut


untuk memperhatikan apa yang sebenarnya dikehendaki oleh Allah
Swt. menyangkut apa yang berada di sekitar manusia.
Pernyataan Allah dalam al-Quran surat al-Ahqaf (46): 3,
mengundang seluruh manusia untuk tidak hanya memikirkan
kepentingan diri sendiri, kelompok, atau bangsa, dan jenisnya saja,
tetapi juga harus berpikir dan bersikap demi kemaslahatan semua
pihak. Manusia tidak boleh bersikap sebagai penakluk alam. Yang
menundukkan alam menurut al-Quran adalah Allah. Mereka tidak
sedikitpun mempunyai kemampuan, kecuali berkat kemampuan yang
dianugrahkan Tuhan kepadanya (QS az-Zukhruf [43]: 13). Oleh karena
201
6

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

itu manusia harus mengusahakan keselarasan dengan alam. Keduanya


tunduk kepada Allah, sehingga mereka harus bersahabat. Al-Quran
mengharuskan

setiap

orang

mukmin

untuk

meneladani

Nabi

Muhammad Saw. yang diutus membawa rahmat bagi seluruh alam.


Selain itu, Rasulullah Saw. diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia, sebagaimana hadits riwayat at-Timidzi dari Abu Darda yang
menjelaskan bahwa beliau bersabda: Tidak ada sesuatu yang lebih
berat dalam timbangan (amal) seorang mukmin pada hari kiamat,
melebihi akhlak yang luhur.

B.2 Macam - Macam Akhlak


Para ahli membagi akhlak menjadi 2 macam, yaitu :
1. Akhlak Mahmudah atau akhlak yang terpuji. Ini termasuk budi
pekerti yang baik. Menurut Hasan rahimahullah bahwa budi pekerti
yang baik adalah menunjukkan wajah yang berseri-seri, memberikan
bantuan sebagai tanda kedermawanan dan menahan diri dari perbuatan
yang menyakiti. Selanjutnya Hasan menambahkan budi pekerti yang
baik ialah membuat kerelaan seluruh makhluk, baik dalam kesukaan
(karena murah rezeki) atau dalam kedukaan (keadaan kekurangan).
Contoh akhlak terpuji di dalam al-Quran surat Ali-imran (3): 159,
yang artinya: Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah

mereka,

mohonkanlah

ampun

bagi

mereka,

dan

bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila


kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah.
201
6

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya.


Contoh dari akhlak mulia, seperti yang ada dalam hadits riwayat
Muslim yang diterima dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw.
telah bersabda: Hak seorang Muslim atas seorang Muslim ada enam
perkara: apabila engkau bertemu dia hendaklah engkau beri salam
kepadanya,

apabila

ia

mengundangmu,

hendaklah

engkau

memenuhinya, apabila ia meminta nasihat, hendaklah engkau


menasihatinya, apabila ia bersin kemudian ia berkata alhamdulillah
hendaklah engkau doakan dia, jika ia sakit hendaklah engkau
mengunjunginya, dan apabila ia meninggal dunia hendaklah engkau
mengikuti janazahnya.
2. Akhlak Madzmumah atau akhlak yang tercela. Al-Quran
menjelaskan akhlak tercela ini di dalam surat al-Hujurt (49): 12, Yang
artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan
janganlah

mencari-cari

keburukan

orang

dan

janganlah

menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang


suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Contoh akhlak tercela ini di dalam hadits Bukhari dan Muslim,
Rasulullah Saw. telah bersabda: Ada empat perkara, barangsiapa yang
memiliki semuanya itu dalam dirinya, maka ia adalah seorang munafik,
sedang barangsiapa yang memiliki salah satu dari sifat-sifat itu di
dalam dirinya, maka ia memiliki salah satu sifat kemunafikan, sehingga
ia meninggalkan sifat tadi. Empat perkara itu adalah jika berbicara
dusta, jika berjanji menyalahi, apabila menjanjikan sesuatu cidera, dan
201
6

10

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

jika bermusuhan berlaku curang. Termasuk juga akhlak yang tercela


adalah ghibah, yang didalam hadits Muslim, Rasulullah Saw.
menjelaskan bahwa ghibah adalah jika engkau menyebutkan perihal
saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukai olehnya. Hal-hal yang
menyebabkan ghibah di antaranya: ingin melenyapkan kemarahan,
dorongan kemegahan diri, kedengkian, penghinaan, dan lain-lain.
Contoh akhlak tercela di dalam hadits yang diriwayatkan Imam
Muslim dari sahabat Ibn Masud r.a. bahwa Rasulullah Saw. telah
bersabda: apabila kamu bertiga, maka janganlah dua orang berbisikbisik dengan meninggalkan yang lain, tetapi hendaklah kamu
bercampur dengan sesama manusia, karena sikap yang demikian akan
menjadikan dia kecewa.

C. Fenomena Etos Kerja Muslim


C.1 Pengertian Berkerja Dalam Islam
Islam memandang bahwa bekerja merupakan satu kewajiban
bagi setiap insan. Karena dengan bekerja, seseorang akan memperoleh
penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan juga
keluarganya serta dapat memberikan maslahat bagi masyarakat di
sekitarnya. Oleh karenanya Islam bahkan mengkategorikan bekerja
sebagai ibadah, yang diperintahkan oleh Allah SWT :
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan".
Selain sebagai satu kewajiban, Islam juga memberikan penghargaan
yang sangat mulia bagi para pemeluknya yang dengan ikhlas bekerja
201
6

11

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

mengharapkan keridhaan Allah SWT. Penghargaan tersebut adalah


sebagaimana dalam riwayat-riwayat hadits berikut :

Akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT



Dari Ibnu Abbas ra berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,


'Barang siapa yang merasakan keletihan pada sore hari, karena
pekerjaan yang dilakukan oleh kedua tangannya, maka ia dapatkan
dosanya diampuni oleh Allah SWT pada sore hari tersebut." (HR. Imam
Tabrani, dalam Al-Mu'jam Al-Ausath VII/ 289)

Dihapuskan dosa-dosa tertentu yang tidak dapat dihapuskan

dengan shalat, puasa dan shadaqah.







Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
'Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu terdapat suatu dosa yang tidak
dapat diampuni dengan shalat, puasa, haji dan juga umrah." Sahabat
bertanya, "Apa yang bisa menghapuskannya wahai Rasulullah?".
Beliau menjawab, "Semangat dalam mencari rizki". (HR. Thabrani,
dalam Al-Mu'jam Al-Ausath I/38)

Mendapatkan cinta Allah SWT


Dari Ibnu Umar ra bersabda, 'Sesungguhnya Allah SWT mencintai


seorang mu'min yang bekerja dengan giat". (HR. Imam Tabrani, dalam
Al-Mu'jam Al-Aushth VII/380)
201
6

12

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

Terhindar dari azab neraka

Dalam sebuah riwayat dikemukakan, "Pada suatu saat, Saad bin Muadz
Al-Anshari berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad SAW baru
kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa'ad yang melepuh,
kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari.
Rasulullah bertanya, 'Kenapa tanganmu?' Saad menjawab, 'Karena aku
mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga
yang menjadi tanggunganku." Kemudian Rasulullah SAW mengambil
tangan Saad dan menciumnya seraya berkata, 'Inilah tangan yang tidak
akan pernah disentuh oleh api neraka'" (HR. Tabrani)

Bekerja mencari nafkah digolongkan dalam fi sabililah

Dari Ka'ab bin Umrah berkata, "Ada seseorang yang berjalan melalui
tempat Rasulullah SAW. Orang itu sedang bekerja dengan sangat giat
dan tangkas. Para sahabat lalu berkata, 'Ya Rasulullah, andaikata
bekerja seperti dia dapat digolongkan fi sabilillah, alangkah baiknya.'
Lalu Rasulullah bersabda, 'Jika ia bekerja untuk mengidupi anakanaknya yang masih kecil, itu adalah fi sabilillah; Jika ia bekerja untuk
membela kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, itu adalah fi
sabilillah; dan jika ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar
tidak meminta-minta, maka itu adalah fi sabilillah... (HR. Thabrani).
Dengan riwayat-riwayat di atas sudah lebih dari cukup bagi seorang
mu'min untuk menjadi motivator dalam bekerja. Oleh karena itu
seorang muslim yang baik adalah muslim yang bekerja dengan penuh
kesungguhan, ketekunan dan selalu berlandaskan hukum dan syariat
yang belaku. Terdapat suatu wejangan dalam hadits Sesungguhnya
Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional
atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk
201
6

13

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah


Azza wajalla. (HR. Ahmad).
Dengan berkerja dengan kesungguhan, ketekunan, profesional dan
berlandaskan syariat, maka kita akan mendapatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan pribadi dengan harta yang halal, mencegah dari
kehinaan meminta-minta, menjaga tangannya agar tetap berada diatas.
Berkerja adalah tindakan yang mulia. Terdapat keuntungan ganda
dalam berkerja jika kita bisa memaknainya. Selain kita mendapatkan
manfaat bagi kehidupan di dunia, tetapi kita juga akan mendapatkan
beribu kebaikan untuk kehidupan di akhirat kelak.

C.2 Etika Berkerja Dalam Islam


Dalam mewujudkan nilai-nilai ibadah dalam bekerja yang
dilakukan oleh setiap insan, diperlukan adab dan etika yang
membingkainya, sehingga nilai-nilai luhur tersebut tidak hilang sirna
sia-sia. Ada beberapa adab dan etika bekerja dalam Islam adalah :

1. Bekerja dengan ikhlas karena Allah SWT.


Ikhlas merupakan landasan terpenting bagi seorang yang bekerja.
Artinya ketika bekerja, niatan utamanya adalah karena Allah SWT. Kita
sadar, bahwa bekerja adalah kewajiban dari Allah yang harus dilakukan
oleh setiap hamba. Kita faham bahwa dalam memberikan nafkah
kepada diri dan keluarga adalah kewajiban dari Allah. Ia pun
mengetahui, bahwa dengan bekerjalah kita dapat menunaikan
kewajiban-kewajiban Islam yang lainnya, seperti zakat, infak dan
201
6

14

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

shodaqah. Sehingga diharapkan kita selalu memulai aktivitas


pekerjaannya dengan dzikir kepada Allah.
2. Itqon, tekun dan sungguh-sungguh dalam bekerja.
Implementasi dari keikhlasan dalam bekerja adalah itqon (baca ;
profesional) dalam pekerjaannya. Ia sadar bahwa kehadiran tepat pada
waktunya, menyelesaikan apa yang sudah menjadi kewajibannya secara
tuntas, tidak menunda-nunda pekerjaan, tidak mengabaikan pekerjaan,
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari esensi bekerja itu sendiri
yang merupakan ibadah kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadits,
riwayat Aisyah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya
Allah SWT mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, dia itqan
(baca ; menyempurnakan) pekerjaannya." (HR. Thabrani).

3.

Jujur dan amanah.

Etika lain dari bekerja dalam Islam adalah jujur dan amanah. Karena
pada hakekatnya pekerjaan yang dilakukannya tersebut merupakan
amanah, baik secara duniawi dari atasannya atau pemilik usaha,
maupun secara duniawi dari Allah SWT yang akan dimintai
pertanggung jawaban atas pekerjaan yang dilakukannya. Implementasi
jujur dan amanah dalam bekerja diantaranya adalah dengan tidak
mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, tidak curang, obyektif
dalam menilai, dan sebagainya. Rasulullah SAW memberikan janji bagi
orang yang jujur dan amanah akan masuk ke dalam surga bersama para
shiddiqin dan syuhada'. Dalam hadits riwayat Imam Turmudzi : Dari
Abu Said Al-Khudri ra, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW
201
6

15

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

bersabda, "Pebisnis yang jujur lagi dipercaya (anamah) akan bersama


para nabi, shiddiqin dan syuhada'.
4. Menjaga etika sebagai seorang muslim.
Bekerja juga harus memperhatikan adab dan etika sebagai seroang
muslim, seperti etika dalam berbicara, menegur, berpakaian, bergaul,
makan, minum, berhadapan dengan customer, rapat, dan sebagainya.
Bahkan akhlak atau etika ini merupakan ciri kesempurnaan iman
seorang mu'min. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW mengatakan,
"Orang mu'min yang paling sempurna imannya adalah mereka yang
paling baik akhlaknya." (HR. Turmudzi). Dan dalam bekerja, seorang
mu'min dituntut untuk bertutur kata yang sopan, bersikap yang bijak,
makan dan minum sesuai dengan tuntunan Islam, berhadapan dengan
customer dengan baik, rapat juga dengan sikap yang terpuji dan
sebagainya yang menunjukkan jatidirinya sebagai seorang yang
beriman.

Bahkan

dalam

hadits

yang

lain

Rasulullah

SAW

menggambarkan bahwa terdapat dua sifat yang tidak mungkin


terkumpul dalam diri seorang mu'min, yaitu bakhil dan akhlak yang
buruk. (HR. Turmudzi)
5. Tidak melanggar prinsip-prinsip syariah.
Aspek lain dalam etika bekerja dalam Islam adalah tidak boleh
melanggar prinsip-prinsip syariah dalam pekerjaan yang dilakukannya.
Tidak melanggar prinsip syariah ini dapat dibagi menjadi beberapa hal,
Pertama dari sisi dzat atau substansi dari pekerjaannya, seperti
memporduksi barang yang haram, menyebarluaskan kefasadan (seperti
pornografi dan permusuhan), riba, risywah dsb. Kedua dari sisi
penunjang yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan, seperti tidak
menutup aurat, ikhtilat antara laki-laki dengan perempuan, membuat
fitnah dalam persaingan dsb. Pelanggaran-pelanggaran terhadap prinsip
201
6

16

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

syariah, selain mengakibatkan dosa dan menjadi tidak berkahnya harta,


juga dapat menghilangkan pahala amal shaleh kita dalam bekerja. Allah
SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah
dan taatlal kepada Rasul-Nya dan janganlah kalian membatalkan amal
perbuatan/ pekerjaan kalian.." (QS. 47 : 33).
6. Menghindari syubhat
Dalam bekerja terkadang seseorang dihadapkan dengan adanya syubhat
atau sesuatu yang meragukan dan samar antara kehalalan dengan
keharamannya. Seperti unsur-unsur pemberian dari pihak luar, yang
terdapat indikasi adanya satu kepentingan terntentu. Atau seperti
bekerja sama dengan pihak-pihak yang secara umum diketahui
kedzaliman atau pelanggarannya terhadap syariah. Dan syubhat
semacam ini dapat berasal dari internal maupun eksternal. Oleh karena
itulah, kita diminta hati-hati dalam kesyubhatan ini. Dalam sebuah
hadits Rasulullah SAW bersabda, "Halal itu jelas dan haram itu jelas,
dan diantara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka barang
siapa yang terjerumus dalam perkara yang syubhat, maka ia terjerumus
pada yang diharamkan..." (HR. Muslim)
7. Menjaga ukhuwah Islamiyah.
Aspek lain yang juga sangat penting diperhatikan adalah masalah
ukhuwah islamiyah antara sesama muslim. Jangan sampai dalam
bekerja atau berusaha melahirkan perpecahan di tengah-tengah kaum
muslimin. Rasulullah SAW sendiri mengemukakan tentang hal yang
bersifat prefentif agar tidak merusak ukhuwah Islamiyah di kalangan
kaum muslimin. Beliau mengemukakan, "Dan janganlah kalian menjual
barang yang sudah dijual kepada saudara kalian" (HR. Muslim). Karena
jika terjadi kontradiktif dari hadits di atas, tentu akan merenggangkan
juga ukhuwah Islamiyah diantara mereka; saling curiga, su'udzon dsb.
201
6

17

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

Karena masalah pekerjaan atau bisnis yang menghasilkan uang, akan


sangat sensitif bagi palakunya. Kaum Anshar dan Muhajirin yang
secara sifat, karakter, background dan pola pandangnya sangat berbeda
telah memberikan contoh sangat positif bagi kita; yaitu ukhuwah
islamiyah. Salah seorang sahabat Anshar bahkan mengatakan kepada
Muhajirin, jika kamu mau, saya akan bagi dua seluruh kekayaan saya;
rumah, harta, kendaraan, bahkan (yang sangat pribadipun direlakan),
yaitu istri. Hal ini terjadi lantaran ukhuwah antara mereka yang
demikian kokohnya.

C.3 Ranjau Ranjau Berbahaya Dalam Dunia Kerja


Dunia kerja adalah dunia yang terkadang dikotori oleh ambisiambisi negatif manusia, ketamakan, keserakahan, keinginan menang
sendiri, dsb. Karena dalam dunia kerja, umumnya manusia memiliki
tujuan utama hanya untuk mencari materi. Dan tidak jarang untuk
mencapai tujuan tersebut, segala cara digunakan. Sehingga sering kita
mendengar istilah, injak bawah, jilat atas dan sikut kiri kanan. (Na'udzu
billah min dzalik). Oleh karenanya, disamping kita perlu untuk
menghiasi diri dengan sifat-sifat yang baik dalam bekerja, kita pun
harus mewaspadai ranjau-ranjau berbahaya dalam dunia kerja serta
berusaha untuk menghindarinya semaksimal mungkin. Karena dampak
negatif dari ranjau-ranjau ini sangat besar, diantaranya dapat
201
6

18

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

memusnahkan seluruh pahala amal shaleh kita. Berikut adalah diantara


beberapa sifat-sifat buruk dalam dunia kerja yang perlu dihindari dan
diwaspadai:
1. Hasad (Dengki)
Hasad atau dengki adalah suatu sifat, yang sering digambarkan oleh
para ulama dengan ungkapan "senang melihat orang susah, dan susah
melihat orang senang." Sifat ini sangat berbahaya, karena akan
"menghilangkan" pahala amal shaleh kita dalam bekerja. Dalam sebuah
hadits Rasulullah SAW bersabda :



Dari Abu Hurairah ra berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda, Jauhilah oleh kalian sifat hasad (iri hati), karena
sesungguhnya hasad itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api
melalap kayu bakar. (HR. Abu Daud)
2. Saling bermusuhan
Mempunyai tujuan tertentu, atau ingin mendapatkan "kesan baik" di
mata atasan, atau sama-sama ingin mendapatkan proyek tertentu,
kemudian saling fitnah, saling tuduh, lalu saling bermusuhan. Jika sifat
permusuhan merasuk dalam jiwa kita, dan tidak berusaha kita
hilangkan, maka akibatnya juga sangat fatal, yaitu bahwa amal
shalehnya akan "dipending" oleh Allah SWT, hingga mereka berbaikan.
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda :







201
6

19

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

Dari Abu Hurairah ra berkata,bahwa Rasulullah SAW bersabda, Pintupintu surga dibuka pada hari senin dan kamis, maka pada hari itu akan
diampuni dosa setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan
sesuatu apapun, kecuali seseorang yang sedang bermusuhan dengan
saudaranya sesama muslim, maka dikatakan kepada para malaikat,
Tangguhkan dua orang ini sampai mereka berbaikan. (HR. Muslim).
3. Berprasangka Buruk
Sifat inipun tidak kalah negatifnya. Karena ambisi tertentu atau hal
tertentu, kemudian menjadikan kita bersu'udzon atau berprasangka
buruk kepada saudara kita sesama muslim, yang bekerja dalam satu
atap bersama kita, khususnya ketika ia mendapatkan reward yang lebih
baik dari kita. Sifat ini perlu dihindari karena merupakan sifat yang
dilarang oleh Allah & Rasulullah SAW, di samping juga bahwa sifat ini
merupakan pintu gerbang ke sifat negatif lainnya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :





Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
Jauhilah oleh kalian prasangka buruk, karena sesungguhnya prasangka
buruk itu adalah sedusta-dustanya perkataan. Dan janganlah kalian
mencari-cari berita kesalahan orang lain, dan janganlah kalian mencaricari kesalahan orang lain, dan janganlah kalian saling mementingkan
diri sendiri, dan janganlah kalian saling dengki, dan janganlah kalian
saling marah, dan jangan lah kalian saling memusuhi dan jadilah kalian
hamba-hamba Allah yang bersudara. (HR. Muslim)
4. Sombong
201
6

20

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

Di sisi lain, terkadang kita yang mendapatkan presetasi sering terjebak


pada satu bentuk kearogansian yang mengakibatkan pada sifat
kesombongan. Merasa paling pintar, paling profesional, paling penting
kedudukan dan posisinya di kantor, dsb. Kita harus mewaspadai sifat
ini, karena ini merupakan sifatnya syaitan yang kemudian menjadikan
mereka dilaknat oleh Allah SWT serta dijadikan makhluk paling hina
diseluruh jagad raya ini. Sifat ini pun sangat berbahaya, karena dapat
menjadikan pelakunya diharamkan masuk ke dalam surga (na'udzu
billah min dzalik). Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW bersabda
"Tidak akan pernah masuk ke dalam surga seseorang yang di dalam
hatinya terdapat satu biji sawi sifat kesombongan" (HR. Muslim).

5. Namimah (mengadu domba)


Indahnya dunia terkadang membutakan mata. Keingingan mencapai
sesuatu, meraih kedudukan tinggi, memiliki gaji yang besar, tidak
jarang menjerumuskan manusia untuk saling fitnah dan adu domba.
Sifat ini teramat sangat berbahaya, karena akan merusak tatanan
ukhuwah dalam dunia kerja. Di samping itu, sifat sangat dimurkai oleh
Allah serta dibenci Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits rasulullah
bersabda :



Dari Hudzaifah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersbada, Tidak
akan masuk surga sesroang yang suka mengadu domba. HR Bukhari
Muslim)
201
6

21

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

Masih banyak sesungguhnya sifat-sifat lain yang perlu dihindari.


Namun setidaknya kelima ranjau berbahaya tadi, dapat menggugah kita
untuk menjauhi segala ranjau-ranjau berbahaya lainnya khususnya
dalam kehidupan dunia kerja. Jadi, sekarang bekerjalah dengan niat
ikhlas, hiasi dengan sifat-sifat positif dan songsonglah hari esok dengan
penuh kegemilangan serta keridhaan dari Allah SWT.

C.4 Penelitian Fenomena Etos Kerja


Penelitian / Analisis sebagai perwujudan realitas etos kerja muslim
dalam pembahasan kali ini akan di ungkap beberapa contoh perilaku
karyawan di tempat kerja, bagaimana keseharian dalam menjalankan
perkerjaannya, dan di harapkan dengan penelitian ini dapat
memberikan kategori etos kerja yang baik maupun etos kerja yang
kurang baik berdasarkan Etikan dan Ranjau Ranjau Perilaku
Dalam Berkerja.
Sebagai contoh kasus akan di bahas realisasi etos kerja muslim di
perusahaan swasta PT Binatama Akrindo untuk di jadikan salah satu
tolak ukur.

201
6

22

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

PT Binatama Akrindo adalah perusahaan swasta yang bergerak


di bidang Konstruksi ( Shell and Spatial Structure ). Beralamatkan di Jl
Haji Saitam No 77, Gunung Putri, Cibinong, Bogor. PT Binatama
Akrindo memiliki beberapa karyawan yang menduduki dalam berbagai
jenjang. Bagi PT Binatama Akrindo permasalahan etos kerja yang baik
menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan sebagai leader
perusahaan yang bergerak di bidang Konstruksi ( Shell and Spatial
Structure ) yang mampu bersaing di lingkup nasional maupun
internasional. Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada PT
Binatama Akrindo, diantaranya : Masih banyaknya keluhan dari pihak
internal ( Top Management ) terhadap etos kerja dan kualitas sumber
daya karyawan yang di sebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah kurangnya penerapan etika kerja ataupun ketaatan dalam
menjalankan perintah agama. Dalam mengungkap permasalahan yang
terjadi, maka pada kesempatan kali ini akan di bahas tentang kaitan
dari ketaatan agama terhadap etos kerja.
C.4.1 Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian suvei
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menuntut ketelitian,
ketekunan dan sikap kritis dalam menjaring data sumbernya, sehingga
dapat di tentukan pendekatan statistik yang akan di gunakan sebagai
pengolah data yang pada gilirannya hasil analitis dapat dipercaya
(

reliabilitan

dan

validitas),

dengan

demikian

mudah

untuk

digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang di hasilkan dapat


dijadikan rujukan yang cukup akurat. Sugiyono (2009:12-13) penelitian
201
6

23

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

kuantitatif di dasarkan kepada paradigma positivism berdasarkan pada


asumsi mengenai objek empiris, asumsi tersebut adalah :
1. Objek/fenomena dapat di klasifikasikan menurut sifat, jenis,
struktur, bentuk, warnadan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini
maka penelitian dapat memilih variable tertentu sebagai objek
penelitian.
2. Determinisme (hubungan sebab akibat), asumsi ini menyatakan
bahwa setiap gejala ada penyebabnya, seperti orang malas
berkerja tentu ada penyebabnya.
Berdasarkan kedua asumsi di atas, maka penelitian dapat memilih
variabel yang diteliti dan menghubungkan variabel satu dengan yang
lainnya.

C.4.2 Populasi
Pengertian populasi yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:6)
bahwa populasi adalah: Wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

201
6

24

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

Berdasarkan pengertian populasi tersebut, Populasi dalam


penelitian ini di PT Binatama Akrindo terdapat 120 karyawan yang
terdiri 8 sektor, tergolong dalam beberapa kategori dari Top
Management, Middle Management, maupun Low Management.

Tabel 1.1 (Populasi Karyawan PT Binatama


Akrindo )

C.4.3 Design Penelitian


Design penelitian menggambarkan hubungan kausal variabel
sebagai dasar pengelompokan kategori Baik ( mengikuti etika kerja),
Berkerja Ikhlas Karena Allah

dan Tidak Baik ( tidak mengikuti etika kerja ).

Itqon, Tekun dan SungguhSungguh


Jujur dan Amanah

201
6

25

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Menjaga Etika Sebagai Seorang


Muslim
Tidak Melanggar Prinsip-Prinsip
Syariah
MenghindariMercubuana
Syubhat
Universitas
Slametirwanto8@gmail.com
Menjaga Ukhuwah Islamiyah

KerjaBai
k

Diagam 1.1 (Kategori Pengelompokan Kerja


Baik/Sesuai Etika )

Hasad ( Dengki )

Kerja
Tidak
Baik

Saling Bermusuhan
Berprasangka Buruk
Sombong
Namimah ( Mengadu
Domba )

Diagam 1.2 (Kategori Pengelompokan Kerja Tidak


Baik/ Tidak Sesuai Etika )
C.4.4 Analisis Data Penelitian

201
6

26

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

Tabel 1.2 (Kategori Grade Bobot Respondens )

Tabel 1.3 (Realisasi Tindakan Kerja Karyawan )


Interpretasi Hasi Analisis :
1. Kurangnya

rasa

ikhlas

berkerja

karena

Allah.

(banyaknya karyawan yang merasa upah yang di


dapatkan tidak sesuai).
2. Kurangnya kejujuran dan profesionalisme dalam
berkerja (berkerja giat saat ada atasan, dan
kurang giat ketika tidak ada atasan).
3. Tingginya angka kesombongan dan kurang peduli
terhadap

sesama.

mana

atasan,

mana

bawahan ).
4. Tingginya rasa iri dan dengki terhadap prestasi
rekan kerja.
5. Banyaknya permusuhan dan sikap namimah hanya
untuk mendapatkan jabatan/sesuatu dari atasan.

D. PENUTUP
D.1 Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan dari dasar teori mulai dari akhlak
manusia menurut Islam, etos kerja maupun fenomena etos kerja muslim
201
6

27

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

dapat di tarik benang merah bahwa seseorang / individu harus


memperhatikan adanya keterkaitan terhadap Allah. Sehingga menuntut
individu untuk bersikap cermat dan bersungguh-sungguh dalam
berkerja, berusaha keras memperoleh keridhaan Allah, berusaha dengan
cara halal dalam seluruh jenis perkerjaan, tidak melakukan perkerjaan
yang mendurhakai Allah yang ada kaitannya dengan hal hal yang di
haramkan Allah, profesionalisme dalam berkerja, serta menjaga
keperdulian terhadap sesama.
Seseorang / individu akan di katakan memiliki etos kerja yang
baik jika dapat memaknai hakekat dan etika berkerja dengan mengikuti
syariah yang berlandaskan Al-Quran dan Hadits.
Dengan memiliki etos kerja yang berlandaskan AlQuran dan Hadits, maka bukan hanya kesuksesan di dunia
saja yang akan kita di hasilkan, tetapi kita akan
mendapatkan

cinta

Allah,

serta

berbagai

amalan

maupun kebaikan yang merujuk ke akhirat.


Semoga tulisan atau makalah yang di buat dapat
menambah

wawasan

dan

pengetahuan,

serta

bisa

memotivasi kita dalam meningkatkan etos kerja. Pesan


penulis Rujuklah semua tindakan dengan dasar AlQuran dan Hadist, karena kedua sumber itu adalah
sebaik-baiknya sumber, Allah mencintai manusia yang
mau belajar dan berusaha.

E. Daftar Pustaka
201
6

28

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

[-]. Haqiq 54.


[-]. QS. Ali Imran:164 , ash-Shaffat (37): 159-160, asy-Syura (42): 5,
ar-Raad (13):13, al-Isra (17):44, QS al-Baqarah [2]:263, QS alHujurat [49]:2, QS an-Nur [24] 63, (QS an-Nur [24]:27 dan 58, QS
an-Nisa [4]: 86, QS al-Baqarah [2]: 83, QS al-Ahzab [33]: 70, (QS
Ali Imran [3]: 134-135, QS al-Hasyr [59]: 9, al-Anam (6): 38, QS alHasyr [59]: 5, QS at-Takatsur (102): 8, al-Ahqaf (46): 3, (QS azZukhruf [43]: 13, Ali-imran (3): 159, al-Hujurt (49): 12,
(QS. 47 :33)., Al-Kf 2/99.
[-]. Hadits ra
[-]. Bihr al-Anwr 69/375.
[-]. Mustadrak al-Wasil, 11/187.
[-]. Ibid.
[-]. Misykt al-Anwr,
[-]. Unisba.ac.id
[-]. Artike Rikza Maulan,Lc,M.Ag
[-]. Berbagai artikel dari google.com

201
6

29

Realisasi Etos Kerja


Muslim

41115320059

Universitas Mercubuana
Slametirwanto8@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai